BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang mnejadi rujukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama dan
Tahun Penelitian
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Ni Made Dwi Maharani Putri, I Made Jember (2016)
Pengaruh Modal Sendiri
dan Lokasi Usaha
Terhadap Pendapatan
Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) di
Kabupaten Tabanan
(Modal Pinjaman sebagai Variabel Intervening)
Modal Sendiri, dan Lokasi Usaha memiliki
pengaruh signifikan
dan positif terhadap pendapatan 2. I Gede Cahyadi Putra, I Ketut Sunarwijaya (2016)
Faktor Internal dan
Eksternal yang
Berpengaruh Pada
Pendapatan Pedagang
Pasar Seni Sukawati
Setelah Berkembangnya
Pasar Oleh-oleh Modern di Kabupaten Gianyar
Lokasi Usaha, dan
Modal Usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan pedangang di pasar seni Sukawati Kabupaten Gianyar. Sedangkan Lama
Usaha, dan Jam Kerja
tidak berpengaruh
terhadap tingkat
pendapatan pedangang di Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar. 3. Issabella Pratiwi Saragih, Drs. Syahrir Hakim
Analisis Pengaruh Modal
Sendiri dan Modal
Pinajman Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan Pengusaha
Modal Sendiri, dan Modal Pinjaman KUR memiliki pengaruh
positif terhadap
Nasution, M.Si (2015)
UMKM Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus : PT Bank SUMUT Cabang Balige) UMKM Kabupaten Toba Samosir 4. Komang Widya Nayaka, I Nengah Kartika (2018)
Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan
Pengusaha Industri
Sanggah di Kecamatan Mengwi
Modal, Tenaga Kerja dan Bahan Baku secara simultan dan parisal berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha industri sanggah di Kecamatan Mengwi 5. Rahmatia, Madris, Sri Undani Nurbayani (2018)
Pengaruh Modal Usaha, Tenaga Kerja dan Lama
Usaha Terhadap Laba
Usaha Mikro di Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan
Modal usaha
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap laba, tenaga
kerja berpengaruh
positif dan tidak
signifikan terhadap
laba, dan lama usaha
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap laba.
6 Setyaningsih
Sri Utami,
Edi Wibowo (2013)
Pengaruh Modal Kerja
terhadap pendapatan
dengan lama usaha sebagai variabel moderasi (survei
pada pedagang pasar
Klithikan Notoharjo
Surakarta)
Modal kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan,
lama usaha
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan,
lama usaha tidak
terbukti sebagai
variabel yang
mmeoderasi antara
modal kerja dengan pendapatan. 7 I Putu Danendra Putra, I Wayan Sudirman (2015)
Pengaruh modal dan
tenaga kerja terhadap
pendapatan dengan lama usaha sebagai variabel moderating
Secara simultan
modal, tenaga kerja,
lama usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Lama usaha merupakan variabel moderating dapat
memperkuat pengaruh antara modal terhadap pendapatan.
8 I Kadek
Sustiawan, Made Dwi (2016)
Pengaruh modal usaha dan
kredit usaha rakyat
terhadap pendapatan
produsen roti di Kota Denpasar dengan lama usaha sebagai variabel moderating
Hasil penelitian menyatakan modal secara simultan dan parsial, kredit usaha rakyat dan lama usaha berpengaruh
signifikan terhadap laba. Sedangkan long effort lama usaha merupakan variabel moderating yang memperkuat pengaruh modal dan kredit usaha rakyat terhadap pendapatan produsen roti di Denpasar.
Persamaan antara penelitian dahulu yang telah dilakukan yaitu variabel dependen yang digunakan yaitu pendapatan UMKM. Untuk variabel independen ada persamaan terletak pada variabel modal sendiri. Perbedaan dengan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu menggunakan tiga variabel independen, yaitu : modal sendiri, kredit usaha rakyat, dan jumlah tenaga kerja. Lokasi yang digunakan pada penelitian saat ini di Kabupaten Gresik.
B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan di dalam kamus manajemen merupakan uang yang diterima perorangan, organisasi lain dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, bunga, sewa , laba, ongkos serta komisi.
Dalam analisis Mikro Ekonomi, menurut Sadono
Sukirno (2002:391) pendapatan pengusaha merupakan
keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila berhubungan dengan aliran penghasilan pasar suatu periode tertentu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal) masing- masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga, secara berurutan.
Dalam analisis Ekonomi Makro menurut Mankiw (2007:17) pendapatan nasional dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB) dianggap sebagai ukuran terbaik dalam kinerja perekonomian. Ada dua cara dalam melihat statistik Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu dengan melihat Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai pendapatan total dari setiap orang didalam perekonomian dan sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian. Produk Domestik Bruto (PDB) dipakai
berhubungan dengan pendapatan agregat suatu negara disewa, upah, bunga, dan pembayaran, namun tidak termasuk pembayaran transfer (tunjangan pengangguran,, uang pensiun, dan lain sebagainya) (Roza Gustika, 2016).
b. Jenis-jenis Pendapatan
Menurut Kusnadi (2000:19) pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1) Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional merupakan pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dagang, produk dan jasa dalam waktu periode tertentu dengan rangkaian kegiatan utama yang mnejadikan tujuan utama di perusahaan dalam hubungan langsung dengan perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan operasional didapat dari dua sumber yaitu : a) Penjualan Kotor
Penjualan kotor merupakan penjualan sebagaimana yang telah tercantum pada faktur atau jumlah awal pembebanan sebelum dikurangi penjualan return serta potongan penjualan.
Penjualan bersih merupakan penjualan yang didapat dari penjualan kotor serta dikurangi return penjualan dan ditambah potongan penjualan lainnya.
2) Pendapatan Non Operasional
Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang didapatkan perusahaan dalam waktu periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan. Pendapatan non operasional didapatkan dari dua sumber yaitu :
a) Pendapatan Sewa
Pendapatan sewa merupakan sebuah pendapatan yang didapatkan perusahaan sebab sudah menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain.
b) Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga merupakan suatu pendapatan yang didapat atau diterima sebab telah meminjamkan uangnya kepadak pihak lainnya.
c. Sumber-sumber Pendapatan
Suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus mempunyai pendapatan yang memadai . pendapatan diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
Pendapatan yang didapatkan dari berbagai anggota atau pemilik saham (modal awal) atau semua anggota yang berhubungan dengan perusahaan itu sendiri.
2) Pendapatan Ekstern
Pendapatan yang didapatkan dari pihak luar yang berperan atau tidaknya dalam kelancaran kegiatan pemasaran. Pendapatan juga bisa bersumber dari bunga bank dan lainnya.
3) Hasil Usaha
Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil aktivitas atau kegiatan perusahaan seperti pendapatan jasa dari aktivitas yang dilakukan.
d. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan
Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, antara lain (Sukirno,2000):
1) Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output. Modal atau biaya adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar.
2) Kredit Usaha Rakyat digunakan untuk membantu meningkatkan jalannya usaha melalui pembiayaan.
3) Tenaga kerja bukan berarti jumlah pekerja yang terdapat dalam perekonomian. Akan tetapi tenaga kerja juga meliputi keahlian dan keterampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikan tenaga kerja dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
a) Tenaga kerja kasar merupakan tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah tingkat pendidikannya. b) Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang
memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja. c) Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang
memiliki pendidikan cukup dan ahli dalam bidang tertentu.
4) Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang sedang dijalani saat ini. Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha. Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin meningkatkan pengetahuan tentang selera atau perilaku konsumen.(Rosetyadi,2012)
e. Indikator Pendapatan
Indikator pendapatan anatara lain (Bramastuti,2009) : 1) Penghasilan yang diterima perbulan
2) Pekerjaan
3) Anggaran Biaya Sekolah
4) Beban Keluarga Yang Ditanggung 5) Perkembangan Usaha
2. Modal Sendiri
a. Pengertian Modal
Modal adalah kumpulan barang yang ada dalam perusahaan yang fungsinya produktifnya untuk mendapatkan pendapatan. Jadi yang dimaksud modal bukan hanya berbentuk uang tetapi juga termasuk aktiva yang ada di dalam perusahaan seperti mesin-mesin, kendaraan, bangunan, pabrik, bahan baku, dan lain-lain yang digunakan untuk menjalankan usahanya. Modal sendiri adalah modal yang merupakan sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari pemilik (Soemarso, 2004:15).
Dalam menggunakan modal sendiri ada kelebihan dan kekurangan yang akan dihadapi. Salah satu kelebihan dalam menggunakan modal sendiri yaitu jauh dari risiko kerugian karena tidak ada biaya beban kredit bunga yang menjadikan tanggung jawab perusahaan, tidak tergantung dari pihak lain, serta tidak ada keharusan untuk mengembalikkan modal. Namun
selain kelebihan diatas, ada beberapa kelemahan yang dari modal sendiri yaitu jumlah yang dibutuhkan sangat terbatas jika dibandingkan dengan menggunakan utang dari luar, kurangnya dorongan kerja karena tidak ada beban yang ditanggung oleh usaha. Hal ini akan mempengaruhi pendapatan usaha yang akan diperoleh dalam setiap periode tertentu.
b. Indikator Modal Sendiri
Indikator modal sendiri antara lain (Kartika, 2018): 1) Stuktur Permodalan
2) Pemanfaatan modal 3) Besaran modal
4) Keadaan usaha setelah penambahan 5) Hambatan untuk memperoleh modal
3. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
a. Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan bagian dari rancangan pemerintah yang ditunjukkan untuk mendukung pengembangan koperasi dan UKM yang layak usahanya untuk mendapatkan sarana kredit ataupun pembiayaan dari kreditur. Sasaran KUR adalah koperasi dan UKM yang membutuhkan pendanaan dan dinyatakan layak oleh lembaga keuangan, namun
belum memiliki jaminan cukup sesuai dengan ketentuan persyaratan pembiayaan.
Dalam dunia usaha, sumber permodalan yang digunakan sebagai keperluan operasional tidak terlepas dari pemanfaatan modal asing atau kredit. Menurut Kasmir (2013) mendefinisikan kredit sebagai pemberian modal yang disediakan oleh bank yang disarankan atas kesepakatan antara pihak pemberi modal dengan penerima modal dengan pengembalian uang pinjaman dalam jangka waktu tertentu atau dalam bentuk bagi hasil.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank (Roza Gustika, 2016).
Jangka waktu kredit terbagi menjadi tiga, yaitu : 1) Kredit jangka pendek, berjangka waktu setahun.
2) Kredit jangka menengah, berjangka waktu antara satu tahun sampai dengan tiga tahun.
3) Kredit jangka panjang, berjangka waktu lebih dari tiga tahun.
Tujuan dari program KUR adalah sebagai berikut :
1) Mempercepat pengembangan serta pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
2) Meningkatkan akses pembiayaan serta mengembangkan UMKM dan Koperasi kepada Lembaga Keuangan.
3) Sebagai upaya penaggulangan/pengentasan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja.
c. Sasaran Program KUR
Sasaran program KUR yaitu golongan masyarakat yang
sudah dilatih serta ditingkatkan kemampuan dan
kemandiriannya dari program sebelumnya. Harapannya supaya kelompok masyarakat tersebut dapat memanfaatkan oendanaan yang bersumber dari lembaga keuangan yang formal seperti Bank, Koperasi, Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) dan sebagainya. Dilihat dari sisi kelembagaan, maka sasaran dari KUR adalah UMKM.
d. Manfaat KUR
Bagi UMKM, manfaat KUR adalah untuk membantu pembiayaan yang dibutuhkan dalam mengembangkan usahanya. Sedangkan bagi pemerintah, manfaat KUR yaitu tercapainya pengembangan sektor rill serta pemberdayaan UMKM dalam
rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi.
e. Ketentuan KUR
Penyaluran KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang fasilitas peminjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah sebagai berikut: 1) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha produktif yang dianggap layak oleh bank (feasible) namun belum memenuhi persyaratan yang diminta oleh bank dengan ketentuan : a) Merupakan debitur yang belum pernah mendapatkan
kredit atau pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui sistem informasi.
b) Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota Kesepakatan Bersama Peminjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan sebelum addendum I (Tanggal 9 Oktober sampai dengan 14 Mei 2008), maka fasilitas penjaminan dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit progran lainnya.
c) Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dijanjikan antara Bank pelaksana dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bersangkutan.
2) KUR disalurkan kepada UMKM untuk modal kerja dan investasi dengan ketentuan :
a) Untuk kredit sampai dengan Rp. 5.000.000, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan uang dikenakan maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun. b) Untuk kredit diatas Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp.
500.000.000, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal 16% efektof pertahun.
3) Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
f. Indikator KUR
Indikator Kredit Usaha Rakyat sebagai berikut: 1) Review perkembangan usaha
2) Penggunaan kredit 3) Pemantauan asset debitur 4. Tenaga Kerja
Dalam ilmu ekonomi yang dimaksud tenaga kerja yaitu suatu alat kekuatan fisik serta otak amnusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dengan ditunjukkan pada usaha produksi. Sedangkan menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu menlakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas udia kerja yang berlkau di Indoensia adalah umur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja.
b. Indikator Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja (labour) merupakan sumber daya manusia yang dapat digunakan kemampuannya untuk proses produksi yang penting untuk diperhatikan dalam proses dengan jumlah cukup bukan hanya dilihat dari adanya tenaga kerja tetapi juga kualitas serta produktivitas tenaga kerja perlu diperhatikan
juga. Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan tenaga kerja yaitu sebagai berikut :
1) Ketersediaan tenaga kerja, ketersediaannya perlu cukkup memadai. Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dalam jumlah optimal.
2) Kualitas tenaga kerja, kemampuan menjadi bahan pertimbangan yang tidak boleh diremehkan. Sumber daya produksi memang dibutuhkan pada pekerjaan tertentu serta jumlah yang terbatas. Apabila dalam kualitas tenaga kerja tidak diperhatikan tidak menjadikan adanya keterlambatan produksi.
3) Jenis kelamin, akan menentukan jenis pekerjaan. Pekerja laki-laki akan mempunyai fungsi yang cukup terlihat berbeda dengan pekerja perempuan. Seperti pengangkutan, pengepakan dan sebagainya kecenderungan lebih tepat pada pekerja laki-laki dibandingkan dengan pekerja perempuan. Pekerja perempuan sering menangani masalah pekerjaan yang membutuhkan ketelatenan seperti proses pembuatan rokok.
4) Tenaga kerja yang bersifat temporer atau musiman dalam sektor pertanian. Keberadaan tenaga kerja musiman ini akan
menyebabkan tambahan jumlah tenaga kerja yang menganggur.
5) Upah tenaga kerja perempuan dan laki-laki berbeda. Perbedaan ini juga disebabkan oleh tingkat golongan, pendidikan, atau yang lainnya.
c. Klasifikasi Tenaga Kerja 1) Berdasarkan penduduknya
a) Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja. Menurut Undang- Undang tenaga kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
b) Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang tenaga kerja nO. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia dibawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun.
2) Berdasarkan batasan kerja a) Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15 – 64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b) Bukan Angkatan Kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya.
3) Berdasarkan Kualitasnya a) Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.
b) Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yanng memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Teanaga kerja terampil ini dibutuhkan
latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut.
c) Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja.
5. Lama Usaha
a. Pengertian Lama Usaha
Lama usaha adalah lamanya seorang pengusaha atau pedagang menjalankan usahanya. Lama pembukaan usaha bisa mempengaruhi tingkatan pendapatan karena lamanya seorang pelaku usaha maupun bisnis jika menekuni bidang usahanya dapat mempengaruhi produktivitasnya atau keahilannya, sehingga dapat menambah keberhasilan dan mampu mengurangi biaya produksi lebih kecil dari hasil penjualan. Selain itu, keterampilan berdagang semakin meningkat dan semakin banyak pula peluang bisnis ataupun pelanggan yang berhasil didapatkan. Semakinlama menekuni bidang perdagangan maka akan semakin meningkatkan pengetahuan tentang selera maupun sikap konsumen.
Teori mengenai lama usaha yang di kemukakan oleh Moenir A.S (2008:41) bahwa semakin lama seseorang dalam menekuni
pekerjaannya, maka semakin berpengalaman, matang dan
trampil dalam pekerjaan yang dipertanggungjawabkan
kepadanya. Lama usaha secara teoritis menunjukkan pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan. Anggapan yang digunakan adalah semakin lama usaha seseorang akan semakin tinggi pula produktivitas kerja seseorang dan hasil produksi yang memuaskan. Karena lama usaha serta tingkat pengetahuan yang lebih banyak memungkinkan seseorang tersebut lebih produktif bila dibandingkan dengan yang relatif kurang dalam lama usaha.
b. Hubungan antara lama usaha dengan pendapatan
Lama usaha pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan memberi pengaruh terhadap kemampuan profesionalnya. Semakin lama usaha pelaku usaha menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen. Semakin lama usaha, maka semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikirnya dan sikap dalan bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan. Semakin banyak pelanggan, maka semakin banyak pendapatan yang akan di dapat.
6. Usaha Mikro Kecil Menengah
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 mengartikan bahwa UMKM merupakan suatu usaha yang dimiliki perorangan atau sebuah lembaga usaha pribadi yang sifatnya produktif dan memenuhi kriteria sektor mikro dan sudah diatur dalam undang- undang. Sedangkan hasil Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 UMKM didefinisikan sebagai berikut :
1) Usaha Mikro
Diartikan sebagai usaha produktif yang dimiliki keluarga atau pribadi dengan berkedudukan sebagai WNI yang
mempunyai hasil penjualan paling tinggi Rp.
100.000.000 per tahun. Serta dapat mengajukan kredit di bank paling tinggi sebesar Rp. 50.000.000.
2) Usaha Kecil
Menurut Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1995, usaha kecil merupakan usaha produktif yang memiliki skala kecil dan kelompok usaha yang mayoritas adalah aktivitas usaha kecil serta memiliki kekayaan bersih sebanyak Rp. 200.000.000, tidak terhitung tanah dan bangunan untuk tempat usaha dan mempunyai hasil penjualan bersih paling banyak Rp. 1.000.000.000 pertahun. Serta bisa mendapatkan kredit dari Bank diatas Rp. 50.000.000 sampai Rp. 500.000.000.
3) Usaha Menengah
Menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 10 Tahun 1999, usaha menengah merupakan usaha yang kegiatan ekonominya sudah mulai besar bersifat produktif serta memenuhi kriteria harta bersih lebih dari Rp. 200.000.000, sampai Rp. 10.000.000.000, tidak terhitung tanah serta bangunan untuk tempat usaha.
Sedangkan definisi UMKM menurut Badan Pusat Statistik (BPS) lebih ditekankan pada kriteria jumlah tenaga kerja sebagai berikut :
a) Jenis usaha rumah tangga (mikro) adalah usaha yanng mempunyai 1-4 orang tenaga kerja.
b) Jenis usaha kecil merupakan usaha yang mempunyai 2-19 tenaga kerja.
c) Jenis usaha menengah merupakan usaha yang mempunyai 20-99 tenaga kerja.
b. Kelebihan dan Kekurangan UMKM
1) Kelebihan dalam UMKM sebagai berikut :
a) Pemilik usaha bebas dalam cara berusaha dan mengambil keputusan.
b) Pemilik usaha biasanya memiliki peran penting serta bergerak secara langsung di dalam menjalankan usahanya.
c) Usaha yang dijalankan sebenarnya sesuai untuk kebutuhan masyarakat sekitarnya.
2) Kekurangan dalam menjalankan UMKM sebagai berikut:
a) Kesulitan dalam mendorong usahanya dikarenakan jumlah modal yang dibutuhkan terbatas.
b) Sulit untuk mendapatkan karyawan dikarenakan jumlah gaji yang harus dibayarkan tidak begitu besar. c) Relatif lemah dalam pekerjaan. Pemiliki usaha UMKM biasanya tidak berjualan barang-baramh tertentu dengan tetap. Mereka juga bisa menjual barang yang berbeda sewaktu-waktu.
C. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan antara modal sendiri dengan pendapatan.
Modal merupakan sumber dalam menjalankan usaha. Melaului modal kebutuhan produksi akan dapat terpenuhi. Peningkatan pada modal akan memberi peningkatan terhadap pendapatan perusahaan, karena
perusahaan memiliki kesempatan untuk memperluas dan memperbesar kapasitas produksinya, yang kemudian secara otomatis akan memperbesar pendapatan (Mardiatmo, 2018).
2. Hubungan antara kredit usaha rakyat dengan pendapatan.
Semakin besar kredit usaha rakyat yang diberikan dapat digunakan untuk menambah modal usaha dan bertujuan untuk mengembangkan usahanya, maka pendapatan usaha yang didapatkan akan meningkat (Fitriyanto,2015).
3. Hubungan antara tenaga kerja dengan pendapatan.
Tenaga kerja dapat membantu dalam proses produksi maupun melayani konsumen seingga permintaan konsumen dapat terpenuhi. Jika permintaan konsumen dapat terpenuhi, maka pendapatan juga akan semakin meningkat. Semakin banyak tenaga kerja yang dimiliki maka dapat meningkatkan hasil produksi usaha mikro kecil menengah (Sumarsono, 2013).
4. Hubungan antara lama usaha dengan pendapatan
Lama usaha pelaku bisnis memenkuni bidang usahanya akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan profesionalnya. Semakin lama usaha beroperasi maka semakin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen. Apabila pelaku usaha
mengetahui selera ataupun kebutuhan konsumen dapat meningkatkan pendapatan usahanya (Asmie, 2008).
5. Hubungan antara lama usaha dengan modal sendiri
Modal merupakan faktor penentu produktivitas usaha. Jika modal tinggi dan produktivitas tinggi dengan diimbangi tingginya permintaan konsumen maka pendapatan akan maksimum. Tidak mudah untuk mendapatkan konsumen, semakin lama usaha, konsumen yang dimiliki cenderung semakin banyak, karena semakin lama usaha berjalan maka akan semakin dikenal usaha tersebut sehingga dengan diimbangi modal maka pendapatan dapat maksimum (Asmie, 2008).
6. Hubungan antara lama usaha dengan kredit usaha rakyat
Pemberian kredit usaha rakkyat dapat meningkatkan produksi usaha mikro kecil menengah. Selain itu, pengusaha dengan pengalaman dan lama usaha yang lebih banyak, secara tidak langsung akan mendapatkan jaringan atau koneksi yang luas yang berguna dalam memasarkan produknya. Dengan meningkatnya produksi usaha mikro kecil menengah maka pendapatan yang diterima oleh pelaku usaha mikro kecil menengah tersebut juga akan ikut meningkat (Firdausa, 2013).
Apabila banyak produk yang terjual sehingga dengan demikian pengusaha akan meningkatkan jumlah produksinya. Meningkatkan jumlah produksinya akan mengakibatkan meningkatnya tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga dengan demikian pendapatan juga akan meningkat (Sumarsono,2013).
D. Kerangka Pikir
Peningkatan pendapatan dapat dilakukan dengan memiliki modal yang cukup untuk di gunakan produksi, pinjaman dari kredit usaha rakyat untuk menambah jumlah produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan, selain itu dari banyaknya tenaga kerja yang dimiliki untuk memproduksi sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi.
Gambar 1.1 : Kerangka Pikir
E. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Modal Sendiri terhadap Pendapatan UMKM
Menurut Mardiyatmo (2008) menyatakan bahwa modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri. Semakin besar modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri. Semakin besar modal sendiri yang digunakan uantuk keperluan proses
37 Lama Usaha (Z) Modal Sendiri (X1) H5 H6 H7 H1 Kredit Usaha Rakyat (X2) H2 Pendapatan (Y) Tenaga Kerja (X3) H3 H4
produksi, maka barang yang diproduksi akan semakin meningkat sehingga pendapatan yang diperoleh akan semakin meningkat.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ni Made Dwi Maharani Putri, I Made Jember tentang pengaruh modal sendiri dan lokasi usaha terhadap pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Tabanan. Dalam penelitian ini, mendapatkan hasil bahwa modal sendiri, dan lokasi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Berdasarakan uraian tersebut maka dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Modal Sendiri berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM
2. Pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pendapatan UMKM Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan kredit maupun pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi dalam bentuk pemberian modal kerja serta investasi yang didukkung sarana penjaminan untuk usaha produktif (Menurut Fitriyanto,2015). Semakin besar KUR yang digunakan untuk menambah modal usaha dan bertujuan untuk mengembangkan usahanya, maka pendapatan usaha yang didapatkan akan semakin meningkat.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Isabella Pratiwi Saragih, Drs.Syharir Hakim Nasution,M.Si tentang Analisis pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman KUR terhadap pendapatan pengusaha UMKM Kabupaten Toba Samosir. Dalam penelitian ini, mendapatkan
hasil bahwa modal sendiri, dan KUR berpengaruh positif pendapatan. Berdasarakan uraian tersebut maka dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2: Kredit Usaha Rakyat (KUR) berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM
3. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pendapatan UMKM
Besarnya penempatan jumlah orang yang bekerja atau tingkat pekerjaan dipengaruhi oleh faktor penyediaan serta permintaan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh faktor penyediaan serta permintaan tenanga kerja dipengaruhi oleh tingkat pembayaran. Semakin banyak produk yang dihasilkan yang nantinya akan menyebabkan penambahan pendapatan bagi pengusaha dan pekerja (Sumarsono, 2013). Selain itu jika semakin meningkatkan hasil produksi dengan tujuan meningkatkan pendapatan maka tenaga kerja yang dibutuhkan juga semakin meningkat.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Komang Widya Nayaka, dan I Nengah Kartika tentang pengaruh modal, tenaga kerja dan bahan baku terhadap pendapatan pengusaha industri sanggah di Kecamatan Mengwi. Dalam penelitian ini, mendapatkan bukti bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara modal, tenaga kerja, dan bahan baku terhadap pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Jumlah Tenaga Kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan UMKM
4. Pengaruh Modal Sendiri, Kredit Usaha Rakyat, Tenaga Kerja secara simultan terhadap pendapatan usaha mikro kecil menengah
Modal sendiri yang digunakan untuk proses produksi semakin besar maka produk yang dihasilkan semakin banyak. produk yang dihasilkan semakin banyak maka pendpaatan usaha mikro kecil menengah akan meningkat. Semakin besar KUR yang digunakan untuk menambah modal usaha dan bertujuan untuk mengembangkan usahanya, maka pendapatan usaha yang didapatkan akan semakin meningkat. Besarnya penempatan jumlah orang yang bekerja atau tingkat pekerjaan dipengaruhi oleh faktor penyediaan serta permintaan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh faktor penyediaan serta permintaan tenanga kerja dipengaruhi oleh tingkat pembayaran. Semakin banyak produk yang dihasilkan yang nantinya akan menyebabkan penambahan pendapatan. Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Komang Widya Nayaka dan I Nengah Kartika tentang pengaruh modal, tenaga kerja dan bahan baku terhadap pendapatan pengusaha industri sanggah di kecamatan mengwi. Dalam penelitian ini menghasilkan bahwa modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha industri sanggah di kecamatan mengwi.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4: Modal Sendiri, Kredit Usaha Rakyat, Tenaga Kerja secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Gresik
5. Lama Usaha memoderasi pengaruh modal sendiri terhadap pendapatan UMKM
Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan suatu pengalaman berusaha. Karena pengusaha yang memiliki jam terbang tinggi di dalam usahanya akan memiliki pengalaman, pengetahuan, serta mampu mengambil keputusan dalam setiap kondisi dan keadaan. Selain itu, pengusaha dengan pengalaman dan lama usaha yang lebih banyak, secara tidak langsung akan mendapatkan jaringan atau koneksi yang luas yang berguna dalam memasarkan produknya. Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan semakin banyak relasi bisnis dan pelanggan sehingga dapat meningkatkan pendapatan (Asmie, 2008).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh I Putu Danendra Putra dan I Wayan Sudirman tentang pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap pendapatan dengan lama usaha sebagai variabel moderasi. Dalam penelitian ini, mendapatkan hasil bahwa lama usaha memperkuat pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap pendapatan. Berdasarakan uraian tersebut maka dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: H5: Lama usaha memperkuat pengaruh modal terhadap pendapatan UMKM.
6. Lama Usaha memoderasi pengaruh kredit usaha rakyat terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Gresik
Pemberian kredit usaha rakyat kepada pelaku usaha mikro kecil menengah yang sudah mendirikan usahanya sejak lama sangat berguna bagi pengembangan produksi. Semakin banyak produk yang di hasilkan maka semakin bertambah juga pendapatan yang akan diterima oleh pelaku usaha tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
H6: Lama Usaha memperkuat pengaruh Kredit Usaha Rakyat terhadap Pendapatan pada UMKM di Kabupaten Gresik
7. Lama Usaha memoderasi pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Gresik
Banyak produk yang terjual sehingga dengan demikian pengusaha akan meningkatkan jumlah produksinya. Meningkatkan jumlah produksinya akan mengakibatkan meningkatnya tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga dengan demikian pendapatan juga akan meningkat (Sumarsono,2013). Kemampuan professional pelaku bisnis akan ditentukan seberapa lama ia menekuni bidang usahanya (Tjiptoroso,1993).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh I Putu Danendra Putra dan I Wayan Sudirman tentang pengaruh modal dan tenaga kerja
terhadap pendapatan dengan lama usaha sebagai variabel moderasi. Dalam penelitian ini, mendapatkan hasil bahwa lama usaha memperkuat pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap pendapatan. Berdasarakan uraian tersebut maka dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: H7: Lama usaha memperkuat pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan
UMKM di Kabupaten Gresik.