• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan. Pemilihan lokasi tersebut ditentukan secara acak dengan mempertimbangkan kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan yang terjadi di kawasan tersebut serta dampaknya terhadap masyarakat sekitar lokasi pertambangan.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan membagikan kuesioner terhadap masyarakat sekitar pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin yang merupakan responden terpilih. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan data yang terkait dengan pelaksanaan proyek pertambangan dari perusahaan penambang. Studi literatur dilakukan diantaranya dengan cara pengumpulan data dari pemerintah daerah setempat, Badan Pusat Statistik, buku, internet, dan literatur-literatur lain yang mendukung.

4.3 Penentuan Jumlah Responden

Metode pengambilan atau penentuan responden untuk diwawancara dilakukan dengan metode non-probability sampling (tidak memberikan

(2)

kemungkinan yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih) yaitu jenis convenient.

Pengambilan sampel dilakukan di Kecamatan Rumpin, salah satu lokasi berlangsungnya kegiatan pertambangan bahan galian C terbesar di Kabupaten Bogor. Jumlah responden dari masyarakat Kecamatan Rumpin sebanyak 60 orang. Perusahaan yang dijadikan acuan untuk pelaksanaan reklamasi dalam penelitian ini adalah PT. Holcim Beton.

Tabel 2. Data yang Diperlukan dalam Penelitian No. Data yang

diperlukan

Teknik pengambilan data

Kegunaan data Hasil

1 Karakteristik Responden Primer Mengetahui karakteristik responden Analisis Deskriptif 2 Manfaat pertambangan Primer/ Kuesioner Estimasi manfaat pertambangan Estimasi Manfaat 3 Kerugian Pertambangan Primer/ Kuesioner

Estimasi kerugian Kompensasi 4 Kerusakan SDA Primer/

Kuesioner Estimasi kerusakan Kompensasi dan restorasi 5 Pengeluaran dan pemasukan perusahaan Primer/ Wawancara

Estimasi biaya CBA/Kelayakan finansial

6 Luas tambang Primer/ Wawancara

Estimasi restorasi HEA 7 SDA yang hilang/rusak Primer/ Wawancara Estimasi kerusakan Effect on Productivity 8 Jenis penyakit yang

sering dialami masyarakat Primer/ Wawancara Estimasi biaya kesehatan Cost of Illness 9 Pregulasi Pemerintah Sekunder/ desk study

Analisis regulasi Analisis Deskriptif

(3)

4.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan terkait tujuan penelitian. Pertanyaan yang diajukan tertera dalam kuesioner yang telah disediakan sebelumnya. Data diperoleh dari masyarakat sekitar lokasi pertambangan, satu perusahaan tambang dengan skala produksi besar, dan lembaga-lembaga pemerintahan.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1 Estimasi Manfaat dan Kerugian

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif dan interpretatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan metode Effect on Productivity, Replacement cost, Cost Of Illness, analisis kelayakan finansial, dan Habitat Equivalency Analysis (HEA).

Selain itu, penelitian ini juga mengestimasi dua nilai terkait dampak dari adanya pertambangan bahan galian C, meliputi nilai manfaat dan nilai kerugian. Estimasi nilai manfaat dapat digunakan pendekatan pendapatan yang diterima masyarakat. Estimasi manfaat dapat diketahui dengan menjumlahkan pendapatan penduduk. Estimasi total manfaat dari pendapatan penduduk dapat menggunakan rumus dibawah ini :

Estimasi total manfaat = I1+I2+I3+...Ii

Nilai estimasi kerugian yang diakibatkan adanya pertambangan kapur di Kecamatan Rumpin dapat ditempuh dengan tiga metode, yaitu metode Effect on Productivity (Nilai Produktivitas) Cost of Illness (Biaya Kesehatan) dan

(4)

Replacement Cost (Biaya Pengganti). Ketiga metode ini dapat mengestimasi nilai kerugian ekonomi yang dialami masyarakat berupa hilangnya produktivitas sumberdaya alam yang dikonversi ke nilai rupiah, biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk mengganti kebutuhan mereka dengan biaya alternatif maupun biaya pengobatan.

Dalam hal ini produktivitas sumberdaya yang hilang adalah wilayah persawahan yang memproduksi padi. Secara matematis dapat ditulis :

D1= Q x F x L x P Keterangan :

D1 = Nilai kerusakan yang terjadi (Rp/tahun) Q = Jumlah produksi (ton/ha)

F = Jumlah panen/tahun P = Harga gabah/ton (Rp)

L = Luas sawah yang terkena dampak (ha)

Kerugian yang dirasakan masyarakat lainnya adalah krisis air tanah, sehingga masyarakat harus mengganti dengan membeli air kemasan. Kerugian masyarakat akibat krisis air tanah dihitung dengan metode replacement cost (metode biaya pengganti) yaitu dihitung dari berapa banyak air kemasan yang dibeli selama satu bulan sebagai pengganti air bersih yang seharusnya dapat diperoleh secara gratis. Selain krisis air tanah, kerugian lain adalah kesehatan masyarakat yang menurun akibat setiap hari menghirup udara yang berdebu sehingga menimbulkan penyakit seperti batuk dan sesak nafas. Metode Biaya Pengobatan (Cost Of Illness) digunakan untuk memperkirakan biaya morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit. Total biaya dihitung

(5)

baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung, yaitu mengukur biaya yang harus disediakan untuk perlakukan penderita lain meliputi:

1. Perawatan pada rumah sakit. 2. Perawatan selama penyembuhan. 3. Pelayanan kesehatan yang lain. 4. Obat-obatan.

Nilai ekonomi dari fungsi biaya kesehatan didapatkan dengan cara mengalikan nilai rataan biaya kesehatan dengan kepala keluarga yang terdapat disekitar kawasan pertambangan bahan galian C. Secara sistematis dapat ditulis :

NE = BKSH x ∑ KK Dimana :

NE = nilai ekonomi Lingkungan (Rp)

BKSH = rata-rata biaya kesehatan per bulan (Rp) ∑KK = jumlah kepala keluarga (unit)

Lalu lintas truk besar yang mengangkut bahan galian dalam jumlah banyak berakibat rusaknya jalan di Kecamatan Rumpin. Metode yang dapat digunakan adalah replacement cost (biaya pengganti). Replacement cost menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalan yang rusak akibat lalu lintas truk besar. Secara matematis dapat ditulis :

D7 = p x l x P Keterangan:

D7 = Nilai kerugian (Rp)

l = Lebar jalan yang rusak (m) p = Panjang jalan yang rusak (m)

(6)

P = Biaya aspal (m2)

Langkah terakhir adalah mengestimasi biaya kompensasi yang dapat diterima masyarakat akibat kerugian yang diderita masyarakat karena aktivitas pertambangan. Secara matematis dapat ditulis :

TD = ∑Di + ∑NEi Keterangan :

TD = Total kerusakan (Rp/tahun) ∑Di = Jumlah kerugian (Rp/tahun)

∑NEi = Jumlah nilai ekonomi lingkungan (Rp/tahun)

1.5.2 Metode Analisis Finansial

Analisis aspek finansial menggunakan alat ukur kelayakan melalui pendekatan kriteria investasi sehingga dapat diketahui tingkat kelayakan pengusahaan pupuk kompos. Kriteria kelayakan investasi yang digunakan antara lain Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate Return (IRR), dan Payback Period (PP).

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara nilai benefit sekarang dan nilai biaya sekarang pada tingkat suku bunga tertentu selama umur proyek. Kriteria kelayakan investasi ini menjelaskan bahwa suatu bisnis dapat dinyatakan layak apabila jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan. NPV dirumuskan sebagai berikut:

(7)

Sumber: Nurmalina et al. (2009) Keterangan:

NPV = Jumlah nilai bersih sekarang (Rupiah)

Bt = Manfaat yang diperoleh pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah) t = Periode waktu (t = 1,2,3,…,n tahun)

n = Umur proyek (Tahun)

i = Tingkat suku bunga/diskonto (%) 2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih.

Secara matematis Net B/C dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sumber: Nurmalina et al. (2009)

Keterangan:

Bt = Manfaat yang diperoleh pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya yang dikeluarkan paa tahun ke-t (Rupiah) t = Periode waktu (t = 1,2,3,…,n tahun)

n = Umur proyek (Tahun)

(8)

3. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return (IRR) merupakan kriteria investasi yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pengembalian proyek atau usaha terhadap investasi yang ditanamkan. IRR merupakan nilai discount rate yang membuat NPV dari usaha sama dengan nol. IRR dirumuskan sebagai berikut:

Sumber: Nurmalina et al. (2009) Keterangan:

i = tingkat discount rate yang mengahasilkan NPV positif (%) i = tingkat discount rate yang mengahasilkan NPV positif (%) NPV = NPV yang bernilai positif (Rupiah)

NPV’ = NPV yang bernilai negatif (Rupiah) 4. Payback Period (PP)

Payback Period atau masa pengembalian investasi merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. Semakin cepat pengembalian biaya investasi suatu usaha, semakin baik usaha tersebut karena semakin lancar perputaran modal dan semakin kecil resiko yang dihadapi investor. Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut:

(9)

Sumber: Nurmalina et al. (2009) Keterangan:

I = Jumlah modal investasi yang dibutuhkan (Rupiah)

Ao = Keuntungan bersih yang diperoleh pada setiap tahunnya (Rupiah /tahun) Nilai payback period berbanding terbalik dengan nilai NPV, semakin tinggi nilai NPV maka nilai payback period yang dihasilkan akan semakin kecil. Semakin kecil nilai payback period yang didapat, maka manfaat yang diperoleh semakin besar karena investasi yang ditanamkan cepat dikembalikan.

1.5.3 Metode Habitat Equivalency Analysis (HEA)

Habitat Equivalency Analysis (HEA) merupakan metode yang disusun untuk menghitung atau mengkalkulasikan kompensasi atau ganti rugi dari hilangnya jasa ekologi akibat adanya kerusakan (injury) terhadap sumber daya dalam kurun waktu yang spesifik (NOAA, 1997). Metode HEA mengestimasi besaran habitat yang harus diganti yang sama dengan tingkat hilangnya jasa ekologi dalam kurun waktu tertentu pada suatu ekosistem akibat adanya injury. Pendekatan HEA dapat didefinisikan sebgai metode biaya pengganti dan service to service. Formua dasar HEA yaitu:

(10)

Sumber: Nurmalina et al. (2009) Keterangan:

Lt = Jasa yang hilang di waktu tertentu

Rs = Jasa yang digantikan pada waktu tertentu to = Waktu saat jasa hilang pertama kali t1 = Waktu saat jasa hilang terakhir kali

So = Waktu saat penggantian jasa awal disediakan S1 = Waktu saat penggantian jasa disediakan P = Waktu saat kerusakan dimulai

i = Suku bunga

Persamaan di atas menggambarkan bahwa jasa ekologi yang hilang dari suatu sumber daya akibat injury harus sama dengan jasa ekologi yang akan diterima dari hasil restorasi. Kegiatan restorasi sebaiknya bertujuan mengembalian keadaan dan fungsi sumber daya seperti semula atau baseline sebelum terjadi injury. Kerangka HEA antara lain yaitu:

1. Memasukkan “interim loss” atau jasa yang hilang sementara sejak kerusakan terjadi hingga kegiatan restorasi dimulai.

2. Jasa yang hilang akibat kerusakan sama dengan jasa yang akan dikompensasi dari upaya restorasi.

3. Memperoleh “equivalency” antara dari jasa yang hilang dan jasa yang diterima dari upaya restorasi.

(11)

Sumber: Chapman, D. J (2004)

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

5.1 Kondisi Geografis dan Administratif

Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Rumpin berada di ketinggian 90 m dari permukaan laut. Kecamatan tersebut memiliki luas wilayah 2 561 415.95 ha dan terdiri dari 13 desa, 43 dusun, 101 Rukun Warga (RW) dan 460 Rukun Tetangga (RT). Nama 13 desa yang terdapat di Kecamatan Rumpin dapat dilihat pada Tabel 3. Di kecamatan ini tidak terdapat kelurahan. Suhu udara berada di antara 28-33°C dan curah hujan per tahunnnya sekitar 944 mm. Curah hujan terbanyak sekitar 51 hari.

Tabel 3. Daftar Nama Desa dan Luas Wilayahnya

No. Nama Desa Luas Wilayah (ha)

1 Leuwibatu 1 420 2 Cidokom 954 3 Gobang 628 4 Cibodas 914 5 Rabak 1 555 550 6 Kp. Sawah 650.25 7 Rumpin 575

Gambar

Tabel 2. Data yang Diperlukan dalam Penelitian  No. Data  yang
Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis  V.  GAMBARAN UMUM WILAYAH

Referensi

Dokumen terkait