• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ix

ABSTRACT

This study aims to determine how big the effectiveness and contribution to the Tax Billing and Letter of Reprimand Letter Against Forced Income Tax Filing Tax Office Pratama Bandung Karees in 2009-2012. Methods This study uses descriptive analysis, the effectiveness ratio, and the ratio of the contribution to the data collection techniques such as observation, interviews, and documentation. The results showed that: The lack of effectiveness of tax collection with a letter of reprimand to the income tax revenue from 2009 to 2012 with the value of the effectiveness of 5% and the absence of the effectiveness of tax collection forced letter of the income tax revenue from 2009 to 2012 with a value of effectiveness 2% each year. The lack of contribution of tax collection with a letter of reprimand to the income tax revenue from 2009 to 2012 with the value of contributions of 2.42% in 2009; 4.63% in 2010; 1.38% in 2011; 1.40% at in 2012. The lack of contribution of tax collection forced letter of the income tax revenue from 2009 to 2012 with a value of contributions of 0.48% in 2009; 1.26% in 2010; 0.42% in 2011; 0.97% at in 2012.

(2)

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dan kontribusi Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees pada tahun 2009-2012. Metode penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, rasio efektivitas, dan rasio kontribusi dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Tidak adanya efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran terhadap penerimaan pajak penghasilan dari tahun 2009 sampai tahun 2012 dengan nilai efektivitas 5% dan tidak adanya efektivitas penagihan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan dari tahun 2009 sampai tahun 2012 dengan nilai efektivitas 2% tiap tahunnya. Tidak adanya kontribusi penagihan pajak dengan surat teguran terhadap penerimaan pajak penghasilan dari tahun 2009 sampai tahun 2012 dengan nilai kontribusi 2,42% pada tahun 2009; 4,63% pada tahun 2010; 1,38% pada tahun 2011; 1,40% pada tahun 2012. Tidak adanya kontribusi penagihan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan dari tahun 2009 sampai tahun 2012 dengan nilai kontribusi 0,48% pada tahun 2009; 1,26% pada tahun 2010; 0,42% pada tahun 2011; 0,97% pada tahun 2012.

(3)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 11

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.4Kegunaan Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 1 5 2.1 Efektivitas ... 15

2.1.1 Pengertian Efektivitas ... 15

(4)

xii

2.1.3 Tingkatan Efektifitas ... 16

2.2 Pajak ... 17

2.2.1 Pengertian Pajak ... 17

2.2.2 Fungsi Pajak ... 18

2.2.3 Jenis-Jenis Pajak ... 19

2.2.4 Tarif Pajak ... 20

2.2.5 Asas Pemungutan Pajak ... 21

2.2.6 Syarat Pemungutan Pajak ... 22

2.2.7 Sistem Pemungutan Pajak ... 23

2.2.8 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak ... 24

2.2.9 Hambatan Pemungutan Pajak ... 25

2.3 Penagihan Pajak ... 26

2.3.1 Pengertian Penagihan Pajak ... 26

2.3.2 Tindakan Penagihan Pajak ... 27

2.4 Penagihan Pajak dengan Surat Teguran ... 28

2.4.1 Pelaksanaan Surat Teguran ... 28

2.4.2 Penentuan Tanggal Jatuh Tempo ... 28

2.4.3 Penerbitan Surat Teguran ... 30

2.5 Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ... 33

2.5.1 Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ... 33

2.5.2 Pelaksanaan Surat Paksa ... 35

(5)

xiii

2.5.4 Tata Cara Pemberitahuan Surat Paksa ... 36

2.6 Daluwarsa Penagihan... 36

2.6.1 Jangka Waktu Hak Penagihan ... 36

2.7 Pajak Penghasilan (PPh) ... 37

2.7.1 Subjek Pajak Penghasilan ... 38

2.7.2 Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh pasal 21) ... 39

2.7.3 Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh pasal 22) ... 40

2.7.4 Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh pasal 23) ... 41

2.7.5 Pajak Penghasilan Pasal 24 (PPh pasal 24) ... 42

2.7.6 Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh pasal 25) ... 43

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 44

2.9 Kerangka Pemikiran ... 45

2.10 Pengembangan Hipotesis ... 48

BAB III METODE PENELITIAN... 50

3.1 Objek Penelitian ... 50

3.1.1 Sejarah KPP Pratama Bandung Karees ... 50

3.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 52

3.1.3 Uraian Tugas dan Jabatan KPP Pratama Bandung Karees ... 53

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 58

3.3 Model Pengumpulan Data ... 59

(6)

xiv

3.4.1 Jenis Data ... 60

3.4.2 Sumber Data ... 61

3.5 Variabel Penelitian ... 62

3.6 Metode Analisis ... 64

3.7 Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1 Pembahasan ... 68

4.1.1 Prosedur Penerbitan Surat Teguran dan Surat Paksa... 68

4.1.1.1 Prosedur Penerbitan Surat Teguran ... 68

4.1.1.2 Prosedur Penerbitan Surat Paksa ... 69

4.1.2 Penagihan Pajak dengan Surat Teguran pada KPP Pratama Bandung Karees ... 70

4.1.3 Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada KPP Pratama Bandung Karees ... 71

4.1.4 Data pencairan Surat Paksa pada KPP Pratama Bandung Karees pada tahun 2009 sampai tahun 2012... 73

4.1.5 Data pencairan Surat Paksa pada KPP Pratama Bandung Karees pada tahun 2009 sampai tahun 2012 ...74

4.2 Hasil Penelitian ... 75

4.2.1Efektivitas Terhadap Pencairan Tunggakan ... 75

(7)

xv

4.2.1.2 Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ... 77

4.2.2 Kontribusi Penagihan Pajak ... 80

4.2.2.1 Kontribusi Penagihan Pajak dengan Surat Teguran y6 terhadap Penerimaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Bandung Karees ... 80

4.2.2.2 Kontribusi Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak pada KPP Pratama Bandung Karees ... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 87

5.1 Simpulan ... 87

5.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 94

(8)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Penagihan Pajak Surat Teguran dan Surat Paksa tahun 2009 ... 6

Tabel 1.2 Penagihan Pajak Surat Teguran dan Surat Paksa tahun 2010 ... 7

Tabel 1.3 Penagihan Pajak Surat Teguran dan Surat Paksa tahun 2011 ... 8

Tabel 1.4 Penagihan Pajak Surat Teguran dan Surat Paksa tahun 2012 ... 9

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 63

Tabel 3.2 Klasifikasi Pengukuran Efektivitas ... 65

Tabel 3.3 Klasifikasi Kriteria Kontribusi ... 67

Tabel 4.1 Penagihan Pajak dengan Surat Teguran pada KPP Pratama Bandung Kareesdari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ... 70

Tabel 4.2 Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada KPP Pratama Bandung Karees dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ... 72

Tabel 4.3 Data pencairan Surat Teguran pada KPP Pratama Bandung Karees pada tahun 2009 sampai tahun 2012 ... 73

Tabel 4.4 Data pencairan Surat Paksa pada KPP Pratama Bandung Karees pada tahun 2009 sampai tahun 2012 ... 74

Tabel 4.5 Pembayaran Surat Teguran pada KPP Pratama Bandung Karees tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ... 76

(9)

xvii

Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2009

sampai tahun 2012 ... 81 Tabel 4.8 Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak Surat Paksa Terhadap

Penerimaan Pajak di KPP Pratama Bandung Karees Tahun 2009

(10)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Surat Izin Penelitian ... 94

Lampiran B Data Penelitian ... 96

Lampiran C Struktur Organisasi ... 101

Lampiran D Contoh Surat Teguran ... 103

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan seluruh potensi masyarakat. Agar proses pembangunan selanjutnya berjalan lancar perlu adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara secara dinamis dan proposional dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang bertanggung jawab.

Menurut Waluyo (2013:2), Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha mewujudkan kemandirian suatu bangsa yaitu dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.

(12)

P e n d a h u l u a n| 2

Universitas Kristen Maranatha oleh pemerintah berdasarkan undang-undang. Pasal 23A Amandemen Ke-4 Undang-Undang 1945 ini bertujuan menjamin kepastian hukum pelaksanaan pajak bagi pemerintah dan masyarakat.

Menurut Saadudin Ibrahim (1984:3), pemungutan pajak berdasarkan undang-undang mengandung pengertian bahwa terhadap mereka yang ternyata mengabaikan atau melanggar ketentuan pembayaran pajak akan dikenakan sanksi penagihan secara paksa dalam bentuk penyitaan, penyegelan ataupun penahanan.

Menurut Fidel (2008:6), Undang-undang yang dimaksud pada Pasal 23A Amandemen ke-4 Undang-Undang 1945 tersebut sudah terealisasi sejak diadakannya Tax Reform yaitu pembaharuan di bidang perpajakan yang mulai berlaku sejak tanggal 1

Januari 1984. Sejak diberlakukannya Tax Reform ini, pemerintah beranggapan bahwa peraturan perpajakan hingga tanggal 1 Januari 1984 yang masih berlaku di Indonesia sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman, tidak sesuai dengan struktur dan organisasi pemerintah dan tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi yang berlaku dan berkembang di Indonesia. Untuk itu perlu diadakan pembaharuan peraturan perpajakan dengan jalan merevisi peraturan yang telah ada dengan membentuk peraturan-peraturan perpajakan yang baru.

Menurut H. Moeljo Hadi (2001:9), Salah satu bentuk pembaharuan yang mendasar adalah perubahan sistem pemungutan pajak dari sistem official assessment ke sistem self assessment, dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan, untuk menghitung,

(13)

P e n d a h u l u a n| 3

Universitas Kristen Maranatha tentu saja memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam mengurus masalah pajak. Landasan hukumnya diatur di dalam Pasal 12 Undang-undang Nomor 9 tahun 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Peran aktif fiskus dalam pelaksanaan pencairan tunggakan pajak sebagai upaya untuk meningkatkan penerimaan dari Pajak Penghasilan terutang dapat dilakukan dengan cara menerbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa. (Siti Resmi, 2011:56)

Menurut KMK No. 561/KMK.04/2000, Surat Teguran adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan Penanggung Pajak untuk melunasi utang pajaknya. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Pada intinya undang-undang ini bertujuan untuk:

1. Membentuk keseimbangan antara kepentingan masyarakat Wajib Pajak dan kepentingan negara.

2. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat sehingga termotivasi untuk membayar pajak.

3. Meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak.

Menurut KMK No. 561/KMK.04/2000, Surat Teguran tesebut diterbitkan setelah lewat 7 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran.

(14)

P e n d a h u l u a n| 4

Universitas Kristen Maranatha 1. Secara langsung dapat dilakukan oleh petugas pada seksi penagihan atau melalui

Account Representatif yang melayani Wajib Pajak yang bersangkutan; 2. Melalui pos; atau

3. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.

Menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 2000 pasal 1 sub 12, Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.

Menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 dinyatakan bahwa Surat Paksa diterbitkan apabila:

1. Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran dan Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis;

2. Terhadap Penanggun Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus; atau

3. Penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

(15)

P e n d a h u l u a n| 5

Universitas Kristen Maranatha Beberapa penelitian yang sudah ada mengenai surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak yaitu sebagai berikut:

1.Penelitian oleh Nana Adriana Erwis (2012) yang berjudul “Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak

pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan.” Dengan hasil ada pengaruh penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan.

2.Mala Rizkika Velayati (2012) yang berjudul “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak Aktif dengan Surat Teguran dan

Surat Paksa sebagai upaya Pencairan Tunggakan Pajak (Studi pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratam Batu Tahun 2010-2012).” Dengan hasil tidak ada pengaruh efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa.

3.Aldila Laila Rahma (2010) yang berjudul “Analisis Efektivitas Penagihan dengan Surat Paksa dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar.”. Dengan hasil terdapat pengaruh efektivitas surat paksa dalam meningkatkan penerimaan pajak.

4. Hagy Leondra (2012) yang berjudul “Analisis Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dalam Mengoptimalkan Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua”. Dengan hasil surat paksa dapat

(16)

P e n d a h u l u a n| 6

Penagihan Surat Teguran dan Surat Paksa tahun 2009

Surat Teguran Surat Paksa

Penerbitan Pencairan Penerbitan Pencairan

Bulan Lembar

Maret 47 1.060.361.618 53.018.081 16 109.239.749 2.184.795 April 360 170.433.761 8.521.688 10 739.906.570 14.798.131

Mei 254 964.534.403 48.226.720 96 44.956.619 899.132 Juni 19 183.169.356 9.158.468 244 447.750.259 8.955.005

Juli 81 3.271.581.562 163.579.078 3 870.027 17.401 Agustus 55 214.862.189 10.743.109 31 3.223.230.376 64.464.608 September 8 7.060.594 353.030 17 211.722.207 4.234.444

Oktober 4 253.373.869 12.668.693 2 700.000 14.000

November 17 50.243.627 2.512.181 0 - -

Desember 123 3.381.836.086 169.091.804 0 - -

(17)

P e n d a h u l u a n| 7

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.2

Penagihan Surat Teguran dan Surat Paksa Tahun 2010

Surat Teguran Surat Paksa

Penerbitan Pencairan Penerbitan Pencairan Bulan Lembar

Tunggakan

(Rp) (Rp) Lembar

Tunggakan

(Rp) (Rp)

Januari 186 69.218.903 3.460.945 72 3.163.743.213 63.274.864 Februari 906 858.721.860 42.936.093 121 697.672.660 13.953.453 Maret 90 15.272.939 763.647 16 717.666.868 14.353.337 April 16 3.751.221.966 187.561.098 102 44.340.677 886.814

Mei 14 960.308.284 48.015.414 90 113.461.687 2.269.234 Juni 29 374.020.128 18.701.006 15 3.708.908 74.178

Juli 12 22.500.000 1.125.000 105 49.621.928 992.439 Agustus 123 213.255.060 10.662.753 30 373.857.942 7.477.159 September 89 4.940.913.635 247.045.682 32 21.416.596 428.332

(18)

P e n d a h u l u a n| 8

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.3

Penagihan Surat Teguran dan Surat Paksa Tahun 2011

Surat Teguran Surat Paksa

Penerbitan Pencairan Penerbitan Pencairan Bulan Lembar Februari 298 161.657.434 8.082.872 51 156.009.404 3.120.188

Maret 260 306.412.679 15.320.634 106 105.538.491 2.110.770 April 296 182.623.779 9.131.189 2 43.188.854 863.777

Mei 31 40.112.144 2.005.607 38 55.977.803 1.119.556

Juni 149 88.752.011 4.437.601 0 - -

Juli 412 605.193.783 30.259.689 229 1.583.224.173 31.664.483 Agustus 195 137.335.646 6.866.782 65 255.285.284 5.105.706 September 295 134.190.178 6.709.509 37 62.871.182 1.257.424 Oktober 272 378.588.575 18.929.429 26 62.871.182 1.257.424 November 165 1.941.245.479 97.062.274 71 220.991.953 4.419.839 Desember 208 496.515.879 24.825.794 4 847.446.370 16.948.927

(19)

P e n d a h u l u a n| 9

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.4

Penagihan Surat Teguran dan Surat Paksa Tahun 2012

Surat Teguran Surat Paksa

Penerbitan Pencairan Penerbitan Pencairan Bulan Lembar

Tunggakan

(Rp) (Rp) Lembar

Tunggakan

(Rp) (Rp)

Januari 103 170.325.362 8.516.268 62 3.821.502.054 76.430.041 Februari 1294 651.564.360 32.578.218 4 7.388.000 147.760

Maret 683 362.251.906 18.112.595 29 33.685.644 673.713 April 1683 903.841.664 45.192.083 69 5.032.633.580 100.652.672

Mei 305 2.070.328.688 103.516.434 93 354.928.253 7.098.565 Juni 69 701.868.615 35.093.431 119 1.432.511.633 28.650.233

Juli 0 - - 74 554.535.159 11.090.703

Agustus 48 10.915.064 545.753 11 1.050.000 21.000 September 128 520.678.384 26.033.919 10 1.014.118 20.282 Oktober 64 529.699.409 26.484.970 38 356.175.983 7.123.520

November 36 515.328.778 25.766.439 0 - -

Desember 134 308.643.032 15.432.152 28 126.645.380 2.532.908 Jumlah 4547 6.745.445.262 337.272.262 537 11.722.069.800 234.441.397 Sumber : Seksi Penagihan KPP Pratama Bandung Karees

(20)

P e n d a h u l u a n| 10

Universitas Kristen Maranatha 1.782.006.149 dan pencairan tunggakan Surat Teguran meningkat sebesar Rp 89.100.309. Sedangkan untuk Surat Paksa, jumlah lembar yang diterbitkan meningkat sebesar 319 lembar, jumlah tunggakan pajak yang ditagih dengan Surat Paksa meningkat sebesar Rp 3.026.455.764 dan pencairan tunggakan Surat Paksa meningkat sebesar Rp 60.529.116.

Jumlah lembar Surat Teguran yang diterbitkan oleh KPP Pratama Bandung Karees pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu sebesar 868 lembar, jumlah tunggakan pajak yang ditagih dengan Surat Teguran menurun sebesar Rp 6.933.431.103, dan pencairan tunggakan Surat Teguran menurun sebesar Rp 346.671.554. Sedangkan Surat Paksa, jumlah yang diterbitkan menurun sebesar 98 lembar, jumlah tunggakan pajak yang ditagih dengan Surat Paksa menurun sebesar Rp 4.378.276.477 dan pencairan tunggakan Surat Paksa menurun sebesar Rp 87.565.530. Pada tahun 20

(21)

P e n d a h u l u a n| 11

Universitas Kristen Maranatha Pada tahun 2009, Surat Teguran mempunyai presentase sebesar 5% dan Surat Paksa mempunyai presentase sebesar 2% dan pada tahun 2010 Surat Teguran mempunyai presentase tetap sebesar 5% dan Surat Paksa mempunyai presentase yang tetap yaitu 2%. Pada tahun 2011 presentase Surat Teguran mengalami kenaikkan sebesar 5,35% dan presentase Surat Paksa memiliki nilai yang tetap dari tahun 2010 yaitu sebesar 2%. Pada tahun 2012 presentase Surat Teguran memiliki nilai yang tetap yaitu 5%, dan presentase Surat Paksa memiliki nilai yang tetap sebesar 2%.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat ke dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Bandung Karees

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengindentifikasi masalah pokok yang akan diteliti sebagai berikut:

1.Bagaimana prosedur penerbitan Surat Teguran dan Surat Paksa yang diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees?

(22)

P e n d a h u l u a n| 12

Universitas Kristen Maranatha 3.Seberapa besar efektivitas penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees?

4.Seberapa besar kontribusi penagihan pajak dengan Surat Teguran terhadap penerimaan pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees?

5.Seberapa besar kontribusi penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian ini dengan maksud untuk dapat memperoleh data-data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1.Untuk mengetahui prosedur penerbitan Surat Teguran dan Surat Paksa yang diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

(23)

P e n d a h u l u a n| 13

Universitas Kristen Maranatha 3.Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

4.Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penagihan pajak dengan Surat Teguran terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

5.Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

1.4. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diharapkan, maka penulis mengungkapkan beberapa kegunaan dari penelitian ini untuk beberapa pihak yang berkepentingan, sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

 Untuk memperoleh pembuktian bahwa adanya efektivitas penagihan

pajak dengan menggunakan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak.

 Dengan penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dan

(24)

P e n d a h u l u a n| 14

Universitas Kristen Maranatha terhadap penerimaan pajak dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees

 Diharapkan dapat memberikan informasi tingkat efektivitas penagihan

pajak dengan Surat Paksa di Kantor Pelayanan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees dalam rangka peningkatan penerimaan pajak.

3. Bagi pihak lain

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

(25)

87

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai efektivitas penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan pajak, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Prosedur penerbitan Surat Teguran dan Surat Paksa:

 Penerbitan Surat Teguran dilakukan pada Seksi Penagihan, dengan prosedur:

Seksi Penagihan meneliti Surat Ketetapan Pajak (SKP)/ Surat Tagihan Pajak (STP)/ Surat Tagihan Bea (STB) yang telah disetujuan Kepala Seksi, diserahkan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak melalui Sistem Informasi DJP kemudian Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan persetujuan penerbitan melalui Sistem Informasi DJP. Selanjutnya pelaksana melihat Sistem Informasi DJP dan memeriksa persetujuan penerbitan Surat Teguran dari dan mencetak Surat Teguran dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

(26)

S i m p u l a n d a n S a r a n |88

Universitas Kristen Maranatha kepada Pelaksana untuk disampaikan kepada Wajib Pajak yang sebelumnya diteliti terlebih dahulu.

 Penerbitan Surat Paksa dilakukan pada Seksi Penagihan, dengan prosedur:

Berdasarkan data Surat Teguran, Jurusita Pajak meneliti dan mencetak Surat Paksa dan Berita Acara Pemberitahuan dan kemudian menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan yang telah diteliti dan diparaf oleh Kepala Seksi Penagihan dan disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan pajak. Selanjutnya Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Paksa kemudian menyampaikannya kepada Jurusita Pajak.

Jurusita Pajak menerima Surat Paksa dan memberitahukan Surat Paksa dan Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa kepada Wajib Pajak / Penanggung Pajak. Jurusita Pajak membuat sekaligus menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat Paksa (LPSP) dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan. Kemudian Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat Paksa dan diserahkan kembali kepada Jurusita Pajak untuk ditatausahakan. Menatausahakan LPSP dengan cara mencatat pada Kartu Pengawasan dan diarsip.

(27)

S i m p u l a n d a n S a r a n |89

Universitas Kristen Maranatha 3. Besar efektivitas penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap penerimaan pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung pada tahun 2009 sampai 2012 adalah 2% dengan hasil tidak efektif.

4. Besar kontribusi penagihan pajak dengan Surat Teguran terhadap penerimaan pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees pada tahun 2009 adalah sebesar 2,42%; pada tahun 2010 adalah sebesar 4,63%; pada tahun 2011 adalah sebesar 1,38%; dan pada tahun 2012 kontribusi pajak sebesar 1,40% dengan hasil kurang berkontribusi.

5. Besar kontribusi penagihan pajak dengan Surat Pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees pada tahun 2009 adalah sebesar 0,48%; pada tahun 2010 adalah sebesar 1,26%; pada tahun 2011 adalah sebesar 0,42%; dan pada tahun 2012 kontribusi pajak sebesar 0,97% dengan hasil kurang berkontribusi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

a. Mengadakan sosialisasi dalam hal mengenai proses penagihan pajak sesuai dengan aturan yang berlaku

(28)

S i m p u l a n d a n S a r a n |90

Universitas Kristen Maranatha c. Mewajibkan Wajib Pajak untuk memberikan informasi bagi Wajib Pajak

yang ingin pindah alamat.

d. Memberitahukan kepada Wajib Pajak bahwa pengajuan keberatan bukan berarti dapat menunda pembayaran kewajiban perpajakan.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengambil topik yang berkaitan dengan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak dapat menambahkan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan penagihan pajak dan pencairan tunggakan pajak seperti: lelang, sita, dan sebagainya dengan studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) serta periode yang berbeda.

(29)

91

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan/Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3. Balai Pustaka. Jakarta

Fidel, 2010. Cara Mudah dan Praktis Memahami Masalah – Masalah Perpajakan, Murai Kencana, Jakarta.

Gibson, Ivancevich. 1996. Organisasi dan Manajemen. Erlangga. Jakarta

Hadi, Moeljo. 2001 . Dasar-dasar Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Oleh Jurusita Pajak Pusat dan Daerah. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Hartono, Jogiyanto. 2010. Edisi Pertama. Metodologi Penelitian Bisnis.Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.

Ilyas, Wirawan B. 2010, Ensiklopedia Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 Pasal 1 Nomor 2 Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan diakses dari http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=4 pada tanggal 5 November 2013.

Jones. R, dan Pendlebury. M. 1996. Public Sector Accounting. Pitman Publishing. London.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

(30)

92

Keputusan Menteri Keuangan RI No.132/PMK.01/2006, tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.

Mardiasmo. Edisi 2011 . Perpajakan. Penerbit Andi. Yogyakarta

Nazir Muhammad, 1998. Metode Penelitian, Galia Indonesia. Jakarta

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Keenam, Salemba Empat. Jakarta.

Rusdji,Muhammad. 2004. PPSP : Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. PT.Indeks. Jakarta

Siagian, Sondang 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT. RINEKA CIPTA: Jakarta.

Sugiono.1998. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung

Suliyanto.2005.Metode Riset Bisnis. C.V Andi Offset. Yogyakarta

Tansuria, Billy Ivan. 2010. Pokok-Pokok Ketentuan Umum Perpajakan, Edisi Pertama, Graha Ilmu. Yogyakarta.

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 23A Amandemen Ke-4 Undang-Undang 1945 tentang Hal Keuangan.

(31)

93

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas

Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Tata Pajak Penghasilan.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian simultan (uji statistik F) pada tabel 4.16 menunjukkan nilai F-hitung 18,953 dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) sehingga

algoritma memprediksi sampel baru berdasarkan sampel sebelumnya. Selama fase pembaruan filter menyaring perkiraan ini berdasarkan sampel baru dari sistem. Jumlah titik referensi

Octo : Kesimpulan sementara saya, kemandirian gereja dalam bidang dana menurut bapak adalah gereja dapat menghasilkan sumber pemasukan keuangan yang baru untuk membiayai

Pertumbuhan sektor industri non-migas Indonesia pada SM-I/2015 sebesar 5,26% menurun 0,29% jika dibandingkan dengan semester yang sama pada tahun 2014, dimana pertumbuhan

PDA Tigi Ma’aya Tour & Travel haruslah terus dievaluasi agar mengetahui strategi promosi mana yang harus dipertahankan dan tidak perlu dipertahankan, karena setiap

Peubah amatan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang pada cabang utama, umur berbunga, umur panen, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi, jumlah polong

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan pegawai dilingkungan PDAM Tirta Intan diperoleh informasi bahwa tingkat kinerja PDAM Tirta Intan masih belum

Simpulan dan Saran: Pendidikan kesehatan P4K memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan, namun tidak memberikan pengaruh pada sikap ibu hamil primigravida