• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Kesadaran Lingkungan Mahasiswa Melalui Mata Kuliah Keberlanjutan (Studi Kasus: Mahasiswa President University)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membangun Kesadaran Lingkungan Mahasiswa Melalui Mata Kuliah Keberlanjutan (Studi Kasus: Mahasiswa President University)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Membangun Kesadaran Lingkungan Mahasiswa

Melalui Mata Kuliah Keberlanjutan

(Studi Kasus: Mahasiswa President University)

Yunita Ismail1*, Ronny Juwono2, Dindin Dimyati3, Johan Runtuk4, Riyanto Adji5

1Environmental Engineering Department, President University, Cikarang, 17550, Indonesia 2Information System Department, President University, Cikarang, 17550, Indonesia

3Communication Department, President University, Cikarang, 17550, Indonesia 4Industrial Engineering Department, President University, Cikarang, 17550, Indonesia

5Civil Engineering Department, President University, Cikarang, 17550, Indonesia *Koresponden email: yunitaismail@president.ac.id

Diterima: 8 Juli 2021 Disetujui: 16 Juli 2021

Abstract

This environmentally sound behavior is conveyed through giving courses on sustainability. The purpose of this study is to determine differences in environmental behavior, environmental imagine and environmental protection between students who receive courses on sustainability and students who do not. The method used is a quantitative method with data collection using a survey method through distributing questionnaires. The population used is students from the Faculty of Business as students who receive the subject of sustainability (in one subject, namely the Sustainability and Business subject) and students from the Engineering faculty (not from the Environmental Engineering study program), the computing faculty and the humanities faculty who do not get a special subject regarding sustainability. Samples were chosen deliberately with the criteria being President University students. The collected data were analyzed using the chi-square test to show significant differences regarding environmental behavior, environmental imagine and environmental protection. The results obtained indicate that there is no difference in environmental imagine and environmental protection between student that ever have sustainability subject and the student had not. In environmental behavior, several statements showed the differences and some not, such as witness burning rubbish, wasting of food, wasting of electricity and animal abuse.

Keywords: environmental behaviour, environmental imagine, environmental protection, sustainability,

president university

Abstrak

Perilaku berwawasan lingkungan ini disampaikan melalui pemberian mata kuliah mengenai keberlanjutan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perilaku lingkungan (environmental behaviour), imej lingkungan (environmental imagine) dan perlindungan lingkungan (environmental protection) diantara mahasiswa yang memperoleh mata kuliah mengenai keberlanjutan dengan mahasiswa yang tidak. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode survey melalui penyebaran kuesioner. Adapun populasi yang digunakan adalah mahasiswa dari Fakultas Bisnis sebagai mahasiswa yang menerima mata kuliah keberlanjutan (pada satu mata kuliah, yaitu Sustainability

and Business) dan mahasiswa fakultas Teknik (bukan dari program studi Teknik lingkungan), fakultas

Komputer dan fakultas Humaniora yang tidak mendapatkan mata kuliah khusus mengenai keberlanjutan. Sampel dipilih secara sengaja dengan kriteria merupakan mahasiswa President University. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji chi-square untuk menunjukkan perbedaan signifikan antara mahasiswa yang pernah mendapat mata kuliah keberlanjutan dengan yang tidak dalam variabel perilaku lingkungan, imej lingkungan dan perlindungan lingkungan. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada variabel imej lingkungan dan perlindungan lingkungan dari mahasiswa yang pernah mendapat mata kuliah keberlanjutan dan yang tidak. Untuk variabel perilaku lingkungan, pada beberapa indikator menunjukkan perbedaan signifikan, seperti indikator mengenai menyaksikan pembakaran sampah, pemborosan makanan, pemborosan penggunaan listrik dan penyalahgunaan hewan. Kata kunci: perilaku lingkungan, imej lingkungan, perlindungan lingkungan, keberlanjutan, president

(2)

1. Pendahuluan

Kondisi lingkungan makin parah karena keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, terutama untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Debat dalam pemanfaatan lingkungan dengan perlindungan lingkungan sudah sangat lama terjadi dan tidak juga mencapai kata sepakat. Upaya peningkatan kesadaran lingkungan melalui pendidikan sudah banyak dilakukan, bahkan dimulai dari pendidikan yang sangat dini. Berdasarkan penelitian [1], diperoleh bahwa pendidik sudah memberikan pendidikan lingkungan kepada generasi muda dengan mengadopsi perubahan iklim dan energi dengan menggunakan strategi bahwa upaya ini adalah upaya bersama, meliputi jaringan luas dan membutuhkan sosial teknologi dalam penerapannya. Pendidikan lingkungan adalah proses yang memungkinkan individu untuk mengeksplorasi masalah lingkungan, terlibat dalam pemecahan masalah, dan mengambil tindakan untuk memperbaiki lingkungan. Akibatnya, individu mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah lingkungan dan memiliki keterampilan untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab [2].

Untuk pendidikan tinggi, pemberian mata kuliah mengenai lingkungan, pemanfaatan dan juga perlindungannya seringkali tidak dalam mata kuliah khusus. Mata kuliah tentang lingkungan pada mahasiswa yang bukan program studi teknik lingkungan diberikan bukan pada mata kuliah tertentu, tetapi dijadikan salah satu topik pada mata kuliah yang lain. Sampai sekarang mata kuliah tentang perlindungan lingkungan belum merupakan mata kuliah dasar (MKDU: Mata Kuliah Dasar Umum) bagi semua mahasiswa di perguruan tinggi di Indonesia. Pembelajaran mengenai lingkungan akan lebih tepat sasaran jika diberikan dengan diikuti oleh aktivitas dalam perlindungan lingkungan itu sendiri, misalnya berupa kegiatan ekstrakurikuler [3].

Pemberian mata kuliah tentang prinsip-prinsip lingkungan dan dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan bertujuan untuk memberikan kesadaran dalam menjaga dan melindungi lingkungan. Pengukuran kesadaran lingkungan tidak mudah, karena belum tentu terlihat dari tindakan, sekalipun memiliki kesadaran yang tinggi tentang pelestarian lingkungan. Pendidikan lingkungan akan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, studi sosial dan pendidikan itu sendiri [4]. Penelitian ini menggunakan perilaku lingkungan, imaji lingkungan, dan perlindungan lingkungan untuk menunjukkan kesadaran lingkungan [5]. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumberdaya dalam kegiatan bisnis merupakan suatu keniscayaan. Akan tetapi pertimbangan keberlanjutan haruslah tetap diterapkan, agar dapat menjamin generasi yang akan datang tetap dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut.

Tujuan dari paper ini adalah: 1) untuk mengetahui perbedaan perilaku lingkungan pada mahasiswa yang pernah mendapat mata kuliah Keberlanjutan (FoB) dengan mahasiswa yang tidak mendapat mata kuliah Keberlanjutan (non-FoB); 2) untuk mengetahui perbedaan imej lingkungan antara mahasiswa FoB dan non- FoB; dan 3) untuk mengetahui perbedaan perlindungan lingkungan dari mahasiswa FoB dan non- FoB.

2. Metode Penelitian

Riset ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan populasi mahasiswa President University yang masih aktif kuliah pada tahun ajaran 2019-2020. Sampel dipilih secara sengaja dengan kriteria mahasiswa yang pernah mendapatkan mata kuliah keberlanjutan untuk mahasiswa fakultas bisnis (F0B) dan mahasiswa yang tidak pernah mendapat mata kuliah keberlanjutan untuk mahasiswa fakultas komputer, teknik dan humaniora (non FoB). Jumlah sampel dari masing-masing fakultas ditampilkan Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah sampel dari Fakultas Bisnis, Komputer, Teknik, dan Humaniora

Fakultas Jumlah Sampel Keterangan

Bisnis (FoB) 98 Mahasiswa yang pernah mendapat mata kuliah Keberlanjutan (Sustainability and Business) Komputer,

Teknik,

Humaniora (non-FoB)

51

Mahasiswa yang tidak pernah mendapat mata kuliah Keberlanjutan (Sustainability and Business) 55

44

Sumber: Data primer, 2019

Metode pengumpulan data digunakan kuesioner yang berisikan tiga variabel yang diukur, yaitu variabel perilaku lingkungan menggunakan 8 indikator, variabel imej lingkungan menggunakan 3 indikator dan variabel perlindungan lingkungan dengan 5 indikator. Semua variabel akan dianalisis secara deskriptif dan dilakukan uji beda. Uji yang digunakan adalah chi-square, mengingat beberapa indikator diukur dengan

(3)

menggunakan skala nominal. Uji beda digunakan untuk melihat signifikansi (pada α : 0.05) beda antara masing-masing indikator yang diukur pada mahasiswa fakultas bisnis (FoB) dan fakultas non-bisnis (non-FoB). Untuk uji beda, dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan pada indikator tersebut pada mahasiswa FoB dan non- FoB. Adapun hipotesis statistik yang diuji adalah:

Ho : μi = μj

Ha : μi ≠ μj

Dimana : μi : rata-rata pengukuran indikator variabel pada mahasiswa FoB

μj : rata-rata pengukuran indikator variabel pada mahasiswa non-FoB 3. Hasil dan Pembahasan

Setelah pengumpulan data yang dilakukan secara luar jaringan (luring/offline), dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa dan langsung dikumpulkan kembali, dilakukan analisis data dengan menggunakan metode deskriptif. Responden pada penelitian ini merupakan mahasiswa dari Universitas Presiden, Cikarang, Indonesia yang baru menyelesaikan semester 7. Mata kuliah Keberlanjutan diberikan kepada mahasiswa Fakultas Bisnis pada semester 7 tersebut.

Mata kuliah Keberlanjutan (Sustainability and Business) ini merupakan mata kuliah yang diberikan kepada seluruh mahasiswa fakultas Bisnis, merupakan mata kuliah fakultas. Untuk mahasiswa pada fakultas lain (teknik, komputer dan humaniora), isu lingkungan dan prinsip keberlanjutan diberikan sebagai topik pada mata kuliah tertentu. Akan tetapi penyampaian mata kuliah Keberlanjutan pada salah satu mata kuliah atau sebagai topik dalam mata kuliah tidak dengan aktivitas fisik peduli lingkungan, perkuliahan diberikan berupa penjelasan, diskusi, melakukan studi literatur, dan mengundang praktisi lingkungan untuk berbagi pengalaman.

Variabel Perilaku Lingkungan

Variabel perilaku lingkungan yang diukur dengan menggunakan 8 indikator ini ditampilkan pada Tabel 2 yang menunjukkan persentase frekuensi untuk masing-masing pilihan jawaban. Untuk indikator yang pertama dan kedua, mengenai membuang sampah sembarangan dan pembakaran sampah, baik mahasiswa Fob maupun non-Fob, paling banyak (37.76% dan 36%) menjawab setuju (Yes, I think so). Responden setuju telah melihat bahwa masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Dari hasil uji beda Chi-square, diperoleh bahwa tidak ada perbedaan signifikan perilaku membuang sampah sembarangan antara responden FoB dan non-Fob (p-value = 0,804 > 0,05). Untuk perilaku pembakaran sampah terdapat beda yang signifikan, dengan p-value = 0.015 (Tabel 3). Pembakaran sampah biasanya dilakukan oleh masyarakat yang masih memiliki lahan terbuka, walaupun sedikit untuk bisa melakukan pembakaran sampah. Untuk masyarakat yang tinggal didaerah rapat penduduk, apalagi bahan bangunan rumahnya dari kayu, biasanya tidak bisa dilakukan, akan tetapi pembakaran sampah dalam skala kecil tetap dilakukan.

Untuk pertanyaan selanjutnya untuk variable perilaku lingkungan ini mengenai pertanian yang menggunakan bahan kimia dalam pengelolaannya, seperti penggunaan pupuk dan pestisida dari bahan kimia. Semua responden menjawab tidak terjadi. Hal ini mengingat responden umumnya dari perkotaan dan tidak langsung menyaksikan proses pengelolaan pertanian. Berdasarkan uji beda Chi-square, tidak terdapat perbedaan signifikan dalam perilaku responden pada indikator ini (p-value = 0,062).

Untuk indikator yang menyangkut proses konsumsi sumberdaya dan energi yang juga dikonsumsi oleh responden, semua responden menyatakan setuju (Yes, definitely dan Yes, I think so). Untuk responden dari FoB semua menyatakan sangat setuju (Yes, definitely) untuk menyaksikan pemborosan makanan, listrik, kertas dan air, sedangkan dari non-FoB menjawab setuju (Yes, I think so). Terdapat beda yang signifikan pada indikator pemborosan makanan dan listrik antara responden dari FoB dan non-FoB (berturut-turut p-value = 0,000 dan 0,011). Sampah sisa makanan paling sering terjadi begitu juga pemborosan penggunaan listrik. Hal ini menyangkut kebiasaan yang harus diubah secara perlahan-lahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa walaupun semua responden menjawab setuju dalam menyaksikan pemborosan makanan dan listrik tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara sangat setuju (Yes

definitely) dengan setuju (Yes, I think so).

Pada indikator variabel perilaku lingkungan mengenai menjadi saksi pemborosan kertas dan air, tidak ada perbedaan signifikan jawaban responden antara “Yes definitely” dan “Yes, I think so” antara responden FoB dan non-FoB. Hal ini dapat terjadi karena antara responden dari FoB dan non-FoB memiliki pendefinisian yang sama dalam hal pemborosan kertas dan air. Indikator terakhir untuk variabel perilaku lingkungan adalah mengenai penyalahgunaan hewan. Semua responden menjawab tidak menyaksikan

(4)

penyalahgunaan hewan pada bulan terakhir. Akan tetapi dari uji beda chi-square, diperoleh beda yang signifikan dari jawaban responden dari FoB dan non-FoB tersebut (p-value = 0.001). Perbedaan signifikan dapat saja terjadi karena pendefinisian penyalahgunaan hewan antara responden FoB dan non-FoB memiliki perbedaan, sehingga perbedaan di populasi menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Tabel 2. Sebaran jawaban responden terhadap indikator variabel perilaku lingkungan

FoB (%) Non FoB (%)

Did you a witness any illegal rubbish disposal in the past month?

Yes, definitely 27,55 24,67

Yes, I think so 37,76 36,00

No, I don't think so 25,51 25,33

No, definitely 7,14 12,00

Difficult to say 2,04 2,00

Did you witness burning rubbish at home in the past month?

Yes, definitely 27,55 21,33

Yes, I think so 32,65 26,00

No, I don't think so 13,27 21,33

No, definitely 23,47 31,33

Difficult to say 3,06 0,00

Did you witness the use of chemicals in farming in the past month?

Yes, definitely 8,16 2,67

Yes, I think so 13,27 11,33

No, I don't think so 38,78 48,00

No, definitely 31,63 35,33

Difficult to say 8,16 2,67

Did you witness wasting of food in the past month?

Yes, definitely 57,14 30,67

Yes, I think so 26,53 53,33

No, I don't think so 11,22 8,67

No, definitely 4,08 6,67

Difficult to say 1,02 0,67

Did you witness wasting of electricity in the last month?

Yes, definitely 45,92 26,00

Yes, I think so 35,71 46,00

No, I don't think so 11,22 20,67

No, definitely 7,14 6,67

Difficult to say 0,00 0,67

Did you witness wasting of paper in the last month?

Yes, definitely 43,88 30,67

Yes, I think so 31,63 44,00

No, I don't think so 16,33 14,67

No, definitely 7,14 10,00

Difficult to say 1,02 0,67

Did you witness wasting of water in the last month?

Yes, definitely 34,69 36,00

Yes, I think so 29,59 36,00

No, I don't think so 20,41 19,33

No, definitely 13,27 8,67

Difficult to say 2,04 0,00

Did you witness animal abuse in the past month?

Yes, definitely 8,16 10,00

Yes, I think so 13,27 19,33

No, I don't think so 29,59 31,33

No, definitely 32,65 37,33

Difficult to say 16,33 2,00

(5)

Tabel 3. Hasil uji beda Chi-Square untuk variabel perilaku lingkungan

Item Chi-Square P-Value Signifi cance

Did you a witness any illegal rubbish disposal in

the past month? 1,629 0,804 Not significance

Did you witness burning rubbish at home in the

past month? 14,100 0,015 Significance

Did you witness the use of chemicals in farming in

the past month? 8,962 0,062 Not signifycance

Did you witness wasting of food in the past month? 29,350 0,000 Significance Did you witness wasting of electricity in the last

month? 12,978 0,011 Significance

Did you witness wasting of paper in the last month? 5,065 0,281 Not significance Did you witness wasting of water in the last month? 5,047 0,282 Not significance Did you witness animal abuse in the past month? 17,734 0,001 Significance

Sumber: Data primer, 2019 Variabel Imej Lingkungan

Variabel imej lingkungan memiliki 3 indikator, mengenai kekhawatiran terhadap polusi air, udara dan polusi tanah. Sebaran jawaban responden dan uji beda chi-square ditampilkan Tabel 4 dan Tabel 5. Dari Tabel 4 terlihat bahwa baik responden dari FoB dan non-FoB memiliki pilihan jawaban terbanyak yang sama, yaitu sangat setuju (Yes definitely) untuk semua indikator. Untuk kekhawatiran terhadap polusi air dan udara lebih dari 80% responden merasakannya, untuk kekhawatiran terhadap polusi udara lebih dari 50%.

Jika dilihat hasil uji beda dengan menggunakan chi-square, terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada ketiga indikator tersebut. Dapat diasumsikan bahwa baik responden FoB maupun non-FoB mengkhawatirkan terjadi polusi udara, air, dan tanah.

Tabel 4. Sebaran jawaban responden terhadap indikator variabel imej lingkungan

FoB Non FoB

Does water pollution worry you?

Yes, definitely 82,65 85,43

Yes, I think so 14,29 13,91

No, I don't think so 1,02 0,66

No, definitely 1,02 0

Difficult to say 1,02 0

Does air pollution worry you?

Yes, definitely 88,78 82.12

Yes, I think so 8,16 15,23

No, I don't think so 1,02 1,32

No, definitely 2,04 0,66

Difficult to say 0,00 0,66

Does soil pollution worry you?

Yes, definitely 53,06 57,62

Yes, I think so 32,65 34,44

No, I don't think so 12,24 5,96

No, definitely 0,00 0,66

Difficult to say 2,04 1,32

Sumber: Data primer, 2019

Tabel 5. Hasil Uji Beda Chi-Square untuk Variabel Imej Lingkungan

Item Chi-Square P-Value Signifi cance

Does water pollution worry you? 3,961 0,555 Not significance

Does air pollution worry you? 4,328 0,363 Not significance

Does soil pollution worry you? 3,899 0,420 Not significance

Sumber: Data primer, 2019 Variabel Perlindungan Lingkungan

Pengukuran variabel perlindungan lingkungan ini adalah untuk melihat keinginan responden dalam melindungi lingkungan yang sudah dalam kondisi yang makin menurun kualitasnya. Indikator pertama dan

(6)

kedua untuk melihat pendapat responden sehubungan dengan pemanfaatan lingkungan yang untuk perkembangan ekonomi dan ilmu pengetahuan. Responden semuanya memilih setuju bahwa pemanfaatan lingkungan untuk perkembangan ekonomi dan ilmu pengetahuan. Antara responden FoB dan non-FoB tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk kedua indikator ini (p-value 0,491 dan 0,203). Untuk indikator yang ketiga berkenaan dengan perlindungan lingkungan dibandingkan dengan perlindungan terhadap teroris, semua responden memiliki untuk menyatakan perlindungan dari teroris lebih penting dari pada perlindungan terhadap lingkungan, dan jawaban tersebut tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dapat dikarenakan bahwa teroris akan memberikan dampak yang langsung terasa, tidak seperti dampak lingkungan yang membutuhkan waktu yang panjang, walaupun dampaknya sama-sama besar.

Tabel 6. Sebaran jawaban responden terhadap indikator variabel perlindungan lingkungan

FoB Non FoB

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important than economic development?

Yes, definitely 34,02 23,84

Yes, I think so 44,33 52,98

No, I don’t think so 17,53 17,88

No, definitely 1,03 0,00

Difficult to say 4,12 5,30

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important than scientific and technological development?

Yes, definitely 16,49 7,28

Yes, I think so 39,18 44,37

No, I don’t think so 30,93 36,42

No, definitely 4,12 2,65

Difficult to say 10,31 9,27

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important than terrorism prevention?

Yes, definitely 11,34 5,30

Yes, I think so 25,77 23,84

No, I don’t think so 43,30 50,99

No, definitely 9,28 5,30

Difficult to say 11,34 14,57

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important than political changes in your country?

Yes, definitely 24,74 18,54

Yes, I think so 30,93 34,44

No, I don’t think so 32,99 33,11

No, definitely 5,15 4,64

Difficult to say 7,22 9,27

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important than the cultivation of cultural traditions?

Yes, definitely 16,49 19,87

Yes, I think so 38,14 26,49

No, I don’t think so 35,05 39,74

No, definitely 5,15 3,31

Difficult to say 6,19 10,60

Sumber: Data primer, 2019

Hal yang menarik diperlihatkan oleh sebaran jawaban untuk indikator tentang pentingnya kondisi politik dan menjaga budaya tradisional. Untuk kondisi politik, responden FoB paling banyak memilih netral (32,99%), tidak sedangkan responden non-FoB paling banyak (34,44%) memilih setuju. Kondisi sebaliknya untuk indikator menjaga budaya tradisional, responden FoB paling banyak (38,14%) memilih setuju sedangkan responden non-FoB paling banyak (39,74%) memilih netral. Akan tetapi untuk uji beda

chi-square kedua indikator ini tidak menunjukkan signifikansi (p-value 0,805 dan 0,281). Dari pilihan jawaban

tersebut bisa dikatakan bahwa untuk mahasiswa FoB yang telah mendapat mata kuliah Keberlanjutan melihat bahwa peran budaya lokal setempat sangat penting dalam rangka perlindungan lingkungan. Budaya lokal akan memberikan daya lenting yang kuat dalam perlindungan lingkungan dengan menggunakan kearifan lokal yang sudah ada dalam masyarakat sejak dulu.

(7)

Tabel 6. Hasil uji beda Chi-Square untuk variabel perlindungan lingkungan

Item Chi-Square P-Value Significance

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important

than economic development? 5,424 0,491 Not significance

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important

than scientific and technological

development? 5,943 0,203 Not significance

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important

than terrorism prevention? 5,623 0,229 Not significance

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important

than political changes in your country? 1,620 0,805 Not significance

Do you think that the activities in favour of the environmental protection are more important

than the cultivation of cultural traditions? 5,063 0,281 Not significance

Sumber: Data primer, 2019 Diskusi dan Temuan

Variabel perilaku lingkungan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator mengenai kesaksian responden akan tindakan atau kejadian yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Perilaku lingkungan memiliki korelasi positif dengan persepsi dan sikap lingkungan [6]. Perilaku lingkungan ini tidak hanya dapat dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi juga oleh faktor eksternal. Kepedulian lingkungan secara langsung dipengaruhi oleh perilaku lingkungan dari masyarakat dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh perilaku pribadi melalui kesadaran akan konsekuensi lingkungan [7]. Persepsi dan sikap lingkungan dapat terlihat dengan menyadari dan memperhatikan kejadian perusakan atau penurunan kualitas lingkungan maka akan membentuk perilaku lingkungan, yaitu perilaku yang berusaha untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan [5]. Berdasarkan ref. [8], diperoleh bahwa niat merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku lingkungan, diikuti oleh faktor kebiasaan dan nilai subjektif.

Pada indikator pertama, responden sangat mudah menyaksikan masyarakat membuang sampah sembarangan dan hal ini berarti bahwa pembuangan sampah sembarangan masih sering terjadi. Untuk indikator pertama ini tidak ada beda secara signifikan kesaksian dari responden FoB dan non-FoB. Untuk indikator kedua, mengenai pembakaran sampah, pembakaran sampah juga masih terjadi di sekitar perumahan, sehingga banyak yang mengalami atau menyaksikan hal ini. Terdapat perbedaan signifikan antara responden FoB dan non-Fob untuk indikator kedua ini. Hal ini dapat dipahami mengingat mendefinisikan sebagai pembakaran sampah dapat berbeda antara responden FoB dan non-FoB. Pembakaran sampah memberikan kontribusi terhadap polusi udara dan bau, dan akhirnya akan mempengaruhi suhu mikro di sekitar tempat pembakaran.

Hal lain yang diperoleh pada indikator dari variabel perilaku lingkungan ini adalah dalam menyaksikan pemborosan makanan, listrik, kertas dan air. Responden FoB terbanyak memilih sangat setuju, sedangkan responden non-FoB memilih setuju untuk semua indikator tersebut. Akan tetapi untuk pemborosan makanan dan listrik terdapat perbedaan yang signifikan sedangkan untuk pemborosan kertas dan air tidak signifikan berbeda. Untuk hubungan pendidikan lingkungan dengan kesadaran akan energi terbaru masih terkategori lemah, ini sesuai dengan penelitian [9] terhadap siswa sekolah menengah di Kolombia, Amerika Serikat. Kebutuhan listrik dalam kehidupan sehari-hari sangat besar sehingga penggunaan sumber energi yang baru dibutuhkan dalam waktu cepat dengan biaya yang tinggi, karena itu perubahan sumber energi terlihat masih belum dilakukan walaupun telah sangat disadari. Peningkatan literasi mengenai energi terbarukan menjadi penting diantara siswa.

Peningkatan literasi lingkungan pada siswa sekolah menengah pernah dilakukan melalui kegiatan di alam (summer camp) seperti Enka ecological literacy summer camp project yang pernah dilaksanakan terhadap siswa sekolah menengah dengan moto “damage to nature, damage to yourself” [10]. Summer

camp menunjukkan kepada siswa bahwa sifat egois manusia harus dibatasi dengan adanya masalah

lingkungan yang harus diselesaikan secara bersama. Pembelajaran tentang lingkungan juga dapat disampaikan dengan memberikan instruksi langsung kepada siswa. Dalam eksperimen yang dilakukan terhadap siswa sekolah menengah di Balikesir [11] menunjukkan bahwa metode instruksi dalam

(8)

penyampaian mata pelajaran biologi dirasa efektif untuk memperkuat kesadaran lingkungan siswa dibandingkan metode tradisional. Untuk penggunaan kertas dan air, masih terjadi tetapi belum dianggap sebagai salah satu aktivitas yang akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu, peran pendidik dalam menyampaikan pendidikan lingkungan harus mampu menggunakan berbagai perspektif yang akan membuka wawasan dan ide peserta didik terhadap isu lingkungan [4].

Untuk variabel imej lingkungan, semua indikator tidak signifikan berbeda antara responden FoB dan non-FoB, untuk semua indikator. Semua responden setuju mengkhawatirkan dampak dari polusi air, udara dan tanah, dan tidak ada perbedaan signifikan antara responden FoB dan non-FoB. Dari pengukuran variabel imej lingkungan ini dapat diperoleh bahwa penggambaran tentang lingkungan yang sudah terpolusi oleh kegiatan manusia dan menurunkan kualitas lingkungan sudah diperoleh oleh semua responden, termasuk responden yang tidak menerima mata kuliah tentang Keberlanjutan secara khusus.

Perilaku yang pro lingkungan dapat ditunjukkan oleh imej lingkungan yang dimiliki oleh responden. Perilaku pro lingkungan sikap lingkungan, efikasi diri, perilaku nilai lingkungan yang diberikan dan nilai yang diberikan pada perilaku yang tidak ramah lingkungan, baik dari dalam maupun dari luar diri adalah determinan yang langsung berpengaruh terhadap perilaku pro lingkungan [12]. Perilaku lingkungan ini berkorelasi pertimbangan lingkungan [13].

Dari variabel perlindungan lingkungan, yang merupakan variabel yang menunjukkan aksi dari responden terhadap lingkungan yang sudah dilihat rusak (menurun) kualitasnya, terlihat bahwa tidak ada responden yang sangat setuju untuk menjadikan perlindungan lingkungan adalah hal yang paling penting. Pentingnya perlindungan lingkungan ditunjukkan dengan penggunaan barang yang menggunakan merek yang berwawasan lingkungan, penggunaan air lebih sedikit, menggunakan kertas dua sisi, tetapi tetap menyalakan mesin mobil ketika menunggu [3]. Perlindungan lingkungan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan ilmu pengetahuan dan teknologi dilihat lebih penting, tetapi jika dibandingkan dengan ancaman teroris, kepentingan politik dan menjaga budaya yang ada, masih tidak lebih penting.

Pemanfaatan lingkungan tetap bisa dilakukan, akan tetapi diikuti dengan upaya perlindungan terhadap lingkungan, sehingga lingkungan tetap dapat memberikan fungsinya dengan baik. Jika kualitas lingkungan makin menurun, maka fasilitas yang dapat disediakan oleh lingkungan juga akan makin menurun bahkan tidak dapat tersedia lagi. Dalam pendidikan lingkungan tujuan akhirnya adalah menyampaikan nilai lingkungan yang diharapkan dapat disampaikan bukan sebagai doktrinisasi [14]. Dari sisi pedagogi pendidikan, pedagogi berbasis siswa memberikan pengaruh terhadap siswa dibandingkan berbasis pendidik [15].

4. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perilaku lingkungan pada indikator pembakaran sampah, pemborosan makanan, pemborosan listrik dan penyalahgunaan hewan antara mahasiswa yang telah menerima mata kuliah Keberlanjutan dan yang tidak mengikuti mata kuliah ini. Untuk variabel imej lingkungan, tidak terdapat perbedaan untuk semua indikator antara mahasiswa yang menerima mata kuliah Keberlanjutan dengan yang tidak menerimanya.

Untuk variabel perlindungan lingkungan tidak terdapat perbedaan antara mahasiswa yang mendapat mata kuliah Keberlanjutan dengan yang tidak. Disadari bahwa pemberian mata kuliah Keberlanjutan seharusnya berisikan kegiatan nyata di luar kelas yang dilakukan mahasiswa agar kesadaran lingkungan lebih dapat diterima dan diterapkan.

Beberapa saran dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah bahwa pemberian mata kuliah Keberlanjutan sebaiknya diberikan dalam bentuk kegiatan langsung, sehingga mahasiswa bisa langsung menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dalam kehidupan keseharian, pengampu mata kuliah Keberlanjutan haruslah memiliki kemampuan yang mumpuni mengenai ilmu lingkungan, mata kuliah Keberlanjutan dijadikan mata kuliah universitas yang harus diambil oleh semua mahasiswa dari seluruh fakultas.

5. Ucapan Terimakasih

Terimakasih disampaikan kepada Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis, President University yang telah memberikan kesempatan untuk mengajar mata kuliah Sustainability and Business kepada penulis pertama.

6. Singkatan

(9)

7. Referensi

[1] S. N. Jorgenson, C. S. Jennie and W. Beth, “Environmental Education in Transition: A Critical Review of Recent Research on Climate Change and Energy Education,” The J. of Environmental

Education, Vol. 50(3), pp. 160-171, 2019.

[2] EPA. 2017. What is Environmental Education? United States Environmental Protection Agency. https://www.epa.gov/education/what-environmental-education

[3] U. Khan, M. I. Haque and A. M. Khan, “Environmental Sustainability Awareness in the Kingdom of Saudi Arabia,” J. of Asian Finance, Economics and Business, Vol. 7(9), pp. 687-695, 2020. [4] E. P. Marpa, “Navigating Environmental Education Practices to Promote Environmental Awareness

and Education,” Int. J. on Studies in Education, Vol. 2(1), ISSN: 2690-7909, 2020.

[5] C. Y. N. K. Karolina, “The State of the Environmental Awareness of Students from Poland, Slovakia and Ukraine – Selected Results,” Civil and Environmental Engineering Reports, vol. 24(1), pp. 021-037, 2017.

[6] G. D. Boca and S. Sinan, “Environmental Education and Student’s Perception for Sustainability,”

Sustainability, 11, 1553, 2019. doi:10.3390/su11061553

[7] G. Liobikiene, S. P. Mykolas, “The important of environmental knowledge for private and public sphere pro-environmental behavior: Modifying the value-belief-norm theory,” Sustainability, 11, 3324. MDPI, 2019. doi: 10.3390/su11123324

[8] A. Gkargkavouzi, H. George and M. Steriani “Environmental behavior in a private-sphere context: Integrating theories of planned behavior and value belief norm, self-identity and habit,” Resources,

Conservation & Recycling 148, pp. 145-156, 2019. www.elsevier.com/locate/resconrec

https://doi.org/10.1016/j.resconrec.2019.01.039

[9] H. E. Edsan and B.Tobias, “The Impact of Environmental Education on Environmental and Renewable Energy Technology Awareness: Empirical Evidence from Colombia,” Int. J. of Science

and Mathematics Education, Vol. 18, pp. 611-634, 2020.

https://doi.org/10.1007/s10763-019-09988-x

[10] T. Ertekin and Y. Cagdas, “The Role of Ecological Literacy Education with Academic Support in Raising Environmental Awareness for High School Students:” Enka Ecological Literacy Summer Camp Project Case Study,” The 3th International Geography Symposium – GEOMED2013,

Procedia – Social and Behavioral Science 120, pp.124-132, 2014.

[11] G. Cetin and H. N. Seda, “Enhancing students’ environmental awareness,” Procedia Social and

Behavioral Sciences Vol. 2, pp. 1830-1834, 2010. www.sciencedirect.com doi:

10.1016/j.sbspro.2010.03.993

[12] A. Shafei and M. Hamideh, “Pro-environmental Behavior of University Students: Application of Protection Motivation Theory,” Global Ecology and Conservation, 22, 2020. http://www.elsevier.con/locate/gecco. http://doi.org/10.1016/j.gecco2020.e00908

[13] A. Balunde, P. Goda and S. Linda, “The relationship between people’s environmental considerations and Pro-environmental Behavior in Lithuania,” Frontier in Psychology, 2019. Doi: 10.3389/fpsyg.2019.02319

[14] J. Cincera, J. Bruce, K. Roman dan S. Petra, “Values Education in outdoor Environmental Education Programs from the Perspective of Practitioners,” Sustainability, 12, 4700, 2020. doi:10.3390/su12114700

[15] Y. Ma, M. Jingzhi and C.Wei, “Does Environmental Education Matter? Evidence from Provincial Higher Education Institutions in China,” Sustainability, 12, 6338, 2020. doi:10.3390/su1216633

Referensi

Dokumen terkait

Pada pemeriksaan feses di Instalasi Hewan Coba tidak ditemukan adanya parasit usus baik cacing maupun protozoa dan pada pemeriksaan fisik mencit ditemukan 5 ekor

[r]

entertainment , khususnya di wilayah Tangerang. Sistem ini akan menampilkan tempat-tempat entertainment yang ada di sekitar pengguna tersebut. Supaya pengguna

Keunggulan yang bisa anda dapatkan dari genteng ini adalah bobotnya lebih ringan jika dibandingkan genteng tanah liat, beton, maupun keramik. Ia juga bersifat lentur dan

Persen penyerapan terbesar terjadi pada pH 6 yang menandakan jumlah situs aktif adsorben masih relatif cukup besar untuk dapat diakses oleh ion logam

However, foliar application of KNO 3 promoted leaflets browning lead plant to produce abnormal leaf, therefore, it is important to increase the effectiveness fertilizer

We show that if the random walk kernel associated with the voter model has finite γth moment for some γ > 3, then the evolution of the interface boundaries converge weakly to

[r]