• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosialita. Sarno - Perekayasa Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Lapan atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sosialita. Sarno - Perekayasa Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Lapan atau"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANTAUAN BUMI NASIONAL:

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG MITIGASI KEBENCANAAN, PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

BERBASIS PEMETAAN PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH DI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

Sarno - Perekayasa Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Lapan e-mail: onitsar@gmail.com atau onitsar@yahoo.com

Pendahuluan

Bangsa Indonesia ditakdirkan mendapat anugerah kekayaan sumberdaya alam yang melimpah. Namun tata kelola ruang kebumian yang mencakup pengelolaan sumberdaya alam, pelestarian lingkungan dan mitigasi kebencanaan belum memadai. Contoh, pengelolaan sumberdaya alam yang tidak ramah lingkungan bisa mengakibatkan semakin berkurangnya luasan tutupan hutan, degradasi lahan daerah aliran sungai, penurunan kualitas air dan pencemaran lingkungan yang pada akhirnya dapat mendatangkan berbagai bencana.

Solusi masalah ruang kebumian Bangsa Indonesia tersebut membutuhkan teknologi tinggi dan ragam informasi sebagai dasar untuk penentuan metode, pengambilan keputusan dan langkah-langkah strategis yang harus diambil. Dengan manajemen tata kelola yang mumpuni, maka pengelolaan sumberdaya alam, pemantauan kondisi lingkungan dan mitigasi kebencanaan dapat dilakukan secara periodik, tepat dan akurat.

Penginderaan jauh (remote sensing) merupakan teknologi keantariksaan yang dapat mendukung pengelolaan sumberdaya alam, pelestarian lingkungan dan mitigasi kebencanaan. Teknologi penginderaan jauh mampu memberi cakupan pengamatan permukaan bumi relatif luas, informasi aktual, waktu perolehan cepat, dan data historis cukup baik. Satelit sebagai wahana penginderaan jauh mempunyai resolusi spasial hinggan 0,5 m dan mampu mengidentifikasi objek berukuran 0,5 X 0,5 m. Satelit dengan resolusi spasial rendah digunakan untuk pemantauan skala Nasional dan merekam data sekali sehari. Sedangkan satelit pengamatan lingkungan dan cuaca dapat merekam data dan diterima setiap setengah jam (LAPAN - pusfatja.lapan.go.id, 2014). Penginderaan Jauh

Dalam rangka menumbuh kembang-kan penguasaan teknologi dan

pemanfaatan penginderapemanfaatan jauh, pada tahun 1967 -1970 di Jakarta Lapan mencanangkan program pembangunan Stasiun Bumi Satelit Lingkungan dan Cuaca (SBSLC). Program tersebut untuk menjawab program satelit lingkungan Amerika, yang dalam kurun waktu tahun 1960 - 1965 mengorbitkan 10 kali Television Infrared Observation Satellite (TIROS). Pada tahun 1978 dikenal sebagai satelit National Oceanic Atmospheric Administrations (NOAA).

Pada tahun 1984, Lapan mengembangkan stasiun bumi satelit sumberdaya alam (SBSSDA) untuk menerima data satelit Landsat. Stasiun bumi SBSLC dan SBSSDA dikembangkan untuk menerima data dari satelit-satelit generasi baru dengan berbagai keunggulan. Dari tahun 1990 hingga 2013, Lapan menerima, merekam dan memanfaatkan data satelit penginderaan jauh Landsat-5, 7, SPOT 2,3, ERS-1 dan JERS-1.

Pada tahun 2013, Lapan meningkatkan kapasitas stasiun bumi dan menerima data satelit resolusi rendah, menengah dan tinggi (seperti: MTSAT, NOAA, Terra/Aqua, NPP, Feng Yung, Metop, Landsat-7, LDCM, SPOT-5, dan SPOT-6) untuk cakupan seluruh wilayah Indonesia melalui stasiun bumi satelit penginderaan jauh Pare-pare, Pekayon dan Rumpin. Pengalaman panjang dalam pengoperasian stasiun bumi, telah menambah kemampuan penguasaan teknologi stasiun bumi dan pengoperasiannya. Kemandirian tersebut menjadi bekal dalam pengembangan sistem stasiun bumi dan menjamin ketersediaan data yang diperlukan untuk berbagai sektor-sektor pembangunan .

Walaupun pengalaman cukup banyak, namun Lapan terus meningkatkan kemampuan SDM dan infrasturktur untuk memenuhi tuntutan dari pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi dan dunia usaha yang semakin meningkat. Lapan sebagai bank data harus menyediakan data satelit resolusi tinggi untuk seluruh kementerian, lembaga dan pemerintah daerah. Lapan juga

Sosialita

(2)

harus menyediakan metode standar pengolahan data satelit yang dapat digunakan oleh pengguna. Pembangunan dan pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) oleh Lapan untuk menjamin kontinuitas ketersediaan informasi yang dibutuhkan pengguna. Infrastruktur SPBN dapat mendukung operasi Regional Support Office (RSO) dan United Nations Space based Information for Disaster Emergency and Reduction (UNSPIDER) sesuai nota kesepahaman ditandatangani 19 Februari 2013.

Proyek Pemantauan Bumi

Inisiasi Program Pemantauan Bumi dilakukan tahun 1990, dengan kegiatan pemantauan liputan awan, titik api kebakaran hutan/lahan, tingkat kekeringan lahan, dan penutup/ penggunaan lahan.

Pengalaman dan peran yang telah dicapai Lapan dalam pengembangan teknologi penginderaan jauh dan pemanfaatannya di Indonesia cukup banyak. Dewasa ini pemanfaatan data penginderaan jauh telah merambah keberbagai sektor pembangunan nasional.

Peta Jalan Pemantauan Bumi Nasional

Pengembangan Program Pemantauan Bumi lebih komprehensif dengan mempertimbangkan aspek penelitian, pengembangan, perekayasaan (litbangyasa) dan hasil, skemanya ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Balai Penginderaan Jauh Stasiun Bumi Satelit dan Ruang Kontrol yang berada di Pekayon. (LAPAN -pusfatja.lapan.go.id, 2014).

Contoh keluaran Program Pemantauan Bumi Nasional Tahun 1990 (Lapan-Pusfatja, 2014)

(3)

Master Plan pengembangan SPBN diawali tahun 2011 melalui kegiatan program Riset Insensif Kedirgantaraan (RIK) Lapan. Konsep SPBN adalah sistem informasi spasial dinamis yang terdiri atas sub Sistem Informasi Mitigasi Bencana (SIMBA) dan sub Sistem Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SISDAL).

SPBN juga menerima masukan informasi baru hasil litbangyasa penginderaan jauh meliputi bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana (LMB), Sumber Daya Wilayah Darat (SDWD), Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut (SDWPL). Informasi baru tersebut diintegrasikan dan ditransformasikan menjadi informasi spasial oleh bidang Produksi Informasi (PROINFO). Melalui SISDAL informasi digunakan untuk pengelolaan sumber daya alam dan pemantauan lingkungan. Melalui SIMBA informasi spasial digunakan untuk mitigasi kebencanaan, seperti gambar di bawah ini.

Skema Sistem Pemantauan Bumi Nasional (LAPAN – Pusfatja, 2011)

Perancangan konseptual dan implementasi SPBN (LAPAN – Pusfatja, 2014)

(4)

spasial dinamis pada dasarnya merevolusi cara menyajikan informasi pemanfataan penginderaan jauh. Dengan personal komputer pengguna dapat menyajikan muatan informasi menggunakan media web map dan menemukan hubungan informasi. Alamat situs SPBN Pusfatja adalah http:// pusfatja.lapan.go.id. SPBN dapat diakses menggunakan media web, intranet atau internet dengan mudah dan interaktif. Dimungkinkan pengguna mengakses, menyajikan, memvisualisasikan dan berinteraksi dengan muatan informasi spasial dinamis SPBN.

Informasi dari SPBN

Informasi baru hasil kegiatan litbangyasa penginderaan jauh diintegrasikan ke dalam SPBN yang beroperasi 24 jam.

Melalui layanan Situs Web Resmi Pusfatja, informasi yang telah diintegrasikan dapat diakses dan digunakan oleh pemerintah dan masyarakat umum.

Informasi tersebut dapat diakses dan digunakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat umum melalui layanan aplikasi Geospasial Web Services. SPBN mampu memberi kemudahan akses dan dukungan untuk identifikasi, pengumpulan, analisis, penyebaran informasi bagi pengguna. Sistem Pemantauan Bumi Nasional

Komponen sistem informasi spasial dinamis SPBN adalah Situs Web Pusfatja, Sistem Layanan dan Pemetaan Web yang implementasinya menggunakan perangkat lunak Contents Management System (CMS) WorPress. Sedangan aplikasi Pemetaan Web menggunakan UMN Mapserver dengan antarmuka framework pMapprer berbasis bahasa pemrograman PHP/MapSript.

SPBN Operasional

Integrasi teknologi situs dan pemetaan web dengan muatan informasi

Halaman utama sistem informasi spasial dinamis SPBN (LAPAN – pusfatja.lapan.go.id, 2014)

(5)

a) Informasi Tutupan Hutan dan Perubahannya Di Indonesia

Indonesia National Carbon Accounting System (INCAS) telah memetakan lahan hutan Indonesia dalam kurun waktu tahun 2000 -2012. Informasi tutupan hutan dan perubahannya yang telah diintegrasi-kan ke SPBN ditampildiintegrasi-kan pada gambar kanan.

Gambar Informasi Tutupan Hutan dan Perubahannya (Situs Web SPBN)

b) Informasi Titik Panas dan Kebakaran Lahan/Hutan Keberadaan titik api di seluruh Indonesia diiformasikan secara harian melalui Situs Web dan Pemetaan Web. Tampilan informasi Titik Panas dalam SPBN seperti gambar berikut.

Gambar kanan: Informasi Tutupan Hutan dan Perubahannya (Pemetaan Web SPBN)

(LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Informasi Titik Panas (Situs Web SPBN), (LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

(6)

d). Fase Pertumbuhan Padi

Pemantauan dilakukan setiap 8 hari sekali, tampilan informasinya seperti gambar berikut. Gambar kanan: Informasi Fase Pertumbuhan Padi (Situs Web SPBN)

c). Zona Potensi Penangkapan Ikan Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) disajikan secara harian dan keluaran direkap bulanan. Tampilan dalam SPBN dseperti gambar berikut.

Gambar kiri: Informasi ZPPI (Situs Web SPBN). (LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Fase Pertumbuhan Padi Jawa dan Bali (Pemetaan Web SPBN), (LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

(7)

e) . Sumberdaya Air Danau

Pemantauan dilakukan setiap 3 - 6 bulan sekali, dan tampilan informasinya seperti gambar berikut.

Gambar kiri: Informasi Pemantauan Danau (Situs Web SPBN)

Informasi Danau kerinci (Pemetaan Web SPBN), (LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

f). Mangrove

Pemantauan mangrove dibutuhkan untuk penghitungan biomasa, tampilan informasinya seperti gambar berikut.

Gambar kanan: Informasi Kerapatan Mangrove (Situs Web SPBN)

Informasi Kerapatan Mangrove (Pemetaan Web SPBN)

(8)

digunakan dan diakses melalui situs Pusfatja, http://pusfatja.lapan.go.id. SPBN memberi kemudahan bagi pengguna untuk pembangunan di berbagai sektor. Pengembangan terus berlanjut dan akan diperkaya muatan tematik, cakupan wilayah dan layanan berbasis aplikasi Geospasial Web Services. Peningkatan kinerja dilakukan melalui litbangyasa, pelatihan SDM, dan kerjasama dengan pemerintah daerah.

Informasi Gunung Berapi (Pemetaan Web SPBN), (LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

g). Gunung Api

Peristiwa erupsi vulkanik yang intens menjadi pertimbangan LAPAN bahwa gunung berapi merupakan objek khusus yang perlu dipantau dari citra satelit. Tampilan informasi gunung berapi seperti gambar berikut.

Gambar kanan: Informasi Gunung Berapi (Situs Web SPBN), (LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)

Penutup

SPBN dibangun di Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan, guna menjaga kontinyuitas ketersidaan data pengideraan jauh untuk berbagai keperluan. Kontribusi nyata yang telah dilakukan adalah untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam, pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana. Banyak informasi dapat

Sosialita

Gambar

Gambar  Informasi  Tutupan  Hutan  dan  Perubahannya  (Situs  Web SPBN)
Gambar  kiri:  Informasi  ZPPI  (Situs  Web SPBN).  (LAPAN – pusfatja.lapan.go.id)
Gambar kiri:  Informasi Pemantauan Danau (Situs Web  SPBN)
Gambar  kanan:  Informasi  Gunung  Berapi (Situs  Web    SPBN),  (LAPAN  – pusfatja.lapan.go.id)

Referensi

Dokumen terkait

Menganalisis unsur kebahasaan teks editorial tiga atau empat dengan tepat. Menganalisis unsur kebahasaan teks editorial tiga tetapi kurang

Jika terjadi kehilangan yang disebabkan oleh kelalaian PENGGADUH dalam pengawasannya, hal itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab PENGGADUH sehingga PENGGADUH

Fungsi manajemen adalah proses pembagian tugas berdasarkan keahlian, kemampuan, keterampilan serta kompetensi dalam melaksanakan kegiatan atau fungsi

Hal tersebut dikarenakan pertanyaan-pertanyaan tersebut membutuhkan kemampuan untuk menganalisis teks bacaan, selain itu juga berkaitan erat dengan tingkat pemahaman

1 Bantuan Beasiswa Mahasiswa S1 kurang mampu

PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM.. Nomor Loan : IDB

kimiawi, daun bereaksi terhadap masing-masing pereaksi ( menghasilkan warna sesuai teori (+)).Dan untuk pengamatan makroskopik di dapatkan hasil  pengamatan, daun jati

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru dan siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa guru menilai adanya materi dalam proses belajar mengajar yang