• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KOTA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DI KOTA BANDA ACEH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 - Volume 1, No. 1, Februari 2013

PENGARUH PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT

MISKIN DI KOTA BANDA ACEH

Dewi Irawati1, Abubakar Hamzah2, Mohd. Nur Syechalad2 1)Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstract: The purpose of this article is to examine a change and an increase in the income of the

poor in the city of Banda Aceh through PNPM-MP. The data used are primary data with the object of poor beneficiaries of PNPM-MP and secondary data as support. The model used is multiple linear regression and paired sample t-test. Independent variables are consisted of age, the amount of assistance and education and the dependent variable is income before the assistance PNPM-MP. The results were analyzed with regression equations determinant coefficient (R2) was 0.3445 meaning that the amount of aid and the education of the poor beneficiaries of PNPM-MP induced an increase in revenue, while age did not affect the increase in revenues to alleviate poverty in the city of Banda Aceh by 34,45 percent and the rest is influenced by other variables outside of the study. The results of the t-ratio test statistic is t-math > t-table are variable amounts of aid and education amounted to 6.286 and 2.225 with a t-table at 1.66088 and therefore contributes significantly to increase incomes of the poor in the city of Banda Aceh. The F obtained F-math > F-table, which means that the amount of aid variables, age and education level together significantly affect the income of the poor people in the city of Banda Aceh with a gain F-math of 16.405 with F-table of 2.47. From the results of the different test analysis showed that the increase in the income of the poor before and after receiving assistance PNPM-MP. The results of this study it can be concluded that the success of the PNPM-MP in tacking poverty through revolving loan funds can be realized. To increase more success on PNPM-MP to overcome poverty, it is better that the loans should be given to all productive poor society until the participants of the program can really be independen in capitalization.

Keywords: PNPM-MP, Revenue, Proportion of Poor People

Abstrak: Tujuan artikel ini adalah untuk melihat perubahan atau peningkatan pendapatan miskin

di Kota Banda Aceh melalui PNPM-MP. Data yang digunakan adalah data primer dengan objek penduduk miskin penerima bantuan PNPM-MP dan data sekunder sebagai pendukung. Model yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji beda sample yang berpasangan (paired sample t-test). Variabel independent terdiri dari umur, jumlah bantuan dan pendidikan serta variabel dependent adalah pendapatan sebelum adanya bantuan PNPM-MP. Hasil penelitian yang dianalisis dengan persamaan regresi koefisien determinan (R2) adalah 0,3445 artinya jumlah bantuan dan pendidikan penduduk miskin penerima bantuan PNPM-MP mempengaruhi peningkatan pendapatan sedangkan umur tidak mempengaruhi peningkatan pendapatan yang dapat mengentaskan kemiskinan yang ada di Kota Banda Aceh sebesar 34,45 persen dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Hasil uji statistik t-ratio adalah thitung > ttabel ada di variabel jumlah bantuan dan pendidikan masing-masing sebesar 6,286 dan 2,225 dengan ttabel sebesar 1,66088 sehingga berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan penduduk miskin di Kota Banda Aceh. Uji F diperoleh Fhitung > Ftabel, artinya variabel jumlah bantuan, umur dan tingkat pendidikan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan penduduk miskin di Kota Banda Aceh dengan peroleh Fhitung sebesar 16,405 dengan Ftabel sebesar 2,47. Dari hasil analisis uji beda memperlihatkan bahwa adanya peningkatan pendapatan masyarakat miskin sebelum dan sesudah menerima bantuan PNPM-MP. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program

(2)

Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 2 PNPM-MP dalam meningkatkan pendapatan melalui pinjaman dana bergulir dapat terwujud. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan PNPM-MP dalam menanggulangi kemiskinan melalui pinjaman dana bergulir sebaiknya diberikan kepada seluruh masyarakat miskin peserta program PNPM-MP sampai benar-benar dapat mandiri dalam pemodalannya.

Kata Kunci : PNPM-MP, Pendapatan, Penduduk Miskin

PENDAHULUAN

Masalah kemiskinan adalah salah satu masalah dan menjadi isu utama di negara-negara berkembang. Masyarakat umumnya menjadi miskin bukan hanya karena kekurangan pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern.

Masyarakat yang dikategorikan miskin salah satunya berkaitan dengan rendahnya pendapatan yang diperoleh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat.Diantara berbagai upaya yang dikembangkan pemerintah dalam membantu masyarakat tersebut adalah dengan mengembangkan kegiatan ekonomi produktif yang terikat dalam suatu program yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP).

Program ini menggunakan pendekatan pemberdayaan (empowerment) sebagai suatu syarat menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Pendekatan ini akan mengokohkan keberdayaan institusi komunitas agar pada masa mendatang upaya penanggulangan kemiskinan dapat dijalankan sendiri oleh

masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan. Pendapatan masyarakat sangat tergantung dari lapangan usaha, pangkat dan jabatan pekerjaan, tingkat pendidikan umum, produktivitas, prospek usaha, permodalan dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut menjadi penyebab perbedaan tingkat pendapatan penduduk.Minimnya modal yang diperoleh masyarakat untuk berusaha juga menjadi kendala tersendiri untuk meningkatkan pendapatan.Program PNPM-MP dalam memberikan bantuan kepada masyarakat untuk meningkatkan pendapatan berlandaskan trilogi pembangunan, sosial, ekonomi dan infrastuktrur penunjang kegiatan masyarakat. Masyarakat yang dikategorikan miskin mempunyai usaha ekonomi produktif tetapi karena minimnya modal menjadikan usaha tersebut kurang berkembang. Salah satu jenis kegiatan PNPM-MP adalah kegiatan ekonomi produktif yaitu dana simpan pinjam yang dilakukan dengan sistem bergulir.

Pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. Meskipun

(3)

3 - Volume 1, No. 1, Februari 2013 demikian, PNPM bukanlah program keuangan mikro, dan tidak akan pernah menjadi lembaga keuangan mikro. Program keuangan mikro bukan hanya pemberian pinjaman saja akan tetapi banyak jasa keuangan lainnya yang perlu disediakan. Peran PNPM hanya membangun dasar-dasar solusi yang berkelanjutan untuk jasa pinjaman dan non pinjaman di tingkat kelurahan. Pengelolaan pinjaman bergulir berorientasi kepada proses pembelajaran untuk penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatan-kegiatan produktif lainnya. Kota Banda Aceh menjadi salah satu penerima bantuan pendampingan PNPM-MP. Kota Banda Aceh yang merupakan ibukota Propinsi Aceh mempunyai tingkat kemiskinan sebesar 8,64 persen pada tahun 2009 dan 9,19 persen pada tahun 2010. Tingkat kemiskinan ini didasarkan pada indikator BPS. Jumlah penduduk miskin yang ada di Kota Banda Aceh dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Jumlah

Penduduk Miskin di Kota Banda Aceh Tahun 2005-2011 Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) Penduduk Miskin (%) 2006 199241 13621 6.84 2007 219659 13990 6.37 2008 217918 19910 9.14 2009 212241 17270 8.14 2010 223446 16946 7.58 2011 225713 16228 7.19

Sumber : Badan Pusat Statistik 2011

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Banda

Aceh sebesar 6,84 persen pada tahun 2006 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 7,19 persen. di Kota Banda Aceh dari tahun ke tahun terus menurun kecuali pada tahun 2008 meningkat. Peningkatan jumlah penduduk miskin pada tahun 2008 mungkin disebabkan karena pada tahun tersebut program PNPM-MP tidak dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Pada tahun 2010 dan 2011 jumlah penduduk Kota Banda Aceh meningkat dan jumlah penduduk miskin menurun. Penurunan tersebut diakibatkan karena semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi yang ada di Kota Banda Aceh.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Konsep Pendapatan

Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup penduduk, dan hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan (Todaro, 2000). (Samuelson dalam Zuhri, 2007 : 19) mengemukakan tentang pendapatan per kapita yaitu bahwa semua pendapatan dibagi rata dan sama untuk semua orang laki-laki, wanita, maupun anak-anak. Pendapata nasinal per kapita merupakan penentu yang penting bagi potensi perekonomian Negara yang bersangkutan (Todaro, 2003). Secara umum pendapatan suatu usaha adalah selisih antara penerima total dengan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha (Soekartawi dkk dalam Riris, 1998).

Menurut Penny dan Singarimbun dalam Atmaningrum (2001), pendapatan adalah arus kesempatan untuk membuat pilihan-pilihan diantara berbagai alternative penggunaan sumber-sumber yang langka. Artinya jika orang harus

(4)

Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 4 memanfaatkan suatu sumber kehidupan tersebut

belum dapat dijangkau dalam pemanfaatannya seperti tanah yang belum digarap oleh manusia, maka tidak ada pilihan lain yang tersedia sebagai alternatif seperti berburu dan mengumpulkan hasil-hasil yang dapat diperoleh.

Jenis dan Sumber Pendapatan

Menurut Sumardi dan Evers dalam Rokhana (2005: 8-9) membedakan pendapatan menjadi tiga yaitu:

1. Pendapatan yang berupa uang.

Pendapatan yang berupa uang yaitu segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi, sumber-sunber utamanya adalah:

a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lemburan dan kerja kadang-kadang. b. Dari usaha sendiri yang meliputi: hasil

bersih dari usaha sendiri,komisi dan penjualan dari kerajinan rumah.

c. Dari hasil investasi, yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. d. Keuntungan sosial, yakni pendapatan

yang diperoleh dari kerja sosial. 2. Pendapatan berupa barang.

Pendapatan yang berupa barang yaitu segala penghasilan yangsifatnya regular dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentukbalas jasadan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Pendapatan berupa:

a. Bagian pembayaran upah dan gajiyang dibentuk dalam beras,pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.

b. Beras yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lainpemakaian barang yang diproduksi dirumah, sewa yang seharusnyadikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

c. Penerimaan yang merupakan pendapatan yaitu penerimaan yangberupa pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai,penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah atau pemberian uang.

Karakteristik Penduduk Miskin

Menurut Suryawati (2005 : 123), menjelaskan ciri-ciri kelompok (penduduk) miskin yaitu : (1) Rata-rata tidak mempunyai faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, peralatan kerja dan keterampilan. (2) Mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. (3) Kebanyakan bekerja atau berusaha sendiri dan bersifat usaha kecil (sektor informal), setengah menganggur atau mennganggur (tidak bekerja). (4) Kebanyakan berada di daerah pedesaan atau daerah tertentu perkotaan (Slum area). (5) Kurangnya kesempatan untuk memperoleh (dalam jumlah yang cukup) bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, fasilitas kesehatan sosial lainnya.

Kelompok penduduk miskin yang berada pada masyarakat pedesaan dan perkotaan, pada umumnya dapat digolongkan pada buruh tani, petani garam, pedagang kecil, buruh, pedagang kaki lima, pedagang asongan, pemulung, pengemis dan pengangguran.

Strategi Penanggulangan Kemiskinan

(5)

5 - Volume 1, No. 1, Februari 2013 kemiskinan yaitu :

1. Meningkatkan pendapatan melalui peningkatan produktivitas, dimana masyarakat miskin memiliki kemampuan pengelolaan, memperoleh peluang dan perlindungan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam berbagai kegiatan ekonomi, sosial budaya maupun politik.

2. Mengurangi pengeluaran melalui pengurangan beban kebutuhan dasar seperti akses ke pendidikan, keehatan, dan infrastruktur yang mempermudah dan mendukung kegiatan sosial ekonomi

Strategi utama penaggulangan kemiskinan dijabarkan kedalam 4 langkah kebijakan yang menjadi acuan bagi stakeholders dalam proses penyusunan poverty reduction strategy papers (PRSP) adalah sebagai berikut :

1. Perluasan kesempatan kerja, yakni pemerintah bersama sektor swasta dan masyarakat menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.

2. Pemberdayaan masyarakat, yakni pemerintah, sektor swasta dan masyarakat memberdayakan masyarakat miskin agar dapat memperoleh kembali hak-hak ekonomi, sosial dan politiknya, mengontrol

keputusan yang menyangkut

kepentingannya, menyalurkan aspirasi, dan mampu secara mandiri mengatasi permasalahan yang dihadapi.

3. Peningkatan kemampuan dan kualitas sumberdaya manusia, yakni pemerintah, sektor swasta dan masyarakat meningkatkan kapasitas atau kemampuan dasar masyarakat

miskin agar mampu bekerja berusaha secara lebih produktif, dan memperjuangkan kepentingannya.

4. Perlindungan sosial, yakni pemerintah melalui kebijakan public mengajak sektor swasta dan masyarakat memberikan perlindungan dan rasa aman bagi masyrakat miskin, utamanya kelompok masyarakat yang paling miskin (fakir miskin, orang jompo, anak terlantar, cacat) dan kelompok masyarakat miskin yang disebabkan oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi dan konflik sosial.

Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan PNPM-MP sebagai suatu proyek merupakan suatu upaya pemerintah yang bermuara pada program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan melalui strategi pemberdayaan (empowerment) sebagai investasi modal sosial (social capital) menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development). Kegiatan utama proyek ini

adalah membiayai usaha-usaha yang memberikan manfaat kepada masyarakat miskin kota di kelurahan yang telah ditetapkan. Biaya-biaya yang dikeluarkan Proyek berupa pinjaman modal kerja bergulir kepada perorangan atau keluarga miskin sebagai modal bagi peningkatan pendapatan yang berkelanjutan.

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam

(6)

Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 6 meningkatkan taraf hidupnya. Suharto (2005 :

60) berpendapat bahwa pemberdayaan adalah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Menurut Hikmat (2001 : 3) konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan ketidakberdayaan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan

PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian yangterkandung mengenai PNPM Mandiri adalah :

a. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi

masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

b. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai (pnpm-mandiri.org).

Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan

Penganggulangan kemiskinan melalui PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui tiga jenis kegiatan pokok yaitu infrastruktur, sosial dan ekonomi yang dikenal dengan Tridaya. Dalam kegiatan ekonomi, diwujudkan dengan kegiatan pinjaman bergulir, yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan atau desa dimana LKM/UPK berada dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.Pedoman ini hanya mengatur ketentuan pokok untuk pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir, namun keputusan untuk melaksanakannya diserahkan sepenuhnya kepada warga masyarakat setempat.

Pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dalam PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman

(7)

7 - Volume 1, No. 1, Februari 2013 mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisiekonomi mereka dan membelajarkan mereka dalam hal mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. Meskipun demikian, PNPM bukanlah program keuangan mikro, dan tidak akan pernah menjadi lembaga keuangan mikro. Program keuangan mikro bukan hanya pemberian pinjaman saja akan tetapi banyak jasa keuangan lainnya yang perlu disediakan. Peran PNPM hanya membangun dasar-dasar solusi yang berkelanjutan untuk jasa pinjaman dan non pinjaman di tingkat kelurahan.PNPM Mandiri Perkotaan dijadikan momen untuk tahap konsolidasi kegiatan keuangan mikro. Oleh sebab itu, dalam tahap ini perlu diciptakan UPK yang kuat, sehat dan secara operasional terpisah dari LKM. Masyarakat sendiri harus terlibat dalam keputusan untuk menentukan masa depan UPK.

METODE PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini yaitu Kota Banda Aceh Penelitian ini dilakukan di Kota banda Aceh yang terdiri dari 9 kecamatan yaitu Kecamatan Meuraxa, Bandar Jaya, Bandar Baru, Kuta Alam, Kuta Raja, Leung Bata, Syiah Kuala, Baiturrahman, dan Ulee Kareng dan 90 Gampong. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner atau wawancara langsung dengan koresponden (field research). Sampel yang diambil sebanyak 100 (seratus) responden. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh adalah regresi linear berganda (Gujarati, 2007 : 150) :

lnY = α + β1ln X1 +β2lnX2 +β3lnX3 + et

dimana :

ln = Konstanta

Y = Pendapatan penerima bantuan α = Konstanta

β1,β2,β3 = Koefisien regresi X1 = Jumlah bantuan X2 = Usia penerima bantuan X3 = Pendidikan penerima bantuan et = Error term (variabel pengganggu)

Model yang digunakan untuk melihat perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah menerima PNPM-MP adalah :

Dimana :

t = nilai t hitung

D = rata-rata selisih pengukuran 1 & 2 SD = standar deviasi selisih 1 & 2 n = jumlah sampel

HASIL PEMBAHASAN

Persamaan regresi untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan penerima PNPM-MP di Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut :

lnY = 5.7162 + 0.54113 lnX1+ 0.1592 lnX2 + 0.18745 lnX3 + et

Nilai konstanta (A) yaitu 5,7162, ini berarti bahwa apabila variabel bebas (jumlah bantuan, umur, dan pendidikan) sama dengan nol (0), maka tingkat peningkatan pendapatan adalah sebesar 5,7162 persen. Koefisien estimasi untuk jumlah bantuan (β1) adalah sebesar 0.54113 artinya jumlah bantuan

(8)

Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 8 berpengaruh positif terhadap peningkatan

pendapatan di Kota Banda Aceh sebesar 0,54113 persen, apabila jumlah bantuan bertambah 1 persen berarti jumlah pendapatan juga meningkat 1 persen dengan asumsi variabel lain di anggap tetap.

Koefisien estimasi untuk umur (β2) adalah 0,1592 artinya umur tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan pendapatan penerima PNPM-MP di Kota Banda Aceh. Koefisien estimasi untuk pendidikan (β3) adalah 0,18745 artinya pendidikan berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan penerima PNPM-MP di Kota Banda Aceh.

Pengujian hipótesis dengan uji t, menunjukkan bahwa variabel jumlah bantuan dan pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan di Kota Banda Aceh yang diperoleh dengan keyakinan 95 persen, hal ini didasarkan pada perolehan t-hitung > t-tabel, yaitu masing-masing sebesar : 1. t-hitung untuk jumlah bantuan adalah 6,286

artinya variabel jumlah bantuan berpengaruh secara signifikan didasarkan pada perolehan t-hitung > t-tabel yaitu sebesar 6,286 > 1,66088.

2. t-hitung untuk umur adalah 0,1498 artinya variabel umur berpengaruh secara signifikan didasarkan pada perolehan t-hitung > t-tabel

yaitu 0,1498 > 1,66088.

3. t-hitung untuk pendidikan adalah 2,225 artinya variabel jumlah bantuan berpengaruh secara signifikan didasarkan pada perolehan t-hitung > t-tabel yaitu 2,225 > 1,66088.

Dari hasil regresi memperlihatkan bahwa

nilai F-hitung dan F-tabel, dimana F-hitung > F-tabel yaitu sebesar 16,405 > 2,47. Secara probabilitas juga menunjukkan P-value 0,000 dimana lebih kecil dari tingkat kepercayaan 0,05. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel jumlah bantuan dan tingkat pendidikan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel peningkatan pendapatan sdangkan variabel umur tidak berpengaruh terhadap peningkatan penerima PNPM-MP di Kota Banda Aceh.

Hasil uji beda (paired sampel t test) menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan sebelum dan sesudah adanya PNPM-MP. Sebelum adanya PNPM-MP rata-rata pendapatan dari 100 respondent adalah sebesar Rp. 683.500,- per bulan. Sementara setelah adanya PNPM-MP jumlah pendapatan rata-rata adalah sebesar Rp. 1.059.500,- per bulan. Hasil uji menunjukkan bahwa korelasi antara dua variabel sebesar 0.836 dengan signifikansi sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara dua rata-rata pendapatan sebelum dan sesudah adanya PNPM-MP adalah kuat dan signifikan.

Pengujian hipotesis Ho dimana pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah menerima bantuan adalah sama atau tidak ada pengaruhnya bagi pendapatan masyarakat. Hipotesis H1 yaitu pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah berbeda yang berarti bantuan PNPM-MP mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat

Nilai thitung adalah sebesar -20.681 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0.000, karena tingkat signifikansi sebesar 0.05 maka dapat

(9)

9 - Volume 1, No. 1, Februari 2013 disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1, artinya rata - rata pendapatan sebelum dan sesudah adanya PNPM-MP adalah berbeda. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa bantuan PNPM-MP berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pemelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik bahwa data dalam penelitian ini bebas dari mulitikolinearitas, autokorelasi, hetesoskedastisitas dan normalitas.

2. Hasil uji regresi diperoleh koefisien estimasi untuk jumlah bantuan (β1) sebesar 0.54113, umur (β2) sebesar 0,1592, pendidikan (β3) sebesar 0,18745 dan nilai konstanta (A) sebesar 5,7162

3. Uji t, menunjukkan bahwa variabel jumlah bantuan dan pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan di Kota Banda Aceh yang diperoleh dengan keyakinan 95 persen, hal ini didasarkan pada perolehan t-hitung > t-tabel, masing-masing sebesar 6,286 dan 2,225 yang lebih besar dari pada t-tabel 1,66088

4. Uji F menunjukkan bahwa variabel bebas secara keseluruhan mempunyai hubungan dan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat penerima bantuan PNPM-MP di Kota Banda Aceh. Hal ini didasarkan pada perolehan hitung dan tabel, dimana hitung >

F-tabel yaitu sebesar 16,405 > 2,47.

5. Berdasarkan uji beda (paired t-test) diperoleh rata-rata pendapatan sebelum dan sesudah adanya PNPM-MP dari 100 respondent adalah sebesar 683500 per bulan dan sesudah menerima bantuan PNPM-MP sebesar 1059500 per bulan. Hasil uji beda menunjukkan bahwa korelasi antara dua variabel sebesar 0.836 dengan signifikansi sebesar 0.000 yang menunjukkan adanya korelasi antara dua rata-rata pendapatan sebelum dan sesudah adanya PNPM-MP adalah kuat dan signifikan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dengan adanya bantuan dari PNPM-MP dapat meningkatkan pendapatan masyarakat miskin yang ada di Kota Banda Aceh.

Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut ;

1. Kepada pelaksana program PNPM-MP dapat memberikan bantuan kepada masyarakat miskin secara adil dan merata agar kemiskinan yang ada di Kota Banda Aceh dapat berkurang.

2. Dalam penyaluran bantuan PNPM-MP perlu diarahkan kepada masyarakat yang mempunyai usaha produktif serta prospektif sehingga usahanya dapat lebih maju dari sebelumnya. Majunya usaha peserta program akan memberikan dampak positif seperti peningkatan pendapatan, berkurangnya masyarakat miskin, terciptanya peluang kerja dan pengembalian

(10)

Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 10 dana pinjaman yang lancar.

3. Kepada pemerintah agar dapat menyalurkan bantuan melalui program pendamping PNPM-MP tepat sasaran dan meningkatkan jumlah dana anggaran di bidang pendidikan untuk memperbaiki mutu pendidikan sehingga pendidikan penerima PNPM-MP dapat meningkat.

4. Kepada masyarakat yang menerima bantuan PNPM-MP agar dapat mengembalikan dana pinjaman sesuai dengan aturan dan waktu yang telah ditetapkan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2004. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta.

Zuhri, A., 2007. Analisis Pelaksanaan P2KP Sebagai Upaya Mengurangi Kemiskinan di Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Tesis. Program Pascasarjana. Banda Aceh: Unsyiah.

Gujarati, N. D., 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. edisi ketiga Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Todaro, M, P., 2003. Pembangunan Ekonomi di

Dunia Ketiga. Jilid 1 dan 2. Terjemahan

Haris Munandar. Jakarta: Erlangga

Hikmat, H., 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Bandung, Humaniora Utama

Press

Departemen Permukiman dan Prasaran Wilayah, 1999. Manual Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP). Jakarta:

Buku Pedoman Umum.

Departemen Pekerjaan Umum, 2009. Pedoman

Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan 2009

(on line).Jakarta. Diperoleh dari http:// www.p2kp.org/ pustaka/ files/ pedoman/ agus09 /pedoman-agustus. pdf

.

Simanjuntak, P. J., 1998. Pengantar Ekonomi

Sumber Daya Manusia. Jakarta: LP3ES.

Tjiptoherijanto, P., 1996. Sumber Daya Manusia

Dalam Pembangunan Nasional. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Suharto, E., 2005. Analisis Kebijakan Publik:

Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Eriyatno, M. N., 2012. Solusi Bisnis Untuk

Kemiskinan. Jakarta: Penerbit PT Elex Media

Komputindo.

Hikmat, H., 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun perlakuan tanah pembibitan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kejadian penyakit dan indeks (keparahan) penyakit di lapangan, tetapi dengan perlakuan

Pengujian pertama dilakukan tanpa menggunakan beban pendingin, dapat dilihat pada Gambar 4 dengan menggunakan adaptor sebagai daya utama untuk modul termoelektrik,

Ide pembentukan KPH pada wilayah tersebut sangat menarik dari sisi penguasaan lahan hutan karena kawasan hutan seluas sekitar 54.000 ha tersebut, yang terdiri atas Hutan

Responden diminta untuk menunjukkan pilihan antara sangat tidak setuju (poin 1) sampai dengan sangat setuju (poin 5) dari setiap pertanyaan yang diajukan..

Syukur alhamdulillah Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas hidayah dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “ Gambaran Asupan Kalsium

Bahan makanan ini sampai sekarang sebagian besar (90%) masih di impor dari luar negeri. Bahan makanan sumber protein sebagai penyusun utama pakan unggas adalah bungkil-bungkilan

1) Konflik dalam diri individu yaitu setiap individu mempunyai keinginan, cita- cita dan harapan, namun tidak semua keinginan dan harapan dapat dipenuhi sehingga menimbulkan

Berdasarkan hasil analisis statistic dengan pengujian Rank Spearman diperoleh nilai  = 0,721 ; p-value = 0,001 (p<0,05), sehingga kesimpulan yang diambil dalam