TINJAUAN TEKNIK DAN POLA DESAIN SENI MERANGKAI
JANUR BERBENTUK UMBUL
–
UMBUL PADA UPACARA
PERKAWINAN ADAT JAWA DI MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Maya Wardani P
209151016
JURUSAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, April 2014
Maya Wardani P
ABSTRAK
Maya Wardani P, 209151016, Tinjauan Tekhnik Dan Pola Desain Seni Merangkai Janur Berbentuk Umbul – Umbul Pada Upacara Perkawinan Adat Jawa Di Medan, Skripsi Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik serta pola desain yang terdapat dalam seni merangkai janur. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat di wilayah yang terdapat di kecamatan Medan,yaitu Medan Sunggal, Medan Denai, Medan Tuntungan, Medan Belawan, Medan Petisah, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Barat, Medan Helvetia, dan Medan Marelan. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dimulai dari bulan Desember sampai bulan Februari. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa dalam masyarakat yang ada dikota Medan terdapat kebudayaan atau tradisi masyarakat Jawa seperti adanya pemasangan janur pada setiap acara perkawinan. Tradisi tersebut sudah sangat melekat pada kehidupan masyarakat Medan. Janur pada dasarnya mempunyai makna yang harfiah dalam pernikahan, yaitu adanya maksud suci. Janur kuning merupakan sebuah rangkaian dari daun kelapa yang digunakan sebagai symbol dalam upacara pernikahan adat Jawa. Dalam pembuatan rangkaian janur tersebut memiliki pola serta teknik dalam merangkainya. Untuk mengetahui pola serta teknik yang digunakan dalam merangkai janur terdapat beberapa tahap dalam pembuatannya. Tahap pertama adalah pemilihan bahan, janur yang dipakai dalam rangkaian janur berupa janur yang masih muda karena janur tersebut masih lentur. Tahap kedua adalah pembuatan pola, pola yang digunakan disesuaikan dengan bentuk janur yang akan dibuat. Beberapa pola yang dipakai berupa pola simetris dengan motif garis lurus, garis lengkung, garis diagonal, serta setengah lingkaran. Tahap ketiga adalah tahap merangkai, pada proses ini terdapat beberapa teknik yang digunakan diantaranya teknik memegang janur, teknik memotong janur, teknik mengukir, teknik merangkai.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……… i
ABSTRAK………. iii
DAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR TABEL ……… vii
DAFTAR GAMBAR ……… viii
BAB I : PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang ……….. 1
B. Identifikasi Masalah ……… 4
C. Batasan Masalah ……… 5
D. Rumusan Masalah ………... 5
E. Tujuan Penelitian ……… 5
F. Manfaat Penelitian ……….……. 5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……… 7
A. Pengertian Tinjauan……… 7
B. Pengertian Teknik……… 8
C. Pengertian Pola Desain………. 9
D. Pengertian Seni Merangkai Janur………. 10
1. Pengertian Seni ……… 10
3. Pengertian Janur……….……… 12
4. Seni Merangkai Janur……….……… 19
E. Pengertian Perkawinan ………23
DAFTAR PUSTAKA ……… 115
DAFTAR TABEL
1. Table 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ………. 28
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Ragam Janur Dalam Pernikhan Yogyakarta……… 15
2. Gambar 2.2 Folding Unfolding yang Terjadi dalam Pohon Kelapa……..18
3. Gambar 2.3 Janur Kanan dan Kiri ……….………18
4. Gambar 2.4 Tahapan Awal Pembuatan Janur: Pembentukkan Pola ……. 20
5. Gambar 2.5 Bentuk Dasar Janur dan Pola Dasar Rangkaian ……… 20
6. Gambar 2.6 Rotasi dalam Pembuatan Janur ………. 21
7. Gambar 2.7 Tahapan Pembuatan Janur ……….22
8. Gambar 3.1 Peta Wilayah Kecamatan di Kota Medan……….. 27
9. Gambar 4.1 Alat – alat Membuat Janur ……… 36
10.Gambar 4.2 Potensi Pelepah Pisang oleh Folds Dapat Digunakan dalam Pembuatan Janur……….. 37
11.Gambar 4.3 Penentuan Diameter Janur , Genggaman Tangan…………. 37
12.Gambar 4.4 Daun Kelapa sebagai Material Utama Janur………. 38
13.Gambar 4.5 Foto Janur Di Wilayah Medan Helvetia……….38
14.Gambar 4.6 Pola Janur Wilayah Medan Helvetia..……….. 39
15.Gambar 4.7 Pola Janur Wilayah Medan Helvetia……… 39
16.Gambar 4.8 Cara Memotong Janur ……….. 40
17.Gambar 4.9 Tahap Pembuatan Janur Pola Alas………. 41
18.Gambar 4.10 Tahap Menancapkan Janur Pada Batang Pisang……… 41
20.Gambar 4.12 Tahap Pembuatan Pola Kedua………. 42
21.Gambar 4.13 Pola Ketiga ……….. 43
22.Gambar 4.14 Hasil Akhir Pembuatan Janur Wilayah Medan Helvet …… 43
23.Gambar 4.15 Foto Janur Wilayah Medan Tuntungan ……… 44
24.Gambar 4.16 Pola Janur Wilayah Medan Tuntungan ………. 44
25.Gambar 4.17 Pola Janur Wilayah Medan Tuntungan ……… 44
26.Gambar 4.18 Pembentukan Pola Tahap Awal ……… 45
27.Gambar 4.19 Proses Menghekter ……… 46
28.Gambar 4.20 Proses Penyusunan Pola ……… 46
29.Gambar 4.21 Tahap Merangkai ……….. 47
30.Gambar 4.22 Hasil Akhir ……… 47
31.Gambar 4.23 Foto Janur Wilayah Medan Denai ……… 48
32.Gambar 4.24 Pola Janur Wilayah Medan Denai ……… 48
33.Gambar 4.25 Pola Janur Wilayah Medan Denai ……… 49
34.Gambar 4.26 Proses Menancapkan Janur Pada Batang Pisang …………. 50
35.Gambar 4.27 Proses Menghekter ……… 51
36.Gambar 4.28 Hasil Akhir Tahap Pertama ……… 51
37.Gambar 4.29 Prose Menganyam ………... 52
38.Gambar 4.30 Hasil Akhir Tahap Kedua ……… 52
39.Gambar 4.31 Hasil Akhir ……….. 52
41.Gambar 4.33 Proses Penyusunan Tahap Ketiga ……… 53
42.Gambar 4.34 Pola Hias ……….. 54
43.Gambar 4.35 Pemasangan Pola Hias ……… 54
44.Gambar 4.36 Hasil Akhir Tahap Ketiga ……… 55
45.Gambar 4.37 Rumbai – Rumbai ………. 56
46.Gambar 4.38 Hasil Akhir ……… 56
47.Gambar 4.39 Foto Janur Wilayah Medan Marelan ……….57
48.Gambar 4.40 Pola Janur ………. 57
49.Gambar 4.41 Pola Janur ……… 58
50.Gambar 4.42 Proses Menancapkan Janur Pada Batang Pisang Tahap Awal59 51.Gambar 4.43 Proses Menghekter ……….. 59
52.Gambar 4.44 Hasil Akhir ………. 60
53.Gambar 4.45 Proses Menganyam ……….. 60
54.Gambar 4.46 Proses Menyambung ……… 61
55.Gambar 4.47 Hasil Penyatuan ……… 62
56.Gambar 4.48 Proses Menancapkan Janur Pada Tahap Kedua ………….. 62
57.Gambar 4.49 Proses Menghekter ……….. 63
58.Gambar 4.50 Proses Penyatuan……… 63
59.Gambar 4.51 Pola Hias ………. 64
60.Gambar 4.52 Hasil Akhir Tahap Kedua………. 64
62.Gambar 4.54 Hasil Akhir ……….. 65
63.Gambar 4.55 Foto Janur Wilayah Medan Belawan ……….. 66
64.Gambar 4.56 Pola Janur ……… 66
65.Gambar 4.57 Pola Janur ……… 67
66.Gambar 4.58 Pola Janur ……… 67
67.Gambar 4.59 Proses Menancapkan Janur Tahap Pertama ……… 68
68.Gambar 4.60 Proses Menghekter ………. 69
69.Gambar 4.61 Hasil Akhir ………. 69
70.Gambar 4.62 Proses Menganyam ……… 70
71.Gambar 4.63 Hasil Akhir Tahap Kedua……… 70
72.Gambar 4.64 Proses Menancapkan Janur Tahap Ketiga ……… 71
73.Gambar 4.65 Proses Menghekter Tahap Kedua ………. 71
74.Gambar 4.66 Hasil Akhir Tahap Kedua ………... 72
75.Gambar 4.67 Proses Menancapkan Janur Pada Tahap Ketiga ………….. 72
76.Gambar 4.68 Proses Mematahkan Bagian Janur ……….. 73
77.Gambar 4.69 Proses Menancapkan Janur Setelah dipatahkan …………. 73
78.Gambar 4.70 Proses Penyatuan Menggunakan Hekter ………. 74
79.Gambar 4.71 Hasil Akhir Tahap Ketiga ……… 74
80.Gambar 4.72 Contoh Hasil Akhir Tahap Keempat ……… 75
81.Gambar 4.73 Pola Tahap Empat ……… 75
83.Gambar 4.75 Prose Menghekter ……… 76
84.Gambar 4.76 Hasil Akhir Keseluruhan ……….. 77
85.Gambar 4.77 Foto Janur Wilayah Medan Sunggal………. 78
86.Gambar 4.78 Pola Janur ………. 78
87.Gambar 4.79 Pola Janur ……… 79
88.Gambar 4.80 Pola Janur ……… 79
89.Gambar 4.81 Pola Janur ……… 79
90.Gambar 4.82 Proses Menancapkan Janur Pada Batang Pisang ………….. 79
91.Gambar 4.83 Proses Penyatuan Menggunakan Hekter ………. 82
92.Gambar 4.84 Hasil Akhir Tahap Awal ……….. 82
93.Gambar 4.85 Proses Menganyam ………. 82
94.Gambar 4.86 Hasil Akhir ……… 84
95.Gambar 4.87 Hasil Akhir Tahap Kedua ……… 84
96.Gambar 4.88 Proses Penancapan Tahap Ketiga ……… 84
97.Gambar 4.89 Proses Mematahkan Bagian Janur ……… 85
98.Gambar 4.90 Proses Menghekter ……… 85
99.Gambar 4.91 Hasil Akhir Tahap Ketiga ……… 86
100. Gambar 4.92 Pola Keempat ……….. 86
101Gambar 4.93 Tahap Pembentukan ……… 86
102Gambar 4.94 Proses Menganyam ………. 87
104Gambar 4.96 Foto Janur Wilayah Medan Amplas ……… 88
105Gambar 4.97 Pola Janur ………. 88
106Gambar 4.98 Pola Janur ……… 89
107Gambar 4.99 Tahap Pembentukan Pertama ……… 89
108Gambar 4.100 Proses Mematahkan Bagian Janur ……… 90
109Gambar 4.101 Proses Penyatuan ……….. 90
110Gambar 4.102 Hasil Akhir Tahap Pertama ………... 91
111Gambar 4.103 Pola Janur ……….. 91
112Gambar 4.104 Proses Pembentukan Tahap Kedua ……… 92
113Gambar 4.105 Proses Menganyam ……….. 92
114Gambar 4.106 Hasil Akhir Tahap Kedua ……….. 92
115Gambar 4.107 Foto Janur Wilayah Medan Barat ………. 92
116Gambar 4.108 Pola Janur……… 93
117Gambar 4.109 Pola Janur ……… 93
118Gambar 4.110 Pola Janur ………. 94
119Gambar 4.111 Pembentukan Janur Tahap Awal ……… 94
120Gambar 4.112 Pembentukan Tahap Kedua ……… 95
121Gambar 4.113 Hasil Akhir ………. 95
122Gambar 4.114 Proses Pembentukan Tahap Ketiga ………. 96
123Gambar 4.115 Foto Janur Wilayah Medan Petisah ………. 97
146Gambar 4.138 Pemasangan Pola Sirip Lebah ………. 108
147Gambar 4.139 Pemasangan Rumbai – Rumbai di Bagian Bawa… 109
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan
wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan
memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara
geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur
Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian
2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan memiliki 21 kecamatan, salah satunya
adalah kecamatan Medan kota. Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar
84.530 jiwa. Luasnya adalah 5,27 km² dan kepadatan penduduknya adalah 16.039,85 jiwa/km².
Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, Melayu, Batak, Mandailing, Karo,
keturunan India dan Tionghoa. (www.pemkomedan.go.id )
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa
yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai
Kampung Keling yang sekarang dikenal dengan nama Kampung Madras, yang merupakan
daerah pemukiman orang keturunan India.
Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah
tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan
Dengan jumlah etnis yang beragam maka tentunya Medan merupakan kota yang
memiliki beragam kebudayaan pula, begitu juga dengan kebudayaan adat Jawa yang sudah
begitu melekat, seperti halnya dalam upacara perkawinan orang – orang Jawa memiliki tradisi
tersendiri. Masyarakat kota Medan sebagian besar persentasinya didominasi oleh orang – orang
Jawa sekitar 33,03 % berdasarkan perbandingan etnis pada tahun 1930, 1980 dan tahun 2000
keterangan ini berdasarkan pada data BPS Sumut sehingga tradisi atau kebudayaan masyarakat
yang ada di kota Medan juga tidak bisa terlepas dari kebudayaan suku Jawa, tradisi yang sangat
melekat di kota Medan salah satunya adanya pemasangan janur pada saat acara perkiwanan.
Selain itu, di kota Medan juga terdapat Pujakesuma yang merupakan putra putri jawa kelahiran
Sumatera sebagai salah satu komunitas bahwa di kota Medan didominasi oleh kebudayaan Jawa.
Dalam kebudayaan Jawa janur memiliki makna tersendiri sehingga dalam setiap
diselenggarakannya suatu upacara adat maka tidak jarang janur digunakan sebagai suatu simbol
dalam upacara adat tersebut.
Janur adalah daun kelapa yang masih muda berwarna kuning keemasan,dan mudah
didapat di seluruh penjuru tanah air. Bagi masyarakat Hindu di Bali seni merangkai janur juga
disebut “mejejahitan”, suatu prakarya tangan dengan bahan utama janur dan aneka dedaunan.
Disebut jejahitan karena cara merangkainya menggunakan teknik jahit dengan memakai
biting/semat, yaitu belahan bambu yang kecil.( Entik Padmini Dewabrata : 16,T.Th)
Pengertian mejejahitan tidak hanya terbatas pada pekerjaan menjahit dedaunan saja,
tetapi juga meliputi anyam menganyam, merangkai serta mengikat. Dalam menjahit atau
menggunakan biting, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu : jarak yang sama dan
Kemajuan teknologi juga telah memengaruhi cara merangkai janur dengan
mempertimbangkan efektivitas waktu yang digunakan dalam merangkai. Namun demikian, tetap
harus mengedepankan estetika yang tinggi. Untuk itu, arah dan jarak staples tetap harus
diperhatikan.
“Masyarakat Jawa mengartikan janur sebagai “sejating nur” yang artinya cahaya sejati. Etimologi Jawa itu menyatakan bahwa dalam mengarungi kehidupan ini manusia membutuhkan cahaya agar dapat melihat dengan jelas hal – hal yang baik dan yang buruk sehingga dapat mengambil langkah yang benar. Cahaya tersebut datang dari Allah Yang Maha Mengetahui, maka sebagai manusia hendaknya senantiasa ingat kepada-Nya.”(Entik Padmini Dewabrata:16 )
Pada hakekatnya, berbagai desain janur yang telah dilengkapi dengan bunga, dedaunan,
buah, jajan pasar, wewangian ( dupa ), dan lain – lain merupakan sarana sesaji ( sajen ) yang
dibuat untuk mengungkapkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan oleh Sang Maha
Pencipta. Janur juga dapat digunakan sebagai sarana tolak bala, menangkal kejahatan. Janur
memiliki aura yang kuat, tinggal bagaimana memahami makna yang tersirat.
Bagi sebagian masyarakat khususnya di kota Medan kerajinan janur hanya dianggap
sebagai hiasan dalam pernikahan, masyarakat pada umumnya sama sekali belum dikenalkan
tentang bagaimana cara merangkai janur serta teknik apa saja yang digunakan. Dalam hal ini
perlu adanya pengenalan bagi masyarakat khususnya di daerah Sumatera Utara agar mengetahui
seluk beluk tentang seni merangkai janur khususnya teknik pembuatannya sehingga masyarakat
juga dapat terus melestarikannya sebagai suatu tradisi yang harus terus dipertahankan.
Dalam merangkai janur terdapat beberapa teknik serta jenis – jenis janur yang memiliki
selanjutnya akan dibahas mengenai jenis – jenis janur serta berbagai macam teknik serta pola
desainnya.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari pemaparan yang telah dikemukakan pada bagian latar belakang, maka
dapat diidentifikasikan beberapa rumusan masalah. Adapun identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengapa dalam setiap upacara pernikahan selalu dipasang sebuah janur sebagai tanda
suatu acara pernikahan ?
2. Bagaimana proses pembuatan seni merangkai janur ?
3. Teknik – teknik apa saja yang digunakan dalam seni merangkai janur ?
4. Apakah ada perbedaan teknik yang digunakan pada setiap jenis pembuatan karya seni
janur?
5. Bagaimana pola desain dalam pembuatan karya seni janur ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas maka perlu ditentukan batasan masalah yang dapat
mempertegas penelitian ini sesuai dengan kemampuan dan waktu yang penulis miliki. Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah
Teknik apa saja yang digunakan dalam seni merangkai janur dan bagaimana pola desain
yang terdapat dalam proses pembuatan karya seni janur ?
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas maka perlu ditentukan rumusan masalah yang dapat
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui teknik apa saja yang digunakan dalam merangkai janur.
2. Untuk mengetahui pola desain apa saja yang terdapat dalam pembuatan karya seni
janur.
F. Manfaat Penelitian
1. Sebagai tambahan informasi bagi mahasiswa seni rupa tentang seni merangkai janur.
2. Sebagai penambah pengetahuan bagi mahasiswa seni rupa mengenai teknik yang
digunakan dalam proses pembuatan seni janur.
3. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa ataupun masyarakat umum mengenai
keistimewaan dari seni merangkai janur .
4. Sebagai tambahan wawasan dalam memahami berbagai macam pola desain yang
terdapat dalam pembuatan janur.
5. Sebagai literatur dalam pustaka dan bagi peneliti sebagi penambah pengetahuan dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dalam pembahasan penelitian ini adalah bagaimana pola dan teknik dalam rangkaian
janur berbentuk umbul – umbul. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapat
kesimpulan bahwa terdapat beberapa teknik serta pola desain dalam pembuatan janur. Adapun
pola dan teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Teknik dalam rangkaian janur
a. Teknik Pemilihan Janur
Janur yang dipilih adalah janur yang masih mudah dan masih lentur.
b. Teknik Pemilihan Batang Pisang
Batang pisang yang digunakan sebesar genggaman tangan.
c. Teknik Memegang Janur
Tangan kiri memegang janur tangan kanan memegang pisau.
d. Teknik Memotong
Hendaklah pegang beberapa helai ujung janur dan tarik keatas sehingga
membentuk sudut 900.
e. Teknik Mengukir
Peganglah janur dengan tangan kiri sedangkan ujung janur selipkan antara
tangan kiri dengan dada.
menumpuk janur itu.
2. Pola dalam seni merangkai janur
Pola – pola yang biasa digunakan berupa pola simetris dengan motif garis lurus, garis
melengkung, garis diagonal, dan setengah lingkaran.
B. SARAN
Adapun beberapa saran dari penulis sebagai berikut :
1. Dalam pembuatan kerajinan janur ada baiknya bagi pemula menggunakan literature
yang terdapat dalam buku maupun belajar langsung pada ahlinya.
2. Ada baiknya bekerjasama dengan bidan manten atau wedding organeiser khususnya
adat jawa sehingga lebih memudahkan dalam memperoleh informasi tentang
pembuatan janur.
3. Bagi instansi terkait dalam bidang kebudayaan sebaiknya mengadakan suatu kegiatan
yang dapat melestarikan tradisi ini sehingga kedepannya generasi penerus dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.Cetakan keduabelas. Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya : Airlangga University Press
Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. 1995. Makna Seni Dekorasi Janur dan Ronce Bunga Melati. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Bratawijaya, Thomas Wiyasa. 1985. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Sinar Harapan
Dewabrata, Entik Padmini. Tatanan Baru Rangkaian Janur Gaya Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Deleuze, Gilles. 1993. The Fold: Leibniz and Baroque (Tom Conley, Penerjemah). London: The Athlone Press.
Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta : Grafiti Pers
Hadi. 1984. Metodologi Penelitian. Bandung : UNESA University Press
Hilman. 2008. Membuat Hiasan Janur: Jakarta : Azka Press
Endah, Kuswa. 2006. Kejawen Jurnal Kebudayaan Jawa. Yogyakarta : Narasi Yogyakarta
Moleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Moertjipto,dkk. 2002. Pengetahuan, Sikap, Keyakinan, Dan Perilaku Di Kalangan Generasi Muda Berkenaan Dengan Perkawinan Tradisional Di Kota Semarang Jawa Tengah.Yogyakarat : Badan Pengembangan Kebudayaan Dan Pariwisata
Prijotomo, Josef. 1995. Petungan: Sistem Ukuran dalam Arsitektur Jawa.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Riyanto,Yatim, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif . Surabaya: UNESA University Press
Sachari, Agus, 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta : Penerbit Erlangga
Sekar Griya Paes. (2011). Tarub.
http://sekarpaes.blogspot.com/2011/03/tarub.html.
Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Thompson, D’Arcy. 1961. On Growth and Form. Great Britain: Cambidge University Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978 / 1979. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Jawa Barat . Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah
Widodo, R, dkk. 1985. Petunjuk Praktis Merangkai Janur. Surabaya: Danakarya Surabaya
Ws,Harsono Sunu Hadi. 1978. Tehnik Konstruksi dan Seni Merangkai Janur. Yogyakarta: Toko Buku Gunung Agung
Alumni Smangadawi. 2009. Pengertian Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran http://alumni.smadangawi.net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/.
http://www.dikbangkes-jatim.com/?p=45
http://skripsistikes.wordpress.com
http://www. Artikata.com