• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan suatu bangsa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan suatu bangsa."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan suatu bangsa. Isjoni (2006) menyatakan bahwa pendidikan adalah ujung tombak suatu negara. Tertinggal atau maju sebuah negara sangat tergantung kondisi pendidikannya. Semakin berkembang kondisi pendidikan, semakin besar dan maju negara itu. Negara akan maju bila sektor pendidikan sebagai kunci pembangunan menjadi skala prioritas. Negara-negara besar dan maju menyadari bahwa pembangunan sektor pendidikan sebagai kunci sukses pembangunan negara, sehingga menomorsatukan pembangunan sektor pendidikan, dan tidak segan-segan menargetkan 30-40 persen anggaran pendapatan dan belanja negaranya untuk sektor pendidikan dimaksud .

Mengingat pentingnya peran pendidikan, maka di manapun di belahan negeri ini, pendidikan harus dapat diselenggarakan secara optimal. M. Sobry Sutikno (2006) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor prioritas yang perlu dibangun dan ditingkatkan mutunya, baik di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan. Pendidikan adalah aset masa depan dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap daerah dituntut menciptakan pendidikan yang bisa meningkatkan kualifikasi sumber daya manusianya sesuai dengan situasi dan kebutuhan daerah. Pendidikan akan sangat bermakna apabila

(2)

pendidikan tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.

Namun demikian, penyelenggaraan pendidikan di beberapa daerah masih menghadapi banyak kendala. Di antaranya adalah hambatan penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

Kabupaten Kepulauan Yapen adalah sebuah kabupaten kepulauan yang terdiri dari sebuah pulau besar yaitu pulau Yapen yang membujur dari timur ke barat dan diapit oleh beberapa pulau-pulau kecil yaitu pulau-pulau Mionsnon di sebelah barat, pulau Nauw dan pulau-pulau Ambai di sebalah selatan, pulau Kurudu di sebelah timur serta pulau Miosindi di sebelah utara dan dikelilingi oleh samudra Pasifik di sebelah timur, laut Sorenarwa di sebelah utara, teluk Wondama di sebalah barat dan laut Saireri di sebelah selatan. Kabupaten Kepulauan Yapen terletak antara kabupaten Biak-Numfor dan kabupaten Supiori di sebelah utara, kabupaten Manokwari dan kabupaten Wondama di sebelah barat, kabupaten Nabire dan kabupaten Waropen di sebelah selatan, kabupaten Mamberamo Raya di sebelah timur. Letak geografis Kabupaten Kepulauan Yapen 100 persen dikelilingi lautan yang menantang . Topografi pulau Yapen bergunung-gunung yang tinggi dan berbukit-bukit yang terjal hingga ke tepi laut sehingga sangat menyulitkan dibukanya infrastruktur jalan darat “ Trans Yapen “ untuk membuka isolasi daerah-daerah terpencil. Letak kampung-kampung di pesisir pantai dan terpencil dari jangkauan kota kecamatan maupun ibu kota kabupaten. Faktor letak geografis, faktor topografi, faktor demografi serta faktor-faktor kesulitan lainnya sangat mempengaruhi anak lulusan SMP di kampung-kampung daerah terpencil untuk masuk ke SMA.

(3)

Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi meningkatnya angka kegagalan sekolah maupun putus sekolah yang semakin meningkat, kualitas belajar siswa menurun dan akan terjadi kesenjangan sosial yang mengakibatkan terjadinya kenakalan remaja, a-moral dan dampak sosial lainnya yang cenderung meresahkan kehidupan masyarakat di kampung.

Kondisi tersebut di atas memerlukan penanganan tersendiri sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada. Terlebih lagi, dengan adanya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan yang bercorak kedaerahan sangat memungkinkan. Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Sam M. Chan dan Tuti T. Sam (2007), bahwa pemberlakuan Undang Undang RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Otonomi Daerah menuntut dan memberikan adanya kemungkinan pengelolaan dan pengembangan pendidikan dari yang sentralistik kepada yang desentralistik pada suatu wilayah dalam suasana yang lebih kondusif dan dalam wawasan yang lebih demokratis.

Untuk Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua dengan karateristik daerah yang dikelilingi laut serta letak geografis yang sulit diperlukan suatu upaya sebagaimana disampaikan Tilaar (2006:103) dalam Manajemen Pendidikan Nasional - Suatu Kajian Pendidikan Masa Depan untuk Daerah Terpencil, Kepulauan dan Daerah Perbatasan menyatakan bahwa ada empat aspek pertimbangan penting tentang mengapa daerah-daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan sangat perlu mendapat perhatian khusus, yaitu ; (1) adanya azas pemerataan pembangunan, (2) untuk kepentingan penanggulangan kemiskinan, (3)untuk meningkatkan wawasan nusantara, (4) untuk peningkatan martabat dan kualitas manusia. Tujuan Utama pendidikan di daerah terpencil,

(4)

kepulauan dan perbatasan untuk jangka menengah dan jangka panjang adalah untuk mengangkat martabat manusia kepada hidup yang lebih layak sehingga dapat ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan. Tilaar menyampaikan pula bahwa ada empat pendekatan untuk mencapai tujuan utama pendidikan yaitu ; (1) pengadaan dan penempatan guru dalam suatu paket yang dilaksanakan melalui Lembaga Pengkajian Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terdekat, (2) pengelolaan pendidikan melalui daerah tingkat II atau kota madya, (3) pelaksanaan kurikulum yang sarat dengan muatan lokal, (4) keterkaitan pendidikan dengan sektor-sektor lain secara terpadu.

Bahkan secara khusus, untuk Provinsi Papua diberlakukan otonomi khusus sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua, Bab XVI, Pasal 56 Ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Papua bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan di Propinsi Papua. Dalam ayat 3 dinyatakan bahwa setiap penduduk Provinsi Papua berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan tingkat sekolah menengah dengan beban masyarakat serendah-rendahnya.

Sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Bab XVI Pasal 56 Ayat 1, telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pembangunan Pendidikan Papua, Bab VII Pasal 20 yang menyatakan bahwa pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan dan dunia usaha dapat menyelenggarakan pendidikan dengan

(5)

fasilitas asrama dan semi asrama yang disesuaikan dengan kebutuhan, lingkungan dan usia peserta didik dengan tetap mengakui dan menghormati tradisi dan kebudayaan masyarakat setempat.

Meskipun setiap daerah memiliki model dan kebijakan pengelolaan pendidikan yang beragam sesuai dengan potensi daerah masing-masing, tetapi tujuan yang dicapai tetap sama. Yaitu merujuk pada tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar berkembang menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selain itu, pengelolaan pendidikan di berbagai daerah tetap harus memegang teguh prinsip-prinsip dalam penyelenggaraan pendidikan. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Bab III, Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 4 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa ; (1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, (2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multi makna, (3) Pendidikan diselenggarakan sebgai suatu

(6)

proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, (4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses poembelajaran, (5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat, (6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

Aziz Wahab (2007:373) menyatakan pula bahwa sistem pendidikan daerah / lokal yang dilaksanakan harus berdasarkan kebutuhan daerah dan karateristik daerah. Hal tersebut sebagimana tertuang di dalam Perubahan Undang-Undang Dasar RI 1945 (Perubahan Keempat) yang secara jelas mengemukakan bahwa pemerintah mengusahakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Kebijakan Pemerintah Provinsi Papua dalam Renstra Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2000 - 2015 Bidang Pendidikan, menetapkan Sistem Sekolah Berasrama sebagai suatu alternatif utama pelaksananan pendidikan di daerah terpencil dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan pembentukan karakter generasi baru Papua yang berakhlak mulia. Kebijakan tersebut ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pembangunan Pendidikan di Provinsi Papua yang diimplementasinya telah dituangkan ke dalam RPJM Bidang Pendidikan pada masing-masing kabupaten dan kota.

(7)

Kebijakan Pemerintah Propinsi Papua tentang Pembangunan Bidang Pendidikan - Sekolah Berasrama dimaksud telah diakomendir oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen ke dalam Renstra Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2000 – 2005 dan Tahun 2006 - 2011 Bidang Pendidikan, yang menetapkan pula Sistem Sekolah Berasrama sebagai suatu alternatif utama pelaksananan pendidikan di daerah terpencil dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan pembentukan karakter generasi baru Kepulauan Yapen yang berakhlak mulia. Dengan demikian, maka Sekolah Berasrama menjadi salah satu upaya optimalisasi penyelenggaraan pendidikan di Provinsi Papua secara khusus di Kabupaten Kepulauan Yapen. Realisasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen tentang Pembangunan Bidang Pendidikan - Sekolah Berasrama tersebut, maka telah di bangun sebuah Sekolah Menengah di Distrik Yapen Timur yaitu SMA Negeri Unggulan Dawai.

Dengan dibangunnya Sekolah Berasarama - SMA Negeri Unggulan Dawai diharapkan para siswa lulusan enam SMP di daerah terpencil di Distrik Warironi, Distrik Yapen Timur, Distrik Raimbawi dan Distrik Pantura dapat melanjutkan sekolah. Faktor pemondokan yang selalu menjadi salah satu penyebab terjadinya siswa putus sekolah yang cukup tinggi telah teratasi dengan sistem sekolah berasrama, dimana siswa dapat masuk asrama dan bersekolah. SMA Negeri Unggulan Dawai dibangun dan ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen sebagai SMA Negeri Unggulan atas pertimbangan bahwa sekolah tersebut dibangun dan dioperasikan kegiatan pembelajarannya dengan sistem sekolah berasrama agar dapat unggul dalam pembentukan

(8)

karakter untuk pengembangan disiplin belajar siswa dan peningkatan kualitas belajar siswa bagi mata pelajaran bidang eksat.

Hal tersebut sebagimana yang disampaikan oleh Nanang Fattah (2004:110) bahwa sekolah berpenampilan unggul merupakan alternatif baru dalam pendidikan yang menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah yang memfokuskan kegiatan belajar pada perbaikan proses pendidikan. Sekolah unggul adalah sekolah yang efektif (effective school) yang menekankan pentingnya pemimpin yang tangguh dalam mengelola sekolah dan meningkatkan kegiatannya dalam menyampaikan pelayanan yang bermutu kepada murid. Fattah menyatakan pula bahwa ada enam indikator yang menunjukkan sekolah berpenampilan unggul yaitu ; 1) sekolah memiliki visi dan misi untuk meraih prestasi, 2) semua personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi untuk berprestasi, 3) adanya program pengadaan staf sesuai dengan perkembangan iptek, 4) adanya kendali mutu yang terus menerus (quality control), 5) adanya perbaikan mutu yang berkelanjutan (continous quality inprovement), 6) adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid dan masyarakat.

Panduan kegiatan asrama berpedoman kepada Surat Keputusan Badan Pengelola Pendidikan Berpola Asrama Provinsi Papua Nomor 02/SK-BPPA/IJ/1996 tentang Sistem Organisasi dan Manajemen Asrama, dan Surat Keputusan Badan Pengelola Pendidikan Berpola Asrama Provinsi Papua Nomor 04/SK-BPPA/IJ/1996 tentang Sistem Pembinaan Siswa di Asrama. Pembentukan karakter siswa dalamm upaya pengembangan disiplin belajar siswa untuk peningkatan kualitas hasil belajar siswa merupakan prioritas

(9)

kegiatan pembelajaran di SMA Negeri Unggulan Dawai. Input, proses dan output SMA Negeri Unggulan Dawai akan menjadi barometer kegiatan pembelajaran sekolah menengah di Kabupaten Kepulauan Yapen.

Kelemahan - kelemahan yang diakibatkan letak geografis dan topografis, faktor demografis, faktor iklim dan cuaca terhadap pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah : (1) Sekolah - sekolah pada kampung - kampung yang jauh dan terpencil tidak mendapat pelayanan pendidikan secara merata dan optimal baik tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana, sehingga tidak adanya peningkatan kualitas belajar siswa (Hasil UN dan UAS statis bahkan cenderung menurun dari tahun ke tahun) ; (2) Karena tidak adanya pemondokan pada SMA dan/atau SMK di daerah perkotaan bagi siswa tamatan SMP yang datang dari kampung - kampung yang jauh dan terpencil untuk bersekolah / melanjutkan pendidikan, maka terjadi angka putus sekolah yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun ; (3) Terjadi kesenjangan sosial dalam kehidupan remaja kampung yang nota bene adalah siswa SMP putus sekolah sehingga mengakibatkan adanya tingkat kenakalan remaja yang cukup tinggi. Hal tersebut berdampak pula terhadap kehidupan sosial, budaya dan religi yang rendah serta partisipasi kerja yang kurang bahkan rendah dalam pembangunan kampung.

Dengan demikian, maka kedudukan asrama di dalam pendidikan berpola asrama menjadi sangat penting, karena akan menjamin terjadinya (1) Pelayanan pendidikan yang optimal, berdaya guna dan berhasil guna, (2) Peningkatan jumlah siswa SMP masuk / melanjutkan pendidikan pada SMA Negeri Unggulan Dawai, (3) Pembentukan karakter baru siswa yang berakhlak mulia

(10)

serta berdisiplin tinggi, dan (4) Peningkatan kualitas hasil belajar siswa (mutu pendidikan).

Kerugian - kerugian yang mungkin timbul seandainya masalah tersebut tidak diteliti yaitu (1) APK akan mengalami peningkatan sedangkan APM akan mengalami penurunan, (2) Kualitas hasil belajar siswa (mutu pendidikan) SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur statis bahkan menurun, (3) Akan terjadi kesenjangan sosial, budaya dan religi dalam kehidupan siswa di dalam kehidupan bermasyarakat, (4) Implementasi kebijakan pendidikan ke daerah-daerah terpencil kurang bahkan tidak terterlaksana, (5) Masyarakat kampung di daerah-daerah terpencil akan menjadi obyek pendidikan yang terlupakan.

Keuntungan - keuntungan yang mungkin diperoleh jika masalah-masalah tersebut diteliti yaitu (1) APM akan meningkat, (2) kualitas hasil belajar siswa (mutu pendidikan) pada SMA Negeri Unggulan Dawai akan meningkat, (3) Kehidupan sosial, budaya dan religi siswa dalam kehidupan bermasyarakat menjadi baik dan meningkat sehingga terbentuk suatu karakter generasi baru yang berakhlak mulia, (4) Implementasi kebijakan pendidikan dapat terlaksana dan menjangkau kampung-kampung di daerah-daerah yang terpencil, (5) Masyarakat kampung akan menjadi obyek pendidikan yang diprioritaskan untuk mencapai masyarakat kampung yang pandai, cerdas dan berkualitas.

Masalah peningkatan kualitas hasil belajar siswa (mutu pendidikan) SMA serta pembentukan karakter baru siswa yang berakhlak mulia yang dapat terbentuk dari sebuah Sistem Pendidikan Berpola Asrama pada SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen

(11)

Propinsi Papua yang menjadi obyek penelitian peneliti adalah Kajian Bidang Ilmu Administrasi Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan (S2) Konsentrasi Perencanaan dan Manajemen Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung.

Sejauh mana sistem sekolah berasrama pada SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Propinsi Papua dapat membentuk karakter siswa sehingga mampu mengembangkan disiplin belajar siswa, menjadi salah satu aspek yang perlu dikaji. Hal tersebut menjadi perhatian peneliti untuk diteliti sehingga dampak kemerosotan kualitas hasil belajar siswa dan kesenjangan sosial, budaya dan religi dapat ditanggulangi sejak dini dan teratasi.

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, perlu dirumuskan fokus penelitian. Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tentang ” Pola Asuh Pengembangan Disiplin Belajar Siswa untuk Pembentukan Karakter pada Sekolah Berasrama - Suatu Studi Kasus pada SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua ”.

Oleh karena kompleksnya masalah sekolah berasrama, maka permasalahan penelitian difokuskan pada ” Pola Asuh Pengembangan Disiplin Belajar Siswa untuk Pembentukan Karakter ”.

(12)

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini masalah dirumuskan dalam pertanyaan peneitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Profil Sekolah Berasrama - SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua ?

2. Bagaimana Manajemen Sekolah Berasrama - SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua ? 3. Bagaimana Pengembangan Disiplin Belajar Siswa untuk Pembentukan

Karakter pada Sekolah Berasrama - SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua ? 4. Bagaimana Nilai Tambah Sekolah Berasrama - SMA Negeri Unggulan

Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua ?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tentang Profil Sekolah Berasrama - SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

(13)

2. Untuk mengetahui tentang Manajemen Sekolah Berasrama - SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

3. Untuk mengetahui tentang Pola Asuh Pengembangan Disiplin Belajar Siswa untuk Pembentukan Karakter pada Sekolah Berasrama - SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

4. Untuk mengetahui tentang Nilai Tambah Sekolah Berasrama - pada SMA Negeri Unggulan Dawai di Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

E. MANFAAT PENELITIAN

Setidaknya ada dua tinjauan tentang manfaat hasil penelitian. yaitu manfaat secara teori dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat ; a) Mengembangkan disiplin ilmu administrasi pendidikan ; b) Memperkaya khasanah keilmuan, khususnya tentang sekolah berasrama yang ditujukan dalam upaya pengembangan disiplin belajar siswa untuk pembentukan karakter ; c) Bila hasil penelitian tidak menghasilkan teori baru (grounded research), setidaknya hasil penelitian ini bisa diposisikan sebagai penguat atau verifikasi teori yang telah ada.

(14)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaatnya adalah ; a) Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu para pengelola sekolah berasrama dan pihak terkait dengan pendidikan berpola asrama dalam upaya pengembangan disiplin belajar siswa untuk pembentukan karakter ; b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar praktik bagi praktisi pendidikan berpola asrama (sekolah berasrama).

F. ASUMSI

Asumsi atau anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran yang memberikan batasan dari keseluruhan proses penelitian, dan dapat membantu serta memberikan arah terhadap pembatasan kesimpulan. Adapun asumsi atau anggapan dasar yang menjadi landasan pengkajian penelitian ini yaitu : “ Terbentuknya suatu peradaban baru hanya dapat dilakukan melalui pendidikan yang terencana, terprogram, dan dilakukan secara berkelanjutan. Suatu peradaban baru yang baik dan bermakna hanya dapat dimiliki dari sebuah karakter baru. Sebuah karakter baru terbentuk dari suatu disiplin yang baik dan tinggi . Suatu disiplin yang baik dan tinggi selalu menghasilkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hasil belajar ”.

Untuk mencapai pembentukan karakter siswa dan peningkatan kualitas hasil belajar siswa diperlukan sebuah sistem sekolah berasrama dengan pola asuh pembentukan karakter siswa yang terencana, terprogram, dan dilakukan secara berkelanjutan dalam upaya pengembangan disiplin belajar untuk mendapatkan kualitas hasil belajar . Dengan demikian, maka sekolah berasrama merupakan

(15)

sebuah sarana untuk proses pola asuh pembentukan karakter dalam upaya pengembangan disiplin belajar siswa untuk peningkatan kualitas hasil belajar siswa, mempunyai peran positif.

G. PARADIGMA PENELITIAN

Untuk membantu bagaimana peneliti memahami fokus penelitian diperlukan adanya paradigma. Paradigma tersebut yang menunjukkan bagaimana cara pandang peneliti dalam melihat fenomena-fenomena objek yang diteliti.

Adapun paradigma dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian

INPUT PROSES OUTPUT

Raw Input Instrumental Input Environmental Input Pengembangan Disiplin Belajar Siswa Manajemen Sekolah Karakter Baru Disiplin Belajar Kualitas SDM Akhlak Mulia Pembentukan Karakter Siswa Kualitas Non Akademik Kualitas Akademik

(16)

Berdasarkan paradigma penelitian di atas, diketahui bahwa pendekatan analisis yang digunakan adalah teori sistem yang memandang bahwa proses pendidikan merupakan relasi input - proses - output. Dalam menggali data dan mencermati fenomena lapangan, peneliti memandang dari tiga tahapan proses tersebut.

Input mencakup peserta didik, lingkungan (nilai, budaya, sosial, politik, demografi), dan input instrumental (tenaga pendidik, tenaga kependidikan, kurikulum, fasilitas, biaya). Semua input tersebut akan dikaji dan diteliti bagaimana pengelolaannya.

Pada bagian proses akan diteliti bagaimana semua input dikelola sehingga dapat berdaya guna secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Bagaimana proses pembelajaran dan pengasuhan dilakukan termasuk secara khusus diteliti bagaimana pengembangan disiplin belajar siswa melalui pola asuh pembentukan karakter dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Melalui proses di atas akan diperoleh gambaran bagaimana output pendidikan yang dihasilkan.

Output dalam penelitian ini ditinjau dari dua aspek besar, yaitu : 1) profil karakter baru siswa (berakhlak mulia dan berkehidupan sosial religi) serta 2) disiplin belajar siswa untuk peningkatan kualitas hasil belajar (kualitas akademik dan kualitas non-akademik).

(17)

H. SETTING SOCIAL

Berdasarkan latar belakang masalah, maka setting social penelitian sebagai berikut :

1. Lokasi

Lokasi penelitian yaitu penelitian di SMA Negeri Unggulan Dawai di Kampung Dawai Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua.

2. Key Informan

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka key informan dalam penelitian adalah kepala sekolah, guru, siswa, pengasuh/pembina asrama, orang tua murid, masyarakat, dan stake holders pendidikan yang berkompeten di dalam memberikan informasi yang sangat dibutuhkan dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

8 (delapan) rancangan peraturan yang belum ditetapkan pada tahun 2015 dan masih perlu dibahas sehingga dimasukkan kembali dalam perencanaan tahun 2016. Koordinasi dalam

Auksokrom adalah suatu substituen (biasanya gugus jenuh) yang bila terikat pada kromofor akan mengubah panjang gelombang dan intensitas dari serapan maksimum. Contohnya : -OH,

Berlebihan 1 15 14 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 X=3,19 Y=4,07 2 Berdasarkan Gambar 2 memperlihatkan bahwa secara umum indikator-indikator kualitas pelayanan dalam penelitian ini

diterapi den.an insulin dosis tin..i$ Kedua komplikasi ini diturunkan secara drastis den.an di.unakann(a terapi insulin dosis rendah$  #amun hipo.likemia tetap merupakan

Настава и учење Етос Подршка ученицима Школски и годишњи програм 18 време реализације Задаци Активност носиоци и одговорна особа начин

Untuk dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya

Aji>r mushtarak atau ajir umum adalah pihak yang harus melakukan pekerjaan yang sifat pekerjaannya umum dan tidak terbatasc. pada hal-hal (pekerjaan) tertentu

iv. Pendaftaran pasien observasi: Pasien dapat di observasi di emergensi dan VK maksimal 6 jam sejak pasien masuk rumah sakit, selanjutnya dokter harus