• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Lembaga Amil Zakat Sebagai Agen Distribusi (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Rumah Zakat Cabang Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Peran Lembaga Amil Zakat Sebagai Agen Distribusi (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Rumah Zakat Cabang Malang)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Zakat: Sumber Pendapatan Negara dalam Islam Sejak masa pemerintahan Rasulullah SAW hingga khalifah-khalifah sesudahnya, zakat merupakan sumber pendanaan negara yang paling besar. Kewajiban zakat fitrah diturunkan pada tahun kedua hijriyah, sedangkan zakat maal atau harta benda diturunkan pada tahun kesembilan hijriyah. Dengan diturunkannya. perintah. untuk. berzakat. ini. maka. umat. Islam. menjadi. berkewajiban untuk membayar zakat. Hikmah diturunkannya zakat yaitu supaya terjadi ikatan saling tolong menolong sesama umat Islam. orang yang diberi kelebihan rizki oleh Allah berkewajiban membantu orang yang membutuhkan dengan perantara zakat. Sehingga kesenjangan dalam masyarakat akan bisa diminimalisir dan rasa persaudaraan akan semakin kuat. 2.1.1. Pengertian Zakat Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah yang berarti. berkah, tumbuh, bersih, baik, dan berkembang. Syari’at Islam memaknai zakat sebagai upaya membersihkan diri dari dan harta dari dosa serta sebagai pembuktian iman seseorang (‘Uwaidah, 1996). Para ulama fiqh mendefinisikan zakat sebagai berikut: 1. Menurut Ulama Hanafiyah Menyerahkan sebagian harta tertentu menurut ketentuan syara’ untuk memperoleh ridha Allah SWT..

(2) 2. Menurut ulama Malikiyah Mengeluarkan sebagian harta tertentu ketika telah sampai nisab kepada mustahiqnya jika telah sempurna kepemilikannya dari haulnya, kecuali pada harta tambang dan hasil pertanian. 3. Menurut ulama Syafiiyah Nama atau sebutan yang disandarkan kepada apa yang dikeluarkan dari harta (zakat mal) atau badan (zakat fitrah) kepada pihak tertentu. 4. Menurut ulama Hanabilah Suatu hak yang diwajibkan pada harta tertentu yang diberikan kepada segolongan pada zakat tertentu pula. 5. Menurut Yusuf al-Qardhawi Zakat dari segi istilah fikih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak, di samping berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti. 6. Menurut UU No 23 Tahun 2011 Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi zakat yaitu mengambil sebagian dari harta yang diberikan kepada beberapa golongan dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan oleh syariat Islam..

(3) 2.1.2 Dasar Hukum Zakat Zakat yang merupakan rukun Islam ketiga wajib dilakukan oleh setiap umat Islam sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah. Terdapat beberapa sumber hukum diwajibkannya zakat yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadits diantaranya: 1. Al Qur’an ”Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat. (Q.S. An-Nur:56). 2. As Sunnah Rasulullah SAW bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di genggaman tanganNya, tidaklah seseorang mati dan meninggalkan unta dan sapi, sedang ia tidak mengeluarkan zakatnya, melainkan pada hari kiamat kelak akan didatangi oleh apa yang lebih besar dan gemuk dari apa yang ia miliki sewaktu di dunia. Lalu binatang yang tidak dikeluarkan zakatnya itu menginjak-injak orang tersebut dengan kuku-kuku kakinya dan menanduk dengan tanduknya. Setiap kali yang terakhir menanduk, maka yang pertama kembali pada semula. Sehingga ia diberi putusan pengadilan di antar umat manusia.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi). Hadits lain yang menerangkan pentingnya zakat: “(Ada) lima perbuatan (yang akan mengakibatkan) lima malapetaka :(1). Tidaklah suatu bangsa mudah mengingkari janji, kecuali akan dikendalikan oleh musuh-musuh mereka, (2). Tidaklah mereka berhukum dengan sesuatu yang bukan diturunkan Allah, kecuali akan tersebar kekafiran, (3). Tidaklah merajalela di suatu tempat peRumah Zakatinahan, kecuali akan merajalela pula penyakit yang membawa kematian, (4). Tidaklah mereka mempermainkan takaran / timbangan atau kualitas suatu barang, kecuali akan dihambat tumbuhnya tanaman, dan akan disiksa dengan kemarau panjang, dan (5). Tidaklah mereka menahan zakat, kecuali akan dihambat turunnya hujan yang membawa keberkahan” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas). Ayat beserta hadits diatas semakin memperkuat hukum diwajibkannya zakat dan balasan terhadap seseorang yang mampu berzakat tetapi tidak mau.

(4) menunaikannya. Zakat merupakan satu-satunya rukun Islam yang berhubungan langsung dengan manusia. Ajaran ini mengingatkan pentingnya bagi manusia untuk saling tolong menolong dan membantu saudaranya yang kesulitan. Dengan diwajibkannya zakat, diharapkan tidak ada lagi jurang pemisah yang sangat lebar antara orang miskin dan kaya. 2.1.3 Rukun dan Syarat Zakat Zakat memiliki syarat dan hukum-hukum dalam pelaksanaannya. Adapun syarat wajib zakat (Qardawi, 1988) adalah : 1. Milik penuh Harta yang dizakatkan merupakan harta milik pribadi orang yang berzakat, harta tersebut dalam kekuasaan penuh di pemilik. 2. Berkembang Harta yang dikembangkan memiliki potensi untuk dikembangkan dan menghasilkan laba melalui jalan perdagangan, investasi atau jalan lainnya. 3. Cukup Nisab Zakat yang dikeluarkan harus mencapai nisab atau ukuran, takaran minimal yang telah dijelaskan dalam Al Qur’an maupun hadits. 4. Lebih dari kebutuhan biasa Harta yang dizakatkan harus melebihi dari kebutuhan biasa pemiliknya. Tidak. boleh. seseorang. mengeluarkan. zakat. jika. dalam. kondisi. kekurangan dan tidak dapat mencukupi kebutuhan biasa dalam hidupnya. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang bersumber dari Abu Hurairah “Zakat hanya dibebankan ke atas pundak orang kaya”..

(5) 5. Bebas dari Hutang Zakat tidak diwajibkan kepada pemilik yang memiliki hutang yang menghabiskan atau mengurangi jumlah nisab zakat. 6. Mencapai Haul (waktu satu tahun) Kepemilikan harta yang dizakati harus sudah mencapai waktu satu tahun. Tetapi syarat ini berlaku untuk binatang ternak, uang, harta perdagangan. Sedangkan untuk pertanian, buah-buahan, madu, logam mulia, harta karun dan lainnya dizakatkan ketika panen atau didapatkan. 2.1.4 Harta Wajib Zakat Harta-harta yang wajib dikeluarkan zakatnya menurut (Qardawi, 1988) adalah: 1. Zakat Binatang Ternak Ternak yang wajib zakat memiliki beberapa syarat yaitu telah sampai nisab, dimiliki satu tahun, digembalakan, serta tidak dipekerjakan. Binatang yang wajib dizakatkan adalah unta, sapi, kambing, dan domba. Nisab zakat unta adalah sebanyak 5 ekor, sapi 30 ekor, dan kambing 40 ekor. 2. Zakat Emas dan Perak Emas dan perak merupakan mata uang yang digunakan dalam kekhalifahan masa lalu. Sekarang zakat ini diqiyaskan kepada zakat uang. Zakat uang besarnya 2,5% dengan nisab 20 dinar (emas) dan 200 dirham (perak). Jika dikonversi ke dalam gram, maka nisab emas adalah 85 gram dan perak 595 gram. Sehingga jika seseorang telah memiliki uang senilai tersebut, maka wajib atasnya mengeluarkan zakat. Emas dan perak yang dijadikan perhiasan dan dipakai seharihari maka tidak wajib zakat..

(6) 3. Zakat Kekayaan dagang Harta pergadangan yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah harta yang diperdagangkan dengan maksud untuk mencari untung. Memiliki syarat telah mencapai setahun, sampai nisab yaitu sebesar 85 gram emas, bebas dari hutang, dan lebih dari kebutuhan pokok. 4. Zakat Pertanian Zakat pertanian dikeluarkan setiap habis panen. Dengan besar zakat 10% untuk pertanian yang sistem tadah hujan, sedangkan 5% bagi pertanian dengan sistem irigasi. Nisab zakat pertanian adalah lima wasaq atau 653 kg. 5. Zakat Madu dan produksi hewani Besar zakat madu didasarkan pada tempat diperolehnya. Jika dari tanah datar maka besar zakat madu adalah sepersepuluh, sedangkan jika dari pegunungan maka besarnya seperduapuluh. Hal ini didasarkan pada tingkat kesulitan dalam memperolehnya. 6. Zakat Barang tambang dan hasil laut Mengenai besarnya zakat tambang yang harus dikeluarkan, terdapat perbedaan pendapat antara ulama fiqh. Abu Hanifah berpendapat 20% dari hasil tambang, sedangkan Imam Malik dan Imam Syafi’I mengatakan 2,5%. 7. Zakat Investasi pabrik, gedung dan lain-lain Terdapat perbedaan pendapat mengenai kewajiban zakat invesatsi dan gedung. Ulama yang setuju adanya zakat invesatsi menetapkan besar zakatnya adalah 2,5%..

(7) 8. Zakat Profesi Zakat profesi merupakan fatwa terbaru dari ijtihad Yusuf Qardawi. Profesi disini meliputi semua pekerjaan halal yang menghasilkan uang. 9. Zakat saham dan obligasi Menurut Syekh Abdul Rahman Isa dalam kitabnya al-Mu’amalat alHaditha wa Ahkamuha menerangkan bahwa tidak semua saham wajib dikeluarkan zakatnya. Kriteria wajib zakat atas saham-saham perusahaan. adalah. bahwa. perusahaan-perusahaan. itu. harus. melakukan kegiatan dagang terlepas apakah perusahaan tersebut melakukan kegiatan industri atau tidak. Sedangkan mengenai zakat obligasi Imam Malik dan Abu Yusuf berpendapat bahwa pemilik obligasi adalah pemilik piutang yang ditangguhkan pembayarannya tetapi harus dibayar jika jatuh tempo. Sehingga zakatnya wajib dibayar untuk setahun bila obligasi itu sudah berada ditangannya selama satu tahun atau lebih. 2.1.5. Golongan Penerima Zakat Golongan penerima zakat (ashnaf) terbagi menjadi delapan golongan. sesuai dengan Q.S. At Taubah ayat 60, yaitu: 1. Fakir, yang dimaksud dengan fakir yaitu orang-orang yang tidak memiliki kekayaan berharga dan penghasilan tetap, sehingga sangat perlu ditolong supaya kelangsungan hidupnya terjaga. 2. Miskin, yaitu orang-orang yang memiliki kekayaan berharga, dan pekerjaan tetap, namun tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Misal jika.

(8) untuk bisa dikatakan hidup layak harus memiliki satu dinar perhari, maka orang miskin hanya memiliki setengah dinar per hari. 3. Amil, yaitu orang yang ditunjuk mengumpulkan zakat dari muzakki kemudian menyimpan dan mendayagunakannya serta mendistribusikan kepada mustahik. 4. Muallaf, yaitu orang yang baru masuk Islam dan diharapkan keimanannya semakin kuat dengan diberikannya zakat. 5. Riqab (untuk memerdekakan budak), yaitu dana zakat yang terkumpul digunakan untuk memerdekakan budak. 6. Gharim,. yaitu. orang. yang. memiliki. hutang. dan. tidak. mampu. membayarnya sedangkan hutang tidak dipergunakan sebagai alat untuk bermaksiat. 7. Fi sabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah, baik dengan jiwa, tenaga, dan hartanya demi meninggikan agama Allah. 8. Ibnu Sabil, yaitu orang yang melakukan suatu perjalanan panjang sedangkan perjalanan tersebut bukan dalam rangka menempuh jalan kemaksiatan.. 2.2. Konsep Kemiskinan Karena penelitian hanya berfokus kepada dua dari delapan ashnaf, yaitu fakir dan miskin, maka disini akan dijelaskan beberapa teori tentang kemiskinan menurut beberapa pendapat. Menurut Soenarno dalam Multifiah (2011), kemiskinan merupakan persoalan multi-dimensi yang mencakup dimensi sosial, politik, ekonomi, maupun asset. Pertama, dimensi sosial muncul dalam bentuk tidak terintegrasikannya.

(9) masyarakat miskin dalam institusi sosial yang ada, serta terinternalisasikannya budaya kemiskinan yang akhirnya merusak kualitas serta etos kerja yang mereka jalani. Kedua, dimensi politik berwujud pada tidak dimilikinya sarana yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin, sehingga mereka tersingkir dalam proses pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan pemenuhan kebutuhan mereka. Ketiga, dimensi ekonomi tampil dengan rendahnya pendapatan, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dalam batas yang layak. Keseluruhan dimensi tersebut berujung pada dimensi asset yang ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin terhadap berbagai hal yang menjadi modal hidup, diantaranya kualitas sumber daya manusia, peralatan kerja, modal usaha, dan sebagainya. Sementara menurut Todaro dalam Multifiah (2011), kemiskinan bisa dikaitkan dengan modal yang kurang, kekurangan gizi, perumahan yang tidak sehat, dan pendapatan perkapita yang rendah. Multifiah menyimpulkan bahwa fakir miskin adalah mereka yang telah sungguh-sungguh bekerja dengan peralatan dan sumberdaya seadanya yang dimiliki, tetapi penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi standar minimum kebutuhan keluarga mereka. Oleh karena itu mereka membutuhkan bantuan yang bersifat konsumtif dan produktif. Misalnya modal bantuan usaha untuk membuat usaha sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup, paling tidak kebutuhan primer.. 2.3 Distribusi Dalam Islam Zakat merupakan salah satu fungsi distribusi dalam Islam. Muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) akan membantu mustahik (orang yang berhak.

(10) mendapatkan zakat) untuk bisa hidup lebih baik dengan zakat yang diberikan kepadanya. Pada zaman Rasulullah SAW bahkan zakat merupakan instrumen terpenting dalam distribusi pendapatan, sehingga tidak ada lagi masyarakat miskin karena terbantu dengan zakat yang dikeluarkan oleh masyarakat kaya lainnya (Karim, 2006). Islam memandang bahwa semua orang Islam adalah bersaudara sehingga memiliki kewajiban untuk saling membantu dan meringankan beban. Termasuk di dalamnya kewajiban orang kaya untuk membantu memudahkan akses orang miskin dalam pendidikan. Tujuan sosial terpenting bagi distribusi pendapatan, diantaranya: 1. Memenuhi. kebutuhan. kelompok. yang. membutuhkan,. dan. menghidupkan prinsip solidaritas di dalam masyarakat muslim. 2. Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang di antara individu dan kelompok di dalam masyarakat. 3. Mengikis sebab-sebab kebencian dalam masyarakat, seperti iri dengan kondisi orang yang lebih beruntung dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Allah SWT berfirman: "Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah,sesungguhnya Allah amat keras siksa-Nya." (Al-Maa`idah:2). Sudarsono dalam Rahmawaty (tanpa tahun) mengungkapkan bahwa distribusi merupakan kajian terpenting dalam bidang ekonomi. dalam mikro Islam.

(11) menyatakan bahwa distribusi bukan hanya pembahasan mengenai perilaku ekonomi semata, namun juga berkaitan dengan sosial dan politik. Dana zakat yang didistribusikan kepada mustahik, dalam teori ekonomi disebut dengan distribusi pendapatan yang tidak melalui pasar (Multifiah, 2011). Namun terdapat perbedaan distribusi tanpa pasar dalam hal zakat dengan dengan distribusi pendapatan tanpa melalui pasar yang pada umumnya. Jika distribusi tanpa pasar pada umumnya diberikan dalam bentuk langsung untuk konsumsi yang bersifat konsumtif, maka dalam zakat adalah yang bersifat tidak langsung atau bersifat produktif yaitu sebagai alat untuk bekerja dalam bentuk modal usaha, pendidikan dan kesehatan. Dengan demikian walaupun pada awalnya zakat merupakan distribusi pendapatan yang tidak melalui pasar, pada akhirnya dana zakat tersebut akan menjadikan penerima menjadi sumberdaya yang produktif, karena membuat rumah tangga miskin menjadi berdaya. Dana zakat yang terkumpul sangat disayangkan jika hanya digunakan untuk kebutuhan konsumsi mustahik. Zakat harus difungsikan sebagai pengentas kemiskinan masyarakat, sehingga tujuan akhir yang ingin dicapai adalah membuat mustahik menjadi muzakki. Oleh karena itu menurut Khasanah (2010), pengelolaan zakat harus ditangani secara profesional oleh Organisasi Amil Zakat (OAZ), termasuk di dalamnya LAZ. Untuk menjadi LAZ yang dipercaya oleh masyarakat, setidaknya terdapat empat hal yang harus diperhatikan (Khasanah, 2010): 1. Independen. LAZ harus menjadi lembaga independen yang tidak tergantung kepada orang atau organisasi tertentu. Sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun..

(12) 2. Netral. Dalam pekasanaannya LAZ merupakan lembaga milik masyarakat karena dana yang dikelola dikumpulkan dari semua elemen masyarakat. Sehingga LAZ harus netral, melayani semua masyarakat dan tidak boleh memihak kepada salah satu golongan saja. 3. Tidak Diskriminatif. Dalam pengumpulan dan pendistribusian zakat, LAZ tidak boleh diskriminatif terhadap mustahik. Selama mustahik termasuk dalam delapan ashnaf yang harus dibantu, maka kewajiban bagi LAZ untuk menyalurkan dana zakat kepada mereka. 4. Tidak Berpolitik Praktis. LAZ tidak boleh berpolitik praktis dan memihak satu partai politik supaya muzakki dari partai politik lain juga mau untuk berzakat.. 2.4. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Winoto (2011) yang berjudul “Pengaruh Dana Zakat. Produktif Terhadap Keuntungan Usaha Mustahik Penerima Zakat (Studi Kasus BAZ Semarang)” menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk mengetahui sumber dan penggunaan dana zakat serta mekanisme pemberian dana zakat produktif pada Badan Amil Zakat Kota Semarang. Metode uji beda (Paired T-test) dilakukan untuk menganalisis pengaruh dana. zakat. produktif. terhadap. pendapatan. usaha,. keuntungan. usaha,. pengeluaran rumah tangga mustahik. Metode analisis regresi sederhana dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh modal usaha terhadap keuntungan usaha setelah menerima bantuan modal..

(13) Di akhir penelitian terdapat hasil bahwa hasil analisis uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan total pengeluaran rumah tangga, penerimaan usaha, pengeluaran usaha dan keuntungan usaha responden sebelum dan setelah menerima bantuan modal. Hasil analisis regresi pada tingkat signifikansi 5% menunjukan variabel modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan usaha setelah menerima bantuan modal usaha. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Lutviana (2010) dengan judul “Evaluasi Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat (Studi Kasus LAZIS Masjid Sabilillah Malang Tahun 2006-2008). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. LAZIS Masjid Sabilillah Malang merupakan lembaga zakat yang menggunakan layanan jemput zakat kepada muzakki, hal ini dimaksudkan supaya muzakki tidak perlu repot mendatangi LAZIS untuk membayarkan zakatnya dan jumlah dana zakat yang dikumpulkan bisa lebih maksimal. Dana zakat yang terkumpul didistribusikan melalui beberapa program yaitu program santunan program pendayagunaan. Program santunan terdiri dari santunan beasiswa, santunan penjunjang belajar, santunan lansia, santunan ghorim, santunan musafir, santunan sosial, dan santunan guru ngaji. Sementara program pendayagunaan terdiri dari program bina prestasi, program siswa mandiri, program pendampingan peningkatan mutu TPQ, program peningkatan minat baca, program tabungan siswa, program pemberdayaan tukang becak, dan program pembinaan mushola. Terdapat beberapa koreksi dari sistem penyaluran dana zakat kepada mustahik yaitu tidak semua anggaran dana yang ditetapkan jumlahnya sama dengan yang disalurkan. Hal ini karena minimnya dana zakat yang terhimpun.

(14) sehingga dana yang disalurkan tidak sesuai dengan target. Namun upaya dari LAZIS. Masjid. Sabilillah. Malang. merupakan salah. satu. bentuk. upaya. pemberdayaan ekonomi umat yang perlu didukung. Selanjutnya penelitian yang diangkat menjadi skripsi dilakukan oleh Maslah (2012), Mahasiswa Hukum Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang berjudul “Pengelolaan Zakat Secara Produktif Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Pengelolaan Pendistribusian Zakat oleh BAZIS di Dusun Tarakan, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang)”. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologis, dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Penelitian dilakukan di dusun Turukan yang merupakan sebuah perkampungan kecil yang terletak di lereng gunung Ungaran. Profesi yang dijalani oleh masyarakatnya pun beragam, tetapi mayoritas bekerja sebagai petani. Jumlah penduduk miskin sebanyak 12 % dari total penduduk. BAZIS Dusun Turukan didirikan pada Ramadhan tahun 1996. Tujuan didirikannya adalah untuk meratakan distribusi zakat kepada seluruh masyarakat. Dari delapan ashnaf dalam Al Qur’an yang wajib menerima zakat, hanya terdapat enam ashnaf disana, yaitu fakir, miskin, mualaf, amil, sabilillah, dan ghorim. Dalam distribusinya zakat fitrah dan zakat mal didistribusikan dengan cara yang berbeda. Pertama, zakat fitrah didistribusikan dengan orientasi konsumtif berupa uang dan beras menjelang hari raya Idul Fitri. Tujuannya untuk menjamin kecukupan bahan makanan dan keperluan dapur dalam menyongsong hari raya. Kedua, pendistribusian zakat mal sebagian langsung diberikan kepada mustahik berupa uang dan beras juga menjelang hari raya, sistem ini hampir sama dengan zakat fitrah. Sedangkan sebagian yang lain dari zakat mal diberikan dalam bentuk modal wirausaha berjualan bunga dan ternak kambing. Sementara usaha jualan bunga telah berhenti pada tahun 2008 karena kalah bersaing dengan.

(15) pengusaha yang bermodal besar, maka usaha ternak kambing tetap menjadi andalan masyarakat. Berbagai macam respon masyarakat ketika mendapatkan bantuan berupa kambing. Ada yang dititipkan kepada orang lain karena tidak terbiasa memeliha kambing, ada yang langsung dijual untuk membeli alat-alat bengkel, ada yang dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan ada yang dirawat sendiri sampai kambingnya beranak pinak. Tujuan pemberian kambing dari dana zakat ini adalah sebagai alat distribusi kekayaan antar masyarakat, dan supaya masyarakat Dusun Turukan bisa berkembang ekonominya dengan memelihara kambing. Namun penting diperhatikan. bahwa. pemberian. kambing. juga. harus. dibarengi. dengan. pemahaman kepada masyarakat supaya bisa memanfaatkan peluang yang dimiliki sebaik mungkin serta pendampingan usaha supaya berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan awal. Penelitian. selanjutnya. dilakukan. oleh. Mukhlisin. (2009),. seorang. mahasiswa jurusan manajemen dakwah Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah. Jakarta. dengan. judul. “Pendistribusian. Dana. Zakat. Untuk. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pada Badan Amil Zakar Daerah (Bazda) Kab. Karawang”. Skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan metode pengumpulan zakat primer dan sekunder. BAZDA Karawang dibentuk pada tanggal 4 Oktober 2004. Sebuah badan amil zakat disyaratkan harus amanah, profesional, dan transparan dalam pengoperasiannya. Sumber perolehan dana zakat berasal dari beberapa instansi pemerintah daerah Karawang. Dari beberapa instansi tersebut, tidak semua pegawainya sadar dengan kewajiban untuk beRumah Zakatakat, sehingga jumlah dana zakat yang dibayarkan juga tidak sama antar instansi. Masalah kurang sadarnya mereka dalam membayar zakat ini harus menjadi pekerjaan.

(16) rumah bagi semua badan amil zakat dalam memberikan penyadaran. Dalam pelaksanaannya, distribusi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. BAZDA Kab. Karawang mendistribusikan dana zakatnya untuk diberikan kepada majelis taklim, bantuan bencana alam, bantuan prasarana keagamaan, pembangunan masjid, memberikan santunan, bantuan modal usaha bergilir, dan pemberian bantuan pada yayasan dan panti asuhan. Pendistribusian. zakat. di. BAZDA. Kab.. Karawang. memiliki faktor. pendukung antara lain, adanya baadan hukum yang berupa undang-undang serta peraturan daerah Karawang dan keputusan bupati tentang pembentukan BAZDA Karawang, adanya sekretariat yang disediakan oleh pemerintah daerah, adanya tenaga honor pemerintah daerah yang ditempatkan di BAZDA, dan adanya potensi zakat yang cukup besar. Selain faktor pendukung, juga ada faktor penghambat pendistribusian zakat, yaitu kesadaran masyarakat masih lemah, pembayaran zakat yang masih tradisional sehingga kurang efektif dalam penggunaannya, terbatasnya tenaga-tenaga penyuluh tentang BAZ, dana operasional termasuk anggaran operasional, membayar zakat langsung kepada mustahik, dan belum semua pimpinan unit instansi mau bekerja sama dengan BAZDA Karawang.. 2.5. Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian digunakan untuk memudahkan peneliti dalam. menentukan ide dasar dari penelitian. Sehingga kerangka pikir penelitian yang dirumuskan adalah sebagai berikut:.

(17) Gambar 2.1 : Kerangka Pikir Penelitian. Zakat Maal Badan Amil Zakat Muzakki. Program LAZ Lembaga Amil Zakat. Distribusi. Fakir. Sumber: Gambar oleh penulis, 2014. Miskin. Zakat Fitrah.

(18)

(19)

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

kenakalan remaja di antaranya adalah faktor di dalam diri anak itu sendiri, faktor yang berasal dari keluarga, faktor dari lingkungan masyarakat, dan faktor yang berasal dari

Ada beberapa jenis lembaga yang berhak mengelola dana zakat, infak, dan shadaqah menurut UU RI No 23 Tahun 2011 yaitu Badan Amil Zakat Nasional yang

Tunjangan Khusus Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Papua, yang selanjutnya disebut dengan TKPKD Provinsi Papua adalah tunjangan yang diberikan sebagai insentif

Insidensi tumor pada kelompok perlakuan ekstrak dosis 250 mg/kg BB mencapai 4/10 dalam waktu 16 minggu, artinya hanya 4 ekor tikus yang terkena tumor mamae (n=10).. Adapun

23 tahun 2011 disebutkan bahwa Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya

Karya sastra menjadi warisan leluhur, karena dengan karya sastralah siapa saja dapat mengungkapkan apa yang dirasakan untuk menyampaikannya kepada pembaca atau penikmat

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut: 1) Hubungan antara harga kakao biji yang diterima petani produsen dengan harga

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan dan hasil yang baik pada budidaya selada daun dalam polybag dengan jenis tanah Podsolik Merah Kuning, tidak cukup hanya