• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KABUPATEN GARUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SEKTOR BASIS DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KABUPATEN GARUT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

DI KABUPATEN GARUT Hendra Nugraha

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi nugrahahendra12@gmail.com

Hj.Tenten Tedjaningsih

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi tenten_ks@yahoo.co.id

Hj.Rina Nuryati

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi rinarudi@ymail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor apa yang menjadi sektor basis dan berapa kontribusi Sektor Pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan data sekunder yaitu time series, data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut, Badan Pusat Statistik Jawa Barat dan dinas-dinas terkait di Kabupaten Garut. Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor basis, yaitu dengan cara membandingkan sektor-sektor di Kabupaten Garut dengan sektor-sektor yang sama dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa ada sebelas sektor basis di Kabupaten Garut yaitu Sektor Pertanian; sektor Pertambangan dan Penggalian; sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Real Estat; sektor Jasa Perusahaan; sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; sektor Jasa Pendidikan; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa Lainnya. Dari sebelas sektor ini sektor Pertanian yang menjadi sektor basis tertinggi karena nilai LQ rata-rata 4,36 persen. Kontribusi Sektor Pertanian adalah yang paling besar di banding sektor-sektor yang lain yaitu dengan rata-rata 38,356 persen pada tahun penelitian 2010-2014. Kontribusinya sektor Pertanian semakin menurun yang mulanya 40,348 persen pada Tahun 2010 menjadi 36,546 persen pada Tahun 2014 yang diakibatkan naiknya nilai kontribusi sektor lain.

(2)

2

ABSTRACT

This research aims to find out what sector that become base sector and how much the contribution of agricultural sector on the gross regional domestic product from 2010-2014. This research used case study research method with secondary data, that is time series, the data was obtained from the central statistical agency Garut regency, West Java statistic central agency and related institution in Garut regency. Location Quotient (LQ) analysis is used to know a basis sector, by comparing the sectors in Garut regency, whit the same sector with West Java province area. The results of analysis showed that there are eleven basis sectors in Garut regency, namely Agriculture; Mining and quarrying; Wholesell and retail trade, car and motorcycle repairing; Sector of provision of accommodation, eating and drinking; Financial services and Insurance; Real estate; Services sector Companies; Administration public sector, defense and compulsory social assurance; Education service sector; The service sector of healt and social activities; and other service sector. From the eleven sectors, agriculture sector become the highest basis sector for LQ average 4,36%. The contribution of agricultural sector is the biggest compared to the other sectors, namely with the average 38,356 % in 2010-2014. The contribution of agricultural sector more decreased that initialy 40,348 % in 2010 become 36,546% in 2014 resulting from the rising value of the other sector.

Key Word : Basis Sector, Location Quotient and Contribution Sector

PENDAHULUAN

Pembangunan sektor basis dapat dijadikan sebagai penggerak pembangunan ekonomi untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kontribusinya terhadap pembentukan total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara umum tujuan pembangunan bidang ekonomi khususnya sektor basis adalah untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dengan demikian dapat tercipta stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, dan tercipta kemakmuran dan kesejahteraan yang dinikmati oleh masyarakat daerah tersebut (Dylla Novrilasari, 2008).

Pembangunan ekonomi pada sektor pertanian Jawa Barat merupakan hal sangat penting untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional dibidang pertanian, yaitu (1) Peningkatan produksi pangan, terutama menuju pencapaian surplus beras 10 juta ton pada Tahun 2014, (2) Stabilisasi harga pangan, (3) Pemantapan penganekaragaman Pangan berbasis sumberdayalokal, dan (4) Perlindungan dan pemberdayaanpetani serta peningkatan kesejahteraan petani.

(3)

3

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Garut dihitung dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Di Kabupaten Garut Produk Domestik Regional Bruto dimaksudkan untuk mengetahui gambaran perkembangan pembangunan di Kabupaten Garut, khususnya dalam bidang perekonomian. Adapun secara rinci adalah untuk menyediakan data ekonomi makro bagi perencanaan dan evaluasi pembangunan di Kabupaten Garut, mengetahui tentang gambaran pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Garut dan untuk menggambarkan pergeseran aktivitas perekonomian masyarakat Kabupaten Garut (BPS Kabupaten Garut, 2015).

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2010-2014.

*)angka perbaikan **)angka sementara

Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut 2010-2014, BPS Kabupaten Garut. Pertumbuhan sektor ditandai dengan meningkatnya nilai Produk Domestik Regional Bruto semua sektor dari tahun ke tahun. Sejak Tahun 2010 Sektor Pertanian memberi kontribusi yang paling besar terhadap perekonomian Kabupaten Garut dibanding dengan sektor-sektor yang lain. Kontribusi Sektor Pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto dari tahun 2010 sampai 2014 tidak pernah mengalami penurunan, bahkan terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Sementara itu sektor yang paling rendah kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto adalah sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, walaupun setiap tahun tidak pernah mengalami

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013* 2014**

1 2 3 4 5 6

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10.274.621,50 10.456.643,80 10.614.052,20 10.957.009,40 11.161.548,20

B Pertambangan dan Penggalian 924.494,40 909.013,00 791.289,00 843.340,70 853.578,00

C Industri Pengolahan 1.890.139,90 1.961.916,30 2.028.467,80 2.157.364,30 2.294.637,70

D Pengadaan Listrik dan Gas 15.797,60 16.637,30 17.139,70 18.050,70 18.918,90

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 11.784,80 12.581,90 13.433,00 14.143,60 14.852,20

F Konstruksi 1.356.154,80 1.492.985,20 1.620.784,70 1.741.047,00 1.843.072,30

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor5.045.739,30 5.433.189,80 5.825.293,50 6.146.664,90 6.524.503,30

H Transportasi dan Pergudangan 880.384,40 925.581,90 967.024,20 1.007.361,10 1.088.865,30

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 813.285,00 870.332,00 936.638,70 979.219,30 1.029.765,10

J Informasi dan Komunikasi 508.230,90 574.963,80 583.752,60 637.574,50 733.784,50

K Jasa Keuangan dan Asuransi 593.571,60 644.344,80 690.227,90 753.151,00 815.703,50

L Real Estat 386.664,80 426.104,60 462.621,70 496.994,50 535.114,00

M,N Jasa Perusahaan 126.707,30 132.954,00 138.684,30 147.603,20 155.150,10

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib981.613,60 973.254,70 1.071.295,50 1.039.243,00 1.047.869,60

P Jasa Pendidikan 815.008,60 958.285,50 1.056.808,40 1.148.221,50 1.288.697,50

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 158.375,90 166.738,10 176.722,40 182.655,90 194.673,40

R,S,T,UJasa lainnya 682.647,60 771.323,20 821.105,30 868.837,20 940.510,50 25.465.221,90 26.726.849,80 27.815.340,90 29.138.481,80 30.541.244,30 24.618.882,40 25.899.383,70 27.105.737,50 28.381.781,40 29.778.603,00

Produk Domestik Regional Bruto

(4)

4

penurunan akan tetapi kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto pada Tahun 2014 adalah yang paling besar yaitu mencapai Rp. 14.852,2 Juta.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang potensial untuk Sektor Pertanian.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan time series yaitu data yang diperoleh dari publikasi pihak lain, seperti studi kepustakaan, dokumen pemerintahan dan laporan-laporan maupun jurnal hasil penelitian orang lain yang dapat mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitiannya dengan jangka waktu beberapa tahun.

Variabel dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu 5 tahun yaitu dari Tahun 2010 sampai 2014 atas dasar harga konstan tahun dasar 2010 dengan indikator Sektor Pertanian yang mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan.

Analisis LQ dapat digunakan untuk menentukan sektor basis dari suatu daerah. Cara untuk mengukur konsentrasi suatu sektor dalam suatu daerah, yaitu dengan membandingkan peranan sektor tersebut dalam perekonomian di kabupaten dengan sektor yang sama di provinsi.

Rumus menghitung LQ menurut Agus Tri Basuki dan Utari Gayatri (2009) : vi/vt

LQ=

Vi/Vt Keteranagan:

LQ : koefisien Location Quotient

vi : pendapatan sektor i disuatu daerah

vt : pendapatan total daerah tersebut

(5)

5

Vt : pendapatan total regional / nasional

Dengan kriteria:

• LQ lebih besar dari satu (LQ > 1), berarti komoditas tersebut merupakan sektor basis, artinya laju pertumbuhan sektori sudah melebihi kebutuhan konsumsi di daerah dimana komoditas tersebut dihasilkan dan kelebihannya dapat dijual ke luar daerah. Dalam hal ini laju pertumbuhansektor i pada tingkat kabupaten lebih besar dibanding dengan laju pertumbuhan sektor yang sama pada tingkat provinsi dalam perekonomian daerah.

• LQ lebih kecil dari satu (LQ < 1), berarti laju pertumbuhansektor i belum mencukupi kebutuhan konsumsi di daerah yang bersangkutan dan pemenuhannya didatangkan dari daerah lain. Dalam hal ini laju pertumbuhan sektor i pada tingkat kabupaten lebih kecil dari laju pertumbuhan sektor yang sama padatingkat provinsi dalam perekonomian daerah.

• LQ sama dengan satu (LQ = 1), berarti laju pertumbuhansektor i hanya cukup untuk kebutuhan daerah setempat. Dalam hal ini laju pertumbuhansektor i pada tingkat kabupaten sama dengan laju pertumbuahan sektor yangsama pada tingkat provinsi dalam perekonomian daerah.

Untuk menganalisis kontribusi Sektor Pertanian terhadap ProdukDomestik Regional Bruto digunakan rumus (Rahmanta, 2015):

PDRBs

Ks = x 100%

PDRBt Keterangan :

Ks : Besarnya kontribusi Sektor Pertanian pada tahun ke-t (%)

PDRBs : PDRBsSektor Pertanian pada tahun ke-t (rupiah) PDRBt : Total Produk Domestik Regional Bruto (rupiah) HASIL DAN PEMBAHASAN

Sektor Basis Dalam Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut Sektor Pertanian Kabupaten Garut menempati urutan pertama yang paling berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto. Berdasarkan Jawa Barat

(6)

6

Dalam Angka 2014 Kabupaten Garut menyumbang hasil pertanian seperti tomat dan kubis yang di ekspor ke luar Propinsi Jawa Barat.

Hasil perhitungan analisis Location Quotient (LQ) sektor-sektor Kabupaten Garut disajikan dalam Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Nilai Location Quotient (LQ) di Kabupaten Garut Tahun 2010-2014

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Hasil analisis Location Quotient (LQ) Sektor Pertanian mempunyai potensi besar dalam lapangan usaha Kabupaten Garut selama tahun analisis 2010-2014 nilai Location Quotient (LQ) mencapai rata-rata 4,36 (LQ>1). Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam analisis, nilai Location Quotient (LQ) Sektor Pertanian, tersebut termasuk sektor basis di Kabupaten Garut dan sudah melebihi kebutuhan penduduk dari Sektor Pertanian.

Tanaman Hortikultura

Komoditas tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. Beberapa komoditas unggul di Kabupaten Garut yaitu tanaman kentang, tanaman pisang, tanaman kapulaga dan bunga mawar.

Tabel 5. Produksi Tanaman Hortikultura dari Tahun 2010-2014.

2010 2011 2012 2013 2014

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,11 4,27 4,44 4,45 4,53 4,36

B Pertambangan dan Penggalian 1,09 1,13 1,08 1,18 1,18 1,13

C Industri Pengolahan 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,11 0,12 0,11 0,11 0,11 0,11

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,60 0,61 0,63 0,63 0,62 0,62

F Konstruksi 0,77 0,75 0,74 0,74 0,75 0,75

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,29 1,30 1,27 1,30 1,34 1,30

H Transportasi dan Pergudangan 0,84 0,80 0,78 0,79 0,79 0,80

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,34 1,36 1,40 1,41 1,41 1,38

J Informasi dan Komunikasi 0,87 0,82 0,77 0,78 0,77 0,80

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,04 1,08 1,09 1,07 1,11 1,08

L Real Estat 1,40 1,40 1,44 1,48 1,53 1,45

M,N Jasa Perusahaan 1,40 1,31 1,30 1,30 1,28 1,32

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,48 1,53 1,66 1,65 1,66 1,60

P Jasa Pendidikan 0,33 1,68 1,66 1,68 1,65 1,40

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,61 1,04 1,04 1,02 0,94 1,13

R,S,T,UJasa lainnya 1,06 1,60 1,61 1,60 1,60 1,49

(7)

7

Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Garut Tahun Anggaran 2010-2014.

Tanaman hortikultura pada Tahun 2010-2014 mengalami kenaikan dan penurunan yang diakibatkan adanya permasalahan seperti Penyediaan sarana produksi masih terbatas, harga sarana produksi cenderung semakin meningkat terutama untuk pupuk dan pestisida yang tidak diikuti dengan adanya kenaikan harga di tingkat petani dan fenomena iklim/anomali iklim yang sulit diprediksi.

Tabel 6. Produksi Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan kelautan dan kehutanan Tahun 2010-2014.

Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Garut Tahun Anggaran 2010-2014

Tanaman Pangan

Tanaman pangan yang unggul di Kabupaten Garut adalah tanaman padi dengan produksi sebesar 917.503 ton Tahun 2013. Produksi padi total di Jawa Barat mencapai 12.083.162 ton Tahun 2013 belum mencapai 13 juta ton GKG di wilayah provinsi sesuai dengan sasaran program pemerintah Jawa Barat. Pada Tahun 2012 sub sektor Tanaman Pangan menurun yang diakibatkan karena adanya bencana alam banjir, kekeringan dan longsor pada Tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan 2011. Kekeringan Tahun 2012 lebih luas (75.689 Ha) juga mengalami bencana alam banjir dan longsor.

Tanaman Perkebunan

Tahun 2010-2012 pada Tabel 6 sub Sektor Perkebunan mengalami peningkatan, hal ini di akibatkan karena adanya perluasan tanam pada komoditi perkebunan, seperti pada tabel berikut.

Tabel 7. Peningkatan luas tanam komoditas perkebunan

2010 2011 2012 2013 2014 1 Sayuran 719.255 706.697 707.954 928.341 810.143 ton 2 Buah-buahan 2.445.587 3.155.705 2.586.988 2.691.617 2.284.209 ton 3 Tanaman Hias 168.449 260.842 95.279 107.962 543.589 tangkai 4 Tanaman Obat 10.159.700 162.845.776 14.957.367 97.341.723 13.664.671 kg

Produksi

No Tanaman Hortikultura Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

Pertanian

Tanaman Pangan 1.001.038,00 2.083.954,00 2.079.619,00 2.382.008,00 2.390.090,00 Ton Perkebunan 16.241,30 16.930,30 17.375,50 16.963,20 16.756,60 Ton Peternakan 40.494,51 35.468,39 33.434,25 28.393,91 30.194,88 Ton Perikanan dan Kelautan 41.067,97 49.182,06 49.109,00 53.139,00 53.436,87 Ton Kehutanan 25.235,52 41.223,67 18.580,55 14.916,51 15.555,14 m3

(8)

8

Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Garut Tahun Anggaran 2010- 2014

Peternakan

Populasi ternak terbanyak di Kabupaten Garut adalah pada tenak ayam buras yang populasinya mencapai 1.603.486 ekor dan populasi tenak domba yang produksinya mencapai 1.126.976 ekor Tahun 2013. Produksi peternakan khusunya daging belum mencapai target disebabkan masih kurangnya peternak yang mengembangkan peternakan sapi dan domba/kambing untuk diambil dagingnya. ketersediaan sumber pakan hijauan ternak tidak merata diseluruh wilayah serta belum berkesinambungan sepanjang tahun, sehingga pengembangan volume usaha berjalan lambat.

Perikanan

Tahun 2010-2014 tingkat produksi perikanan dan kelautan terus meningkat. Hal ini didukung oleh adanya tingkat konsumsi ikan yang meningkat dari Tahun 2010sebesar 21.65 kg/kapita/tahun hingga mencapai 24,32 kg/kapita/tahun pada Tahun 2014, yang didukung oleh program pemerintah yang di sosialisasikan dengan slogan ‘Gemar Makan Ikan’.

Produksi perikanan air tawar masih lebih banyak di bandingkan dengan ikan hasil tangkapan dari laut terbukti bahwa produksi ikan air tawar mencapai 49.296,57 ton pada Tahun 2013 dan hasil tangkapan laut mencapai 2.405,62 kg Tahun 2013 menurun dari Tahun 2012 yang mencapai 4.834 kg, hal ini terjadi karena pada penangkapan ikan belum memanfaatkan teritorial yang dimiliki yaitu 12 mil laut yang berpotensi sebesar 10.000 ton/tahun.

Kehutanan

Grafik Perkembangan Produksi Kehutanan

2010 2011 2012 2013 2014

29.355,40 29.827,00 30.282,00 30.414,00 30.312,00 hektar Tahun

(9)

9

Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Garut Tahun Anggaran 2010-2014.

Titik produksi tertinggi yaitu pada Tahun 2011 yang mencapai 41.223,67 m3, hal

ini disebabkan pada Tahun 2011 luas areal hutan rakyat adalah yang paling luas yaitu mencapai 10.275 hektar. Sedangkan turunnya produksi dari Tahun 2012-2013 disebabkan karena pekerjaan pengadaan tanah sebagai calon lahan pengganti penggunaan kawasan hutan tidak dapat dilaksanakan, hal ini karena adanya perubahan regulasi yaitu dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Tanggal 14 Januari 2012.

Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut

Perkembangan kontribusi sektoral terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014 dapat diuraikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Kontribusi Sektoral Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2014 (Persen).

2010 2011 2012 2013 2014

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 40,348 39,124 38,159 37,603 36,546 38,356

B Pertambangan dan Penggalian 3,630 3,401 2,845 2,894 2,795 3,113

C Industri Pengolahan 7,422 7,341 7,293 7,404 7,513 7,395

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,062 0,062 0,062 0,062 0,062 0,062

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,046 0,047 0,048 0,049 0,049 0,048

F Konstruksi 5,326 5,586 5,827 5,975 6,035 5,750

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 19,814 20,329 20,943 21,095 21,363 20,709

H Transportasi dan Pergudangan 3,457 3,463 3,477 3,457 3,565 3,484

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,194 3,256 3,367 3,361 3,372 3,310

J Informasi dan Komunikasi 1,996 2,151 2,099 2,188 2,403 2,167

K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,331 2,411 2,481 2,585 2,671 2,496

L Real Estat 1,518 1,594 1,663 1,706 1,752 1,647

M,N Jasa Perusahaan 0,498 0,497 0,499 0,507 0,508 0,502

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,855 3,641 3,851 3,567 3,431 3,669

P Jasa Pendidikan 3,200 3,585 3,799 3,941 4,220 3,749

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,681 0,624 0,635 0,627 0,637 1,041

R,S,T,UJasa lainnya 0,622 2,886 2,952 2,982 3,079 2,504

jumlah 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000 100,000

(10)

10

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Selama tahun penelitian dari Tahun 2010-2014 Sektor Pertanian yang kontribusinya lebih besar dari sektor-sektor lainnya hingga mencapai rata-rata 38,356 persen dan kontribusi terendah adalah dari sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yang kontribusinya mencapai rata-rata 0,048 persen dalam tahun penelitian dari 2010-2014.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sektor basis di Kabupaten Garut ada 11 sektor dengan Sektor Pertanian yang

menjadi sektor paling unggul.

2. Dari Tahun 2010-2014 Sektor Pertanian memberikan kontribusi yang paling

tinggi di Kabupaten Garut dengan rata-rata kontribusi adalah 38,356 persen. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan maka dapat disarankan adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan hasil tangkapan ikan laut dengan pemberian bantuan seperti

perahu yang bisa menempuh jarak 12 mil sekitar 19,31 kilometer laut agar teritorial yang dimiliki dapat dimanfaatkan dan hasil penangkapan ikan laut meningkat.

2. Peningkatan produksi pangan terutama komoditas padi untuk tercapainya 13

juta ton Gabah Kering Giling (GKG) di wilayah provinsi sesuai dengan sasaran program pemerintah Jawa Barat.

3. Meningkatkan produksi daging sapi, domba/kambing di Kabupaten Garut

dengan mengatasi permasalahan pengadaan pakan yang belum merata dengan memberikan penyuluhan kepada kelompok tani ternak tentang pakan ternak buatan sehingga bisa menghemat pakan hijau.

(11)

11

DAFTAR PUSTAKA

AgusTri Basuki dan Utari Gayatri. 2009. penentu sektor basis dalam daerah

ekonomi dan studi pembangunan. Vol 10 (1) : Hal 42

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2011. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Garut Akhir Tahun Anggaran 2010. Pemerintah Kabupaten Garut. Garut.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2012. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Garut Akhir Tahun Anggaran 2011. Pemerintah Kabupaten Garut.Garut.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2013. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Garut Akhir Tahun Anggaran 2012. Pemerintah Kabupaten Garut. Garut.

BadanPerencanaan Pembangunan Daerah. 2014. Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Bupati Garut Akhir Tahun Anggaran 2013. Pemerintah Kabupaten Garut.Garut.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2015. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Garut Akhir Tahun Anggaran 2014. Pemerintah Kabupaten Garut.Garut.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut 2008-2012. BPS Kabupaten Garut.Garut.

Badan Pusat Statistik .2014.Indikator Ekonomi Provinsi Jawa Barat 2014. BPS Provinsi Jawa Barat. Bandung.

Badan Pusat Statistik .2014. Jawa Barat Dalam Angka 2014. BPS Provinsi Jawa Barat. Bandung.

Badan Pusat Statistik. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Garut 2010-2014. BPS Kabupaten Garut.Garut.

DyllaNovrilasari. 2008. Analisis Sektor Basis Dalam Meningkatkan

Perekonomian Dan Pembangunan Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi EPS FP. Institut Pertanian Bogor. Tidak diterbitkan.

(12)

12

Rahmanta. 2015. Analisis Sektor Basis Dan Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap

Produk Domestik Regional Bruto Di Kabupaten Dairi. QE jurnal 28 (2).

Gambar

Tabel  1.  Produk  Domestik  Regional  Bruto  Kabupaten  Garut  Atas  Dasar  Harga  Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) 2010-2014
Tabel 4. Nilai Location Quotient (LQ) di Kabupaten Garut Tahun 2010-2014
Tabel 7. Peningkatan luas tanam komoditas perkebunan
Tabel  8.  Kontribusi  Sektoral  Terhadap  Produk  Domestik  Regional  Bruto  Kabupaten  Garut  Menurut  Lapangan  Usaha  Atas  Dasar  Harga  Konstan Tahun 2010-2014 (Persen)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Karena itu, dalam pandangan Gramsci, konsekuensi dari kelas yang tersubordinasi dalam berjuang hanya dapat menjadi kelas yang hegemonik dengan membangun

Menurut Zethaml dan Bitner (Lupiyoadi, 2014:7) jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang umumnya

pada projek ini memfokuskan pada bagian interior yang bertujuan untuk menunjang kegiatan terapi yang berlangsung baik anak-anak maupun orang dewasa. Tinjauan

Dengan dibuatnya website Informasi SMK STRADA akan sangat membantu dalam hal: memperkenalkan sekolah SMK STRADA kepada masyarakat, mempermudah bagi para calon siswa dan orang tua

Pada hari ini Rabu tanggal Sembilan bulan Nopember tahun Dua ribu sebelas, yang bertanda tangan di bawah ini kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten

Hubungan yang lebih berguna pada aliran fluida viskos adalah pernyataan untuk gaya F yang diberikan pada bola jari – jari yang bergerak dengan kecepatan v melalui fluida

1. Untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelemahan pada warnet Ermina 2 Net di jalan STM Lubukpakam dalam menghadapi persaingan. Untuk menganalisis strategi bersaing yang tepat