1 1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang saling berinteraksi terhadap sesama. Manusia dalam berinteraksi tidak pernah lepas dari komunikasi, sehingga manusia selalu bergantung pada penggunaan bahasa. Bahasa menjadi sarana vital dalam kehidupan manusia, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Namun menurut Zainuddin Fananie (2000:2) bahasa dalam teks sastra tidaklah dominan sebagai sarana komunikasi, karena potensi bahasa dapat digunakan tanpa batasan. Karena itu,kalimat dalam karya sastra sering bersifat ambigu, abstrak, simbolis, dan inkonvensional. Dengan demikian Zainuddin Fananie berkesimpulan bahwa dalam menjelmakan aspek estetika, bahasa sering disusun melalui permainan kata yang direfleksikan dengan ungkapan makna yang bersifat imajinatif. Maka inilah diantaranya yang mampu memberikan estetika isi.
Pada waktu manusia kelihatan tidak berbicara, pada hakekatnya ia masih juga memakai bahasa, karena bahasa ialah alat yang dipakainya untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan, dan perbuatan-perbuatan; alat yang dipakainya untuk mempengaruhi dan dipengaruhi, dan bahasa adalah dasar pertama-tama dan paling berurat-berakar dari masyarakat manusia. Bahasa tidak hanya dilihat dari salah satu elemennya, melainkan harus dilihat secara keseluruhan.Oleh sebab itu, karya sastra yang hanya bagus dalam satu aspeknya,
belum dapat dikatakan sebagai karya sastra yang berkualitas atau karya sastra yang baik. Begitu pula karya sastra yang tidak mudah dipahami oleh setiap orang tidak bisa disebut sebagai karya sastra yang kurang berkualitas. Karya tersebut harus dilihat apakah sudah memenuhi kriteria kualitas sastra seperti kriteria estetik dan kriteria struktur.
Kriteria estetik dalam suatu karya sastra berkaitan erat dengan rasa dan emosi. Oleh sebab itu, estetika harus bisa memberikan rasa puas dan senang. Hal itu seperti yang dikatakan oleh Herbert Read(1971:2), beauty is a unity of formal
relations among our perceptions (keindahan adalah suatu kesatuan hubungan
formal atas persepsi indera kita). Sedangkan dalam kriteria struktur, karya sastra bisa disebut bernilai jika unsur-unsur pembentuknya (unsur intrinsik) dalam strukturnya seperti tema, karakter, plot atau alur, setting,dan bahasa menjadi satu kesatuan yang utuh, serta secara ekstrinsik pengarang mampu menuangkan dalam satu rangkaian ide yang menumbuhkan ketertarikan pembaca atau keingintahuan pembaca (Zainuddin Fananie, 2000:77).
Lagu merupakan salah satu contoh wacana lisan yang memiliki nilai seni. Wacana lisan tersebut dalam teks liriknya disebut teks sastra. Wacana berdasarkan tertulis atau tidaknya dibedakan menjadi dua yaitu wacana tulis dan wacana lisan. 1. Wacana tulis ( written discourse )
Yaitu wacana yang disampaikan secara tertulis melalui media tulis. Untuk menerima, memahami, atau menikmatinya maka sang penerima harus membacanya. Contoh wacana tulis bisa ditemui pada buku-buku, majalah, koran, dan lain-lain.
2. Wacana lisan ( spoken discourse )
Yaitu wacana yang disampaikan secara lisan melalui media lisan. Untuk menerima, memahami, atau menikmati wacana lisan ini maka sang penerima harus menyimak atau mendengarkannya. Dengan demikian, penerima adalah penyimak. Wacana lisan bisa diperoleh melalui sarana televisi, radio, khotbah, ceramah, pidato, dan sebagainya.
Kita perlu mendengar atau menyimakuntuk bisa mengerti atau memahami apa yang pengarang sampaikan. Dalam lagu tersebut terdapat kata-kata yang saling berkaitan sehingga membentuk sebuah teks wacana yang disebut dengan lirik lagu. Lirik lagu tersebut secara tertulis akan menjadi rangkaian kata-kata yang indah seperti puisi atau syair yang menarik untuk dikaji lebih dalam sehingga mampu memahami apa yang disampaikan oleh pengarang.
Menurut Pradopo (2007:118) untuk memahami makna secara keseluruhan sajak perlu dianalisis secara struktural. Analisis struktural adalah analisis yang melihat bahwa unsur-unsur struktur sajak itu saling berkaitan dan saling menentukan artinya. Disamping itu, karena sajak merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna dan bersistem, maka analisis juga disatukan dengan analisis semiotik. Namun dalam penulisan ini, penulis akan fokus membahas tentang bahasa atau penerjemahan kata sehingga menjadi kalimat yang bisa dipahami pembaca.
Lagu “Qíng Fēi De Yĭ( 情非得已 )” merupakan lagu pembuka pada sebuah film berjudul “ Liúxīng Huāyuán ( 流星花园 )” atau orang Indonesia
ini sangat disukai banyak orang, bahkan para tokoh pemain dalam film tersebut menjadi idola bagi perempuan-perempuan muda yang menyukai film ini. Mengingat begitu banyaknya orang memiliki respon yang baik terhadap film ini, pastinya mereka juga mengenal lagu-lagu soundtrack dalamfilm ini yang salah satunya yaitu lagu “Qíng Fēi De Yĭ( 情非得已 )”. Hal inilah yang menjadi alasan
penulis memilih lagu “Qíng Fēi De Yĭ( 情非得已 )” dalam penulisan ini.
Lirik lagu Mandarin berjudul “Qíng Fēi De Yĭ( 情非得已 )” akan menarik
jika setiap orang bisa mamahami makna yang terkandung didalamnya. Dengan demikian lirik lagu mandarin ini perlu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sehingga pembaca mengerti arti dari lagu tersebut. Unsur-unsur yang terdapat dalam lirik lagu berjalinan atau saling berkaitan sangat erat sehingga menentukan makna dalam lagu tersebut. Sebagai soundtrack darisebuah film yang cukup fenomenal, maka menganalisis lirik lagu “Qíng Fēi De Yĭ( 情非得已 )” perlu
dikaitkan dengan cerita film tersebut. Dengan demikian akan tampak ada tidaknya hubungan antara isi atau makna lirik lagu tersebut dengan cerita filmnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikaji dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa isi dari lirik lagu “Qíng Fēi De Yĭ ( 情非得已 )” ?
2. Bagaimanakah makna yang terkandung dalam lirik lagu yang berjudul “Qíng
3. Adakah hubungan lirik lagu “Qíng Fēi De Yĭ ( 情非得已 )” dengan cerita film
“ Liúxīng Huāyuán ( 流星花园 )”?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah : 1. Memaparkan isi lirik lagu “Qíng Fēi De Yĭ ( 情非得已 )”.
2. Mendeskripsikan makna dalam lirik lagu “Qíng Fēi De Yĭ ( 情非得已 )”.
3. Mendeskripsikan hubungan antara lirik lagu “Qíng Fēi De Yĭ ( 情非得已 )”
dengan cerita film “Meteor Garden” atau “ Liúxīng Huāyuán ( 流星花园 )”.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Manfaat bagi penulis sendiri, penulisan ini sebagai sarana pembelajaran apresiasi karya sastra khususnya sajak atau lirik lagu dimana penulis mencoba menganalisis berdasarkan sudut pandang penulis sendiri.
Manfaat penulisan ini bagi pembaca berkaitan dengan manfaat teoritis atau ilmu bahasa, yaitu analisis bahasa. Penulisan ini diharapkan mampu menambah pemahaman dan pengetahuan pembaca mengenai analisis wacana atau teks sastra, serta mampu memberikan stimulus kepada pembaca untuk aktif berapresiasi dalam bidang seni sastra terutama persajakan atau puisi, serta lirik lagu. Terlebih jika wacana itu berupa wacana berbahasa asing, maka kegiatan menerjemahkan akan dirasa menyenangkan mengingat teks itu berisi seni atau
keindahan, sehingga mampu memperkaya kosakata bahasa asing yang diminati oleh pembaca bahkan juga penulis.
1.5 Metode Penulisan
Metode pengumpulan data dalam penulisan ini adalah: 1. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan materi dari buku, artikel, dan internet yang bertujuan untuk mendapatkan bahan, teori, serta informasi-informasi lain yang mendukung dalam penulisan.
2. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada narasumber atau masyarakat yang mendukung dalam penulisan ini, yaitu orang-orang yang tertarik terhadap lagu-lagu asing, baik lagu berbahasa Inggris, Mandarin, Korea, dan sebagainya.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari lima bab pokok, yaitu:
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori.Bab ini memaparkan sekilas tentang sastra dan teori pendekatan struktural-semiotik.
Bab III Gambaran Umum Film Meteor Garden. Bab ini berisi sekilas tentang film Meteor Garden serta lagu soundtrackdari film tersebut.
Bab IVAnalisis Lirik Lagu “Qíng Fēi De Yĭ (情非得已)” . Bab ini berisi
tentang lirik lagu “Qíng Fēi De Yĭ (情非得已)” dan memaparkan maknanya
secara struktural dan semiotik dari lirik lagu tersebut.
Bab V Hubungan Lirik Lagu “Qíng Fēi De Yĭ (情非得已)” dengan Film
“ Liúxīng Huāyuán ( 流星花园)”. Bab ini memaparkan hubungan antara lirik lagu
“Qíng Fēi De Yĭ (情非得已)” dengan cerita film “Meteor Garden” atau “ Liúxīng
Huāyuán (流星花园)”.