• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 25 C. Pasal 26. BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 C dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD. Pasal 26 A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pasal 25 C. Pasal 26. BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 C dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD. Pasal 26 A"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pasal 25 C

Sekretrais DPRD menyusun anggaran BPO Pimpinan DPRD secara kolektif berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 dan Pasal 25;

BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk :

Representasi, antara lain menyampaikan berbagai informasi dan permasalahan yang ada di masyarakat, melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD kepada seluruh Anggota DPRD;

Pelayanan, antara lain untuk keamanan dan transportasi;

Kebutuhan lain, antara lain untuk mengikuti upacara kenegaraan, upacara peringatan hari jadi daerah, pelantikan pejabat daerah, melakukan koordinasi dan konsultasi kepada Kepala Daerah, musyawarah pimpinan Daerah, dan tokoh-tokoh masyarakat, menjadi juru bicara DPRD dan pemberian bantuan kepada masyarakat/ kelompok masyarakat yang sifatnya insidental.

Pasal 26

BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 C dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD.

Pasal 26 A

Sekretaris DPRD menyusun BPO Pimpinan DPRD yang diformulasikan kedalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Sekretariat DPRD;

Penganggaran BPO Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan kedalam belanja tidak langsung yang diuraikan kedalam jenis belanja pegawai, obyek belanja penunjang operasional dan rincian obyek belanja penunjang operasional Pimpinan DPRD.

Pasal 26 B

Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bertanggungjawab atas pengelolaan BPO Pimpinan DPRD;

Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mengajukan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) untuk pencairan BPO Pimpinan DPRD sebesar 1/12 (satu perduabelas) dari pagu 1 (satu) tahun anggaran kepada Bendahara Umum Daerah dengan melampirkan :

(2)

Kwitansi sebagai tanda terima yang ditandatangani oleh Pimpinan Pengguna Anggaran / Pengguna Barang; dan

Pakta integritas yang sudah ditandatangani Pimpinan DPRD yang menjelaskan pengguna dana akan sesuai dengan peruntukannya;

Pengajuan pencairan dana untuk bulan berikutnya dapat dilakukan sepanjang pengguna dana yang sudah diterima telah dipertanggungjawabkan.

Pasal 26 C

Dalam rangka pertanggungjawaban BPO Pimpinan DPRD, Pimpinan DPRD wajib menandatangani pakta integritas yang menjelaskan penggunaan dana telah sesuai dengan peruntukannya;

Pertanggungjawaban pengguna BPO Pimpinan DPRD dibuktikan laporan hasil pelaksanaan tugas yang dilengkapi dengan rincian penggunaan BPO Pimpinan DPRD;

Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran setiap bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

BAB V

PENGELOLAAN KEUANGAN DPRD Pasal 27

Sekretaris DPRD menyusun belanja Pimpinan dan Anggota DPRD yang terdiri atas penghasilan, penerimaan lain, tunjangan PPh Pasal 21 dan tunjangan kesejahteraan serta belanja penunjang kegiatan DPRD yang diformulasikan kedalam rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Sekretariat DPRD; Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, Pasal 10 A,

Pasal 20, Pasal 22 dan Pasal 23 dianggarkan dalam Pos DPRD;

Tunjangan kesejahteraan Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, dan Pasal 21, serta Belanja Penunjang Kegiatan DPRD

(3)

sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 ayat (2), dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD yang diuraikan kedalam jenis belanja sebagai :

Belanja Pegawai;

Belanja Barang dan Jasa; Belanja Modal.

(4) Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 24A dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD;

(5) Sekretaris DPRD mengelola belanja DPRD sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 28

Anggaran belanja DPRD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari APBD;

Penyusunan, pelaksanaan tata usaha dan pertanggungjawaban belanja DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disamakan dengan belanja satuan kerja perangkat daerah lainnya.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 1 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Siak (Lembaran Daerah Kabupaten Siak Tahun 2005 Nomor 1) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 30

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

(4)

Pasal 31 Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Siak.

Ditetapkan di Siak Sri Indrapura pada tanggal 18 Desember 2007

BUPATI SIAK,

H. ARWIN. AS, SH

Diundangkan di Siak Sri Indrapura pada tanggal 19 Desember 2007

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK,

Drs. H. ADLI MALIK

Pembina Utama Muda NIP. 420003914

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2007 NOMOR 29

(5)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 29 TAHUN 2007

TENTANG

KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN

PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK

UMUM

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, telah menegaskan bahwa DPRD merupakan Lembaga Pemerintahan Daerah sebagai wahana demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah, DPRD mempunyai kedudukan setara dan memiliki hubungan kerja bersifat kemitraan dengan Pemerintah Daerah, Kedudukan yang setara bermakna bahwa antara DPRD dan Pemerintah Daerah memiliki kedudukan yang sama dan sejajar dalam arti tidak saling membawahi. Hubungan bersifat kemitraan berarti DPRD merupakan mitra kerja Pemerintah Daerah dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Berdasarkan hal tersebut antar kedua lembaga wajib memelihara dan membangun hubungan kerja yang harmonis dan satu sama lain harus saling mendukung, bukan sebagai lawan atau pesaing.

Untuk terjalinnya hubungan kerja yang harmonis dan saling mendukung, diperlukan adanya pengaturan tentang hak-hak protokoler dan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD. Hal tersebut bertujuan agar masing-masing memperoleh hak dan melaksanakan kewajiban meningkatkan peran dan tanggungjawab mengembangkan kehidupan demokrasi, menjamin keterwakilan rakyat dan daerah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, mengembangkan hubungan dan mekanisme checks and balances antara legislatif dan eksekutif, meningkatkan kualitas produktifitas, dan kinerja demi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

(6)

merupakan pedoman pelaksanaan acara kenegaraan atau acara resmi Pemerintah yang diselenggarakan di Daerah sehubungan dengan jabatannya sebagai Pimpinan dan Anggota DPRD. Pengaturan dimaksud meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan.

Pengaturan mengenai hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD merupakan pedoman dalam rangka penyediaan atau pemberian penghasilan tetap dan tunjangan kesejahteraan serta belanja penunjang kegiatan untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi DPRD melalui APBD berdasarkan asas efisiensi, efektivas, transparasi, dan bertanggungjawab dengan tujuan agar lembaga tersebut dapat meningkatkan kinerjanya sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan oleh Pimpinan DPRD.

Kondisi Geografis, ekonomi, sosial budaya, jumlah penduduk, luas wilayah, dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan besarnya beban tugas dan tanggungjawab yang harus dipikul oleh Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah antara suatu Daerah dengan Daerah lainnya.

Disisi lain, untuk penyediaan belanja dalam rangka mengemban tugas fungsi dan tanggungjawab DPRD suatu Daerah dibatasi oleh kemampuan keuangannya.

Berdasarkan kondisi dan keterbatasan kemampuan keuangan daerah tersebut diatas dan guna menghindari perbedaan yang mencolok dalam penyediaan belanja DPRD demi utuhnya negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pengaturan mengenai kedudukan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD menganut prinsip sebagai berikut : Pertama, prinsip kesetaraan yaitu sesama Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi, Kabupaten/ Kota memperoleh penghasilan tetap yang sama. Prinsip ini antara lain tercermin dari formulasi penetuan besaran uang representasi Ketua DPRD yang disetarakan dengan Gaji Kepala Daerah sebagai wujud kesetaraan dan kemitraan antara Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dengan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, besarnyauang representasi yang diterima oleh Ketua DPRD selaku Pimpinan Lembaga Legislatif sama dengan besar gaji Gubernur atau / Walikota selaku Pimpinan Lembaga Eksekutif di Daerah.

Kedua, prinsip berjenjang yaitu pemberian penghasilan tetap, Pimpinan dan Anggota DPRD harus mempertimbangkan asas keadilan dan kepatutan dihubungkan dengan

(7)

tingkat kedudukan antar Lembaga Perwakilan Republik Indonesia dengan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah.

Selain itu, beban tugas dan kewenangan antara Pimpinan dan Anggota DPRD juga merupakan unsur yang dipertimbangkan. Terkait dengan tingkat kelembagaan, harus dihindari adanya pemberian penghasilan tetap Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten/ Kota lebih tingi dari Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi.

Demikian halnya, pemberian penghasilan tetap Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi tidak boleh lebih dari yang diterima oleh Pimpinan dan Anggota DPR-RI, dikaitkan dengan beban tugas dan kewenangan, harus dihindari adanya pemberian penghasilan tetap Anggota DPRD lebih tinggi dari Wakil Ketua DPRD dan penghasilan tetap Wakil Ketua DPRD lebih tingi dari Ketua DPRD.

Ketiga, prinsip proporsional yaitu penyediaan belanja penunjang kegiatan DPRD harus mempertimbangkan asas kepatutan, kewajaran dan rasional antar dana yang disediakna untuk Sekretariat DPRD guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DPRD dalam rangkat meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerjanya dibandingkan dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi dan harus dipecahkan serta kemampuan keuangan masing-masing Daerah.

Atas dasar prinsip-prinsip tersebut diatas maka pengaturan kedudukan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD selain memberikan arahan yang sama terhadap hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD, juga memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk mengatur belanja penunjang kegiatan DPRD seduai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan sehubungan dengan adanya keanekaragaman kondisi dan permasalahan di Daerah.

Pimpinan dan Anggota DPRD setelah mengakhiri masa baktinya tidak diberikan hak pensiun sebagaimana layaknya pejabat pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut sebagai imbalan atas jasa selama mengabdi sampai dengan diberhentikan dengan hormat, kepada yang bersangkutan patut diberikan uang jasa pengabdian.

Dalam kaitan itu diperlukan adanya pengaturan mengenai pemberian uang jasa pengabdian bagi Pimpinan dan Anggota DPRD yang telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Namun bagi mereka yang diberhentikan akibat dinyatakan melanggar sumpah/ janji, kode etik DPRD dan atau tidak melaksanakan kewajiban sebagai Anggota DPRD atau dinyatakan melakukan tindakan pidana sesuai dengan keputusan tetap dari pengadilan, tidak diberikan uang jasa pengabdian.

(8)

Anggaran belanja DPRD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari APBD. Berhubung DPRD bukan merupakan Perangkat Daerah, maka Sekretaris DPRD bertugas menyusun belanja DPRD yang terdiri dari Belanja Pimpinan dan Anggota DPRD yang diformulasikan kedalam Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Sekretariat DPRD serta melaksanakan pengelolaan keuangan DPRD. Dengan demikian, penyusunan, pembahasan usulan, pelaksanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawabannya diperlakukan sama dengan belanja Prangkat Daerah lainnya.

Penganggaran dan tindakan pengeluaran atas beban belanja DPRD untuk tujuan lain diluar ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini, dapat dinyatakan melanggar hukum.

Sebagai pedoman yang mengatur mengenai hak protokoler dan keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD maka Pemerintah Daerah supaya segera melakukan penyelesaian terhadap semua kebijakan Daerah dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini kedalam Peraturan Daerah. Perumusan Peraturan Daerah dimaksud supaya mengindahkan prinsip dasar yang diatur dalam ketentuan Perundang-undangan yaitu tidak boleh bertentangan dengan kepntingan umum, Peraturan Daerah lainnya dan/atau Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai pelaksanaan Pasal 101 ayat (3) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan majelis Pernusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan penafsiran Pasal- Pasal dan Penjelasan Pasal tertentu.

Selain hal tersebut, dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka pengaturan mengenai Badan Kehormatan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah perlu disesuaikan dengan Undang-undang tersebut.

PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Angka 1 : Cukup jelas Angka 2 : Cukup jelas Angka 3 : Cukup jelas

(9)

Angka 4 : Cukup jelas Angka 5 : Cukup jelas Angka 6 : Cukup jelas Angka 7 : Cukup jelas Angka 8 : Cukup jelas Angka 9 : Cukup jelas Angka 10 : Cukup jelas Angka 11 : Cukup jelas Angka 12 : Cukup jelas Angka 13 : Cukup jelas Angka 14 : Cukup jelas Angka 15 : Cukup jelas Angka 16 : Cukup jelas Angka 17 : Cukup jelas Angka 17 a : Cukup jelas Angka 17 b : Cukup jelas

Angka 18

Kendaraan dinas jabatan hanya dapat diberikan kepada Pimpinan DPRD masing-masing 1 (satu) unit.

Angka 19 : Cukup jelas Angka 20 : Cukup jelas Angka 21 : Cukup jelas Angka 22 : Cukup jelas Angka 23 : Cukup jelas Pasal 2

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2)

Huruf a : Cukup Jelas Huruf b : Cukup Jelas Huruf c : Cukup Jelas

Pasal 3 : Cukup jelas

Pasal 4 : Cukup jelas

Pasal 5 : Cukup jelas

(10)

Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Pasal 9

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas

Pasal 10 : Cukup jelas

Pasal 10 A : Cukup jelas

Pasal 11 : Cukup jelas

Pasal 11 A : Cukup jelas

Pasal 12 : Cukup jelas

Pasal 13 : Cukup jelas

Pasal 14 : Cukup jelas

Pasal 14 A : Cukup jelas

Pasal 14 B : Cukup jelas

Pasal 15

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Pasal 16

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “Pemeliharaan Kesehatan” adalah upaya kesehatan yang meliputi peningkatan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan.

Besarnya premi asuransi bagi Pimpinan dan Anggota DPRD paling tinggi sama dengan besarnya premi asuransi Bupati yang bersangkutan.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan suami atau istri adalah 1 (satu) orang suami atau 1 (satu) orang istri.

Yang dimaksud dengan anak adalah anak kandung atau anak angkat. Ayat (3) : Cukup jelas

Ayat (4) : Cukup jelas Pasal 17

Ayat (1)

Penyediaan rumah jabatan, perlengkapan dan kendaraan dinas jabatan Pimpinan DPRD berpedoman pada standar yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah, pada saat penyerahan pemakaian rumah jabatan beserta perlengkapan serta 1 (satu) kendaraan dinas jabatan dituangkan dalam ikatan perjanjian antara Pemerintah Daerah dengan Pimpinan DPRD.

(11)

Ayat (2) : Cukup Jelas Ayat (3) : Cukup Jelas Pasal 18

Ayat (1)

Penyediaan rumah dinas Anggota DPRD beserta perlengkapannya berpedoman pada standar yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Daerah.

Penyerahan rumah dinas beserta perlengkapan serta 1 (satu) kendaraan dinas jabatan dituangkan dalam ikatan perjanjian antara Pemerintah Daerah dengan yang bersangkutan.

Ayat (2) : Cukup Jelas Ayat (3) : Cukup Jelas

Pasal 19 : Cukup jelas

Pasal 20 : Cukup jelas

Pasal 21

Ayat (1)

Pakaian Dinas beserta atributnya terdiri atas :

a. Pakaian Sipil Harian disediakan 2 (dua) pasang dalam 1 (satu) tahun;

b. Pakaian Sipil Resmi disediakan 1 (satu) pasang dalam 1 (satu) tahun;

c. Pakaian Sipil Lengkap disediakan 1 (satu) pasang dalam 5 (lima ) tahun;

d. Pakaian Dinas Harian lengan panjang 1 (satu) pasang dalam 1 (satu) tahun.

Ayat (2)

Penetapan standar datuan harg dan kualitas bahan pakaian dinas mempertimbangkan prinsip penghematan, kepatutan dan kewajaran. Pasal 22 Uang duka wafat dan bantuan pengurusan jenazah dibebankan dalam

APBD dan diberikan kepada ahli waris pada saat Pimpinan atau Anggota DPRD meninggal dunia.

Pasal 23

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas Ayat (4)

Uang jasa pengabdian tidak diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD yang diberhentikan dengan tidak hormat.

(12)

Pasal 24 : Cukup jelas Pasal 24 A

Dengan kemampuan keuangan daerah tinggi.

Pasal 25 : Cukup jelas

Pasal 25 A : Cukup jelas

Pasal 25 B : Cukup jelas

Pasal 25 C : Cukup jelas

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas

Pasal 26 : Cukup jelas

Pasal 26 A : Cukup jelas

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan AKPD serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

Ayat (2) : Cukup jelas Pasal 26 B

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 26 C

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 27

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “ diuraikan kedalam belanja adalah sebagai berikut :

Belanja pegawai antara lain untuk kebutuhan belanja Gaji dan Tunjangan PNS Sekretariat DPRD sesuai dengan pangkat/ golongan dan jabatan serta penghasilan lainnya yang ditetapkan

(13)

sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan.

Belanja barang dan jasa yaitu untuk pembelian/pengadaan barang yang masa manfaatnya paling lama 12 (dua belas) bulan dan pemakaian jasa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, mencakup barang pakai habis pakai habis, bahan/material, jasa kantor, pembayaran premi asuransi kesehatan dan general check-up, makanan dan minnuman, pakaian dinas dan atributnya serat perjalanan dinas. Belanja perjalanan dinas yaitu belanja perjalanan dinas Pimpinan dan Anggota DPRD dalam rangka melaksanakan tugasnya atas nama lembaga perwakilan rakyat daerah baik didalam Daerah maupun luar Daerah yang besarnya disesuaikan dengan standar perjalanan dinas Pegawai Negeri Sipil tingkat A yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Belanja modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran tugas dan fungsi DPRD yang mempunyai masa manfaat lebih dari12 (dua belas) bulan, seperti: tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan dan aset tetap lainnya.

Ayat (4) : Cukup jelas Ayat (5) : Cukup jelas Pasal 28

Ayat (1) : Cukup jelas Ayat (2) : Cukup jelas

Pasal 29 : Cukup jelas

Pasal 30 : Cukup jelas

Pasal 31 : Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 16 TAHUN 2007

Referensi

Dokumen terkait

Adanya gula yang terikat pada flavonoid (bentuk yang umum ditemukan) cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut di

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup serta objek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara dalam pengertian abstrak, terlepas dari waktu dan tempat, bukan suatu

1. Tingkat signifikansi dari PAJAK sebesar 0,264 dengan nilai koefisien regresi sebesar 5,091. Angka ini berada di atas nilai alpha yaitu 0,05. Sehingga hasil uji

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa fluktuasi temperatur dan temperature humidity index (THI) berkorelasi negatif terhadap kadar glikogen, sebaliknya

Terdapat dua agen risiko yang menjadi prioritas penanggulangan karena memiliki nilai ARP terbesar (380 dan 345) dan menyumbangkan persentase kumulatif mencapai

Judul Skripsi : Pengaruh Kondisi Keuangan, Auditor Client Tenure , Opinion Shopping , Reputasi Auditor dan Audit Lag terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

dividen dan semakin buruk penilaian investor terhadap perusahaan. Profitabilitas pada penelitian ini diwakili oleh Return on Asset yang menunjukkan tingkat pengembalian