• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Sumber Air Minum dan Pemanfaatan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kualitas Sumber Air Minum dan Pemanfaatan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kesehatan Masyarakat

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

KUALITAS SUMBER AIR MINUM DAN PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA

DENGAN KEJADIAN DIARE

Arry Pamusthi Wandansari

Klinik Mitra Keluarga Semarang, Indonesia

Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 2 Januari 2013 Disetujui 28 Februari 2013 Dipublikasikan Juli 2013 Keywords: Drinking Water; Latrine; Diarrhea. Abstrak

Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2012 sampai bulan April dijumpai 148 kasus diare dan 35 di antaranya berasal dari Desa Karangmangu. Masalah penelitian adalah bagaimana hubungan antara kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare. Metode penelitian explanatory research dengan pendekatan secara cross sectional. Populasi adalah penduduk Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, sejumlah 45 KK. Analisis data dengan uji chi square atau uji fi sher sebagai alternatifnya. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kualitas sumber air minum (p = 0,008) dan pemanfaatan jamban keluarga (p = 0,005) dengan kejadian diare. Simpulan penelitian, ada hubungan antara kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare.

DRINKING WATER SOURCE QUALITY AND

UTILIZATION OF FAMILY LATRINES TO DIARRHEA INCIDENCE

Abstract

Diarrhea is an endemic disease in Indonesia and a potential outbreak disease are oft en cause death. In 2012 until April found 148 diarrhea cases and 35 of them came from Ka-rangmangu village. Research problem was how the relationship between quality of drinking water sources and utilization of family latrines with diarrhea incidence in Karangmangu village, Sarang District, Rembang. Research purpose was to determine the relationship between the quality of drinking water sources and utilization of family latrines with diar-rhea incidence. Explanatory research method with cross sectional approach. Th e population is Karangmangu village community, Sarang district, Rembang. Sampling using purposive sampling, amounts 45 families. Data analysis by chi-square test or Fisher test as an alter-native. Th e results showed no relationship between the quality of drinking water sources (p=0.008) and family latrine use (p=0.005) to diarrhea incidence. Th e conclusions, there was a relationship between the quality of drinking water sources and utilization of family latrines with diarrhea incidence.

© 2013 Universitas Negeri Semarang  Alamat korespondensi:

Jalan Lamongan Raya No. 16 Semarang E-mail: kaizokuneechan@gmail.com

(2)

peningkatan bila dibandingkan dengan cakupan penemuan dan penanganan diare di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 yang hanya sebe-sar 44,48%. Penemuan penderita diare pada tahun 2011 di seluruh wilayah Kabupaten Rem-bang sebanyak 10.689 kasus dari 28.336 angka perkiraan. Angka ini baru mencapai 37,7% dari angka perkiraan kasus yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kasus diare di Kecamatan Sarang, se-lama tahun 2010 telah terdapat 681 kasus diare. Dari 681 kasus diare tersebut, 161 diantaranya berasal dari wilayah desa Karangmangu. Pada tahun 2011 total kasus diare tercatat sebanyak 481 kasus, 132 kasus diantaranya berasal dari desa Karangmangu. Pada tahun 2012 hingga bulan April, telah dijumpai 148 kasus diare dan 35 diantaranya berasal dari desa Karangmangu. Dari tahun 2010 sampai bulan April tahun 2012, desa Karangmangu merupakan desa yang paling banyak dijumpai kasus diare dari 23 desa di Kecamatan Sarang.

Desa Karangmangu merupakan sebuah desa yang secara administratif menjadi bagian dari Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Desa Karangmangu sebanyak 4070 jiwa, jumlah tersebut terbagi ke dalam 1161 KK. Prasarana umum yang tersedia di desa ini meliputi 1 unit MCK umum. Di Desa Karangmangu terdapat 275 keluarga yang memiliki fasilitas WC sehat di rumahnya. Sedangkan sebanyak 886 keluar-ga lainnya memiliki kebiasaan membuang air besar di sungai/parit/kebun/hutan dan belum menggunakan atau memiliki WC sehat.

Air dan kesehatan merupakan dua hal yang terkait dan saling berhubungan. Kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat ter-sebut. Selain memiliki manfaat yang besar bagi manusia, tubuh manusia tersusun dari jutaan sel yang hampir keseluruhan sel tersebut me-miliki kandungan senyawa air (De Jong, 2005; Vesta, 2010). Menurut penelitian yang telah dilakukan, hampir 67% dari berat tubuh manu-sia terdiri dari air. Manfaat yang diberikan air bagi tubuh manusia adalah membantu dalam proses pencernaan, berperan dalam mengatur proses metabolisme tubuh, sebagai pengangkut berbagai zat-zat makanan, dan untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh. Namun demikian, Pendahuluan

Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat tidak hanya berasal dari sektor kesehatan antaralain pelayanan kesehatan, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai fak-tor seperti fakfak-tor ekonomi, fakfak-tor pendidikan, faktor lingkungan sosial, faktor keturunan dan faktor lainnya (Profi l Kesehatan Jawa Tengah, 2011).

Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Selain sebagai penyebab kematian, angka kesakitan penyakit Diare juga masih cukup tinggi di Indonesia, meskipun pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan yaitu dari per 1.000 penduduk pada tahun 2006 turun menjadi 411 per 1.000 penduduk pada tahun 2010 (Profi l Kesehatan Indonesia, 2011). Angka kesakitan diare mencapai ±200.400 ke-jadian diare per 1000 penduduk dalam setiap tahunnya. Dengan demikian diperkirakan di Indonesia terdapat sekitar 60 juta kejadian di-are dalam setiap tahunnya. Sebagian besar dari penderita diare ini (1-2%) mengalami dehidra-si dan jika tidak segera ditolong, maka 50-60% diantaranya dapat meninggal. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengaki-batkan terjadinya kematian. Kebutuhan orang dewasa membutuhkan minum minimum 1,5-2 liter air sehari (Nandini, 1,5-2005; Shah, 1,5-2009; Chang, 2008).

Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar, konsistensi feses menjadi cair, dan perut terasa mules ingin buang air besar. Secara praktis dikatakan diare jika frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair (Nazek, 2007; Correa, 2005; Can, 2006). Sedangkan menurut defi nisi yang dikemukakan oleh World Health Organi-zation atau WHO, diare adalah buang air besar encer atau lebih dari tiga kali sehari.

Jumlah kasus diare pada balita di wilayah Jawa Tengah setiap tahunnya rata-rata berada di atas 40%. Cakupan penemuan dan penanganan diare di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 ada-lah sebesar 57,9%, angka tersebut mengalami

(3)

air dapat pula memberikan dampak buruk bagi tubuh manusia jika tidak dimanfaatkan dengan benar. Air juga dapat berperan sebagai media sarang dan penularan penyakit yang berbahaya bagi manusia. Air yang kotor merupakan tem-pat yang cocok dan nyaman untuk berkembang biak berbagai macam bakteri dan virus yang menjadi penyebab penyakit. Bibit penyakit me-nular yang berkembang biak dan menyebarkan penularan melalui perantara air salah satunya adalah bibit penyakit diare (Carrel et al., 2011; Lailatul, 2013; Loneragan, 2005; Loo, 2005).

Penduduk di daerah Karangmangu memanfaatkan air minum untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuhnya yang diperoleh dari berbagai sumber mata air. Pemanfaatan air minum di Desa Karangmangu yang berasal dari sumur gali yaitu sebanyak 159 unit sumur gali yang digunakan oleh penduduk sebanyak 937 KK, sebagian penduduk Desa Karangmangu memanfaatkan air minum yang berasal dari sumur pompa sebanyak 37 unit sumur pompa yang digunakan oleh 100 KK tetapi sebanyak 35 unit sumur pompa sedang dalam keadaan rusak dan kegunaannya menjadi tidak maksi-mal. Sungai di desa Desa Karangmangu tidak layak menjadi sumber air minum karena dalam keadaan tercemar, mengalami pendangkalan dan memiliki aliran air yang keruh. Menurut Monografi Desa Karangmangu tahun 2012, terdapat penjelasan mengenai sumber daya air, yang menyatakan bahwa terdapat air yang tidak layak dikonsumsi dan kondisi air minumnya berasa, berbau dan berwarna.

Data yang diperoleh berdasarkaan profi l Desa Karangmangu tahun 2012 memperlihat-kan bahwa prasarana penyediaan air bersih yang ada di Desa Karangmangu masih dalam kategori kurang baik. Ar bersih yang digunakan berasal dari 37 unit sumur pompa dengan 35 unit sumur pompa dalam keadaan rusak. Fasi-litas tersebut digunakan oleh 100 KK. Selain itu terdapat 174 unit sumur gali yang digunakan oleh sebanyak 974 KK, MC 2 unit rusak 2 unit digunakan oleh sebanyak 57 KK. Berdasarkan pada latar belakang yang telah disebutkan, maka perlu diadakan suatu penelitian yang memiliki maksud untuk mengkaji mengenai kualitas air minum dan jamban keluarga yang keduanya tersebut tekait dengan kejadian kasus diare yang meningkat di wilayah desa

Karang-mangu. Dengan demikian, penelitian ini ber-judul ”Hubungan Antara Kualitas Sumber Air Minum Dan Pemanfaatan Jamban Keluarga Dengan Kejadian Diare Di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang”.

Metode

Penelitian ini termasuk dalam penelitian

explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yang terdiri dari kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga serta variabel terikat yaitu kejadian penyakit diare. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah penduduk yang bertempat tinggal di desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabu-paten Rembang dan sampel yang dipilih untuk selanjutnya digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi penduduk yang bertem-pat tinggal di desa tersebut. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan meng-gunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu cara penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti itu sendiri (Sugiyono, 2011). Banyaknya sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan jumlah sampel minimal. Dari perhitungan jumlah sampel minimal menggunakan rumus tersebut, diperoleh jumlah sampel yang akan digunakan dalam proses penelitian, yaitu sebanyak 45 responden.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi dua instru-men, yaitu kuesioner dan check list. Analisis data hasil penelitian dilakukan menggunakan teknik analisis data univariat dan analisis data bivariat dengan uji chi square.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh menge-nai variabel penggunaan air bersih disajikan dalam Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1, dari 45 responden terdapat 10 responden (22,2%) yang kualitas sumber air minumnya memenuhi syarat dan 35 responden (77,8%) yang kualitas sumber air minumnya tidak memenuhi syarat.

(4)

mengenai variabel pemanfaatan jamban kelu-arga disajikan dalam Tabel 2.

Berdasarkan data Tabel 2, dari 45 res-ponden terdapat 18 resres-ponden (40%) yang me-manfaatkan jamban keluarga dan 27 responden (60%) yang tidak memanfaatkan jamban kelu-arga.

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai variabel kejadian diare disajikan dalam Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, dari 45 responden terdapat 27 responden penelitian (60%) yang mengalami kejadian diare dan 18 responden penelitian (40%) yang tidak mengalami ke-jadian diare.

Pengujian hipotesis mengenai hubungan antarakualitas sumber air minum dengan keja-dian diare tersaji dalam Tabel 4.

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa terdapat 25 responden (71,4%) yang mengalami diare dengan kualitas sumber air minum yang tidak memenuhi syarat, 10 responden

(28,6%) yang tidak mengalami diare dengan kualitas sumber air minum yang tidak me-menuhi syarat, 8 responden (80%) mengalami diare dengan kualitas sumber air minum yang memenuhi syarat, 2 responden (20%) yang tidak mengalami diare dengan kualitas sumber air minum yang memenuhi syarat.

Berdasarkan hasil analisis data bivariat yang telah dilakukan menggunakan uji Fisher’s, diperoleh nilai p value = 0,008. Dengan demiki-an dapat disimpulkdemiki-an bahwa ada hubungdemiki-an antara kualitas sumber air minum dengan ke-jadian diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang.

Data hasil penelitian memperlihatkan terdapat 25 responden yang kualitas sumber air minumnya tidak memenuhi syarat dari 33 responden keluarga yang terkena diare. Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar res-ponden yang mengalami kejadian diare adalah responden yang kualitas sumber air minumnya Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kualitas Sumber Air Minum di Desa Karangmangu

No. Kualitas Sumber Air Minum Frekuensi Persentase (%)

1. Memenuhi Syarat 10 22,2

2. Tidak memenuhi syarat 35 77,8

Jumlah 45 100

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Jamban Keluarga di desa Karangmangu

No. Pemanfaatan Jamban Keluarga Frekuensi Persentase (%)

1. Digunakan 18 40

2. Tidak digunakan (BAB di sungai) 27 60

Jumlah 45 100

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare

No. Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)

1. Diare 27 60

2. Tidak Diare 18 40

Jumlah 45 100

Tabel 4. Hubungan Kualitas Sumber Air Minum dengan Kejadian Diare Kejadian

Diare Total % Nilai

P

Diare % Tidak diare %

Kualitas Sumber Air Minum Tidak Memenuhi 25 71,4 10 28,6 35 100 0,008 Memenuhi 8 80 2 20 10 100 Total 33 40 12 60 45 100

(5)

tidak mengalami diare dengan tidak meman-faatkan jamban keluarga, 6 responden (33,3%) mengalami diare dengan memanfaatkan jam-ban keluarga, 12 responden (66,7%) yang tidak mengalami diare dengan memanfaatkan jam-ban keluarga.

Berdasarkan hasil analisis data bivariat yang telah dilakukan menggunakan uji alterna-tive, yaitu uji Fisher’s, diperoleh nilai p value

= 0,005. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang.

Data hasil penelitian memperlihatkan 21 responden yang tidak memanfaatkan jamban keluarga dari 27 responden yang mengalami diare. Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang mengalami kejadian di-are adalah responden yang tidak menggunakan atau memanfaatkan jamban keluarga. Hal tersebut dapat disebabkan karena tempat atau fasilitas yang digunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas MCK adalah tempat yang dalam keadaan kurang bersih. Jamban yang tidak sehat dan tidak bersih dapat menjadi sum-ber penyebaran bakteri yang ada dalam tinja manusia, yang dibawa oleh hewan perantara seperti serangga atau melalui kontak langsung, sehingga bakteri dapat masuk ke dalam tubuh.

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini sesuai dengan sebuah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sarmanto (2005). Sarmanto telah melakukan penelitian terkait dengan pemanfaatan jamban dan kejadian diare. Hasil penelitian yang diperoleh ber-dasarkan kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada faktor resiko peman-faatan jamban terhadap kejadian diare secara statistik yang bermakna dengan nilai p value = 0.049.

Pemanfaatan jamban keluarga berguna tidak memenuhi syarat. Hal tersebut dapat

disebabkan karena adanya kandungan bak-teri patogen penyebab diare yang terkandung dalam air minum yang tidak bersih dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pe-nelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Zulkibli (2007). Penelitian tersebut berjudul Hubungan Cakupan Air Bersih Dan Jamban Keluarga Dengan Prevalensi Diare Di Kabu-paten Sambas Tahun 2006. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjuk-kan adanya hubungan antara cakupan air bersih dengan prevalensi diare, dengan nilai probabilitas yang diperoleh hasil penelitian yaitu sebesar 0,027.

Air yang digunakan sebagai air minum harus aman dan memenuhi berbagai syarat kesehatan. Air minum yang baik harus meme-nuhi persyaratan fi sik, syarat bakteriologis dan syarat kimia. Persyaratan fi sik yang digunakan sebagai standar untuk menentukan air minum yang sehat adalah tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan suhunya berada di bawah suhu lingkungan sekitarnya. Secara bakterio-logis, air minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri-bakteri yang memiliki sifat pathogen dan berbahaya bagi peminumnya. Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu pula yang sesuai. Air yang dapat dika-takan bersih memiliki kadar keasaman atau PH 7 dan jumlah oksigen terlarut jenuh 9 mg/l.

Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian diare tersaji dalam Tabel 5.

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan dan sesuai dengan Tabel 5, dapat diketahui bahwa terdapat 21 responden (77,8%) mengalami diare tidak memanfaatkan jamban keluarga, 6 responden (22,2%) yang

Tabel 5. Hubungan Pemanfaatan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare Kejadian Diare

Total % Nilai P

Diare % Tidak diare %

Pemanfaatan Jamban Keluarga Tidak Digunakan 21 77,8 6 22,2 27 100 0,005 Digunakan 6 33,3 12 66,7 18 100 Total 27 40 18 60 45 100

(6)

Chang, J.Y. 2008. Decreased Diversity of the Fecal Microbiome in Recurrent Clostridium dif-fi cile—Associated Diarrhea. J Infect Dis., 197(3): 435-438

Corrêa, N.B.O. 2005. A Randomized Formula Con-trolled Trial of Bifi dobacterium lactis and Streptococcus thermophilus for Prevention of Antibiotic-Associated Diarrhea in Infants.

Journal of Clinical Gastroenterology, 39(5): 385-389

De Jong, M.D. 2005. Fatal Avian Infl uenza A (H5N1) in a Child Presenting with Diarrhea Followed by Coma, N Engl J Med, 352: 686-691

Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2011, Profi l Propinsi Jawa Tengah Tahun 2011. Semarang : Dinkes Jateng.

Lailatul, M. 2013. Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar,

Personal Hygiene Ibu dan Kejadian Diare. Jur-nal Kemas, 8 (2): 166-172

Loneragan, G.H. 2005. Prevalence, outcome, and health consequences associated with persis-tent infection with bovine viral diarrhea virus in feedlot cattle. Journal of the American Veterinary Medical Association, 226(4): 595-601

Loo, V.G. 2005. A Predominantly Clonal Multi-Insti-tutional Outbreak of Clostridium diffi cile–As-sociated Diarrhea with High Morbidity and Mortality. N Engl J Med, 353: 2442-2449 Nandini, D. 2005. Probiotic therapy for the

preven-tion and treatment of Clostridium diffi cile-as-sociated diarrhea: a systematic review. CMAJ., 173(2): 167-170

Nazek, Al-G. 2007. Etiology of Acute Diarrhea in Children and Adults in Tunis, Tunisia, with Emphasis on Diarrheagenic Escherichia coli: Prevalence, Phenotyping, and Molecular Epi-demiology. Am J Trop Med Hyg, 77(3): 571-582 Sarmanto. 2005. Faktor-faktor Resiko Pemanfaatan

Jamban terhadap kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Karangayu. Tesis. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

Shah, N. 2009. Global Etiology of Travelers’ Diarrhea: Systematic Review from 1973 to the Present.

Am J Trop Med Hyg, 80(4): 609-614

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuali-tatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Vesta, R. 2010. Eff ect of Rotavirus Vaccination on Death from Childhood Diarrhea in Mexico. N Engl J Med, 362: 299-305

untuk menjaga lingkungan agar tetap dalam keadaan bersih, sehat dan tidak berbau. Peng-gunaan jamban juga berguna untuk membantu mencegah pencemaran sumber air yang ada di sekitarnya. Memanfaatkan jamban keluarga yang bersih dan sehat juga tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat men-jadi penular penyakit yang dapat diakibatkan oleh tinja manusia, seperti diare, kolera, disen-tri, typus, kecacingan, berbagai penyakit salu-ran pencernaan, macam-macam penyakit kulit dan keracunan. Metode dan perencanaan yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengen-dalian atau untuk mencegah adanya penye-baran penyakit dan terjadinya suatu penyakit menitikberatkan pada penjiamu penyakit, agen penyakit atau lingkungan sekitar, dan terka-dang juga menitikberatkan pada ketiganya. Penutup

Kejadian diare di desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang ber-hubungan dengan kualitas sumber air minum dan pemanfaatan jamban keluarga. Buruknya kualitas sumber air minum disebabkan karena adanya kandungan bakteri patogen penyebab diare, sehingga tidak memenuhi syarat un-tuk digunakan sebagai air minum. Adapun buruknya pemanfaatan jamban keluarga ditan-dai dengan perilaku buang air besar di sungai. Daft ar Pustaka

Can, M. 2006. Prophylactic Saccharomyces boular-dii in the prevention of antibiotic-associated diarrhea: a prospective study. International Medical Journal of Experimental and Clinical Research, 12(4): PI19-22

Carrel, M., Escamilla, V., Messina, J., Giebultowicz, S., Winston, J., Yunus, M., Streatfi eld, P.M. & Emch, M. 2011. Diarrheal disease risk in ru-ral Bangladesh decreases as tubewell density increases: a zero-infl ated and geographically weighted analysis. International Journal of Health Geographics, 10(41): 1-9

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kualitas Sumber Air Minum di Desa Karangmangu
Tabel 5. Hubungan Pemanfaatan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian reliablitas data dapat dilihat hasil pengujian reliabilitas dari variabel Good governance, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan dan termasuk variabel

Perubahan sosial masyarakat akibat alih guna hutan rawa gambut menjadi perkebunan kelapa sawit pada aspek kependudukan (demografi) menunjukan perubahan yaitu jumlah

Menjadikan model pembelajaran connectivism untuk meningkatkan pemecahan masalah keterampilan belajar siswa menjadi model pelajaran yang menarik dan membantu tugas guru

Hasil penelitian lain juga yang dilakukan Wahyuningrum (2013), yang berjudul hubungan dukungan keluarga dengan durasi kekambuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Hasil penelitian menunjukan bahwa tepung tempe dan virgin coconut oil (VCO) memberi pengaruh berbeda nyata (signifikan) terhadap kadar lemak, protein, volume

Dalam menganalisa data digunakan metode deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data biaya produksi (biaya bahan baku langsung,

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMK program keahlian teknik bangunan pada

kegiatan penyaluran dana merupakan kegiatan bank dalam memanfaatkan dan menyalurkan dana masyarakat yang telah terkumpul ke dalam sektor- sektor yang diperolehkan menurut