PERAN FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB)
DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN ANTAR UMAT
BERAGAMA DI KOTA MEDAN
(STUDI KASUS: REKOMENDASI IZIN PENDIRIAN RUMAH IBADAT
)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Mariyana NIM. 308111061
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah yang telah di berikan-NYA, penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Adapun skripsi ini berjudul
“Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam Mewujudkan
Kerukunan antar Umat Beragama di Kota Medan (Studi Kasus: Rekomendasi Izin
Pendirian Rumah Ibadat)”.
Dalam penulisan skripsi ini tentu saja banyak kekurangan. Untuk itu,
penulis mengharapkan masukan serta kritik yang membangun demi sempurnanya
penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor UNIMED.
2. Bapak Drs. H. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED.
3. Ibu Dra. Nurmala Brutu, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial,
UNIMED beserta stafnya.
4. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu
5. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, sebagai Ketua Jurusan PPKn UNIMED dan
dosen penguji penulis.
6. Bapak Parlaungan Gabriel Siahaan, S.H, M.Hum sebagai Sekretaris Jurusan
PPKn, UNIMED.
7. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi penulis
yang telah memberikan arahan dan saran dalam proses penyusunan skripsi.
8. Ibu Dra. Siti Bunga Sitohang, S.H, M.Hum, sebagai dosen pembimbing
akademik dan dosen penguji penulis.
9. Seluruh dosen mata kuliah Jurusan PPKn UNIMED yang tidak pernah lelah
untuk memberikan ilmu pengetahuan dan kesempatan kepada penulis untuk
selalu menyampaikan pendapat, bertanya dan berdiskusi tentang berbagai hal
yang berkenaan dengan mata kuliah PPKn.
10. Bapak Sugiono, sebagai administrasi jurusan PPKn yang turut membantu
penulis.
11. Seluruh anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan
serta para stafnya.
12. Teristimewa untuk kedua orangtua penulis yang terkasih dan tersayang,
Ibunda Nurul Hayati Hutasoit dan Ayahanda Syahnanuddin Batu Bara, atas
segala kasih sayang, motivasi, dukungan dan doa yang telah dilimpahkan
kepada penulis. Semoga Allah Swt selalu melimpahkan kasih sayang-NYA
kepada kalian.
13. Seluruh teman angkatan 2008 terkhusus reguler A PPKn (Teman duetku
Vany, Nila, Risna, Nur, Delima, Lina, Budi, Devi dan yang lainnya). Semoga
kita semua sukses menjalani hidup yang sebenarnya.
15. Seluruh teman PPL Perbaungan 2011 (Claudya, Sri, Fitri, Hada, Wahyu,
Dedy, Rozi, Fauzi, Koko, Ami, Rudy, Advent, Wilson, Halim, dan Richardo)
untuk kebersamaan, dukungan dan semangat saat menjalani PPL di SMK
Melati Perbaungan. Semoga kita semua sukses.
16. Sahabat terdekat penulis, Hafni Syahfitri Pulungan dan Dewi Shinta Pasaribu
atas dorongan semangat yang diberikan. Semoga sukses.
17. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian
penulisan skripsi ini.
Akhirulkalam, semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca. Waallahu yubarik fik. Terima Kasih.
Medan, Juli 2012
Penulis
Mariyana
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24
A. Lokasi Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 25
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Teknik Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari masyarakat yang plural.
Dikatakan plural karena keanekaragaman bumi Indonesia dengan suku dan
agamanya. Pluralitas tidak saja menunjukkan pada kenyataan tentang adanya
kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan
adanya pluralitas tersebut. Salah satu keterlibatan aktif tersebut adalah dengan
meningkatkan kerukunan antar masyarakat tanpa memandang suku, ras, maupun
agama.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syahrin Harahap (2011:6) bahwa
untuk menciptakan kerukunan, bangsa Indonesia telah melakukan berbagai upaya
yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, upaya
konstitusional dan politik seperti yang tertera pada pasal 29 tentang kebebasan
beragama. Kedua, membangun ketulusan pluralitas melalui penumbuhan
kesadaran titik temu ditingkat esoterik agama-agama secara tulus, untuk kemudian
membangun harmonitas kehidupan.
Pada sisi lain, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah peraturan
pemerintah yang menyangkut pembinaan kerukunan antar umat beragama. Salah
satu di antara peraturan tersebut adalah Peraturan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri No. 9 dan No. 8 Tahun 2006 yang mengatur tugas
2
dengan dibentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai
perantara umat beragama dengan pemerintah daerah.
Adapun forum ini berfungsi sebagai konsultatif bagi pemerintah demi
mewujudkan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. Forum
kerukunan umat beragama (FKUB) merupakan wadah yang turut berperan penting
dalam menciptakan harmoni antarumat beragama. Melalui forum ini diharapkan
dapat membantu pemerintah, tidak hanya memecahkan berbagai persoalan yang
menyangkut kehidupan beragama melainkan juga mempertahankan suasana
harmonis antarumat beragama. Forum ini juga diharapkan dapat membentuk
kerjasama antar umat dalam mengatasi berbagai permasalahan keagamaan. Salah
satu contohnya adalah masalah pendirian rumah ibadat yang cukup kompleks.
Rumah ibadat merupakan kebutuhan bagi setiap umat beragama. Adapun
agama yang diakui oleh Indonesia ada enam yaitu meliputi Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Masing-masing agama tersebut
membutuhkan rumah ibadat sebagai tempat untuk beribadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Hal ini dikarenakan rumah ibadat adalah tempat yang dianggap suci
bagi tiap umat agama. Rumah ibadat tidak saja dijadikan sebagai tempat
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa melainkan juga sebagai tempat
bermusyawarah untuk memecahkan masalah umat dan melaksanakan berbagai
kegiatan keagamaan.
Untuk mengakomodasi kebutuhan rumah ibadat tiap agama, maka dalam
hal pendirian rumah ibadat, pemerintah telah mengatur dalam Peraturan Bersama
3
Berdasarkan pasal tersebut, izin mendirikan rumah ibadat didasarkan atas
rekomendasi secara tertulis dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang
kemudian diserahkan kepada kepala daerah.
Mengenai hal ini, FKUB di daerah cenderung belum didukung secara
maksimal oleh pemerintah daerah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ketua
FKUB Sulawesi Barat, Aruchul Thahir, bahwa “FKUB hanya semacam pemadam
kebakaran. Pemerintah daerah baru meminta bantuan kalau ada masalah konflik
keagamaan, sementara dalam pembinaannya, FKUB sama sekali tidak dibina,
bahkan tidak ada bantuan dana dari pemerintah daerah” (Thahir dalam http://
www.bataviase.co.id/node/688349/peran-fkub-tak-didukung-pemerintah//Senin-6-Juni 2011).
Hal ini menunjukkan bahwa FKUB seolah dijadikan pihak yang
bertanggung jawab dalam menciptakan kerukunan antarumat beragama. Padahal
sudah ada aturan jelas yang menyebutkan bahwa pemeliharaan kerukunan umat
beragama di provinsi dan kota/kabupaten menjadi tugas dan kewajiban gubernur
dan walikota/bupati yang dibantu oleh kepala kantor wilayah departemen agama
provinsi, kota/kabupaten (pasal 2 dan 4 Peraturan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri Nomor : 9 Tahun 2006 dan Nomor : 8 Tahun 2006).
Belum lagi dalam hal perizinan membangun rumah ibadat yang dianggap
sebagian kalangan belum dilaksanakan secara maksimal. Salah satu alasan yang
menyebabkan sampai terjadinya gangguan dan penutupan rumah ibadah yakni :
pertama karena pemahaman atas PB2M (Peraturan Bersama Dua Menteri) yang
4
HAM, seperti contohnya penyimpangan tugas dan wewenang FKUB yang mana
salah satu tugas FKUB adalah memberikan rekomendasi izin pendirian rumah
ibadat (Radjagukguk dalam http://www.christianpost.co.id/society//20090601/
4838/pentingnya-fkub-memainkan-peranannya-secara-aktif-dalam-upaya-penyelesaian-masalah-kerukunan-umat-beragama//Senin-6-Juni-2011).
Seyogyianya sebagai wadah forum kerukunan umat beragama, FKUB
diharapkan mampu memainkan perannya dan secara aktif mengupayakan dialog
antar agama dalam upaya penyelesaian masalah-masalah yang dapat menggangu
terciptanya kerukunan antar umat beragama, serta dapat membantu dalam upaya
perizinan pendirian rumah ibadah.
Berdasarkan rujukan ini, penulis tertarik untuk lebih mengetahui secara
mendalam tentang peran FKUB dalam mewujudkan kerukunan antar umat
beragama khususnya dalam hal rekomendasi izin pendirian rumah ibadat. Adapun
penulis lebih tertarik untuk melakukan penelitian di FKUB Kota Medan. Oleh
karena alasan tersebut, penulis berminat untuk meneliti lebih komprehensif
tentang hal tersebut dengan judul “Peran FKUB Dalam Mewujudkan Kerukunan
Antar Umat Beragama di Kota Medan (Studi Kasus : Rekomendasi Izin Pendirian
Rumah Ibadat)”
B. Identifikasi Masalah
Salah aspek penting dalam penelitian adalah mengidentifikasikan masalah.
Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui masalah - masalah yang muncul dari
5
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut ;
1. Tugas dan wewenang FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) berdasarkan
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.9 dan No.8
Tahun 2006.
2. Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam mewujudkan
kerukunan antar umat beragama.
3. Hambatan Forum Kerukunan Umat Beragama dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya.
4. Pengaruh Forum Kerukunan Umat Beragama dalam menjaga harmonisasi
kehidupan bermasyarakat.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penulis dalam melakukan penelitian, maka
diperlukan pembatasan masalah. Hal ini dilakukan agar hasil yang diperoleh lebih
jelas dan terarah.
Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut ;
1. Peran Forum Kerukunan Umat Beragama dalam mewujudkan kerukunan antar
umat beragama khususnya mengenai pemberian rekomendasi izin pendirian
rumah ibadat.
2. Lokasi penelitian dilakukan di kantor Forum Kerukunan Umat Beragama
6
D. Rumusan Masalah
Setelah dilakukan pembatasan masalah, maka selanjutnya diperlukan
perumusan masalah. Menurut Sugiyono (2008:38), “rumusan masalah merupakan
suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana peran Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan dalam mewujudkan kerukunan
antar umat beragama khususnya mengenai hal pemberian rekomendasi izin
pendirian rumah ibadat ? “
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang berjudul “Peran Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) dalam Mewujudkan Kerukunan Antarumat Beragama di
Kota Medan Khususnya dalam Hal Pendirian Rumah Ibadat” adalah untuk
mengetahui peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam
mewujudkan kerukunan antar umat beragama khususnya mengenai hal pemberian
rekomendasi izin pendirian rumah ibadat.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, sebagai berikut;
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan mahasiswa
khususnya UNIMED terhadap peran Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama di Kota Medan
7
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, baik mahasiswa, guru,
dosen ataupun masyarakat.
3. Melalui hasil penelitian ini diharapkan seluruh pihak terkait seperti lingkungan
keluarga, masyarakat, mahasiswa, pemuka agama dan pejabat pemerintahan
menyadari arti penting kerukunan dalam kehidupan beragama, berbangsa dan
bernegara dan secara bersama turut berpartisipasi untuk menjaga kerukunan
57
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan paparan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan
mengenai peran FKUB Kota Medan dalam mewujudkan kerukunan antar umat
beragama khususnya tentang rekomendasi izin tertulis untuk mendirikan rumah
ibadat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;
1. FKUB Kota Medan telah melakukan berbagai kegiatan dan sosialisasi
yang berhubungan dengan kerukunan seperti melakukan dialog-dialog
dengan organisasi pemuda, tokoh-tokoh lintas agama, tokoh masyarakat,
tokoh pemuda, dan tokoh perempuan serta membentuk pelatihan tim
relawan yang ada di Kota Medan baik di tingkat kelurahan maupun tingkat
kecamatan.
2. Dialog selalu menjadi hal yang paling diutamakan oleh FKUB Kota
Medan dalam menyesaikan masalah atau pertentangan yang terjadi.
3. Pemerintah Kota Medan selalu memberikan dukungan materil maupun
moril kepada FKUB Kota Medan yang terkait dengan perwujudan
kerukunan antar umat beragama.
4. Rekomendasi izin tertulis oleh FKUB Kota Medan diberikan setelah
melalui tiga tahap yaitu pemeriksaan berkas (persyaratan administratif),
58
5. Pemberian rekomendasi izin pendirian rumah ibadat oleh FKUB Kota
dilakukan melalui putusan rapat pleno yang berdasarkan asas musyawarah
mufakat.
6. Tidak ada diskriminasi pada agama tertentu terkait pemberian
rekomendasi izin sementara atau izin permanen pendirian rumah ibadat
oleh FKUB Kota Medan.
7. Pemerintah Kota Medan selalu melaksanakan rekomendasi tertulis yang
diberikan oleh FKUB Kota Medan terkait pendirian rumah ibadat.
8. Tidak ada perbedaan antara rekomendasi izin yang diterbitkan oleh FKUB
Kota Medan dan rekomendasi izin dari Departemen Agama.
9. FKUB Kota Medan belum menemukan kendala yang dapat mengganggu
stabilitas kerukunan masyarakat di Kota Medan, khususnya mengenai
pemberian rekomendasi izin pendirian rumah ibadat.
10.Terkait dengan rekomendasi izin pendirian rumah ibadat yang tidak
diberikan oleh FKUB Kota Medan, hal ini disebabkan oleh
ketidaklengkapan administrasi dari pihak panitia pembangunan.
Dari berbagai simpulan diatas, secara ringkas dapat diketahui bahwa
FKUB Kota Medan telah melaksanakan perannya dengan baik terkait perwujudan
kerukunan antar umat beragama khususnya dalam hal pemberian rekomendasi izin
59
B. Saran
Adapun saran untuk penulisan mengenai peran FKUB Kota Medan
khususnya mengenai pemberian rekomendasi untuk mendirikan rumah ibadat
demi mewujudkan kerukunan antar umat beragama adalah,
1. FKUB Kota Medan hendaknya turut mengikutsertakan kaum pemuda di
kalangan perguruan tinggi agar dapat terlibat dalam mensosialisasikan
Peraturan Bersama Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 khususnya tentang
proses pendirian bangunan untuk rumah ibadat.
2. Pemerintah Kota Medan harus melanjutkan kerjasama yang sudah berjalan
dengan baik terhadap FKUB Kota Medan.
3. Untuk Pemerintah Pusat hendaknya mempertegas Peraturan Bersama yang
terkait dengan masa berlaku pemberian izin sementara penggunaan
bangunan untuk rumah ibadat.
4. Masyarakat, FKUB Kota Medan, Pemerintah Kota Medan serta pihak
yang terkait lainnya harus saling mendukung dan bekerja sama untuk
mewujudkan dan mempertahankan suasana kehidupan yang harmonis dan
damai di Kota Medan yang tercinta ini.
5. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya, diharapkan
lebih membahas tentang rekomendasi izin sementara penggunaan