• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengumpulan dan pengorganisasian data. anamnesa dan melihat dari catatan medik :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengumpulan dan pengorganisasian data. anamnesa dan melihat dari catatan medik :"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Pengumpulan dan pengorganisasian data

Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 April 2009 pukul 08.30 WIB di ruang penyakit dalam C3 lantai 1 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dengan pasien dan keluarga, anamnesa dan melihat dari catatan medik :

a. Biodata

1) Identitas pasien

Nama :Ny.K.

Umur : 54 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kalibanteng, Semarang Tanggal masuk : 7 Maret 2009

No. Register : 5997970

(2)

2) Identitas penanggung jawab

Nama : Tn .M

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh Hub. dengan pasien : Anak b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

Klien mengeluh sesak nafas. 2) Riwayat penyakit sekarang

Sejak ± 3 Hari yang lalu klien mengeluh sering sesak nafas. Sesak bertambah bila beraktivitas dan sesak tidak dipengaruhi cuaca. Sesak dirasa berkurang jika klien beristirahat. Klien berobat ke RS Tugu dan didiagnosa sakit infeksi paru, klien mendapat obat dari RS Tugu dan akhirnya di rujuk ke RSDK.. Klien tinggal serumah dengan anaknya, tetapi tidak pernah mengeluh sakit. sekiar 3 hari sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh sesak nafas, demam, batuk, dahak susah keluar dan dahak kental. klien diperiksakan ke RS Tugu dan dirujuk ke RSDK.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang sakit tuberkulosis seperti klien. Keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit keturunan maupun penyakit menular lainnya.

(3)

c. Pola Kesehatan Fungsional menurut Gordon 1) Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Bagi klien kesehatan adalah hal yang sangat penting. Bila klien sakit biasanya minu obat dari warung atau periksa ke dokter atau puskesmas terdekat. Klien tidak pernah merokok, mengkonsumsi makanan / minuman suplemen, dan klien jarang berolahraga. 2) Pola nutrisi dan metabolik

Sebelum sakit klien biasa makan 3x sehari dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Minum ± 5-6 gelas setiap hari. Minum air putih. Selama sakit dan dirawat di rumah sakit nafsu makan menurun. Makan hanya habis 1/4 porsi yang disediakan oleh rumah sakit. Di rumah sakit karena klien merasa mual dan pengen muntah. Minum banyak ± 4 gelas perhari.

3) Pola eliminasi

Sebelum sakit klien BAB 1-2 kali sehari, buang air kecil (BAK) 4-5 kali sehari. Buang air besar (BAB) klien lembek, warna kuning. Bau khas, BAK urine kuning jernih, jumlah banyak. Selama dirawat BAB klien jarang, kadang sampai 2 hari baru BAB, dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas. BAB banyak ± 200 cc tiap kali BAB, BAK 3-4 kali sehari.

4) Pola aktifitas dan latihan

Sebelum sakit klien biasa melakukan semua aktivitasnya sendiri. Klien bisa makan, minum, mandi berpakaian dan lain-lain sendiri.

(4)

Selama sakit kklien tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri, aktivitas klien dibantu oleh keluarganya. Karena klien merasa lemas dan sesak bila beraktivitas.

5) Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit klien biasa tidur jam 9 malam dan bangun jam 04.30 WIB. Klien tidak biasa tidur siang. Klien tidak mengalami kesulitan tidur. Selama sakit dan dirawat klien tidur ± 9 jam perhari tapi mudah terbangun.

6) Pola Persepsi Sensori dan Kognitif

Klien tidak mempunyai gangguan pada fungsi pendengaran, penghidu, pengecapan, dan perabaan. Klien juga tidak mempunyai gangguan pada fungsi penglihatan, Kemampuan bicara klien baik. Klien bisa bicara dengan jelas dan mudah dimengerti. Kemampuan memori klien baik, klien mampu menerima dan menjelaskan kembali informasi sederhana yang disampaikan.

7) Pola Hubungan dengan orang lain

Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain. Klien bisa ngobrol dengan orang tua, keluarga serta pasien yang lain. Klien juga berkomunikasi dengan baik dengan tenaga kesehatan. Orang terdekat klien adalah anak klien. Jika ada masalah klien minta bantuan pada anak dan saudara-saudaranya.

(5)

8) Pola reproduksi dan seksualitas

Klien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah. Dan mempunyai 5 orang anak dan sudah mnikah semua.

9) Pola persepsi dan konsep diri

Klien puas dengan tubuhnya . Klien ingin segera sembuh dan keluar dari RS. Peran klien dalam keluarga baik, peran dalam masyarakat juga baik.

10) Pola mekanisme koping

Dalam mengambil suatu keputusan akan masalah yang dihadapinya biasanya klien menyampaikannya pada saudara dan anak-anaknya Dalam menghadapi masalahnya sekarang klien harus tegar dan tabah. Bagi klien ini adalah ujian. Klien selalu berdoa memohon kesembuhan.

11) Pola Nilai Kepercayaan / Keyakinan

Klien beragama Islam. Sebelum sakit klien rajin beribadah sholat lima waktu. Selama sakit klien tidak bisa menjalankan ibadah seperti biasa. Allah adalah sumber kekuatan bagi klien. Klien memasrahkan masalahnya saat ini pada Tuhan.

d. Pengkajian Fisik

1) Keadaan umum : Klien tampak lemah, tampak sesak 2) Tingkat kesadaran : Composmentis

3) Tanda-tanda vital : TD : 130/80 mmHg

(6)

N : 96 x/mnt S : 36,80 C RR : 28 x/mnt 4) Pengukuran Antropometri : BB : 35 kg TB : 158 cc

Masuk kategori under weight 5) Pemeriksaan fisik

a) Kepala : Mesochepal, rambut hitam, lurus, kebersihan cukup, tidak ada luka

b) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik c) Hidung : Tidak ada polip, letak simetris, tidak ada

epistaksis

d) Mulut : Gusi tidak berdarah, bibir tidak sianosis, kebersihan cukup

e) Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada gangguan pendengaran

f) Tenggorokan : Trakea ditengah JVP R 2 cma.

g) Thorax : Simetris, tidak ada luka, tidak ada retraksi h) Jantung :

I : Ictus cordis tidak tampak

Pa : Ictus cordis teraba di space Ictus cordis IV 2 cm LMCS

(7)

Pe : Konfigurasi jantung dengan bunyi normal

Au : Suara jantung I-II murni, tidak ada gallop

i) Paru-paru :

I : Simetris, statis, dinamis

Pa : Stem fremitus kanan sama dengan kiri Pe : Sonor seluruh lapang paru

Au : Suara dasar bronkial, suara tambahan ,terdapat suara ronchi RBH di apek kedua paru

j) Abdomen :

I : Datar, tidak ada venektasisi Au : Bising, usus normal

Pa : Hepar dan linen tidak membesar Pe : Tympani

k) Ekstremitas : Ekstremitas atas : Akral tidak dingin, kebersihan cukup, turgor kulit baik.

Ekstremitas bawah : Tidak ada akral dingin, tidak sianosis, kebersihan cukup

(8)

e. Data Penunjang

1) Hasil Pemeriksaaan Penunjang Urin rutin.

Warna kuning agak keruh.

Pemeriksaan Hasil Satuan PH Protein Reduksi Sel epitel Sel lekosit Sel eritrosit Sel Ca. Oxalat Asam urat Triple Fosfat Amort Sil. Hyalin 5,00 + Neg 5-8 12-17 1-2 Neg Neg Neg Neg Neg mg/dl LPK LPB LPB Kimia Klinik Asam urat Protein total Albumin Globulin SGOT (AST) SGPT (ALT) 2,00 5,7 1,3 2,5 26 26 mg/dl gr/dl gr/dl gr/dl µ/l µ/l 2,60-7,20 6,4-8,2 3,4-5,0 2,30-3,50 15-37 30-65

(9)

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Erytrosit MCH MCV MCHC Lekosit Trombosit RDW MPV 8,10 24,9 3,75 21,70 66,40 32,70 15,00 596,0 16,20 8,30 95% % Juta/mmk Pg fl g/dl ribu/mmk ribu/mmk % fl 12,00 – 15,00 35,0-47,00 3,90-5,60 27,00-32,00 76,00-96,00 29,00-36,00 4,00-14,00 150,0-400,0 11,60-14,80 4,00-11,00

2) Diit yang diperoleh : Diit biasa, tinggi kalori tinggi protein 1700 kkal/hari, protein 30% 3) Therapy a) Ambroxol 3 x 1 tab b) Vit. B 3 x 1 tab c) Vi. BC 3 x 1 mg d) Antasid 3 x 1 mg e) Ranitidine 2 x 150 mg IV f) OBH (obat batuk hitam) 3 x cl

g) FDC 2 tab/hari

h) Ca alb 500 cc

i) Metronidazole 2 x 500 cc

j) Infus NS 0,9 % 30 tetes per menit k) Nebulasi dengan NaCl tiap 4 jam untuk mengencerkan dahak

(10)

f. Pengelompokkan Data

No Tanggal Data (DS dan DO) TT

1 7 April 2009 DS : - Klien mengeluh sesak nafas, batuk, tidak keluar dahak, dahak kental, ada penumpukan lendir

- Klien mengeluh nafsu makan menurun karena merasa mual dan pengen muntah

- Klien mengatakan tidak dapat beraktivitas seperti biasa karena tubuh terasa lemas

DO : - Klien tampak sesak, batuk tidak keluar dahak, RR 28 x/menit, nafas - Klien makan habis sepertiga porsi

yang disediakan RS, BB = 35 kg (under weight), tampak lemas

- Klien tampak lemah, aktivitas dibantu oleh keluarga. Klien duduk diatas tempat tidur

(11)

2. Analisa Data

No.Dx Data Fokus (DS dan DO) Problem Etiologi

1 DS : Klien mengeluh sesak nafas, batuk tidak keluar dahak, dahak kental DO : Klien tampak sesak, batuk tidak

keluar dahak, RR 28 x/menit, nafas dalam, ada penumpukan lender di saluran nafas

Pola nafas tidak efektif

Terbentuknya sputum mukopurulen

2 DS : Klien mengeluh nafsu makan turun karena merasa mual, pengen muntah

DO : Klien makan habis 1/3 porsi yang disediakan RS, BB 35 kg (underweight)

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Intake tidak adekuat

3 DS : Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena tubuh terasa lemas

DO : Klien tampak lemah, aktivitas dibantu oleh keluarga, klien duduk diatas tempat tidur

Intoleransi aktivitas

(12)

B. Pathway Keperawatan

Paparan bakteri (mycobacterium tuberkulosis

Masuk dalam tubuh

Virulensi dalam limfe dan aliran darah masuk ke paru Reaksi infeksi

System imun berespon Fagositosis Tuberculosis terjadi lisis

Sisa basil yang masih hidup atau yang mati

Granulomas Jaringan fibrosa Nekrotik Masa keju Kalsifikasi Sekat kolagenosa

Bakteri dorman dalam paru

Resiko infeksi berulang

Penumpukan eksudat dalam alveoli

Broncopneumonia

Terjadi inflamasi Hipertermia

Eksudat susah dikeluarkan

Tidak efektifnya bersihan jalan nafas Gangguan pertukaran

gas

Dikeluarkan batuk / bersin terpapar di udara

Terhirup orang lain

Resiko infeksi dalam tubuh orang lain Menganggu difusi

(13)

C. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan terbentuknya sputum yang mukopurulen yang ditandai dengan data subjektif : Klien mengeluh sesak nafas, batuk tidak keluar dahak, dahak kental

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan data subjektif : Klien mengeluh nafsu makan turun karena merasa mual, pengen muntah

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang ditandai dengan data subjektif : Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasa karena tubuh terasa lemas

D. Perencanaan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan terbentuknya sputum yang mukopurulen

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, bersihan jalan nafas kembali efektif.

KH : - Tidak ada penumpukan lendir - RR dalam batas normal - Dahak keluar

Intervensi :

a. Kaji pola pernafasan klien

Rasional : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan akumulasi sekret

(14)

b. Beri posisi semi fowler

Rasional : Memberi rasa nyaman dalam bernafas c. Bantu latihan nafas dalam

Rasional : Posisi optimal membantu memaksimalkan ekspansi paru d. Ajarkan batuk efektif

Rasional : Membantu mengeluarkan sekret

e. Bersihkan mulut dan trakea dari sekret, penghisapan sesuai keperluan Rasional : Mencegah obstruksi / aspirasi

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

KH : - Mual muntah berkurang - Nafsu makan bertambah Intervensi :

a. Catat status nutrisi klien

Rasional : Berguna dalam mengidentifikasi status nutrisi

b. Berikan perawatan mulut setelah tindakan pernafasan (misal suction) Rasional : Mencegah rasa tidak enak karena sisa sputum atau obat

untuk merangsang muntah c. Dorong makan sedikit tapi sering

Rasional : Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu

(15)

d. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menemukan komposisi diet Rasional : Memberikan perencanaan diet dengan nutrisi adekuat 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh

Tujuan : Aktivitas fisik mengalami gangguan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

KH : Peningkatan intoleransi aktivitas Intervensi :

a. Evaluasi respon terhadap aktivitas

Rasional : Menetapkan kemampuan pasien dan memudahkan pilihan b. Berikan lingkungan yang pantas dan batasi pengunjung selama fase

akut sesuai indikasi

Rasional : Menurunkan stress dan rangsang berlebihan

c. Bantu klien memilih posisi nyaman, motivasikan klien untuk aktivitas Rasional : Mengurangi tingkat ketergantungan klien

d. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

Rasional : Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai O2

(16)

E. Tindakan Keperawatan

No.DX Tgl / jam Tindakan Respon TTD

I 7 April 2009 11.00

Memberikan ambroxol, antasid S : -

O : Klien tenang

I 16.00 Mengkaji pola pernafasan S : Klien mengeluh masih sesak

O : Klien tampak sesak, RR : 27 x/menit, nafas dalam

I 16.30 Memberikan posisi semi fowler S : Klien mengatakan lebih nyaman

O : Posisi klien semi fowler, RR 25 x/menit II 17.00 Mencatat status nutrisi klien S : -

O : BB : 35 kg, TB 158 cm, IMT under weight II 17.15 Dorong makan sedikit tapi sering

Memberikan makanan selagi masih hangat

S : Klien mengatakan masih agak mual O : Klien mau makan habis sepertiga porsi

(17)

III 18.30 Mengevaluasi respon terhadap aktivitas

S : Klien mengatakan sesak bila melakukan aktivitas yang lama dan berat

O : Klien ditempat tidur turun hanya jika ingin ke kamar mandi, dibantu oleh ibunya

III 19.00 Memberikan lingkungan yang nyaman

dan membatasi pengunjung

S : -

O : Lingkungan tenang, nyaman klien, beristirahat

III 19.25 Memberikan ambroxol, antasid S : -

O : Klien tenang

III 02.00 Memberikan ambroxol, antasid S : -

O : Klien tenang I 8 April 2009

11.00

Memberikan ambroxol, antasid S : -

(18)

I 15.00 Mengkaji pola pernafasan S : Klien mengatakan sesak sudah berkurang tapi masih batuk tidak keluar dahak

O : Klien masih tampak agak sesak

I 16.00 Membantu latihan nafas dalam

Mengajarkan batuk efektif

S : Klien mengatakan akan berlatih nafas dalam dan batuk efektif

O : Klien menunjukkan tentang penjelasan dan mau mendemonstrasikan

II 17.00 Memberikan perawatan mulut setelah tindakan perawatan

S : Klien mengatakan merasa nyaman O : Mulut bersih

III 19.30 Membantu pasien memilih posisi nyaman, memotivasi klien untuk beraktivitas

S : Klien mengatakan akan mencoba untuk beraktivitas

(19)

I 05.30 Mengkaji pola pernafasan S : Klien mengatakan sudah tidak sesak tapi masih batuk

(20)

F. Catatan Perkembangan

No.DX Tgl / jam Catatan Perkembangan Paraf

I 10 April 2009 07.00

S : Klien mengatakan sudah tidak sesak lagi, masih batuk, dahak bisa sedikit keluar

O : Klien tidak tampak sesak, batuk dahak keluar sedikit, RR : 28 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian P : - Lanjutkan intervensi

- Pasien sudah diijinkan pulang, kolaborasi keluarga untuk mengontrol obat klien

II 10 April 2009 07.10

S : Klien mengatakan sudah tidak begitu mual dan tidak pengen muntah, nafsu makan sudah naik

O : Klien makan habis setengah porsi, BB belum naik

A : Masalah teratasi sebagian P : - Optimalkan intervensi

- Kolaborasi keluarga untuk mendorong klien agar mau makan

(21)

III 10 April 2009 07.00

S : Klien mengatakan bisa minum dan makan sendiri, dan dapat turun dari tempat tidur sendiri

O : Klien sudah mulai berlatih untuk beraktivitas dengan kegiatan yang sederhana, bisa turun dari tempat tidur sendiri

A : Masalah teratasi sebagian P : - Optimalkan intervensi

- Kolaborasi keluarga untuk membantu aktivitas klien

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis dengan uji Chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,024 yang berarti jenis kelamin secara statistik memiliki hubungan bermakna dengan kejadian sepsis (p <

Penelitian ini bertujuan 1) Menentukan pengaruh panjang pegas terhadap konstanta pegas, frekuensi sudut alami, frekuensi sudut teredam dan faktor redaman

Metode Double Exponential Smoothing (DES) merupakan metode yang digunakan untuk prediksi jumlah penduduk miskin berdasarkan data pada tahun sebelumnya, sedangkan metode

Anak Anak merupakan merupakan yang yang paling paling rentan rentan terkena terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa.. Di demam

Kredibilitas tidak ada pada diri komunikator, tetapi terletak pada persepsi komunikasi (Rakhmat, 2007, h. Di dalam penelitian ini, kredibilitas tidak terbatas dari

Dan yang paling penting ialah segera menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai payung hukum dalam melaksanakan sistem jaminan halal. Pengawasan terhadap keberadaan produk

Strategi yang dilakukan orangtua yaitu dengan memberi pengertian atau penjelasan kepada anak bahwa ketika anak tidak bangun dipagi hari telinganya akan dikencingi oleh

Ha 7 : Berdasarkan rasio kredit terhadap dana yang diterima (KDN), tingkat kinerja perusahaan perbankan swasta sebelum go public berbeda secara signifikan dengan tingkat