• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MEMBACA GURU DI SMP NEGERI 6 KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN PELAJARAN TAHUN 2019/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MEMBACA GURU DI SMP NEGERI 6 KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN PELAJARAN TAHUN 2019/2020"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MEMBACA GURU DI SMP NEGERI 6 KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN

PELAJARAN TAHUN 2019/2020 Oleh:

Isa Ansari SMPN 6 Lhokseumawe

ABSTRAK

Berdasarkan penilaian Minat Baca Guru pada siklus I dapat diketahui bahwa Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada siklus I dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru dalam kategori baik.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe semakin meningkat, hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang diselenggarakan oleh kepala sekolah yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe dapat meningkatkan motivasi membaca guru.

Terbukti terdapat peningkatan motivasi membaca guru yang dilihar dari penilaian rata-rata motivasi membaca guru semula pada kondisi pra siklus menunjukkan rata-rata-rata-rata penilaian yang cukup baik meningkat menjadi baik.

Meskipun demikian peningkatan motivasi membaca guru setelah dilaksanakan gerakan literasi sekolah pada siklus I belum mampu mencapai target yang ditetapkan yaitu 100% guru mempunyai penilaian motivasi membaca guru yang baik. Untuk itu dalam pelaksanaan siklus I ini perlu dilakukan evaluasi dan refl eksi.

Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada siklus II dapat diketahui bahwa skor rata-rata menunjukkan nilai 5,41 atau masuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe sudah sangat baik.

Pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang dilakukan secara terencana terbukti dapat meningkatkan motivasi membaca guru di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe dengan hasil penelitian ini terbukti bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan motivasi membaca guru, kondisi ini dapat dilihat dari penilaian rata-rata motivasi membaca guru semula pada kondisi siklus I menunjukkan rata-rata penilaian yang baik meningkat menjadi sangat baik dan yang semula mempunyai rata-rata penilaian 3,52 meningkat menjadi 5,37.

Kata Kunci: implementasi gerakan literasi sekolah, motivasi membaca guru

PENDAHULUAN

Motivasi membaca adalah kecenderungan jiwa yang aktif untuk memahami pola bahasa untuk memperoleh informasi yang erat hubunganya dengan kemauan, aktivitas dan perasan senang yang secara potensial memungkinkan individu untuk memilih, memperhatikan dan menerima sesuatu yang datang dari luar dirinya.

(2)

Menurut Lilawati, mengartikan motivasi membaca anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek motivasi membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh guru.

Minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Aktivitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak, sangat ditentukan oleh minat anak terhadap aktivitas tersebut. Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Witherington (1986) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.

Sedangkan membaca merupakan kegiatan atau proses menerapkan sejumlah keterampilan mengolah teks bacaan dalam rangka memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, membaca dapat dikatakan sebagai kegiatan memperoleh informasi atau pesan yang disampaikan oleh penulis dalam tuturan bahasa tulis. Seseorang mampu membaca bukan karena kebetulan saja, akan tetapi karena seseorang tersebut belajar dan berlatih membaca teks yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf yang bermakna. Pada umumnya, tujuan membaca dibagi menjadi tiga tujuan utama, yaitu: (1) membaca untuk studi, (2) membaca untuk usaha, (3) membaca untuk kesenangan. Dalam hal ini, tujuan membaca harus ditetapkan sebelum kegiatan membaca agar lebih mudah dalam memahami dan mendapatkan informasi.

Adapun hasil observasi kepala sekolah, motivasi membaca guru di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe tahun 2019 masih rendah. Rendahnya motivasi membaca guru tidak lepas dari budaya masyarakat Indonesia yang lebih dominan terhadap budaya bertutur. Hal tersebut diperburuk dengan minimnya rasa percaya diri guru pada hasil karyanya.

Umumnya guru merasa karyanya tidak cukup baik untuk dibaca oleh umum atau siswa sendiri. Padahal perbaikan karya bisa terjadi bila guru tak ragu menampilkan karya dan belajar dari kesalahannya. Padahal, guru yang gemar membaca dan menulis bisa menularkan kesenangan yang sama pada muridnya. Kondisi inilah yang melatari dibangunnya gerakan literasi untuk guru dan pendidik.

Literasi sekolah dalam konteks gerakan literasi sekolah (GLS) merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, seperti membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. GLS merupakan suatu upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas pembelajaran literasi.

Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.

Gerakan literasi sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Literasi Pada dasarnya literasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Namun, Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi tidak hanya

(3)

berkaitan dengan dua aktivitas tersebut. Ia juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat.

Dari paparan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melalukan penelitian yang berjudul “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Membaca Guru Di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe Tahun Pelajaran Tahun 2019/2020”

Berdasarkan uraian di atas maka identifi kasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Motivasi membaca guru masih rendah. 2) Guru masih enggan membeli buku. 3) Gerakan literasi sekolah belum sudah di terapkan di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe namun belum maksimal.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana motivasi membaca guru sebelum di adakan gerakan literasi sekolah di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe? 2) Bagaimana motivasi membaca guru setelah di adakan gerakan literasi sekolah di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe? 3) Apakah gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan motivasi membaca guru?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana motivasi membaca guru sebelum di adakan gerakan literasi sekolah di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe. 2) Bagaimana motivasi membaca guru setelah di adakan gerakan literasi sekolah di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe. 3) Apakah gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan motivasi membaca guru.

Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak sekolah. Serta dapat dijadikan referensi oleh pihak lain untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan motivasi membaca guru.

KAJIAN PUSTAKA

Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu. Minat juga diartikan suatu momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu tujuan atau objek yang dianggap penting. Objek yang menarik perhatian dapat dapat membentuk minat karena adanya dorongan dan kecenderungan untuk mengetahui, memperoleh, atau menggali dan mencapainya.

Motivasi membaca adalah merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Motivasi membaca bersifat pribadi dan merupakan produk belajar (Sudarman, 1997: 44).

Ada beberapa jenis motivasi membaca bisa melalui: 1) Motivasi membaca spontan. 2) Motivasi membaca terpola. 3) Tradisi membaca dan menulis.

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca. Umumnya kemampuan membaca dimaksud, ditujukan oleh pemahaman seseorang pada bacaan yang dibacanya dan tingkat kecepatan yang dimiliki. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dalam membaca antara lain: tingkat inteligensi, kemampuan berbahasa, sikap, minat, emosi, keadaan membaca, kebiasaan membaca, pengetahuan tentang cara membaca, latar belakang sosial ekonomi dan budaya pengetahuan.

Tujuan pembinaan motivasi membaca, tujuan umum adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading Sociaty), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai subyek pembangunan nasional menuju masyarakat yang madani.

(4)

Sedangkan tujuan khusus di antaranya menumbuhkan kebiasan membaca pada seseorang, sehingga menimbulkan rasa kecanduan untuk membaca setiap saat dan mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan Pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Faktor pendukung motivasi membaca, untuk membina dan mengembangkan motivasi membaca siswa tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan membaca siswa, sebab seperti sudah dijelaskan bahwa untuk menjadi minat harus mampu membaca. Adapun beberapa faktor dalam pembinaan motivasi membaca. Faktor-faktor ini dapat dibedakan yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal disamakaan dengan motivasi eksternal. Sedangkan faktor internal disamakan dengan Motivasi internal (smit, 584-586).

Adapun faktor-faktor yang mendukung pembinaan motivasi membaca siswa di antaranya adalah: secara alamiah orang orang beragama mempunyai kitab suci yang harus dibaca dan orang yang berpendidikan sudah relatif banyak.

Untuk meningkatkan motivasi membaca pada siswa ada beberapa kiat yang bisa dilakukan antara lain: memperlkenalkan buku-buku dan memperkenalkan hasil karya sastrawan.

Faktor penghambat motivasi membaca, rendahnya motivasi membaca pada siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: belum banyak dirasakan manfaat langsung dari membaca dan bahan bacaan belum merata.

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan.

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.

Berikut ini tahapan gerakan literasi sekolah antara lain:

Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan motivasi membaca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik.

Tahap ke-2: Pengembangan motivasi membaca untuk meningkatkan kemampuan literasi Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan (Anderson & Krathwol, 2001).

(5)

Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran (cf. Anderson & Krathwol, 2001). Dalam tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada tahap pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas.

Penting bagi pendidik untuk tidak hanya menerima perbedaan, namun juga merayakannya melalui agenda literasi di sekolah. Buku-buku yang disediakan untuk bahan bacaan peserta didik perlu merefl eksikan kekayaan budaya Indonesia agar peserta didik dapat terpajan pada pengalaman multikultural sebanyak mungkin.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ni bertempat di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe.

Subjek penelitian disini adalah seluruh guru SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe. Berikut adalah data nama-nama guru SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe.

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2019 sampai dengan 1 Desember 2019, dengan perincian kegiatan sebagai berikut:

Tabel Waktu Kegiatan Penelitian

Tahapan Uraian kegiatan Waktu Pelaksana/Penanggung

Jawab

Sosialisasi

1. Mencari bahan penelitian 17 -25 Oktober

Peneliti 2. Pembagian kerja/team work. 26 Oktober

Pelaksanaan Program

Penelitian Tindakan Sekolah

27 Oktober

Peneliti 1. Pelaksanaan PTS Putaran 1

2. Refl eksi Putaran 1 1 November

3. Pelaksanaan PTS Putaran 2 5 November

4. Refl eksi Putaran 2 7 November

5. Temu Akhir 10 November

Penyusunan laporan

Penyusunan Laporan PTS 11 November

- 1 Desember

Peneliti

Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dan refl eksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus. Pada tahap persiapan dibuat dibuat skenario kegiatan, jadwal waktu, tempat serta sarana pendukung lainnya seperti lembar observasi.

(6)

Penelitian ini ditujukan kepada guru guru semua mata pelajaran baik yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan maupun yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang berjumlah 34 orang.

Langkah-langkah PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refl eksi.

Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap refl eksi ini. Di samping data hasil observasi dipergunakan pula jurnal yang dibuaut saat guru selesai melaksankan kegiatan gerakan literasi sekolah sebagai acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi diri. Hasil analisa dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan pada siklus berikutnya atau untuk mengakhiri kegiatan jika hasil sudah cukup memadai.

Teknik pengumpulan data yaitu alat untuk memperoleh data dan alat ini harus sesuai dengan jenis data yang diinginkan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik non tes. Teknik nontes merupakan teknik pengumpulan data yang tidak baku dan hasil rekayasa dari guru dan sekolah. Adapun kegunaan teknik nontes ialah untuk mengumpulkan data yang tidak dapat dikumpulkan dengan teknik tes, seperti kebiasaan belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah, keterangan orangtua dan lingkungannya mengenai diri siswa, dan lainnya. Teknik nontes yang akan kita bahas bersama dalam unit 4 ini adalah: observasi, angket, wawancara. Dengan instrument non tes ini akan meningkatkan motivasi membaca guru.

Data yang diperoleh dengan teknik non tes masih berupa data mentah yang perlu diolah dan dianalisis untuk memberikan jawaban tentang kemampuan dan ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh peneliti. Menurut Arikunto (2002: 209) secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi: (a) persiapan, (b) tabulasi, dan (c) penerapan dan sesuai dengan pendekatan penelitian.

Setelah data tersebut diolah, dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa penskoran dan data kualitatif berupa data dengan kriteria sifat, sangat baik, cukup, kurang, sangat kurang.

Adapun jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif yaitu “statistik yang digunakan untuk mengelola data dan mendeskripsikan data dalam bentuk tampilan data yang lebih bermakna dan mudah dipahami serta dimengerti oleh orang lain” (Sudjana, 1991: 77).

Motivasi membaca guru dapat diketahui hasilnya setelah skor hasil observasi dapat dinyatakan dengan kriteria:

Jika hasilnya 5–6 maka hasilnya motivasi membaca guru tinggi Jika hasilnya 3–4 maka hasilnya motivasi membaca guru sedang Jika hasilnya 1–2 maka hasilnya motivasi membaca guru rendah

Dengan statistik tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai keefektivan kegiatan gerakan literasi sekolah dalam meningkatkan motivasi membaca guru di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini sebelum dilakukan tindakan, peneliti perlu terlebih dahulu mengetahui kondisi awal yang ada terkait dengan penilaian terhadap motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe.

(7)

Adapun hasil penilaian kondisi awal motivasi membaca guru yan ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe.

Tabel Hasil Observasi Pra Siklus

No. Nama Guru Skor Ket No. Nama Guru Skor Ket

1 Rini Eliany, S.Pd 2 Rendah 19 Henny Puspita Sari, S. Pd 3 Sedang

2 Dra. Abidah 2 Rendah 20 Zulfi da, S. Pd 3 Sedang

3 Ilhamuddin Ginting, S. Pd 2 Rendah 21 Maisarah, S. Pd 2 Rendah

4 Rosda S. Pd 3 Rendah 22 Misjan, S. Ag 2 Rendah

5 Yuliati, S. Pd 2 Rendah 23 Samsurni, S. Pd 2 Rendah

6 Dra. Yulmaida 1 Rendah 24 Rasyidin, S.Pd 3 Sedang

7 Sitti Sjamsari, S. Si 2 Rendah 25 Fakhruddin, S. Ag, MA 2 Rendah

8 Dra. Laila As'adi 1 Rendah 26 Dewi Hastuti,S.Pd 1 Rendah

9 Zaminar 3 Sedang 27 Lindawati, S. Pd 2 Rendah

10 M. A. Murtadha, S. Pd 3 Sedang 28 Samsul Bahri, S.Pd 2 Rendah

11 Darwati, A. Md 2 Rendah 29 Dra. Faridah 2 Rendah

12 Drs. Fauzi 2 Rendah 30 Basyariah, S. Pd 2 Rendah

13 Hema Marleni, S. Pd 2 Rendah 31 Ernizar, S. Ag 3 Sedang

14 Armiadi, S. Pd 3 Sedang 32 Ernawati, SE 2 Rendah

15 Siti Rochanah, S.Ag 2 Rendah 33 Zahari, A. Md 2 Rendah

16 Dewiyani, S.Pd 1 Rendah 34 Bukhari, S.Pd 2 Rendah

17 Aidar, S. Pd 2 Rendah 35 Feriekaputra, S.Pd 2 Rendah

18 Husna, S.Pd 1 Rendah 36 Andriani, S. Pdi 2 Rendah

Skor rata-rata 2,08 Rendah

Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada kondisi awal (pra siklus) dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang didapat pada pra siklus adalah 2,08 artinya motivasi membaca guru rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe sebelum adanya gerakan literasi sekolah masih sangat rendah.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kindisi awal terkait dengan penilaian motivasi membaca guru yang masih rendah, maka perlu mendapatkan tindakan untuk dapat meningkatkan motivasi membaca guru. Salah satu upaya yang diterapkan di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe yaitu dengan melaksanakan gerakan literasi sekolah.

Dalam siklus I dilaksanakan sebagai bentuk upaya untuk dapat mengatasi masalah rendahnya motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe. Dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada siklus I dilakukan dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel Jadwal Gerakan Literasi Sekolah Siklus I

Waktu Kegiatan

07.00- 07.15 Membaca Buku di ruangan guru sebelum masuk kelas selama 15 menit

(8)

12.15- 12.30 Mencari refrensi yang bersumber dari internet tentang cara menulis karya ilmiah 15 menit sebelum

pulang

Membaca Buku di ruangan guru sebelum masuk kelas selama 15 menit

Dengan adanya pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada siklus I dalam penelitian ini, dapat diketahui hasil observasi kepala sekolah terhadap hasil penilaian motivasi membaca guru pada siklus I. Adapun hasil penilaian motivasi membaca guru pada siklus I secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Hasil Observasi Siklus I

No. Nama Guru Skor Ket No. Nama Guru Skor Ket

1 Rini Eliany, S.Pd 4 Sedang 19 Henny Puspita Sari, S. Pd 4 Sedang

2 Dra. Abidah 4 Sedang 20 Zulfi da, S. Pd 3 Sedang

3 Ilhamuddin Ginting, S. Pd 3 Sedang 21 Maisarah, S. Pd 4 Sedang

4 Rosda S. Pd 4 Sedang 22 Misjan, S. Ag 3 Sedang

5 Yuliati, S. Pd 3 Sedang 23 Samsurni, S. Pd 3 Sedang

6 Dra. Yulmaida 3 Sedang 24 Rasyidin, S.Pd 5 Tinggi

7 Sitti Sjamsari, S. Si 3 Sedang 25 Fakhruddin, S. Ag, MA 3 Sedang

8 Dra. Laila As'adi 3 Sedang 26 Dewi Hastuti,S.Pd 4 Sedang

9 Zaminar 4 Sedang 27 Lindawati, S. Pd 3 Sedang

10 M. A. Murtadha, S. Pd 4 Sedang 28 Samsul Bahri, S.Pd 4 Sedang

11 Darwati, A. Md 4 Sedang 29 Dra. Faridah 3 Sedang

12 Drs. Fauzi 4 Sedang 30 Basyariah, S. Pd 3 Sedang

13 Hema Marleni, S. Pd 3 Sedang 31 Ernizar, S. Ag 5 Sedang

14 Armiadi, S. Pd 5 Tinggi 32 Ernawati, SE 3 Sedang

15 Siti Rochanah, S.Ag 3 Sedang 33 Zahari, A. Md 4 Sedang

16 Dewiyani, S.Pd 3 Sedang 34 Bukhari, S.Pd 3 Sedang

17 Aidar, S. Pd 3 Sedang 35 Feriekaputra, S.Pd 3 Sedang

18 Husna, S.Pd 3 Sedang 36 Andriani, S. Pdi 3 Sedang

Skor rata-rata 3,52 Sedang

Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada siklus I dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru dalam kategori sedang yaitu dengan skor hasil observasi mencapai 3,52.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe semakin meningkat, hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang diselenggarakan oleh kepala sekolah yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe dapat meningkatkan motivasi membaca guru.

Terbukti terdapat peningkatan motivasi membaca guru yang dilihar dari penilaian rata-rata motivasi membaca guru semula pada kondisi pra siklus menunjukkan rata-rata penilaian yang cukup baik meningkat menjadi baik.

Meskipun demikian peningkatan motivasi membaca guru setelah dilaksanakan gerakan literasi sekolah pada siklus I belum mampu mencapai target yang ditetapkan yaitu 100% guru mempunyai penilaian motivasi membaca guru yang baik. Untuk itu dalam pelaksanaan siklus I ini perlu dilakukan evaluasi dan refl eksi.

(9)

Dalam siklus II dilaksanakan sebagai bentuk refl eksi dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang telah dilakukan pada siklus I dalam rangka meningkatkan motivasi membaca guru di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe. Dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada siklus II pada dasarnya sama dengan apa yang telah dilaksanakan pada siklus I.

Dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada siklus II dilakukan dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel Jadwal Gerakan Literasi Sekolah Siklus II

Waktu Kegiatan

07.00- 07.15 Membaca Buku di ruangan guru sebelum masuk kelas selama 15 menit

12.15- 12.30 Mencari refrensi yang bersumber dari internet tentang cara menulis karya ilmiah 15 menit sebelum

pulang

Membaca Buku di ruangan guru sebelum masuk kelas selama 15 menit

Dengan adanya pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada siklus II dalam penelitian ini, dapat diketahui hasil observasi kepala sekolah terhadap hasil penilaian motivasi membaca guru pada siklus II. Adapun hasil penilaian motivasi membaca guru pada siklus II secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Hasil Observasi Siklus II

No. Nama Guru Skor Ket No. Nama Guru Skor Ket

1 Rini Eliany, S.Pd 6 Tinggi 19 Henny Puspita Sari, S. Pd 6 Tinggi

2 Dra. Abidah 6 Tinggi 20 Zulfi da, S. Pd 5 Tinggi

3 Ilhamuddin Ginting, S. Pd 5 Tinggi 21 Maisarah, S. Pd 6 Tinggi

4 Rosda S. Pd 6 Tinggi 22 Misjan, S. Ag 5 Tinggi

5 Yuliati, S. Pd 5 Tinggi 23 Samsurni, S. Pd 5 Tinggi

6 Dra. Yulmaida 5 Tinggi 24 Rasyidin, S.Pd 6 Tinggi

7 Sitti Sjamsari, S. Si 5 Tinggi 25 Fakhruddin, S. Ag, MA 5 Tinggi

8 Dra. Laila As'adi 5 Tinggi 26 Dewi Hastuti,S.Pd 6 Tinggi

9 Zaminar 6 Tinggi 27 Lindawati, S. Pd 5 Tinggi

10 M. A. Murtadha, S. Pd 5 Tinggi 28 Samsul Bahri, S.Pd 5 Tinggi

11 Darwati, A. Md 6 Tinggi 29 Dra. Faridah 6 Tinggi

12 Drs. Fauzi 5 Tinggi 30 Basyariah, S. Pd 5 Tinggi

13 Hema Marleni, S. Pd 5 Tinggi 31 Ernizar, S. Ag 6 Tinggi

14 Armiadi, S. Pd 6 Tinggi 32 Ernawati, SE 5 Tinggi

15 Siti Rochanah, S.Ag 5 Tinggi 33 Zahari, A. Md 5 Tinggi

16 Dewiyani, S.Pd 6 Tinggi 34 Bukhari, S.Pd 6 Tinggi

17 Aidar, S. Pd 5 Tinggi 35 Feriekaputra, S.Pd 6 Tinggi

18 Husna, S.Pd 5 Tinggi 36 Andriani, S. Pdi 6 Tinggi

Skor rata-rata 5,41 Tinggi

Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada siklus II dapat diketahui bahwa skor rata-rata menunjukkan nilai 5,41 atau masuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe sudah tinggi.

(10)

Pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang dilakukan secara terencana terbukti dapat meningkatkan motivasi membaca guru di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe dengan hasil penelitian ini terbukti bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan motivasi membaca guru, kondisi ini dapat dilihat dari penilaian rata-rata motivasi membaca guru semula pada kondisi siklus I menunjukkan rata-rata penilaian yang tadinya sedang meningkat menjadi tinggi dan yang semula mempunyai rata-rata penilaian 3,52 meningkat menjadi 5,41.

Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada siklus I dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru dalam kategori baik.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe semakin meningkat, hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang diselenggarakan oleh kepala sekolah yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe dapat meningkatkan motivasi membaca guru.

Terbukti terdapat peningkatan motivasi membaca guru yang dilihar dari penilaian rata-rata motivasi membaca guru semula pada kondisi pra siklus menunjukkan rata-rata penilaian yang cukup baik meningkat menjadi baik.

Meskipun demikian peningkatan motivasi membaca guru setelah dilaksanakan gerakan literasi sekolah pada siklus I belum mampu mencapai target yang ditetapkan yaitu 100% guru mempunyai penilaian motivasi membaca guru yang baik. Untuk itu dalam pelaksanaan siklus I ini perlu dilakukan evaluasi dan refl eksi.

Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada siklus II dapat diketahui bahwa skor rata-rata menunjukkan nilai 5,41 atau masuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe sudah sangat baik.

Pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang dilakukan secara terencana terbukti dapat meningkatkan motivasi membaca guru di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe dengan hasil penelitian ini terbukti bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan motivasi membaca guru, kondisi ini dapat dilihat dari penilaian rata-rata motivasi membaca guru semula pada kondisi siklus I menunjukkan rata-rata penilaian yang baik meningkat menjadi sangat baik dan yang semula mempunyai rata-rata penilaian 3,52 meningkat menjadi 5,37.

Berikut grafi k peningkatan motivasi membaca guru dari pra siklus, siklus I ke siklus II

0 1 2 3 4 5 Hasil Observasi Pra Siklus Siklus I Siklus II

(11)

PENUTUP

Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada siklus I dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru dalam kategori baik.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe semakin meningkat, hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang diselenggarakan oleh kepala sekolah yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe dapat meningkatkan motivasi membaca guru.

Terbukti terdapat peningkatan motivasi membaca guru yang dilihar dari penilaian rata-rata motivasi membaca guru semula pada kondisi pra siklus menunjukkan rata-rata penilaian yang cukup baik meningkat menjadi baik.

Meskipun demikian peningkatan motivasi membaca guru setelah dilaksanakan gerakan literasi sekolah pada siklus I belum mampu mencapai target yang ditetapkan yaitu 100% guru mempunyai penilaian motivasi membaca guru yang baik. Untuk itu dalam pelaksanaan siklus I ini perlu dilakukan evaluasi dan refl eksi.

Berdasarkan penilaian motivasi membaca guru pada siklus II dapat diketahui bahwa skor rata-rata menunjukkan nilai 5,41 atau masuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa motivasi membaca guru yang ada di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe sudah sangat baik.

Pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang dilakukan secara terencana terbukti dapat meningkatkan motivasi membaca guru di SMP Negeri 6 Kota Lhokseumawe dengan hasil penelitian ini terbukti bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah dapat meningkatkan motivasi membaca guru, kondisi ini dapat dilihat dari penilaian rata-rata motivasi membaca guru semula pada kondisi siklus I menunjukkan rata-rata penilaian yang baik meningkat menjadi sangat baik dan yang semula mempunyai rata-rata penilaian 3,52 meningkat menjadi 5,41.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti membuat saran-saran berikut: 1) Kegiatan kegiatan gerakan literasi sekolah sangat baik dilakukan untuk membina guru meningkatkan motivasi membaca guru. Sebaiknya kegiatan ini dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan. 2) Sebaiknya pembinaan ini dilanjutkan dengan kegiatan gerakan literasi sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur motivasi membaca guru dalam mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusunnya. 3) Sebaiknya gerakan literasi sekolah juga dilakukan terhadap semua guru secara bergilir dan menyangkut seluruh aspek kemampuan/kompetensi guru.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman Umum Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2016. Panduan Gerakan Literasi di Sekolah Dasar. Jakarta.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013, 2013. Kurikulum 2013 Kompotensi Dasar Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

http://www.pediapendidikan.com/2016/07/tiga-tahap-gerakan-literasi-sekolah.html diakses tanggal 02 desember 2017 pukul 08.34

https://gurusd.web.id/contoh-program-literasi-sekolah diakses pada tanggal 5 desember 2017 pukul 10.00

(12)

Suhardjono. 005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Desember 2005 Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.

Suharsimi, Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang.

Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Mujtahidin,S.Pd., M.Pd. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bangkalan: Universiitas

Trunojoyo Madura.

Sri Anitah, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Udin S. Winataputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/ciri-kecenderungan-belajar-dan-cara-belajar-anak-sd-dan-mi/ http://fi le.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/ PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/karekteristik-perkembangan-kognitif-anak-sd/ http://belajarbarengkiddos.blogspot.com/2012/11/penerapan-disiplin-untuk-anak-usia.html http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/perkembangan-berpikir-anak-sd/

Gambar

Tabel Waktu Kegiatan Penelitian
Tabel Hasil Observasi Pra Siklus
Tabel Hasil Observasi Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi, kebijakan dividen dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel keputusan

Berdasarkan hasil pembahasan tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus,

2014, Hubungan Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformatif dengan Disiplin Kerja Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Malang, Jurusan

Dalam penjilidan kembali bahan pustaka atau buku pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen di lakukan dengan menggunakan lem.. Penjilidan dengan menggunakan paku dan hekter

Penelitian tentang fenomena perempuan dan politik termasuk fenomena rendahnya keterpilihan perempuan di lembaga legislatif di Indonesia sudah banyak dilakukan

Halaman Dashboard Admin merupakan tampilan utama admin yang berfungsi untuk mengelola menu atau tampilan lainnya yang terdapat didalam sistem. Tampilan menu utama

Selain itu, pengawasan terhadap penanyangan iklan kampanye maupun pemberitaan mengenai pemilihan presiden dan wakil presiden juga harus menjadi perhatian yang tidak kalah penting,

Efendi dan Guntur (2009), berpendapat bahwa sesungguhnya usaha kecil dapat memainkan peranan penting dan strategis dalam memperkokoh perekonomian nasional.Terutama