1 PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kota Bandung merupakan kota metropolitan di Indonesia yang memiliki kecenderungan terhadap perkembangannya yang cukup pesat terhadap berbagai sektor termasuk salah satu nya sektor industri alas kaki. Kota Bandung merupakan kota yang memiliki potensi yang cukup besar sekaligus menjadi identitas kota. Salah satunya adalah kawasan Cibaduyut yang dikenal sebagai kawasan sentra industri kerajinan sepatu. Sentra industri Cibaduyut berdiri sekitar tahun 1920 yang berlokasi di selatan kota Bandung lebih tepatnya pada Jalan Raya Cibaduyut. Pada Sentra Industri Cibaduyut terdapat berbagai macam pelaku usaha yang berjalan, umumnya usaha yang mendominasi di Sentra Cibaduyut yaitu pengrajin sepatu dan alas kaki. Pada tahun 2017, terdapat 374 unit usaha yang dijalankan yang telah terdaftar di dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung seperti berikut ini. (PASA, 2018)
Tabel I. 1 Jumlah Unit Usaha Sentra Industri Cibaduyut 2017 Komoditi Jumlah
Alas Kaki 143
Dompet 14
Sandal 64
Sandal & Sepatu 23
Sepatu 118
Tas 12
Total 374
Sumber: Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian perdagangan Kota Bandung
Pada tabel diatas menyatakan bahwa jumlah unit usaha sentra industri Cibaduyut, unit usaha mendominasi sentra Cibaduyut yaitu pengrajin sepatu dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 118, pengrajin alas kaki dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 143 pelaku usaha. Selain pengrajin alas kaki, sepatu, dan sandal, terdapat pengrajin dompet dan tas yang menjalankan usaha pada Sentra Industri Cibaduyut. Kecenderungan akan pemenuhan kebutuhan sepatu sehingga menumbuhkan budaya konsumtif bagi masyarakat indonesia khususnya kota Bandung. Hal ini melahirkan peluang bisnis bagi para pelaku usaha terutama bisnis sepatu.
2 Tabel I. 2 Omset Pelaku Usaha Sentra Industri Cibaduyut Tahun 2017
Omset (Rp) Jumlah Persen
1.000.000 – 49.999.999 235 62,83% 50.000.000 – 99.999.999 57 15,25% 100.000.000 – 149.999.999 41 10,96% 150.000.000 – 199.999.999 14 3,74% 200.000.000 – 249.999.999 4 1,07% 250.000.000 – 299.999.999 16 4,28% 300.000.000 – 349.999.999 0 0.00% 350.000.000 – 399.999.999 3 0,8% 400.000.000 – 449.999.999 0 0,00% 450.000.000 – 499.999.999 1 0,27% 500.000.000 – 549.999.999 3 0,8% Total 374 100.00%
Sumber: Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian perdagangan Kota Bandung
Rata-rata pelaku usaha di sentra industri Cibaduyut mendapatkan omset di tahun 2017 pada kisaran Rp.1.000.000 – Rp.49.999.999 dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 235 pelaku usaha dengan persen sebesar 62,83% dari total jumlah pelaku usaha sebanyak 374. Sedangkan omset pada kisaran terbesar yaitu pada kisaran 500.000.000 – 549.999.999 dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 3 pelaku usaha dengan persen sebesar 0.8%.
Tabel I. 3 Produksi Sepatu Provinsi Jawa Barat No Kota/Kabupaten Jumlah 1 Kabupaten Bandung 21 2 Kabupaten Garut 4 3 Kabupaten Sumedang 1 4 Kabupaten Purwakarta 1 5 Kabupaten Karawang 1 6 Kabupaten Bekasi 5
7 Kabupaten Bandung Barat 1
8 Kota Bogor 26
9 Kota Sukabumi 1
10 Kota Bandung 39
3
13 Kota Depok 1
14 Kota Cimahi 2
15 Kota Tasikmalaya 1
Jumlah 108
Sumber: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (data telah diolah)
Objek yang diambil penulis dalam pembukaan bisnis ini berada di Cibaduyut, Kota Bandung. Dari Sektor industri sepatu Cibaduyut terkenal dengan sepatu lokal daya saing internasional, Kerajinan sepatu dari Cibaduyut banyak diekspor keluar negeri. Data tabel I.4 Menunjukan data sentral yang ada dikota bandung pada tahun 2017:
Tabel I. 4 Daftar Sentral diKota Bandung Tahun 2017
No Nama Daerah Kecamatan Unit
Usaha 1 Sentra Sepatu Cibaduyut Jl. Raya Cibaduyut Bojongloa
Kidul 577
2 Sentra Bengkel Las, Bubut
Kebon Waru Jl. Bogor Batununggal 104
3 Sentra Boneka Sukamulya Jl. Sukamulya Sukajadi 17
4 Sentra Boneka Warung
Muncang Jl. Warung Muncang
Bandung
Kidul 48
5 Sentra Gorengan Tempe Leuwi
Panjang Jl. Leuwi Panjang
Bojongloa
Kidul 21
6 Jean’s Cihampelas Jl. Cihampelas Coblong 59
7 Sentra Kaos dan Sablon Suci Jl. Surapati dan Jl. PHH. Mustofa Cibeunying
Kidul 409
Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung, 2018
Pada tabel diatas menyatakan bahwa data dari dinas perindustrian dan perdagangan Kota Bandung pada tahun 2017 pada sentra sepatu Cibaduyut terdapat 577 unit usaha dan merupakan sentra yang memiliki unit usaha yang paling tinggi diantara sentra lainnya.
4 Tabel I. 5 Data Kumulatif Potensi Pada Sentra Sepatu Cibaduyut
No Potensi Tahun
2016 2017 2018
1 Unit Usaha 845 577 95
2 Tenaga Kerja (Orang) 3.594 3.008 -
3 Produksi Pertahun (pcs) 4.092.300 3.114.022 - Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, 2018
Pada tabel diatas menyatakan bahwa data dari dinas perindustrian dan perdagangan Kota Bandung, terjadi penurunan angka pada tahun 2016 ke tahun 2017, baik pada unit usaha, tenaga kerja, dan produksi pertahun pada sentra sepatu di Cibaduyut, hingga akhirnya terjadi penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2018, data menunjukkan bahwa unit usaha Cibaduyut hanya bersisa 95 unit dikarenakan rendahnya kehandalan produsen mencapai target waktu yang ditentukan untuk menyelesaikan pesanan konsumen sehingga target penjualan yang tidak terpenuhi sehingga berpengaruh pada daya beli konsumen yang enggan melakukan pemesanan produk.
Penelitian ini mengkaji objek sepatu Cibaduyut yang telah berproduksi sejak tahun 1920, Cibaduyut termasuk ke dalam skala besar pengrajin sepatu di Indonesia, peneliti melakukan wawancara pada salah satu pemilik pengrajin sepatu Cibaduyut dengan merek sepatu Linda Shoes. Linda Shoes merupakan usaha home industry yang dibangun dalam dua generasi, generasi pertama pada tahun 1970 dan dikembangkan oleh anaknya pada generasi ke dua tahun 1990, namun masih banyak konsumen yang belum mengetahui merek sepatu Linda Shoes, terdapat beberapa faktor antara lain produksi dan penjualan yang masih rendah, layout toko yang belum rapi sehingga pelanggan kurang tertarik dalam membeli, toko belum memiliki platform website untuk memasarkan produk mereka di media sosial sehingga sulit dalam mencapai target penjualan. Sehingga Linda Shoes tidak dapat berkembang dan bersaing dengan merek sepatu Cibaduyut lain yang lebih dikenal masyarakat dan dari segi toko yang jauh lebih bagus.
Produk sepatu Linda Shoes memproduksi tiga jenis sepatu Pria antara lain Pantofel, Casual, dan Sandal. Grafik berikut merupakan penjualan sepatu Linda Shoes pada Enam bulan terakhir yaitu pada bulan Juli - Desember tahun 2019:
5
Gambar I. 1 Grafik data penjualan Linda Shoes Bulan Juli – Desember (Sumber: Data penjulan Linda Shoes Tahun 2019)
Pada grafik diatas menyatakan bahwa data penjualan enam bulan terakhir pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2019 bahwa terdapat total penjualan yang berubah-ubah dan terjadi penurunan terhadap penjualan pada beberapa bulannya. Pada bulan Juli, terdapat penjualan sebesar 284 unit pasang sepatu. Lalu pada bulan Agustus menurun dengan total penjualan sebesar 269 unit pasang sepatu. Kemudian pada bulan September, terjadi peningkatan penjualan dengan hasil sebanyak 305 unit pasang sepatu. Pada bulan Oktober terjadi lagi sedikit kenaikan terhadap penjualan dari bulan sebelumnya dengan hasil 338 unit pasang sepatu. Dan pada bulan November terjadi penurunan penjualan dengan hasil 290. Dan pada bulan terakhir Desember terjadi lonjakan permintaan terhadap sepatu Linda Shoes sehingga penjualan mengalami kenaikan drastis dengan hasil sebesar 405 unit pasang sepatu. Data penjualan selalu mengalami perubahan tiap bulannya sehingga pendapatan pengrajin sepatu Linda Shoes tidak tetap dan tidak dapat dipastikan tiap bulannya. Penjualan terbesar yang diperoleh toko sepatu Linda shoes yaitu pada bulan Desember sebanyak 405. Masalah yang dihadapi Linda shoes adalah kurang tercapainya jumlah kapasitas produksi yang dihasilkan. Kapasitas total produksi belum mencapai target sedangkan dari total pegawai Linda shoes yang bekerja 6 karyawan. Masalah tersebut terjadi disebabkan dari segi pemasaran penjualan yang belum menggunakan platform website sehingga informasi yang diperoleh customer terhadap sepatu Linda Shoes sulit didapatkan maka pemilik usaha kesulitan dalam mencapai target yang di inginkan.
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Juli Agustus September Oktober November Desember
Grafik Penjualan sepatu Linda Shoes 2019
6 Perkembangan zaman milenia sekarang masyarakat banyak beralih pembelian barang secara online. Alasan masyarakat melakukan pembelian barang secara online diantaranya hemat waktu dan biaya, di Kota besar seperti Bandung melalui perjuangan berat untuk berpindah tempat dengan lalu lintas yang padat dan kian macet membuat orang-orang tertarik belanja online tanpa perlu susah payah melewati kemacetan dipusat perbelanjaan, mengantre dikasir, hingga menenteng barang dipusat perbelanjaan. Memperoleh barang belanjaan hanya dengan mengakses internet menggunakan smartphone. Populasi Penduduk Indonesia dengan jumlah 264 juta orang dengan menggunakan internet sebanyak 171 juta jiwa pada tahun 2017. Inonesia menjadi peluang bisnis penjualan online yang sangat menjanjikan dengan penggunaan internet terbesar ke enam di dunia. (Pratomo, 2019)
Pada Gambar berikut menyatakan keinginan untuk membeli produk atau jasa secara online, keinginan untuk membeli Sepatu secara online menjadi Top Empat teratas.
Gambar I. 2 Keinginan untuk membeli produk atau jasa secara online (Sumber: Survey APJII Tahun 2018)
APJI mensurvei responden yang memiliki akses internet di 60 negara untuk mempelajari intensi belanja online dari konsumen di seluruh dunia. Studi ini memberikan kejelasan mengenai intensi konsumen untuk membeli baik barang yang habis digunakan (consumable) maupun yang tidak habis digunakan (non-consumable) dalam lanskap e-commerce yang sedang bertumbuh. Penemuan hasil survei ini mengungkapkan bahwa jasa travel adalah yang paling banyak direncanakan konsumen untuk dibeli secara online, bersama dengan jasa penjualan tiket acara seperti tiket bioskop, pertunjukan, pameran dan pertandingan olahraga, dimana kategori-kategori tersebut termasuk ke dalam urutan lima teratas yang ingin dibeli konsumen secara online. Sekitar
7 serta melakukan pemesanan hotel dan biro perjalanan (46%) dalam enam bulan ke depan. Empat dari sepuluh konsumen (40%) berencana untuk membeli buku elektronik (ebook), hampir empat dari sepuluh konsumen berencana untuk membeli pakaian/aksesori/sepatu (37%), dan lebih dari sepertiga konsumen merencanakan untuk membeli tiket acara (34%) secara online. Dari data tersebut, dapat dilihat keinginan masyarakat untuk membeli sepatu secara online menjadi top empat teratas. Sehingga dalam pengembangan usaha ini perlu dibuat sebuah rancangan website demi mendukung kemajuan toko dalam melakukan pemasaran terhadap produksinya. (Lubis, 2014)
Pada era saat ini dengan dukungan teknologi yang semakin maju, proses pemasaran secara konvensional yang dilakukan dengan cara door to door atau menemukan konsumen secara langsung tidak perlu dilakukan. Karena, saat ini sudah terdapat media pemasaran yang semakin mudah digunakan dan diakses oleh penjual maupun pembeli (konsumen). Media pemasaran ini dapat berupa sosial media maupun berbentuk aplikasi. Selain itu, pemilihan pengembangan bisnis UMKM Linda Shoes menggunakan media online. Banyaknya situs jual beli online yang ada di Indonesia seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak membuat masyarakat dengan mudah dapat berbelanja online selain itu dapat membuka peluang untuk para pelaku usaha kecil menengah.
Pemilihan pengembangan usaha sepatu Linda Shoes ini dapat mendongkarak pendapatan dan mengembangkan pemasaran melalui media online dengan memanfaatkan pengguna online khususnya di Kota Bandung sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan dari UMKM sepatu ini sendiri. Dari paparan fenomena dan latar belakang penelitian diatas, peneliti ingin mengetahui analisis pengembangan usaha dan perancangan website toko Linda Shoes. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pemilik toko dalam kemajuan usaha di antaranya; Target kapasitas produksi yang belum tercapai karena teknologi produksi yang digunakan masih konveksional sedangkan dari jumlah karyawan sudah mencukupi, Toko Linda Shoes dalam melakukan pemasaran penjualan belum menggunakan platform website sehingga target penjualan sulit tercapai disebabkan karena pelanggan susah untuk memperoleh informasi mengenai penjualan dari Linda Shoes sendiri, layout produksi dan toko untuk berjualan tidak bagus dan belum teratur. Sehingga dari masalah tersebut perlu adanya Alternatif solusi dalam pengembangan usaha seperti investasi terhadap teknologi yang akan digunakan nantinya dalam mencapai target kapasitas produksi yang diinginkan, perlu adanya investasi terhadap perancangan website untuk media informasi perusahaan dalam media digital, Pada website tersebut nantinya terdapat informasi yang dibutuhkan pelanggan dalam mengawasi bisnis sepatu dan juga
8 mendapatkan informasi sebaik mungkin dari perusahaan dalam memasarkan produk, Alternatif terakhir adalah perbaikan layout toko dalam kemajuan bisnis sepatu kedepannya. Alternatif - alternatif solusi tersebut dalam pengembangan usaha membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan pengembangan usaha.
Studi Kelayakan ini adalah untuk menilai kelayakan dan kemampuan usaha sepatu Linda Shoes dalam pengembangan toko dan perancangan website untuk membantu menjalankan bisnisnya. Serta mengkaji aspek-aspek yang mempengaruhi dalam pengembangan toko sepatu ini, menggunakan aspek-aspek pada analisis kelayakan yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek financial dan analisis sensitivitas. Sehingga mengetahui langkah apa yang harus di lakukan dalam pengembangan toko “Linda Shoes” dari segi kelayakannya. Hasil analisis kelayakan ini diharapkan dapat berguna untuk perkembangan usaha serta mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.
I.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana mengukur besarnya pasar dari rencana pengembangan usaha Linda shoes? 2. Bagaimana merancang aspek teknis dan operasional dari rencana pengembangan usaha
Linda shoes?
3. Bagaimana perancangan website dan pengujian usability testing dari rencana pengembangan usaha Linda shoes?
4. Bagaimana mengukur aspek finansial dari rencana pengembangan usaha Linda shoes? 5. Bagaimana mengukur tingkat sensitivitas dan tingkat risiko dari rencana pengembangan
usaha Linda shoes?
I.3 Tujuan Penelitian
1. Mengukur besarnya pasar pengembangan usaha produksi sepatu Linda shoes.
2. Merancang aspek teknis dan operasional pengembangan usaha produksi sepatu Linda shoes.
3. Merancang aplikasi website dan melakukan pengujian usability testing dalam pengembangan usaha Linda Shoes.
4. Mengukur aspek finansial pengembangan usaha produksi sepatu Linda shoes.
5. Mengukur tingkat sensitivitas dan tingkat risiko pengembangan usaha produksi sepatu Linda shoes.
9 1. Membantu pemilik toko sepatu Linda Shoes dalam memahami analisis kelayakan dalam
pengembangan toko produksi sepatu.
2. Sebagai informasi untuk dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam melakukan inovasi pada pengembangan toko produksi sepatu Linda shoes
I.5 Batasan Penelitian dan Asumsi
Penulis mengalisis studi kelayakan yang meneliti masalah dengan keterbatasan yang tidak terlalu luas dan mendapatkan hasil yang sesuai di antaranya;
1. Suku bunga, inflasi, dan kondisi ekonomi lainnya dianggap normal dan stabil selama periode penelitian.
2. Metode kelayakan investasi hanya NPV, IRR, dan PBP. 3. Penelitian dilakukan di Kota Bandung Jawa Barat.
4. Pada penelitian ini aspek lingkungan tidak dianalisis karena bisnis usaha Linda Shoes tidak menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan.
I.6 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini membahas mengenai: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat peneitian, batasan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisi uraian konsep dan teori dasar secara umum yang mendukung dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan studi kelayakan usaha.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini dijelaskan langkah-langkah penyelesaian masalah yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan tujuan dari permasalahan yang diteliti dan berfungsi sebagai kerangka utama untuk menjaga penelitian dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Pada bagian ini meliputi: tahap perumusan masalah
10 penelitian, merumuskan hipotesis, dan mengembangkan model penelitian, mengidentifikasi dan melakukan operasionalisasi variable penelitian, menyusun kuesioner penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji instrument, merancang analisis pengolahan data.
BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Merupakan tahapan yang berisi mengenai proses pengumpulan serta pengolahan seluruh data yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini.
BAB V Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini berisi mengenai analisis dan pembahasan dari hasil pengolahan data bab sebelumnya guna mencapai tujuan penelitian.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Merupakan akhir dari penelitian yang memaparkan kesimpulan dari seluruh tahapan dan proses yang telah dilakukan dan saran untuk perbaikan bagi penelitian selanjutnya.