RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
BOYOLALI
TAHUN 2016 – 2021
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI
Jl. Pandanaran No. 156 Boyolali Telp. 0276 321.009KATA PENGANTAR
Pembangunan kesehatan secara umum dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tercipta derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan pada pasal 272 ayat 1 Perangkat Daerah menyusun rencana strategis dengan berpedoman pada RPJMD, sedangkan pasal 2 mengamanatkan bahwa, Rencana strategis Perangkat Daerah memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 14 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016 – 2021, maka dokumen tersebut sebagai acuan seluruh Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra), sehingga Dinas Kesehatan dalam menyusun Rencana Strategis mengacu pada Visi misi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali tahun
2016-2021, yaitu Pro Investasi mewujudkan Boyolali yang Maju
dan Lebih Sejahtera. Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan selaras dengan Misi ke 4 (empat) Boyolali Sehat, Produktif dan Berdaya Saing.
Pentingnya peningkatan sarana dan prasarana, dan
kemudahan akses bagi pelayanan kesehatan akan memberikan opini yang semakin baik terhadap pelayanan kesehatan pemerintah yang belum sesuai dengan harapan, selain peran aktif masyarakat dan para pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan yang masih perlu ditingkatkan.
Program-program pembangunan kesehatan yang akan
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali,
diarahkan untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat di desa dan keterlibatan sektor swasta, peningkatan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kemudahan akses Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, diharapkan mampu menanggulangi faktor risiko masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, secara promotif dan preventif.
Kami senantiasa mengharap saran dan masukan guna perbaikan Renstra ini, sehingga bermanfaat tidak saja bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) serta pemerhati kesehatan secara umum, serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2016 – 2021. Akhirnya hanya kepada Allah SWT sajalah kita berlindung dan selalu memohon pertolongan. Semoga upaya kita bersama dalam mewujudkan kesehatan yang lebih baik di Kabupaten Boyolali mendapatkan ridhoNya. Amien.
Boyolali, 2016
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI
dr. RATRI S. SURVIVALINA, MPA Pembina
NIP. 19711009 200212 2 006 14 desember
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
SK KEPALA DINAS TENTANG RENSTRA iv
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………..……… 1
1.2. Landasan Hukum……….……… 2
1.3. Maksud dan tujuan ……….……….. 4
1.4. Sistimatika Penulisan Renstra Dinas Kesehatan ……….. 5
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan….……….. 7
2.2 Sumber Daya Organisasi ………. 10
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD………. 13
2.4 Analisis Pengelolaan Pendanaan ……… 21
2.5 Tantangan dan Peluang Pelayanan SKPD……… 23
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD ……… 26
3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Boyolali ……… 27
3.3 Telaah Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah ……… 28
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis..……… 31
BAB IV : VISI, MISI, SASARAN, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi Misi SKPD Dinas Kesehatan……… 32 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas
Kesehatan ………..……….. 34
4.3 Strategi dan Arah Kebijakan ………. 35
BAB V : RENCANA PROGRAM KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Program Kegiatan 2016-2021 ……… 40
5.2 Indikator Kinerja, Pendanaan Indikatif Program dan
Kegiatan………. 40
BAB VI : INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
6.1 Indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam RPJMD………. 54
BAB VII : PENUTUP ………... 60
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
1. GAMBAR 1. Hubungan antara Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 dengan dokumen perencanaan lainnya
………... 2
2. GAMBAR 2. Susunan Oragnisasi Dinas Kesehatan …... 9
3. TABEL 2.1 Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan, dan UPT………. 10
4. TABEL 2.2 Pegawai (PNS) berdasarkan Jenis dan Tingkat Pendidikan………. 11
5. TABEL 2.3 Pegawai (PNS/CPNS) Berdasarkan Jenis Golongan Ruang ………. 11
6. TABEL 2.4 Tenaga Kesehatan Berdasarkan Profesi di Puskesmas ………. 12
7. TABEL 2.5 Sarana dan Prasarana Kesehatan ……… 12
8. TABEL 2.6 Capaian Kinerja Pelayanan 2011-2015……….. 15
9. TABEL 2.7 Pembangunan/Rehabilitasi Puskesmas ……… 19
10. TABEL 2.8 Pembangunan/Rehab Pustu dan PKD……… 20
11. TABEL 2.9 Proporsi Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2011 – 2015 21 12. TABEL 2.10 Anggaran dan Realisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2011 – 2015 ………. 22
13. TABEL 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif ……….. 41 14. TABEL 6.1 Indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2016 –
DAFTAR LAMPIRAN
1. Bagan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan 2. Definisi Operasional Indikator
PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
DINAS KESEHATAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI
NOMOR / TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016-2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DINAS KESEHATAN,
Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2016, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2016-2021, maka dalam rangka pelaksanaannya Dinas Kesehatan wajib menyusun perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;
b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a diatas perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tentang Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021.
Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 42);
2. Undang–Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
8. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
9. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019;
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 15. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2010 Nomor.4);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 125);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 9);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 5 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kesehatan;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 15 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016, tanggal 29 Desember 2015 (Lembaran Daerah Tahun 2015 Nomor 15);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 16 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali;
23. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Tahun 2015 Nomor 47);
24. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 900/424 Tahun 2015 tentang Standart Satuan Biaya Perjalanan Dinas Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016; 25. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 900/425 Tahun
2015 tentang Standart Satuan Harga Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016;
26. Peraturan Bupati Boyolali nomor 14 Tahun 2016
tanggal 16 Agustus 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal I
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
2. Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
3. Rencana srategis yang selanjutnya disingkat RENSTRA adalah dokumen perencanaan srategis Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali yang disusun sesuai kondisi Dinas Kesehatan.
BAB II
KEDUDUKAN DAN FUNGSI Pasal 2
1. Renstra Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran visi, misi, srategis, kebijakan, progam dan kegiatan prioritas yang taktis dan srategis. 2. Renstra Tahun 2016-2021 merupakan tolok ukur penilaian kinerja Dinas
Kesehatan.
3. Renstra Tahun 2016-2021 merupakan landasan dalam melaksanakan kegiatan 5 (lima) tahun mendatang.
BAB III SISTEMATIKA
Pasal 3
Renstra Tahun 2016-2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan tujuan 1.3. Landasan Hukum
1.4. Sistimatika Renstra Dinas Kesehatan
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
2.2. Sumber Daya Organisasi 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
2.4. Tantangan dan Peluang Pelayanan SKPD
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Boyolali
3.3. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV : VISI, MISI, SASARAN, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
4.3. Strategi dan Arah Kebijakan
BAB V : RENCANA PROGRAM KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Program dan Kegiatan 2016-2021
5.2. Indikator Kinerja Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
5.3. Pendanaan Indikatif Program dan Kegiatan
BAB VI : INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
6.1 Indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam RPJMD
BAB VII : PENUTUP
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP Pasal 4
Penjabaran Renstra Tahun 2016-2021 sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, tersebut dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
Pasal 5
Pelaksanaan lebih lanjut Renstra Tahun 2016-2021 dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan.
Pasal 6
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut, sepanjang mengenai pelaksanaannya.
Pasal 7
Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Boyolali
Pada Tanggal 2016
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI
RATRI S. SURVIVALINA 14 Desember
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia sebagaimana yang tertuang dalam Undang Dasar 1945 pasal 28 dan Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal ini menjadi unsur pokok pembangunan dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya. Hal ini merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah, yang dimotori dan dikoordinasikan oleh Pemerintah.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 14 tahun 2016 tanggal 16 Agustus 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun 2016 – 2021, yang merupakan Penjabaran Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati terpilih, selanjutnya akan ditindaklanjuti Penyusunan Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah. Dinas Kesehatan dalam menyusun Renstra mengacu pada RPJMD Kabupaten Boyolali tahun 2016-2021, Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018, serta Renstra Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014-2019 yang tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
hk.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dengan menyesuaikan karakteristik di wilayah Kabupaten Boyolali.
Dalam rangka penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu mempedomani Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2016 – 2021 menjadi dasar dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan digunakan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran Pembangunan Daerah (RAPBD).
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali sebagai upaya dalam melaksanakan pokok – pokok pikiran visi
dan misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali, terutama misi 4 yaitu “Boyolali Sehat Produktif dan Berdaya Saing”.
Hubungan antara Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 dengan dokumen perencanaan lainnya ditunjukkan oleh gambar sebagaimana tertera di bawah ini :
GAMBAR 1
1.2. Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali berlandaskan pada :
1. Undang – undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 42);
2. Undang–Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 5. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
8. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 9. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65);
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
13. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019; 14. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional;
15. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2010 Nomor.4);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 125);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali Tahun 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 9);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 5 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kesehatan;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 15 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016, tanggal 29 Desember 2015 (Lembaran Daerah Tahun 2015 Nomor 15);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 16 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali;
23. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Tahun 2015 Nomor 47);
24. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 900/424 Tahun 2015 tentang Standart Satuan Biaya Perjalanan Dinas Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016;
25. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 900/425 Tahun 2015 tentang Standart Satuan Harga Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2016;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2016 tanggal 16 Agustus 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021.
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dimaksudkan untuk memberi kerangka serta arah Pembangunan Lima Tahun kedepan.
Maksud disusunnya Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali adalah :
a. Sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam menyusun Perencanaan Jangka Pendek Tahunan / Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), sehingga perencanaan lebih terarah.
b. Sebagai Media Akuntabilitas dalam rangka menciptakan tata pemerintahan yang baik (Good Governance).
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi, di tingkat Pemerintahan di Daerah maupun Pemerintahan Pusat, serta lembaga terkait.
c. Menjamin tercapainya penggunaan Sumber Daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
1.4. Sistimatika Penulisan
Sistimatika Penulisan Renstra Dinas Kesehatan adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan tujuan 1.3. Landasan Hukum
1.4. Sistimatika Renstra Dinas Kesehatan
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BOYOLALI
2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
2.2. Sumber Daya Organisasi 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
2.4. Tantangan dan Peluang Pelayanan SKPD BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan
Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Boyolali
3.3. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan
dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV : VISI, MISI, SASARAN, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
BAB V : RENCANA PROGRAM KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN
PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Program dan Kegiatan 2016-2021
5.2. Indikator Kinerja Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
5.3. Pendanaan Indikatif Program dan Kegiatan BAB VI : INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
6.1 Indikator kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Boyolali dalam RPJMD BAB VII : PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KSEHATAN KABUPATEN BOYOLALI
2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi
A. Tugas Pokok dan Fungsi
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali nomor 16 Tahun 2016, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
(1) Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan.
(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijaksanaan teknis di bidang
kesehatan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang kesehatan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
kesehatan;
d. pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(3) Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang penyelenggaraan kesehatan.
(4) Penjabaran tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (3), adalah sebagai berikut:
a. merumuskan kebijakan teknis di Bidang Kesehatan;
b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan
kinerja, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
c. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas
Dinas Kesehatan;
d. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan
kepada atasan;
e. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk, dan
arahan kepada bawahan;
f. merencanakan, mengoordinasikan, mengawasi, dan
mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan;
g. merencanakan, mengoordinasikan, mengawasi, dan
h. menyelenggarakan pelayanan perizinan di bidang kesehatan sesuai kewenangannya;
i. melaksanakan koordinasi, pengawasan, dan
pembinaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan;
j. melaksanakan pembinaan terhadap Unit Pelaksana
Teknis Dinas di bidang kesehatan;
k. melaksanakan pembinaan terhadap fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pemerintah dan Swasta;
l. mengoordinasikan pelaksanaan Bidang Kesehatan
Masyarakat;
m. mengoordinasikan pelaksanaan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
n. mengoordinasikan pelaksanaan Bidang Pelayanan
Kesehatan;
o. mengoordinasikan pelaksanaan Bidang Sumber Daya
Kesehatan;
p. melaksanakan konsultasi, koordinasi, komunikasi
dan kerjasama dengan dinas terkait, atau pihak lain
dalam upaya peningkatan upaya pelayanan
kesehatan;
q. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Dinas;
r. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan
serta memberikan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; dan
s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
sesuai bidang tugasnya.
B. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari : 1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat terdiri dari :
2.1. Subbagian Perencanaan Program, Pelaporan, Informasi Kesehatan.
2.2. Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset; dan 2.3. Subbagian Hukum, Kepegawaian dan Umum; 3. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari:
3.1 Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat; 3.2 Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat; dan
3.3 Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga.
4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terdiri dari : 4.1 Seksi Surveilans dan Imunisasi;
4.2 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
4.3 Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa.
5. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari : 5.1 Seksi Pelayanan Kesehatan Primer;
5.2 Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
5.3 Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Kesehatan Khusus.
6. Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari:
6.1 Seksi Kefarmasian, Makanan dan Minuman;
6.2 Seksi Perbekalan Kesehatan, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana;dan
6.3 Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan. 7. Kelompok Jabatan Fungsional.
8. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN
2.1. Sumber Daya Organisasi A. Pegawai dan Karyawan
Tenaga di Dinas kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2015 dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan, dan UPT Tabel 2.1
Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan, dan UPT
No UNIT
ORGANISASI PNS Non PNS JUMLAH
1 Selo 27 4 31 2 Ampel 1 32 6 38 3 Ampel 2 19 3 22 4 Cepogo 37 5 42 5 Musuk 1 17 7 24 6 Musuk 2 30 5 35 7 Boyolali 1 26 1 27 8 Boyolali 2 16 3 19 9 Boyolali 3 18 0 18 10 Mojosongo 32 3 35 11 Teras 33 2 35 12 Sawit 1 20 1 21 13 Sawit 2 25 2 27 14 Banyudono 1 26 3 29 15 Banyudono 2 20 2 22 16 Sambi 1 27 3 30 17 Sambi 2 19 2 21 18 Ngemplak 49 3 52 19 Nogosari 42 2 44 20 Simo 32 2 34 21 Karanggede 36 4 40 22 Klego 1 27 3 30 23 Klego 2 18 3 21 24 Andong 39 2 41 25 Kemusu 1 22 4 26 26 Kemusu 2 16 4 20 27 Wonosegoro 1 30 5 35 28 Wonosegoro 2 23 2 26 29 Juwangi 29 5 34 30 UPT Labkesda 6 0 6 31 UPT Farmalkes 9 0 9 32 Dinas Kesehatan 72 8 80 JUMLAH 874 99 973
b. Pegawai (PNS) berdasarkan Jenis dan Tingkat Pendidikan Tabel 2.2
Pegawai (PNS) berdasarkan Jenis dan Tingkat Pendidikan No TINGKAT
PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 S3 0 0 0 2 S2 6 6 12 3 S1 85 93 180 4 D4 0 9 9 5 D3 60 289 349 6 D2 0 1 1 7 D1 4 36 40 8 SLTA (sederajat) 79 187 275 9 SLTP (sederajat) 6 4 15 10 SD (sederajat) 7 2 10 JUMLAH 247 627 874
c. Pegawai (PNS/CPNS) Berdasarkan Jenis Golongan Ruang Tabel 2.3
Pegawai (PNS/CPNS) Berdasarkan Jenis Golongan Ruang
NO Golongan LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 IV / e 1 0 1 IV / d 0 0 0 IV / c 1 0 1 IV / b 2 3 5 IV / a 5 11 16 2 III / d 49 83 135 III / c 52 88 144 III / b 34 88 128 III / a 33 112 145 3 II / d 29 76 106 II / c 21 154 176 II / b 6 8 15 II / a 7 3 11 4 I / d 2 0 2 I / c 2 1 3 I / b 2 0 2 I / a 1 0 1 JUMLAH 247 627 874
Sumber data: Umum Kepegawaian Dinkes Th. 2015
d. Tenaga Kesehatan Berdasarkan Profesi di Puskesmas Tabel 2.4
Tenaga Kesehatan Berdasarkan Profesi di Puskesmas
No PROFESI JUMLAH 1 Dokter 41 2 Dokter Gigi 20 3 Perawat 186 4 Perawat Gigi 29 5 Bidan 74 6 Bidan Desa 261 7 Apoteker 2 8 Asisten Apoteker 24 9 Nutrisionis 27 10 Sanitarian 26 11 Kesehatan Masyarakat 3 12 Analis Kesehatan 24 JUMLAH 717
Sumber Data: Profil Kesehatan 2015 B. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Tabel 2.5
Sarana dan Prasarana Kesehatan
No JENIS SARANAKESEHATAN PEMERINTAH SWASTA JUMLAH
1 Rumah Sakit Umum 3 7 10
2 Rumah Sakit Khusus - 1 1
3 Puskesmas Rawat Inap 14 - 14
- Jumlah Tempat
tidur 187 - 187
4 Puskesmas Non Rawat
Inap 15 - 15 5 Puskesmas Keliling 30 - 30 6 Puskesmas Pembantu 44 - 44 7 Klinik - 19 19 8 Praktik Dokter Bersama - 4 4 9 Praktik Dokter Perorangan - 189 189 10 Praktik Pengobatan Tradisional - -
-No JENIS SARANAKESEHATAN PEMERINTAH SWASTA JUMLAH Sakit
12 Unit Transfusi Darah 1 - 1
13 Industri Farmasi - -
-14 Industri Obat
Tradisional - -
-15 Usaha Kecil Obat
Tradisional - 2 2 16 Produksi Alat Kesehatan - - -17 Pedagang Besar Farmasi - - -18 Apotek - 116 116 19 Toko Obat - 1 1 20 Penyalur Alat Kesehatan - - -*) profil kesehatan th. 2015 2.2. Kinerja Pelayanan SKPD
Kondisi Derajat Kesehatan (RPJMD)
Ada beberapa indikator kinerja yang tidak tercapai sampai dengan tahun 2015. Indikator tersebut antara lain Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Cakupan Pelayanan Anak Balita, Penemuan kasus TB Paru, Persentase angka kesembuhan / CR TB Paru, Persentase ODHA yang mendapat ART, Angka Kesakitan dan Kematian DBD, dan Angka Bebas Jentik.
Angka kematian ibu (AKI) Pada tahun 2015 dengan target 132/100.000 kh terealisasi 142.18 / 100.000 sehingga indikator ini tidak dapat tercapai. Dari tahun 2010 sampai 2014 cenderung menurun, dimana tahun 2010 114/100.000 KH (18 kasus), tahun 2011 116/100.000KH (17 kasus), tahun 2012 97,97/100.000 KH (15 kasus) dan tahun 2013 95/100.000 KH (14 kasus). Tetapi di Tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan menjadi 21 kasus kematian ibu atau 142,8/100.000 Kelahiran Hidup.
Penyebab kematian ibu dari tahun ke tahun masih didominasi oleh Preeklampsi/Eklampsi. Tahun 2015 terdapat
21 kasus kematian yang terbanyak disebabkan oleh
Preeklampsi/Eklampsi dan tersebar merata di seluruh
Puskesmas, dengan jumlah kasus tertinggi di Puskesmas Teras 3 kasus, diikuti Puskesmas Karanggede, Musuk I, dan Juwangi masing-masing 2 kasus. Urutan kedua penyebab kematian ibu
adalah karena penyebab lain-lain seperti penyakit Hepatitis, Asma Bronchial, Penyakit Jantung dan Keganasan , sedangkan karena perdarahan tidak ada kasus.
Meninggal saat hamil 6 kasus( 28,58%), saat bersalin 2 kasus (9,5%) dan saat nifas 13 kasus (61,9%). Dilihat dari tempat kematian yang tertinggi meninggal di Rumah Sakit sebanyak 16 kasus (76,1%) di rumah 4 kasus (19%), meninggal dalam perjalanan ke Rumah Sakit 1 kasus (4,7%). Dari keseluruhan kasus yang meninggal di Rumah Sakit , yang meninggal > 48 jam dalam penanganan di Rumah Sakit adalah 71,4% dan sisanya <48 jam .
Angka kesakitan Demam Berdarah masih tinggi dikarenakan iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang banyak yang merupakan sarana perkembang biakan nyamuk Aedes aegepty serta belum optimalnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sehingga perlu dikembangkan lagi untuk penyadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.
Tabel 2.6
CAPAIAN KINERJA PELAYANAN 2011-2015
NO
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi
Target SPM TargetIKK
Target Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun
ke-2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11
) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
1 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95 95 95 95 95 95 93.
2 90.38 92.46 94.3 92 98.11 95.14 97.33 99.26 96.84
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani 80 100 99.95 110.87 121 131.3
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90 80 80 80 80 80 90.
8 83.96 93.03 98.3 98.9 113.5 104.9 116.3 122.9 123.6
4 Cakupan pelayanan nifas 90 88.
2 81.74 90.82 97.7 99.1 5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani 80 33.1 87.91 91.2 71.8 95.7
6 Cakupan kunjungan bayi 90 82 85 88 90 90 96.
27 67.47 96.46 97.4 102.9 117.4 79.38 109.6 108.2 114.3 7 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 100 85 90 95 98 100 97.8 99.25 97 98.1 98.1 115.06 110.28 102.11 100.1 98.1
8 Cakupan pelayanan anak balita 90 80 80 85 90 95 99.
6 98.79 78.61 52.4 98 124.5 123.9 92.5 58.2 99
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
11 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD
NO
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi
Target SPM TargetIKK
Target Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun
ke-2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
12 Cakupan peserta KB aktif 70 70 75 75 75 75 60.
2 85.63 100 31.4 87.8 86 114.2 133.3 41.9 117.07
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. AFP rate per 100.000 pendk 100 >2 >2 >2 >2 >2 1.6
3 2.85 2.17 1.35 1.35 81.5 142.5 108.5 67.5 67.5
b. Penemuan Penderita pneumonia Balita 100 100 100 100 100 100 2.6 0.55 1.4 1.1 0.45 2.60 0.55 1.40 1.10 0.45
c. Penemuan Pasien Baru TB BTA (+) 70 50 50 50 50 50 26.
9 28.32 13.79 19.51 12.55 53.8 56.64 27.58 39.02 25.1
d. Penderita DBD ditangani 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
e. Penemuan Penderita Diare 100 100 37.
4 23.8 16.28 51.5 37.2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 51.50 #DIV/0! 14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar
Masyarakat Miskin 100 100 100 100 100 100 0.4 0.6 37.65 0.40 0.60 37.65 0.00 0.00
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin 100 100 100 100 100 100 1.4 1.1 1.40 1.10 0.00 0.00 0.00
16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
100 100 100 100 100 100 95.
65 95.83 100 100 100 95.65 95.83 100.00 100.00 100.00 17 Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB
yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100 76 84 92 100 100 100 100 100 89.47 100 131.58 119.05 108.70 89.47 100.00
18 Cakupan Desa Siaga Aktif 80 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
19 Umur Harapan Hidup (UHH) 70.6 70.7 70.8 70.
9 71 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
20 Angka Kematian
Bayi/ AKB 8.7 8.53 8.36 8.2 8.01 13.9 11.3 7.5 9 8.6 159.77 132.47 89.71 109.76 107.37
NO
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi
Target SPM TargetIKK
Target Indikator
Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun
ke-2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
22 Cakupan Pelayanan Balita 80 80 85 90 95 99.
6 98.79 78.61 52.4 124.50 123.49 92.48 58.22 0.00
23 Cakupan ASI Ekslusif 50 50 30 35 40 45 60 39.
9 41.6 51.3 62 52.1 133.00 118.86 128.25 137.7 86.83 23 % bayi usia 0-11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap 95 82 85 88 90 95 103.7 101.58 99.68 105.22 104.85 126.46 119.51 113.27 116.91 110.37
24 % anak usia sekolah dasar yang mendapat
imunisasi 95 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
25 Prevalensi Penderita HIV/AIDS 1.5 0.5 0.7 0.9 0.8 0.8 2.6
1 5.23 3.75 8 7.47 522.00 747.14 416.67 1000.00 933.75
26 Angka kesakitan DBD <5 <5 <5 <5 <5 <5 9 8 3.97 5 3.97 180.00 160.00 79.40 100.00 79.40
27 Kesembuhan TBC Paru 85 87 90 90 90 91.
71 82.27 58.16 58.67 70.91 107.89 94.56 64.62 65.19 78.79
28 Angka bebas jentik nyamuk >95 80 85 90 90 95 95 80 90 90 90 118.75 94.12 100.00 100.00 94.74
29 Cakupan penduduk yang memiliki akses air
minum berkualitas 85 65 67 70 73 75 75 80 71 74.8 73 115.38 119.40 101.43 102.47 97.33
30 Prosentase penduduk yang BAB di jamban 80 67 70 73 76 80 61.
9 68.1 72.68 87.9 90 92.39 97.29 99.56 115.66 112.50
31 Posyandu Purnama dan mandiri 50 50 55 55 60 51.
49 53.55 53.88 60.09 65.63 102.98 107.10 97.96 109.25 109.38 (SUMBER DATA : PROFIL KESEHATAN 2011, 2012,2013,2014, 2015)
Pembangunan dan rehabilitasi gedung Puskesmas, Pustu dan PKD dengan dana DAK dan dana pendampingan dari daerah (APBD), pada tahun 2011-2015 dapat dilihat dalam tabel 2.7.
Tabel 2.7
PEMBANGUNAN/REHABILITASI PUSKESMAS
NO 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pembangunan/Rehab
Puskesmas Andong Rehab Gudang Farmalkes Pembangunan/RehabPuskesmas Banyudono II Pembangunan/RehabPuskesmas Teras I Pembangunan/RehabPuskesmas Banyudono I
2 Pembangunan/Rehab
Puskesmas Karanggede Pembangunan/RehabPuskesmas Juwangi Pembangunan/RehabPuskesmas Kemusu II Pembangunan/RehabPuskesmas Boyolali I Pembangunan/Rehab Puskesmas Nogosari
3 Pembangunan/Rehab
Puskesmas Wonosegoro I Pembangunan/RehabPuskesmas Wonosegoro I Pembangunan/RehabPuskesmas Wonosegoro Pembangunan/RehabPuskesmas Ampel I Pembangunan/RehabPuskesmas Ngemplak
4 Pembangunan/Rehab
Puskesmas Selo Pembangunan/RehabPuskesmas Kemusu I Pembangunan/RehabPuskesmas Klego I Pembangunan/RehabPuskesmas Ampel I
5 Pembangunan/Rehab
Puskesmas Ngemplak Pembangunan/RehabPuskesmas Karanggede
6 Pembangunan/Rehab
Tabel 2.8
PEMBANGUNAN/REHAB PUSTU DAN PKD
2011 2012 2013 2014 2015
1 Pembangunan Pustu Jeruk Rehabilitasi PKD Lanjaran Pembangunan/Rehabilitasi
PKD Kemiri Pembangunan Pustu Pengkol /Rehab
2 Pembangunan Pustu
Ngampon Rehabilitasi PKD Mliwis Pembangunan/RehabilitasiPKD Mojolegi Pembangunan Pustu Kayen /Rehab Pembangunan/Rehab Pustu Kadireso
3 Rehabilitasi Pustu
Genengsari Rehabilitasi PKD Winong Pembangunan/RehabilitasiPKD Jelok
4 Rehabilitasi PKD Wonodoyo Rehabilitasi PKD Brajan Pembangunan/Rehabilitasi
PKD Demangan
5 Rehabilitasi PKD Sangup Rehabilitasi PKD Bangsalan Pembangunan/Rehabilitasi
PKD Kepoh
6 Rehabilitasi PKD Sambeng Rehabilitasi PKD Tlogolele Pembangunan/Rehabilitasi
PKD Genting
7 Rehabilitasi PKD Gilirejo Rehabilitasi PKD
Kaligentong Pembangunan/RehabilitasiPKD Glintang 8 Rehabilitasi PKD Gunungsari
Pada tahun 2014 dan 2015 untuk menu rehab/pembangunan PKD melalui dana DAK sudah tidak diperkenankan, diharapkan pembangunan dilaksanakan dengan anggaran APBD/APBDesa. Akhir tahun 2015, sebanyak 22 Puskesmas sudah dilaksanakan rehab, namun demikian dengan terbitnya Permenkes 75 Tahun 2014, tentang Puskesmas, maka diperlukan penataan ulang untuk menyesuaikan dengan standar dalam Permenkes dimaksud.
2.3. Analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD
Tabel 2.9 : Proporsi Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2011 - 2015
NO TAHUN KABUPATEN APBD (,000)Dinas
Kesehatan ** % 1 2011 1.101.848.594 53,169,053 4.8 2 2012 1.269.226.809 76,362,221 6.0 3 2013 1.421.830.958 81,496,315 5.7 4 2014 1.617.991.643 110,857,260 6.9 5 2015 1.832.767.459 107,826,316 5.9
** meliputi Kantor Dinas Kesehatan dan UPTD
Anggaran Dinas Kesehatan bersumber dari APBD Kabupaten, APBD Propinsi maupun APBN, pada tahun 2011 – 2015 cenderung mengalami peningkatan. Namun apabila dilihat proporsi anggaran Dinas Kesehatan terhadap anggaran APBD selama 5 tahun mengalami fluktuasi, peningkatan jumlah anggaran yang cukup signifikan karena era jaminan kesehatan nasional, menyebabkan kapitasi (pendapatan) di Puskesmas meningkat tajam.
Anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan di Dinas Kesehatan tahun 2011 – 2015, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut :
Tabel 2.10
Anggaran dan Realisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2011 – 2015 Uraian
Anggaran pada Tahun Realisasi anggaran pada Tahun Rasio antara Raealisasi dan Anggaran Rata - rata 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pendapatan Daerah Pendapatan Asli
Daerah 5,720,467,000 9,391,500,000 14,981,184,000 34,481,383,000 33,934,456,000 5,648,786,802 10,234,635,693 13,893,947,004 31,922,680,996 34,609,867,357 1.0 1.1 0.9 0.9 1.0 19,701,798,000 19,261,983,570
- Hasil pajak daerah - Hasil restribusi
daerah 5,720,467,000 9,391,500,000 14,981,184,000 20,219,786,000 215,000,000 5,648,786,802 10,234,635,693 13,893,947,004 17,622,473,996 215,448,050 1.0 1.1 0.9 0.9 1.0 10,105,587,400 9,523,058,309
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
- Lain-lain PAD yang
Sah 14,261,597,000 33,719,456,000 14,300,207,000 34,394,419,307 1.0 1.0 23,990,526,500 24,347,313,154
Dana Perimbangan
- Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak - Dana alokasi umum - Dana alokasi khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
- Pendapatan hibah - Dana darurat - Dana bagi hasil pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
Uraian
Anggaran pada Tahun Realisasi anggaran pada Tahun Rasio antara Raealisasi dan Anggaran Rata - rata 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi - Dana penyesuaian
dan otonomi khusus - Bantuan keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya Belanja Daerah 53,169,053,000 76,362,221,000 81,496,315,000 110,857,260,000 107,826,316,000 48,863,931,065 70,694,236,189 77,635,119,528 93,125,232,053 98,900,324,946 0.9 0.9 1.0 0.8 0.9 85,942,233,000 77,843,768,756 Belanja Tidak Langsung 37,163,172,000 40,793,321,000 43,320,580,000 46,290,187,000 49,865,333,000 36,690,044,472 39,972,120,595 42,808,456,750 45,881,246,666 48,717,790,297 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 43,486,518,600 42,813,931,756 - Belanja Pegawai 37,163,172,000 40,793,321,000 43,320,580,000 46,290,187,000 49,865,333,000 36,690,044,472 39,972,120,595 42,808,456,750 45,881,246,666 48,717,790,297 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 43,486,518,600 42,813,931,756 - Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Hibah - Belanja bantuan sosial
- Belanja bagi hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/K ota dan Pemdes - Belanja tidak terduga
Belanja Langsung 16,005,881,000 35,569,900,000 38,175,735,000 64,567,073,000 57,949,223,000 12,173,886,593 30,722,115,594 34,826,662,778 47,243,985,387 50,182,534,649 0.8 0.9 0.9 0.7 0.9 42,453,562,400 35,029,837,000
- Belanja Pegawai 1,142,322,000 4,132,477,000 608,658,000 576,809,000 11,760,000 1,063,431,472 3,857,999,915 538,014,500 498,005,000 6,318,000 0.9 0.9 0.9 0.9 0.5 1,294,405,200 1,192,753,777
- Belanja Barang dan
Jasa 8,353,235,000 20,674,836,000 30,257,142,000 51,267,871,000 42,949,001,000 7,494,495,646 16,395,632,349 27,263,827,957 35,117,871,251 36,490,687,599 0.9 0.8 0.9 0.7 0.8 30,700,417,000 24,552,502,960
Uraian
Anggaran pada Tahun Realisasi anggaran pada Tahun Rasio antara Raealisasi dan Anggaran Rata - rata 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan - Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya - Pencairan dana cadangan - Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan - Penerimaan pinjaman daerah - Penerimaan kembali pemberian pinjaman - Penerimaan piutang daerah Pengeluaran Pembiayaan - Pembentukan dana cadangan - Penyertaan modal(investasi) pemerintah daerah - Pembayaraan pokok utang - Pemberian pinjaman daerah Total 58,889,520,000 85,754,721,000 96,477,499,000 145,338,643,000 141,749,012,000 54,512,717,867 80,928,871,882 91,529,066,532 125,047,913,049 133,510,192,303 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 105,641,879,000 97,105,752,327
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
1. Peluang dan Tantangan Eksternal
a. Peluang Eksternal
1) Kelembagaan :
Adanya perubahan regulasi memungkinkan untuk
mengevaluasi kelembagaan untuk lebih
diselaraskan dengan kebutuhan di Daerah, namun tetap mengacu pada instansi vertikal.
2) Sumber Daya :
Dengan ditetapkannya Puskesmas BLUD
memungkinkan untuk menerima pegawai Non PNS untuk mengatasi kekurangan tenaga.
3) Pembiayaan :
- Meningkatnya anggaran untuk kesehatan terutama berasal dari DAK (APBN).
- Kebijakan dana desa 10 % untuk kesehatan.
b. Tantangan Eksternal
1) Kelembagaan :
Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa urusan kesehatan merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan saja.
Belum optimalnya jaringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk sektor pemerintah dan
dunia usaha dalam penanganan masalah
kesehatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana):
Pemenuhan formasi masih tergantung pada kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
3) Pembiayaan:
Perlu ditumbuhkan lagi semangat untuk ikut serta dalam pembiayaan asuransi kesehatan bagi perusahaan-perusahaan di Kabupaten Boyolali, seiring dengan semakin banyaknya investasi.
4) Budaya :
Masih adanya budaya masyarakat di daerah tertentu yang sebagian orang tuanya mengijinkan anaknya yang masih dibawah usia ideal secara psikis dan fisik untuk menikah, sehingga menyebabkan resiko tinggi kehamilan, menjadi salah satu sebab angka kematian ibu/bayi sulit untuk diturunkan.
2. Kelemahan dan Kekuatan Internal
a. Kelemahan Internal
1) Kelembagaan (Dinkes dan Mitra):
Struktur organisasi Dinas Kesehatan yang masih mengalami proses perubahan.
Regulasi untuk Puskesmas BLUD yang belum terakomodasi keseluruhan.
Implementasi Puskesmas BLUD yang masih baru, dan belum didukung dengan kelembagaan di tingkat Dinas.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Tenaga kesehatan yang jumlahnya belum ideal dan distribusi yang belum merata.
Sumber daya manusia yang ahli di bidang teknologi informasi masih kurang guna mendukung Smart City.
3) Pembiayaan:
Proporsi anggaran lebih besar untuk kegiatan kuratif daripada promotif dan preventif.
b. Kekuatan Internal
1) Kelembagaan
Keberadaan UPT Dinas Kesehatan memberi
kontribusi dalam pelayanan kepada masyarakat. Dimungkinkan pengembangan UPT dibeberapa lokasi, sehingga lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Adanya prestasi yang mengangkat Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, dalam Public Service Centre
119 (16 besar se Indonesia), perlu lebih
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana prasarana)
Kesempatan mengalokasikan formasi kebutuhan tenaga melalui jasa pihak ketiga contoh tenaga cleaning service, dan pegawai non PNS di Puskesmas BLUD.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD
Permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali berdasarkan sumber daya kesehatan dan evaluasi kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
A. Lingkup koordinasi,
Koordinasi dengan UPT Puskesmas yang telah
menerapkan PPK BLUD, perlu melibatkan DPPKAD dan Bappeda dalam penganggaran dan pelaksanaan BLUD di lapangan, karena berdasarkan regulasi Dinas Kesehatan hanya sebagai Pembina tehnis kesehatan.
Koordinasi lintas program yang terkait dengan tugas
pokok dan fungsi serta struktur antar Bidang belum sesuai dengan kebutuhan organisasi sehingga masih banyak pekerjaan yang diselesaikan oleh tim lintas bidang sehingga kurang efektif.
Koordinasi Lintas Sektor seperti contoh kegiatan
Pembinaan Posyandu melibatkan lintas sektor Bapermades dengan Dinas Kesehatan, Penyediaan air bersih (PAMSIMAS) DPU, Bappeda dan Dinkes. Untuk
Pelayanan KB (BP3AKB, BKKBN dan Dinkes), UKS
dengan Dinas Pendidikan, Zoonosis dengan Dinas Peternakan, Penyediaan P3K untuk seluruh kegiatan di Tingkat Pemerintah Daerah.
Koordinasi dengan instansi vertikal, permasalahan
yang timbul antara lain seringnya terjadi perubahan regulasi tingkat pusat yang dalam pelaksanaannya memerlukan proses yang panjang sementara dalam pelaksanaan kegiatan dibatasi waktu.
B. Lingkup Pelayanan
Pelayanan perijinan terpusat di satu seksi yang ruang
lingkupnya mengalami overlapping dengan seksi yang lain sehingga menimbulkan multi interpretasi karena 1 sasaran dikelola oleh berbagai bidang.
Pelayanan Informasi yang masih secara manual, belum
terintegrasi dalam satu sistem teknologi informasi yang mudah cepat dan akurat.
C. Lingkup pembinaan
Pembinaan terhadap Rumah Sakit Pemerintah dan
Swasta, masih terkendala regulasi dan sumber daya manusia yang kompeten.
Penerapan PPK BLUD Puskesmas pembinaan masih
belum optimal, diperlukan payung hukum yang bertahap.
Sumber Daya Manusia di Dinas Kesehatan banyak
yang belum sesuai dengan kompetensi yang diperlukan.
3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Boyolali
Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Boyolali tahun 2016-2021 dari Bupati dan Wakil Bupati terpilih
adalah “Pro Investasi mewujudkan Boyolali yang Maju dan
Lebih Sejahtera”.
Dalam mewujudkan Visi, terdapat 7 (tujuh) Misi sebagai berikut:
1. Boyolali melanjutkan semangat Pro Investasi.
2. Boyolali Membangun untuk Perubahan
3. Boyolali, bersih, berintegritas, sejahtera
4. Boyolali, Sehat, Produktif dan berdaya Saing
5. Boyolali, Lumbung Padi dan Pangan Nasional
6. Boyolali, Kota Susu produsen daging dan hasil
ternak/perikanan
7. Boyolali, Lebih maju dan berteknologi.
Pencanangan Boyolali menjadi Kota Air (Water City), Kota Cerdas (Smart City) dan Kota Hijau (Green City), maka dalam bidang kesehatan tercakup dalam Program unggulan Boyolali Kota Cerdas, kemudahan akses terhadap layanan kesehatan, kemudahan akses terhadap jaminan kesehatan yang didukung oleh pengembangan media informasi. Boyolali kota Hijau (Green City). Bidang Kesehatan berperan dalam pengurangan dampak negatif bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, dan menjaga kesehatan penghuninya.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Boyolali sebagai upaya dalam melaksanakan pokok – pokok pikiran visi dan misi pembangunan Kabupaten Boyolali
termaktub dalam Boyolali Sehat, selaras dengan Misi ke 4
(empat) Boyolali Sehat, Produktif dan Berdaya Saing, yaitu
untuk mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas,
dengan fokus sasaran strategi untuk meningkatnya derajat
kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, dan tingkat
Untuk mewujudkan Boyolali sehat, dengan fokus meningkatnya derajat kesehatan ditempuh antara lain dengan upaya:
1. Rasionalisasi dan distribusi jumlah puskesmas, guna
meningkatkan kemudahan akses pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan peran swasta dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar mutu pelayanan.
3. Melengkapi sarana dan prasarana, fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai khususnya penambahan ruang Puskesmas sesuai standar mutu pelayanan.
4. Menerapkan standar mutu pelayanan di Dinas Kesehatan
dan fasilitas kesehatan baik milik Pemerintah maupun Swasta.
5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
upaya pencegahan (preventif dan promotif) dengan mensosialisasikan budaya hidup bersih dan sehat, berolah raga dan mewujudkan desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), pencegahan terhadap penyakit menular dan tidak menular.
6. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, anak, balita
dan lansia dengan gerakan pemberdayaan masyarakat.
7. Mengembangkan program jaminan Kesehatan Nasional
menuju Total Coverage seluruh Penduduk Boyolali.
8. Mendorong Sumber Daya Manusia Kesehatan untuk
profesional, berlaku jujur dan berintegritas.
9. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
mendukung pelaksanaan pekerjaan.
3.3. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2015-2019 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan
berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome). dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness ; terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah sebagai upaya dalam melaksanakan pokok – pokok
pikiran visi dan misi pembangunan Jawa Tengah, terutama misi ke 6 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar melalui paket sehat. Implementasi pelaksanaan upaya tersebut dilandasi dengan nilai keutamaan “mboten korupsi, mboten ngapusi”.
Makna kesejahteraan dalam bidang kesehatan sebagaimana tertuang dalam “paket sehat” adalah meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berpihak pada publik, antara lain dengan upaya:
1. Melengkapi sarana dan prasarana, fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai khususnya penambahan kamar kelas tiga dan puskesmas rawat inap;
2. Melakukan pemetaan kesehatan warga sekaligus
mengembangkan system informasi pelayanan kesehatan on line;
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan (preventif) dengan mensosialisasikan budaya hidup bersih, berolah raga dan mewujudkan rumah sehat; 4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan mengutamakan pelayanan khusus bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan lanjut usia;
5. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan memberdayakan posyandu yang terintegrasi dengan pelayanan sosial.
Dari Misi Pembangunan Jawa Tengah tersebut terlihat bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mempunyai kehendak yang selaras dalam kurun waktu lima tahun ke depan yaitu mewujudkan masyarakat sehat dan berkeadilan dengan melibatkan peran pemerintah, masyarakat dan swasta.
Potensi dan permasalahan kesehatan antara Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kementerian
Kesehatan terdapat kesamaan yaitu Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dari target MDG’s yang belum tercapai.
Secara umum terjadi penurunan angka kesakitan, namun penularan infeksi penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol. Disamping terjadi peningkatan kasus penyakit tidak menular yang berkontribusi besar terhadap kesakitan dan kematian.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat, namun kebutuhan dan pemerataan distribusi belum terpenuhi. Kualitas tenaga juga masih rendah. Masalah kurangnya tenaga kesehatan baik jumlah, jenis dan distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Pembangunan Kesehatan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dalam jangka waktu 5 tahun kedepan, tidak mempengaruhi kondisi lingkungan hidup dan tata ruang yang telah ditetapkan.
Pembangunan Puskesmas maupun Peningkatan Bangunan yang rencananya dilaksanakan akan menggunakan lahan yang peruntukannya sesuai dengan Tata Ruang Wilayah, menempati bangunan yang sudah ada (rehabilitasi, atau renovasi) sehingga tidak mempengaruhi penampakan Tata Ruang Wilayah.
Berkaitan dengan lingkungan hidup, limbah padat dan cair, telah diupayakan dengan pemenuhan Instalasi Pengolahan Air Limbah, sehingga tidak berdampak terhadap lingkungan. Tata laksana pengolahan limbah medis juga telah dilaksanakan sesuai dengan SOP.
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2016 – 2021 dibandingkan dengan target yang tertuang dalam dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra, SPM) maka indikator yang belum tercapai dan menjadi isu strategis adalah sebagai berikut :
1. Masih tingginya angka kematian ibu dan gizi buruk, Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular.
2. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah.
3. Sistem pembiayaan jaminan kesehatan di masyarakat belum tersosialisasikan secara merata.
4. Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang memenuhi standard mutu masih dalam proses pelaksanaan.
BAB IV
VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang.
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali akan mengikuti visi
Bupati Boyolali 2016 -2021 yaitu: "Pro Investasi Mewujudkan
Boyolali Yang Maju dan Lebih Sejahtera"
Misi SKPD adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi SKPD. Rumusan misi SKPD membantu lebih jelas penggambaran visi SKPD yang ingin dicapai, serta menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh SKPD.
Rumusan misi dalam dokumen Renstra SKPD dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan) pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan, atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi SKPD.
Penjabaran Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali untuk mendukung pencapaian dan pelaksanaan Visi dan Misi Bupati Boyolali yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Boyolali tahun
2016-2021 yaitu misi 4 yang berbunyi Boyolali Sehat, Produktif
dan Berdaya Saing.
Misi ini untuk mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas. Fokus sasaran strategisnya adalah meningkatnya derajat kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, dan tingkat produktivitas warga antara lain melalui upaya fasilitasi pemerintah berupa modal, keterampilan sumber daya pelaku usaha, pengorganisasian kelompok usaha dan koperasi. Masyarakat yang sehat menjadi salah satu prasyarat utama terbentuknya masyarakat yang produktif dan berdaya saing, sehingga hal ini menjadi misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.
4.2. Tujuan dan sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan
Tujuan adalah penjabaran visi dan misi, tujuan merupakan hal yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi atau menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali mengikuti misi Bupati Wakil Bupati Boyolali tahun 2016 – 2021. Misi Dinas Kesehatan
mendukung misi Bupati Boyolali yang ke 4 yaitu Boyolali Sehat,
Produktif dan Berdaya Saing.
Sesuai dengan Visi dan Misi, sasaran umum pembangunan
kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya. Sedangkan tujuan yang akan
dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali secara khusus adalah:
Menciptakan Dinas Kesehatan yang berkompeten serta inovatif dalam mewujudkan masyarakat Boyolali yang lebih sehat didukung oleh sumberdaya manusia yang kompeten, professional dan berintegritas serta memiliki kemampuan dalam teknologi informasi,
Dengan Sasaran sebagai berikut :
1. Melaksanakan program promotif preventif, kuratif dan rehabilitatif, pada semua kontinum siklus kehidupan (lifecycle). 2. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat, dan sektor swasta dalam pembangunan kesehatan.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan yang berdaya saing.
5. Melaksanakan Pelayanan Publik yang lebih bermutu dengan berbasis teknologi informasi.
4.3. Strategi dan Kebijakan
Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan serta visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.
Dalam rangka mewujudkan visi, misi Bupati Wakil Bupati, serta tujuan dan sasarannya, maka strategi dan kebijakan yang
akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali
dalam tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :
SASARAN 1 : Melaksanakan program promotif preventif, kuratif dan
rehabilitatif, pada semua kontinum siklus kehidupan (lifecycle).
Strategi :
Meningkatkan upaya gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Kebijakan:
A. Meningkatkan kesehatan dan gizi keluarga. B. Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
C. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesehatan kerja dan olahraga.
SASARAN 2 : Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Strategi :
1. Akreditasi fasilitas kesehatan primer dan rujukan baik milik pemerintah maupun swasta.
Kebijakan:
A. Penguatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas dengan cara:
1) Melakukan relokasi dan rasionalisasi jumlah puskesmas sesuai standar kebutuhan.
2) Meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas sesuai standar.
3) Melengkapi alat kesehatan sesuai standar.
4) Meningkatkan tata kelola obat mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penggunaan obat melalui program penggunaan
obat rasional, Formularium Nasional dan
meminimalkan obat kedaluwarsa.
5) Memberikan pendampingan bimbingan akreditasi untuk Puskesmas.
B. Mendorong Akreditasi Fasilitas Kesehatan Dasar milik Swasta, dengan cara melakukan pembinaan rutin kepada Klinik Dokter Perorangan dan Dokter Gigi praktek perorangan.