• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAQ PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.08/2021 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 98/PMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAQ PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/PMK.08/2021 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 98/PMK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 FAQ PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 32/PMK.08/2021 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 98/PMK.08/2020 TENTANG TATA CARA PENJAMINAN

PEMERINTAH UNTUK PELAKU USAHA KORPORASI MELALUI

BADAN USAHA PENJAMINAN YANG DITUNJUK DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

1. Apa pertimbangan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 32/PMK.08/2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah Untuk Pelaku Usaha Korporasi Melalui Badan Usaha Penjaminan Yang Ditunjuk Dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PMK 32/2021)?

Jawab:

Pertimbangan ditetapkannya PMK 32/2021, yaitu:

a. untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional, telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah untuk Pelaku Usaha Korporasi melalui Badan Usaha Penjaminan yang Ditunjuk dalam rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional;

b. guna memenuhi tuntutan kebutuhan dan perkembangan hukum penjaminan pemerintah untuk pelaku usaha korporasi, maka Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah untuk Pelaku Usaha Korporasi melalui Badan Usaha Penjaminan yang Ditunjuk dalam rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional perlu disempurnakan; dan

c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah untuk Pelaku Usaha Korporasi melalui Badan Usaha Penjaminan yang Ditunjuk dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

2. Apa dasar hukum ditetapkannya PMK 32/2021? Jawab:

Dasar hukum ditetapkannya PMK 32/2021, sebagai berikut:

a. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4916);

c. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk

(2)

2 Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6514) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan serta Penyelamatan Ekonomi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6542);

d. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 98);

e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1745); dan

f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah Untuk Pelaku Usaha Korporasi Melalui Badan Usaha Penjaminan Yang Ditunjuk Dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 842).

3. Apa yang dimaksud dengan Penjaminan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (Penjaminan Program PEN) dalam PMK 32/2021?

Jawab:

Penjaminan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (Penjaminan Program PEN) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah penjaminan yang diberikan dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional.

4. Siapa yang dimaksud dengan Menteri dalam PMK 32/2021? Jawab:

Menteri yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.

5. Apa yang dimaksud dengan Penjaminan Pemerintah dalam PMK 32/2021? Jawab:

Penjaminan Pemerintah yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah penjaminan yang diberikan untuk dan atas nama Pemerintah oleh Menteri melalui badan usaha penjaminan yang ditunjuk sebagai penjamin atas pemenuhan kewajiban finansial terjamin kepada penerima jaminan dalam rangka pelaksanaan Penjaminan Program PEN.

(3)

3 6. Apa yang dimaksud dengan Pinjaman dalam PMK 32/2021?

Jawab:

Pinjaman yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah setiap pembiayaan baik secara konvensional maupun syariah dari kreditur atau pemberi fasilitas pembiayaan syariah berupa sejumlah uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu yang menimbulkan kewajiban finansial berdasarkan perjanjian pinjaman atau perjanjian pembiayaan.

7. Apa yang dimaksud dengan Pelaku Usaha Korporasi (Pelaku Usaha) dalam PMK 32/2021? Jawab:

Pelaku Usaha Korporasi (Pelaku Usaha) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah pelaku usaha di sektor riil dan sektor keuangan yang kekayaan bersihnya di atas Rp 10 miliar dan omzet tahunannya di atas Rp 50 miliar yang kegiatan usahanya terdampak oleh pandemi COVID-19.

8. Apa yang dimaksud dengan Penjamin dalam PMK 32/2021? Jawab:

Penjamin yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah Pemerintah dalam hal ini Menteri, yang dilaksanakan melalui penugasan kepada badan usaha penjaminan.

9. Apa yang dimaksud dengan Penerima Jaminan dalam PMK 32/2021? Jawab:

Penerima Jaminan yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah bank yang memberikan fasilitas Pinjaman.

10. Apa yang dimaksud dengan Terjamin dalam PMK 32/2021? Jawab:

Terjamin yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah Pelaku Usaha penerima Penjaminan Pemerintah.

11. Apa yang dimaksud dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam PMK 32/2021? Jawab:

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai Otoritas Jasa Keuangan.

12. Apa yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam PMK 32/2021? Jawab:

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.

13. Apa yang dimaksud dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam PMK 32/2021?

Jawab:

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

(4)

4 14. Apa yang dimaksud dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PT PII dalam

PMK 32/2021? Jawab:

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PT PII yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah BUMN yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah mengenai Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan perseroan (persero) di bidang penjaminan infrastruktur.

15. Apa yang dimaksud dengan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) dalam PMK 32/2021? Jawab:

Imbal Jasa Penjaminan (IJP) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah sejumlah uang yang diterima oleh Penjamin dari Terjamin dalam rangka kegiatan penjaminan.

16. Apa yang dimaksud dengan Imbal Jasa Penjaminan Loss Limit (IJP Loss Limit atau premi Loss Limit) dalam PMK 32/2021?

Jawab:

Imbal Jasa Penjaminan Loss Limit (IJP Loss Limit atau premi Loss Limit) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah sejumlah uang yang diterima badan usaha yang menjalankan penugasan dukungan loss limit dalam rangka kegiatan Penjaminan Pemerintah.

17. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam PMK 32/2021?

Jawab:

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

18. Apa yang dimaksud dengan Regres dalam PMK 32/2021? Jawab:

Regres yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah hak Penjamin untuk menagih Terjamin atas apa yang telah dibayarkan oleh Penjamin kepada Penerima Jaminan untuk memenuhi kewajiban Terjamin tersebut.

19. Apa yang dimaksud dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam PMK 32/2021? Jawab:

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

20. Apa yang dimaksud dengan Nilai Penjaminan dalam PMK 32/2021? Jawab:

Nilai Penjaminan yang dimaksud dalam PMK 32/2021 adalah jumlah Pinjaman yang mendapatkan Penjaminan Pemerintah.

(5)

5 21. Terhadap kewajiban apa Penjaminan Pemerintah diberikan?

Jawab:

Penjaminan Pemerintah diberikan terhadap kewajiban finansial atas Pinjaman modal kerja yang diterima oleh Pelaku Usaha. Kewajiban finansial meliputi tunggakan pokok Pinjaman dan/atau bunga/imbalan sehubungan dengan Pinjaman modal kerja sebagaimana tercantum dalam perjanjian penjaminan/sertifikat penjaminan. Pinjaman diberikan untuk Pinjaman modal kerja baru atau tambahan Pinjaman modal kerja dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional. Dalam hal terdapat restrukturisasi Pinjaman penjaminan atas Pinjaman yang direstrukturisasi dapat diberikan sepanjang tidak menambah Nilai Penjaminan Pelaku Usaha merupakan Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan menghasilkan devisa, menghemat devisa dalam negeri, meningkatkan kapasitas produksi nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan/atau mempekerjakan tenaga kerja minimal 100 (seratus) orang. Dalam hal Pelaku Usaha termasuk dalam kategori sektor yang ditetapkan melalui surat Menteri, jumlah tenaga kerja minimal berjumlah 50 (lima puluh) orang. Penjaminan Pemerintah dituangkan dalam perjanjian kerja sama antara Penjamin dan Penerima Jaminan. 22. Apa saja kriteria Penerima Jaminan?

Jawab:

Kriteria Penerima Jaminan, yaitu sebagai berikut: a. bank umum; dan

b. bank kategori sehat dengan peringkat komposit 1 atau peringkat komposit 2 berdasarkan penilaian tingkat kesehatan bank oleh OJK.

23. Bagaimana ketentuan Nilai Jaminan yang diberikan Pemerintah? Jawab:

Ketentuan Nilai Jaminan yang diberikan Pemerintah, yaitu besaran Nilai Penjaminan yang dapat dijamin dituangkan dalam perjanjian spenjaminan/sertifikat penjaminan antara Penjamin dengan Penerima Jaminan. Nilai Penjaminan yang dapat diberikan oleh Penjamin dapat lebih kecil dari plafon Pinjaman.

24. Apa yang didapatkan LPEI dalam rangka pelaksanaan penugasan Penjaminan Pemerintah? Jawab:

Dalam rangka pelaksanaan penugasan Penjaminan Pemerintah, LPEI berhak mendapatkan IJP. IJP dimaksud dibayarkan oleh Pemerintah melalui Menteri.

25. Bagaimana ketentuan pembayaran IJP kepada LPEI dalam rangka pelaksanaan penugasan Penjaminan Pemerintah?

Jawab:

IJP dibayarkan kepada LPEI dalam rangka pelaksanaan penugasan Penjaminan Pemerintah dengan ketentuan sebagai berikut:

a. untuk Pelaku Usaha dengan Nilai Penjaminan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), IJP yang dibayarkan sebesar 100% (seratus persen);

b. untuk Pelaku Usaha dengan Nilai Penjaminan lebih dari Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) sampai dengan Rp 300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar rupiah), IJP yang dibayarkan sebesar 100% (seratus persen); atau

(6)

6 c. untuk Pelaku Usaha dengan Nilai Penjaminan lebih dari Rp 300.000.000.0O0,00 (tiga ratus miliar rupiah) sampai dengan Rp 1.000.000.000 .000,00 (satu triliun rupiah), IJP yang dibayarkan:

1) sebesar 80% (delapan puluh persen) dan 20% (dua puluh persen) dibayarkan oleh Pelaku Usaha untuk penjaminan yang diterbitkan periode 1 April 2021 sampai dengan 31 Juli 2021; atau

2) sebesar 70% (tujuh puluh persen) dan 30% (tiga puluh persen) dibayarkan oleh Pelaku Usaha untuk penjaminan yang diterbitkan periode 1 Agustus 2021 sampai dengan 17 Desember 2021.

IJP yang dibayarkan oleh Pemerintah melalui Menteri merupakan belanja subsidi atas pelaksanaan program PEN.

26. Bagaimana formula penghitungan IJP yang dibayarkan kepada LPEI dalam rangka pelaksanaan penugasan Penjaminan Pemerintah?

Jawab:

Formula penghitungan IJP yang dibayarkan kepada LPEI dalam rangka pelaksanaan penugasan Penjaminan Pemerintah, yaitu besaran IJP = tarif IJP x Nilai Penjaminan.

27. Siapa yang berwenang menetapkan tarif IJP untuk pertama kali melalui surat dan bagaimana ketentuan besaran tarifnya?

Jawab:

Yang berwenang untuk menetapkan tarif IJP untuk pertama kali melalui surat yaitu Menteri, dengan ketentuan besaran tarif IJP dapat dilakukan evaluasi dan penyesuaian oleh Menteri setiap 3 (tiga) bulan. Penyesuaian tarif ditetapkan melalui surat Menteri.

28. Apa yang perlu diperhatikan dalam menetapkan tarif IJP dan penyesuaian besaran tarif IJP? Jawab:

Tarif IJP dan penyesuaian besaran tarif IJP ditetapkan dengan memperhatikan:

a. keputusan mengenai kebijakan Penjaminan Pemerintah berpedoman pada hasil rumusan dan ketetapan kebijakan dan strategi pelaksanaan Program PEN oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah mengenai pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional dalam rangka mendukung kebijakan keuangan negara untuk penanganan pandemi COVID-19 dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan serta penyelamatan ekonomi nasional.

b. laporan keuangan LPEI;

c. kemampuan Pemerintah melalui Menteri dalam menyediakan alokasi belanja pembayaran IJP; dan/atau

d. data dan informasi pendukung lainnya, antara lain proyeksi non performing loan (NPL), besaran porsi penjaminan, batasan loss limit, dan jangka waktu Pinjaman.

Dalam menetapkan besaran tarif IJP Menteri dapat meminta masukan dari pihak yang kompeten dan independen, serta pihak yang terkait lainnya.

(7)

7 29. Apa yang dapat diterima oleh LPEI sebagai penjamin dan PT PII sebagai pelaksana dukungan loss limit termasuk pelaksanaan penjaminan bersama dalam rangka Penjaminan Pemerintah? Jawab:

Dalam rangka pelaksanaan Penjaminan Pemerintah, LPEI sebagai penjamin dan PT PII sebagai pelaksana dukungan loss limit termasuk pelaksanaan penjaminan bersama, dapat menerima penyertaan modal negara untuk meningkatkan kapasitas usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

30. Pasal berapa saja yang dihapus pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 98 /PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah Untuk Pelaku Usaha Korporasi Melalui Badan Usaha Penjaminan Yang Ditunjuk Dalam Rangka Pelaksanaan Program Menimbang Mengingat Pemulihan Ekonomi Nasional melalui PMK 32/2021?

Jawab:

Pasal yang dihapus pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 98/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah Untuk Pelaku Usaha Korporasi Melalui Badan Usaha Penjaminan Yang Ditunjuk Dalam Rangka Pelaksanaan Program Menimbang Mengingat Pemulihan Ekonomi Nasional melalui PMK 32/2021, yaitu Pasal 13 ayat (2).

31. Apa yang dikenakan oleh PT PII kepada LPEI dalam rangka melaksanakan penugasan untuk memberikan dukungan loss limit kepada LPEI?

Jawab:

Dalam melaksanakan penugasan untuk memberikan dukungan loss limit, PT PII dapat mengenakan IJP loss limit kepada LPEI. IJP loss limit dibayarkan oleh Pemerintah melalui Menteri.

32. Dari mana anggaran yang digunakan untuk pembayaran IJP loss limit? Jawab:

IJP loss limit yang dibayarkan oleh Pemerintah melalui Menteri berasal dari belanja subsidi atas pelaksanaan program PEN.

33. Bagaimana formula penghitungan IJP loss limit yang dibayarkan kepada PT PII dalam rangka melaksanakan penugasan untuk memberikan dukungan loss limit kepada LPEI?

Jawab:

Formula penghitungan IJP loss limit yang dibayarkan kepada PT PII dalam rangka melaksanakan penugasan untuk memberikan dukungan loss limit kepada LPEI, yaitu besaran IJP loss limit = tarif IJP loss limit x Nilai Penjaminan.

34. Siapa yang berwenang menetapkan tarif IJP loss limit untuk pertama kali melalui surat dan bagaimana ketentuan besaran tarifnya?

Jawab:

Yang berwenang menetapkan tarif IJP loss limit untuk pertama kali melalui surat yaitu Menteri, dengan ketentuan besaran tarif IJP loss limit dapat dilakukan evaluasi dan penyesuaian oleh Menteri setiap 3 (tiga) bulan. Penyesuaian tarif ditetapkan melalui surat Menteri.

(8)

8 35. Apa yang perlu diperhatikan dalam menetapkan tarif IJP loss limit dan penyesuaian besaran

tarif IJP loss limit? Jawab:

Tarif IJP loss limit dan penyesuaian besaran tarif IJP loss limit ditetapkan dengan memperhatikan:

a. keputusan mengenai kebijakan Penjaminan Pemerintah berpedoman pada hasil rumusan dan ketetapan kebijakan dan strategi pelaksanaan Program PEN oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah mengenai pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional dalam rangka mendukung kebijakan keuangan negara untuk penanganan pandemi COVID-19 dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan serta penyelamatan ekonomi nasional.

b. laporan keuangan PT PII;

c. kemampuan Pemerintah melalui Menteri dalam menyediakan alokasi belanja pembayaran IJP loss limit; dan/atau

d. data dan informasi pendukung lainnya, antara lain proyeksi non performing loan (NPL), besaran porsi penjaminan, batasan loss limit, dan jangka waktu Pinjaman.

36. Bagiamana ketentuan dalam hal terjadi gagal bayar dari Terjamin? Jawab:

Dalam hal terjadi gagal bayar dari Terjamin, pembayaran klaim atas pelaksanaan Penjaminan Pemerintah menimbulkan piutang dan/atau Regres dari LPEI kepada Terjamin. Regres diserahkan oleh LPEI kepada Pemerintah. Pelaksanaan tagihan dimaksud Regres dilakukan melalui Penerima Jaminan atau pihak pengelola Regres yang ditunjuk Pemerintah dalam hal ini Menteri. Terjamin wajib memenuhi Regres. Pemantauan atas Regres Pemerintah dilakukan oleh PT PII.

37. Apakah dengan berlakunya PMK 32/2021 terdapat perubahan pada Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 98/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah Untuk Pelaku Usaha Korporasi Melalui Badan Usaha Penjaminan Yang Ditunjuk Dalam Rangka Pelaksanaan Program Menimbang Mengingat Pemulihan Ekonomi Nasional?

Jawab:

Pada saat PMK 32/2021 mulai berlaku, Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 98/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah Untuk Pelaku Usaha Korporasi Melalui Badan Usaha Penjaminan Yang Ditunjuk Dalam Rangka Pelaksanaan Program Menimbang Mengingat Pemulihan Ekonomi Nasional diubah sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PMK 32/2021.

38. Kapan PMK 32/2021 mulai berlaku? Jawab:

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul Respon Calon Jemaah Haji Yang Batal Berangkat Karena Pandemi Covid-19 di Banjarmasin ditulis oleh Muhammad Rasidi telah diujikan dalam

Dari uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana berdirinya Bank BJB Syariah Kantor Cabang Pembantu padalarang dan menganalisis

Bagaimana hubungan antara guru dengan guru setelah regrouping dua sekolah dasar menjadi satu sekolah dasar?. Bagaimana hubungan siswa dengan siswa setelah regrouping dua

Variabel dalam penelitian ini adalah: (1) opini audit, yaitu merupakan tanggung jawab akuntan publik, dimana akuntan publik memberikan pendapatnya terhadap kewajaran laporan

Ibu Lusia Permata Sari Hartanti, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik Industri, Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional untuk Pemerintah Daerah (Berita Negara

Menjadi informasi yang berharga bagi Universitas “X” kota Bandung mengenai motivasi mahasiswanya untuk kuliah di perguruan tinggi sehingga dapat digunakan sebagai