• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUNGAI AMBAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUNGAI AMBAWANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISKUSI PADA

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 2

SUNGAI AMBAWANG

Dayang Yuliana Suhandi, M. Yusuf Ibrahim, Gusti Budjang

Prodi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak Email: Dayang_yulia@yahoo.com

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji Efektivitas Penggunaan

Metode Diskusi pada Mata Pelajaran Sosiologi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Ambawang. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan deskriptif, bentuk penelitian yang digunakan adalah survey, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 2 Sungai Ambawang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi langsung, teknik observasi langsung, dan teknik studi dokumenter. Penulis menggunakan panduan observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi sebagai alat dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data secara umum dapat disimpulkan adalah Penggunaan metode dikusi ini sudah efektif digunakan oleh guru SMA Negeri 2 Sungai Ambawang di kelas XI IPS 2 pada mata pelajaran sosiologi.

Kata kunci: Efektivitas metode diskusi

Abstract : The purpose of this research is to investigate The effectiveness of

Discussion Method on sociology lesson at XI IPS 2 students of SMA N 2 Sungai Ambawang. In conducting this research, the writer has applied descriptive where the form was survey with the qualitative data. The subject of this research was a sociology teacher of SMA N 2 Sungai Ambawang. The technique used in this research was direct communication, direct observation and documenter. The writer used observation escort, interview escort and documentations as the instruction in this research. Based on the tabulation result and data analysis, the use of this method was effective used by a sociology teacher at XI IPS 2 of SMA N 2 Sungai Ambawang.

Key Words: The effectiveness of discussion method

ekolah merupakan lembaga pendidikan formal, melalui pendidikan yang ada di sekolah dapat meningkatkan sumber daya manusia, karena di sekolah tempat siswa mendapatkan pelajaran. Dalam proses pembelajaran terdapat guru dan siswa dimana guru itu adalah sebagai tenaga pengajar sedangkan siswa sebagai peserta didik.

(2)

Salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran adalah siswa mampu untuk menguasai berbagai macam mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Tinggi rendahnya hasil belajar yang di peroleh oleh peserta didik sangat di pengaruhi oleh proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

Salah satu masalah yang di hadapi dalam pembelajaran adalah kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi yang di ajarkan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang masih sangat rendah. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 november 2012 dengan guru bidang studi sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sungai Ambawang. Masalah pokok yang sering di hadapi dalam pembelajaran adalah masih kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga menyebababkan rendahnya hasil belajar yang di capai oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi,. Dengan metode-metode yang telah diterapkan oleh guru seharusnya siswa lebih aktif dan bisa lebih mudah menerima apa yang guru sampaikan serta berusaha mencari informasi selain yang guru sampaikan, tapi kenyataannya tidak seperti itu, hal ini dilihat dari rendahnya hasil belajar siswa di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Ambawang tahun ajaran 2012/2013 yaitu 55 dengan standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan oleh guru yaitu 68.

Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran apabila seorang guru sudah mampu untuk menjalakan metode sesuai dengan langkah-langkah dari metode secara efektif. Menurut Hamdani (2010: 55) cara untuk mengukur efektivitas adalah dengan menentukan cara transferbilitas (kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Untuk dapat menetili efektivitas suatu metode dengan baik, peneliti ingin meneliti satu diantara metode yang sering di gunakan oleh guru yaitu metode diskusi. Dari uraian di atas, peneliti tertarik melaksanakan penelitian yang berjudul Efektivitas Penggunaan Metode Diskusi pada Mata Pelajaran Sosiologi di kelas XI IPS 2 Sma Negeri 2 Sungai Ambawang.

Pengertian Metode Diskusi

MenurutYamin (2012:103) Metode diskusi adalah interaksi antara siswa dan

siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Sedangka menurut Bahri & Zain (2006:87) metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Serta menurut Hamdani (2010:159) Metode diskusi adalah interaksi antarsiswa atau interaksi siswa dengan guru, untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, atau memperdebabkan topik atau permasalahan tertentu. Selanjutnya menurut Suryosubroto (dalam Taniredja, dkk, 2011) metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

(3)

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan metode diskusi adalah interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama, dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Langkah-langkah Metode Diskusi

Metode diskusi bisa berjalan dengan baik karena mempunyai langkah-langkah

yang sudah di siapkan, langkah-langkah metode diskusi adalah sebagai berikut: Menurut Taniredja, dkk (2011:33) langkah-langkah metode diskusi adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

1. Merumuskan tujuan intruksional, mengapa atau alasan diadakan diskusi. 2. Menjelaskan pentingnya diadakan diskusi kelas.

3. Menjelaskan hasil yang akan dicapai dari diskusi kelas. 4. Menjelaskan tugas masing-masing kelompok, seperti:

a. Membuat makalah sesuai dengan tema perolehan undian; b. Menyiapkan bahan penyajian berupa power point;

c. Mencarai bahan/ materi untuk pengayaan/ melengkapi makalah; d. Memperbanyak makalah sesuai dengan kebutuhan;

e. Presentasi makalah sekitar 15 menit;

f. Menjawab pertanyaan-pertanyaan audien pada saat diskusi. 5. Merumuskan pokok pembicaraan dengan jelas dan ringkas:

a. Mengumpulkan fakta dan informasi mengenai pokok bahasan; b. Menyusun bahan diskusi dalam urutan yang logis dan praktis.

6. Mempertimbangkan latar belakang konsep dan pengalaman yang telah dimiliki siswa:

a. Apakah yang telah mereka ketahui, rasakan, pikirkan, alami mengenai tema/permasalahan;

b. Memprediksikan apabila dimungkinkan adanya hambatan-hambatan tertentu yang dapat terjadi pada saat diskusi, masalah-masalah perbedaan pendapat yang tajam.

7. Menyiapkan kerangka diskusi secara terperinci:

a. Menentukan aspek-aspek yang perlu dijadikan pokok-pokok pembicaraan; b. Menetukan waktu yang diperlukan untuk membahas tiap aspek (lamanya

masing-masing kelompok mempresentasikan makalah, lamanya diskusi, termasuk peraturan jalannya diskusi/aturan main diskusi);

c. Menjelaskan tema/ materi diskusi secara singkat dan jelas berdasarkan aspek-aspek pembicaraan yang telah ditentukan;

(4)

d. Memperjelaskan secara singkat dan jelas rumusan maslah/pokok masalah yang harus didiskusikan;

e. Membagi pokok pembicaraan dengan cara undian. 8. Menyiapkan fasilitas:

a. Memperbanyak bahan diskusi; b. Menentukan lokasi diskusi; c. Mendesain denah ruang diskusi;

d. Mempersiapkan referensi atau alat yang dibutuhkan sewaktu diskusi berlangsung;

e. Menyiapkan sarana dan prasarana diskusi, audio visual yang diperlukan 9. Pembagian kelompok:

a. Siswa memilih / atau membentuk kelompok sendiri; b. Banyak kelompok di tentukan sesuai dengan jumlah siswa; c. Pengundian materi / pokok bahasan.

10. Mendesain ruangan agar semua peserta diskusi maupun penyaji dapat berhadap-hadapan, sehingga lebih komunikatif dan interaktif

b. Pelaksanaan

1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran,mengomunikasikan pokok masalah yang akan di diskusikan, menerangkan prosedur diskusi (presentasi, tanya jawab/ diskusi alokasi waktu, menejelaskan aturan main).

2. Kelompok penyaji menyajikan makalah, atau bahan untuk di diskusikan, paling lama 15 menit tiap kelompok.

3. Moderator (semetara guru) memberikan kesempatan bertanya kepada audien per termin, tiap termin tiga penanya. Banyaknya termin di sesuaikan waktu yang tersedia. Penanya harus memperkenalkan diri, pertanyaan ditujukan kepada kelompok penyaji yang mana, pertanyaan harus lugas dan jelas.

4. Pemberian kesempatan kepada kelompok penyaji untuk menanggapi pertanyaan audien.

5. Pada saat pelaksanaan, terutama pada diskusi-diskusi kelas tahap awal, tugas guru sebagai moderator adalah:

1) Mengendalikan anggota yang terlalu banyak bicara, 2) Mengusahakan anggota pemalu untuk berpartisipasi aktif, 3) Bijaksana menghadapi sumbagan pikiran yang tidak relevan, 4) Mencegahkan perdebatan yang berorientasi pribadi,

5) Mengarahkan pembicaraan agar tidak menyimpang. c. Penutup

1. Moderator menyimpulkan dan merefleksi hasil diskusi.

2. Evaluasi pelaksanaan diskusi, memberi kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan evaluasi pelaksanaan diskusi demi kebaikan diskusi selanjutnya. 3. Guru memberi umpan balik dan penguatan

4. Guru mengingat pelaksanaan diskusi berikutnya kepada calon-calon kelompok penyajian agar mempersiapkan diri lebih awal dan lebih baik.

(5)

Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

Suatu metode tentunya memliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula metode diskusi ini juga memilki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dari metode diskusi adalah sebagai berikut:

Menurut Bahri & Zain (2006: 88) kelebihan metode diskusi adalah sebagai berikut: a. Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide gagasan-prakarsa, dan

terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.

b. Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain. c. Memperluas wawasan.

d. Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.

Dari beberapa kelebihan metode diskusi yang telah di paparkan diatas metode diskusi juga mempunyai kekurangan, kekurangannya adalah sebagai berikut:

Menurut Suryosubroto (dalamTaniredja, dkk, 2011) kekurangan metode diskusi adalah sebagai berikut:

a. Tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya.

b. Memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.

c. Jalanya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol. d. Tidak semua topik dapat di jadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang

bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.

e. Diskusi yang mendalam perlu waktu yang banyak. Siswa tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat.

f. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, biasa sulit untuk membatasi pokok masalahnya.

g. Sering terjadi dalam diskusi murid tidak berani megemukan pendapatnya.

h. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu banyak akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Manfaat dari Metode Diskusi

Metode diskusi yang telah berhasil dilasanakan dengan baik juga akan bermanfaat bagi peserta didik. Manfaat metode diskusi adalah sebagai berikut:

Menurut Taniredja, dkk (2011:33) manfaat metode diskusi adalah sebagai berikut: a.Memperdalam pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa

b.Melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan.

c.Melatih siswa menghadapi masalah secara berkelompok, berpikir bersama memecahkan masalah yang di hadapi.

(6)

METODE

Menurut Sugiyono (2011:01), “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Hadari (2012:67), “Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain), pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Dalam penelitian ini menggunakan pedekatan kualitatif, menurut Nasution (2006:5) pendekatan kualitatif adalah “Pendekatan yang dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap orang dengan lingkungannya, berinteraksi dengan mereka, memahami dan menafsirkan mereka tentang dunia di sekitarnya”. Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena melakukan pengamatan terhadap Efektivitas penggunaan metode diskusi pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Ambawang.

TEKNIK

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik di antaranya: a. Teknik Komunikasi Langsung

Untuk dapat mengumpulan data yang baik harus menggunakan teknik yang baik yaitu dengan menggunakan teknik komunikasi langsung. Menurut Hadari Nawawi teknik komunikasi langsung adalah sebagai berikut: Hadari Nawawi (2012:101) mengatakan: Teknik komunikasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja dibuat untuk keperluan tersebut.

Dalam penelitian ini peneliti secara langsung berhubungan dengan sumber data, yaitu melakukan wawancara mendalam dengan guru bidang studi sosiologi di SMA Negeri 2 Sungai Ambawang.

b. Teknik Observasi Langsung

Untuk dapat mengumpulan data yang baik harus menggunakan teknik yang baik yaitu dengan menggunakan observasi langsung. Menurut Hadari Nawawi ( 2007:100) Teknik observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yaitu Efektivitas penggunaan metode diskusi pada mata pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Ambawang.

c. Teknik Studi Dokumenter

Untuk dapat mengumpulan data yang baik harus menggunakan teknik yang baik yaitu dengan menggunakan teknik studi dokumenter. Hadari Nawawi (2012:101) mengatakan, “Teknik studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kaagorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang

(7)

berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku koran, majalah dan lain-lain”.

ALAT

Adapun alat pengumpul data yang digunakan adalah: a.Panduan observasi

Yaitu merupakan penuntun peneliti untuk melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti. Panduan observasi berisikan daftar yang memuat hal- hal yang dianggap relevan dengan data yang diperlukan dalam penelitian dengan cara memberi tanda cheklist.

b. Panduan Wawancara

Yaitu merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data, dimana penulis mengadakan kontak langsung dengan guru bidang studi sosiologi, dengan sejumlah pertanyan yang telah disusun dengan lisan.

c. Dokumentasi

Mencatat hal- hal penting selama penelitian berlangsung. Dalam hal ini mencatat hasil wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Ambawang serta hasil wawancara dengan guru mata pelajaran sosiologi menunjukkan hasil kurang lebih sama yaitu guru sudah menerapkan metode pembelajaran diskusi dengan baik, baik dari aspek persiapan, pelaksanaan maupun penutupan diskusi. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada penjelasan di bawah ini:

1. Persiapan Penggunaan Metode Diskusi

Pada pertemuan pertama ini dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Ambawang dengan materi Kebudayaan. Dalam tahap persiapan ini, guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kepada siswa pentingnya di adakan diskusi kelas, menjelaskan hasil yang akan dicapai dari diskusi kelas, menjelaskan tugas masing-masing kelompok, guru sudah merumuskan pembicaraan dengan jelas dan ringkas, mempertimbangkan latar belakang konsep dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, guru juga telah menyiapkan kerangka diskusi secara tererinci, yaitu setiap kelompok mendiskusikan artikel yang ada di dalam buku halaman 128-129, menentukan waktu yang diperlukan untuk membahas tiap aspek, menjelaskan tema/ materi diskusi secara singkat dan jelas, menyiapkan fasilitas seperti bahan diskusi, lokasi diskusi, mendesain denah ruangan, mempersiapkan referensi, serta sarana dan prasarana diskusi, pembagian kelompok juga sudah di lakukan, siswa memlih atau membentuk kelompok sendiri, siswa di bagi dalam empat kelompok berdasarkan yang hadir ada 18 orang jadi masing-masing kelompok ada dua kelompok yang lima orang dan ada dua kelompok yang empat orang, guru juga telah mendesainn

(8)

Pada pertemuan kedua ini dilakukan oleh peneliti di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Ambawang dengan materi baru yaitu kelompok sosial. Dalam tahap persiapan ini, guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kepada siswa pentingnya di adakan diskusi kelas, menjelaskan hasil yang akan dicapai dari diskusi kelas, menjelaskan tugas masing-masing kelompok, guru sudah merumuskan pembicaraan dengan jelas dan ringkas, mempertimbangkan latar belakang konsep dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, guru juga telah menyiapkan kerangka diskusi secara tererinci, yaitu setiap kelompok mendiskusikan masing-masing topik permasalahan yang di diskusikan, ada tiga topik yang akan didiskusikan yang pertama dengan judul perbedaan antar kelompok sosial, yang kedua organisasi sosial, dan ketiga lembaga sosial, menentukan waktu yang diperlukan untuk membahas tiap aspek, menjelaskan tema/ materi diskusi secara singkat dan jelas, membagi pokok pembicaraan dengan cara di undi, menyiapkan fasilitas seperti bahan diskusi, lokasi diskusi, mendesain denah ruangan, mempersiapkan referensi, serta sarana dan prasarana diskusi, pembagian kelompok juga sudah di lakukan, siswa memlih atau membentuk kelompok sendiri, siswa di bagi dalam tiga kelompok sesuai dengan topik permasalahan ada tiga, masing-masing setiap kelompok terdiri dari enam orang ini disesuaikan dengan siswa yang hadir ada 18 orang, guru juga telah mendesain ruangan agar semua peserta diskusi maupun penyaji dapat berhadap-hadapan.

Pada pertemuan ketiga ini dilakukan oleh peneliti dikelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sungai Ambawang dengan melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu Kelompok Sosial. Dalam tahap persiapan ini, guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran, menjelaskan kepada siswa pentingnya di adakan diskusi kelas, menjelaskan hasil yang akan dicapai dari diskusi kelas, menjelaskan tugas masing-masing kelompok, guru sudah merumuskan pembicaraan dengan jelas dan ringkas, mempertimbangkan latar belakang konsep dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, guru juga telah menyiapkan kerangka diskusi secara tererinci, yaitu setiap kelompok mendiskusikan topik permasalahan yang sama yaitu mendiskusikan kasus yang ada dalam buku halaman 151, menentukan waktu yang diperlukan untuk membahas pokok masalah yang didiskusikan, menjelaskan tema/ materi diskusi secara singkat dan jelas, menyiapkan fasilitas seperti bahan diskusi, lokasi diskusi, mendesain denah ruangan, mempersiapkan referensi, serta sarana dan prasarana diskusi, pembagian kelompok juga sudah di lakukan, siswa memlih atau membentuk kelompok sendiri, siswa di bagi dalam empat kelompok, dengan jumlah siswa yang hadir ada 19 orang jadi masing-masing setiap kelompok ada tiga kelompok yang terdiri dari lima orang anggotanya dan satu kelompok terdiri dari empat orang anggotanya, guru juga telah mendesain ruangan agar semua peserta diskusi maupun penyaji dapat berhadap-hadapan

Data yang diperoleh dari hasil obeservasi pada tahap persiapan penggunaan metode diskusi ini menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat di lihat pada

(9)

lampiran 3, pada pertemuan pertama diperoleh skor 73% , pertemuan kedua 70%, dan ketiga 73% dengan kata gori baik.

2. Pelaksanaan Dalam Metode Pembelajaran Diskusi

Pada pertemuan pertama ini, guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan pokok maslah yang akan di diskusikan, menerangkan prosedur diskusi, kelompok penyaji menyajikan bahan yang di diskusikan paling lama 10 menit setiap kelompok, disini guru sebagai moderator sudah memberikan kesempatan kepada audien untuk bertanya jika ada yang yang ingin bertanya, penanya sudah memperkenalkan dirinya serta pertanyaanya sudah lugas dan jelas, guru memberikan kesempatan kepada penyaji untuk menanggapi pertanyaan dari audien, di sini guru sebagai moderator sudah melaksanakan tugasnya sebagai moderator yaitu mengendalikan anggota yang terlalu banyak bicara, menegur peserta yang berisik sendiri tanpa memperhatikan temannya yang sedang mendiskusikan masalah yang sedang di bahas, mengarahkan pembicaraan agar tidak menyimpang.

Pada pertemuan kedua ini, guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan pokok masalah yang akan di diskusikan, menerangkan prosedur diskusi, kelompok penyaji menyajikan bahan yang di diskusikan paling lama 10 menit setiap kelompok, disini guru sebagai moderator sudah memberikan kesempatan kepada audien untuk bertanya jika ada yang yang ingin bertanya, penanya sudah memperkenalkan dirinya serta guru memperjelas pertanyaan yang di ajukan oleh siswa yang belum bisa di mengerti oleh penyaji dengan menggunakan bahasa dan kalimat yang mudah dipahami oleh penyaji , guru memberikan kesempatan kepada penyaji untuk menanggapi pertanyaan dari audien, di sini guru sebagai moderator sudah melaksanakan tugasnya sebagai moderator yaitu mengendalikan anggota yang terlalu banyak bicara, menegur peserta yang berisik sendiri tanpa memperhatikan temannya yang sedang mendiskusikan masalah yang sedang di bahas, mengarahkan pembicaraan agar tidak menyimpang.

Pada pertemuan ketiga ini, guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan pokok masalah yang akan di diskusikan, menerangkan prosedur diskusi, kelompok penyaji menyajikan bahan yang di diskusikan paling lama 10 menit setiap kelompok, disini guru sebagai moderator sudah memberikan kesempatan kepada audien untuk bertanya jika ada yang yang ingin bertanya, mempersilakan siswa yang belum memperkenalkan dirinya untuk menyebutkan namanya dulu sebelum bertanya, serta pertanyaanya yang di ajukan oleh siswa sudah lugas dan jelas, guru memberikan kesempatan kepada penyaji untuk menanggapi pertanyaan dari audien, di sini guru sebagai moderator sudah melaksanakan tugasnya sebagai moderator yaitu mengendalikan anggota yang terlalu banyak bicara, sudah menghargai pendapat dari siawa walaupun tidak relevan, mengarahkan pembicaraan agar tidak menyimpang, mengarahkan agar tidak menyimpang.

(10)

Data yang diperoleh dari hasil obeservasi pada pelaksanaan penggunaan metode diskusi ini menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat di lihat pada lampiran 3, pada pertemuan pertama diperoleh skor 75% , pertemuan kedua 80%, dan ketiga 80% dengan kata gori baik.

Data yang diperoleh dari hasil obeservasi pada tahap pelaksanaan penggunaan metode diskusi ini terlihat pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga ini dengan materi Kebudayaan, Kelompok sosial, dan Hubungan antar kelompok sosial dalam masyarakat.

Berdasarkan pengamatan penulis, guru pada pertemuan pertama dapat disimpulkan ternyata di dalam pembelajaran sosiologi pada materi Kebudayaan menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat di lihat pada lampiran 4, dari hasil rata-rata 19, 55 dengan kata gori baik.

Kemudian diskusi pada meteri Kelompok sosial, berdasarkan pengamatan penulis pada materi Kelompok sosial, dapat di peroleh hasil rata-rata 19, 83 dengan kata gori baik.Selanjutnya diskusi pada meteri Hubungan antar kelompok sosial dalam masyarakat di peroleh hasil rata-rata 19, 15 dengan kata gori baik. Atas dasar penilaian guru pada saat dilakukan diskusi dari tiga materi tersebut diatas menunjukkan hasil dengan kata gori baik. Hal ini di karenakan pada saat diskusi berlangsung siswa menunjukkan keaktifan dalam diskusi dan disertai bimbingan dan pengarahan pada saat diskusi berlangsung menimbulkan masalah dalam mengemukakan pendapat. Oleh karena itu guru mengantisipasi permasalahan tersebut dengan memberikan penjelasan yang diperlukan dalam peneyelasain masalah tersebut. Dengan demikian efektivitas penggunaan metode diskusi menunjukkan hasil belajar secara efektif, sesuai dengan materi yang dijadikan tipic dalam diskusi.

3. Penutupan Dalam Metode Diskusi

Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga ini, guru dalam menutup diskusi sudah menyimpulkan dan merefleksi hasil diskusi, guru sudah memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan evaluasi pelaksanaan diskusi, guru memberikan umpan balik dan penguatan, guru mengingatkan pelaksanaan diskusi berikutnya agar lebih mempersiapkan diri lebih baik daripada sebelumnya.

Data yang diperoleh dari hasil obeservasi pada penutupan penggunaan metode diskusi ini menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dapat di lihat pada lampiran 3, pada pertemuan pertama diperoleh skor 81% , pertemuan kedua 75%, dan ketiga 75% dengan kata gori baik.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Untuk kesimpulan secara umum adalah Penggunaan metode dikusi ini sudah efektif digunakan oleh guru SMA Negeri 2 Sungai Ambawang di kelas XI IPS 2 pada mata pelajaran sosiologi. Merujuk kepada sub masalah dan juga berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

(11)

(1)Persiapan pelaksanaan motode diskusi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 2 Sungai Ambawang di kelas XI IPS 2 sudah baik. (2)Pelaksanaan metode diskusi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 2 Sungai Ambawang di kelas XI IPS 2 sudah berjalan dengan baik.(3) Penutupan metode diskusi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 2 Sungai Ambawang di kelas XI IPS 2 sudah baik.

Saran

Dalam penggunaan metode diskusi sebaiknya lebih banyak lagi mencari bahan atau materi untuk pengayaan, tidak hanya terpaku pada satu referensi saja, pembagian kelompok sebaiknya di bagi oleh guru, agar guru bisa membagi kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa, jadi siswa yang pintar bisa membaur kepada siswa yang kemapuan biasa-biasa saja, sehingga tidak ada kelompok yang di dominasi oleh kelompok yang pintar saja, sebaiknya guru juga mengusahakan anggota yang pemalu untuk berpartisipasi aktif, agar diskusi tidak hanya di dominasi oleh anggota yang aktif saja.

DAFTAR RUJUKAN

Bahri, D. & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Hadari, Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hamdani. (2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Nasution. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Renika Cipta.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan -kuantitatif,kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta.

Taniredja, dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta Tim Penyusun FKIP. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Pontianak:

Universitas Tanjungpura.

Yamin, Martinis. (2012). Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi

Referensi

Dokumen terkait

Bagi para penyedia jasa pemborongan yang berminat mengikuti pelelangan tersebut, dapat mendaftarkan perusahaannya kepada Panitia Pengadaan di Kantor Balai

Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus sedangkan metode pengambilan data menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan kelengkapan data tampilan

(6) untuk mendapatkan informasi dan kejelasan yang objektif tentang hubungan kemampuan pengelolaan kelas dan motivasi mengajar oleh guru terhadap aktivitas belajar

Hishah ula pengajaran teks ( 24 menit) yaitu: 1) Uslub al istima‟ wa al musyahadah, langkah-langkah nya yaitu: a) Mendengarkan (kitab tertutup), bacaan pengajar/ kaset. b)

Secara keseluruhan troughput yang dihasilkan oleh jaringan MPLS lebih baik dari pada jaringan tanpa MPLS, untuk jaringan MPLS VPN troughput yang dihasilkan lebih

Pusat Teknologi Bioindustri – BPPT, telah berhasil mengembangkan teknologi produksi enzim protease untuk penyamakan kulit dengan menggunakan bakteri Bacillus megaterium baik pada

”Uskollisuus kahleena” alateeman kohdalla haastateltavien kauppapaikkauskollisuus näyttäytyy ulkopuolisen silmin mahdollisesti kahlitsevana, sillä uskollisten

DAGADU IDENTIK DENGAN JOGJA // DEMIKIAN PULA SEBALIKNYA / JOGJA TERASA KURANG LENGKAP TANPA DAGADU // BEGITU KIRA-KIRA GAMBARAN YANG TEPAT UNTUK PRODUK OLEH-OLEH