• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDARD PROSEDUR OPERASI PENGADAAN BARANG DAN JASA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STANDARD PROSEDUR OPERASI PENGADAAN BARANG DAN JASA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

STANDARD PROSEDUR OPERASI

PENGADAAN BARANG DAN JASA

PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

Berdasarkan Keputusan Direksi

Nomor Kep/90.3/2020

Tanggal 30 April 2020

(2)

Kata Pengantar

Standard Prosedur Operasi

Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan Barang dan Jasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses bisnis PT Jasa Raharja (Persero) Pelaksanaan atas proses pengadaan dituntut untuk dilakukan secara efektif dan efisien dengan tetap mengedepankan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, dan tuntutan tersebut berkembang selaras dengan dinamisme perusahaan. Selain itu, dengan adanya perubahan dan penyesuaian regulasi, dipandang perlu untuk melakukan pembaruan atas pedoman dan prosedur kerja bagi seluruh karyawan PT Jasa Raharja (Persero).

Standard Prosedur Operasi Pengadaan Barang dan Jasa ini disusun sebagai bagian dari implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik, dan menjadi standard bagi seluruh Unit Kerja di PT Jasa Raharja (Persero) dalam melakukan proses bisnisnya, khususnya pada bidang pengadaan barang dan jasa, sehingga dapat memberikan keseragaman dan standard baku bagi organisasi, serta berdampak pada peningkatan pelayanan bagi masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan PT Jasa Raharja (Persero).

Jakarta, 30 April 2020

Budi Rahardjo S. Direktur Utama

(3)

Daftar Isi

Standard Prosedur Operasi

Pengadaan Barang dan Jasa

Daftar Isi...ii

BAGIAN PERTAMA... 1

BAB I. PENDAHULUAN... 2

A. Istilah dan Definisi ... 2

B. Tujuan Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa ... 7

BAB II. KEBIJAKAN UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA ... 8

BAB III. TATA NILAI PENGADAAN... 9

A. Prinsip Dasar Pengadaan Barang dan Jasa ... 9

B. Etika Pengadaan Barang dan Jasa ... 10

C. Norma Pengadaan Barang dan Jasa ... 11

D. Penggunaan Produk Dalam Negeri ... 11

E. Monitoring Penggunaan Produk Dalam Negeri ... 12

F. Preferensi Harga ... 12

G. Tata Tertib Pengadaan Barang dan Jasa... 13

H. Sumber Dana Dan Kewenangan Otorisasi Pengadaan ... 14

BAB IV. PARA PIHAK PENGADAAN BARANG DAN JASA ... 15

A. Penanggung jawab Pengadaan Barang dan Jasa ... 15

B. Pelaksana Pengadaan ... 16

C. Tim/Panitia Pengadaan... 16

D. Pengguna ... 19

E. Penyedia... 19

BAB V. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA ... 23

A. Maksud Dan Tujuan ... 23

B. Rencana Pengadaan Barang dan Jasa... 23

C. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ... 25

(4)

E. Metode Penilaian Kualifikasi ... 27

F. Harga Perkiraan Sendiri... 29

G. Pengadaan Barang dan Jasa Jangka Panjang ... 31

H. Metode Pengadaan Barang dan Jasa ... 32

I. Penyampaian SPPH ... 32

J. Metode Penyampaian Dokumen Penawaran... 33

K. Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) ... 33

L. Sistem Evaluasi ... 34

M. Klarifikasi ... 41

N. Hak Sanggah... 41

O. Penerbitan SPPB/J ... 42

P. Penerbitan Dokumen Perikatan ... 42

Q. Penerimaan Barang atau Pekerjaan... 43

R. Pembayaran Pengadaan ... 43

BAB VI. PENGADAAN LANGSUNG ... 44

A. Pengertian dan Kebijakan ... 44

B. Prosedur Pengadaan Langsung ... 45

C. Risiko Terkait Prosedur Kerja ... 45

BAB VII. TENDER TERBATAS ... 47

A. Pengertian dan Kebijakan Pengadaan ... 47

B. Prosedur Tender Terbatas ... 48

C. Risiko Terkait Prosedur Kerja ... 49

BAB VIII. PENUNJUKAN LANGSUNG ... 51

A. Pengertian dan Kebijakan Pengadaan ... 51

B. Prosedur Penunjukan Langsung ... 52

C. Risiko Terkait Prosedur Kerja ... 53

BAB IX. TENDER... 55

A. Pengertian dan Kebijakan Pengadaan ... 55

B. Prosedur Tender ... 56

(5)

BAB X. E-PURCHASING ... 64

A. Pengertian dan Kebijakan ... 64

B. Prosedur E-Purchasing ... 64

C. Risiko Terkait Prosedur Kerja ... 65

BAB XI. PENGADAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN JADI ... 66

A. Pengertian dan Kebijakan ... 66

B. Panitia Pengadaan ... 66

C. Prosedur Pengadaan Tanah dan/atau Bangunan Jadi ... 68

D. Risiko Terkait Prosedur Kerja ... 72

PENGADAAN BARANG DAN JASA SECARA... 73

BAB XII. ELEKTRONIK ... 73

BAB XIII. MANAJEMEN PENYEDIA ... 74

BAB XIV. PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN/ SURAT PERINTAH KERJA/SURAT PESANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DAN JAMINAN PENGADAAN BARANG DAN JASA ... 75

A. Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja Atau Surat Pesanan ... 75

B. Sistem Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja Dan Surat Pesanan ... 76

C. Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja Dan Surat Pesanan 77 D. Kewenangan Penandatanganan ... 78

E. Penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Surat Perintah Kerja/Surat Pesanan ... 78

F. Pelaksanaan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Surat Perintah Kerja/Surat Pesanan ... 78

G. Perubahan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Surat Perintah Kerja/Surat Pesanan. ... 79

H. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyusunan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja Dan Surat Pesanan... 80

I. Penyelesaian Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Surat Perintah Kerja/Surat Pesanan ... 83

(6)

J. Jaminan Pengadaan ... 84

K. Sertifikat Garansi... 85

L. Uang Muka Dan Pembayaran Prestasi Kerja... 85

M. Keadaan Kahar (Force Majeure) ... 86

BAB XV. PENUTUP ... 87

BAGIAN KEDUA ... 88

Contoh Checklist Pengadaan Langsung... 89

Contoh Checklist Tender Terbatas ... 90

Contoh Checklist Penunjukan Langsung ... 91

Contoh Checklist Tender ... 92

Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) 1/6 ... 93

Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) 2/6 ... 94

Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) 3/6 ... 95

Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) 4/6 ... 96

Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) 5/6 ... 96

Contoh Kerangka Acuan Kerja (KAK) 6/6 ... 98

Contoh Laporan Survei Harga... 99

Contoh Laporan Survei Lapangan 1/2 ... 100

Contoh Laporan Survei Lapangan 2/2 ... 101

Contoh Harga Perkiraan Sendiri 1/2 ... 102

Contoh Harga Perkiraan Sendiri 2/2 ... 103

Contoh Form Request For Information ... 104

Contoh Kertas Kerja HPS... 105

Contoh Notulen Rapat ... 106

Contoh Dokumen Tender/RKS 1/5 ... 107

Contoh Dokumen Tender/RKS 2/5 ... 108

Contoh Dokumen Tender/RKS 3/5 ... 109

Contoh Dokumen Tender/RKS 4/5 ... 110

Contoh Dokumen Tender/RKS 5/5 ... 111

Contoh Pengumuman di Surat Kabar ... 112

Contoh Lampiran Pengumuman ... 113

Contoh Daftar Pengambilan Dokumen/RKS ... 114

Contoh Undangan Rapat ke Anggota Tim ... 116

Contoh Pakta Integritas Tim Pengadaan 1/2 ... 117

(7)

Contoh Dokumen Kualifikasi 1/6 ... 119

Contoh Dokumen Kualifikasi 2/6 ... 120

Contoh Dokumen Kualifikasi 3/6 ... 121

Contoh Dokumen Kualifikasi 4/6 ... 122

Contoh Dokumen Kualifikasi 5/6 ... 123

Contoh Dokumen Kualifikasi 6/6 ... 124

Contoh Form Pembuktian Kualifikasi 1/3 ... 125

Contoh Form Pembuktian Kualifikasi 2/3 ... 126

Contoh Form Pembuktian Kualifikasi 3/3 ... 127

Contoh Form Daftar Hadir Aanwijzing Rekanan ... 128

Contoh Form Daftar Hadir Tim Aanwijzing ... 129

Contoh Berita Acara Aanwijzing 1/2... 130

Contoh Form Daftar Hadir Peserta Pemasukan dan Pembukaan Penawaran Rekanan ... 132

Contoh Berita Acara Pemasukan dan Pembukaan Penawaran... 134

Contoh Lampiran KAK Untuk Pekerjaan Konsultansi (dilampirkan di SPPH) 1/2 ... 136

Contoh Lampiran KAK Untuk Pekerjaan Konsultansi (dilampirkan di SPPH) 2/2 ... 136

Contoh Berita Acara Evaluasi Tender Terbatas/Tender 1/3 ... 138

Contoh Penilaian Evaluasi Sistem Nilai (Merit Point System) ... 140

Contoh Berita Acara Negosiasi dan Klarifikasi Harga ... 142

Contoh Pengumuman Pemenang ... 143

Contoh Penunjukan Penyedia Pengadaan (SPPBJ) ... 144

Contoh Surat Perintah Mulai Kerja(SPMK) ... 145

Contoh Surat Pesanan ... 146

Contoh Surat Perintah Kerja ... 148

Contoh Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ... 149

Contoh Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ... 151

Contoh Berita Acara Serah Terima ... 152

Contoh Laporan Penyelesaian Pekerjaan ... 153

Contoh Checklist Pemeriksaan Barang ... 154

Contoh Daftar Nama Rekanan ... 155

Contoh Kuesioner Kepuasan Supplier 1/3 ... 156

Contoh Kuesioner Kepuasan Supplier 2/3 ... 157

(8)
(9)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Istilah dan Definisi

1. Pengadaan Barang dan Jasa adalah kegiatan untuk mendapatkan Barang dan Jasa

yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja (Persero) yang pembiayaannya berasal dari anggaran PT Jasa Raharja (Persero) atau Pihak Lain yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.

2. Barang dan Jasa adalah semua bentuk produk dan/atau layanan yang dibutuhkan

oleh Pengguna Barang dan Jasa.

3. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian

tertentu di satu atau berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang ditetapkan oleh Pengguna.

4. Jasa Lainnya adalah jasa untuk menyelesaikan suatu pekerjaan selain jasa

Konsultansi dan jasa pekerjaan konstruksi.

5. Pekerjaan Jasa Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan langsung

dengan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya yang spesifikasi teknisnya ditentukan oleh Pengguna. Termasuk dalam jasa pekerjaan konstruksi adalah kontraktor pelaksana, sedangkan untuk konsultan pengawas dan konsultan perencana termasuk dalam jasa Konsultansi.

6. Penyedia Barang dan Jasa yang selanjutnya disebut Penyedia adalah badan usaha

termasuk BUMN, badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik swasta, badan hukum, orang perseorangan/subjek hukum atau Instansi Pemerintah/Badan Layanan Umum yang kegiatan usahanya menyediakan Barang dan Jasa.

7. Belanja Modal adalah pengeluaran yang secara akuntansi akan dicatat sebagai aset

perusahaan. Sifat dari pengeluaran ini manfaatnya diharapkan akan mengalir ke dalam perusahaan lebih dari satu periode akuntansi; misal, pengeluaran untuk pembangunan gedung, pembelian kendaraan bermotor, serta pembelian peralatan dan perabot kantor.

8. Belanja Rutin adalah pengeluaran yang secara akuntansi akan dicatat sebagai biaya

perusahaan. Sifat dari pengeluaran ini biasanya hanya memiliki manfaat untuk periode akuntansi yang bersangkutan. Misal, biaya pemeliharaan kendaraan, biaya pembelian alat tulis kantor, biaya sewa gedung, biaya pencetakan materiil teknik, biaya pencetakan materiil umum.

9. Pengguna Barang dan Jasa, yang selanjutnya disebut Pengguna, merupakan unit

kerja Kantor Pusat atau bagian/unit Kantor Cabang di PT Jasa Raharja (Persero) yang telah memiliki persetujuan penggunaan anggaran sebagai dasar melakukan

(10)

pengusulan pengadaan Barang dan Jasa serta memanfaatkan Barang dan Jasa tersebut untuk mendukung pelaksanaan kegiatan usaha di PT Jasa Raharja (Persero).

10. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.

11. Anak Perusahaan yang selanjutnya disebut Anak Perusahaan adalah:

a. Perusahaan yang sahamnya lebih dari 50% dimiliki oleh PT Jasa Raharja (Persero);

b. Perusahaan yang sahamnya lebih dari 50% dimiliki oleh BUMN lain; atau

c. Perusahaan patungan dengan jumlah gabungan kepemilikan saham BUMN lebih dari 50%;

12. Perusahaan Terafiliasi BUMN adalah perusahaan yang sahamnya lebih dari 50% dimiliki oleh Anak Perusahaan, gabungan Anak Perusahaan, atau gabungan Anak Perusahaan dengan BUMN.

13. Daftar Rekanan Jasa Raharja (DRJR) yang selanjutnya disebut sebagai DRJR adalah suatu daftar yang memuat nama-nama Penyedia yang telah ter verifikasi dan tervalidasi sesuai dengan klasifikasi bidang usahanya.

14. Klasifikasi adalah penggolongan Penyedia menurut tingkat kemampuan dasar pada masing-masing bidang, sub bidang dan lingkup pekerjaannya.

15. Kualifikasi adalah persyaratan dalam penilaian kinerja Penyedia menurut persyaratan minimal administrasi, kemampuan finansial, personalia, dan peralatan yang dimiliki.

16. Pelaksana Pengadaan adalah Tim Pengadaan/Kepala Divisi Umum/Kepala Cabang yang melaksanakan Pengadaan Barang dan Jasa di lingkungan PT Jasa Raharja (Persero).

17. Pelaksana Pekerjaan adalah Penyedia yang ditunjuk oleh Pelaksana Pengadaan melalui salah satu metode pemilihan untuk melakukan pekerjaan Barang dan Jasa. 18. Tim Pengadaan adalah sejumlah personil yang ditetapkan berdasarkan Surat

Keputusan Direktur SDM dan Umum untuk melakukan Pengadaan Barang dan Jasa dengan menggunakan metode tertentu.

19. Tim Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah sejumlah personil yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur SDM dan Umum untuk memonitor dan memastikan penggunaan komponen dalam negeri dalam Pengadaan Barang dan Jasa.

(11)

Divisi Umum/Kepala Cabang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan Barang dan Jasa sesuai dengan kewenangannya.

21. Produk Dalam Negeri adalah berbagai jenis Barang dan Jasa yang dibuat dan/atau dihasilkan di dalam negeri.

22. Sanggahan adalah ketidaksetujuan dari peserta Tender atas penunjukan penyedia tertentu sebagai pelaksana pekerjaan pada saat pengumuman pemenang Tender, karena diduga dalam proses pengadaannya terdapat ketidaksesuaian dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang telah ditetapkan.

23. E-procurement adalah Pengadaan Barang dan Jasa yang prosesnya dilaksanakan dengan menggunakan media teknologi informasi dan elektronik. Pengadaan Barang dan Jasa PT Jasa Raharja (Persero) dilaksanakan secara online melalui aplikasi e-Procurement, kecuali untuk yang metode pengadaannya dilaksanakan melalui Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung dilaksanakan melalui aplikasi e-Procurement secara offline.

24. Dokumen Kualifikasi adalah dokumen yang berisikan persyaratan kompetensi minimal Penyedia dan data-data kualifikasi seperti surat pernyataan serta pakta integritas.

25. Rencana Kerja dan Syarat (RKS), adalah dokumen yang disusun oleh Urusan Pengadaan atau unit kerja yang menangani pengadaan, yang memuat informasi dan ketentuan dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa.

26. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah harga Barang dan Jasa yang dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

27. Konsolidasi Pengadaan Barang dan Jasa adalah strategi Pengadaan Barang dan Jasa yang menggabungkan beberapa perencanaan Pengadaan Barang dan Jasa sejenis.

28. Berita Acara Serah Terima (BAST) adalah berita acara yang berisi penyerahan Barang dan Jasa dari Penyedia kepada PT Jasa Raharja (Persero) sesuai dengan tahapan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja, atau Surat Pesanan.

29. Laporan Penyelesaian Pekerjaan adalah laporan yang ditandatangani oleh Pelaksana Pekerjaan dan pejabat Pengguna, yang berisi hasil pengujian dari Barang dan Jasa yang diserahkan oleh Pelaksana Pekerjaan kepada PT Jasa Raharja (Persero), sesuai tahapan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Surat Perintah Kerja/Surat Pesanan.

30. Pengadaan Langsung adalah Metode Pengadaan Barang dan Jasa dengan cara melakukan Pengadaan Barang dan Jasa secara langsung yang terdapat di pasar,

(12)

dengan demikian nilainya berdasarkan harga pasar, termasuk E-purchasing.

31. Tender Terbatas adalah Metode Pengadaan Barang dan Jasa dengan cara memilih salah satu dari sekurang-kurangnya 2 (dua) Penyedia pada DRJR yang diundang untuk melakukan Pengadaan dan dilakukan melalui aplikasi e-Procurement PT Jasa Raharja (Persero).

32. Penunjukan Langsung adalah Metode Pengadaan Barang dan Jasa yang dilakukan dengan menunjuk 1 (satu) Penyedia yang memenuhi persyaratan tertentu dan telah terdaftar ataupun belum terdaftar dalam DRJR, serta dilakukan melalui aplikasi e-Procurement Penunjukan Langsung PT Jasa Raharja (Persero).

33. Tender adalah Metode Pengadaan Barang dan Jasa untuk mendapatkan Penyedia

melalui pengumuman secara luas sekurang-kurangnya pada 1 (satu) media massa dan situs (website) e-procurement PT Jasa Raharja (Persero) sehingga dapat diikuti oleh Penyedia yang berminat dan sudah terdaftar dalam DRJR.

34. E-Purchasing adalah tata cara pembelian Barang dan Jasa melalui sistem Katalog Elektronik baik yang dimiliki oleh PT Jasa Raharja (Persero) ataupun sistem Katalog Elektronik lain yang diselenggarakan oleh Lembaga Negara, Kementerian, atau BUMN Lainnya seperti LKPP.

35. Daftar Hitam (blacklist) adalah daftar nama perusahaan yang oleh PT Jasa Raharja (Persero) dikategorikan sebagai Penyedia yang melakukan tindakan pelanggaran dalam proses atau pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa.

36. Dokumen Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja atau Surat

Pesanan adalah dokumen yang berkaitan dengan Pengadaan Barang dan Jasa

berupa perikatan tertulis berikut seluruh lampirannya yang memuat persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait.

37. Hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada seseorang untuk mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah tersebut, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

38. Panitia Pengadaan Tanah dan/atau Bangunan Jadi adalah sejumlah personil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan pengadaan tanah dan/atau bangunan jadi untuk tanah dan/atau bangunan kantor/rumah dinas jabatan atau gedung lainnya.

39. Pakta Integritas (letter of undertaking) adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pelaksana Pengadaan/Tim/Panitia Pengadaan dan peserta pengadaan, yang berisi ikrar untuk melaksanakan pengadaan sesuai dengan ketentuan Pengadaan Barang dan Jasa yang berlaku.

(13)

40. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, dan menggunakan peralatan yang didesain khusus. 41. Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah adalah kegiatan melepaskan

hubungan hukum antara pemegang hak atas tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan imbalan tertentu. Pelepasan atau penyerahan hak atas tanah tersebut dilakukan berdasarkan prinsip penghormatan terhadap hak atas tanah. 42. Pemegang Hak atas Tanah adalah orang atau badan hukum yang mempunyai hak

atas tanah menurut Undang-Undang Pokok Agraria, termasuk bangunan, tanaman dan/atau benda-benda lainnya yang terkait dengan tanah yang bersangkutan.

43. Pengadaan Barang dan Jasa multi-years adalah Pengadaan Barang dan Jasa yang sifat pekerjaannya memiliki jangka waktu penyelesaian/pelaksanaan lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.

44. repeat order adalah Pengadaan Barang dan Jasa yang merupakan pengadaan/pembelian berulang.

45. Pengadaan Tanah dan/atau Bangunan Jadi adalah kegiatan untuk memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan jadi dengan cara memberikan imbalan kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah dan/atau bangunan jadi atau gedung lain yang bersangkutan, termasuk tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan perolehan tanah dan/atau bangunan.

46. Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) adalah surat permintaan penawaran harga yang ditujukan kepada Penyedia yang terundang, sekurang-kurangnya berisikan tentang rincian spesifikasi Barang dan Jasa serta jumlah/volume pekerjaan. 47. Surat Penawaran Harga (SPH) adalah surat dari Penyedia terundang yang ditujukan kepada Pelaksana Pengadaan sekurang-kurangnya berisi tentang rincian harga dan spesifikasi Barang dan Jasa serta jumlah/volume pekerjaan yang ditawarkan.

48. Surat Jaminan adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Penjaminan, yang diserahkan oleh Penyedia kepada perusahaan pemberi pekerjaan (bouwheer) untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia. 49. Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (SPPB/J) adalah Surat yang

diterbitkan oleh Pelaksana Pengadaan kepada pemenang pengadaan yang dilakukan melalui metode pengadaan Tender atau Tender Terbatas sebagai Pelaksana Pekerjaan.

50. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah Surat yang diterbitkan oleh Pelaksana Pengadaan kepada Penyedia yang dilakukan melalui metode penunjukan langsung pada penanganan darurat sebagai acuan Pelaksana Pekerjaan untuk memulai

(14)

pekerjaan.

51. Surat Pernyataan Kesanggupan Melakukan Pekerjaan (SPKMP) adalah Surat yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan yang menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi/Ruang Lingkup Pekerjaan yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) .

52. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

B. Tujuan Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa

Tujuan pengaturan mengenai Pengadaan Barang dan Jasa ini adalah:

1. menghasilkan Barang dan Jasa yang tepat kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan penyedia;

2. mendukung penciptaan nilai tambah di BUMN; 3. meningkatkan efisiensi;

4. menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan; 5. meningkatkan kemandirian, tanggung jawab, dan profesionalisme;

6. mewujudkan pengadaan yang menghasilkan value for money dengan cara yang fleksibel dan inovatif namun tetap

7. kompetitif, transparan, akuntabel dilandasi etika pengadaan yang baik; 8. meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri;

9. meningkatkan peran pelaku usaha nasional;

10. meningkatkan sinergi antar BUMN, Anak Perusahaan, dan/ atau Perusahaan Terafiliasi BUMN.

(15)

BAB II. KEBIJAKAN UMUM PENGADAAN BARANG DAN

JASA

Kebijakan umum Pengadaan Barang dan Jasa di lingkungan PT Jasa Raharja (Persero) adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas perencanaan yang konsolidatif dan strategi Pengadaan Barang dan Jasa untuk mengoptimalkan value for money;

2. Menyelaraskan tujuan pengadaan dengan pencapaian tujuan perusahaan;

3. Melaksanakan Pengadaan Barang dan Jasa yang lebih transparan, kompetitif dan akuntabel;

4. Mengutamakan produk dalam negeri sesuai ketentuan pendayagunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional, serta perluasan kesempatan bagi Usaha Kecil;

5. Memberi kesempatan pada pelaku usaha nasional dan Usaha Kecil;

6. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang dan Jasa yang penuh kemandirian dan tanggung jawab.

7. Memanfaatkan teknologi informasi.

8. Memberikan kesempatan kepada anak perusahaan dan/atau sinergi antar BUMN/Anak Perusahaan/Perusahaan Terafiliasi BUMN

9. Melaksanakan pengadaan yang strategis, modern, inovatif.

(16)

BAB III. TATA NILAI PENGADAAN

A. Prinsip Dasar Pengadaan Barang dan Jasa

1. Pengadaan Barang dan Jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip:

a. Efisien, berarti Pengadaan Barang dan Jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana dan kemampuan seoptimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga terendah. Pengadaan Barang dan Jasa strategis yang memiliki nilai yang signifikan dapat dilakukan pendekatan total cost of

ownership (TCO);

b. Efektif, berarti Pengadaan Barang dan Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;

c. Kompetitif, berarti Pengadaan Barang dan Jasa harus terbuka bagi Penyedia yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara Penyedia yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

d. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan Barang dan Jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon Penyedia, sifatnya terbuka bagi peserta Penyedia yang berminat;

e. Adil dan wajar, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon Penyedia yang memenuhi syarat;

f. Terbuka, berarti Pengadaan Barang dan Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia

yang memenuhi syarat; dan

g. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan.

2. Pengguna mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional, serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil sepanjang kualitas, harga dan tujuannya dapat dipertanggungjawabkan.

3. Pengguna dapat memberikan preferensi penggunaan produksi dalam negeri dan tetap mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri.

(17)

4. Pelaksana Pengadaan dapat melakukan sinergi antar BUMN/Anak Perusahaan/Perusahaan Terafiliasi BUMN.

5. Penyedia merupakan pemilik produk atau layanan sesuai dengan bidang usaha dari Penyedia bersangkutan.

B. Etika Pengadaan Barang dan Jasa

Etika dalam Pengadaan Barang dan Jasa adalah perilaku yang baik dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa, yaitu perilaku untuk saling menghormati terhadap tugas dan fungsi masing-masing pihak, bertindak secara profesional, dan tidak saling mempengaruhi untuk maksud tercela atau untuk kepentingan/keuntungan pribadi dan/atau kelompok dengan merugikan pihak lain/perusahaan.

Pengadaan Barang dan Jasa wajib menerapkan etika pengadaan antara lain:

1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tujuan Pengadaan Barang dan Jasa;

2. Bekerja secara professional, mandiri dan menjaga kerahasiaan informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan Pengadaan Barang dan Jasa;

3. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat persaingan usaha tidak sehat;

4. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;

5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan Barang dan Jasa;

6. Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan negara/perusahaan;

7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi; dan/atau 8. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau

menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan apa saja dari atau kepada siapa pun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang dan Jasa.

(18)

C. Norma Pengadaan Barang dan Jasa

Sistem Pengadaan Barang dan Jasa yang baik adalah sistem Pengadaan Barang dan Jasa yang mampu menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance).

Para Pihak akan memiliki norma-norma yang menyimpang apabila secara terus menerus tidak mampu menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance yang disebabkan oleh sistem pengadaan yang tidak mendukung penerapan dan pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, agar tujuan Pengadaan Barang dan Jasa dapat tercapai dengan baik, semua pihak dalam proses pengadaan harus mengikuti norma yang berlaku, yaitu: 1. Norma tertulis atau norma pengadaan yang bersifat operasional yang pada umumnya

telah dirumuskan dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan yaitu berupa undang-undang, peraturan, pedoman atau petunjuk Pengadaan Barang dan Jasa. 2. Norma tidak tertulis yang pada umumnya bersifat ideal yang tersirat dalam pengertian

tentang hakikat, filosofis, etika dan profesionalisme dalam Pengadaan Barang dan Jasa.

D. Penggunaan Produk Dalam Negeri

1. Dalam setiap pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa, diharapkan:

a. Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional, serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil.

b. Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, Penggunaan Barang dan Jasa dapat memberikan preferensi penggunaan produksi dalam negeri dengan tetap mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pada saat melakukan persiapan Pengadaan Barang dan Jasa, hingga pembuatan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja atau Surat Pesanan, diharapkan sudah mencantumkan persyaratan:

a. Penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang berlaku atau standar internasional atau setara yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang; b. Penggunaan produksi dalam negeri sesuai kemampuan industri nasional;

dan/atau

(19)

3. Pengadaan Barang dan Jasa impor, dapat dilakukan apabila:

a. Barang dan Jasa tersebut belum diproduksi atau dihasilkan di dalam negeri; b. Spesifikasi teknis Barang dan Jasa yang diproduksi atau dihasilkan di dalam

negeri tidak memenuhi persyaratan atau waktu penyerahannya tidak memenuhi ketentuan yang diprasyaratkan; atau

c. Harga penawaran barang produksi dalam negeri lebih tinggi dari penawaran Barang dan Jasa impor, meskipun telah diperhitungkan tambahan preferensi harga.

4. Untuk melaksanakan ketentuan pengadaan Barang dan Jasa impor tadi, Penyedia yang bersangkutan semaksimal mungkin harus menggunakan jasa-jasa pelayanan dari dalam negeri, antara lain: jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, dan perbankan. 5. Penyedia asing wajib bekerja sama dengan Penyedia nasional dalam bentuk

kemitraan, sub Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja dan Surat Pesanan, atau bentuk Kerja Sama lainnya.

E. Monitoring Penggunaan Produk Dalam Negeri

1. Monitoring Penggunaan Produk Dalam Negeri dilakukan oleh Tim Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan bertugas memastikan penggunaan komponen dalam negeri dalam Pengadaan Barang dan Jasa.

2. Tim TKDN bersifat adhoc (sementara) dan tidak berwenang menggunakan stempel atas nama jabatan ataupun perusahaan. Tim TKDN dibentuk melalui Surat Keputusan Direksi yang disahkan oleh Direktur SDM dan Umum.

3. Tim TKDN menghasilkan output berupa Berita Acara TKDN dan memastikan bahwa Barang dan Jasa yang akan digunakan sudah memenuhi syarat TKDN yang berlaku. 4. Masa kerja Tim TKDN mengacu pada Keputusan Direksi mengenai Pembentukan Tim

Kerja.

F. Preferensi Harga

1. Pelaksana Pengadaan memberikan preferensi harga atas produk dalam negeri yang memiliki nilai tingkat komponen dalam negeri lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima persen).

2. Preferensi harga produk dalam negeri untuk barang diberikan paling tinggi 25% (dua puluh lima persen).

(20)

3. Preferensi harga produk dalam negeri untuk jasa konstruksi yang dikerjakan oleh perusahaan dalam negeri diberikan paling tinggi 7,5% (tujuh koma lima persen).

G. Tata Tertib Pengadaan Barang dan Jasa

Tata tertib Pengadaan Barang dan Jasa adalah sebagai berikut:

1. Pihak-pihak yang terkait dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa wajib melaksanakan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Standar dan Prosedur Operasi (SPO) Pengadaan Barang dan Jasa yang telah ditetapkan.

2. Pelaksana Pengadaan dapat melakukan perubahan terhadap Dokumen Pengadaan (RKS) yang mengatur persyaratan, kriteria, dan tata cara evaluasi penawaran pada saat rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) sebagaimana prosesnya dijelaskan pada prosedur masing-masing Metode Pengadaan Barang dan Jasa dan wajib dituangkan dalam suatu Berita Acara.

3. Pelaksana Pengadaan melakukan evaluasi atas penawaran yang masuk berdasarkan metode evaluasi yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan (RKS) dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.

4. Pelaksana Pengadaan menetapkan urutan calon Pelaksana Pekerjaan dari penawar yang memenuhi syarat berdasarkan kriteria dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan mengusulkan pemenangnya kepada Direksi.

5. Peserta pengadaan yang ditunjuk sebagai Pelaksana Pekerjaan, wajib menerima keputusan yang dibuat oleh Pelaksana Pengadaan. Dalam hal metode pengadaan menggunakan sistem Tender, apabila peserta pertama yang ditetapkan sebagai pemenang mengundurkan diri, maka jaminan penawaran peserta yang bersangkutan secara otomatis menjadi milik PT Jasa Raharja (Persero), kecuali dalam hal Penyedia adalah BUMN atau eks BUMN.

6. Peserta pengadaan yang mengundurkan diri sebelum berakhirnya masa penawaran, dikenakan sanksi berupa pencairan jaminan penawaran dan dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) sebagai rekanan PT Jasa Raharja (Persero) selama 2 (dua) tahun.

(21)

H. Sumber Dana Dan Kewenangan Otorisasi Pengadaan

1. Sumber dana yang digunakan dalam pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa yang menjadi ruang lingkup SPO ini dibagi menjadi 2 (dua) sumber, yakni:

a. Anggaran PT Jasa Raharja (Persero) sendiri, yang berupa: 1) Anggaran belanja modal;

2) Anggaran belanja rutin;

b. Anggaran pihak lain, kecuali Pengadaan Barang dan Jasa tersebut menggunakan dana langsung dari APBN/APBD, atau yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri baik sebagian maupun seluruhnya dijamin maupun tidak dijamin oleh Pemerintah.

2. Kewenangan otorisasi pengesahan transaksi Pengadaan Barang dan Jasa dapat dilaksanakan oleh Direksi, Direktur SDM dan Umum, Kepala Divisi Umum, atau Kepala Cabang sesuai dengan batas kewenangan yang diatur dalam Keputusan Direksi tentang Pendelegasian Wewenang Pengelolaan Administrasi dan Keuangan.

(22)

BAB IV. PARA PIHAK PENGADAAN BARANG DAN JASA

A. Penanggung jawab Pengadaan Barang dan Jasa

1. Penanggung jawab Pengadaan Barang dan Jasa memiliki tugas pokok sebagai berikut: 3) Menyusun rencana pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa sesuai dengan

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan;

4) Menetapkan dan mengesahkan rencana Pengadaan Barang dan Jasa, ketentuan mengenai kewajiban penggunaan produksi dalam negeri, perluasan kesempatan usaha bagi usaha kecil atau koperasi kecil, lembaga ilmiah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Unit Penelitian;

5) Menetapkan Tim Pengadaan Barang dan Jasa;

6) Melibatkan Pejabat Penerima Barang dan Jasa dalam penerimaan Barang dan Jasa;

7) Melaksanakan Perikatan (Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja dan Surat Pesanan) dengan Pihak Penyedia;

8) Memantau, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja dan Surat Pesanan yang bersangkutan;

9) Melimpahkan tanggung jawab dalam hal kewenangan Penggunaan Anggaran kepada Unit Kerja dan Kepala Cabang sebagaimana diatur dalam Keputusan Direksi tentang Pendelegasian Wewenang Pengelolaan Administrasi dan Keuangan yang berlaku;

10) Melakukan pengadaan sesuai dengan ketentuan Pengadaan Barang dan Jasa; dan

11) Dalam hal Penanggung jawab Pengadaan Barang dan Jasa adalah direksi, melaporkan kepada Dewan Komisaris mengenai proses dan hasil Pengadaan Barang dan Jasa tertentu yang bersifat substansial (bukan bersifat rutin) sebagai penerapan dari prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

2. Dalam hal dibentuk Tim/Panitia Pengadaan, Penanggung jawab Pelaksanaan Pengadaan adalah Ketua Tim/Panitia Pengadaan yang bersangkutan.

3. Dalam hal Pengadaan Barang dan Jasa menggunakan anggaran dari pihak lain, maka tugas Penanggung jawab Pengadaan adalah sampai dengan Barang dan Jasa diterima oleh Penerima Barang dan Jasa.

(23)

B. Pelaksana Pengadaan

1. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pelaksana Pengadaan, meliputi:

a. Menyusun jadwal, Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan menetapkan spesifikasi teknis pekerjaan;

b. Menyusun dan menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dengan memperhatikan alokasi anggaran yang tersedia;

c. Mengundang Penyedia yang sesuai dengan kriteria dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk Pengadaan Barang dan Jasa;

d. Menyampaikan surat permintaan penawaran, atau surat-surat lainnya kepada peserta pengadaan;

e. Memberikan penjelasan kepada peserta pengadaan mengenai materi yang terkandung dalam dokumen RKS atau Rencana Kerja dan Syarat, termasuk perubahan-perubahannya (bila ada) dan menuangkannya dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan;

f. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran peserta pengadaan dan menetapkan nominasi calon pemenang pengadaan, serta melakukan negosiasi;

g. Menyampaikan hasil evaluasi administrasi, teknis, harga peserta pengadaan dan negosiasi kepada kepala divisi umum/kepala cabang;

h. Menyusun Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan Barang dan Jasa untuk ditandatangani oleh Direksi/Direktur; dan

i. Menyimpan seluruh dokumen yang berkaitan dengan proses Pengadaan Barang dan Jasa;

2. Dalam hal dibentuk Tim/Panitia Pengadaan maka Pelaksana Pengadaan adalah Tim/Panitia Pengadaan.

C. Tim/Panitia Pengadaan

1. Tim/Panitia Pengadaan bersifat adhoc (sementara) dan tidak berwenang menggunakan stempel atas nama jabatan ataupun perusahaan.

2. Tim/Panitia Pengadaan dibentuk melalui Surat Keputusan Direksi yang disahkan oleh Direktur SDM dan Umum.

3. Masa kerja Tim/Panitia Pengadaan mengacu pada Keputusan Direksi mengenai Pembentukan Tim Kerja yang berlaku dan berakhir sesuai masa penugasannya atau

(24)

setelah Surat Perintah Kerja/Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ditandatangani oleh pihak penanggung jawab pengadaan dan pihak penyedia Barang dan Jasa atau telah disetujuinya pembelian tanah/bangunan jadi atau pengadaan dinyatakan batal dan tidak dilanjutkan.

4. Hal-hal yang menyangkut Tim Pengadaan diatur pada butir-butir di bawah ini, sedangkan menyangkut Panitia Pengadaan dijelaskan lebih lanjut pada pengadaan tanah dan/atau bangunan jadi:

a. Tim Pengadaan dibentuk dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa yang dibiayai melalui anggaran belanja modal atau anggaran belanja rutin perusahaan dan/atau anggaran pihak lain.

b. Tim Pengadaan diusulkan oleh Kepala Divisi Umum dan jumlahnya harus ganjil menyesuaikan dengan nilai dan kompleksnya pekerjaan.

c. Tim Pengadaan bertanggung jawab kepada Direksi/ Direktur selaku Penanggung jawab Pengadaan.

d. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Tim Pengadaan, meliputi:

1) Menyusun jadwal, Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan menetapkan spesifikasi teknis pekerjaan;

2) Menyusun dan/atau menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dengan memperhatikan alokasi anggaran yang tersedia;

3) Mengumumkan Pengadaan Barang dan Jasa melalui media massa dan/atau website e-Procurement PT Jasa Raharja (Persero) apabila pengadaan dilakukan melalui metode Tender;

4) Melakukan evaluasi terhadap peserta pengadaan yang memenuhi persyaratan;

5) Menyampaikan undangan, surat permintaan penawaran, atau surat-surat lainnya kepada peserta pengadaan;

6) Memberikan penjelasan kepada peserta pengadaan mengenai materi yang terkandung dalam dokumen RKS atau Rencana Kerja dan Syarat, termasuk perubahan-perubahannya (bila ada) dan menuangkannya dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan;

7) Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran peserta pengadaan dan menetapkan nominasi calon pemenang pengadaan, serta melakukan negosiasi dalam hal pengadaan dilakukan melalui Tender Terbatas atau Penunjukan Langsung;

(25)

8) Mengusulkan calon pemenang Pengadaan Barang dan Jasa kepada Direksi/ Direktur;

9) Menjawab sanggahan;

10) Dalam hal metode pengadaan dilakukan melalui Tender, menginformasikan pemenang pengadaan secara tertulis kepada seluruh peserta pengadaan yang memasukkan penawaran;

11) Menyusun Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan Barang dan Jasa untuk ditandatangani oleh Direksi/ Direktur; dan

12) Menyimpan seluruh dokumen yang berkaitan dengan proses Pengadaan Barang dan Jasa;

e. Personil yang diikutsertakan dalam Tim Pengadaan memiliki kualifikasi sekurang-kurangnya:

1) Memiliki integritas, moral, disiplin, tanggung jawab, kemampuan teknis dan manajerial dalam rangka pelaksanaan tugas;

2) Memahami seluruh jenis pekerjaan yang menjadi tugas Tim Pengadaan; dan

3) Mengetahui dan menguasai metode, prosedur dan materi dokumen RKS. f. Tim Pengadaan harus beranggotakan personil-personil yang kompeten yang

sekurang-kurangnya:

1) Unsur yang mengetahui teknis pengadaan;

2) Unsur yang memahami teknis operasional perusahaan;

3) Unsur yang memahami terkait spesifikasi Barang dan Jasa yang akan diadakan; dan

4) Unsur yang memahami seluk beluk hukum perikatan.

g. Honorarium dan biaya yang mungkin timbul yang berkaitan dengan kegiatan Tim Pengadaan dibebankan pada anggaran perusahaan.

h. Tim Pengadaan wajib menandatangani Pakta Integritas (Letter of Undertaking). i. Aparat pengawasan intern ataupun ekstern yang melakukan pengawasan

melalui audit, review, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap fungsi dan tugas perusahaan dilarang duduk sebagai anggota Tim Pengadaan.

(26)

D. Pengguna

Pengguna memiliki tugas pokok sebagai berikut:

1. melakukan koordinasi dengan divisi umum terkait perencanaan Pengadaan Barang dan Jasa sebelum ditetapkannya RKAP;

2. menyusun rencana pendanaan Pengadaan Barang dan Jasa;

3. menetapkan spesifikasi Barang dan Jasa yang dituangkan ke dalam RKS;

4. menetapkan rencana Pengadaan Barang dan Jasa serta jadwal pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran termasuk kepastian anggaran dan menyerahkannya kepada divisi umum;

5. menyusun dan menetapkan HPS;

6. melakukan evaluasi teknis pada saat proses pengadaan dilakukan;

7. memberikan persetujuan adendum kontrak Pengadaan Barang dan Jasa; dan

8. melakukan evaluasi atas hasil pekerjaan dari Penyedia yang berupa Barang dan Jasa.

E. Penyedia

1. Penyedia yang diperkenankan ikut dalam Pengadaan Barang dan Jasa kebutuhan perusahaan pada dasarnya harus terdaftar terlebih dahulu dalam DRJR, kecuali Penyedia yang metode pengadaannya dilakukan melalui Pengadaan Langsung, usaha perseorangan, atau Penyedia untuk pengadaan tanah dan/atau bangunan jadi untuk bangunan kantor/rumah dinas jabatan.

2. Penyedia yang belum terdaftar dalam DRJR wajib melakukan registrasi ke dalam aplikasi e-procurement PT Jasa Raharja (Persero) agar terdaftar sebagai Daftar Rekanan Jasa Raharja.

3. Penyedia jasa pekerjaan konstruksi dan/atau jasa lainnya, dapat berupa usaha perseorangan atau badan usaha yang memiliki surat izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan/atau daerah, atau sertifikat yang dikeluarkan oleh asosiasi atau informasi lain melalui internet yang dikelola oleh asosiasi yang bersangkutan.

4. Penyedia jasa Konsultansi dapat berupa perusahaan (badan usaha) jasa Konsultansi, lembaga ilmiah, Lembaga Swadaya Masyarakat/lembaga nirlaba lainnya, perusahaan jasa industri dan perbankan yang memiliki unit penelitian dan pengembangan dengan keahlian khusus, atau konsultan perorangan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Lembaga ilmiah lebih diutamakan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan

(27)

b. LSM lebih diutamakan untuk melakukan usaha jasa Konsultansi dalam rangka pengembangan masyarakat (community development), peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan di bidang pendidikan dan penyuluhan untuk masyarakat, serta penerapan dan penyebarluasan teknologi sederhana dan madya yang tepat guna.

c. Unit penelitian dan pengembangan dalam perusahaan jasa industri dan perbankan lebih diutamakan untuk melaksanakan pekerjaan khusus sesuai dengan bidang spesialisasinya.

d. Konsultan perorangan dalam segala bidang, yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1) pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan padanya tidak memerlukan kerja kelompok (team work) untuk penyelesaiannya;

2) pekerjaan hanya dapat dilakukan oleh seorang yang ahli di bidangnya yang dibuktikan dengan adanya sertifikat dari asosiasi profesi terkait;

3) jasa Konsultansi perorangan tersebut bersifat tugas khusus dari perusahaan untuk memberikan masukan atau nasehat dalam pelaksanaan kegiatan serta kegiatan khusus lain yang mendapat persetujuan Direksi atau Kepala Divisi Umum/Kepala Cabang selaku Penanggung jawab Pengadaan; dan

4) konsultan perorangan yang ditunjuk harus mampu menyelesaikan tugasnya secara mandiri ditinjau dari segi teknis, waktu dan biaya.

5. Penyedia yang ingin berpartisipasi dalam Pengadaan Barang dan Jasa PT Jasa Raharja (Persero) harus memenuhi persyaratan profesional sesuai yang ditentukan dalam dokumen RKS/RKS, sebagai berikut:

a. Penyedia Barang dan Jasa Konstruksi/Jasa Lainnya diharuskan:

1) memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial dalam bidang usaha yang bersangkutan;

2) memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam Pengadaan Barang dan Jasa;

3) secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja dan Surat Pesanan Pengadaan Barang dan Jasa ;

4) tidak dalam pengawasan pengadilan, pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana; 5) tidak membuat pernyataan palsu tentang kualifikasi, klasifikasi, dan

(28)

sertifikasi yang dimilikinya.

6) memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman.

7) Tidak menimbulkan pertentangan kepentingan dalam keikutsertaannya sebagai Penyedia PT Jasa Raharja (Persero).

b. Penyedia jasa Konsultansi, diharuskan memiliki data administrasi sesuai yang ditentukan dalam dokumen RKS antara lain:

1) fotokopi ijazah lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan memiliki sertifikat keahlian terkait di bidangnya;

2) mempunyai pengalaman di bidangnya sesuai dengan referensi pengalaman kerja yang dituangkan di dalam daftar riwayat hidup yang harus ditulis dengan teliti dan benar, ditandatangani oleh yang bersangkutan (konsultan perorangan) dan diketahui oleh pimpinan perusahaan (konsultan berbadan usaha);

3) tenaga ahli LSM memiliki pengalaman dan keahlian di bidangnya, yang dituangkan di dalam daftar riwayat hidup yang ditandatangani oleh yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh kepala kantor LSM yang bersangkutan.

6. Syarat-syarat Penyedia untuk metode selain Pengadaan Langsung adalah sebagai berikut:

a. Telah memenuhi persyaratan profesi, kualifikasi, klasifikasi, dan memiliki kemampuan sumber daya dan dana yang memadai.

b. Menyerahkan salinan:

1) Akta pendirian beserta perubahannya yang terakhir untuk yang berbentuk badan usaha;

2) NPWP/Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak/Surat pernyataan bukan PKP;

3) Dokumen lainnya yang ditetapkan dalam dokumen RKS sesuai dengan bidang perusahaan, seperti Ijin Domisili, SIUP, SIUJK untuk Jasa Konstruksi, TDP, dan sertifikat lainnya.

(29)

7. Penyedia yang ditetapkan sebagai Pelaksana Pekerjaan wajib menandatangani Pakta Integritas (letter of undertaking), kecuali Penyedia yang metode pengadaannya dilaksanakan melalui Pengadaan Langsung.

(30)

BAB V. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN

JASA

Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa merupakan kegiatan pemenuhan Barang dan Jasa yang dibutuhkan PT Jasa Raharja (Persero) di mana prosesnya diawali dengan Rencana Pengadaan Barang dan Jasa, pemilihan Penyedia, penerbitan surat perikatan, penerimaan Barang dan Jasa, dan diakhiri dengan pembayaran pengadaannya.

A. Maksud Dan Tujuan

Tujuan Pengadaan Barang dan Jasa adalah untuk memperoleh Barang dan Jasa yang tepat kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia dengan cara yang efisien serta sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.

B. Rencana Pengadaan Barang dan Jasa

1. Pengadaan Barang dan Jasa kebutuhan Perusahaan harus direncanakan secermat mungkin dengan harapan selain pemenuhannya sesuai dengan kebutuhan (efektif), saat pemenuhannya pun sesuai dengan yang diinginkan (tepat waktu). Sehubungan dengan itu, perencanaan awal Pengadaan Barang dan Jasa kebutuhan Perusahaan diatur sebagai berikut:

a. Setiap awal tahun, berdasarkan RKAP yang telah disahkan oleh RUPS, seluruh Pengguna di Kantor Pusat harus menyampaikan rencana jadwal Pengadaan Barang dan Jasa kepada Divisi Umum.

b. Hal yang sama pada butir a sebelumnya, berlaku juga untuk Pengadaan Barang dan Jasa yang merupakan kewenangan Kantor Cabang. Setiap awal tahun, sesuai alokasi anggaran yang diberikan, seluruh Pengguna wajib menyampaikan rencana jadwal Pengadaan Barang dan Jasa kepada Bagian Administrasi/Unit SDM & Umum Kantor Cabang dan meneruskan ke Divisi Umum Kantor Pusat. c. Divisi Umum/Bagian Administrasi/Unit SDM&Umum kemudian mengompilasi

semua rencana jadwal Pengadaan Barang dan Jasa pada butir a dan b sebelumnya untuk dibuat Rencana Umum Pengadaan (RUP).

d. Rencana Umum Pengadaan (RUP) yang dibuat oleh Divisi Umum/Bagian Administrasi/Unit SDM&Umum kemudian menjadi acuan dalam melaksanakan

(31)

kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa. e. Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Sebelum kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan, Pengguna wajib menyusun, menandatangani, dan menyampaikan Kerangka Acuan Kerja (KAK) kepada Pelaksana Pengadaan yang memuat informasi:

1) untuk Pengadaan yang menggunakan metode Pengadaan Langsung di atas Rp 10.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) yaitu:

a) uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar belakang, maksud, tujuan dan manfaat, lokasi kegiatan dan waktu pengadaan sampai dengan penyelesaian pekerjaan;

b) spesifikasi teknis/rincian Barang dan Jasa/ruang lingkup Barang dan Jasa yang dibutuhkan;

c) tenaga ahli yang dibutuhkan; dan

d) perkiraan biaya termasuk pajak serta alokasi anggaran yang tersedia.

2) untuk Pengadaan yang menggunakan metode Penunjukan Langsung, Tender Terbatas dengan nilai pengadaan di atas Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan Tender yaitu:

a) uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar belakang, maksud, tujuan dan manfaat, lokasi kegiatan dan waktu pengadaan sampai dengan penyelesaian pekerjaan;

b) spesifikasi teknis/rincian Barang dan Jasa/ruang lingkup Barang dan Jasa yang dibutuhkan;

c) tenaga ahli yang dibutuhkan;

d) perkiraan biaya termasuk pajak dan alokasi anggaran yang tersedia; e) usulan metode pengadaan;

f) analisa kebutuhan Barang dan Jasa yang direncanakan (cost and

benefit); dan

g) Rencana pengelolaan risiko (identifikasi, analisa, mitigasi dan evaluasi risiko).

2. Pelaksana Pengadaan berhak melakukan Konsolidasi Pengadaan Barang dan Jasa yang sejenis dalam RUP apabila dianggap dapat memberikan benefit lebih besar bagi

(32)

perusahaan baik tangible seperti cost saving ataupun intangible seperti efisiensi waktu. 3. Dalam melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang dan Jasa tidak dibenarkan:

a. menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa cabang yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di cabang masing-masing;

b. menyatukan beberapa RUP pengadaan yang menurut sifat dan jenis pekerjaannya bisa dipisahkan, atau besaran nilainya seharusnya bisa dilakukan oleh usaha kecil atau koperasi;

c. memecah Pengadaan Barang dan Jasa menjadi beberapa RUP dengan maksud menghindari Tender; dan

d. menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan yang diskriminatif dan/atau pertimbangan yang tidak obyektif.

C. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

1. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) disusun oleh Pelaksana Pengadaan untuk keperluan Pengadaan Barang dan Jasa dengan cara Tender atau Tender Terbatas.

2. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh Pelaksana Pengadaan pada saat penyusunan Rencana Kerja dan Syarat (RKS), antara lain sebagai berikut :

a.

Dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS), dicantumkan secara jelas dan terinci mengenai seluruh persyaratan yang diperlukan, unsur-unsur yang dinilai, metode evaluasi yang akan digunakan, termasuk contoh-contoh formulir yang perlu diisi oleh calon Penyedia yang berminat.

b.

Apabila dipandang perlu, dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dapat dicantumkan persyaratan Jaminan Penawaran.

c.

Pihak yang bertugas menyusun Rencana Kerja dan Syarat (RKS) adalah Pelaksana Pengadaan

d.

Rencana Kerja dan Syarat (RKS) berisi antara lain:

1) Syarat umum yang sekurang-kurangnya menjelaskan bahwa Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dimaksud adalah sebagai acuan bagi Penyedia untuk mengajukan penawaran.

2) Syarat Administrasi dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS), antara lain: a) ringkasan mengenai isi Rencana Kerja dan Syarat (RKS);

(33)

c) tata cara menyampaikan surat penawaran dan dokumen yang harus dilampirkan;

d) list dokumen legalitas perusahaan yang diprasyaratkan; e) Pakta Integritas;

f) jangka waktu pelaksanaan dan tata cara pembayaran;

g) sanksi dalam hal peserta pengadaan tidak mematuhi syarat yang telah ditentukan.

3) Syarat Teknis atau spesifikasi teknis merupakan panduan bagi peserta pengadaan dalam pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dalam mengajukan penawaran teknis. Sedangkan Syarat Teknis atau spesifikasi teknis dalam pengadaan Jasa Konsultansi dapat berupa Kerangka Acuan Kerja atau Kajian Pengadaan.

4) Dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) perlu dicantumkan juga mengenai Sistem Evaluasi Dokumen Penawaran.

5) Rencana Kerja dan Syarat (RKS) disampaikan kepada Penyedia pada saat tahapan pendaftaran peserta pengadaan dan dijelaskan pada tahapan Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

D. Dokumen Prakualifikasi

1.

Dokumen Prakualifikasi disusun oleh Pelaksana Pengadaan untuk Pengadaan Barang dan Jasa yang menggunakan metode penilaian prakualifikasi.

2.

Dokumen Prakualifikasi berisi:

a. nama dan alamat penanggung jawab Penyedia; b. form isian data legalitas Penyedia;

c. neraca keuangan Penyedia; d. data pengurus;

e. daftar tenaga ahli untuk pengadaan yang membutuhkan tenaga ahli; dan f. daftar pengalaman.

3.

Dokumen Prakualifikasi disampaikan kepada Penyedia pada saat tahapan pendaftaran peserta pengadaan.

(34)

E. Metode Penilaian Kualifikasi

Untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu dari calon Penyedia, dapat dilakukan penilaian kualifikasi melalui salah satu dari 2 (dua) cara berikut ini, yaitu:

1. Prakualifikasi

Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi sebelum Penyedia memasukkan penawaran.

Prakualifikasi hanya dilaksanakan untuk pemilihan Penyedia melalui metode Tender untuk Barang dan Jasa yang bersifat kompleks atau Jasa Konsultansi.

Adapun tahapan prakualifikasi adalah sebagai berikut: a. Pengumuman Prakualifikasi

1) Pelaksana pengadaan harus mengumumkan secara luas tentang adanya prakualifikasi melalui sekurang-kurangnya 1 (satu) media massa dan/atau

website e-procurement PT Jasa Raharja (Persero);

2) Isi pengumuman prakualifikasi memuat sekurang-kurangnya:

a) nama dan alamat Pelaksana Pengadaan yang akan mengadakan Tender;

b) uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan; c) syarat-syarat peserta Tender;

d) tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk mengambil Dokumen Prakualifikasi.

b. Pengambilan Dokumen Prakualifikasi

Pengambilan dokumen prakualifikasi dilakukan pada saat pendaftaran peserta pengadaan.

c. Pemasukan Dokumen Prakualifikasi

Batas akhir pemasukan dokumen prakualifikasi paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah batas akhir pengambilan dokumen prakualifikasi.

d. Evaluasi Dokumen Prakualifikasi

Penyedia dinyatakan lulus prakualifikasi apabila memenuhi persyaratan dan kriteria sebagai berikut:

1) Memiliki surat izin usaha sesuai dengan bidang usahanya yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang, seperti SIUP dan SIUJK untuk jasa konstruksi;

(35)

2) Dokumen Prakualifikasi harus ditandatangani oleh orang yang secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak;

3) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana berupa surat pernyataan dari yang bersangkutan;

4) Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir, kecuali untuk perusahaan baru yang belum berkewajiban untuk melapor;

5) Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan pekerjaan sejenis, kecuali Penyedia yang baru berdiri kurang dari 4 (empat) tahun;

6) Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di suatu instansi pemerintah yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari yang bersangkutan;

7) Memiliki kemampuan pada sub bidang pekerjaan yang sesuai;

8) Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang diperlukan, atau pengalaman tertentu;

9) Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan;

10) Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang dimiliki;

e. Penetapan Hasil Prakualifikasi

1) Peserta yang lulus prakualifikasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) peserta; 2) Apabila peserta yang lulus prakualifikasi kurang dari 3 (tiga), maka

dilakukan prakualifikasi ulang dengan mengumumkan prakualifikasi kembali;

3) Apabila peserta yang lulus prakualifikasi ulang masih berjumlah kurang dari 3 (tiga) peserta, maka proses pengadaan tetap dilanjutkan dengan jumlah peserta yang ada.

f. Pengumuman Hasil Prakualifikasi

1) Hasil prakualifikasi setelah ditetapkan oleh Pelaksana Pengadaan disampaikan kepada seluruh peserta prakualifikasi.

2) Peserta yang berkeberatan terhadap hasil prakualifikasi dapat mengajukan surat sanggahan kepada pelaksana pengadaan.

(36)

3) Sanggahan harus diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender setelah pengumuman hasil prakualifikasi.

4) Pelaksana Pengadaan wajib menyampaikan keputusan tertulis atas sanggahan yang diterima selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak diterimanya surat sanggahan tertulis. Keputusan Pelaksana Pengadaan tadi bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.

g. Undangan Kepada Peserta Yang Lulus Prakualifikasi.

1) Peserta yang lulus prakualifikasi diundang untuk mengambil dokumen Rencana Kerja dan Syarat (RKS) apabila tidak ada sanggahan atau sanggahan sudah dinyatakan tidak benar;

2) Pengambilan dokumen Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ditentukan oleh Pelaksana Pengadaan.

2. Pasca kualifikasi

Pasca kualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah peserta pengadaan memasukkan penawaran.

F. Harga Perkiraan Sendiri

1. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah harga yang dikalkulasikan secara keahlian untuk mengestimasi harga Barang dan Jasa yang wajar berdasarkan data yang dapat dipertanggung jawabkan.

2. Nilai total HPS dapat bersifat terbuka dan tidak rahasia. Maksudnya adalah nilai total HPS dapat diberitahukan atau tidak diberitahukan kepada peserta pengadaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana Kerja dan Syarat (RKS). 3. Nilai total HPS yang dimaksud pada butir 2 di atas adalah hasil perhitungan seluruh

volume pekerjaan dikalikan dengan harga satuan ditambah dengan seluruh beban pajak dan keuntungan. Namun demikian, rincian harga satuan dalam perhitungan tetap bersifat rahasia.

4. Untuk Pengadaan Barang dan Jasa pekerjaan konstruksi/jasa Konsultansi/jasa lainnya, penawaran dari peserta pengadaan dinyatakan gugur atau diberi skor nol apabila harga penawarannya lebih tinggi dari HPS.

5. Untuk pengadaan jasa pekerjaan konstruksi, penawaran dari peserta pengadaan dinyatakan gugur atau diberi skor nol apabila harga penawarannya melebihi 20% lebih rendah dari HPS.

(37)

6. Untuk Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi dan jasa lainnya, penawaran dari peserta pengadaan yang harga penawarannya melebihi 20% lebih rendah dari HPS, diwajibkan melakukan klarifikasi harga dan membuat Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan sesuai kriteria dan spesifikasi yang ditentukan.

7. Apabila kondisi penawaran harga melebihi 20% lebih rendah dari HPS sebagaimana disebutkan pada butir 6, maka besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah 5% dari nilai total HPS.

8. HPS tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk menggugurkan penawaran untuk pengadaan dengan metode Tender.

9. Kegunaan HPS:

a. Alat untuk menilai kewajaran harga penawaran;

b. Menjadi salah satu dasar untuk menetapkan besarnya nilai jaminan penawaran, yaitu 1% hingga 3% dari nilai total HPS;

10. HPS disusun dan ditandatangani oleh Pengguna.

11. Dalam hal dibentuk Tim Pengadaan, HPS disusun dan ditandatangani oleh Tim Pengadaan.

12. Penyusunan HPS dapat dilakukan oleh pihak ketiga (konsultan) untuk Pengadaan Barang dan Jasa yang memerlukan keahlian tertentu dan tidak dimiliki oleh Pengguna yang menangani pengadaan atau Tim Pengadaan.

13. HPS tidak boleh lebih besar dari jumlah anggaran yang disediakan.

14. HPS tidak diperlukan untuk pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp. 10.000.000,- termasuk pajak.

15. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan, pengesahan dan kerahasiaan HPS, adalah sebagai berikut:

a. Dalam HPS agar memperhitungkan:

1) preferensi harga bagi Penyedia usaha mikro, kecil, dan menengah; 2) penggunaan produk dalam negeri;

3) pajak pertambahan nilai dan bea masuk sesuai perundang-undangan yang berlaku; dan

4) keuntungan yang wajar bagi Penyedia. b. Dalam HPS tidak boleh dimasukkan:

1) biaya tak terduga; dan

(38)

16. Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survei, dengan mempertimbangkan:

a. Daftar biaya/tarif Barang dan Jasa yang dikeluarkan/didapat dari pabrikan/distributor tunggal, iklan, internet, harga toko dan informasi yang dipublikasikan oleh asosiasi terkait;

b. Daftar harga standar/tarif harga yang dikeluarkan instansi berwenang;

c. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS);

d. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait (contoh: Pedoman standar minimal INKINDO) dan sumber data lain yang dapat dipertanggung jawabkan;

e. Biaya Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Surat Perintah Kerja sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya seperti inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;

f. Hasil perbandingan dengan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan/Surat Perintah Kerja sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain; g. Perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana

(Engineer’s Estimate); h. Norma indeks; dan/atau

i. Informasi lain yang dapat dipertanggung jawabkan.

G. Pengadaan Barang dan Jasa Jangka Panjang

1. Pengadaan Barang dan Jasa jangka panjang dapat digunakan antara lain untuk: a. Pengadaan Barang dan Jasa yang sifat pekerjaannya memiliki jangka waktu

penyelesaian/pelaksanaan lebih dari 1 (satu) tahun anggaran atau multi-years. b. pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk jangka

waktu lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran dan paling lama 3 (tiga) Tahun Anggaran;

c. pekerjaan yang memerlukan investasi jangka panjang; dan d. pekerjaan rutin yang harus tersedia di awal tahun.

2. Pengadaan Barang dan Jasa jangka panjang hanya dapat dilakukan sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggung jawabkan, serta mendapat persetujuan Direksi.

(39)

3. Pengadaan Barang dan Jasa secara multi-years dilakukan sesuai metode yang ditetapkan dalam ketentuan ini dengan beban/pagu anggaran sebagaimana dituangkan dalam RKAP tahunan yang telah mendapat persetujuan RUPS.

4. Penyesuaian harga (price adjustment) pada pengadaan jangka panjang atau

multi-years dapat dilakukan dengan ketentuan tata cara penyesuaian harganya dicantumkan

dengan jelas dalam RKS sesuai dengan kondisi pasar dan best practice.

H. Metode Pengadaan Barang dan Jasa

Dengan memperhatikan jenis, sifat, nilai Barang dan Jasa, serta kondisi, lokasi, dan jumlah Penyedia yang ada, Pelaksana Pengadaan terlebih dahulu menetapkan metode Pengadaan Barang dan Jasa yang akan digunakan sebelum melaksanakan Pengadaan Barang dan Jasa yang dibutuhkan. Kecuali untuk metode Penunjukan Langsung, metode Pengadaan Barang dan Jasa ditetapkan oleh Pelaksana Pengadaan.

1.

Metode Pengadaan Barang dan Jasa terdiri dari: a. Pengadaan Langsung;

b. Tender Terbatas;

c. Penunjukan Langsung; dan d. Tender.

2.

karena sifatnya yang khusus, pengadaan tanah dan/atau bangunan jadi dikecualikan dari keempat Metode Pengadaan Barang dan Jasa yang disebutkan di atas.

3.

Nilai nominal masing-masing Metode Pemilihan Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana disebutkan sebelumnya, diatur dan ditetapkan terpisah dalam Keputusan Direksi tentang Pendelegasian Wewenang Pengelolaan Administrasi dan Keuangan.

I. Penyampaian SPPH

Pelaksana Pengadaan secara resmi membuat dan mengirimkan Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH) kepada Penyedia yang telah terdaftar dalam DRJR dan diundang untuk mengikuti Pengadaan Barang dan Jasa, sekurang-kurangnya berisi tentang:

1. Ruang lingkup pekerjaan;

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai ulasan mengenai permasalahan dan latar belakang di atas yang membuat penulis ingin mengetahui hubungan efikasi diri dan dukungan sosial dengan

Mengingat terdapat banyak pendapat berkaitan dengan teknik pengumpulan dan pengolahan data kualitatif, dalam penelitian ini penulis cenderung untuk melakukan

Abstrak : Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis secara empiris pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan publik, dewan komisaris, leverage , pengungkapan

Analisis Situasi Uraikan secara ringkas, jelas dan selengkap mungkin kondisi desa mitra saat ini berdasar Indek Desa Membangun, Uraikan analisis situasi wilayah yang berisi peta

Manfaat pelatihan yang dirasakan subjek adalah sikap yang lebih tenang dan lebih rileks dalam menghadapi kehamilan, menurunkan ketegangan pikiran, keadaan tubuh

Peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan penggunaan model pembelajaran attaining concept dalam materi dasar refrigerasi menunjukkan 32,1%, sedangkan dalam materi

sedikit dari haknya dan memberikan lebih banyak dari kewajibannya. Keempat nilai tersebut memperkuat teori yang dipaparkan oleh Raharjo dalam Munardji. 3 Selanjutnya

[r]