• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM LANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM LANSIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN

YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM LANSIA

Hermina Humune

Email : herminahumune@ yahoo.com StikesWilliam Booth Surabaya ABSTRAK

Menjadi tua seharusnya bukan untuk ditakuti tapi untuk dinikmati dan hal tersebut merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan, Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Hal demikian dapat membuat lansia menjadi depresi, depresi pada lansia seringkali lambat terdeteksi karena gambaran klinisnya tidak khas. Dalam mengatasi depresi pada lansia dapat diatasi oleh lansia itu sendiri dengan mengisi waktu dengan olahraga seperti senam lansia. Senam lansia adalah suatu bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia untuk mengatasi kebosanan sehingga mereka menjadi senang. dan mencegah depresi muncul di usia senja mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam lansia serta membandingkan tingkat depresi pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam di RW 06 Kelurahan Darmo Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian “studi komparatif” Populasi sebanyak 50 lansia yang dibagi menjadi 25 lansia yang mengikuti senam lansia dan 25 lansia yang tidak mengikuti senam lansia. Metode sampling yang digunakan adalah “Total Sampling”. Data dikumpulkan melalui kuesioner. Berdasarkan penilitian menunjukan bahwa lansia yang mengikuti senam tidak mengalami depresi sebanyak 25 lansia (100%), sedangkan lansia yang tidak mengikuti senam terdapat 7 lansia (28%) mengalami depresi ringan. Tingkat depresi pada lansia dipengaruhi oleh kebugaran tubuh lansia, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status tinggal, depresi pada lansia dapat diatasi dengan lansia tersebut melakukan aktifitas seperti mengikuti senam lansia yang bisa menjadi penguat positif.

Kata kunci : Lansia, Depresi, Senam Lansia

ABSTRAC

Being a parent should not to be feared but to be enjoyed and it is a phenomenon that can not be avoided, At this stage, individuals experience many physical and mental changes, particularly the decline in various functions and capabilities that ever has. It thus can make the elderly to depression, depression in the elderly is often detected late because no typical clinical picture. In addressing depression in the elderly can be overcome by the elderly themselves to fill the time with sports such as gymnastics elderly. Gymnastics seniors is a form of physical exercise that influence the physical ability to cope with the boredom of the elderly so that they become happy. and prevent depression appeared in their old age. The purpose of this study was to determine the level of depression in older adults who follow and not follow gymnastics elderly and compare the rates of depression in older adults who follow and not follow gymnastics at RW 06 Sub Darmo Surabaya. This study uses a design study "comparative studies" as many as 50 elderly population is divided into 25 elderly people who follow gymnastics elderly and 25 elderly people who do not follow gymnastics elderly. Sampling method used is the "Total Sampling". Data were collected through a questionnaire. Based Studies show that elderly people who followed the exercise was not depressed as much as 25 elderly people (100%), while the elderly who do not follow gymnastics are 7 seniors (28%) had mild depression. The rate of depression in older adults affected by senior physical fitness, age, gender, education level and residence status, depression in the elderly can be overcome by the elderly are doing activities such as doing exercise elderly who can be a positive reinforcement.

Key words: Elderly, Depression, Elderly Gymnastics

(2)

Menjadi tua seharusnya bukan untuk ditakuti tapi untuk dinikmati dan hal tersebut merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan. Semakin baik pelayanan kesehatan sebuah bangsa makin tinggi pula harapan hidup masyarakatnya dan pada gilirannya makin tinggi pula jumlah penduduknya yang berusia lanjut. Setiap manusia akan menjadi tua atau mengalami proses penuaan. Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 2013). Jumlah usia lanjut terus meningkat baik di Indonesia maupun di dunia dan membawa serta berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Pada proses menua otak akan mengalami perubahan struktur dan kimiawi yang khas. Depresi pada lansia seringkali lambat terdeteksi karena gambaran klinisnya tidak khas. Depresi pada lansia dihubungkan dengan kualitas hidup yang jelek, kesulitan dalam fungsi sosial dan fisik, kepatuhan yang jelek terhadap terapi, dan meningkatnya morbiditas dan mortalitas akibat bunuh diri dan penyebab lainnya. Dalam mengatasi depresi pada lansia, dapat diatasi oleh lansia itu sendiri dengan mengisi waktu seperti melakukan aktifitas-aktifitas ringan misalnya menyiram bunga, menonton televisi, mendengarkan radio, dan melakukan hobi– hobi mereka, selain itu dengan olahraga seperti senam lansia untuk mengatasi waktu dan mengatasi kebosanan sehingga mereka menjadi senang. Senam lansia adalah suatu bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Senam lansia yang dilakukan secara aktif akan berpengaruh positif terhadap tingkat kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas dasar sehari-hari. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan lansia yang mengikuti senam lansia lebih sering mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan, lebih sering melakukan aktifitas luar rumah seperti pergi belanja, selalu nampak ceria (selalu tersenyum, ramah, suka untuk berbincang-bincang), masih dapat melakukan pekerjaan di rumah seperti menyapu, memasak, dan mencuci. Sedangkan lansia yang tidak mengikuti senam lansia terlihat

selalu tampak tegang dan sedih (jarang tersenyum, wajah selalu berkerut seperti lagi memikirkan sesuatu, selalu ketus saat diajak berbicara), jarang keluar rumah, tidak mengikuti kegiatan di lingkungan, kebutuhan lansia selalu dibantu anggota keluarga.

Dengan peningkatan fasilitas kesehatan untuk para lansia jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Pada tahun 2010 jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9,99% dari seluruh penduduk Indonesia dengan umur harapan hidup 65 ± 70 tahun (Wahjudi, 2010), sedangkan jumlah penduduk Jawa Timur tahun 2011 sebanyak 35,3 juta orang terdapat lansia diatas 65 tahun 2,1 juta (6,0%), (Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, 2014). Pada proses menua biasanya terjadi penurunan produksi cairan sinovial pada persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan (fleksibilitas), sehingga mengurangi gerakan persendian. Hal tersebut dapat meningkatkan tingkat depresi, untuk mempertahankan kesehatan perlu adanya upaya-upaya baik besifat perawatan, pengobatan, pola hidup sehat dan juga upaya lain seperti senam lansia. Berdasarkan hasil wawancara dari lansia di RW 06 Kelurahan Darmo dari 5 orang yang mengikuti senam 4 orang diantaranya tidak mengalami depresi yang ditandai dengan lebih sering mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan, lebih sering melakukan aktifitas luar rumah seperti pergi belanja, selalu nampak ceria, masih dapat melakukan pekerjaan di rumah seperti menyapu, memasak, dan mencuci, sedangkan yang 1 orang mengalami depresi. Sedangkan dari 5 lansia lainnya yang tidak mengikuti senam 4 diantaranya mengalami depresi yang ditandai dengan terlihat selalu tampak tegang, jarang keluar rumah, tidak mengikuti kegiatan di lungkungan, kebutuhan lansia selalu dibantu anggota keluarga dan 1 lansia tidak mengalami depresi.

Seiring dengan bertambahnya jumlah lansia maka permasalahan yang muncul semakin jelas kita lihat, salah satunya adalah depresi. Salah satu cara penanggulangan depresi pada lansia yaitu dengan senam lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan

(3)

radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam lansia yang dilakukan secara aktif akan berpengaruh positif terhadap tingkat kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas dasar sehari-hari. Jika depresi pada lansia tidak diatasi maka akan muncul beberapa dampak pada lansia antara lain, kehilangan minat perawatan diri sampai aktivitas pekerjaan, meningkatkan beban disabilitas, meningkatan morbiditas (kesakitan) mortalitas (kematian), menurunkan kualitas hidup pasien dan seluruh keluarga, peningkatan resiko bunuh diri.

Solusi untuk mengurangi depresi pada lansia ada berbagai macam antara lain menganjurkan ketua RW setempat untuk melakukan kerja sama dengan puskesmas terdekat dalam usaha peningkatan kesehatan lansia, juga menganjurkan kepada keluarga untuk memberikan support kepada lansia dalam menghadapi hari tuanya, dan melakukan senam lansia. Dengan senam lansia membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Dengan begitu mereka dapat meningkatkan kualitas hidup

mereka, sehingga dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka lebih santai.

METODE

Desain penelitian menggunakan studi komparatif yang merupakan penelitian difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya suatu perlakuan atau rekayasa dari peneliti dengan menggunakan pendekatan kohort dimana pelaksanaannya dengan cara melakukan pengamatan terhadap variabel akibat terlebih dahulu baru kemudian melakukan penelusuran secara prospektif selama periode tertentu terhadap variabel-variabel yang diduga menyebabkannya. Penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan kemungkinan adanya perbandingan tingat depresi pada lansia yang mengikuti senam dan yang tidak. Dalam penelitian ini data yang terkumpul dari kuesioner diedit terlebih dahulu jika terdapat hal-hal yang salah, meragukan atau ada data yang belum terisi maka peneliti bisa meminta kepada responden untuk melengkapinya.

HASIL

Table 1. Karakteristik Lansia berdasarkan umur

IKUT SENAM PRESENTASE TIDAK IKUT SENAM PRESENTASE PRESENTASE 1 2 3 4 45 – 59 60 – 74 75 – 90 >90 13 9 3 0 52% 36% 12% 0% 9 10 6 0 36% 40% 24% 0% 22 19 9 0 44 % 38% 18% 0% Jumlah 25 100% 25 100% 50 orang 100%

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar lansia yang mengikuti senam pada umur 45-59 yaitu 13 lansia (52%) dan lansia yang tidak mengikuti senam sebagian besar pada usia 60-74 tahun yaitu 10 lansia (40%), sedangkan lansia yang paling sedikit mengikuti senam adalah lansia yang berumur 75-90 sebanyak 3 lansia

(12%), begitu juga pada lansia yang tidak mengikuti senam sebanyak 6 lansia (24%).

(4)

Tinggal Sendiri

Prosentase Bersama Keluarga

Prosentase Jumlah Prosentase Ikut

Senam

6 orang 24% 19 orang 76 % 25 orang 100% Tidak

Ikut Senam

3 orang 12% 22 orang 88% 25 orang 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat status tinggal lansia yang sebagian besar pada lansia yang mengikuti senam dan tidak mengikuti senam sama banyaknya yaitu pada

tinggal bersama keluarga, yaitu 19 responden (76%) yang mengikuti senam dan 22 (88%) yang tidak mengikuti senam.

Tabel 3. Karakteristik Lansia berdasarkan jenis kelamin yang mengikuti dan tidak mengikuti senam lansia

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat lansia berdasarkan jenis kelamin yang tidak mengikuti senam mayoritas adalah lansia perempuan yaitu 25 orang (100%), sedangkan lansia yang tidak mengikuti senam sebagian besar adalah lansia laki-laki yaitu sebanyak 21 orang (84%) dan sisanya 4 orang (16%) yaitu lansia perempuan.

Tabel 4. Karakteristik Lansia berdasarkan tingkat pendidikan yang mengikuti dan tidak mengikuti senam lansia Kelompok Tingkat Pendidikan Ikut Senam

Prosentase Tidak Ikut Senam

Prosentase Jumlah Presentase

SD 6 orang 24% 17 orang 68% 25 orang 100%

SMP 5 orang 20% 3 orang 12% 25 orang 100%

SMA 8 orang 32% 3 orang 12% 25 orang 100%

S1 / DIII 6 orang 24% 2 orang 8% 25 orang 100% Kelp

Jenis kelamin

Ikut Senam

Prosentase Tidak ikut Senam

Prosentase Jumlah Prosentase

Laki-laki 0 orang 0 % 21 orang 84% 25 orang 100% Perempuan 25 orang 100 % 4 orang 16% 25 or ang 100%

(5)

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat tingkat pendidikan sebagian besar pada lansia yang mengikuti senam yaitu pada tingkat SMA sebanyak 8 orang (32%) dan yang paling sedikit yaitu pada tingkat SMP yaitu 5 orang (20%), sedangkan pada lansia yang

tidak mengikuti senam tingkat pendidikan sebagian besar pada SD yaitu sebanyak 17 orang (68%) dan yang paling sedikit pada tingkat 2 orang (8%).

Tabel 5. Karakteristik tingkat depresi pada lansia yang mengikuti senam lansia

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa responden yang mengikuti senam

lansia tidak ada yang mengalami depresi semua lansia 25 orang (100 %).

Tabel 6. Karakteristik tingkat depresi pada lansia yang tidak mengikuti senam lansia

NO TINGKAT DEPRESI JUMLAH PRESENTASE

1 2 3 4 Tidak Depresi Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat 18 orang 7 orang 0 0 72 % 28 % 0% 0% Jumlah 25 Orang 100%

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa responden yang tidak mengikuti senam lansia yang tidak mengalami depresi

18 orang (84 %) selain dari pada itu mengalami depresi ringan berjumlah 7 orang (8 %).

Tabel 7. Tabulasi silang tingkat depresi lansia yang mengikuti senam dan tidak mengikuti senam Tingkat Depresi Ikut Senam Presentase Tidak

Ikut Senam Presentase Tidak Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat 25 0 0 0 100% 0% 0% 0% 18 7 0 0 72% 28% 0% 0% Jumlah 25 100% 25 100%

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa yang mengikuti senam tidak mengalami depresi sama sekali yaitu 25 lansia tidak mengalami depresi, sedangkan yang tidak mengikuti senam dari 25 lansia dan 7 lansia diantaranya mengalami depresi ringan sedangkan 18 lansia lainnya tidak mengalami depresi.

PEMBAHASAN

Berdasakan tabel 6 lansia yang mengikuti senam tidak menunjukan depresi baik itu depresi ringan, sedang, atau berat. Dengan kata lain lansia yang mengikuti senam lansia tidak mengalami depresi. Menurut Samiun (2006) bahwa seseorang dapat mengalami depresi karena kurang memperoleh penguatan positif (positive reinforcement) dalam hidupnya. Oleh karena para lansia mengikuti kegiatan senam lansia

NO TINGKAT DEPRESI JUMLAH PRESENTASE

1 2 3 4 Tidak Depresi Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat 25 0 0 0 100% 0% 0% 0% Jumlah 25 100%

(6)

mereka dapat bersosialisasi dengan sesama lansia ataupun orang lain yang dapat menjadi tempat berbagi perasaan secara tidak langsung lansia tersebut mendapat penguat positif yang bermanfaat untuk mengatasi depresi yang cenderung terjadi pada lansia.

Para lansia yang mengikuti senam tidak mengalami depresi disamping karena mereka rutin mengalami senam, juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin para lansia yang mengikuti senam. Menurut Bongsoe (2007) laki-laki memiliki kecenderungan mengalami depresi lebih besar daripada perempuan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 3 yang menjelaskan bahwa tidak ada sama sekali lansia laki-laki yang mengikuti senam, keseluruhan lansia yang mengikuti senam adalah lansia perempuan. Sehingga jelas sekali lansia perempuan yang mengikuti senam akan jarang mengalami depresi, karena mereka mengikuti senam lansia yang menunjang peningkatan kesehatannya dan menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga, sedangkan secara mental lansia harus terus, dan para lansia perempuan lebih berpikiran positif dalam menghadapi masalah.

Responden dengan tingkat depresi pada lansia yang mengikuti senam lansia semuanya tidak mengalami depresi hal ini dapat disebabkan oleh kebugaran fisik dari para responden karena terus berolahraga, juga dapat dilihat dari tabel.4 pendidikan lansia yang mengikuti senam sebagian besar adalah memiliki tingkat pendidikan SMA berjumlah 8 orang (32%). Menurut Nursalam (2001), makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka dapat menerima informasi, sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Dengan berlatar belakang pendidikan SMA seseorang dapat dengan mudah mendapat informasi dari media cetak dan media elektronik, sehingga para lansia yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dapat dengan mudah mencari informasi untuk mengatasi problem-problem yang di hadapi mereka dari membaca buku, mencari informasi di internet.

Tingkat Depresi pada Lansia yang Tidak Mengikuti Senam Lansia.

Berdasarkan tabel 4.7 bahwa responden lansia yang tidak mengikuti senam lansia yang normal berjumlah 18 orang sedangkan 7 orang lainnya mengalami

depresi ringan. Menurut Syamsuddin (2006) lanjut usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada kenyataanya tidak semua lanjut usia mendapatkannya, tidak adanya media bagi lanjut usia untuk mencurahkan segala perasaan dan kegundahannya merupakan kondisi yang akan mempertahankan depresinya, karena dia akan terus menekan segala bentuk perasaan negatifnya kealam bawah sadar. Lansia di RW 06 hanya 7 lansia yang mengalami depresi, itu pun juga mengalami depresi ringan hal ini dikarenakan para lansia dilingkungan ini lebih banyak tinggal bersama keluarganya sehingga mereka mendapatkan kasih sayang dari keluarganya, sehingga walaupun tidak mengikuti senam mereka masih bisa mempertahankan keadaannya, dan tidak jatuh dalam keadaan depresi. Budaya masyarakat Indonesia terkait lansia masih kental, yaitu penghargaan kepada orang tua dalam segala bentuknya merupakan nilai yang tinggi dan sebagai kewajiban kelompok generasi yang

lebih muda (Suryadi, 2008). Dengan demikian lansia merasa bahwa kehadiran mereka ditengah keluarga begitu berarti, selain itu juga keluarga juga sangat menyayangi lansia tersebut dengan selalu mencukupi kebutuhan lansia baik fisik maupun mental. Hal ini juga merupakan salah satu cara untuk menghidarkan lansia dari depresi.

Perbandingan tingkat depresi lansia yang mengikuti senam dan tidak mengikuti senam.

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa yang mengikuti senam tidak mengalami depresi sama sekali yaitu 25 lansia (100%) tidak mengalami depresi, sedangkan yang tidak mengikuti senam 7 lansia (28%) diantaranya mengalami depresi ringan sedangkan 18 lansia (72%) lainnya tidak

mengalami depresi.

Menurut Kuntaraf (1992), olahraga

dapat memperbaiki sistem otonomik tubuh yang sangat diperlukan untuk menanggulangi stress. Sehingga dapa disimpulkan bahwa lansia yang mengukti senam lansia kebugaran

(7)

tubuh mereka lebih bagus dari lansia yang tidak mengikuti senam lansia. Dengan terjaganya kebugaran tubuh maka resiko depresi yang dihadapi lansia dapat berkurang.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Lansia yang mengikuti senam lansia di RW 06 Kelurahan Darmo Kecamatan Wonokromo Surabaya semuanya tidak mengalami depresi yaitu 25 lansia (100%). Lansia yang tidak mengikuti senam lansia di RW 06 Kelurahan Darmo Kecamatan Wonokromo Surabaya yang sebagian besar yaitu tidak depresi sebanyak 18 orang (72%), sedangkan 7 responden lansia (28%) lainnya mengalami depresi ringan. Lansia yang mengikuti senam lansia tingkat depresinya lebih rendah dibandingkan dengan lansia yang tidak mengikuti senam lansia.

Saran

Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan penelitian dapat menjadi acuan dan gambaran bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian dengan judul Perbandingan Tingkat Depresi pada Lansia yang Mengikuti dan Tidak mengikuti senam lansia pada usia Oldest Old (>90tahun) Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan turut serta dalam membantu peningkatan kesehatan lansia dengan memberikan pendidikan kesehatan seperti penyuluhan kesehatan pada lansia dan memfasilitasi senam lansia yang terdapat di sekitar lokasi institusi.

Bagi Ketua RT Setempat

Diharapkan tetap mengadakan kegiatan bagi para lansia khususnya senam lansia agar para lansia dapat memperoleh penguat positif sehingga tidak terjadi depresi. Selain senam lansia diharapkan Ketua RW bekerja sama dengan puskesmas dan istitusi pendidikan kesehatan terdekat dalam upaya peningkatan kesehatan lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Ma’rifatul Lilik. (2001). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Bandiyah, Siti. (2009). Lanjut Usia dan

Keperawatan Gerontik.

Yogyakarta: Nuha Media.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Najamuddin, Muhammad. (2010). Tanya Jawab Kesehatan Harian Untuk Lansia. Yoyakarta: Tunas Publishing.

Maryam, R. Siti dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Lansia. Jakarta: Trans Info Media.

Nugroho Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik, Jakarta: EGC

Pieter Zan Herri, dkk. (2010). Pengantar

Psikopatologi Untuk

Keperawatan. Jakarta: Prenada Media Group.

Siswanto. (2007). Kesehatan Mental dan Konsep Perkembangannya. Yogyakarta: ANDI

Soejono, Heriawan Czeresna. (2000). Pedoman Kesehatan Pasien Geriatri. Jakarta Pusat: Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Stanley & Beare. (2007). Buku Ajar Keperawatan Geriatrik. Ed 2. Alih Bahasa: Yuniarti dan Kurnianngsih. Jakrta: EGC

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hidayat, Azis Alimul. (2003). Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Yeni. Waspadai Depresi Pada Lansia. http: //www. tanya dokter anda. com/

kesehatan/

2008/06/waspadai-depresi-pada-lansia/ (diakses

tanggal 12/02/2012)

Evy. Waspadai Depresi pada Lansia. http: / / kesehatan. kompas. com / read / 2008/06/26/1912429/waspadai.

depresi. pada. lansia. (diakses

(8)

Marina. Askep Lansia Depresi. http :/ /

themoslem nursing.

com/2011/11/askep-lansia-depresi. html ( diakses tanggal 05/03/2012) Powel. Manfaat Senam Lansia Terhadap Kebugaran. http: // indonesian nursing. com/ 2008 / 01 /manfaat-senam-lansia-terhadap-kebugaran / (diakses tanggal 12 februari 2012)

Mas bow. Back Depresion Inventory (BDI).

http : //www. masbow. Com / 2008 / 11 / beck-depression-

inventory.html (diakses tanggal 12

Gambar

Table 1. Karakteristik Lansia berdasarkan umur
Tabel 4. Karakteristik Lansia berdasarkan tingkat pendidikan yang mengikuti  dan tidak mengikuti  senam lansia          Kelompok    Tingkat  Pendidikan     Ikut   Senam

Referensi

Dokumen terkait

Ketika menghadapi konflik dengan orang lain, saya selalu berusaha untuk mencari pihak-pihak terkait untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut... Orang-orang

Lestariningsih (2008) menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan prinsip-prinsip good corporate governance yaitu faktor ekstern dan intern, yang termasuk

Rectangle Tool Tool ini digunakan untuk membentuk suatu kotak pada suatu gambar, didalam tools ini Anda akan menemukan banyak pilihan bentuk yang lain di dalamnya

Analisis makna dilakukan dengan bertolak dari pandangan Hutomo bahwa ada keterkaitan antara fungsi (junction) dan guna (use) dari cipta sastra terhadap komunitasnya,

Kedisiplinan dalam bertindak oleh kepala sekolah sebagai pemimpin intruksional di sekolah dan usaha maupun kedisiplinan tindakan guru sebagai pemimpin pembelajaran

Di Indonesia, sedikitnya data mengenai kualitas hidup pada pasien RA mendasari penelitian ini untuk mengidentifikasi perubahan kualitas hidup, jumlah eosinofil mukosa hidung,

Normalisasi merupakan proses penyusunan tabel-tabel yang tidak redundan (double), yang dapat menyebabkan anomali pada saat operasi manipulasi data, seperti tambah, simpan,

Penyusunan Recana Kerja (Renja) Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Pasaman Barat disusun dengan maksud untuk menyediakan dokumen perencanaaan 1 (satu) tahunan