• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2013

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010

TENTANG PAJAK DAERAH

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2013

(2)

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

NOMOR TAHUN 2009

PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2013

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010

TENTANG PAJAK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMEDANG,

Menimbang : a. bahwa kebijakan pajak daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan, peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan memperhatikan potensi daerah; b. c. Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.

(3)

30. 31.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN SUMEDANG dan

BUPATI SUMEDANG MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH.

Pasal 1

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2010 Nomor 8), diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 13 ayat (3) diubah, sehingga Pasal 13 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 13

(1) Dengan nama Pajak Hiburan dipungut pajak atas setiap penyelenggaraan hiburan.

(2) Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran.

(3) Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. tontonan film;

b. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana;

c. kontes kecantikan, binaraga dan sejenisnya;

d. pameran; e. karaoke;

f. sirkus, akrobat,dan sulap; g. permainan bilyar, dan bowling;

h. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan;

9 i. refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran

(fitness center); dan j. pertandingan olah raga.

(4) Tidak termasuk objek pajak hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut bayaran, seperti hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan, upacara adat, kegiatan keagamaan dan hiburan kesenian rakyat/tradisional.

2. Ketentuan Pasal 35 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 35 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 35

(1) Dengan nama Pajak Penerangan Jalan dipungut pajak atas setiap penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

(2) Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.

(3) Listrik yang dihasilkan sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi seluruh pembangkit

(4)

listrik.

(4) Dikecualikan dari Objek Pajak Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) adalah:

a. penggunaan tenaga listrik oleh intansi pemerintah dan pemerintah daerah;

b. penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan asing dengan asas timbal balik; dan c. penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri

dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari intansi teknis terkait.

10 3. Ketentuan Pasal 40 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 40

berbunyi sebagai berikut:.

Pasal 40

(1) Dengan nama Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan dipungut pajak atas setiap kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

(2) Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang meliputi:

a. Asbes; b. Batu Tulis;

c. Batu setengah permata;

d. Batu Kapur; e. Batu Apung; f. Batu Permata; g. Bentonit; h. Dolomit; i. Feldspart;

j. Garam Batu ( Halite); k. Grafit; l. Granit/ Andesit; m. Gips; 11 n. Kalsit; o. Kaolin; p. Leusit; q. Magnesit; r. Mika; s. Marmer; t. Nitrat; u. Opsidien;

(5)

v. Oker;

w. Pasir dan Kerikil; x. Pasir Kuarsa; y. Perlit,

z. Phospat; aa. Talk;

bb. Tanah Serap (Fuller Earth); cc. Tanah Diatome;

dd. Tanah Liat; ee. Tawas (Alum); ff. Tras; gg. Yarosif; 12 hh. Zeolit: ii. Basal; jj. Trakkit; dan

kk. Mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang– undangan.

(3) Dikecualikan dari objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang nyata-nyata tidak dimanfaatkan secara komersial, seperti kegiatan pengambilan tanah untuk keperluan rumah tangga, pemancangan tiang listrik/telepon, penanaman kabel listrik/telepon, penanaman pipa air/gas; dan

b. kegiatan pengambilan mineral logam dan bukan logam dan batuan yang merupakan ikutan dari kegiatan pertambangan lainnya, yang tidak dimanfaatkan secara komersial.

4. Ketentuan Pasal 45 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 45 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 45

(1) Dengan nama Pajak Parkir dipungut pajak atas setiap penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

(2) Objek pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.

(3) Tidak termasuk objek pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. penyelenggaraan tempat parkir oleh pemerintah dan pemerintah daerah;

b. penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya digunakan untuk karyawannya sendiri;

(6)

c. penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan negara asing dengan asas timbal balik; dan

d. penyelenggaraan tempat parkir oleh sarana peribadatan.

5.

BAB II TUJUAN

Pasal 2

Penyertaan modal dalam bentuk tanah dan bangunan milik Pemerintah Daerah pada PD. BPR bertujuan untuk: a. mengembangkan dan meningkatkan kinerja PD. BPR;

dan

b. mengoptimalkan barang milik daerah. BAB III

PENYERTAAN MODAL DALAM BENTUK TANAH DAN BANGUNAN

Pasal 3

(1) Penyertaan modal dalam bentuk tanah dan bangunan yang akan disertakan terletak di Jalan Mayor Abdurachman Nomor 78, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

13 (2) Nilai pasar dari aktiva tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Rp. 3.012.700.000 (tiga milyar dua belas juta tujuh ratus ribu rupiah) yang terdiri atas:

a. luas tanah 962 m2 yaitu senilai Rp.

2.789.800.000,00 (dua milyar tujuh ratus delapan puluh sembilan juta delapan ratus ribu

rupiah);

b. luas bangunan 562 m2 yaitu senilai Rp.

205.316.000,00 (dua ratus lima juta tiga ratus enam belas ribu rupiah); dan

c. sarana pelengkapan yaitu senilai Rp. 17.600.000,00 (tujuh belas juta enam ratus ribu rupiah).

BAB IV SUMBER MODAL

Pasal 4

Penyertaan modal dalam bentuk tanah dan bangunan kepada PD. BPR merupakan tanah dan bangunan yang dihapuskan dalam daftar barang milik daerah.

BAB V

PELAKSANAAN PENYERTAAN MODAL TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Pasal 5

(1) Setelah Peraturan Daerah ditetapkan, selanjutnya dilakukan penyerahan barang dengan Berita Acara Serah Terima kepada PD. BPR selaku salah satu badan usaha milik daerah.

(2) Pelaksanaan penyertaan modal berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN Pasal 6

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan penyertaan modal daerah.

(7)

14 (2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati dibantu oleh Dewan Pengawas dan satuan kerja perangkat daerah yang membidangi.

(3) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan fungsional Inspektorat Kabupaten melaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap PD. BPR.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang.

Ditetapkan di Sumedang pada tanggal 13 Agustus 2013

BUPATI SUMEDANG,

DON MURDONO Diundangkan di Sumedang

pada tanggal 13 Agustus 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG,

ATJE ARIFIN ABDULLAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2012 NOMOR 7

1 PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 ………

TENTANG

PENYERTAAN MODAL DALAM BENTUK TANAH DAN BANGUNAN

MILIK PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG KEPADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

SUMEDANG

I. UMUM

Bank Perkreditan Rakyat Sumedang sebagai lembaga keuangan yang menyelenggarakan usaha daerah, menyediakan kemanfaatan dan pelayanan pada masyarakat untuk mendorong pertumbuhan perekonomian daerah sesuai dengan prinsip tata kelola

(8)

yang baik.

Dalam rangka menggerakan, mendorong pertumbuhan perekonomian daerah dan memajukan perusahaan daerah, pemerintah daerah mempunyai kewajiban mengatur kebijakan modal yang akan ditempatkan pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Sumedang kepada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sumedang.

Kewajiban pemerintah daerah untuk menempatkan modal yang disetor berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Sumedang kepada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sumedang

2 ditetapkan sebesar Rp.25.000.000.000,00 (dua puluh lima milyar rupiah) yang sampai dengan tahun 2012, penyertaan modal yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, baru sebesar Rp.8.762.734.646,65 (delapan milyar tujuh ratus enam puluh dua juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu enam ratus empat puluh enam koma enam puluh lima rupiah).

Untuk menambahkan modal yang akan ditempatkan pada PD.BPR, pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Sumedang kepada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sumedang, akan menyertakan modal dalam bentuk barang daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Dalam Bentuk Tanah dan Bangunan Milik Pemerintah Kabupaten Sumedang kepada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sumedang, yang didalamnya mengatur mengenai: a. tujuan;

b. penyertaan modal dalam bentuk tanah dan bangunan;

c. sumber modal;

d. pelaksanaan penyertaan modal tanah dan/atau bangunan; dan

e. pembinaan dan pengendalian.

(9)

3 II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan berbagai perubahan-perubahan positif yang terjadi selama proses belajar mengajar dari siklus pertama hingga siklus ketiga, maka guru dan observer

Meningkatkan kapasitas embung dengan menaikan tinggi bendung tanpa galian akan membahayakan karena terdapat 2 buah jembatan di atas embung yang bisa saja tergenang, namun

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi sumber daya alam dalam mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia baik yang sudah ada maupun yang masih tersembunyi

Model Thiagarajan (dalam Hobri, 2010:12) terdiri dari empat tahap yang dikenal dengan model four-D Model yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan

Suaranya pak suaranya jangan di-mute.. Pergeseran anggaran, maaf Pak Iwan karena di sini ada dua mic ya, satu mic di laptop, satu mic di rapat ruang rapat. Minta maaf

Penulis melakukan penelitian pada bulan September hingga Desember 2014, dibidang Histologi Veteriner dengan Judul “GAMBARAN HISTOPATOLOGI RUMEN SAPI BALI YANG TERDAPAT

Naskah Skripsi dengan Judul: Pengaruh Penggunaan Tepung Beras dan Tepung Tapioka dalam Berbagai Konsentrasi Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Flake

“Ya Allah ..waktu mana kami kecil2..ayah kami mandikan kami dgn penuh kasih sayang dgn penuh kelembutan…jadi kami mandikan jenazah ayah kami ini maka Kau ampunkan dosanya