BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka yang berada di sekitar manusia mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap bahasa (Keraf, 1980: 1).
Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan sesuatu ide, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis orang tersebut dapat menangkap apa yang kita maksud, tiada lain karena ia memahami makna yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, dalam hal ini fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis (Sutedi, 2008:2).
Secara sekilas bahasa hanya dikenal sebagai alat dalam berkomunikasi sehari-hari. Akan tetapi, apabila bahasa ditelaah lebih jauh dan mendalam, maka akan banyak ditemukan masalah yang menyangkut bahasa. Dengan luas dan peliknya masalah bahasa, maka bahasa menarik untuk dipelajari dan diteliti sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Begitu juga dengan bahasa jepang
yang selama ini dipelajari juga memiliki daya tarik untuk diteliti karena bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa unik dan menarik baik dari segi tulisannya maupun dari tata bahasanya.
Setiap bahasa tentunya memiliki kaidah-kaidahnya. Bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Arab, bahasa Jerman, bahasa Indonesia, dan lain-lainnya masing-masing memiliki kaidah-kaidah penggunaannya. Begitu pula bahasa Jepang memiliki kaidah penggunaannya. Kaidah-kaidah penggunaan suatu bahasa inilah yang dimaksud gramatika. Gramatika dalam bahasa Indonesia lebih sering disebut tata bahasa dan disebut bunpo dalam bahasa Jepang (Sudjianto, 1996: 22). Salah satu perbedaan bahasa Jepang dengan bahasa lain dalam gramatikalnya yaitu bahasa Jepang banyak memiliki partikel atau pemarkah kasus (joshi) yang fungsinya juga bermacam-macam (Sutedi,2003:9).
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh seorang Linguist, diketahui bahwa pada waktu mempelajari bahasa Jepang para pembelajar masih banyak menemukan kesulitan dalam pemakaian partikel. Salah satu kesulitan dalam mempelajari partikel dikarenakan ada dua atau lebih partikel yang memiliki arti yang sama tetapi mempunyai fungsi dan cara pemakaiannya berbeda.
Dalam penelitian ini hanya diteliti tentang fungsi, makna, dan penggabungan
fukujoshi {dake} dan {shika} dengan kelas kata lain dalam novel 500g De
Umareta Musume e karya Michiyo Inoue. Penelitian ini menarik untuk diteliti
karena saat mempelajari tata bahasa sering terjadi kebingungan dalam memilih partikel yang cocok untuk menghubungkan antar nomina dalam bahasa Jepang terutama yang mempunyai fungsi atau penggunaan yang hampir sama dalam
sebuah kalimat. Hal itulah yang mendorong untuk mencari tahu bagaimana cara membedakan fungsi, makna, dan pembentukan kalimat dengan menggunakan
fukujoshi {dake} dan {shika} dalam novel 500g de Umareta Musume e karya
Michiyo Inoue.
Kridalaksana (2008:103) menyatakan kalimat merupakan satuan bahasa yang berdiri sendiri, terdiri atas satu klausa atau lebih yang ditata menurut pola tertentu. Setiap kalimat memiliki struktur dan unsur-unsur pembentukannya. Unsur pembentuk kalimat pada umumnya terdiri atas nomina, verba, adjektiva, kopula, partikel, kata keterangan, konjungsi, dan kata seru. Berdasarkan fungsinya unsur kalimat dalam bahasa Jepang secara garis besar terdiri atas subjek (shugo), predikat (jutsugo), objek (taishogo), keterangan (joukyougo), modifikator (shuushokugo), dan konjungsi (setsukugo) (Sutedi,2008:7).
{Dake} dan {shika} yang termasuk ke dalam kelompok fukujoshi ini dalam
bahasa Indonesia mempunyai arti “cuma, hanya”. Walaupun memiliki arti yang sama, tetapi terdapat perbedaan diantara kedua partikel tersebut. Hal ini dapat dilihat dari contoh di bawah ini.
1. お金 が 百円 だけ あります。
Okane ga hyaku’en dake arimasu
Uang NOM seratus-yen hanya ada ‘Hanya ada uang seratus-yen’
2. お金 が 百円 しか ありません。
Okane ga hyaku’en shika arimasen
Uang NOM seratus-yen hanya ada-bentuk negatif ‘Hanya ada uang seratus-yen’
Pada kalimat (1) hanya mengungkapkan keberadaan jumlah uang yang ada sebenarnya sesuai dengan kenyataan yaitu seratus yen. Pada kalimat (2)
digunakan partikel shika yang berpasangan dengan bentuk negatif yaitu masen dan pada kalimat kedua tersebut menjelaskan bahwa jumlah uang yang ada seratus yen itu merupakan jumlah yang sedikit sehingga dianggap masih kurang.
Berdasarkan contoh di atas, maka diteliti lebih jauh mengenai fukujoshi
{dake} dan {shika} dalam novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue.
Objek penelitian tersebut dipilih adalah untuk mengetahui bagaimana penggabungan fukujoshi {dake}, dan {shika} dengan kelas kata lain seperti nomina, verba, maupun adjektiva serta fungsi dan makna fukujoshi {dake} dan {shika}. Apabila {dake} dan {shika} diteliti, baik dari segi fungsi, makna, maupun pembentukannya, akan terdapat perbedaan antarkalimat tersebut. Hal inilah yang menjadikan analisis fungsi, makna, dan pembentukan fukujoshi {dake} dan
{shika} dalam novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue layak
untuk diteliti. Untuk itu, agar tidak membingungkan bagi pembelajar bahasa Jepang, maka penelitian ini dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimanakah penggabungan fukujoshi {dake} dengan kelas kata lain dalam novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue?
2) Bagaimanakah penggabungan fukujoshi {shika} dengan kelas kata lain dalam novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue?
3) Apakah fungsi dan makna fukujoshi {dake} dan {shika} dalam novel
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas tujuan pada penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah khazanah penelitian linguistik, khususnya linguistik Jepang. Selain itu agar masyarakat luas mengetahui bahwa setiap partikel dalam bahasa Jepang memiliki makna yang berbeda-beda dalam bahasa Jepang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan yang diharapkan sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas adalah sebagai berikut :
1) Memahami penggabungan fukujoshi {dake} dengan kelas kata lain dalam novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue. 2) Memahami penggabungan fukujoshi {shika} dengan kelas kata lain
dalam novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue? 3) Memahami fungsi dan makna fukujoshi {dake} dan {shika} dalam
novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua tujuan tersebut dirumuskan sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan suatu pengetahuan mengenai bahasa Jepang khususnya linguistik bahasa Jepang yang berkaitan dengan penggabungan {dake} dan {shika} dengan kelas kata lain serta fungsi dan makna fukujoshi {dake} dan {shika} dalam novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pelajar yang mempelajari bahasa Jepang pada umumnya dan diharapkan bermanfaat demi peningkatan ilmu pendidikan bahasa Jepang di lingkungan Fakultas Sastra Universitas Udayana pada khususnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dibuat untuk membatasi diri dari masalah yang akan dibahas agar tidak terlalu melebar. Oleh karena itu, penelitian ini hanya akan menganalisis bagaimana proses penggabungan fukujoshi {dake} dan {shika} dengan kelas kata lain, dan bagaimana fungsi dan makna fukujoshi {dake} dan
{shika} dalam novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue.
1.6 Metode dan Teknik Penelitian
Metode merupakan cara kerja yang tepat untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1997 : 16). Dalam setiap penelitian diperlukan metode dan teknik penelitian yang tepat agar tujuan yang diharapkan dari suatu penelitian dapat tercapai. Adapun metode dan teknik
yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu : (1) metode dan teknik pengumpulan data, (2) metode dan teknik penganalisisan data, (3) metode dan teknik penyajian hasil analisis.
1.6.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah metode simak. Metode simak merupakan metode yang dilakukan dengan menyimak suatu penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1988 : 2). Data yang disimak dalam metode ini berwujud data tertulis dan sumber datanya adalah novel 500g de Umareta Musume e karya Michiyo Inoue. Penyimakan dilakukan dengan teknik catat. Artinya, dalam penelitian ini peneliti melakukan penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti dengan cara membaca, memahami, dan mencatat bagian-bagian yang diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian, data-data dapat terkumpul dan dapat digunakan untuk menemukan kaidah penelitian itu sendiri.
1.6.2 Metode dan Teknik Penganalisisan Data
Setelah data diperoleh, tahapan selanjutnya yaitu melakukan pengklasifikasian data. Ini bertujuan untuk mengelompokkan data yang sejenis. Selanjutnnya, data yang telah terkumpul akan dianalisis. Pada tahap penganalisisan data, metode yang digunakan adalah metode agih. Metode agih adalah metode analisis yang penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993 : 15). Metode agih ini didukung dengan teknik baca markah. Teknik baca markah ini menentukan peran konstituen kalimat. Pemarkah berarti alat seperti imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan partikel yang menyatakan ciri ketatabahasan
atau fungsi kata atau konstruksi. Cara kerja teknik ini adalah dengan membaca satuan kebahasaan yang menjadi pemarkah peran konstituen kalimat yang dimaksud (Mastoyo, 2007 : 67).
1.6.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis
Tahapan penyajian hasil analisis merupakan suatu tahap penelitian yang berupa laporan. Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah metode informal, yaitu cara penyajian melalui kata-kata biasa, bukan dalam bentuk angka-angka, bagan atau statistik. Setelah data dianalisis, hasilnya dilaporkan secara informal dalam bentuk laporan penelitian.
1.7 Sumber Data
Untuk melakukan penelitian mengenai fukujoshi {dake} dan {shika}, digunakan data dari novel 500g De Umareta Musume E karya Michiyo Inoue dan novel dalam bahasa Indonesia yang berjudul Hiduplah anakku Ibu Mendampingimu. Digunakannya bahan-bahan ini sebagai sumber data karena bahan-bahan tersebut menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tata bahasanya juga lazim digunakan dalam keseharian dan kanji yang digunakan pun mudah untuk dicari cara baca dan juga artinya sehingga memudahkan untuk dianalisis.