• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSTRAK DAUN AFRIKA SELATAN (Vernonia amygdalina) MEMPERBAIKI PROFIL LIPID TIKUS WISTAR JANTAN DISLIPIDEMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSTRAK DAUN AFRIKA SELATAN (Vernonia amygdalina) MEMPERBAIKI PROFIL LIPID TIKUS WISTAR JANTAN DISLIPIDEMIA"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TESIS

EKSTRAK DAUN AFRIKA SELATAN (Vernonia

amygdalina) MEMPERBAIKI PROFIL LIPID TIKUS

WISTAR JANTAN DISLIPIDEMIA

TRIWIJI NURDIASTUTI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

(3)

TESIS

EKSTRAK DAUN AFRIKA SELATAN (Vernonia

amygdalina) MEMPERBAIKI PROFIL LIPID TIKUS

WISTAR JANTAN DISLIPIDEMIA

TRIWIJI NURDIASTUTI 1490761020

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

EKSTRAK DAUN AFRIKA SELATAN (Vernonia

amygdalina)MEMPERBAIKI PROFIL LIPID TIKUS

(4)

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Biomedik, Program Pascasarjana Universitas Udayana

TRIWIJI NURDIASTUTI 1490761020

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 13 JULI 2016

Pembimbing I,

Prof. Dr. dr. Wimpie I Pangkahila, Sp.And. FAACS

NIP. 194612131971071001

Pembimbing II,

Prof. dr. I Gusti Made Aman, Sp.FK NIP. 194606191976021001

(5)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Dr.dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, MSc, Sp.GK

NIP. 195805211985031002

Direktur

Program Pascsarjana Universitas Udayana

Prof.Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP. 195902151985102001 Tesis ini Telah Diuji dan Dinilai

Oleh Panitia Penguji pada

Program Pascasarjana Universitas Udayana Pada Tanggal :

Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor :

Penguji : 1. Prof.Dr.dr. Wimpie I Pangkahila, Sp.And, FAACS 2. Prof.dr. I Gusti Made Aman, Sp.FK

3. Prof.Dr.dr. J Alex Pangkahila, MSc, Sp.And 4. Dr.dr. Ida Sri Iswari, Sp.MK, M.Kes

(6)
(7)

Plagiat

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Triwiji Nurdiastuti

Program Studi : Program Magister Ilmu Biomedik

Program Pascasarjana Universitas Udayana

NIM : 1490761020

No. Telp/No HP : 08111195333

Email : dr_triwijiuki98@yahoo.co.id

Judul Proposal :Ekstrak Daun Afrika Selatan (Vernonia Amygdalina) Memperbaiki Profil Lipid Tikus Wistar Jantan Dislipidemia Menyatakan bahwa naskah dalam tesis ini tidak mengandung unsur plagiarisme. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila terdapat unsure pelanggaran, maka saya bersedia untuk mempertanggungjawabkan sesuai peraturan yang berlaku.

Denpasar,

Yang membuat pernyataan,

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, karunia serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

”Ekstrak Daun Afrika Selatan (Vernonia Amygdalina)Memperbaiki Profil Lipid Tikus Wistar Jantan Dislipidemia” dalam rangka memperoleh gelar Magister pada

Program Studi Ilmu Biomedik, kekhususan Anti Aging Medicine, di Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar Bali.

Selama penelitian ini, penulis mendapat banyak pengalaman berharga yang memperkaya wawasan, serta sebagai proses pembelajaran hidup penulis baik dari segi ilmiah maupun dari segi sosial. Semua ini tidak lepas dari peran serta orang-orang disekeliling penulis yang senantiasa mendukung dengan tulus dan ikhlas.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat, penghargaan, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Prof.Dr.dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, selaku Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Biomedik, Universitas Udayana, Bali.

Prof.Dr.dr.A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K), selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjad imahasiswi pada Program Magister Ilmu Biomedik, Universitas Udayana, Bali.

Dr.dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, SpGK, selaku Ketua Program Studi Ilmu Biomedik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Program Magister Ilmu Biomedik, UniversitasUdayana, Bali.

Prof.Dr.dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS, selaku Pembimbing I, yang dengan penuh perhatian memberikan semangat, bimbingan, waktu dan saran yang sangat berharga selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam menyelesaikan tesis ini.

Prof.dr. IGM Aman, Sp.FK, selaku Pembimbing II, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran memberikan bimbingan, waktu dan saran yang sangat berharga kepada penulis selama penulis mengikuti program magister khususnya dalam menyelesaikan tesis ini.

Prof. Dr.dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc, Sp.And, selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi yang sangatberharga dalam penyusunan tesis ini dan selama penulis mengikuti program magister.

Dr. dr. Ida Sri Iswari, Sp.MK.,M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini dan selama penulis mengikuti program magister.

(9)

Dr. dr. Desak Made Wihandani, M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini dan selama penulis mengikuti program magister.

I Gede Wiranatha, S.Si, yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan penelitian di laboratory animal unit bagian Farmakologi FK Udayana.

Papa tercinta Moelyono Soeyitno atas iringan doa, semangat, perhatian, dorongan dan kasih sayang yang tulus dan tidak terhingga kepada penulis, terutama menjaga cucu-cucu sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.

Seluruh dosen Ilmu Biomedik Universitas Udayana Bali, yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat dan seluruh staf Magister Ilmu Biomedik yang telah mendukung, memberikan informasi dan bantuan kepada penulis mulai dari awal sampai akhir menuntut ilmu di PS. Ilmu Biomedik.

Teman-teman aam dr Fransiska, dr. Ivonne Santoso dan teman-teman seangkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuan dan dorongan sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.

Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini.Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Akhir kata penulis ucapkan, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Denpasar, Juli 2016 Penulis,

TriwijiNurdiastuti

ABSTRAK

EKSTRAK DAUN AFRIKA SELATAN (Vernonia

amygdalina)MEMPERBAIKI PROFIL LIPID TIKUS WISTAR JANTAN

DISLIPIDEMIA( RattusNorvegicus)

Dislipidemia adalah kelainan metabolism lipid yang ditandai dengan kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikkan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL. Daun Afrika Selatan (Vernonia amygdalina) mengandung beberapa

(10)

komponen, antara lain tanin, saponin, polifenol terutama asam quinic, asam klorogenik dan luteolin serta antioksidan dan alkaloid, xeronin dan vitamin C. Pemberian ekstrak daun Afrika Selatan diharapkan dapat membantu memperbaiki kadar lipid darah, sebagai salah satu tindakan anti aging, yang dapat meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas ekstrak daun Afrika Selatan dalam memperbaikiprofil lipid tikus yang dislipidemia.

Penelitian ini merupakan studi eksperimental murni dengan pretest-post test

control group design yang menggunakan 20 ekor tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan, dewasa (berumur 2-2,5 bulan), dislipidemia dengan kolesterol total di atas 200 mg/dl sebagai sampel. Tikus kemudian dibagi menjadi 2 (dua) kelompok masing-masing berjumlah 10 ekor tikus, yaitu kelompok kontrol (P0/pemberian plasebo berupa aquades) dan kelompok perlakuan (P1/pemberian ekstrak daun Afrika Selatan dosis 500 mg/kgBB/hari). Penelitian dilakukan selama 28 hari, darah diambil melalui medialcanthus sinus orbitalis untuk pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL sebelum perlakuan (pretest), sesudah perlakuan 14 hari (post-test 1) dan setelah perlakuan 28 hari (post-test 2).

Hasilpenelitianmenunjukkanreratakadarkolesterol total P0 (pretest)adalah 215.06 ±9,76, P0 posttest I (14 hari perlakuan) 219,12 ± 8,86, P0 posttest II (28 hari perlakuan) 223,18±8,31. Kadar trigliserida P0adalah 145, 05±9,10, P0 posttest I (14 hari perlakuan) 147,50 ± 8,64, P0 posttest II (28 hari perlakuan) 148,99 ± 8,49. Kadar HDL P0adalah 23,73 ±6,29 , P0 posttest I (14 hari perlakuan22,12 ± 5,01, P0 posttest II (28 hari perlakuan) 20,58 ± 44.4.Kadar LDL P0adalah90,78±7,28 , P0

posttest I (14 hari perlakuan)93,09±6,83, P0 posttest II (28 hari perlakuan)94,26±6,31.Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar kolesterol total kelompok yang diberikan ekstrak daun afrika selatan (P1) mengalami penurunan dari 216,64±6,20 mg/dl menjadi 171,33±3,03 mg/dl setelah 14 hari perlakuan dan turun lagi menjadi 126,26±5,16 mg/dlsetelah 28 hari perlakuan (p<0,01). Hal yang sama dapat diamati pada kadar trigliserida yaitu dari 147,65±5,38 mg/dl menjadi 115,50±3,18 mg/dl dan turun lagi menjadi 76,04±4,82 mg/dl (p<0,01). Rerata kadar HDL meningkat pada kelompok P1 dari 28,92±2,22 mg/dl menjadi 30,61±2,82 mg/dl dan 38,24±3,97 mg/dl pada hari ke 14 dan hari ke 28 (p<0,01). Begitu juga kadar LDL yang menurun dapat diamati dari 86,68±2,04 mg/dl menjadi 71,40±1,36 mg/dl di hari ke 14, dan menjadi 28,78±4,66 mg/dl pada hari ke 28 (p<0,01).

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun Afrika Selatan (Vernonia Amygdalina) dapat menurunkan kenaikan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan meningkatkan HDL darah tikus putih jantan yang dislipidemia.

Kata kunci: Daun Afrika Selatan, kolesterol, trigliserida, LDL, HDL, dislipidemia.

(11)

EXTRACT OF BITTER(Vernonia amygdalina)LEAF IMPROVE LIPID PROFILE IN DYSLIPIDEMIC MALE WISTAR RATS( RattusNorvegicus)

Dyslipidemia is an abnormal lipid metabolism characterized by elevation of plasma cholesterol, triglycerides, LDL and decreasing HDL. The main principle in the treatment of dyslipidemia is improving lifestyles include the selection of food associated with anti-hyperlipidemia. Bitter leaf (Vernonia amygdalina) contains several components, such as tannins, saponins, polyphenols especially quinic acid, chlorogenic acid and luteolin as well as antioxidants and alkaloids, xeronin and vitamin C. The extract of bitter leaves is expected to decrease blood lipid levels, as an anti-aging action, which can improve the quality of life. This study aimed to prove the effectiveness of Bitter leaf extract lipid profile in dyslipidemic male wistar rats.

This study was a true experimental study with pretest-posttest control group design using 20 male albino wistar rats (Rattus norvegicus), adult ( 2-2.5 old months), dyslipidemia with total cholesterol above 200 mg/dl as the sample.Rats were then divided into two groups with 10 rats each, the control group (P0 / treated with placebo of distilled water) and the treatment group (P1 / Bitter leaf extract dose of 500 mg/kg/day). The study was conducted for 28 days, blood is drawn through the

canthus medialorbitalis for total cholesterol, triglycerides, HDL and LDL

measurement before treatment (pretest), after 14 days treatment (post-test 1) and after treatment of 28 days treatment (post-test 2).

The results showed the average total cholesterol levels P0 ( pretest ) is 215.06 ±9.76 , P0 posttest I ( 14 days of treatment ) 219.12 ±8.86 , P0 posttest II ( 28 days of treatment ) 223.18 ± 8.31 . P0 triglyceride levels are 145 , 05 ± 9.10 , P0 posttest I ( 14 days of treatment ) 147.50 ±8.64 , P0 posttest II ( 28 days of treatment ) 148.99 ± 8.49 . P0 HDL level is 23.73 ±6.29 , P0 posttest I ( 14 days of treatment 22,12 ± 5.01 , P0 posttest II ( 28 daysof treatment ) 20.58 ± 44.4 . Levels of LDL PO is 90.78 ± 7 28 , P0 posttest I ( 14 days of treatment ) 93.09 ±6.83 , P0 posttest II ( 28 days of treatment ) 94.26± 6.31 .The results showed that the average of total cholesterol levels in P1 group treated with Bitter leaf extract has decreased from 216,64±6,20 mg/dl to 171,33±3,03 mg/dl after 14 days of treatment and decreased again to 126,26±5,16 mg/dl after 28 days of treatment (p<0.01). The similar trend can be observed in the levels of triglycerides which decreased drom 147,65±5,38 mg/dl to 115,50±3,18 mg/dl and fell further to 76,04±4,82 mg/dl (p<0.01 ). Mean HDL levels increased in group P1 from28,92±2,22 mg/dl to 30,61±2,82 mg/dl at day 14 and rose again to 38,24±3,97 mg/dL at day 28 (p<0.01).The results showed that the data were normally distributed ( p> 0.05 ). Likewise, decreasing LDL levels can be observed from 86,68±2,04 mg/dl to 71,40±1,36 mg/dl at day 14, and became28,78±4,66 mg/dl at day 28 (p<0.01).

Based on these results it can be concluded that extract of Bitter leaf (Vernonia

amygdalina) decreased of total cholesterol, triglycerides, LDL and increased HDL

dyslipidemic male wistar rats.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

PLAGIAT... ... v

UCAPAN TERIMA KASIH... vi

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI………. xii

DAFTAR GAMBAR………. xiv

DAFTAR TABEL……….. xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG……… xvi

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar belakang………...………. 1 1.2 Rumusan masalah………... 6 1.3 Tujuan Penelitian………...………. 6 1.3.1 Tujuan Umum……….. 6 1.3.2 Tujuan khusus……….. 6 1.4 Manfaat Penelitian………...………... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 8

2.1 Penuaan………... 8 2.2 Dislipidemia……….………..………. 9 2.3 Lipid………...……….……….. 11 2.3.1 Trigliserida……….. 13 2.3.2 Fosfolipid……… 14 2.3.3 Kolesterol……… 15 2.3.4 AsamLemak………...………... 15 2.3.5. Lipoprotein………... 16 2.3.5.1 Kilomikron………..,……... 17 2.4.4.2 Low DensityLipoprotein (LDL)………… 18

2.4.4.3 High Density Lipoprotein (HDL)……….. 19

2.4.4.4 Apoprotein………. 20

2.4 Biosentesis Kolesterol………...….………...…………. 21

2.5 Metabolisme Lipid………..………….………. 25

2.6 Kriteria Diagnostik……… 26

2.7 Klasifikasi Klinis Dislipidemia………. 27

2.8 Daun Afrika Selatan………...……… 31

(13)

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN... 40

3.1 Kerangka Penelitian………..……… 40

3.2 Konsep Penelitian……..……….…... 41

3.3 Hipotesis Penelitian……….….. 42

BAB IV METODE PENELITIAN………..……….. 43

4.1 Rancangan Penelitian……… 43

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian……… 44

4.3 Populasidansampel………..………….…….. 44

4.3.1 Populasi……….……... 44

4.3.2 Sampel………..44

4.3.3 Perhitungan Besa rSampel………... 45

4.3.4 Teknik Penentuan Sampel………... 46

4.4 Variable Penelitian………... 47

4.4.1Klasifikasi Variabel………. 47

4.4.2 Definisi Operasional Penelitian……..….………..……….. 47

4.5 Bahan Penelitian……….………. 49

4.6 Instrumen penelitian………. 50

4.7 Prosedur Penelitian……….. 51

4.8 Alur Penelitian………..…… 53

4.9 Analisa Data………..……….. 54

BAB V. HASIL PENELITIAN ... …….. 55

5.1 Analisis Deskriptif dan Normalitas Data ……….. 55

5.2 Uji Komparabilitas ………. ... …… 62

5.2.1 Analisis Komparabilitas sebelum perlakuan ……… 62

5.2.2 Analisis Komparabilitas Antar Kelompok Sesudah Perlakuan 14 Hari……….. 63

5.2.3 Analisis Komparabilitas Antar Kelompok Sesudah Perlakuan 28 Hari……….. 64

5.3 Analisis Efek Perlakuan Pemberian Ekstrak Afrika Selatan……… 65

BAB VI. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN... ... ... 69

6.1 Diet Tinggi Kolesterol Menyebabkan Dislipidemia…………. 69

6.2 Ekstrak Daun Afrika Selatan Memperbaiki Profil Lipid ... ….. 71

BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN ... …. 76

7.1 Kesimpulan ... …. 76

7.2 Saran ... .... 76

DAFTAR PUSTAKA ……… ... … 77

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Partikel Lipoprotein……….. 12

Gambar 2.2 Struktur Asam Lemak Jenuh………..………... 15

Gambar 2.3 Asam Lemak Tidak Jenuh……….………..… 16

Gambar 2.4 Biosintesis Kolesterol... 22

Gambar 2.5 Daun Afrika Selatan.………. 31

Gambar 2.6 Flavonoid, Tannin, Saponin Menghambat Metabolisme Lemak …. 38 Gambar 2.7 Tikus putih.……….. 39

Gambar 3.1 Bagan Konsep Penelitian……….. 41

Gambar4.1 Rancangan Penelitian………. 43

Gambar 4.2 Alur Penelitian……… 53

Gambar 5.1 Grafik Perubahan Kadar Kolesterol Total Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok………. 67

Gambar 5.2 Grafik Perubahan Kadar Trigliserida Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok ……….. 67

Gambar 5.3 Grafik Perubahan Kadar HDL Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok ………. 68

Gambar 5.4 Grafik Perubahan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok ………. 68

DAFTAR TABEL Halaman Tabel2.1 Kandungan Senyawa Daun Afrika Selatan……… 33

(15)

Tabel2.2 Kandungan Senyawa Kimia Daun Afrika Selatan…….………... 34 Tabel2.3 Kandungan Senyawa Kimia Daun Afrika Selatan……… 36 Tabel 5.1 Hasil Analisis Deskriptif dan Normalitas Data Kadar Kolesterol Total… 56 Tabel 5.2 Hasil Analisis Deskriptif dan Normalitas Data Kadar Trigliserida………57 Tabel 5.3 Hasil Analisis Deskriptif dan Normalitas Data Kadar HDL……… 58 Tabel 5.4 Hasil Analisis Deskriptif dan Normalitas Data Kadar LDL ……… 59 Tabel 5.5 Hasil Uji Homogenitas Data Kadar Trigliserida Antar Kelompok……. 59 Tabel 5.6 Hasil Uji Homogenitas Data Kadar HDL Antar Kelompok……… 60 Tabel 5.7 Hasil Uji Homogenitas Data Kadar LDL Antar Kelompok……… 61 Tabel 5.8 Rerata NilaiVariabel antar Kelompok Sebelum Perlakuan (pretest)….. 62 Tabel 5.9 Rerata NilaiVariabel antar Kelompok Sesudah Perlakuan 14 Hari……. 63 Tabel 5.10 Rerata NilaiVariabel antar Kelompok Sesudah Perlakuan 28 Hari……. 64 Tabel 5.11 Rerata NilaiVariabelMasing-Masing Kelompok Sebelum dan Sesudah

(16)

DAFTAR SINGKATAN

PKV = Penyakit Kardiovascular LDL =low density lipoprotein HDL =high density lipoprotein AAM =Anti Aging Medicine

TLC =Therapeutic Lifestyle Change IDL =Intermediate DensityLipoprotein LPL =Lipoprotein Lipase

HL =HepatikLipase

CPT =Carnitine Palmitoyl Transferase

GAEAC =Garlic Acid Equivalent antioksidant capacity GAE =Garlic Acid Equivalent

TAE =Tannic Acid Equivalent QE =Quarsetic equivalent

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses penuaan pada tahap yang masih dini seringkali tidak disadari namun seiring dengan berlanjutnya proses penuaan itu berbagai keluhan mulai timbul. Seseorang mulai merasa cepat lelah, proporsi tubuh berubah, mulai timbul masalah pada kulit, berkurangnya pendengaran dan penglihatan, dan menurunnya proforma seksual.

Proses penuaan yang terus berlanjut dapat memunculkan penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes, penyakit jantung koroner, dislipidemia dan kanker. Penyakit- penyakit degeneratif tersebut akan menjadi makin parah bila disertai dengan obesitas (Pangkahila, 2007).

Pada dasarnya faktor yang menyebabkan orang menjadi tua dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ialah radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikosilasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun dan gen. Faktor eksternal yang utama ialah gaya hidup tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaaan salah, polusi lingkungan, stres dan kemiskinan (Pangkahila, 2007).

Perubahan gaya hidup dalam masyarakat terutama diet tidak sehat (asupan lemak jenuh yang meningkat), berkurangnya aktivitas fisik (sedentary lifestyle) menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius, salah satunya adalah penyakit

(18)

jantung koroner yang disebabkan oleh kadar kolesterol total, LDL (Low Density

Lipoprotein) dan trigliserida yang tinggi dan kadar kolesterol HDL (High Density

Lipoprotein) yang rendah.

Penyakit yang diakibatkan dislipidemia merupakan masalah yang serius pada negara-negara maju bahkan saat ini juga muncul sebagai penyebab kematian dini dan ketidakmampuan fisik di negara-negara berkembang. Di Indonesia, angka kejadian dislipidemia pada penelitian MONICA I(Multinational Monitoring of Trends

Determinants in Cardiovascular Diseases) sebesar 13,4 persen untuk wanita dan

11,4 persen untuk pria. Pada MONICA II (1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 persen untuk wanita dan 14 persen pria (Bahri, 2004). Angka kejadian penyakit kardiovaskular di Indonesia juga cenderung meningkat terlihat dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRT) 1992 angka kejadian penyakit kardiovaskular hanya sebesar 16 persen, mengalami peningkatan menjadi 18,9 persen pada SKRT 1995. Menurut Riset Kesehatan Dasar, Kelebihan berat badan dan obesitas pada penduduk dewasa di atas usia 18 tahun besarnya 21,7%, dimana 11,7% (27,7 juta jiwa) adalah obesitas. Jadi terdapat peningkatan cukup tinggi angka penduduk yang mengalami obesitas di Indonesia(Riskesdas, 2010).

Penyakit kardiovaskular (PKV) terutama penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di negara-negara industri dan negara - negara berkembang. Faktor risiko penyakit kardiovaskular antara lain tingginya kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), hipertensi, merokok, diabetes, dan obesitas Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit

(19)

kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun dan seharusnya dapat dicegah. Kematian “dini” yang disebabkan oleh penyakit jantungterjadi sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi sampai dengan 42% terjadi di negara berpenghasilan rendah (Depkes, 2014)

Adanya pergeseran usia serangan stroke ke arah yang lebih muda pada saat ini salah satu penyebabnya adalah perubahan pola makan dan gaya hidup. Masyarakat perkotaan masa kini baik dewasa maupun usia muda terutama anak-anak, lebih suka mengkonsumsi junk food yang penuh kolesterol dan trigliserid, sehingga sering kita lihat dari 10 anak 6 di antaranya mengalami kegemukan (Obesitas). Akibatnya pada usia produktif mereka akan terkena berbagai penyakit pembuluh darah satu di antaranya stroke (Yayasan Stroke Indonesia,2012).

Dengan konsep AAM manusia dapat tetap hidup dengan kualitas yang prima walaupun usia terus bertambah, bahkan proses penuaan dapat diperlambat, ditunda, atau dihambat dan usia harapan hidup jadi lebih panjang dan berkualitas. (Pangkahila, 2007).

Terapi obat-obatan konvensional sudah diteliti secara luas untuk memperbaiki keadaan dislipidemia, dikenal beberapa golongan menurut National Heart Lung and

Blood Institute (NHLBI), Adult Treatment Panel III (ATP III) 2001: bile acid

sequestrants (kolestiramin, kolestipol, kolesevelam), fibrat (klofibrat, fenofibrat,

gemfibrozil), niasin/nicotinic acid (vitamin B3), statin (atrovastatin, fluvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, cerivastatin, simvastatin), produk kombinasi

(20)

(lovastatin + niasin, simvastatin + ezetemibe), lain-lain: ezetemibe(ACC/AHA, 2013).

Prinsip utama pada penatalaksanaan dislipidemia dengan melakukan diet ketat rendah kalori, rendah kolesterol, kurangi alkohol, berhenti merokok dan mengkonsumsi makanan tinggi omega 3, olahraga dan mengatur pola hidup. Jika semua intervensi non farmakologis sulit dilakukan dan tidak berhasil, maka diberikan obat anti hiperlipdemia (ACC/AHA, 2013)

Pada saat ini banyak sekali penelitian dilakukan untuk mencari bahan alami yang dapat mencegah dan mengobati dislipidemia, karena bahan alami lebih mudah didapat dan harganya relatif terjangkau.Bahan alami diharapkan dapat mencegah dan memperbaiki dislipidemia dengan aman atau setidaknya mempunyai efek samping yang lebih sedikit.

Beberapa anggota dari spesies Verninoa (family Asteraceae) dalam beberapa tahun terakhir ini digunakan untuk pengobatan. Daun Afrika Selatan yang sering juga disebut African Bitter Leaf (Vernonia amygdalina) adalah salah satu yang dapat ditemukan di Asia terutama Singapore dan Malaysia, Afrika dan Amerika utara dan Amerika selatan. Tanaman ini juga mudah ditemukan di Indonesia. Daun Afrika Selatan (Vernonia amygdaline) merupakan anggota spesies tanaman hijau (Vernoniaea), yang umumnya mudah sekali tumbuh di semua daerah, baik itu daerah panas dan daerah yang berhawa sejuk. Bagian paling penting yang berperan untuk pengobatan adalah bagian daunnya. Daunnya berwarna hijau tua dengan permukaan yang licin dan halus, di sisi belakangnya dengan warna yang lebih terang, bentuknya

(21)

berkelok dengan ukuran 1,3 – 7 cm. (Hostettmann et al., 2000).

Menurut analisis yang dilakukan daun Afrika Selatan (Vernonia Amygdalina) mengandung beberapa komponen, antara lain tanin, saponin, polifenol terutama asam quinic, asam klorogenik dan luteolin serta antioksidan dan alkaloid, xeronin dan vitamin C (Santoso, 2015)

Pemberian ekstrak daun Afrika Selatan diharapkan dapat membantu menurunkan kadar lipid darah, sebagai salah satu tindakan anti aging, yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Penelitian ini dilakukan menggunakan ekstrak daun Afrika Selatan (Vernonia amygdalina), yang diekstraksi menggunakan

etanol, diberikan kepada tikus dislipidemia.

Daun Afrika Selatan mengandung flavonoid yang memiliki potensi sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang terikat pada karbon cincin aromatik sehiggadapat menangkap radikal bebas yang dihasilkan dari reaksi peroksidasi lemak. Senyawa flavonoid akan menyumbangkan satu atom hidrogen untuk menstabilkan radikal peroksi lemak( Hamid et al, 2010)

Tanin juga dapat menghambat enzim AcylCoA Cholesterol Acyl Transferase(ACAT)yang berperan dalam esterifikasi kolesterol sehingga menghambat penggabungan kolesterol ester membentuk kilomikron dan VLDL. Menurunnya kadar APO B menyebabkan pembentukan kilomikron, LDL dan VLDL terganggu yang menyebabkan trigliserida tidak terbentuk sehingga ukuran partikel sdLDL besar (Rahastuti et al, 2011).

(22)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pemberian ekstrak daun Afrika Selatan menurunkan kadar

kolesterol total pada tikus yang dislipidemia?

2. Apakah pemberian ekstrak daun Afrika Selatan dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus yang dislipidemia?

3. Apakah pemberian ekstrak daun Afrika Selatan dapat menurunkan kadar LDL pada tikus yang dislipidemia?

4. Apakah pemberian ekstrak daun Afrika Selatandapat meningkatkan kadar HDL pada tikus yang dislipidemia?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui efek ekstrak daun Afrika Selatan untuk memperbaiki profil lipid secara umum pada tikus yang dislipidemia

1.3.2 Tujuan khusus 1. Membuktikan pemberian ekstrak daun Afrika Selatanmenurunkan kadar

kolesterol total pada tikus yang dislipidemia

2. Membuktikan pemberian ekstrak daun Afrika Selatanmenurunkan kadar trigliserida pada tikus yang dislipidemia

3. Membuktikan pemberian ekstrak daun Afrika Selatanmenurunkan kadar LDL pada tikus yang dislipidemia.

(23)

4. Membuktikan pemberian ekstrak daun Afrika Selatanmeningkatkan kadar HDL pada tikus yang dislipidemia.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi ilmiah mengenai peranan ekstrak daun Afrika Selatandalam memperbaiki profil lipid darah

2. Mendukung pengembangan penelitian untuk menggunakan bahan-bahan natural dalam pencegahan dan pengobatan dislipidemia dalam usaha untuk memperlambat penuaan dan kematian dini akibat penyakit yang berhubungan dengan dislipidemia.

3. Apabila ekstrak daun Afrika Selatan terbukti dapat memperbaiki profil lipid darah pada tikus maka selanjutnya dapat dilakukan uji klinis untuk mengetahui pengaruhnya pada manusia.

(24)

24

Setiap manusia akan melalui suatu proses kehidupan, dimulai dari pembuah-an, kelahiran, tumbuh kembang anak, pencapaian usia dewasa, mengalami proses penuaan, menjadi tua, dan berakhir dengan kematian

Faktor yang menyebabkan proses penuaan dibagi menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal meliputi radikal bebas, hormon yang berkurang, proses glikolisasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan tubuh yang menurun, dan gen. Faktor eksternal yang utama adalah gaya hidup yang tidak sehat, diet tidak sehat, kebiasaan salah, polusi lingkungan, stress, dan kemiskinan (Pangkahila, 2011).

Faktor-faktor penyebab proses penuaan dapat diidentifikasi seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pada saat ini. Jika faktor-faktor tersebut dapat dihindari,maka proses penuaan tentu dapat dicegah, diperlambat, bahkan mungkin dihambat sehingga kualitas hidup dapat dipertahankan. Hal inilah yang mendasari berkembangnya anti-aging medicine, yang bertujuan untuk mencapai atau memperpanjang usia harapan hidup serta meningkatkan kualitas hidup manusia dengan mencari penyebab penuaan tersebut dan memberikan terapi yang tepat (Pangkahila, 2011)

Penyakit degeneratif dapat terjadi karena adanya proses penuaan, tidak termasuk penyakit menular dan berlangsung kronis seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus, obesitas dan lainnya (Powers, 2008).

(25)

Penuaan dapat diketahui dengan mengukur atau melihat tanda atau perubahan yang terjadi dibandingkan sebelumnya, yang disebut biomarker. Tanda atau perubahan yang terjadi dapat digunakan sebagai parameter. Dalam kaitan dengan penyakit tertentu, biomarker merupakan parameter adanya penyakit atau berat ringannya suatu penyakit (Pangkahila, 2007).

Salah satu cara untuk mengetahui biomarker penuaan adalah dengan pemeriksaan biokimia seperti pemeriksaan profil lipid yang meliputi kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan kolesterol HDL. Pemeriksaan profil lipid untuk mengetahui risiko penyakit kardiovaskular (Pangkahila, 2007).

Penuaan berkaitan erat dengan fungsi berbagai organ tubuh yang menunjang aktivitas sehari-hari. Dengan demikian biomarker berkaitan erat juga dengan kualitas hidup. Karena itu pemeriksaan adanya tanda atau perubahanakibat proses penuaan seharusnya dilakukan sebelum muncul keluhan dan gangguan dalam aktivitas hidup sehari-hari (Pangkahila, 2007).

2.2 Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan pening-katan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan atau penurunan kadar kolesterol HDL. Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai peran yang penting dan sangat erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya ( Shahab, 2005).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, komposisi makanan pada manusia Indonesia terdiri atas 60-75 % karbohidrat, 12-20 % protein dan

(26)

selebihnya lemak, namun dalam dekade terakhir ini pola konsumsi khususnya komposisi makanan manusia Indonesia terutama yang berdiam di kota mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut yaitu pada pola makan sehari-hari, yang saat ini adalah berpindahnya pilihan kepada jenis makanan yang banyak mengandung lemak, sehingga mengakibatkan kadar lemak yang tinggi dalam darah dan menimbulkan suatu proses yang kompleks dalam pembuluh darah, serta berpengaruh pada fungsi beberapa organ dalam tubuh manusia. Keadaan tersebut merupakan suatu kelaian metabolisme lemak dalam tubuh yang disebut dislipidemia (Bintang, 2010). Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama dalam proses terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung, misalnya tingginya kadar fraksi lipid seperti kadar kolesterol yang tinggi dalam darah (hiperkolesterolemia) atau tingginya kadar trigliserida dalam darah (hipertrigliseridemia) dan sebagainya (Bintang, 2010).

Tingginya kadar kolesterol LDL dan kolesterol total memberikan kemungkinan terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, karena keterlibatannya yang dominan dalam proses terjadinya penyakit tersebut. Sebaliknya rendahnya kadar kolesterol HDL dalam darah akan mengakibatkan kemungkinan atau risiko lebih besar terhadap terjadinya penyakit jantung koroner (Santoso dan Setiawan, 2005). Sedangkan tingginya kadar trigliserida lebih sering dihubungkan dengan kejadian sakit diabetes mellitus dan sindroma metabolik, karena berpengaruh terhadap peningkatan kolesterol LDL padat kecil yang disebut

(27)

pada tahap awal aterosklerosis, karena LDL yang kecil dan lebih padat lebih cepat dioksidasi dibandingkan LDL yang lebih besar ( Judajana, 2011).

2.3 Lipid

Lipid atau lemak , adalah suatu senyawa yang bersifat hidrofobik, zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil sintesis dalam organ hati .Lemak ditemukan pada banyak sel dalam bentuk butir-butir lemak kecil. Adiposit merupakan sel lemak khusus untuk menyimpan lemak (Murray, 2012). Lipid yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan (eksogen) dan hasil produksi organ hati (endogen). (Murray, 2012).

Lipid plasma yang utama adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Lipid tidak larut dalam air oleh karena itu agar dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut perlu dimodifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam air. Partikel lipoprotein terdiri dari inti yang mengandung trigliserida dan kolesterol ester, dikelilingi oleh fosfolipid, kolesterol bebas dan apolipoprotein (Gambar 2.1). Zat-zat tersebut beredar dalam darah sebagai lipoprotein yang larut dalam plasma. Lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari tempat sintesisnya menuju tempat penggunaannya (Suyatna, 2007).

(28)

Gambar 2.1 Partikel Lipoprotein

(availableathttp://eatingacademy.com/wpcontent/uploads/2011/12/o_bom_colesterol.jp)

Fungsi lemak adalah

1. Sebagai energi, satu gram asam lemak menghasilkan 9 Kcal, dibandingkan dengan protein dan karbohidrat yang hanya menghasilkan 4 kcal.

2. Sebagai penyusun struktur membran sel.

Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.

3. Sebagai cadangan penghasil energi

Lemak disimpan sebagai jaringan adiposa.

4. Sebagai Kelenjar endokrin dan pelarut vitamin (A,D,E,K).

Sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan beberapa macam sitokin termasuk TNFα, interleukin, Leptin, adiponectin.sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis\

5. Isolator panas

Lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa dibawah kulit bisa menjaga kehangatan tubuh.

(29)

Berdasarkan komponen dasarnya, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Lichtenstein and Jones, 2005):

1. Lipid sederhana:

a. Lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida), b. Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi 2. Lipid majemuk:

a. Fosfolipid b. Lipoprotein 3. Lipid turunan: a. Asam lemak

b. Sterol (kolesterol, ergosterol,dan sebagainya)

Secara klinis, lemak yang penting adalah (Lichtenstein and Jones, 2005) : 1. Trigliserida (lemak netral)

2. Fosfolipid 3. Kolesterol 4. Asam Lemak 2.3.1 Trigliserida

Trigliserida adalah bentuk lain dari lemak yang merupakan cadangan energi dan dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebihan dalam darah. Pening-katan kadar trigliserida ini dihubungkan dengan LDL padat kecil (small

dense LDL) dan rendahnya kadar HDL (AHA, 2012).

Trigliserida dapat disintesis dari karbohidrat maupun protein. Setiap kali karbohidrat yang memasuki tubuh lebih banyak dari yang dapat dipakai segera

(30)

sebagai energi atau disimpan dalam bentuk glikogen, kelebihan karbohidrat tersebut dengan cepat diubah menjadi trigliserida kemudian disimpan dalam jaringan adiposa. Demikian pula bila kelebihan protein, akan disimpan menjadi lemak (Guyton dan Hall, 2007).

Pembentukan lemak terutama terjadi di dalam hati. Atom-atom karbon yang berasal dari glukosa dan asam-asam amino akan di ubah menjadi asetil KoA. Melalui beberapa tahap reaksi bagian asetat dari asetil KoA akan membentuk asam-asam lemak jenuh berupa asam palmitat (C16), asam stearat (C18) atau asam arakidonat (C20). Asam lemak ini akan melakukan esterifikasi dengan gliserol (diproduksi dalam glikolisis) dan menghasilkan trigliserida. Trigliserida ini akan dikeluarkan ke dalam aliran darah sebagai VLDL ( very low density

lipoprotein ) yang digunakan untuk menghasilkan energi atau disimpan dalam

sel-sel adiposa (Almatsier, 2009). 2.3.2 Fosfolipid

Fosfolipid dibentuk di hati dan menempati urutan ke dua kandungan lipid dalam tubuh. Fungsi utamanya adalah membentuk membran sel. Fosfolipid mem-punyai kekhususan karena bersifat polar dan non polar atau disebut juga amfilitik. Sifat amfilitik inilah yang merupakan bagian penting dalam peranan biologik fosfolipid dalam membran sel. Karena mempunyai daya tarik yang sama terhadap zat larut air dan zat larut lemak, fosfolipid merupakan bahan struktur sel yang efektif. Di dalam darah fosfolipid berfungsi sebagai alat angkut lipid (Almatsier, 2009).

(31)

2.3.3 Kolesterol

Kolesterol adalah salah satu komponen lemak, dan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh disamping zat gizi lain. ditemukan pada otak, hati, darah dan empedu. Kolesterol diproduksi terutama di hati (Goldman dan Klatz, 2007). Dalam tubuh kolesterol terdapat dalam bentuk bebas (tidak teresterifikasi) dan dalam bentukkolesterol ester (teresterifikasi) sekitar 60-75% diangkut oleh LDL dan 15% diangkut oleh HDL. Kolesterol juga sangat bermanfaat dalam berbagai proses sintesis metabolism tubuh (Murray 2009)

Konsumsi lemak yang tinggi merupakan faktor penting terhadap kadar kolesterol dalam plasma darah. Diet banyak mengandung asam lemak jenuh menyebabkan konsentrasi kolesterol darah meningkat, Kolesterol yang berlebihan di dalam darah dapat membentuk plak pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan lumen yang di namakan aterosklerosis.

2.3.4 Asam lemak

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah : CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH Rentang ukuran dan asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu (Rader dan Hobbs, 2005):

1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid). Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap.

(32)

2. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid).

Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap.

Gambar 2.3 Struktur Asam Lemak Tak Jenuh 2.3.5 Lipoprotein

Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka di dalam plasma darah, lemak akan berikatan dengan protein spesifik membentuksuatu kompleks makromolekul yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein.

Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara (Rader and Hobbs, 2005):

1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang masuk ke dalam darah.

2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam darah.

Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan menjadi kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), Intermediate Density

(33)

(HDL). Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang dengan cara yang sedikit berbeda (Rader and Hobbs, 2005).

2.3.5.1 Kilomikron

Kilomikron merupakan liprotein yang mengangkut lemak menuju ke hati.Kilomikron dibentuk di usus halus dengan komposisi asam lemak dan trigliserida. Lipoprotein dengan berat molekul terbesar ini lebih dari 80 persen nya terdiri dari trigliserida, yang berasal dari makanan terutama makanan yang mengandung trigliserida dan kurang dan 5 persen terdiri atas kolesterol ester. Pada waktu mencapai darah, kilomikron berinteraksi dengan Lipoprotein Lipase (LPL) yang terdapat pada permukaan endotel kapiler, jaringan lemak dan otot. Akibat interaksi ini trigliserida dapat dilepaskan dari kilomikron, dan diangkut oleh HDL ke hepar untuk di metabolisme.Kilomikron membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka, juga membawa kolesterol makanan ke hati (Murray, 2012).

Lapisan permukaan kilomikron terdiri dari fosfolipid, kolesterol bebas, Apo B48, Apo AI, Apo AII, dan Apo AIV, sedangkan bagian inti kilomikron terdiri dari trigliserida dan kolesterol. Di dalam plasma, Apo C dan Apo E ditransfer ke kilomikron dan HDL sehingga membentuk kilomikron.Apo CII memediasi hidrolisis trigliserida melalui pengaktifan LPL, sehingga terbentuk kilomikron remnan yang kaya kolesterol miskin trigliserida (Rader dan Hobbs, 2005).

(34)

Asam lemak bebas kemudian diambil oleh berbagai jaringan untuk disimpan sebagai trigliserida, dioksidasi sebagai sumber energi atau digunakan kembali di hepar untuk membentuk lipoprotein trigliserida (AHA, 2012).

Kilomikron remnan akan diambil oleh hepatosit dengan bantuan Apo E, sehingga kolesterol digunakan oleh hepatosit untuk membentuk asam empedu, disatukan ke dalam membran, diekskresikan sebagai kolesterol ke dalarn empeduatau membentuk lipoprotein (Smith et al ,2013).

2.3.5.2 Very Low Density Lipoprotein (VLDL)

Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) merupakan trigliserida endogen.Lipoprotein ini terdiri dari 60 persen trigliserida endogen dan 10-15 persen kolesterol.Lipoprotein ini dibentuk dari asam lemak bebas di hati, yang berfungsi sebagai transpor lemak dan hepar ke jaringan.Trigliserida merupakan bagian terbesar dari VLDL (5 5-80 persen) dan ukuran VLDL ditentukan oleh jumlah trigliserida yang ada (Rader and Hobbs, 2005).

Apolipoprotein utama VLDL adalah Apo B100.Trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipoprotein lipase (LPL) dan diubah menjadi VLDL remnan.VLDL remnan dapat ditangkap kembali oleh hepar melalui reseptor atau tetap dalam sirkulasi dan setelah diambil komponen trigliseridanya dihirolisis oleh

hepatik lipase (HL) menjadi partikel IDL dan LDL (2.3.5.3 Intermediate Density

Lipoprotein (IDL) (Mahley et al, 2003)

Lipoprotein densitas sedang (IDL) terdiri dari kolesterol (20 persen), trigliserida (30 persen).IDL adalah zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL.Perubahan IDL menjadi LDL juga melibatkan LPL

(35)

dan hepatik lipase (HL), dimanaHepatik Lipase (HL) menghidrolisis trigliserida dan fosfolipid. Tidak terdapat dalam kadar besar kecuali bila terjadi hambatan konversi lebih lanjut (Mayes et al, 2003).

2.3.5.4 Low Density Lipoprotein (LDL)

Lipoprotein densitas rendah (LDL) adalah lipoprotein yang merupakan alat transpor kolesterol yang utama mengangkut sekitar 70-80 persen dari kolesterol total, yang merupakan metabolit VLDL.Fungsi LDL yaitu membawa kolesterol dari hepar ke jaringan perifer termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya (untuk sintesis membran plasma dan hormon steroid). Rangkaian proses penyediaan kolesterol pada jaringan ekstrahepatik disebut LDL receptor pathway, sedangkan rangkaian proses pengembalian kolesterol ke hepar dari jaringan perifer disebut reverse

cholesterol transport. Kedua jalur tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan

lingkungan (Kumar et al, 2011).

Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10 persen dan kolesterol 60 persen.Kadar LDL plasma tergantung darin banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan, asupan lemak jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi LDL dan VLDL. Kelebihan LDL akan melayang-layang dalam darah dengan resiko penumpukan atau pengendapan kolesterol LDL pada dinding pembuluh darah arteri yang diikuti dengan terjadinya aterosklerosis. LDL mengalami katabolisme melalui jalur reseptor dan jalur non reseptor.Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen. Bila katabolisme LDL oleh hati dan jaringan perifer berkurang maka kadar kolesterol plasmanya meningkat.

(36)

Peningkatan kadar kolesterol sebagian disalurkan ke dalam makrofag yang akan membentuk sel busa (foam cells) yang berperan dalam terjadinya aterosklerosis (Mayes et al, 2003).

2.3.5.5 High Density Lipoprotein (HDL)

Lipoprotein densitas tinggi (HDL) berfungsi membawa kolesterol dan jaringan perifer ke hati sehingga dapat dimetabolisme lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu, sehingga penimbunan kolesterol di perifer berkurang.Komponen HDL ialah 13%kolesterol, kurang dari 5% trigliserida dan 50%protein. Kadar HDL kira-kira sama pada laki-laki dan perempuan sampai pubertas, kemudian menurun pada laki-laki sampai 20 persen lebih rendah daripada kadar pada perempuan. Pada individu dengan nilai lipid yang normal, kadar HDL relatif menetap sesudah dewasa (kira-kira 45 mg/dl pada pria dan 54 mg/dl pada perempuan). HDL penting untuk bersihan trigliserida dan kolesterol, dan untuk transpor serta metabolisme ester kolesterol dalam plasma.Kadar tinggi HDL dihubungkan dengan penurunan insiden penyakit dan kematian karena ateroskierosis. Oleh karena itu Mekanisme proteksi HDL terhadap penyakit jantung koroner belum diketahui dengan jelas.Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, penderita diabetes yang tidak terkontrol dan pada pemakaian kombinasi estrogen-progestin. HDL mengandung Apo AI, AII, AIV, C, dan E, memberikan Apo E dan Apo C, menerima Apo AI dan Apo AIV dari kilomikron di dalam sirkulasi darah (AHA, 2012).

(37)

1. Mengangkut kelebihan kolesterol dan jaringan ekstrahepatik dan sel pembersih (scavenger cells), dan setelah berinteraksi dengan enzim LCAT (Lecithin Cholesteryl Acyl Transferase) melepaskan kolesterol ke VLDL-remnan dan hepar yang kemudian akan dikeluarkan ke dalam empedu

2. Sebagai sumber apoprotein untuk metabolisme VLDL remnan dan kilomikron remnan.

3. Diduga sebagai sumber bahan pembentukan prostasiklin yang besifat anti trombosis.

4. Meningkatkan sintesis reseptor LDL.

Inti HDL adalah kolesterol ester yang dibentuk dalam sirkulasi melalui pengambilan kolesterol di jaringan perifer dengan pertolongan enzim LCAT (Mayes et al, 2003).

2.4 Biosintesis Kolesterol

Biosintesis kolesterol terjadi pada sel-sel eukaryota.Sintesis kolesterol dimulai dari perpindahan asetil-KoA dari mitokondria ke sitosol, khususnya di peroksisom.Biosintesis kolesterol terjadi di 25 % di organ hati dan 10% di usus (Guyton, 2007).

Terdapat lima tahapan utama dalam biosintesis kolesterol yaitu :

1. Konversi asetil-KoA menjadi 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA (HMG KoA). 2. Konversi HMG KoA menjadi mevalonat.

3. Konversi mevalonat menjadi suatu molekul isopren yaitu isopentil pirofosfat (IPP) bersamaan dengan hilangnya CO2.

(38)

5. Konversi squalene menjadi kolesterol.

Dalam sintesis kolesterol dilibatkan sebanyak sepuluh macam enzim yaitu

asetoasetil-KoA,thiolase, HMG KoA sintase, HMG KoA reduktase, mevalonat

kinase, fosfomevalonat kinase, fosfomevalonat dekarboksilase,

isopentenil-pirofosfat isomerase (IPP isomerase),farnesil-isopentenil-pirofosfat transferase (FPP

transferase), squalene sintase dan squalene epoksidase (Guyton,2007).

Gambar 2.4 Biosintesis Kolesterol

(Available at: http://themedicalbiochemistrypage.org/images/ketonesynthesis-2.jpg)

(39)

Lipid yang diabsorpsi dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hepar dan jaringan adiposa, dibawa oleh darah ke berbagai jaringan dan organ tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi dan/atau disimpan sebagai cadangan lemak.Lipid disimpan sebagai triasilgliserol (trigliserida) yang sebagian besar terdapat dalam jaringan adiposa, dapat juga ditemukan dalam otot rangka dan plasma.Jaringan adiposa merupakan sumber cadangan energi terbesar (Murray, 2012).

Hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit).Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa

Kilomikron di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol.Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk

(40)

ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.(Guyton, 2007).

Tidak semua asam lemak bebas yang dihasilkan melalui lipolisis digunakan sebagai energi. Asam lemak bebas yang tidak dioksidasi akan mengalami reesterifikasi menjadi trigliserida di dalam jaringan adiposa ataupun hepar, atau disimpan dalam trigliserida intramuskuler. Bila laju reesterifikasi tidak mampu mengimbangi laju lipolitik, terjadi peningkatan konsentrasi asam lemak bebas plasma, sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan lipid.Asam lemak bebas yang digunakan untuk energi diaktifkan oleh enzim asil-KoA sintetase, kemudian dibawa ke dalam mitokondria dan diubah oleh CPT (Carnitine Palmitoyl Transferase) menjadi Asil-KoA.Asil-KoA mengalami oksidasi β menjadi asetil-KoA.Asetil-KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat untuk menghasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA.Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol.Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid.Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan

(41)

gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian (Almatsier,2009).

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut :

1. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan adanya ATP dan koenzim A, serta dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (tiokinase). 2. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim carnitine

palmytoyltransferase I (CPT I) yang terdapat pada membran eksterna

mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.

3. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim asil karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar. 4. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan

KoA (Ko-enzim A) dengan dikatalisir oleh enzim carnitine palmytoyl

transferase II (CPT II) yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil

KoA dan karnitin dibebaskan.

5. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi β.

Sebagian dari asetil-KoAakan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya

(42)

butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan

asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan ketogenesis (Almatsier,2009).

2.6 Kriteria Diagnostik

Angka patokan kadar lipid yang memerlukan pengelolaan, penting dikaitkan dengan terjadinya komplikasi kardiovaskular. Dari berbagai penelitian jangka panjang di negara-negara barat, yang dikaitkan dengan besarnya risiko untuk terjadinya PKV, dikenal patokan kadar kolesterol total sebagai berikut (ACC/AHA, 2013):

1. Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman (desirable) adalah < 200 mg/dl.

2. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan (borderline high) adalah 200-239 mg/dl.

3. Kadar yang tinggi dan berbahaya (high) adalah ≥ 240 mg/dl.

Dalam ilmu kedokteran, hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lemak darah yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), trigliserida (hipertrigliseridemia) atau kombinasi keduanya (ACC/AHA, 2013). Kelainan ini merupakan hasil peningkatan produksi lipid dan penurunan penguraian lipoprotein yang banyak mengandung trigliserida, sehingga rnenyebabkan penurunan kadar kolesterol HDL (ACC/AHA, 2013).

(43)

Berdasarkan jenisnya hiperlipidemia dibagi menjadi 2 (ACC/AHA, 2013): 1. Hiperlipidemia Primer

Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik.Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pcmeriksaan laboratorium secara kebetulan.Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma (penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).

2. Hiperlipidemia Sekunder

Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel (berulang).

Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti : Beta-blocker, diuretik, kontrasepsi oral (Estrogen, Gestagen).

2.7 Klasifikasi Klinis dislipidemia

Klasifikasi klinis hiperlipidemia dalam hubungannya dengan Penyakit Jantung Koroner (ACC/AHA, 2013)

1. Hiperkolesterolemia yaitu : kadar kolesterol meningkat dalam darah. 2. Hipertrilgiseridemia yaitu : kadar trigliserida meningkat dalam darah.

3. Hiperlipidemia cmpuran yaitu : kadar kolesterol dan triglisenda meningkat dalam darah.

2.7.1 Penyebab Hiperlipidemia

(44)

1. Penyebab primer, yaitu faktor keturunan (genetik) 2. Penyebab sekunder, seperti:

a. Usia

Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.

b. Jenis kelamin

Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapisetelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.

c. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia d. Obesitas / kegemukan

e. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh seperti mentega,margarin, whole milk, es krim, keju, daging berlemak.

f. Kurang melakukan olah raga g. Penggunaan alkohol

h. Merokok

i. Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol dengan baik j. Gagal ginjal

k. Kelenjar tiroid yang kurang aktif.

l. Obat-obatan tertentu yang dapat menggangu metabolisme lemak seperti estrogen, p11 KB, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan tertentu).

Berdasarkan rekomendasi yang berasal dari NECP (National Cholesterol

Education Program), Amerika Serikat untuk menghindari terjadinya PJK,

(45)

ml, kolesterol total kurang dari 200 mg/ l00 ml, kolesterol LDL kurang dari 130 mg/ l00 ml, dan kolesterol HDL lebih dari 45 mg/ 100 ml darah (ACC/AHA 2013).

2.7.2 Penanganan Hiperlipidemia

Penanganan hiperlipidemia dibagi 2 yaitu (Wikipedia, 2015) : A. Terapi Non Farmakologi dapat dilakukan dengan:

1. Melakukan terapi diet

Terapi diet bertujuan untuk menurunkan intake lemak total, asam lemak jenuh, dan kolesterol secara progresif dan untuk mencapai berat badan yang diinginkan.Diet kolesterol dan asam lemak jenuh memicu penurunan pengeluaran LDL di hati.

2. Memperbaiki gaya hidup (Terapeutic Lifestyle Change).

Komponen-komponen Terapeutic Lifestyle Change (TLC) meliputi pengurangan asupan-asupan dari kolesterol dan asam lemak jenuh, pemilihan makanan yang berhubungan dengan aturan makan untuk mengurangi LDL seperti stanol dan sterol serta peningkatan masukan serat yang dapat larut, penurunan berat badan, dan peningkatan aktivitas fisik. Terapi non farmakologi ini hendaknya menjadi terapi utama untuk hiperlipidemia, kecuali untuk pasien dengan hiperkolesterolemia familial (secara bawaan/genetik mempunyai kelainan metabolisme lipoproteinl/kolesterol) atau hiperlipidemia gabungan yang bersifat familial, yaitu penanganan terapinya dengan pengaturan makanan dan terapi dengan obat dimulai secara bersamaan (ACC/AHA, 2013). B. Terapi Farmakologi

(46)

Obat penurun lipid (antihiperlipidemik/hipolipidemik) adalah obat yang ditujukan untuk menurunkan kadar lipid/lemak di dalam darah/plasma. Pemberian obat hipolipidemik dapat diberikan dalam menangani kasus hiperlipidemia apabila dengan terapi diet dan olah raga kondisi pasien tidak responsif (Illingworth, 2007).

Obat antihiperlipidemik yang beredar dapat dibagi sebagai berikut(ACC/AHA, 2013):

1. Asam Fibrat

Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan asam fibrat adalah Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate.

2. Resin

Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah : Kolestiramin (Chiolestyramine), Kolestipol.

3. Penghambat HMG-KoA Reduktase (3 Hidroksi 3 Metil Glutaril KoEnzim A

Reduktase Inhibitor).

Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan ini adalah : Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin.

4. Asam nikotinat

Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin / vitamin B3 yang larut air.Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah untuk mencegah serangan jantung.

(47)

2.9 Daun Afrika Selatan (Vernonia Amygdalina)

Dalam Wikipedia (2011) daun Afrika Selatan dapat diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae Superdivisi : Angiosperms Divisi : Eudicots Kelas : Asterids Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Vernonia

Spesies : Vernonia amygdalina

(48)

Daun Afrika Selatan (Wikipedia, 2011)

Daun Afrika Selatan (Vernonia Amygdalina) sering juga dikenal dalam berbagai nama lain seperti grawa, ewuro, etidot dan onugbu. Asalnya tamanan ini pertama kali tumbuh di dataran tropis Amerika Utara dan Afrika Selatan, dalam bahasa Inggris tanaman ini sering disebut Bitter leaf dikarenakan karena rasanya yang sangat pahit. Tanaman setinggi 1-3 meter ini tumbuh dengan mudah di benua Afrika, benua Amerika, benua Asia seperti di Malaysia, Singapore dan Indonesia (Izevbigie et al., 2004).

Daunnya yang berwarna kehijauan berukuran sekitar 7-15 cm, berdiameter 6cm dengan tepian yang runcing dan bergerigi kecil. Pada sisi yang terpapar matahari warna hijau tampak lebih terang dengan permukaan yang lebih halus daripada sisi lainnya dengan warna hijau yang lebih pucat dengan permukaan yang lebih kasar (Wikipedia, 2011 )

2.9.1 Kandungan Nutrisi dan Manfaat Daun Afrika Selatan

Dalam penelitian Atangwho (2009) menyatakan bahwa daun Afrika Selatan mengandung berbagai macam nutrisi yaitu protein, lemak, karbohidrat, berbagai vitamin serta mineral.Kandungan nutrisi daun Afrika Selatan dalam 100gram bahan dapat dilihat pada tabelberikut ini.

(49)

Tabel 2..1

Kandungan Senyawa Daun Afrika Selatan

No. Kandungan Nutrisi Dalam 100 gram

1 vitamin A 348 IU/100gr 2 vitamin E 37 IU/100gr 3 vitamin C 2000-2230mg/100gr 4 Riboflavin 1 - 1.12 mg 5 Tiamin 0,18 - 0,193 mg 6 Niacin 0,48 - 0.51 m 7 Mn 0,07 - 0,073mg 8 Se 0,01 mg 9 Zn 0,04-0,041 mg 10 Fe 0,14mg 11 Cu 0,1mg 12 Mg 0,43mg 13 Cr 0,04mg

14 Protein sederhana 23,25 - 24,45gram

15 Serat 16,05-17.50gram

16 Lemak 3,53 gram

(Atangwho, 2009)

2.9.2. Kandungan Senyawa Kimia Daun Afrika Selatan

Berdasarkan hasil uji kuantitatif dan kualitatif kandungan senyawa kimia daun Afrika Selatan yang diperoleh dari PT Natur Indonesia, Bogor dapat diketahui bahwa terdapat beberapa senyawa kimia penting yang bekerja secara sinergis.Pengujian bahan dilakukan dalam bentuk ekstrak di Laboratorium Analisis Pangan, Fakultas Pertanian UNUD. (Santoso 2015)(Lampiran 3)

(50)

Tabel 2..2

Kandungan Senyawa Kimia Daun Afrika Selatan

No. Jenis Analisis Jml satuan Hasil

1 Kapasitas Antioksidan 1 ppm GAEAC 9551,22

2 IC 50% 1 mg/ml 1,31

3 Kadar Total Fenol 1 %b/b GAE 3,20

4 Kadar Tanin 1 %b/b TAE 0,66

5 kadar Total Klorofil 1 ppm 32186,56

6 Kadar Klorofil a 1 ppm 21162,25 7 Kadar Klorofil b 1 ppm 11032,91 8 Rendemen 1 % b/b 14,90 9 Vitamin C 1 mg/g 2588,24 (Santoso, 2015) Keterangan :

GAEAC : Garlic Acid Equivalent antioksidant capacity GAE : Garlic Acid Equivalent

TAE : Tannic Acid Equivalent

IC 50% : Inhibitor konsentrasi terhadap radikal bebas DPPH 0,1mM

Berdasarkan hasil uji skrining fitokimia yang dilakukan Atangwho (2009) daun Afrika Selatan mengandung senyawa kimia golongan alkaloid, tannn, saponin, dan flavonoid, polifenol, dan vitamin C yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Banyak sekali ragam antioksidan alami, tetapi jarang yang memiliki komponen kimia yang lengkap.

Daun Afrika Selatan mengandung berbagai macam antioksidan baik berbentuk vitamin dan yang bukan vitamin. Lengkapnya antioksidan alami dalam daun Afrika Selatan memungkinkan pemanfaatan buah tersebut menjadi bahan

(51)

baku pembuatan antioksidan (Atangwho et al., 2009).

Daun Afrika Selatan juga mengandung flavonoid yang dapat mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan stres oksidatif. Efektivitas antioksidan dari flavonoid dilaporkan beberapa kali lebih kuat dibandingkan vitamin C dan E. Dalam fungsinya menetralkan radikal bebas, flavonoid bekerja secara sinergis (saling memperkuat) dengan vitamin C. Selain mempunyai aktivitas antioksidan. Senyawa flavonoid secara umum bertindak sebagai antioksidan yaitu sebagai penangkap radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil.Flavonoid bersifat sebagai reduktor sehingga dapat bertindak sebagai donor hydrogen terhadap radikal bebas (Linder, 2006).

Tanin merupakan substansi fenilik polimer yang mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan, suatu sifat yang dikenal sebagai astringensi.Tanin ditemukan hampir di setiap bagian dari tanaman.Tanin dibagi ke dalam dua group, tannin yang dapat dihidrolisis dan tannin kondensasi. Zat ini digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara memacu metabolism glukosa dan lemak. Tanin diketahui memacu metabolisme glukosa dan lemak, sehingga timbunan kedua sumber kalori ini dalam darah dapat dihindari dan akhirnyakolesterol dan glukosa darah turun (Santoso, 2015)

(52)

Tabel 2..3

Kandungan Senyawa Kimia Daun Afrika Selatan Jenis Contoh Jenis Pengujian Hasil

Pengujian

Metode Pengujian Daun Afrika Selatan Saponin (%)

Uji Fitokimia : Saponin Tanin Alkaloid Fenolik Flavonoid Triterpenoid Steroid Glikosida 0,77 + + + + + + + + TLC Scanner Kualitatif (Santoso, 2015) Daun Afrika Selatan belum memberikan efek buruk terhadap struktur histologis hepar maupun ginjal. Hal ini dibuktikan dengan penelitian daun Afrika Selatan dengan dosis 600mg/kgBB, yang diberikan oral kepada 15 ekor mencit jantan dewasa selama 10 hari (Nimenibo, 2003).

Hasil penelitian selama 28 hari bahwa organ hati pada mencit yang diberikan ekstrak daun Afrika Selatan dengan dosis 600mg/kgBB menyebabkan megalositosis pada inti sel dan degenerasi sel, serta pada organ ginjal menyebabkan dilatasi sebagian tubuli, namun secara keseluruhan dibuktikan bahwa ekstrak daun Afrika Selatan belum memberikan efek yang buruk (Eleyinmi

et al., 2008).

Adapun kadar toksisitas daun Afrika Selatan telah dilakukan uji di Laboratorium Analisa Pangan Universitas Udayana dengan Nilai LC50 2757,91

(53)

ppm (Santoso, 2015).

Daun Afrika Selatan mengandung flavonoid yang memiliki potensi sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang terikat pada karbon cincin aromatik sehiggadapat menangkap radikal bebas yang dihasilkan dari reaksi peroksidasi lemak. Senyawa flavonoid akan menyumbangkan satu atom hidrogen untuk menstabilkan radikal peroksi lemak( Hamid et al, 2010)

Tanin juga dapat menghambat enzim AcylCoA Cholesterol Acyl Transferase(ACAT)yang berperan dalam esterifikasi kolesterol sehingga menghambat penggabungan kolesterol ester membentuk kilomikron dan VLDL. Menurunnya kadar APO B menyebabkan pembentukan kilomikron, LDL dan VLDL terganggu yang menyebabkan trigliserida tidak terbentuk sehingga ukuran partikel sdLDL besar (Rahastuti et al, 2011).

Pada klorofil juga terdapat saponin yang merupakan fito-kimia, yang tercatat dapat mengikat dan mencegah penyerapan kolesterol. Saponin berikatan dengan asam empedu, di mana asam empedu mempunyai peran sebagai transpor bagi kolesterol bebas dan molekul fosfolipid yang sudah dicerna(Karimah, 2010)

Gambar

Gambar 2.1 Partikel Lipoprotein
Gambar  2.4 Biosintesis Kolesterol
Gambar 2.6 .Flavonoid, tannin, saponin menghambat metabolisme lemak
Gambar 2.7 Tikus Putih
+5

Referensi

Dokumen terkait

4) Menyiapkan instrumen ukur berupa tes untuk mengukur siklus II yang dituangkan dalam LK, pada siklus kali ini soal-soal yang digunakan untuk mengukur pemahaman

Untuk memperoleh kegiatan pembelajaran yang optimal, maka diperlukan pengelolaan kelas yang efektif. Dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut:

Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Cabang Makassar yang menunjukkan bahwa pelaksanaan tata kelola perusahaan perbankan sudah terwujud dengan persentase sebesar

Berdasarkan hasil pada siklus II maka dapat disimpulkan dalam setiap kegiatan yang dilakukan di tiap-tiap siklusnya menunjukkan hasil yang baik, dimana perilaku bolos

Kegiatan bermain menurut jenisnya terdiri atas bermain aktif dan bermain pasif (Tedjasaputra, 2001: 50). secara umum bermain aktif banyak dilakukan pada masa kanak- kanak

Dalampenelitianiniterdapatlebihbanyakbalitapenderitapneumoniadenganstatus imunisasi DPT lengkap daripada yang tidak lengkap, hal itu menunjukkan bahwa kejadian pneumonia

Fakultas / Jurusan : Sains dan Teknologi / Teknik Arsitektur Judul Tugas Akhir : Islamic Center di Kepanjen Kabupaten Malang.. Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa hasil

Ke- simpulan dari penelitian ini adalah informan masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai penyakit kusta dan memahaminya sebagai penyakit kulit akibat makanan serta