iv ABSTRAK
Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini
Stephen Iskandar, 2010; Pembimbing pertama : Freddy T. Andries, dr., M.S. Pembimbing kedua : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes. Menurut data WHO tahun 2004, kanker payudara menempati posisi pertama sebagai keganasan tersering pada wanita di seluruh dunia. Insidensi kanker payudara telah mencapai lebih dari satu juta kasus. Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap wanita di seluruh RS di Indonesia, disusul kanker leher rahim. Salah satu langkah pencegahan sekunder adalah melalui deteksi dini dengan Periksa Payudara Sendiri (SADARI).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui riwayat gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku SADARI pasien penderita kanker payudara.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif observational dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen dan dilakukan pada 30 responden yang dipilih dengan metode incidental sampling di suatu yayasan kanker.
Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi. Hasil yang didapatkan, kasus kanker payudara pada umumnya terdiagnosis pada stadium II (40%) dan III (40%), yang pertama kali dideteksi sendiri baik saat pemeriksaan SADARI maupun secara tidak sengaja. Riwayat tingkat pengetahuan dan sikap pasien kanker payudara mengenai SADARI sudah baik (57.7%), (69.2%), sedangkan tingkat perilaku masih tergolong cukup (50%).
v ABSTRACT
Description of Knowledge, Attitude, and Practice History of Breast Self-Examination (BSE) as Early Detection in Breast Cancer Patient
Stephen Iskandar, 2010; First Tutor :Freddy T. Andries, dr., M.S. Second Tutor :Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes.
According to WHO in 2004, breast cancer is the most common cancer in women. The incidence had exceeded over than one million cases. According to Hospital Information System in 2007, breast cancer is the most common malignancy occurred in female inpatient, followed by cervical cancer in the second position. One method that can be used as secondary prevention is early detection by Breast Self Examination (BSE).
The purpose of this observation is to know the description of knowledge, attitude, and practice history of BSE as early detection in breast cancer patient.
The method which is used here is observational descriptive with questionnaire as the instrument, also involving 30 respondents chosen by incidental sampling method in a cancer organization. The results are presented in distribution tables and then followed by the discussion according to the existing theory.
The result shows that the case of breast cancer mostly diagnosed at stage II and stage III, which is found by themselves, with BSE or just by accident. The history overview of knowledge and attitude are in good criteria, (57.7%), (69.2%) and the practice is in moderate criteria (50%).
ix
2.2.5 Patogenesis 17
2.2.5.1 Kanker Payudara Herediter 17
2.2.5.2 Kanker Payudara Sporadik 18
2.2.6 Gejala Klinik 18
2.2.7 Diagnosis 19
2.2.8 Deteksi Dini/Skrining 20
2.2.8.1 Mamografi 20
2.2.8.2 Pemeriksaan Klinis Payudara 21
2.2.8.3 SADARI 22
2.2.9.5 Monoclonal Antibodies 28
2.2.10 Pencegahan 29
2.2.11 Prognosis 29
2.3 Perilaku Kesehatan 31
2.3.1 Domain Perilaku Kesehatan 32
2.3.1.1 Pengetahuan 33
2.3.1.2 Sikap 34
2.3.1.3 Perilaku 35
2.3.2 Perubahan Perilaku Kesehatan 36
BAB III. SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 37
x
3.3.2 Definisi Operasional 38
3.3.3 Besar Sampel Penelitian 39
3.4 Prosedur Kerja 39
3.5 Pengolahan Data 40
3.5.1 Identitas Responden 40
3.5.2 Riwayat Penyakit 40
3.5.3 Pengetahuan 41
3.5.4 Sikap 41
3.5.5 Perilaku 42
3.6 Aspek Etik Penelitian 42
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 43
4.1 Hasil 43
4.1.1 Identitas Responden 43
4.1.2 Riwayat Penyakit 44
4.1.3 Pengetahuan 47
4.1.4 Sikap 53
4.1.5 Perilaku 55
4.2 Pembahasan 56
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 60
5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
RIWAYAT HIDUP 63
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Pembagian TNM Berdasarkan AJCC 7th Edition 10 Tabel 2.2 Klasifikasi Stadium AJCC 7th Edition 13
Tabel 2.3 Klasifikasi Stadium Klinis 14
Tabel 2.4 Predileksi Kanker Payudara 19
Tabel 2.5 Survival Rate Kanker Payudara 30
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan 43 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 43 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Stadium 44 Tabel 4.4 Distribusi Responden yang Pernah Mendengar Mengenai
SADARI 44
Tabel 4.5 Distribusi Sumber Informasi Mengenai SADARI yang
Didapatkan Responden 45
Tabel 4.6 Distribusi Responden yang Menemukan Kelainan Pada Payudara
dengan Pemeriksaan SADARI 45
Tabel 4.7 Distribusi Cara Responden Menemukan Kelainan pada Payudara
Selain dengan SADARI 46
Tabel 4.8 Distribusi Perilaku Responden yang Langsung Memeriksakan Payudaranya Setelah Ditemukan Kelainan 46 Tabel 4.9 Distribusi Alasan Responden untuk Menunda Memeriksakan
Payudaranya Setelah Ditemukan Kelainan 47 Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Tanda-Tanda
Keganasan Pada Payudara 47
Tabel 4.11 Distribusi Responden yang Mengetahui Kegunaan dari
SADARI 48
Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Perihal yang Perlu
Dilihat Pada Pemeriksaan SADARI. 49
Tabel 4.13 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Posisi yang Benar
xii
Tabel 4.14 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Cara Meraba yang
Benar Dalam Pemeriksaan SADARI 51
Tabel 4.15 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Posisi yang Benar
Dalam Tahap Meraba Payudara 52
Tabel 4.16 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai SADARI Secara
Keseluruhan 53
Tabel 4.17 Distribusi Sikap Responden yang Setuju Bahwa Melakukan
SADARI Memberikan Keuntungan 53
Tabel 4.18 Distribusi Sikap Responden yang Setuju Untuk Menganjurkan
Masyarakat Melakukan SADARI 53
Tabel 4.19 Distribusi Sikap Responen yang Setuju Agar SADARI Terus
Diperkenalkan 54
Tabel 4.20 Distribusi Sikap Responden yang Setuju Bahwa Melakukan
SADARI Meningkatkan Kecemasan 54
Tabel 4.21 Distribusi Sikap Responden Mengenai SADARI Secara
Keseluruhan 54
Tabel 4.22 Distribusi Perilaku Responden Dalam Memeriksa Payudara
Setiap Bulannya 55
Tabel 4.23 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Tahap yang Dilakukan
saat SADARI 55
Tabel 4.24 Distribusi Perilaku Responden Mengenai SADARI Secara
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Payudara 7
Gambar 2.2 Ukuran Tumor Pada TNM 10
Gambar 2.3 Metastasis KGB 13
Gambar 2.4 Mamografi 21
Gambar 2.5 Langkah SADARI 24
Gambar 2.6 Palpasi Payudara 25
Gambar 2.7 Pembedahan Payudara 27
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner 64
Lampiran 2 Informed Consent 68
64
GAMBARAN RIWAYAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN
PERILAKU PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
PASIEN KANKER PAYUDARA SEBAGAI
LANGKAH DETEKSI DINI
Sebelum menjawab pertanyaan ini, harap diingat, bahwa pertanyaan ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku saudara pada masa lampau, yaitu pada masa sampai kanker payudara anda pertama kali terdiagnosis. Terimakasih.
RIWAYAT PENYAKIT
1. Stadium berapakah dokter pertama kali mendiagnosis kanker payudara anda?
Stadium ___________
2. Apakah anda menemukan kelainan pada payudara anda ketika anda secara khusus melakukan SADARI?
a. Ya b. Tidak
3. Jika jawaban pada pertanyaan sebelumnya, “Tidak”, bagaimanakah kelainan tersebut ditemukan?
65
4. Apakah sebelumnya anda pernah mendengar mengenai cara-cara untuk memeriksa payudara sendiri (SADARI)?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah tindak pertama setelah anda menemukan kelainan pada payudara anda?
a. Langsung memeriksakan pada tenaga kesehatan
b. Menunda untuk memeriksakannya (Lanjutkan pada pertanyaan no 6)
6. Hal apa yang membuat anda menunda untuk memeriksakan kelainan pada payudara anda pada tenaga kesehatan?
a. Takut
b. Malu
c. Tidak ada biaya d. Tidak mengerti
PENGETAHUAN
1. Apakah anda mengetahui kegunaan dari SADARI?
a. Ya, yaitu ____________________________
b. Tidak
2. Manakah pilihan di bawah ini yang merupakan tanda-tanda keganasan pada payudara? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Menemukan benjolan di payudara
b. Perubahan bentuk dan warna kulit pada payudara
c. Keluarnya cairan dari puting susu pada wanita tidak menyusui d. Perubahan bentuk puting susu
e. Rasa sakit di payudara f. Tidak tahu
3. Dari pilihan di bawah ini, tahap mana saja yang dilakukan ketika melakukan SADARI?
a. Melihat payudara
b. Meraba payudara
66
4. Apa saja yang dilihat pada tahap melihat payudara? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Bentuk payudara b. Adanya suatu benjolan c. Warna kulit payudara d. Bentuk puting
e. Keluarnya cairan dari puting f. Tidak tahu
5. Posisi mana yang benar ketika melihat payudara? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Bertolak pinggang
b. Kedua tangan diangkat ke atas c. Di depan cermin
d. Pundak yang tegap e. Tidak tahu
6. Bagaimana cara meraba payudara yang benar? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Meraba pada seluruh daerah
b. Dengan gerakan memutar
c. Dengan gerakan dari atas ke bawah
d. Dengan penekanan secukupnya
e. Tidak tahu
7. Posisi apa saja yang benar ketika meraba payudara anda? (boleh pilih lebih dari satu)
a. Berbaring
b. Tangan diangkat ke atas
c. Duduk
d. Berdiri e. Tidak tahu
SIKAP
1. Apakah anda setuju bahwa anda mendapat keuntungan dari melakukan pemeriksaan SADARI?
a. Ya
67
2. Apakah anda menganjurkan wanita lain untuk melakukan SADARI?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda setuju jika program SADARI untuk terus diperkenalkan?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda setuju, bahwa dengan melakukan SADARI membuat anda cenderung lebih khawatir bilamana terdapat keganasan pada payudara anda?
a. Ya
b. Tidak
PERILAKU
1. Berapa sering anda memeriksa payudara anda sendiri?
a. Lebih dari 1 bulan/sekali b. 1 bulan/sekali
c. Kurang dari 1 bulan/sekali
2. Tahap manakah yang anda lakukan ketika melakukan SADARI?
a. Melihat payudara
b. Meraba payudara
68
69
63
RIWAYAT HIDUP
Nama : Stephen Iskandar
NRP : 0710036
Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 10 Oktober 1989
Alamat : Jl. Bojong Raya, Komplek Permata Indah, Blok J 23, Bandung
Riwayat Pendidikan :
- TKK Bina Bakti (1994-1996)
- SDK 2 Bina Bakti (1996-2001)
- SMPK 2 Bina Bakti (2001-2004)
- SMAK I Bina Bakti (2004-2007)
1 menempati posisi kedua sebagai keganasan tersering pada wanita di seluruh dunia setelah kanker paru. Insidensi kanker payudara telah mencapai lebih dari satu juta kasus (WHO, 2004). Pada tahun 2007, di Amerika Serikat, tercatat sekitar 180.510 kasus kanker payudara dan sudah mencapai hingga 40.910 kematian (Fauci, 2008), dan menempati urutan pertama sebagai keganasan tersering pada wanita di Amerika Serikat (ACS, 2010). Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap wanita di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%) (Depkes, 2007).
Salah satu langkah pencegahan sekunder adalah dengan melakukan deteksi dini atau skrining. Kanker akan memiliki prognosis yang lebih baik jika terdeteksi pada stadium dini. Deteksi dini kanker ialah usaha untuk mendeteksi penyakit atau kelainan, dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan. Tujuan dari deteksi dini ini untuk menemukan secara dini, yaitu kanker yang masih dapat disembuhkan, untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas kanker (Imam, 2009). Langkah deteksi dini payudara yang umum dilakukan oleh masyarakat adalah Periksa Payudara Sendiri (SADARI) atau Breast Self Examination (BSE), pemeriksaan klinis atau Clinical Breast Examination (CBE) dan mamografi (Victor, 2008).
2
perkembangan pada payudaranya, maka SADARI perlu dilakukan. Hal ini memberikan kesempatan kepada seorang wanita untuk dapat memahami tubuhnya sendiri dan membentuk kebiasaan yang baik untuk masa depan di kemudian hari (De Jong, 2004). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI ini adalah membantu mengidentifikasi perubahan abnormal pada payudara sehingga dapat lebih cepat dilaporkan kepada tenaga kesehatan (ACS, 2010).
Tidak seperti pemeriksaan skrining lainnya yang tingkat keefektivitasannya telah dibuktikan, sampai saat ini tidak ada studi random terbaru yang membuktikan dengan melakukan SADARI meningkatkan usia harapan hidup. Meski tidak adanya program mamografi, program SADARI tidak dianjurkan karena tingkat efektivitasnya yang belum terbukti dalam menurunkan angka mortalitas (Thomas, 2002). Begitu pula hasil dari penelitian Canadian Task Force on Preventive Health Care, tidak menemukan keuntungan dari pemeriksan rutin dari SADARI. Mereka juga menemukan bahwa wanita yang diajarkan mengenai SADARI dan melakukannya cenderung lebih sering menemui tenaga kesehatan, merasa cemas, dan melakukan biopsi yang jinak (Baxter, 2002).
Namun ada berbagai keberatan terhadap pernyataan untuk menghentikan program SADARI yang sudah dikenal masyarakat dan sudah berjalan lama ini. Alasan yang diberikan karena sebagian besar tumor ditemukan oleh wanita sendiri, dan dengan melakukan SADARI, membuat wanita lebih waspada terhadap keadaan payudara mereka. Melalui ini diharapkan mereka lebih dapat mampu menemukan tumor, meski mereka menemukannya ketika tidak secara khusus melakukan SADARI (Larkin, 2001). Di negara berkembang, program ini merupakan program yang sederhana, murah, non-invasif, dan tidak berbahaya, yang tidak hanya diterima masyarakat, tapi juga mendorong wanita untuk melakukan tindakan aktif ikut bertanggungjawab terhadap upaya pencegahan (Narimah, 2002).
3
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana gambaran riwayat tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien kanker payudara mengenai SADARI sebagai langkah deteksi dini.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Untuk mengetahui gambaran riwayat tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien kanker payudara mengenai SADARI sebagai langkah deteksi dini.
2. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah program SADARI telah diinformasikan dengan baik kepada masyarakat.
b. Untuk mengetahui peran SADARI dalam membantu masyarakat mendeteksi dini kanker payudara.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Memberikan informasi kepada badan-badan kesehatan yang khususnya bergerak menangani permasalahan kanker payudara mengenai gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat selama ini mengenai SADARI, dan peran SADARI sebagai langkah deteksi dini
2. Manfaat Praktis
a. Memperluas pengetahuan peneliti tentang deteksi dini kanker payudara melalui program SADARI.
4
1.5 Kerangka Pemikiran
Salah satu langkah pencegahan sekunder terhadap kanker payudara adalah dengan melakukan deteksi dini. Tujuan dari deteksi dini ini untuk menemukan secara dini kanker yang dapat diterapi sehingga dapat mengurangi angka mortalitas. Menemukan kanker payudara pada stadium yang lebih dini sangat penting karena akan meningkatkan usia harapan hidup (Imam, 2009).
Di negara berkembang, SADARI merupkan program yang sederhana, murah, non-invasif, dan tidak berbahaya, yang tidak hanya diterima masyarakat, tapi juga mendorong wanita untuk melakukan tindakan aktif ikut bertanggungjawab terhadap upaya pencegahan (Narimah, 2002).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.Dalam perkembangan selanjutnya, menurut para ahli pendidikan, untuk pengukurannya dapat diukur melalui:
1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).
2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude).
3. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice) (Soekidjo, 2007).
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Jenis Penelitian : Deskriptif observational Rancangan Penelitian : Studi retrospektif
Instrumen : Kuesioner
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara tertutup
Jumlah sampel : 30 orang
5
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Cancer Information and Support Center (CISC), Jakarta dan Bandung Cancer Society (BSC), Bandung
60 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Didapatkan responden pertama kali didiagnosis menderita kanker payudara paling banyak pada stadium II (40%), stadium III (40%), stadium I (16,7%), dan stadium IV (3,3%).
2. Kanker payudara paling banyak ditemukan oleh responden sendiri (80%), baik secara khusus saat melakukan SADARI maupun secara tidak sengaja. 3. Dari 30 responden, hanya 26 responden (86,7%) yang sebelumnya pernah
mendapatkan informasi mengenai SADARI, dimana dari 26 responden tersebut, secara keseluruhan berpengetahuan baik (57,7%), bersikap baik (69,2%), dan berperilaku cukup (50%).
5.2 Saran
1. Meningkatkan penyuluhan mengenai kanker payudara dan deteksi dini di tengah masyarakat.
2. Melakukan review cara-cara pemeriksaan SADARI yang dilakukan oleh masyarakat sehingga dapat dilakukan dengan benar dan efektif.
61
DAFTAR PUSTAKA
ACS. 2010. Breast Cancer:Early Detection. http://www.cancer.org/Cancer/ Breast Cancer /DetailedGuide/index. 24 September 2010.
AJCC. 2009. Breast Cancer Staging 7th Edition. http://www.cancerstaging.org/ staging/index.html. 1 Oktober 2010
Arika SH. 2008. Skripsi, Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Baxter N. 2002. Breast Self Examination. CMAJ.;164:1837–1846.
Celaya MO, Berke EM, et al. 2010. Breast cancer stage at diagnosis and geographic access to mammography screening. Rural Remote Health. Apr-Jun;10(2):1361.
Copstead, Lee-Ellen C. Jacquelyn L. Banasik. 2005. Pathophisiology, 3 ed. Evolve Elsevier.
Depkes. 2007. Jika Tidak Dikendalikan Dua Puluh Enam Juta Orang Menderita Kanker. http://www.depkes.go.id/. 27 September 2010
Elmore JG et al.2005. Screening for breast cancer. JAMA. Mar9;239(10):1234-1256
Fauci Anthony S, Dennis L. Kasper, Dan L. Longo et all. 2008. Harrison’s Principles of Internal Medicine 17thed. United States of America: McGraw-Hill. p563-569
Freedman DA, Petiti DB, Robins JM. 2004. The efficacy of screening of breast cancer int J Epidemiology. 2004;33:43.
Dwi Sri Handayani. 2008. Skipsi Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri di kelurahan kalangan kecamatan pedan Klaten.
Jemal A et al. 2008. Cancer statistic, CA Cancer J Clin 58:2.
Jong Wim De. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta. RGC p396-402 Kumar, Abbas. 2009. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 8th ed.
62
Larkin M. 2001. Breast self-examination does more harm than good, says task force. Lancet. ;357:2109.
Marieb Elaine N, Katja Hoehn. 2006. Human Anatomy & Physiology 7th ed. Benjamin Cummings.
McPhee, Stephen J. 2008. Current Medical Diagnosis & Treatment International Edition. Lange. p 613-632
Moore Keith L, Arthur F. Dalley. 2006. Clinically Oriented Anatomy 5th Edition. LWW.
Narimah A, 1999. Breast Examination, National Health and Morbidity Survey 1996 Volume 20.Kuala Lumpur, Malaysia
NCI, 2010. Medical Definition,http://www.cancer.gov. 1 November 2010
Nekhlyudov Larissa, Fletcher, Suzanne W. 2001. Is it time to stop teaching breast self-examination?CMAJ.2001 June 26; 164(13): 1851–1852.
Olsen O, Goetzche PC. 2001. Screening for breast cancer with mammography.
Soekidjo Notoatmodjo. 2007. Ilmu dan seni kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. p. 135-9, 142-51, 162-4.
Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan-Ed Rev. Jakarta: Rineka Cipta. p. 24-27,115-30, 136-50
Thomas DB, et al. 2002. Randomized trial of breast self-examination in Shanghai: final results. Journal of the National Cancer Institute. 1445–57. Victor Vogel .2008. The Merck Manuals Online Medical Library for Healthcare
Professional. http://www.merckmanuals.com. 27 September 2010