• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bagian ini menyajikan latar belakang, masalah penelitian yang dijabarkan dalam rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup penelitian serta sistematika penulisan.

1. 1. LATAR BELAKANG

Seiring dengan semakin dinamisnya lingkungan bisnis, penting bagi organisasi untuk menyeimbangkan pengendalian manajemen dan pemberdayaan psikologis karyawan. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) merupakan proses yang membantu para manajer untuk menggerakkan organisasi dalam rangka melaksanakan strategi organisasi. Pengendalian manajemen melibatkan antisipasi kondisi di masa mendatang untuk menjamin pencapaian sasaran organisasi. Sistem pengendalian manajemen didesain dan dioperasikan dengan mengacu pada prinsip kesamaan tujuan (Anthony dan Govin, 2007).

Beberapa penelitian akhir-akhir ini menyebutkan bahwa SPM dapat menciptakan pengaruh psikologis yang positif, yang mengarah kepada kinerja yang lebih tinggi. Pemberdayaan psikologis merupakan kondisi psikologis yang didefinisikan dalam empat hal: keberartian (meaning), kompetensi (competence), penentuan sendiri (self-determination) dan dampak (impact) (Conger dan Kanungo, 1988; Thomas dan

(2)

2 Velthouse, 1990; Spreitzer, 1995). Studi mengenai pemberdayaan psikologis merupakan hal yang penting karena pengaruh psikologis yang positif dapat memperbaiki kinerja manajerial (Hall, 2008).

Bisnis yang kompetitif disertai dengan konsumen yang semakin terinformasi dan memiliki banyak tuntutan, harus mengandalkan pada inisiatif karyawan untuk mencari kesempatan dan merespon kebutuhan konsumen. Namun pencarian kesempatan dapat menempatkan bisnis pada risiko yang berlebih atau mengundang perilaku yang dapat merusak integritas organisasi (Simons, 1995b). Oleh karena itu, setiap manajer senior harus mengetahui bagaimana cara melindungi organisasinya dari kegagalan untuk melakukan pengendalian dan disaat yang sama harus dapat memberdayakan karyawan untuk mencetuskan ide perbaikan proses, cara baru untuk merespon kebutuhan konsumen, serta menciptakan nilai bagi organisasi.

Dalam penelitian ini, SPM didasarkan pada studi Kerangka Levers of Control (LoC) Simons (1995a, 1995b, 2000). Inti kerangka LoC adalah bahwa pengendalian strategi bisnis dapat dicapai melalui integrasi kekuatan empat sistem LoC yang berbeda, yaitu sistem keyakinan, sistem batasan, SPM diagnostik, dan SPM interaktif. Sistem keyakinan menjelaskan tentang nilai-nilai inti organisasi, sistem batasan menjelaskan kepada karyawan tentang apa yang mereka tidak bisa lakukan, SPM diagnostik memotivasi karyawan untuk melakukan serta menyelaraskan perilaku karyawan dengan tujuan organisasi, dan menyediakan mekanisme pemantauan, sedangkan SPM interaktif yaitu proses komunikasi dua arah antara manajer dengan bawahan pada berbagai tingkat

(3)

3 organisasi (Simons, 2000). Kekuatan empat LoC ini bukan pada bagaimana masing-masing digunakan secara individu, namun bagaimana keempatnya digunakan secara bersama-sama dan saling melengkapi satu sama lain (Simons, 1995a). Kerangka LoC ini memiliki pengaruh yang sangat besar dalam penelitian akademis. Seperti yang disebutkan oleh Tessier dan Otley (2012) bahwa kerangka Simons telah digunakan selama bertahun-tahun dalam hampir 790 kutipan (Google Scholar, 2011). Dalam tulisan penelitiannya, Kruis dkk (2013) menyebutkan bahwa Sweeney dkk (2012) juga telah melakukan penelaahan komprehensif atas jurnal-jurnal akuntansi dan menemukan hampir 30 studi empiris yang secara eksplisit menggunakan kerangka LoC, sebagai dasar perspektif teoritis atau untuk menginterpretasikan hubungan antar data.

Beberapa penelitian akhir-akhir ini menyebutkan bahwa SPM dapat menciptakan pengaruh psikologis yang positif, yang mengarah kepada kinerja yang lebih tinggi. Marginson dan Ogden (2005b) mengusulkan bahwa anggaran dapat menyebabkan manajer merasa diberdayakan secara psikologis. Semakin tinggi komitmen terhadap anggaran, maka semakin tinggi kinerja yang dihasilkan. Marginson dan Ogden (2005a,b) mengajukan argumentasi yang disertai dengan bukti empiris bahwa pengaruh psikologis yang positif disebabkan adanya indikator kinerja finansial yang secara relatif jelas dan singkat. Marginson dan Ogden (2005a, b) hanya memfokuskan penelitiannya pada pengukuran finansial yaitu anggaran. Penilaian kinerja yang diukur adalah individu dan unit bisnis. Sedangkan Hall (2008) melakukan pengujian terhadap hipotesa bahwa suatu sistem pengukuran kinerja yang komprehensif, baik finansial dan non-finansial, berpengaruh secara tidak langsung

(4)

4 terhadap kinerja manajerial melalui variabel mediasi, yaitu kejelasan peran dan pemberdayaan psikologis. Hall (2008) mendasarkan penelitiannya pada sistem pengukuran kinerja yang komprehensif, baik finansial dan non-finansial. Kinerja yang diukur adalah kinerja individu dengan membaginya berdasarkan perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pengaturan kepegawaian, negosiasi, penyajian dan keseluruhan kinerja. Marginson dkk (2014) melakukan penelitian untuk mengeksplorasi perbedaan antara kedua pengukuran kinerja, yaitu finansial dan non-finansial. Penelitian Marginson dkk (2014) ditujukan untuk menguji hubungan antara penggunaan pengukuran kinerja secara diagnostik dan interaktif terhadap kinerja manajerial melalui penurunan ketidakjelasan peran dan peningkatan pemberdayaan psikologis. Berdasarkan hasil penelitian Marginson dkk (2014), pengukuran kinerja finansial tidak berpengaruh terhadap pemberdayaan psikologis, sedangkan peningkatan penggunaan pengukuran kinerja non-finansial memiliki keterkaitan terhadap peningkatan pemberdayaan psikologis. Selain itu, penggunaan pengukuran kinerja secara diagnostik tidak memiliki pengaruh terhadap pemberdayaan psikologis, namun semakin tinggi penggunaan pengukuran kinerja secara interaktif memiliki hubungan terhadap semakin tingginya pemberdayaan psikologis. Penelitian yang dilakukan Marginson dkk (2014) hanya terbatas pada dua LoC yaitu SPM diagnostik dan SPM interaktif. Kinerja yang diukur oleh Marginson dkk (2014) adalah kinerja individu.

Sebelumnya, penelitian terkait dengan LoC juga dilakukan oleh Henri (2006) dan Widener (2007). Henri (2006) menguji hubungan antara penggunaan sistem pengukuran kinerja terhadap kemampuan organisasional yang berperan dalam

(5)

5 penentuan pilihan strategis yaitu orientasi pasar, kewiraswastaan, keinovatifan dan pembelajaran organisasional. Hasil penelitian Henri (2006) menyebutkan bahwa penggunaan sistem pengukuran kinerja secara interaktif berpengaruh positif terhadap kemampuan organisasional, sedangkan penggunaan sistem pengukuran kinerja secara diagnostik berpengaruh negatif terhadap kemampuan organisasional. Namun, penggunaan sistem pengukuran kinerja secara bersamaan baik diagnostik dan interaktif berpengaruh positif terhadap kemampuan organisasional dan kinerja organisasional. Widener (2007) menguji keterkaitan antara keempat kontrol dalam LoC serta pengaruh keempat LoC tersebut terhadap perhatian manajemen, pembelajaran organisasional dan pengaruhnya terhadap kinerja organisasional. Widener (2007) menyebutkan bahwa terdapat saling keterkaitan dan saling keterdukungan diantara kontrol dalam LoC. Keseluruhan LoC berpengaruh secara positif terhadap kinerja organisasi melalui perhatian manajemen dan pembelajaran organisasional, meskipun terdapat biaya atas pengendalian yang harus ditanggung oleh organisasi karena SPM interaktif menyita waktu para manajer.

Studi empiris ini dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara penggunaan keempat LoC pada pemberdayaan psikologis dan konsekuensinya pada kinerja. Studi ini melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dengan menguji pengaruh penggunaan kontrol yang komprehensif dalam kerangka LoC, meliputi sistem keyakinan, sistem batasan, SPM Diagnostik dan SPM interaktif. Kinerja yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kinerja baik individu maupun organisasional. Widener (2007) menyebutkan bahwa hubungan langsung antara sistem kontrol dan kinerja adalah lemah, dan

(6)

6 pengaruhnya menjadi kuat ketika variabel mediasi dimasukkan ke dalam model penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pemberdayaan psikologis sebagai variabel mediasi seperti yang digunakan oleh Hall (2008) dan Marginson dkk (2014).

Penelitian ini dilakukan pada suatu perusahaan multinasional yang bergerak di industri farmasi di Indonesia. Pemilihan perusahaan farmasi didasarkan pada kenyataan bahwa industri farmasi merupakan industri padat modal dan pengetahuan yang bergerak cepat dan bergantung pada kemampuan inovasi. Pertumbuhan pasar farmasi di Indonesia meningkat setiap tahun dan kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai pasar baru yang berkembang di Asia. Di awal sejarah perkembangan, farmasi Indonesia didominasi oleh perusahaan multinasional. Saat ini, perusahaan lokal membanjiri pasar domestik dengan obat-obat generik. Perusahaan nasional menguasai 75% dari pangsa pasar (Chapela dkk, 2015). Perusahaan domestik terutama terlibat dalam bisnis volume obat generik dan obat bebas, sedangkan perusahaan multinasional berkonsentrasi pada obat inovatif dan bernilai tinggi. Namun secara perlahan perusahaan domestik di Indonesia mulai membangun berbagai inovasi sebagai upaya mengoptimalkan portofolio industri lokal dan menggeser pangsa pasar perusahaan multinasional.

Lebih lanjut, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai sistem jaminan sosial yang baru pengganti Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) pada tahun 2014. Program JKN bertujuan membuka akses pengobatan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah berkomitmen bahwa

(7)

7

universal healthcare coverage ini sudah bisa mencakup seluruh masyarakat Indonesia di tahun 2019 yang diperkirakan mencapai 257,5 juta orang (Chapela dkk, 2015). Sebuah peningkatan besar dalam akses ke layanan kesehatan merupakan masa depan yang cerah bagi industri farmasi Indonesia. Namun, masalah penting seperti kesiapan infrastruktur, kekurangan profesional medis serta kecukupan dana masih harus dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Dalam rangka mengatasi masalah pendanaan JKN dan meningkatkan akses obat bagi masyarakat, pemerintah lebih mengutamakan penggunaan obat generik di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Mandat ini menjadi sinyal yang kurang baik bagi perusahaan multinasional yang memiliki spesialisasi pada obat paten atau obat generik bermerk yang harganya premium.

Dinamika pasar obat Indonesia berkembang luas, perusahaan domestik dan multinasional masing-masing memposisikan dirinya untuk memanfaatkan berbagai peluang. Perubahan yang cepat dalam lingkungan bisnis menimbulkan banyak tantangan untuk industri farmasi Indonesia, termasuk memenangkan persaingan dan menjadi pemimpin pasar. Menghadapi perkembangan industri yang sangat pesat, sebuah perusahaan harus memiliki dan menerapkan strategi secara efektif untuk bisa memenangkan persaingan dan menjadi pemimpin pasar. Perubahan wajah industri farmasi di Indonesia telah membawa kenyataan bahwa perusahaan harus mampu mengelola dengan cepat perubahan kondisi bisnis.

Pengaruh perubahan lingkungan bisnis yang sangat dinamis ini berdampak pada salah satu perusahaan farmasi multinasional yang menduduki peringkat atas di pasar

(8)

8 farmasi Indonesia, yaitu PT RAM, yang merupakan anak perusahaan dari pemimpin pasar global dalam industri farmasi, penelitian dan pengembangan obat-obatan serta vaksin. Bisnis PT RAM difokuskan pada bidang manufaktur dan pemasaran obat resep, termasuk vaksin. Sebagian besar produknya adalah produk paten dan generik bermerk. Perusahaan memiliki sekitar 800 karyawan tetap yang dibagi menjadi beberapa Unit Bisnis yang bertanggung-jawab atas Penjualan dan Business Operating Income (BOI), serta Fungsi Pendukung yang bertanggung-jawab atas Cost Center (CC), termasuk Industrial Affairs yang bertanggung-jawab atas efisiensi proses produksi dan penyimpanan produk. Sekitar 180 orang berada di level manajemen.

Sebagai perusahaan farmasi yang berskala besar, PT RAM sudah memiliki rangkaian SPM, baik formal maupun informal. Contohnya adalah Pernyataan tentang Visi dan Misi Perusahaan, Ethical Code dan Code of Conduct (EC & CoC), Standard Operating Procedures (SOP), Regular Internal Audit, ISO, Budgeting dan Forecasting (Sistem Penganggaran), Laporan Kinerja Bulanan yang dikirimkan kepada masing-masing Kepala Divisi dan manajemen di Regional maupun Global, Leadership Committee Monthly Meeting untuk mendiskusikan kinerja perusahaan dengan para direksi, Business Review Meeting per kuartal untuk mendiskusikan kinerja bisnis unit dibandingkan dengan anggaran dan forecast terakhir, Sales & Operations Planning Meeting untuk mendiskusikan penjualan aktual dibandingkan dengan forecast bulan lalu dan menetapkan forecast penjualan di bulan berikutnya.

(9)

9 1. 2. RUMUSAN MASALAH

Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, penting bagi PT RAM untuk semakin responsif terhadap pasar melalui pemberdayaan karyawan tanpa mengorbankan pengendalian manajemen. Dengan mempertimbangkan pentingnya LoC dalam menciptakan pengaruh psikologis yang positif untuk menciptakan kinerja yang lebih tinggi, maka terdapat dua rumusan masalah dalam studi ini. Saat ini PT RAM belum memetakan SPM yang dilaksanakan ke dalam Kerangka LoC Simons. Oleh karena itu, rumusan masalah yang pertama adalah tidak adanya informasi mengenai penerapan keempat tuas kendali (control levers) di PT RAM berdasarkan Kerangka LoC Simons. Rumusan masalah yang kedua adalah tuntutan bisnis terhadap PT RAM untuk menerapkan pengendalian manajemen yang mendorong pemberdayaan psikologis sehingga dapat lebih responsif terhadap kompetisi serta menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.

1. 3. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya maka pertanyaan penelitian yang diajukan yaitu:

1. Bagaimana penerapan SPM di PT RAM dipetakan ke dalam Levers of Control (LoC) Simons 1) Sistem Keyakinan; 2) Sistem Batasan; 3) SPM Diagnostik dan 4) SPM Interaktif?

(10)

10 2. Apakah ada pengaruh penggunaan SPM di PT RAM terhadap pemberdayaan

psikologis dan kinerja?

1. 4. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya maka tujuan penelitian yang diajukan yaitu:

1. Menganalisis penerapan SPM di PT RAM dan memetakannya berdasarkan Kerangka LoC Simons.

2. Menganalisis pengaruh penggunaan SPM berdasarkan Kerangka LoC di PT RAM terhadap pemberdayaan psikologis dan kinerja.

1. 5. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi pihak manajemen PT RAM, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penggunaan keempat tuas kendali (control levers) berdasarkan Kerangka LoC Simons. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh tuas kendali (control levers) yang telah diterapkan terhadap pemberdayaan psikologis dan kinerja. Manajemen dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan apakah pelaksanaan SPM saat ini harus diperbaiki atau dipertahankan, untuk menjawab tuntutan bisnis dalam menerapkan pengendalian manajemen yang mendorong pemberdayaan psikologis

(11)

11 sehingga dapat lebih responsif terhadap kompetisi serta menghasilkan kinerja yang lebih tinggi.

2. Bagi kalangan akademis, penelitian yang berupa studi empiris pada suatu perusahaan farmasi diharapkan memberikan informasi mengenai penerapan teori LoC secara spesifik di suatu perusahaan pada industri tertentu sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya untuk menguji hipotesis pada banyak organisasi di industri yang berbeda-beda.

1. 6. LINGKUP PENELITIAN

Penulisan pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini:

1. Penelitian menggunakan responden yang berasal dari satu perusahaan saja sehingga generalisasi hasil penelitian adalah terbatas.

2. Keterbatasan yang muncul karena adanya variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian yang dapat mempengaruhi pemberdayaan karyawan maupun kinerja, contohnya gaya kepemimpinan, perubahan struktur organisasi, sistem penghargaan (reward system).

3. Pengukuran kinerja dibagi menjadi dua yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu diukur dengan penilaian diri sendiri (self-assessed performance ratings). Sedangkan kinerja organisasi diukur dengan menggunakan penilaian manajer terhadap kinerja organisasi, profitabilitas, pangsa pasar produk utama, dan produktivitas sistem pengiriman secara keseluruhan.

(12)

12 1. 7. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : Pendahuluan

Bagian ini menjelaskan latar belakang penelitian, masalah penelitian yang dijabarkan dalam rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Selain itu, bagian ini juga menyebutkan tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta lingkup penelitian.

BAB II : Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Bagian ini terdiri dari tinjauan pustaka yang didalamnya diuraikan teori-teori mengenai Levers of Control dan Pemberdayaan Psikologis. Bagian ini juga menguraikan hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini serta membangun hipotesis yang akan diuji.

BAB III : Metode Penelitian

Bagian ini memuat penjelasan tentang metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, definisi operasional, obyek penelitian, instrumen penelitian dan pengumpulan data serta metode analisa data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bagian ini memaparkan profil responden, pengujian hipotesis dan hasil penelitian serta pembahasannya yang dijabarkan dalam kerangka Levers of Control Simons

BAB V : Simpulan dan Saran

Bagian ini terdiri dari kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dan implikasi dari penelitian, beserta saran-saran berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

secara daring dengan mealalui perangkat computer, laptop, smart phone, dan lain sebagainya yang dapat dihubungkan dengan jaringan internet, hal tersebut dapat membantu pihak

Sedangkan menurut peneliti faktor intrinsik harus diperhatikan oleh perusahaan dan juga perusahaan harus peduli dengan kemampuan bekerja para karyawannya dengan cara

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tingkat kecemasan pada penderita KNF di RSUP Sanglah tahun 2016 secara umum serta berdasarkan jenis kelamin, usia dan

Pembatasan masalah sangat penting karena dapat digunakan untuk mengarahkan analisis dan pengumpulan data. Selain itu untuk menghindari kemungkinan terjadinya

CVE incidence rate in the group of subjects with high levels of neopterin is 5 times higher than the group of subjects with low levels of neopterin,

Untuk itu, tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jarak dari jalan terhadap keberadaan mamalia kecil di hutan pendidikan Wanagama I, dengan

Pengaruh kepemimpinan, partisipasi anggaran, budaya organisasi dan total quality management (TQM) terhadap kinerja keuangan koptan di Bali. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, diketahui bahwa keberadaan PKL di Kawasan Candi Borobudur sebagai kawasan cagar budaya sekaligus kawasan