• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN WAWANCARA. Bagaimana pandangan PUS dengan banyak anak banyak rejeki? Menurut PUS berapa jumlah anak yang ideal dalam keluarga?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN WAWANCARA. Bagaimana pandangan PUS dengan banyak anak banyak rejeki? Menurut PUS berapa jumlah anak yang ideal dalam keluarga?"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN WAWANCARA A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Pekerjaan : 5. Pendapatan : 6. Jumlah anak :

B. Perilaku Informan Tentang Jumlah Anak.

1. Bagaimana pendapat PUS dengan program pemerintah yang menghimbau 2 anak cukup?

Bagaimana pandangan PUS dengan “banyak anak banyak rejeki”? Menurut PUS berapa jumlah anak yang ideal dalam keluarga?

Menurut PUS berapa jumlah anak perempuan dan anak laki-laki yang ideal dalam keluarga?

Bagaimana dukungan keluarga tentang keputusan PUS dalam menentukan jumlah anak?

C. Perilaku Informan Tentang Keluarga Berencana. 2. Menurut PUS apa itu keluarga keluarga berencana?

Menurut PUS apa perlu untuk terlibat dalam keluarga berencana?

Menurut PUS apa saja jenis metode keluarga berencana yang PUS ketahui?

(2)

3. Berikan alasan mengapa memilih metode KB alamiah? Menurut PUS apa itu metode KB alamiah?

Berdasarkan pengalaman PUS apa metode KB alamiah yang pernah di coba? Menurut PUS apa yang membedakan metode KB alamiah dengan metode kontrasepsi lainnya?

Sejauh mana keberhasilan metode KB alamiah yang pernah di coba? Bagaimana teknik metode KB alamiah yang di gunakan?

Berdasarkan pengalaman PUS apa saja keluhan yang di temukan sewaktu menggunakan metode ini?

Berdasarkan pengalaman bapak ibu jika gagal atau melakukan kesalahan dalam metode ini, maka apa yang dilakukan untuk antisipasi kehamilan?

E. Perilaku Informan Terhadap Penggabungan Metode Kontrasepsi.

4. Menurut PUS metode KB alamiah dapat digabungkan dengan metode kontrasepsi yang lainnya?

Dengan metode apa PUS menggabungkan metode KB alamiah? Sejauh mana keberhasilan penggabungan kedua metode tersebut?

Apakah ada alternatif lain yang dipilih sebagai alat kontrasepsi sederhana? Mengapa memilih metode ini sebagai alternatif?

Menurut PUS, apakah akan tetap menggunakan metode alternatif ini sebagai alat kontrasepsi?

F. Sumber Informasi.

5. Darimana bapak ibu mendapatkan informasi tentang Keluarga Berencana? Sejauh mana bapak ibu dapat memahami informasi tersebut?

(3)

Bagaimana tanggapan bapak ibu dengan informasi yang didapatkan?

G. Peran Petugas Kesehatan.

6. Menurut PUS sejauh mana peran petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan mengenai KB?

Bagaimana peran petugas kesehatan dalam menganjurkan bapak dan ibu untuk terlibat dalam penggunaan KB?

Bagaimana tanggapan PUS tentang penyuluhan petugas kesehatan tentang metode KB alamiah?

Jenis KB alamiah apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan?

Metode apa yang di gunakan petugas kesehatan dalam menyampaikan penyuluhan?

(4)

Pertanyaan 1 : Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Jumlah Anak.

Informan ID : 1

I : Ahh, gak setuju lah dek, anak kami aja udah 3 orang.

S : Hahaha.. Kalau kami setuju kan gak tiga anak kami. Itu kan gak dipaksa, Cuma himbauan saja, yah pilihan tergantung keluarga lah dek (maksudnya saya dan istri).

I : Kalau banyak anak itukan berkat, tapi kalau ga sanggup-nya nanti di besarkan dan disekolahkan dengan baik bagus ga usah banyak-banyak kali punya anak, kasihan nanti anaknya, kasihan juga bapak mamaknya mencari kebutuhan anak.

S : Anak perempuan atau anak laki-laki sama aja, kalau bagus-nya sekolahnya, bagus didik yah mudah-mudahan jadi kebanggaan lah nantinya. Kalau orangtua atau keluarga yang lain mendukungnya terus, asal bisa diurus dan sanggup.

I : Ini aja anak kami perempuan semua, tapi keluarga ga maksa untuk harus punya keturunan anak laki-laki, karena jaman sekarang ini sama aja-nya itu

Informan ID : 2

S : Kalau kami kebetulan anak kami udah sepasang, tapi maunya satu lagi lah cowok biar ada yang jaga kakaknya. Kalau besar juga ada yang kami harapkan, anak perempuan kan nantinya ikut suami.

I : Banyak anak banyak rejeki itu pikiran jaman dulu itu dek, karena dulu kalau banyak anaknya banyak yang bantuin dia diladang, sekarang banyak anak bikin kita harus berpikir gimana cara nyekolahinnya, ngebesarin lagi. Kalau banyak kali nanti pusing lah.

S : Di keluarga kami opung kami yang suka anak cowo banyak tapi itupun cuma dibilang aja ga dipaksa kali. Nanti kalau ada adenya cowo satu lagi udahlah stop aja, yah mumpung masih sanggup ya gapapalah satu lagi.

Informan ID : 3

S : Hahaha, kamilah satu yang ga ikut program itu dek, udah empat anggota kami. Pemerintah cuma nyuruh dua orang.

(5)

I : Ia dek, berarti kami ga setuju lah, karena anak kami bukan dua. Hahaha...

Banyak anak? udah banyak anak kami dek hahahaha, segini udah banyak lah menurut kami. Perempuan atau laki-laki sama ajalah itu, tp untung anak kami 3 perempuan 1 laki-laki jadi udah lengkapkan.

S : Keluarga biasa aja, yang penting senang mereka ada cucu mereka, tante dan omnya udah punya keponakan, mereka terima-terima aja mau berapapun anak kami, asal jangan sampe keseblasan aja. Hahhaha..

I : Tapi dulu rencana kami mau 2 perempuan 2 laki-laki dek, Cuma udahlah, udah 4 orang cukuplah dulu.

S : Itulah dek, rencana kita berbeda pula dengan rencana Tuhan. Hehehe..

Informan ID : 4

I : Hmm,, gimana yaa?? Kalau saya bilang setuju, anak saya udah tiga. Hmm...

S : Ehmm sebenarnya kami dulu berencana untuk punya anak 2 saja, tapi pas lahiran anak kedua istri selalu pakai metode ASI, karena kata bidannya hari itu kalau lagi menyusui bisa menunda kehamilan, tapi itulah dek masih jalan 3 bulan setelah melahirkan eh udah hamil lagi istri saya, makanya sekarang anak kami tiga orang.

I : Ia dek, yahhh.. kami angggap itu rejeki dari Tuhan. Kan kalau Tuhan kasi tidak mungkin kita menolak yaa..

Banyak anak itu dek tergantung tiap orang, ada yang merasa kalau anaknya 3 masih kurang, ada juga yang merasa kalau anaknya 3 udah banyak. Sekarang pemikiran orang udah gak kayak dulu, soalnya biaya hidup meningkat dek, kasihan kan kalau anaknya ga bisa di sekolahkan. S : Yang penting kalau kami sih merasa ini sudah cukuplah, banyak kali juga

nanti bisa bahaya. Perempuan/laki-laki sama saja, ini sudah jaman emansipasi, sama aja anak laki perempuan yang penting sukses kita bikin anak-anak yang sudah dititipkan Tuhan sama kita. Hahaha...

I : Ia betul itu dek, intinya bersyukur selalu.

Keluarga besar yah tetap dukung saja berapapun anaknya, yang penting bahagia. Palingan kalau kumpul-kumpul jadi rame kami dek.

(6)

Informan ID : 5

S : Saya sebenarnya setuju, tapi yang satu lagi terlanjur. Mau kek mana dek, kebablasan yang bungsu, jadinya tiga orang anak kami.

Banyak anak banyak rejeki itu istilah dulu dek, saat pendidikan itu tidak penting.

I : Sebenarnya saya juga lebih setuju dua anak cukup tapi bolehlah gak apa-apa paling banyak tiga.

S : Idealnya sih pasangan, tapi menurut saya 2 anak laki-laki dan satu anak perempuan itu bagus.

I : Neneknya pengen anak laki-laki lebih banyak 70% dan anak perempuan 30% aja dalam keluarga, tapi sebenarnya kalau kami sama aja sih yang penting bisa kami urus lah.

Informan ID : 6

S : Wahh, enggak setuju lah dek. Kalau Cuma dua sepi kali rumah.

I : Ia dek, kami sukanya isi rumah itu selalu ramai. Kalau sikit, nanti udah besar mereka pun kan sekolah, cari kerja kemana-mana. Kalau banyak kan masih bisa ada jarak sama kakaknya sekolah.

S : Banyak anak banyak rejeki itu benar dek, karena kalau jadi orang anak kita itu apa ga bangga kita? Apa ga enak kita nanti? Jadi banyak lah keturunanku nanti.

I : Yah, kalau banyak anak kan dek, kalau mereka sukses kita juga yang bahagia. Kalau kami 5 anak ini sudah cukup lah dek, saya juga sudah tidak bisa hamil lagi. Resiko tinggi kalau mau punya anak lagi.

S : Perempuan atau laki sama saja, kebetulan anggotaku agak timpang hanya satu gadisku. Tapi biarlah dijaga abang adeknya dia nanti.

Ibu saya selalu bilang, berapapun anak disyukuri saja, diurus dan dididik dengan baik, kalau kita baik, anak kita juga baik pastinya.

(7)

Pertanyaan 2 : Perilaku Pasangan Usia subur terhadap keluarga berencana.

Informan ID : 1

S : Keluarga berencana itu program yang dibuat pemerintah untuk mengurangi banyaknya jumlah penduduk dengan cara mengurangi kelahiran.

Perlu dek terlibat dalam program keluarga berencana karena selain mengatur jumlah anak, dengan KB kita bisa mengatur jarak kehamilan juga dek.

I : Banyak lah jenis KB ada suntik, spiral, kondom, trus kb alamilah kayak yang kami pakai.

Informan ID : 2

S : KB itu cara penjarangan kehamilan yang merupakan program pemerintah untuk membatasi jumlah anak dan menjarangkan kelahiran. Iya kan ma?

I : Ia. Betul itu, setauku juga itu, soalnya itu masalah sekarang di negara ini. Semakin banyak yang lahir, semakin banyak calon pengangguran. Ada kaitannya itu kan dek? Makanya pemerintah buat program yang menghimbau masyarakat supaya ikut KB. Jangan pula sampe kayak negara Jepang atau Cina itu, disana anak cuma boleh satu, selebihnya kenak denda atau dihukum ntahlah. Yang penting di negara kita masih toleransi.

Kami terlibat dek, tapi kami yang pakai metode alami aja.

Jenis KB banyak lah kalau kami pake kb kalender aja, ada juga kb suntik, pil, susuk, spiral.

S : Kontrasepsi mantap atau dipotong pas operasi, itu kemarin ditawarkan di rumah sakit kan kakakmu operasi pas melahirkan, tapi kami ga mau dek, masih mau nambah satu soalnya.

(8)

Informan ID : 3

S : Keluarga berencana itu program pemerintah untuk menekan jumlah penduduk dengan membatasi kehamilan dan kelahiran.

I : KB itu metode kontrasepsi untuk merencanakan jumlah anak pa.

Kami terlibat dek dengan metode sederhana yang lebih praktis dan alami. S : Jenis KB yang kami tau ehmm, tembak luar, asi, kalender, pil, suntik,

spiral, operasi, susuk, pake kondom juga, itu ajalah kayaknya.

Informan ID : 4

S : Keluarga berencana itu adalah merencanakan keluarga yang bahagia dengan memiliki cukup anak dengan jarak yang pas.

I : Ya, sekalian supaya penduduk dapat lebih terkendali. Udah banyak kali manusia soalnya.

S : Terlibat dalam keluarga berencana itu penting, karena kita bisa membatasi jumlah anak yang mau dilahirkan.

I : Banyak dek, ada susuk, spriral, suntik, pil, hormon, diikat, ya kalau kami masih pakai cara tradisional, kayak metode ASI, hitungan masa subur, tembak luar, dari lendir juga bisa tau dek masa subur.

Informan ID : 5

S : Merencanakan dan membatasi jumlah anak secara terkoordinir, supaya ada jarak kelahiran dan membatasi jumlah anak juga.

Sangat perlu dek, karena itu sangat membantu pasangan dalam merencanakan kehamilan, jumlah anak dan jarak usia antara anak yang satu dan yang lainnya

I :Jenis KB yang saya ketahui spiral, KB alami, Implant, Pil, dan Suntik hanya itu yang saya tau, kalau kurang tambahi ya dek.

Informan ID : 6

S : Keluarga berencana itu program pemerintah yang menganjurkan 2 anak, padahal ga semua orang mau punya anak hanya 2. Hahaha..

(9)

I : Bukan pa, keluarga berencana itu kan program yang dianjurkan pemerintah untuk mengurangi kelahiran, karena masyarakat indonesia ini semakin padat.

S : Ia ma, anggota keluarga kita yang juga ikutan bikin padat. Hahahah.. I : KB banyak dek, ada hormon, AKDR, ada tradisional, ada dengan alat,

(10)

Pertanyaan 3 : Perilaku Pasangan Usia Subur Tentang Metode Kb Alamiah.

Informan ID : 1

I : Kami lebih senang metode alami dek, karena itu dilakukan bersama pasangan. Contohnya kan tembak luar, itu kan harus keduanya terlibat. Pakek kondom juga gitu, kan itu sudah melibatkan 2 orang atau pasangan. Jadi ga cuma istri aja terus yang terlibat kayak disuntik, pasang spiral, susuk atau lainnya.

S : Metode alami itu dek, metode KB yang dilakukan tanpa bahan kimia atau tanpa tindakan medis.

Metode ini lebih gampang dipraktekakakan, terus juga praktis, hanya butuh sedikit konsentrasi saja.

I : Metode yang pernah kami coba paling sering tembak luar, pakai kondom, metode perhitungan masa subur atau kalender, ya itu ajalah dek.

Metode alami itu simpel, terus ga ada efek samping. Yang lain banyak efek sampingnya. Takut ibu.

Sampe sekarang alhamdulilah berhasil, belum pernah kecolongan. Meskipun pernah tertembak didalam tapi ga sampe hamil, mungkin pas lagi gak masa subur dek, jadi aman.

S : Nah, kalau tembak luar ini kan dek gak puas kadang, soalnya harus fokus untuk mencegah nembak didalam jadi ga maximal lah dek. Adek kan udah dewasa, bidan lagi, jadi gapapa lah ya saya ngomongnya blak-blakan begini.

I : Kalau masa subur kadang ibu ngitungnya ini yang males, soalnya haid ibu ga teratur dek, jadi pake-pake rumus, kadang ibu lupa nyatet tanggal, jadi makanya lebih sering pake cara tembak luar.

Antisipasi hamil ya kadang pake kondom, atau minum pil aja 2 butir (Postinor). Sampe sekarang ga pernah gagal lah.

Informan ID : 2

S : Kalau itu dek istri saya yang tau jawabannya.

I : Saya lebih suka pake KB alami karena lebih sedikit resikonya dek. Hanya satu resiko yang paling besar yaitu hamil, nah karena anak saya

(11)

masih dua jadi menurut saya itu ga masalah, lagian kami berencana untuk buat anak satu lagi jadi gak apa-apa kan kalau saya hamil lagi. Saya takut dek minum pil, suntik apalagi yang susuk sama spiral itu kan dimasukakakan dalam tubuh jadi saya takut ga cocok lah atau apa nanti resikonya. Mamak teman anak saya disekolah pakai suntik dari langsing kali jadi gembrot sekarang dek, dulu dia masih anak pertama cantik putih, sekarang udah hitam, banyak flek di wajahnya, makanya saya ga mau ambil resiko.

S : Nah itulah dek, kalau laki-laki masalah itu kan ngikut aja. Kalau istri ga cocok ngapain kita paksakan dia. Kalau saya yang penting istri saya nyaman, ya saya setuju aja.

I : Metode Kalender, kan itu harus tau masa subur. Kalau pas masa subur atau dekat-dekat masa subur kami pake kondom aja dek. Berhasil dek, saya dari anak pertama pakai metode ini, kehamilan anak kedua itu terencana. Jadi pas mau hamil lagi, dimasa subur suami saya ga pake kondom lagi. Hanya dua atau tiga bulan kami pakai cara itu saya hamil. Jadi KB alami ini sangat membantu kami dek. Ini juga mau pake cara itu lagi supaya anak ketiga jaraknya dengan abangnya jangan dekat kali. Saya tidak ada keluhan menggunakan metode ini, karena kebetulan haid saya teratur sekali, jadi semuanya gampang, bisa direncanakan dengan baik, makanya saya senang menggunakan metode ini. Saya juga menganjurkan sama beberapa teman saya, tapi ya pilihan tergantung mereka lah. Ya belum pernah gagal lah dek, jadi kami enjoy-enjoy aja. Hahahaha.

(12)

Informan ID : 3

I : Karena yang saya tau metode hormonal itu efek samping nya banyak. Jadi saya lebih memilih metode KB alami, dan kebetulan saya cocok dengan metode ini. Kan saya pakai sistem kalender, yaudah pas masa subur kalau kebetulan pengen campur tinggal pakai kondom atau tembak diluar aja dek, itu kan juga cara kb juga kan? Selama ini belum ada keluhan apapun lah, karena itu kan semuanya kita dan pasangan yang atur.

S : Mudah-mudahan ga pernah kami gagal dek, berhasil kog yang kami coba selama ini.

Informan ID : 4

I : Alasan memakai keluarga berencana alami, karena cukup simple dan praktis. Kalau pakai pil harus diminum setiap hari, nah kalau lupa gimana? Apalagi saya kurang suka minum obat-obat begitu. Kalau suntik harus rutin, minimal 3 bulan sekali. Kalau spiral takut ahh, dimasukin kedalam rahim manatau bahaya lho.

S : Metode alamiah itu menurut saya metode sederhana dalam mengatur kehamilan. Ga banyak aturan juga, pokoknya cukup gampang untuk dipraktekakakan.

I : Saya waktu melahirkan anak yang ketiga, pake metode ASI, kata bidan saya itu bisa menjarangkan kehamilan atau sebagai alat KB. Tapi rupanya hamil lagi, jadi sekarang saya pake yang sistem kalender saja. Metode ini cukup berhasil dek, dan kami juga sepakat pakai metode ini saja. Lebih gampang menghitung masa subur dibandingkan harus ke klinik untuk suntik.

(13)

Informan ID : 5

S : Keluarga berencana alami itu melibatkan dua orang yaitu suami dan istri. Jadi menurut saya metode ini membuat kita sama-sama terlibat dalam program ini. Kalau metode suntik, metode pil, metode susuk dan semua yang hanya melibatkan istri saja itu tidak adil buat perempuan. I : Kami memilih metode ini karena itulah dek. Lagipula kalau pakai yang

seperti susuk, pil, suntik nanti itu cocok-cocokan, sedangkan saya orang yang gampang alergi terhadap sesuatu. Jadi kalau alami kan ga ada masalah. Banyak teman yang ngeluh ga haid lah, ada yang kalau haid banyak keluar darah lah, ada yang makin gembrot lah, ada yang payudaranya sakitlah, mukanya jadi banyak flek, yang pakai spiral ga nampak benangnya. Kan serem dek.

S : Mungkin yang jadi masalah memamakai metode alamiah ini palingan kalau hamil lagi. Hahaha... Eh tapi metode yang pake suntik, susuk dan lainya itu juga bisa kog hamil lagi dibuatnya. Kawan saya istrinya hamil lagi, padahal dia minum pil, tapi semenjak minum pil istrinya jadi makin gemuk. Makanya saya larang istri saya.

I : Kami pakai metode kalender. Haid saya teratur jadi lebih gampang hitungannya. Siklus haid saya 28 hari, jadi 14 hari sesudah dan 14 hari sebelum itu puncak masa subur saya.

S : Kalau dia lagi masa subur, palingan kami pake metode satu lagi, pake kondom atau tembak diluar. Jadi aman kan..

Ya supaya ga salah pake kondom lah dek. Antisipasi kehamilan ga terlalu kami pikirkan. Kalau hamil ya udah kita urus aja sampe besar. I : Tapi belum pernah lah dek kita gagal. Semoga tetap berhasil kami

dengan metode ini.

Informan ID : 6

I : Alasannya karena saya suka, ga ribet, ga perlu bolak-balik ke klinik, ga banyak masalah. Temen saya yang suntik-suntik jadi jelek, kulitnya kusam, jerawatan, ah pokoknya banyak masalah mereka dek. Aku mana mau kayak gitu, karena saya kerja dibidang pelayanan jadi harus tetap jaga body, jaga kulit, jaga semua lah, jangan sampe saya jadi jelek

(14)

cuma karena pakai KB suntik. Pekerjaan saya menuntut untuk selalu tampil cantik dan maksimal, jadi ga berani macem-macem saya dek. Sampai sekarang aja saya pakai bedak milih-milih.

S : Itulah dek, kalau wanita ini banyak kali pertimbangannya, jadi kalau masalah begini saya ikut istri aja.

I : Metode yang kami pakai sistem kalender. Jadi udah dibuletin tanggal di kalender pake spidol merah, kalau masa subur jangan campur. Hahhaha, untung papa anak-anak ngerti.

S : Apalagi udah lima orang anak kami dek, hati-hati sekali kami kalau udah masa subur, nanti kalau terlanjur lagi jadi setengah lusin anak kami. Hahaha.

I : Untuk mencegah hamil, kalau ragu dengan tanggal deket-deket masa subur saya suruh suami pakai kondom atau jangan tembak didalam. S : Anak kelima ini akibat kebablasan juga ini dek. Hahaha.. kayaknya

(15)

Pertanyaan 4 : Perilaku Pasangan Usia Subur Terhadap Penggabungan Metode Kontrasepsi Lainnya.

Informan ID : 1

S : Bisa dek digabung, itulah kalau udah kebablasan istri saya palingan minum pil KB 2 butir. Tapi itu jarang kali dek, kami kalau mau yang enak ya pake kondom aja lah.

I : Kadang minum “Postinor” juga dek, tapi jarang banget, soalnya kami selalu kendalikan diri lah.

Sampai sekarang metode ini aman-aman saja, kalau udah masa subur kegagalannya baru minum pil. Dan alhamdulilah sampe sekarang ga sampe hamil lah. Kami tiga anak sesuai dengan rencana semua kelahirannya.

Metode lain, pernah dengar sih dengan melihat lendir kita, kalau kental katanya masa subur. Pernah coba juga sih, tapi saya ga begitu memperhatikan lendir saya juga.

Informan ID : 2

I : Ooo, untuk apa digabung dengan metode lainnya? Kalau udah cocok dengan satu metode ya udah itu aja.

S : Mungkin maksudnya kalau udah terlanjur atau takut gagal ya dek? I : Kalau udah terlanjur ya minum pil anti hamil aja dek, gampang kan.

Tapi kami ga pernah coba menggabungkan dek, karena sampai sekarang metode yang saya pakai cukup berhasil. Mungkin suatu saat nanti kalau saya ga mau hamil lagi tapi sudah salah hitung masa subur, untuk antisipasi hamil ya saya minum pil saja, nama pil KB nya “Postinor”.

Informan ID : 3

I : Sampai saat ini saya hanya pakai sistem kalender ini dek digabung dengan metode senggama terputus atau pakai kondom saja. Hanya

(16)

menurut bidan saya kalau takut hamil pas sudah terlanjur maka minum pil aja, ya saya sih ga pernah coba.

Informan ID : 4

I : Sepengetahuan saya bisa dek, saya juga pernah dikasitau sama bidan saya, kalau misalnya takut hamil, setelah campur boleh minum pil. Cuma sekali saya pernah coba, pakai “Postinor” kalau ga salah namanya.

Informan ID : 5

I : Pengalaman kami sih pernah kami menggabungkan juga pakai pil KB dek, tapi bukan berarti itu jadi pilihan kami dalam ber-KB. Cuma dua kali kalau ga salah kami pakai pil. Itupun karena udah mendesak kali, lupa nama pil nya, udah lama dek.

Informan ID : 6

I : Kalau masalah menggabung dengan metode lain ga pernah. Sampai sekarang masih pakai sistem kalender aja. Ohh, pakai kondom lah, itu kan bukan alami, itukan dengan alat yaa dek. Kami penggabungannya dengan pakai kondom.

(17)

Pertanyaan 5 : Sumber Informasi.

Informan ID : 1

S : Informasi tentang KB udah banyak sekarang dek, di iklan televisi ada paling sering iklan kondom sutra, di poster puskesmas, ya paling banyak dapat informasi dari bidan lah dek.

I : Dari bidan lah paling banyak dapat ilmu tentang KB ini, terus dari ibu dan mertua saya, dari teman, dari eda-eda saya yang sudah lebih pengalaman juga. Pokoknya banyak dek.

Ya kalau saya sih paham yaa, makanya bisa berhasil praktiknya.

S : Informasi yang didapatkan bermanfaat buat kami lah, jadi kami bisa mempraktekakakan dalam keluarga kami. Kadang kita harus belajar dari pengalaman orang, biar kita bisa berhasil dalam melakukan sesuatu.

Informan ID : 2

I : Dari bidan yang nangani saya juga dek lebih banyak lagi, trus dari dokter juga.

Kalau info tentang kesehatan begini lebih enak dengarin dari bidan sih dek, karena kadang dokter kakak ga begitu banyak kasi penyuluhan, soalnya pasiennya banyak, jadi ga sempat banyak-banyak kali bicara.Cukup puas lah dek, ditambah lagi wawasan dari teman.

Informan ID : 3

S : Dari bidan dek, karena istri saya selama hamil, melahirkan selalu sama bidan berobatnya. Jadi ya semua informasi kesehatan dapatnya dari bidan.

I : Tapi sudah mulai ada iklan kondom di televisi yaa, diatas jam 9 malam biasanya banyak muncul. Yang angkat beban itu cowoknya, hahaha..

Informan ID : 4

I : Saya banyak dapat informasi dari bidan dek, saya kan melahirkan di bantu oleh bidan. Waktu saya melahirkan anak yang kedua ditawarkan

(18)

tentang KB sama bidannya. Karena saya memilih untuk keluarga berencana alami ya dijelaskan sama bidannya. Saya paham dengan metode yang disampaikan, meskipun hari itu saya sudah dikasitau sama bidan itu kalau metode ASI kurang efektif tapi saya tetap coba. Karena gagal, makanya saya diajarin pakai metode alamiah yang lain.

Informasinya cukup jelas, saya senang sama ibu (bidan) itu karena dia sabar dalam menjelaskan apa yang kita tanyakan.

Informan ID : 5

I : Dari dokter, dari bidan, dari mertua, dari ibu saya, dari puskesmas. Banyak lah dek. Cukup dapat kami paham dek, karena kalau dari bidan dia jelas memberi informasi.

Informan ID : 6

I : Kami mendapat informasi dari dokter, karena saya lebih banyak konsul ke dokter masalah ini dek. Ada juga dari bidan, karena saya pernah melahirkan ditolong bidan, jadi bidannya juga menganjurkan saya ber-KB saat itu. Banyak informasi yang saya dapat tentang ber-KB ini juga dari teman – teman tapi kalau dari mereka yang efek sampingnya paling banyak.

(19)

Pertanyaan 6 : Peran Petugas Kesehatan.

Informan ID : 1

S : Peranan petugas kesehatan banyak lah dek, bidan istri saya banyak kasi penyuluhan kalau kami kesana. Karena istri saya sering konsultasi sama bidannya.

I : Betul dek, kemarin waktu hamil si bungsu kakak sudah dikasi penyuluhan untuk pakai KB, tapi kakak lebih suka yang sederhana saja. Bidan kakak juga yang ajarin kakak teknik kelender, cara menghitung masa subur, dia juga yang bilang kalau keceplosan pake postinor aja. Menurut kakak sih sekarang petugas kesehatan peduli sih, tapi ga tau juga ya apa karena dia bidan swasta makanya jadi lebih peduli.

Yang dianjurkan sih pertama selesai melahirkan itu suntik, tapi karena kakak ga mau pake hormon (takut ga cocok), spiral juga takut makanya bidan kakak sarankan pakai metode ASI dan kalau berhubungan tembak luar atau minimal pake kondom.

S : Ngobrol-ngobrol begitu lah dek. Palingan kalau ada penyuluhan sesekali. Kami jarang ke Puskesmas, paling kakak mu yang mash rajin ke posyandu karena bawa adekmu kan.

I : Kadang mau dek di posyandu juga dibuat penyuluhan, kalau mahasiswa sering pake poster bagi-bagi kertas penyuluhan, mau pake infokus juga.

Informan ID : 2

S : Seperti yang saya bilang tadi, peran mereka cukup besar. Kami dapat info kesehatan paling banyak sama mereka, dan kami cukup puas dengan pelayanan mereka.

I : Ia dek, apalagi kalau sama bidan saya, dia itu menjelaskan bagus dan detail. Orangnya juga ramah. Kalau orang di puskesmas kan kalau penyuluhan secara menyeluruh, jadi kadang kita kalau nanya ya sekedarnya saja.

Itulah dek, karena saya ga mau KB hormon, makanya bidan saya anjurkan metode kalender. Katanya lebih gampang karena siklus haid saya teratur.

(20)

Metode penyuluhannya, ehmm kayak seminar gitu ada yang bicara di depan. Terus nanti dibagikan leaflet untuk kami bawa pulang. Tapi kalau penyuluhan sama bidan saya, kami face to face dek, lebih personal.

Informan ID : 3

I : Bagus, saya mengerti kalau dijelaskan sama bidan saya. Suami saya juga selalu diberikan informasi yang sama kalau dia ikut antar saya. Kan sebenarnya program KB ini untuk sepasang dek, bukan cuma untuk istri aja.

S : Mulai dari anak ke dua kami sudah dianjurkan untuk terlibat KB dek. Istri saya ga mau, jadi kami minta pake metode alami aja.

I : Yang dianjurkan metode kalender, itu yang diajarkan sama bidan saya dek. Metode yang digunakan dengan bicara seperti ini lah dek, dia ajarkan saya ya pake kalender. Hehehehe..

Informan ID : 4

I : Peran petugas kesehatan sangat penting lah dek, kalau ga diajarin betul sama ibu itu pasti gagal lagi lah kami. Ya pas melahirkan anak kedua dia tawarin langsung, jadi menurut saya bidannya peka dengan apa yang kita butuhkan. Karena saya baru selesai melahirkan hari itu ya disuruh dulu pake metode ASI, sekarang disuruh pake metode kalender lah. Penyampaiannya seperti metode konsultasi dek, kayak kalau kita berobat nanya-nanya begitulah, trus dijawab sama bidannya.

Informan ID : 5

S : Menurut saya untuk mendapatkan informasi yang pasti itu ya harus sama petugas kesehatan. Karena kalau masyarakat awam lebih banyak mempercayai mitos dibanding fakta. Jadi petugas kesehatan sangat berperan penting dalam hal ini.

I : Kalau dokter selalu mau menjawab pertanyaan kami. Di prakteknya pun banyak leaflet tentang info kesehatan. Dokter menyarankan kami untuk terlibat supaya bisa mengatur jarak kehamilan. Dengan konsultasi kami dibimbing sama dokter.

(21)

Informan ID : 6

S : Petugas kesehatan kayak dokter banyak kasi info sih dek, kami lebih percaya dengan jawaban medis dibanding info yang ga jelas.

I : Karena kan mereka udah belajar tentang itu, mendalami tentang itu. Jadi kami lebih yakin. Tapi pengalaman teman-teman saya juga penting untuk jadi bahan pertimbangan kami dek.

Kalau dokter kami bagus menjelaskannya, kalau konsultasi dia mau menjawab semua pertanyaan kami. Dokter menganjurkan metode kalender lah dek, karena saya benar-benar ga mau pakai metode hormonal tau spiral.

Referensi

Dokumen terkait

Pernyatan di atas ialah petikan wawancara dengan Bapak Abdul Manan, S.Ag., mengatakan bahwa faktor yang mendukung pola pengembangan materi Pendidikan Agama Islam

Dengan nilai VSWR tersebut, antena mikrostrip akan dapat menangkap frekuensi access point yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz dengan baik.

1. Kegiatan pembelajaran materi mufrodat dengan menggunakan metode kartu bergambar pada siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Raudatusshibyan Kabupaten BanjarTahun

Pengujian hipotesis penelitian digunakan analisis korelasi. Signifikansi korelasi diuji pada tingkat kepercayaan 5%, untuk membuktikan apakah ubahan-ubahan

Dalam permendiknas yang telah dipaparkan, bahwasanya proses belajar mengajar tidak akan efektif, kondusif, aktif dan menyenangkan kecuali sarana prasarana memenuhui

Pada penelitian sebelumnya telah dihasilkan rancangan peta strategi yang memuat tujuan-tujuan strategis ( strategic objectives ) dan indikator ( lead dan lag ) dari

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pada tahap pra siklus daya ingat 8 siswa kelas VIII-A MTs Negeri 2 Kudus sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok

Walaupun ni’mat yang diturunkan Allah ke dunia ini hanya 1% saja, akan tetapi bagi ukuran kita, atau bagi ukuran duniawi, sudah merupakan ni’mat yang sangat banyak, karena dari