• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis 'Setsuzokujoshi' ~たり~たりします Dalam Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis 'Setsuzokujoshi' ~たり~たりします Dalam Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1. 序論

日本語には助詞という品詞がある。助詞は様々あり、その一つ

には接続助詞がある。( 富田1998:68) によると接続助詞は文の節と節

を接続する助詞で、主に用言に付く。

この研究は接続助詞として~たり~たりを解説する。~たり形

は動詞、形容詞、形容動詞、名詞がある。~たり形は三つに分類する

ことができる。~たり形の意味はいくつかの活動を表すこと、~たり

形の意味は状態の対立を表すこと、~たり形の意味は様々な状態を表

すことである。

2. 本論

2.1 ~たり形の意味はいくつかの活動を表す。

例文:

1.楽器を演奏したり, 歌を歌ったりします。(NPN 7,1999:28)

2.部屋に閉じこもって歌ったり、踊ったりする. (JN11, 2005:42)

3.カニは穴を出たり、入ったりします。(SKN01,1985:13)

その例文1-3に~たり形は主に動詞に付く。~たり形の

意味はいくつかの活動を表す。

(2)

4.変な人が家の前を行ったり, 来たりして気味が悪かったです。 (KNO03,2010:14)

5.その店の価格は安かったり、高かったりします。(NPN27,

2003:14)

6.入口は右だったり, 左だったりです。(JN11,2005:23)

その例文4に~たり形は主に動詞に付いて、例文5に~た

り形は主に形容詞に付いて、例文6に~たり形は主に名詞に付

く。例文4-6に~たり形の意味は状態の対立を表す。

2.3 ~たり形の意味は様々な状態を表す。

例文:

7.にぎやかだったり、急におとなしい性格になったりと、とて

もデリケートなの。(PCL06, 2005:135)

8.部分によってピンク色が濃くなったり、黒ずんだり, 形が変わ

ったりすることも。(PCL06, 2005:135)

9.私の肌はオイリーだったり、乾燥だったりします。

(ACN10,2010:371)

その例文7に~たり形は主に動詞に付いて、例文8に~た

り形は主に形容詞に付いて、例文9に~たり形は主に名詞に付

(3)

3. 結論

日本語文章の中で~たり形の使用は三つに分類することができ

る。それは動詞と形容詞と名詞である。意味も分類によって様々ある

。~たり形の意味はいくつかの活動を表して中の文は動詞 がある。~

たり形の意味は状態の対立を表して 中の文は動詞と形容詞と名詞があ

る.。~たり形の意味は様々な状態を表して中の文は動詞と形容詞と名

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……….. iii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI………...iv

KATA PENGANTAR………..v

DAFTAR ISI………...vii

BAB I PENDAHULUAN ……….1

1.1 Latar Belakang Masalah……….1

1.2 Rumusan Masalah………..9

1.3 Tujuan Penelitian………...9

1.4 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian..………9

1.4.1 Metode Penelitian……….9

1.4.2 Teknik Penelitian………...10

1.5 Organisasi Penulisan………10

BAB II KAJIAN TEORI ………12

2.1 Pengertian Sintaksis (Tougouron 統合論)………...12

2.2 Pengertian Semantik (Imiron 意味論)……….………....16

2.3 Kelas Kata (Hinshi Bunrui 品詞分類)………..……….18

2.4 Pengertian Partikel Sambung (setsuzokushi 接続詞)………22

2.5 Setsuzokujoshi 接続助詞~たり~たりします………25

BAB III ANALISIS PENGUNAAN SETSUZOKUJOSHI ~たり~たりしま すDALAM KALIMAT BAHASA JEPANG ………...37

3.1 Analisis Penggunaan Setsuzokujoshi ~たり~たりします Dalam Kalimat Bahasa Jepang………..36

(5)

3.1.1.1 Verba + ~たり~たりする………..37

3.1.2 ~たり~たりします yang bermakna menyatakan hal atau keadaan yang berlawanan ………..42

3.1.2.1 Verba + ~たり~たりする………...42

3.1.2.2 Adjektiva + ~たり~たりする………...43

3.1.2.3 Nomina + ~たり~たりする………...46

3.1.3 ~たり~たりします yang bermakna menjelaskan macam-macam keadaaan ………47

3.1.3.1 Verba + ~たり~たりする………...47

3.1.3.2 Adjektiva + ~たり~たりする……….…...48

3.1.3.3 Nomina + ~たり~たりする………...49

BAB IV SIMPULAN………..……….……...51

DAFTAR PUSTAKA………...53

LAMPIRAN ...……….………ix

SINOPSIS………xxi

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan bagian dari masyarakat sosial, yang hidupnya selalu bergantung dan berkelompok dengan anggota masyarakat lainnya. Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia memerlukan alat komunikasi yaitu bahasa. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Bahasa disusun dari kata, frase, klausa dan kalimat. Kalimat terdiri dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk terdiri lebih dari satu klausa yang dihubungkan oleh kata sambung atau konjungsi.

“Konjungsi adalah partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf. (Kridalaksana 2008 : 131)

Dalam bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam konjungsi, misalnya dan, serta, lagipula, meskipun, tetapi, dan sebagainya.

Contoh:

1. Saya menangkap ayam dan ibu memotongnya. (Keraf 1984:169) 2. Ia belajar tetapi saya bermain. (Keraf 1984:155)

(7)

kemudian dilanjutkan dengan aktivitas kedua. Contoh (2) kedua klausa digabungkan dengan konjungsi “tetapi” yang merupakan kalimat pertentangan.

Dalam bahasa Jepang konjungsi disebut 接続詞 setsuzokushi. Menurut Tomita (1993 : 26) setsuzokushi adalah sebagai berikut:

“文と文あるいは単語と単語を接続する単語を「接続詞」と言います。

この文と次の文中のを引いた「あるいは」「または」が接続詞です”

“Bun to bun arui wa tango to tango o setsuzoku suru tango o ‘setsuzokushi’ to iimasu. Kono bun to tsugi no bun chui no … wo hiita ‘arui wa’ ‘mata wa’ ga setsuzokushi desu ”

“Kata yang menghubungkan kata dengan kata maupun kalimat dengan kalimat disebut dengan setsuzokushi. Kata [arui wa], [mata wa] pada kalimat ini dan kalimat selanjutnya merupakan kata sambung.

Contoh setsuzokushi antara lain soshite, sorekara, shikashi, soredemo, dan sebagainya.

Contoh:

3. わたしはゆうべ、2時間ぐらい勉強しました。それから、テレビ

を見て、寝ました。Tomita (1993:26)

Watashi wa yuube, ni jikan gurai benkyoushimashita. Sorekara terebi o mite, nemashita.

Tadi malam saya belajar kira-kira 2 jam, lalu menonton tv kemudian tidur.

Contoh (3) merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari tiga verba. Verba pertama 勉強する benkyou suru “ belajar”, 見る miru “melihat”, 寝る、 neru “tidur”, ゆうべ yuube “tadi malam” merupakan keterangan waktu lampau.

(8)

わたし. Pada kalimat ini penutur ingin menyampaikan bahwa tadi malam belajar selama 2 jam lalu menonton tv kemudian tidur.

Selain setsuzokushi, dalam bahasa Jepang pun terdapat partikel yang disebut 助詞 (joshi). Joshi memiliki bermacam-macam fungsi. Joshi menurut Tomita (1993 : 68) adalah sebagai berikut:

“単独で使われることはなく、主として自立語に付いて、補助的な意味

を付け加えたり、その自立語と他の自立語との関係を示したりする単 語を「助詞」と言います。

“Tandoku de tsukawareru koto wa naku, shu toshite jiritsugo ni tsuite, hojoteki na imi o tsukekuwaetari, sono jiritsugo to hoka no jiritsugo to no kankei o shimeshitari suru tango o ‘joshi’ to iimasu.”

Joshi adalah kata yang menghubungkan jiritsugo (kata yang dapat berdiri sendiri) dengan jiritsugo yang lain, memberikan arti tambahan yang diletakan pada bagian kata yang tergolong dalam jiritsugo dan tidak digunakan secara terpisah.

Joshi yang berfungsi sebagai kata sambung disebut 接 続 助 詞

(setsuzokujoshi). Setsuzokujoshi menurut Tomita (1993 : 68) adalah

“接続助詞は主に文と文をつなぐ役目をしますが、接続助詞は主に用言

に付いて、一つの文の中で、そこまでの部分とその後ろの部分とをつ

なぐ役目をします。”

“Setsuzokujoshi wa omo ni bun to bun o tsunagu yakume o shimasuga, setsuzokujoshi wa omo ni yougen ni tsuite, hitotsu no bun no naka de, soko made no bubun to sono ushiro no bubun to wo tsunagu yakume o shimasu.”

“Setsuzokujoshi berfungsi terutama untuk merangkai klausa dan klausa, tetapi setsuzokujoshi biasanya melekat dengan yougen (kata yang dapat mengalami perubahan bentuk), untuk merangkai bagian dari satu kalimat dengan kalimat di belakangnya.”

(9)

adalah salah satu bagian dari joshi yang berfungsi untuk menyambungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat.

Jenis-jenis setsuzokujoshi menurut Tomita (1993:69) yaitu: setsuzokujoshi yang menghubungkan bagian akhir ke bagian awal klausa adalah 「て」dan 「し」. Setsuzokujoshi yang digunakan untuk menjelaskan suatu alasan adalah 「 の で 」 、 「 か ら 」 、 「 て 」. Setsuzokujoshi yang digunakan untuk menjelaskan suatu syarat adalah 「 と 」dan 「 ば 」setsuzokujoshi yang digunakan untuk menghubungkan bagian awal dan bagian akhir kalusa yang bertentangan adalah 「が」、「けれども」、「のに」、「ても」、「なが ら」. Setsuzokujoshi yang digunakan untuk menjelaskan dua atau lebih kegiatan yang dilakukan adalah 「ながら」、「たり」.

Perhatikan contoh berikut:

4. わたしは昨日、銀座へ行って、映画を見ました. Tomita ( 1993 :100)

Watashi wa kinou ginza e itte eiga wo mimashita

Kemarin saya pergi ke Ginza kemudian menonton film.

(10)

tersebut penutur ingin menyampaikan bahwa kemarin, pergi ke Ginza kemudian menonton film.

5. 本を見ながら, 料理を作りました。Tomita (1993;126)

Hon o minagara, ryouri o tsukurimashita. Memasak sambil memlihat buku.

Contoh (5) partikel sambung ながらdalam kalimat ini berfungsi sebagai penggabung kedua klausa menjadi satu kalimat. Kalimat tersebut merupakan penggabungan dua hal yang menunjukkan pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan secara bersamaan, pekerjaan yang pertama adalah 料理を作ります ryouri o tsukurimasu ‘memasak’, pekerjaaan kedua adalah 本を見る hon o miru ‘melihat buku’ dan ながら yang mempunyai makna ‘sambil’. Dalam kalimat ini penutur menjelaskan dua pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan yaitu memasak sambil melihat buku.

Dari sekian banyak setsuzokujoshi tersebut, yang akan dibahas pada penelitian ini adalah penggunaan setsuzokujoshi ~たり ~たりします. Menurut Tomita (1993:128) adalah sebagai baerikut:

主語(主題)の行う幾つかの動作。行動の中から、時間的な順序にか

関係なく二。三の動作。行動をを取り上がって「~たり~たりしま

す」という文型で示すことによって、主語(主題)かそれを含む複数

の動作。行動を行うことを表します。

(11)

Merupakan kegitan-kegiatan yang dilakukan subjek. Dalam kegiatan tersebut, tidak ada keterkaitan dengan urutan waktu. Pada pola kalimat [~tari~tari shimasu] subjeknya melakukan beberapa kegiatan.

Perhatikan contoh berikut:

6. わたしは、昨日、銀座へ行って、映画を見たり、買い物をしたり、

食事をしたりしました。Tomita (1993:128)

Watashi wa, kinou Ginza e itte, eiga o mitari, kaimono o shitari, shokuji o shitari shimashita.

Kemarin saya pergi ke Ginza, menonton film, berbelanja, setelah itu makan.

Contoh (6) merupakan kalimat majemuk yang mempunyai empat klausa yaitu 銀座へ行く Ginza e iku ‘pergi ke Ginza’、映画を見る eiga o miru ‘menonton film’ , 買い物をする kaimono o suru ‘berbelanja’、食事をする shokuji o suru ‘makan’. Subjek dalam kalimat ini わたし. Pada kalimat tersebut setiap klausa dihubungkan dengan pertikel sambung ~て dan ~たり。

Klausa pertama 銀座へ行く Ginza e iku ‘pergi ke Ginza’, verba 行く, jika diubah dalam bentuk ~て menjadi行って itte. Klausa kedua yaitu 映画を 見る eiga o miru ‘menonton film’. Verba 見る jika diubah dalam bentuk ~たり akan menjadi 見たり mitari. Klausa ketiga yaitu 買い物をする kaimono o suru ‘berbelanja’ . Verba するjika diubah ke dalam bentuk ~たりakan menjadiした り shitari. Klausa keempat yaitu 食事をする shokuji o suru ‘makan’ . Verba す るjika diubah dalam bentuk ~たりakan menjadi したり shitari. 昨日 kinou ‘kemarin’ menunjukkan keterangan waktu lampau.

(12)

secara berurutan jadi hanya memaparkan beberapa aktivitas yang dilakukan sehari sebelumnya 昨日 kinou ‘kemarin’,dari sejumlah aktivitas yang ada.

7. 毎日デパ-トへ行ったり, 来たりします。Ichikawa (1996:438)

Mainichi depato e ittari,kitari shimasu..

Setiap hari pulang, pergi ke supermarket.

Contoh (7) bentuk ~たりpada kalimat ini menggabungkan kedua verba. Verba yang pertama yaitu 行くiku ‘pergi’ dan verba yang kedua yaitu来る kuru ‘datang’. Pada verba pertama yaitu 行く jika diubah ke dalam bentuk ~たり menjadi 行ったり ittari dan verba 来る jika diubah ke dalam bentuk ~たり menjadi 来たり kitari. Subjek dalam kalimat ini lesap. 毎日 mainichi ‘setiap hari’ merupakan keterangan waktu, dan デパ-トmerupakan keterangan tempat.

Makna ~たり pada kalimat tersebut untuk menyatakan aktivitas yang dilakukan secara berlawanan yaitu suatu aktifitas seperti 行く iku ‘pergi’ dan 来 る kuru ‘datang’ yang dilakukan subjek setiap hari yakni pulang pergi ke toko

supermarket, jika dilihat secara keseluruhan makna dari kalimat ini adalah suatu kebiasaan.

8. このホテルに泊まる客はアメリカ人だったり、日本人だったりしま

す。Morita (1993:69)

Kono hoteru ni tomaru kyaku wa Amerika jin dattari, Nihon jin dattari shimasu.

(13)

ル kono hoteru ‘hotel’ merupakan keterangan tempat dan predikatnya yaitu泊ま るtomaru ‘menginap’. Subjek dalam kalimat ini adalah 客 kyaku ‘tamu’. Bentuk ~たり pada kalimat ini ingin menjelaskan suatu keadaan bahwa tamu yang menginap di hotel tersebut ada bermacam-macam, namun yang disebutkan dalam kalimat ini hanya ada orang Amerika dan orang Jepang.

9. このごろは暑かったり、涼しかったりです。Ichikawa (1996:438)

Kono goro wa atsukattari, suzushikattari desu. Akhir-akhir ini suhu panas dan sejuk.

Pada contoh (9) bentuk ~ た り berfungsi sebagai penggabung kedua adjektiva (kata sifat). Kedua adjektiva tersebut termasuk ke dalam adjektiva golongan I yang menerangkan keadaan suatu suhu dan pada kalimat tersebut diakhiri dengan です. Kedua adjektiva tersebut adalah 暑い atsui ‘panas’ dan涼 しい suzushii ‘sejuk’. Adjektiva yang pertama adalah 暑い atsui ‘panas’, jika

diubah dalam bentuk ~たり menjadi 暑かったり atsukattari. Adjektiva yang kedua yaitu 涼しい suzushii ‘sejuk’, jika diubah dalam bentuk ~たりmenjadi 涼 しかったり suzushikattari. Subjek dalam kalimat このごろ kono goro

‘akhir-akhir ini’.

Makna ~ た り dalam kalimat ini adalah untuk menyatakan macam-macam keadaan suhu yang dirasakan subjek ‘akhir-akhir ini’, keadaan suhu yang dimaksud adalah terkadang panas dan terkadang sejuk.

(14)

tertarik untuk membuat penelitian tentang bentuk ~たり~たりします dalam kalimat-kalimat bahasa Jepang. Hal ini terkadang membuat pelajar asing menjadi kesulitan dalam penggunannya. Setsuzokujoshi ~たり~たりします belum pernah ada yang membahas, oleh karena itu penulis berharap agar penelitian ini nantinya dapat berguna untuk semua orang yang ingin mempelajari bahasa Jepang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah

1. Bagaimanakah penggunaan setsuzokujoshi ~たり~たりします dalam kalimat bahasa Jepang?

2. Bagaimanakah makna setsuzokujoshi ~ た り ~ た り し ま す dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

1. Mendeskripsikan penggunaan setsuzokujoshi ~たり~たりします dalam kalimat bahasa Jepang?

2. Mendeskripsikan makna setsuzokujoshi ~ た り ~ た り し ま す dalam kalimat bahasa Jepang?

1.4 Metode Penelitian dan Teknik Penelitian

1.4.1 Metode Penelitian

(15)

Istilah metode dan teknik digunakan untuk menunjukkan dua konsep yang berbeda tetapi berhubungan langsung satu sama lain. Keduanya adalah “cara” dalam suatu upaya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah cara melaksanakan metode.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dengan metode ini penulis bertujuan untuk membuat deskripsi dan analisa terhadap data-data yang dikumpulkan. Deskripsi dan analisa dilakukan dengan acuan teori-teori yang berasal dari berbagai sumber yang mendukung tema penelitian ini.

1.4.2 Teknik Penelitan

Teknik yang digunakan adalah pengumpulan data dan studi pustaka. Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan.

1.5 Organisasi Penulisan Skripsi

(16)

tentang pengunaan dan makna ~ た り ~ た り し ま す dalam bahasa Jepang. Tujuan penelitian menjelaskan tujuan penulis dalam membuat penelitian ini. Metode penelitian mengunakan metode deskriptif analisis dan teknik studi pustaka yang digunakan penulis dalam menganalisis penelitian tersebut. Dan organisasi penulisan yang menjelaskan apa saja yang dibahas dalam penelitian tersebut. Bab 2, Kajian Teori akan menguraikan teori dasar yang mendukung penelitian ini yaitu pengertian sintaksis, pengertian semantik / makna ~たり~た りします. Bab 3, menjelaskan tentang analisis masalah dari bentuk ~たり~た りします serta menjabarkan contoh-contoh dari kalimat yang mengandung ~た り ~ た り し ま す dalam bahasa Jepang dan hal-hal apa saja yang dapat menentukan perbedaan makna tersebut. Penulis akan membahasnya berdasarkan teori-teori yang diperoleh dari bab kedua. Bab 4, merupakan simpulan dari analisis yang dilakukan pada bab 3. Selain itu penulis juga melampirkan sinopsis, daftar pustaka, lampiran-lampiran data, dan riwayat hidup penulis.

(17)

BAB IV

SIMPULAN

Dari hasil analisa pada bab III, penulis menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian pada bab I, tentang penggunaan dan makna ~た り ~ た り し ま す dalam kalimat bahasa Jepang kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut ini:

1. Penggunaan setsuzokujoshi ~ た り ~た り し ま す dalam kalimat bahasa Jepang.

(18)
(19)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Susana Dessy Natalia

Alamat : Komp Asrama Secata, Pangalengan. Tempat/Tanggal Lahir : Kupang/24 Desember 1991

Agama : Kristen Protestan

Hobi : Menonton film, mempelajari bahasa Jepang, membaca buku, memasak.

Pendidikan

(1997 - 2003) :SD NEGERI CIJEMBAR.

(2003 - 2006) :SMP NEGERI 1 PANGALENGAN. (2006 - 2009) :SMA NEGERI 1 PANGALENGAN.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, Fatimah. 1999. Semantik 1 Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: PT Refika.

Ichikawa, Yasuko. 1996. A Dictionary of Japanese Languange Learner’s Errors. Tokyo: Bonjisha.

Keraf, Gorys. 1984.Tata Bahasa Indonesia. Flores: Penerbit Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Longman, dkk. 1985. Longman Dictionary of Applied Linguistics. London: Longman Group UK Limited.

Machida, Ken. 2004. Gengogaku Nyuumon . Japan: Kenkyusha. Masuoka, Takashi. 1997. Kiso fukubun. Tokyo: Kuroshio Shuppan. Masuoka, Takashi dan Takubo Yukinori. 1993.Kiso Nihongo Bunpou.

Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Morita, Yoshiyuki. 1993. Kiso Nihongo Jiten.Tokyo: Kadokawa Shuten.

Sudaryanto. 1933. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

(21)

Tomita, Takayuki. 1991. Bunpo no Kiso Chisiki To Sono Oshiekata, Tokyo: Bonjinsha.

Tomita, Takayuki. 1993. Bunpo no Kiso Chisiki To Sono Oshiekata, Tokyo: Bonjinsha.

Tsujimura, Natsuko. 1996. An Introduction to Japanese Linguistics. Oxford:

Blackwell Publishing.

Yoshio, Nitta. 1998. Nihongo Ruigi Hyogen No Bunpo. Tokyo: Kuroshio Shuppan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Melalui Media Pembelajaran Interaktif Sistem Skeletal Pada Mata Kuliah Dasar Keperawatan I ini, maka proses belajar mengajar

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai akurasi hasil prediksi menggunakan algoritma BPNN adalah 96,65 % dan algoritma BPNN dengan metode Adaboost menjadi 99,29 %, sehingga

[r]

Pembahasan arsitektur tidak akan lepas dari pembahasan ruang, baik ruang semu maupun ruang masif. Hasil-hasil pemaknaan dan pemahaman akan “ruang” mengakomodasi juga

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi, yang

Puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Analisis dimulai dengan analisis deskriptif terhadap perilaku pembawa program dan perilaku penerima program dengan mengacu kepada indikator dari Niehoff (1964), kemudian

[r]