• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elya Yuliana Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Hakim, Kediri Lombok Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Elya Yuliana Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Hakim, Kediri Lombok Barat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA

MATERI POKOK PESAWAT SEDERHANA KELAS V MI YUSUF ABDUSSATAR KEDIRI LOMBOK BARAT

Elya Yuliana

Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Hakim, Kediri Lombok Barat e-mail : elya.kirei90@gmail.com

Abstract: The purposes of this research are to increase the students asking

activity and student learning outcomes in class V of MI Yusuf Abdussatar Kediri, totaling 23 people. Learning to apply the process skills approach, teaches students to discover and develop the facts by themselves. the concept of learning presenting, students' courage in ideas, opinions and questions, effort, activity and creativity in the learning process and the level of student attitudes that dominate in the learning process. This learning activity helps students to be more active in asking.This research is a classroom action research conducted in two cycles, consisting of the action planning stage, the stage of implementation of the action, observation, and the stage of evaluation and reflection. Students and teacher activity data derived from observations and interviews for the assessment process, while data on student learning outcomes obtained through tests given at the end of each cycle. Indicators of success of this study extend from the average value grade students can reach the KKM 65 and with a percentage of 85%. The results showed that the average value of students in cycle I and II increased from 72.70 into 82.43 with the difference in value of 9.73. While the percentage of students who earn a minimum value standard upward cycle I and II also increased from 73.91% to 86.95% by a margin of 13:04%. This means that action research is in compliance indicators to be achieved. The results showed that the application process can increase the skill of asking activity and science learning outcomes in science teaching class V.

Keywords: Process skills, asking question activities, learning outcomes

A. Pendahuluan

Sebagai seorang guru, selain dituntut harus mampu merancang pembelajaran dengan berbagai metode, juga dituntut untuk mengetahui watak atau karakter dari masing-masing peserta didik agar pola yang diterapkan benar-benar cocok dengan pola belajar dan kemauan peserta didik. Sehingga peserta didik merasa betah dan nyaman selama proses belajar-mengajar berlangsung. Terlebih lagi bagi guru pada tingkat dasar yakni SD/MI, guru tidak hanya sebagai tenaga pendidik saja, namun juga sebagai guru

(2)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 2 konsling.Sehingga peran dan tugas menjadi guru pada tingkat dasar menjadi lebih kompleks jika dibandingkan dengan guru-guru pada tingkat menengah dan atas.Oleh karena itu, menjadi guru pada tingkat dasar haruslah lebih kreatif dan selalu berinovasi dalam merancang model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik secara holistik.

Terkait dengan pembelajaran IPA pada tingkat dasar memberikan peluang yang cukup besar pada peserta didik untuk belajar dengan alam. Peserta didik dapat mengalami secara langsung proses yang dijalani selama kegiatan pembelajaran dan tidak sekedar duduk di kelas dengan membayangkan sesuatu yang bersifat abstrak.

Salah satu penerapan yang dapat ditempuh oleh guru dalam proses belajar mengajar adalah penerapan keterampilan proses.Pendekatan dengan menggunakan penerapan keterampilan proses merupakan sebagai wawasan atau panutan pengembang keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. (Nasution, 2007) Dalam pendekatan keterampilan proses guru bertugas membimbing pelajaran, motivator dan sebagai fasilitator.

Dalam memahami materi pesawat sederhana pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V MI, keterampilan proses memegang peranan yang sangat dominan, karena dalam konsep pesawat sederhana tersebut sangat diperlukan pemahaman dan keterampilan intelektual yang memadai, untuk menunjang tercapainya pola pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dalam upaya peningkatan keterampilan proses seperti mengamati alat-alat yang termasuk kedalam jenis pesawat sederhana.

Di samping itu juga, dengan pola yang diterapkan oleh guru IPA pada MI Yusuf Abdussatar Kediri tidak dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dengan perolehan nilai peserta didik yang rata-rata kelas untuk pelajaran IPA kelas V pokok bahasan pesawat sederhana 65 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai target KKM adalah 65,21%. Adapun nilai KKM yang ditentukan pada mata pelajaran IPA kelas V adalah 65.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian agar rata-rata dan persentase ketuntasan belajar siswa dapat tercapai sesuai target rata-rata 80 dengan persentase ketuntasan 85%

B. Metode

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pendekatan Keterampilan Proses. Penelitian ini dikatakan Penelitian Tindakan Kelas karena pola kerja yang dilakukan adalah kolaborasi antara peneliti dan guru bidang studi IPA dan dalam pelaksanaannya bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(3)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 3

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam 3 siklus, apabila pada siklus kedua belum menunjukkan peningkatan. Setiap siklus dilaksanakan yang telah dibuat dan memuat empat tahapan kegiatan yaitu, (1) Tahap Perencanaan Tindakan, (2) Tahap Pelaksanaan Tindakan, (3) Tahap Observasi, dan (4) Tahap Evaluasi dan Refleksi.

Penelitian tindakan ini menggunakan model Kurt Lewin sebagai acuan pokok penelitian tindakan kelas. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini menjadi acuan pokok (dasar) dari berbagai model classroom action research (CAR) atau lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas. Lewin adalah orang pertama yang memperkenalkan action research.

Konsep pokok action research menurut Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) Perencanaan (planning), (2) Tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting).(Trianto, 2011)

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan antara lain sebagai berikut:

a. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu segera diatasi. Peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan wawancara tehadap siswa dan guru kelas V.

b. Mempelajari kurikulum dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan Keterampilan Proses sains.

c. Menyusun lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas bertanya siswa dalam pembelajaran.

d. Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan Penerapan Keterampilan Proses sains.

e. Menyediakan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru (peneliti) menerapkan pembelajaran di kelas yakni dengan menggunakan penerapan pendekatan Keterampilan Proses sesuai dengan rencana program yang telah disusun, yaitu terdiri atas kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan kegiatan akhir (penutup).

a. Kegiatan Awal

1) Membuka pelajaran

2) Menulis topik pelajaran hari ini 3) Memotivasi siswa

(4)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 4 5) Menjelaskan cara atau metode pembelajaran untuk mencapai tujuan

6) Menjelaskan manfaat mempelajari materi tersebut b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi tentang pesawat sederhana.

2) Dengan di pandu guru, siswa menyebutkan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

3) Dengan dipandu guru, siswa mendeskripsikan pengertian tuas dan pengungkit, bidang miring, katrol dan roda.

4) Dengan dibimbing guru, siswa mengklasifikasikan alat pesawat sederhana yang termasuk tuas dan pengungkit, bidang miring, katrol dan roda.

5) Dengan dipandu guru, siswa mengamati kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa pada alat-alat tersebut.

6) Dengan dipandu guru, siswa menyebutkan tuas jenis satu, dua dan ketiga yang ada dalam kegiatan sehari-hari

7) Guru Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

8) Guru bersama siswa Bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

9) Melakukan tes akhir secara individu dan kelompok. c. Kegiatan Akhir

1) Menyimpulkan materi pembelajaran.

2) Mengadakan refleksi terhadap pembelajaran. 3) Memberikan PR.

4) Menutup pelajaran. 3. Tahap Observasi

Pada tahap observasi, peneliti akan melakukan observasi terhadap aktivitas yang telah dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran dilaksanakan. Hal ini akan dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

4. Tahap Evaluasi dan Refleksi

Refleksi yang digunakan berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku siswa dan guru untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan evaluasi hasil belajar. Adanya kekurangan dan hambatan selama mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya diadakan langkah-langkah perbaikan untuk pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus berikutnya

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang, terdiri atas 9 orang laki-laki dan 14 orang perempuan.

(5)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 5

Penelitian ini berkaitan tentang subyek siswa, dengan demikian segala bentuk data yang berkaitan dengan siswa dapat diperoleh dari beberapa sumber yang bermacam-macam, baik yang bersifat sekunder ataupun primer. Untuk memperoleh data tentang pengetahuan serta pemahaman siswa, aktifitas siswa, dan sikap siswa, maka sangat diperlukan sumber pendukung data yang bervariasi karena akan memberikan validasi data yang akurat.

C. Hasil dan Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menerapkan keterampilan proses dalam meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa kelas V MI Yusuf Abdussatar. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus meskipun dalam perencanaan akan dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Adapun data hasil penelitian sebagai berikut:

1. Data Aktivitas Bertanya

Data aktivitas bertanya siswa diperoleh dari hasil observasi menggunakan pedoman observasi. Pedoman observasi digunakan untuk mengamati aktivitas bertanya siswa selama proses belajar mengajar berlangsung pada mata pelajaran IPA kelas V semester II pokok bahasan pesawat sederhana.

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas bertanya siswa dalam proses belajar mengajar siklus I dan siklus II dapat dilihat dlam tabel di bawah ini.

No Deskriptor Siklus I Siklus II

1 Jumlah siswa yang hadir 23 23

2 Jumlah siswa yang bertanya 11 14 3 Jumlah pertanyaan yang muncul 12 14 4 Persentase siswa yang bertanya 42.82% 60.86%

Tabel 1. Data Aktivitas Bertanya

Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas bertanya siswa kelas V MI Yusuf Abdussatar Kediri selama proses belajar mengajar berlangsung dengan penerapan keterampilan proses terdapat peningkatan pada siklus berikutnya. Pada siklus I terdapat 11 orang dari 23 siswa yang bertanya dengan persentase 42.82% dan pada siklus II meningkat menjadi 14 orang dari 23 siswa yang bertanya dengan persentase 60.86%.

Siklus Isi Pertanyaan

I

1. Mengapa obeng termasuk pengungkit 2. Perbedaan jenis Tuas

(6)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 6 4. Gunting termasuk pengungkit jenis berapa

5. Mengapa pemotong kuku termasuk pengungkit jenis kedua 6. Pengertian titik beban

7. Pengertian pengungkit 8. Pengertian titik kuasa

9. Letak titik tumpu, beban dan kuasa pada pemotong kuku 10. Letak titik beban pada gunting

11. Menunjukkan letak titik tumpu padapemotong kuku

II

1. Mengapa tangga rumah disebut bidang miring 2. Pengertian bidang miring

3. Mata pemotong kuku tyermasuk bidang miring atau pengungkit 4. Perbedaan cara kerja bidang miring dengan tuas

5. Perbedaan pengungkit dan bidang miring 6. Contoh bidang miring

7. Manfaat menggunakan bidang miring

8. Contoh benda yang menggunakan prinsip bidang miring 9. Contoh bidang miring selain tangga

10. Jalan di pegunungan kenapa disebut bidang miring 11. Bidang miring memiliki titik tumpu atau tidak

12. Terkait dengan praktik yang dilakukan guru, selain menaikkan motor, apa saja yang bisa dimanfaatkan dengan bidang miring 13. Mengapa kalau tidak menggunakan bidang miring kita merasa

capek

14. Bidang miring memiliki titik beban atau tidak

Tabel 2. Data Isi Pertanyaan Siswa

2. Data Hasil Belajar

Berdasarkan hasil belajar dengan penerapan keterampilan proses menggunakan tes yang berbeda dengan pokok bahasan yang sama pada setiap siklus. Dimana hasil dari setiap siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Deskriptor Siklus I II Nilai Tertinggi 98 100 Nilai Terendah 58 55 Nilai Rata-rata 72.70 82.43 Persentase Ketuntasan 73.91% 86.95%

Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I pada proses belajar mengajar yakni 73.91% siswa atau 17 orang dari 23 siswa nilainya di atas KKM

(7)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 7

65 dengan nilai rata-rata kelas 72.70. sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat menjadi 86.95% siswa mendapat nilai di atas KKM dengan rata-rata 82.43. 3. Data Observasi Dan Refleksi

Pada tahap observasi, peneliti akan melakukan observasi terhadap aktivitas yang telah dilakukian oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran dilaksanakan. Hal ini akan dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Sedangkan pada tahap refleksi yang digunakan berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku siswa dan guru untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan evaluasi hasil belajar. Adanya kekurangan dan hambatan selama proses belajar mengajar. Siklus Hasil Observasi Refleksi I a) Kegiatan Awal

1. Siswa masih banyak yang ribut

2. Beberapa siswa keluar dari tempat duduk

3. Masih ada siswa yang susah diatur

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awalseharusnya guru bisa mengelola kelas dengan cara melalukanapersepsi, memotivasi siswaatau dengan cara mengajukanpertanyaan pada setiap peserta didik

b) Kegiatan Inti

1. Masih ada siswa yang keluar dari tempat duduk

2. Ada siswa yang mengganggu teman sebangkunya

3. Beberapa siswa mendatangi guru meja

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru

seharusnyamenggunakan multi metode untuk menghindari kebosanan peserta didik, dan guru seharusnya mengurangi ceramah

c) Kegiatan Ahir

1. Siswa ribut

2. Beberapa siswa mengganggu teman yang belum selesai mengerjakan tugas

c) Kegiatan Ahir

Pada kegiatan ahir, seharusnya guru melalukan merefleksi hasil kinerja siswa II a) Kegiatan Awal - Baik a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, siswa lebih aktif dengan enjawab beberapa pertanyaan guru dan siswa menngjukan pertanyaan

(8)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 8

- Baik Guru sudah menggunakan multi

metode dan peserta didik sudah bisa dikondisikan dengan baik

c) Kegiatan Ahir

- Baik

c) Kegiatan Ahir

Guru sudah mengadakan penguatan dan memberikan kesimpulan

Tabel 4. Data Observasi dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I, ada beberapa permasalahan yang dirasakan oleh guru seperti masih ada siswa yang ribut, beberapa siswa keluar dari tempat duduk, dan masih ada siswa yang mengganggu temanny yang belum selesai mengerjakan tugas. Hal tersebut dikarenakan guru kurang bisa mengelola kelas, guru kurang tegas kepada siswa yang susah diatur dan guru kurang memaksimalkan penggunaan metode.

Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus II dengan menerapkan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa.

Gambar.1 Diagram persentase aktivitas bertanya dan persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I dan siklus II

4. Aktivitas Bertanya Siswa Kelas V MI Yusuf Abdussatar Kediri.

Aktivitas bertanya siswa kelas V MI Yusuf Abdussatar pada siklus I terlihat akif dan pada siklus II mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari data analisis akivitas bertanya siswa pada tabel 1.1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada siklus I terdapat

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Aktifitas bertanya siklus I Hasil belajar siklus I Aktifitas bertanya siklus II Hasil belajar siklus II

SIKLUS I DAN SIKLUS II

(9)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 9

11 orang dari 23 siswa yang bertanya dengan persentase 42.82% dan pada siklus II terdapat 14 orang dari 23 siswa yang bertanya dengan persentase 60.86%. Persentase pada siklus II tersebut telah menunjukkan peningkatan yang signifikan pada aktivitas bertanya siswa dengan penerapan keterampilan proses. Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya rasa percaya diri dan keberanian siswa di dalam menyampaikan pertanyaan dan berdampak positif pada hasil belajar.

Hal ini sudah seharusnya terlihat karena penerapan keterampilan proses ini sangat efekif diterapkan untuk merangsang aktivitas bertanya siswa.

5. Hasil Belajar Siswa Kelas V MI Yusuf Abdussatar Kediri

Hasil belajar siswa kelas V MI Yusuf Abdussatar Kediri mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 73.91% yang tuntas dengan jumlah 17 orang yang tuntas dari 23 siswa dengan perolehan rata-rata 72.70 dengan nilai tertinggi diperoleh sebesar 98 dan nilai terendah 58. Dan pada siklus II meningkat menjadi 86.95% dengan jumlah 20 orang yang tuntas dari 23 siswa dengan perolehan rata-rata 82.43 dengan nilai tertinggi diperoleh sebesar 100 dan nilai terendah 55 .

Pada siklus I ketuntasan kalsikal belum tercapai karena ketuntasan perorangan kurang dari 85% dari jumlah siswa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi guru, guru kurang mampu mengendalikan kondisi kelas yang mengganggu aktivitas belajar mengajar. Selain itu pada saat memberikan apersepsi guru hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan guru kurang mengoptimalkan untuk lebih menekankan pada aktivitas bertanya dan siswa tidak memperhatikan guru yang menyebabkan siswa tidak tahu dan belum berani untuk menanyakan hal-hal yang belum siswa mengerti serta kurangnya antusias siswa dalam menerima pelajaran.

Terkait dengan hal tersebut, pendapat Dimyati dan Mijiono, fakor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal atau yang berasal dari siswa itu sendiri seperti sikap terhadap belajar, motivasi belajar dan konsentrasi belajar. Sedangkan faktor eksternal atau yang berasal dari luar yang salah satunya adalah guru sebagai pembina siswa dalam belajar baik sebagai motivator dan fasilitator.

Adapun pada siklus II terlihat peningkatan hasil dan sikap pembelajaran dengan beberapa siswa yang tidak aktif menjadi aktif dan guru terus memotivasi agar siswa menyadari arti penting pebelajara keterampilan proses (Pembelajaran yang menekankan pada kemampuan-kemampuan intelektual, sosial dan fisik siswa yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mndasar pada prinsipnya telah ada pada diri siswa itu sendiri) sehingga hasil yang diharapkan dapat terlihat dari siswa tersebut.

(10)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 10 Dalam penerapan pembelajaran menggunakan keterampilan proses yang dilaksanakan peneliti pada mata pelajaran IPA kelas V MI Yusuf Abdussatar Pada siklus II mengalami peningkatan terlihat dari ketuntasan perorangan mencapai 86.95% dan persentase tersebut lebih dari 85%.

Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar IPA, sangat mendukung pembelajaran yang pada ahirnya mampu meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar IPA serta siswa lebih efektif dalam belajar.

D. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar penerapan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa kelas V MI Yusuf Abdussatar Kediri pada mata pelajaran IPA semester II dengan pokok bahasan Pesawat Sederhana.

Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa, yaitu pada siklus I 42.82% atau 11 orang dari 23 siswa yang aktif bertanya dan hasil belajar 72.91% atau 17 orang dari 23 siswa yang telah tuntas dengan rata-rata kelas 72.70. Pada siklus II 60.68% atau 14 orang dari 23 siswa yang aktif bertanya dan hasil belajar 86.95% atau 20 orang dari 23 siswa yang telah tuntas dengan rata-rata kelas 82.43. Berdasarkan peningkatan persentase keberhasilan penelitian pada siklus II sudah mencapai nilai yang diharapkan maka tidak lagi dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

Secara kualitatif aktivitas bertanya dan hasil belajar siswa semakin baik. Pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan peneliti meskipun sudah di atas KKM yang ditetapkan. Sedangkan pada siklus II telah menunjukkan keaktifan dan motivasi tinggi dalam belajar sehingga target yang diharapkan peneliti tercapai. Salah satu upaya yang dilakukan peneliti adalah menciptakan suasana dalam proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

Adapun saran terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru diharapkan untuk mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang memadai untuk memilih dan menggunakan media yang tepat agar proses belajar mengajar menjadi efektif.

2. Hendaknya dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif saat proses belajar mengajar berlangsung dan guru berlaku sebagai fasilitator dan mediator.

(11)

AT-THULAB: Volume 1 Nomor1 Tahun 2017 11 Daftar Rujukan

Nasution, S. (2007). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Asril, Zainal. (2011). Microteaching. Jakarta: Rajawali Pers.

Depdiknas. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Jakarta. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat PLP.

Dimyati, dkk. (2003). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Ihsan, Fuad. (2008). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Jauhari, Heri. (2010). Panduan Penulisan Skripsi Teori dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.

Joseph, Abruscato. (1995). Teching Children Sience: A Discovery Approach. United States Of America: A Simon And Schuster Company.

Maimun, Menjadi Guru Yang Dirindukan. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2011. Nur, Muhammad. (2011). Modul Keterampilan-Keterampilan Proses Sains.Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya.

Nuryantini, Ade Yeti. (2004). Pandai Belajar Sains. Bandung: Regina. Purwanto, (2011) Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Subana, M., Sunarti. (2000). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugianto, Agus. (2009) Pembelajaran IPA MI Edisi Pertama. Jakarta: LAPIS.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1. Data Aktivitas Bertanya
Tabel 3. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus
Tabel 4.  Data Observasi dan Refleksi

Referensi

Dokumen terkait

Jadi wajib pajak tidak perlu menghitung sendiri, Tetapi cukup membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang

Selanjutnya, untuk menciptakan relasi yang akrab dan baik dengan para guru dan pegawai di MI Muhammadiyah Serangrejo, Rini Astuti melakukan pendekatan dan

Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah analisis Korelasi Ganda bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel pemahaman konsep

Sedangkan sufi ialah orang yang berusaha mensucikan dan menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.Adapun tentang asal

Dapat dirincikan dengan komponen teknologi yang berada pada kategori tinggi yaitu: benih 52,38 persen, pemupukan 51,43 persen, pengairan 100 persen, pengendalian

Dan Trianggulasi merupakan tekhnik pemeriksaan kebenaran data sebagai pembanding atas data yang diperoleh Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) dari aktivitas

Narasumber dalam seminar ini adalah Philip Iswardono dengan judul makalah “Dampak & Efek Positif dari Pandemi Covid-19 untuk Bisnis Fashion”, Srie Nurkyatsiwi dengan judul

Kondisi suhu air pada jarak tertentu Gambar 7 memperlihatkan bahwa nilai suhu tidak dipengaruhi pada jarak titik sampel yang dekat ataupun jauh dari kolam terakhir