• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

Stephen Iskandar, 2010; Pembimbing pertama : Freddy T. Andries, dr., M.S. Pembimbing kedua : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes. Menurut data WHO tahun 2004, kanker payudara menempati posisi pertama sebagai keganasan tersering pada wanita di seluruh dunia. Insidensi kanker payudara telah mencapai lebih dari satu juta kasus. Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap wanita di seluruh RS di Indonesia, disusul kanker leher rahim. Salah satu langkah pencegahan sekunder adalah melalui deteksi dini dengan Periksa Payudara Sendiri (SADARI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui riwayat gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku SADARI pasien penderita kanker payudara.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif observational dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen dan dilakukan pada 30 responden yang dipilih dengan metode incidental sampling di suatu yayasan kanker.

Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi. Hasil yang didapatkan, kasus kanker payudara pada umumnya terdiagnosis pada stadium II (40%) dan III (40%), yang pertama kali dideteksi sendiri baik saat pemeriksaan SADARI maupun secara tidak sengaja. Riwayat tingkat pengetahuan dan sikap pasien kanker payudara mengenai SADARI sudah baik (57.7%), (69.2%), sedangkan tingkat perilaku masih tergolong cukup (50%).

(2)

v ABSTRACT

Description of Knowledge, Attitude, and Practice History of Breast Self-Examination (BSE) as Early Detection in Breast Cancer Patient

Stephen Iskandar, 2010; First Tutor :Freddy T. Andries, dr., M.S. Second Tutor :Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes.

According to WHO in 2004, breast cancer is the most common cancer in women. The incidence had exceeded over than one million cases. According to Hospital Information System in 2007, breast cancer is the most common malignancy occurred in female inpatient, followed by cervical cancer in the second position. One method that can be used as secondary prevention is early detection by Breast Self Examination (BSE).

The purpose of this observation is to know the description of knowledge, attitude, and practice history of BSE as early detection in breast cancer patient.

The method which is used here is observational descriptive with questionnaire as the instrument, also involving 30 respondents chosen by incidental sampling method in a cancer organization. The results are presented in distribution tables and then followed by the discussion according to the existing theory.

The result shows that the case of breast cancer mostly diagnosed at stage II and stage III, which is found by themselves, with BSE or just by accident. The history overview of knowledge and attitude are in good criteria, (57.7%), (69.2%) and the practice is in moderate criteria (50%).

(3)
(4)

ix

2.2.5 Patogenesis 17

2.2.5.1 Kanker Payudara Herediter 17

2.2.5.2 Kanker Payudara Sporadik 18

2.2.6 Gejala Klinik 18

2.2.7 Diagnosis 19

2.2.8 Deteksi Dini/Skrining 20

2.2.8.1 Mamografi 20

2.2.8.2 Pemeriksaan Klinis Payudara 21

2.2.8.3 SADARI 22

2.2.9.5 Monoclonal Antibodies 28

2.2.10 Pencegahan 29

2.2.11 Prognosis 29

2.3 Perilaku Kesehatan 31

2.3.1 Domain Perilaku Kesehatan 32

2.3.1.1 Pengetahuan 33

2.3.1.2 Sikap 34

2.3.1.3 Perilaku 35

2.3.2 Perubahan Perilaku Kesehatan 36

BAB III. SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 37

(5)

x

3.3.2 Definisi Operasional 38

3.3.3 Besar Sampel Penelitian 39

3.4 Prosedur Kerja 39

3.5 Pengolahan Data 40

3.5.1 Identitas Responden 40

3.5.2 Riwayat Penyakit 40

3.5.3 Pengetahuan 41

3.5.4 Sikap 41

3.5.5 Perilaku 42

3.6 Aspek Etik Penelitian 42

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 43

4.1 Hasil 43

4.1.1 Identitas Responden 43

4.1.2 Riwayat Penyakit 44

4.1.3 Pengetahuan 47

4.1.4 Sikap 53

4.1.5 Perilaku 55

4.2 Pembahasan 56

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

RIWAYAT HIDUP 63

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Pembagian TNM Berdasarkan AJCC 7th Edition 10 Tabel 2.2 Klasifikasi Stadium AJCC 7th Edition 13

Tabel 2.3 Klasifikasi Stadium Klinis 14

Tabel 2.4 Predileksi Kanker Payudara 19

Tabel 2.5 Survival Rate Kanker Payudara 30

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan 43 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 43 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Stadium 44 Tabel 4.4 Distribusi Responden yang Pernah Mendengar Mengenai

SADARI 44

Tabel 4.5 Distribusi Sumber Informasi Mengenai SADARI yang

Didapatkan Responden 45

Tabel 4.6 Distribusi Responden yang Menemukan Kelainan Pada Payudara

dengan Pemeriksaan SADARI 45

Tabel 4.7 Distribusi Cara Responden Menemukan Kelainan pada Payudara

Selain dengan SADARI 46

Tabel 4.8 Distribusi Perilaku Responden yang Langsung Memeriksakan Payudaranya Setelah Ditemukan Kelainan 46 Tabel 4.9 Distribusi Alasan Responden untuk Menunda Memeriksakan

Payudaranya Setelah Ditemukan Kelainan 47 Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Tanda-Tanda

Keganasan Pada Payudara 47

Tabel 4.11 Distribusi Responden yang Mengetahui Kegunaan dari

SADARI 48

Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Perihal yang Perlu

Dilihat Pada Pemeriksaan SADARI. 49

Tabel 4.13 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Posisi yang Benar

(7)

xii

Tabel 4.14 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Cara Meraba yang

Benar Dalam Pemeriksaan SADARI 51

Tabel 4.15 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Posisi yang Benar

Dalam Tahap Meraba Payudara 52

Tabel 4.16 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai SADARI Secara

Keseluruhan 53

Tabel 4.17 Distribusi Sikap Responden yang Setuju Bahwa Melakukan

SADARI Memberikan Keuntungan 53

Tabel 4.18 Distribusi Sikap Responden yang Setuju Untuk Menganjurkan

Masyarakat Melakukan SADARI 53

Tabel 4.19 Distribusi Sikap Responen yang Setuju Agar SADARI Terus

Diperkenalkan 54

Tabel 4.20 Distribusi Sikap Responden yang Setuju Bahwa Melakukan

SADARI Meningkatkan Kecemasan 54

Tabel 4.21 Distribusi Sikap Responden Mengenai SADARI Secara

Keseluruhan 54

Tabel 4.22 Distribusi Perilaku Responden Dalam Memeriksa Payudara

Setiap Bulannya 55

Tabel 4.23 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Tahap yang Dilakukan

saat SADARI 55

Tabel 4.24 Distribusi Perilaku Responden Mengenai SADARI Secara

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Payudara 7

Gambar 2.2 Ukuran Tumor Pada TNM 10

Gambar 2.3 Metastasis KGB 13

Gambar 2.4 Mamografi 21

Gambar 2.5 Langkah SADARI 24

Gambar 2.6 Palpasi Payudara 25

Gambar 2.7 Pembedahan Payudara 27

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner 64

Lampiran 2 Informed Consent 68

(10)

64

GAMBARAN RIWAYAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

PERILAKU PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

PASIEN KANKER PAYUDARA SEBAGAI

LANGKAH DETEKSI DINI

Sebelum menjawab pertanyaan ini, harap diingat, bahwa pertanyaan ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku saudara pada masa lampau, yaitu pada masa sampai kanker payudara anda pertama kali terdiagnosis. Terimakasih.

RIWAYAT PENYAKIT

1. Stadium berapakah dokter pertama kali mendiagnosis kanker payudara anda?

Stadium ___________

2. Apakah anda menemukan kelainan pada payudara anda ketika anda secara khusus melakukan SADARI?

a. Ya b. Tidak

3. Jika jawaban pada pertanyaan sebelumnya, “Tidak”, bagaimanakah kelainan tersebut ditemukan?

(11)

65

4. Apakah sebelumnya anda pernah mendengar mengenai cara-cara untuk memeriksa payudara sendiri (SADARI)?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah tindak pertama setelah anda menemukan kelainan pada payudara anda?

a. Langsung memeriksakan pada tenaga kesehatan

b. Menunda untuk memeriksakannya (Lanjutkan pada pertanyaan no 6)

6. Hal apa yang membuat anda menunda untuk memeriksakan kelainan pada payudara anda pada tenaga kesehatan?

a. Takut

b. Malu

c. Tidak ada biaya d. Tidak mengerti

PENGETAHUAN

1. Apakah anda mengetahui kegunaan dari SADARI?

a. Ya, yaitu ____________________________

b. Tidak

2. Manakah pilihan di bawah ini yang merupakan tanda-tanda keganasan pada payudara? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Menemukan benjolan di payudara

b. Perubahan bentuk dan warna kulit pada payudara

c. Keluarnya cairan dari puting susu pada wanita tidak menyusui d. Perubahan bentuk puting susu

e. Rasa sakit di payudara f. Tidak tahu

3. Dari pilihan di bawah ini, tahap mana saja yang dilakukan ketika melakukan SADARI?

a. Melihat payudara

b. Meraba payudara

(12)

66

4. Apa saja yang dilihat pada tahap melihat payudara? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Bentuk payudara b. Adanya suatu benjolan c. Warna kulit payudara d. Bentuk puting

e. Keluarnya cairan dari puting f. Tidak tahu

5. Posisi mana yang benar ketika melihat payudara? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Bertolak pinggang

b. Kedua tangan diangkat ke atas c. Di depan cermin

d. Pundak yang tegap e. Tidak tahu

6. Bagaimana cara meraba payudara yang benar? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Meraba pada seluruh daerah

b. Dengan gerakan memutar

c. Dengan gerakan dari atas ke bawah

d. Dengan penekanan secukupnya

e. Tidak tahu

7. Posisi apa saja yang benar ketika meraba payudara anda? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Berbaring

b. Tangan diangkat ke atas

c. Duduk

d. Berdiri e. Tidak tahu

SIKAP

1. Apakah anda setuju bahwa anda mendapat keuntungan dari melakukan pemeriksaan SADARI?

a. Ya

(13)

67

2. Apakah anda menganjurkan wanita lain untuk melakukan SADARI?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah anda setuju jika program SADARI untuk terus diperkenalkan?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah anda setuju, bahwa dengan melakukan SADARI membuat anda cenderung lebih khawatir bilamana terdapat keganasan pada payudara anda?

a. Ya

b. Tidak

PERILAKU

1. Berapa sering anda memeriksa payudara anda sendiri?

a. Lebih dari 1 bulan/sekali b. 1 bulan/sekali

c. Kurang dari 1 bulan/sekali

2. Tahap manakah yang anda lakukan ketika melakukan SADARI?

a. Melihat payudara

b. Meraba payudara

(14)

68

(15)

69

(16)

63

RIWAYAT HIDUP

Nama : Stephen Iskandar

NRP : 0710036

Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 10 Oktober 1989

Alamat : Jl. Bojong Raya, Komplek Permata Indah, Blok J 23, Bandung

Riwayat Pendidikan :

- TKK Bina Bakti (1994-1996)

- SDK 2 Bina Bakti (1996-2001)

- SMPK 2 Bina Bakti (2001-2004)

- SMAK I Bina Bakti (2004-2007)

(17)

1 menempati posisi kedua sebagai keganasan tersering pada wanita di seluruh dunia setelah kanker paru. Insidensi kanker payudara telah mencapai lebih dari satu juta kasus (WHO, 2004). Pada tahun 2007, di Amerika Serikat, tercatat sekitar 180.510 kasus kanker payudara dan sudah mencapai hingga 40.910 kematian (Fauci, 2008), dan menempati urutan pertama sebagai keganasan tersering pada wanita di Amerika Serikat (ACS, 2010). Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap wanita di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%) (Depkes, 2007).

Salah satu langkah pencegahan sekunder adalah dengan melakukan deteksi dini atau skrining. Kanker akan memiliki prognosis yang lebih baik jika terdeteksi pada stadium dini. Deteksi dini kanker ialah usaha untuk mendeteksi penyakit atau kelainan, dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan. Tujuan dari deteksi dini ini untuk menemukan secara dini, yaitu kanker yang masih dapat disembuhkan, untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas kanker (Imam, 2009). Langkah deteksi dini payudara yang umum dilakukan oleh masyarakat adalah Periksa Payudara Sendiri (SADARI) atau Breast Self Examination (BSE), pemeriksaan klinis atau Clinical Breast Examination (CBE) dan mamografi (Victor, 2008).

(18)

2

perkembangan pada payudaranya, maka SADARI perlu dilakukan. Hal ini memberikan kesempatan kepada seorang wanita untuk dapat memahami tubuhnya sendiri dan membentuk kebiasaan yang baik untuk masa depan di kemudian hari (De Jong, 2004). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI ini adalah membantu mengidentifikasi perubahan abnormal pada payudara sehingga dapat lebih cepat dilaporkan kepada tenaga kesehatan (ACS, 2010).

Tidak seperti pemeriksaan skrining lainnya yang tingkat keefektivitasannya telah dibuktikan, sampai saat ini tidak ada studi random terbaru yang membuktikan dengan melakukan SADARI meningkatkan usia harapan hidup. Meski tidak adanya program mamografi, program SADARI tidak dianjurkan karena tingkat efektivitasnya yang belum terbukti dalam menurunkan angka mortalitas (Thomas, 2002). Begitu pula hasil dari penelitian Canadian Task Force on Preventive Health Care, tidak menemukan keuntungan dari pemeriksan rutin dari SADARI. Mereka juga menemukan bahwa wanita yang diajarkan mengenai SADARI dan melakukannya cenderung lebih sering menemui tenaga kesehatan, merasa cemas, dan melakukan biopsi yang jinak (Baxter, 2002).

Namun ada berbagai keberatan terhadap pernyataan untuk menghentikan program SADARI yang sudah dikenal masyarakat dan sudah berjalan lama ini. Alasan yang diberikan karena sebagian besar tumor ditemukan oleh wanita sendiri, dan dengan melakukan SADARI, membuat wanita lebih waspada terhadap keadaan payudara mereka. Melalui ini diharapkan mereka lebih dapat mampu menemukan tumor, meski mereka menemukannya ketika tidak secara khusus melakukan SADARI (Larkin, 2001). Di negara berkembang, program ini merupakan program yang sederhana, murah, non-invasif, dan tidak berbahaya, yang tidak hanya diterima masyarakat, tapi juga mendorong wanita untuk melakukan tindakan aktif ikut bertanggungjawab terhadap upaya pencegahan (Narimah, 2002).

(19)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana gambaran riwayat tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien kanker payudara mengenai SADARI sebagai langkah deteksi dini.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Untuk mengetahui gambaran riwayat tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien kanker payudara mengenai SADARI sebagai langkah deteksi dini.

2. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah program SADARI telah diinformasikan dengan baik kepada masyarakat.

b. Untuk mengetahui peran SADARI dalam membantu masyarakat mendeteksi dini kanker payudara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Memberikan informasi kepada badan-badan kesehatan yang khususnya bergerak menangani permasalahan kanker payudara mengenai gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat selama ini mengenai SADARI, dan peran SADARI sebagai langkah deteksi dini

2. Manfaat Praktis

a. Memperluas pengetahuan peneliti tentang deteksi dini kanker payudara melalui program SADARI.

(20)

4

1.5 Kerangka Pemikiran

Salah satu langkah pencegahan sekunder terhadap kanker payudara adalah dengan melakukan deteksi dini. Tujuan dari deteksi dini ini untuk menemukan secara dini kanker yang dapat diterapi sehingga dapat mengurangi angka mortalitas. Menemukan kanker payudara pada stadium yang lebih dini sangat penting karena akan meningkatkan usia harapan hidup (Imam, 2009).

Di negara berkembang, SADARI merupkan program yang sederhana, murah, non-invasif, dan tidak berbahaya, yang tidak hanya diterima masyarakat, tapi juga mendorong wanita untuk melakukan tindakan aktif ikut bertanggungjawab terhadap upaya pencegahan (Narimah, 2002).

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.Dalam perkembangan selanjutnya, menurut para ahli pendidikan, untuk pengukurannya dapat diukur melalui:

1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).

2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude).

3. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice) (Soekidjo, 2007).

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Jenis Penelitian : Deskriptif observational Rancangan Penelitian : Studi retrospektif

Instrumen : Kuesioner

Teknik Pengumpulan Data : Wawancara tertutup

Jumlah sampel : 30 orang

(21)

5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Cancer Information and Support Center (CISC), Jakarta dan Bandung Cancer Society (BSC), Bandung

(22)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Didapatkan responden pertama kali didiagnosis menderita kanker payudara paling banyak pada stadium II (40%), stadium III (40%), stadium I (16,7%), dan stadium IV (3,3%).

2. Kanker payudara paling banyak ditemukan oleh responden sendiri (80%), baik secara khusus saat melakukan SADARI maupun secara tidak sengaja. 3. Dari 30 responden, hanya 26 responden (86,7%) yang sebelumnya pernah

mendapatkan informasi mengenai SADARI, dimana dari 26 responden tersebut, secara keseluruhan berpengetahuan baik (57,7%), bersikap baik (69,2%), dan berperilaku cukup (50%).

5.2 Saran

1. Meningkatkan penyuluhan mengenai kanker payudara dan deteksi dini di tengah masyarakat.

2. Melakukan review cara-cara pemeriksaan SADARI yang dilakukan oleh masyarakat sehingga dapat dilakukan dengan benar dan efektif.

(23)

61

DAFTAR PUSTAKA

ACS. 2010. Breast Cancer:Early Detection. http://www.cancer.org/Cancer/ Breast Cancer /DetailedGuide/index. 24 September 2010.

AJCC. 2009. Breast Cancer Staging 7th Edition. http://www.cancerstaging.org/ staging/index.html. 1 Oktober 2010

Arika SH. 2008. Skripsi, Konsep Diri Dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker Payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Baxter N. 2002. Breast Self Examination. CMAJ.;164:1837–1846.

Celaya MO, Berke EM, et al. 2010. Breast cancer stage at diagnosis and geographic access to mammography screening. Rural Remote Health. Apr-Jun;10(2):1361.

Copstead, Lee-Ellen C. Jacquelyn L. Banasik. 2005. Pathophisiology, 3 ed. Evolve Elsevier.

Depkes. 2007. Jika Tidak Dikendalikan Dua Puluh Enam Juta Orang Menderita Kanker. http://www.depkes.go.id/. 27 September 2010

Elmore JG et al.2005. Screening for breast cancer. JAMA. Mar9;239(10):1234-1256

Fauci Anthony S, Dennis L. Kasper, Dan L. Longo et all. 2008. Harrison’s Principles of Internal Medicine 17thed. United States of America: McGraw-Hill. p563-569

Freedman DA, Petiti DB, Robins JM. 2004. The efficacy of screening of breast cancer int J Epidemiology. 2004;33:43.

Dwi Sri Handayani. 2008. Skipsi Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri di kelurahan kalangan kecamatan pedan Klaten.

Jemal A et al. 2008. Cancer statistic, CA Cancer J Clin 58:2.

Jong Wim De. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta. RGC p396-402 Kumar, Abbas. 2009. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 8th ed.

(24)

62

Larkin M. 2001. Breast self-examination does more harm than good, says task force. Lancet. ;357:2109.

Marieb Elaine N, Katja Hoehn. 2006. Human Anatomy & Physiology 7th ed. Benjamin Cummings.

McPhee, Stephen J. 2008. Current Medical Diagnosis & Treatment International Edition. Lange. p 613-632

Moore Keith L, Arthur F. Dalley. 2006. Clinically Oriented Anatomy 5th Edition. LWW.

Narimah A, 1999. Breast Examination, National Health and Morbidity Survey 1996 Volume 20.Kuala Lumpur, Malaysia

NCI, 2010. Medical Definition,http://www.cancer.gov. 1 November 2010

Nekhlyudov Larissa, Fletcher, Suzanne W. 2001. Is it time to stop teaching breast self-examination?CMAJ.2001 June 26; 164(13): 1851–1852.

Olsen O, Goetzche PC. 2001. Screening for breast cancer with mammography.

Soekidjo Notoatmodjo. 2007. Ilmu dan seni kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. p. 135-9, 142-51, 162-4.

Soekidjo Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan-Ed Rev. Jakarta: Rineka Cipta. p. 24-27,115-30, 136-50

Thomas DB, et al. 2002. Randomized trial of breast self-examination in Shanghai: final results. Journal of the National Cancer Institute. 1445–57. Victor Vogel .2008. The Merck Manuals Online Medical Library for Healthcare

Professional. http://www.merckmanuals.com. 27 September 2010

Gambar

Gambar 2.1  Anatomi Payudara

Referensi

Dokumen terkait

Apa dasar kebutuhan dari pelatihan dan pengembangan pada suatu

Pokok Bahasan : Ruang lingkup, Sistem, Peran Dan Fungsi Manajemen SDM Dalam Organisasi Sub Pokok Bahasan : Ruang Lingkup dan Sistem Manajemen SDM (Sesi 2).. Kegiatan Pembelajaran

Hasil analisis mengenai pengaruh jaminan sosial tenanga kerja, pelatihan kerja, dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa (1)

For more than twenty years, she was an art director and graphic designer, designing book jackets for other people while waiting for the perfect time in her life to start

Pada perangkat input, proses pendeteksi aktifitas manusia oleh sensor PIR, fasilitas admin untuk menambah user, menghapus user, melihat user yang terdaftar dan

Membran PIM yang mengandung senyawa tertaut silang berbasis senyawa epoksida, yakni poli- BADGE 4:1 dapat mentranspor fenol pada pH fasa sumber 4,5 dengan konsentrasi

The high differences of birth, weaning and yearling weight may be caused by genetic factors where Boerawa goat is a result of female Etawah grade and male Boer crossbreeding,

Pukul 15.30 Wiib, Selaku Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi berdasarkan SK Nomor : 879/KPTS/ULP/2012, tanggal 10 Desember 2012 melakukan pembukaan penawaran File II