UPAYA PENE
TENTANG KE
TERHADAP
DI
D
1
SKRIPSI
ENEGAKKAN PERATURAN DAE
NOMOR 4 TAHUN 2001
EBERSIHAN DAN KETERTIBAN
AP GELANDANGAN DAN PENG
DI KABUPATEN BADUNG
DEWA AYU JNANI EASWARAMBA NIM. 1216051051
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
DAERAH
Lembar Persetujuan
Ni Gust
an Pembimbing
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 10 MEI 2016
Pembimbing I
Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH. NIP. 19590923 198601 1 001
Pembimbing II
Gusti Ayu Dyah Satyawati, SH., M.Kn., LLM. NIP. 19820516 200501 2 020
iv
4
Berdasarkan Surat PADA TANGGAL : 6 Agustus 2016
Panitia Penguji Skripsi
urat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universi 1036/UN14.4E/IV/PP.05.02/2016 Tanggal 01 Agust
. I Nyoman Suyatna, SH., MH. P. 19590923 198601 1 001
Gusti Ayu Dyah Satyawati, SH., M.Kn., LLM. P. 19820516 200501 2 020
1. Prof. Dr. Ibrahim R., SH., MH. IP. 19551128 198303 1 001
ok Istri Anom Pemayun, SH., MH. IP. 19580324 198610 2 001
engah Suharta, SH., MH. IP. 19551107 198602 1 001
10
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah/Penulisan Hukum/Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila Karya Ilmiah/Penulisan Hukum/Skripsi ini terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau dengan sengaja mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sebagai pertanggungjawaban ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga.
Denpasar, 6 Mei 2016 Yang menyatakan,
(DEWA AYU JNANI EASWARAMBA) NIM. 1216051051
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Asungkertha Waranugraha-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, dengan judul “Upaya
Penegakkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum Terhadap Gelandangan Dan Pengemis Di Kabupaten
Badung”. Penulisan skrpsi ini merupakan salah satu syarat wajib untuk menyelesaikan pendidikan program Strata 1 (S1) pada Fakultas Hukum
Universitas Udayana Denpasar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu, kemampuan, dan
pengetahuan yang dimiliki penulis, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, yang terhormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., MH., Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Gede Made Swardhana, SH., MH., Pembantu Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH., MH., Pembantu Dekan II Fakultas Hukum
vii
4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH., MH., Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana.
5. Bapak I Ketut Suardita, SH., MH., Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah menyetujui
skripsi penulis.
6. Bapak A.A. Gede Oka Parwata, SH.,M.Si., Ketua Program Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana.
7. Bapak Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH., selaku Dosen Pembimbing I atas segala bantuan beliau dalam mengarahkan, membimbing dan memberi
petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Ibu Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati, SH., M.Kn., LLM, selaku Dosen
Pembimbing II yang banyak memberikan arahan, bimbingan serta petunjuk sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
9. Ibu Ni Gusti Ayu Dike Widhyastuti, SH., MH., Pembimbing Akademik yang telah memberikan waktu dan petunjuk selama mengikuti
perkuliahan.
10. Ibu A.A. Istri Ari Atu Dewi, SH., MH., selaku Dosen Pembimbing PKKH
yang banyak memberikan arahan serta petunjuk.
11. Seluruh Dosen pengajar di Lingkungan Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah mendidik dan membimbing selama mengikuti
12. Bapak Kepala Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Udayana beserta segenap jajarannya, yang telah membantu dan memberikan kemudahan
segala urusan administrasi selama penulis menempuh studi pada Fakultas Hukum Universitas Udayana.
13. Bapak I Ketut Martha, SH., selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung beserta Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi dan seluruh anggota pada Satuan Polisi
Pamong Praja yang banyak membantu penulis memberikan ilmu pengetahuan dan informasi.
14. Bapak Drs. I Dewa Nyoman Oka dan Ibu Dra. I Dewa Ayu Ketut Mas Manik, yang merupakan orang tua penulis yang selalu memberikan semangat, motivasi, serta Doa restu kepada penulis selama menyelesaikan
studi di Fakultas Hukum Universitas Udayana dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Dewa Embang Piteket, yang merupakan kakak kandung penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
16. I Dewa Gede Putra Adi Wiguna, SH., yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
ix
2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
Sebagai akhir kata, penulis mohon maaf atas kekurangan-kekurangan dan kekeliruan yang ada, dengan segala kerendahan hati semoga apa yang disajikan
dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi almamater Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Denpasar, 6 Mei 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... ii
HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ………..…… v
KATA PENGANTAR ... vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I. PENDAHULUAN……….. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 7
1.3. Ruang Lingkup Masalah ... 7
1.4. Orisinalitas Penelitian ... 7
1.5. Tujuan Penelitian ... 10
1.5.1 Tujuan Umum ... 10
1.5.2 Tujuan Khusus ... 10
1.6. Manfaat Penelitian ... 11
1.6.1 Manfaat Teoritis ... 11
1.6.2 Manfaat Praktis ... 11
xii
1.8. Metode Penelitian ... 18
1.8.1 Jenis Penelitian ... 18
1.8.2 Jenis Pendekatan ... 19
1.8.3 Sumber Data ... 19
1.8.4 Teknik Pengumpulan Data ... 21
1.8.5 Teknik Analisis ... 21
BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2001 TERHADAP GELANDANGAN DAN PENGEMIS………. 23
2.1 Satuan Polisi Pamong Praja sebagai Aparat Penegak Peraturan Daerah ... 23
2.2 Tinjauan Umum Tentang Gelandangan dan Pengemis ... 28
2.2.1 Pengertian Gelandangan ... 28
2.2.2 Pengertian Pengemis ... 29
2.3 Dasar Hukum Gelandangan dan Pengemis ... 31
BAB III. KEWENANGAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENEGAKKAN PERATURAN DAERAH………. 32
3.1 Dasar Hukum Kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menangani Gelandangan dan Pengemis ... 32
3.2 Prosedur Tindakan Satuan Polisi Pamong Praja Pada Penertiban Gelandangan dan Pengemis ... 34
BAB IV. HAMBATAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
DALAM MENEGAKKAN PERATURAN DAERAH…….. 44
4.1 Hambatan yang Berasal dari Internal ... 44
4.2 Hambatan yang Berasal dari Eksternal... 50
BAB V. PENUTUP……… 53
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
xv
UPAYA PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH
NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN UMUM TERHADAP GELANDANGAN DAN PENGEMIS
DI KABUPATEN BADUNG ABSTRAK
Sektor pariwisata menjadi sektor unggulan dan sumber pendapatan utama di kabupaten badung. Sejalan dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Badung membawa dampak positif maupun negatif. Permasalahan yang ada seperti gelandangan dan pengemis (gepeng) merupakan salah satu dampak negatif dari keberhasilan pembangunan di wilayah kabupaten badung. Peran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung sebagai penegak Peraturan Daerah harus menegakkan Peraturan Daerah terutama masalah ketentraman dan ketertiban di wilayah Kabupaten Badung dalam hal ini terhadap Gelandangan dan Pengemis (gepeng) yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2001 tentang kebersihan dan ketertiban umum.
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian hukum empiris dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan fakta artinya dalam meneliti masalah dengan menggunakan fakta-fakta yang terjadi tentang penegakan peraturan daerah terhadap gelandangan dan pengemis dan dengan kajian terhadap perundang-undangan yang dikaitkan dengan permasalahan yang ada.
Kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung selaku Penegak Peraturan Daerah terhadap gelandangan dan pengemis adalah terus melakukan penertiban agar meminimalisir keberadaan gelandangan dan pengemis di Kabupaten Badung. Hambatan yang terjadi dalam menegakkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2001 disebabkan dari kurangnya pendidikan, wawasan, kemampuan dan keterampilan Satuan Polisi Pamong Praja disebabkan juga karena lemahnya kesadaran masyarakat untuk mentaati Peraturan , belum seluruh peraturan terkait dalam ketertiban dan ketentraman masyarakat di revisi atau diperbaharui, belum banyak dilakukan jalinan kerjasama dengan aparat setempat, Desa Adat, Dinas, Lembaga masyarakat, dan seluruh unsur masyarakat untuk membantu menertibkan gelandangan dan pengemis di Kabupaten Badung. Dari Uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Kebersihan dan ketertiban umum di Kabupaten Badung, penanganan gelandangan dan pengemis tidak diatur secara tegas hal ini menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat kabupaten Badung untuk tidak memberikan sesuatu kepada gelandangan dan pengemis dan perlu direvisi kembali dan diatur secara jelas dan mengkhusus mengenai masalah gelandangan dan pengemis di Kabupaten Badung.
EFFORTS TO ENFORCE REGIONAL REGULATION NUMBER 4 IN 2001 ABOUT HYGIENE AND PUBLIC ORDER THE VEGABONDS AND
BEGGARS IN BADUNG REGENCY ABSTRACT
Tourism sector to sector seed and the main source of income in the Badung Regency. In line with the development of tourism in the Badung Regency bring positive or negative impact. The problems that there is some kind of vagabonds and beggars is one of the negative impact of the success of development in the badung regency. The role of the Civil Service Police Unit of the Badung Regency to enforce the Regional Regulation should enforce the Regional Regulation especially regarding the peace and order in the territory of the Badung Regency in this case on the bum and Beggars in the Regional Regulation Number 4 in 2001 about hygiene and public order.
This type of research, the author is the kind of research the law of the empirical approach of legislation and approach to the fact that is in researching the problem with the use of facts that occurred about the enforcement of regulations to vagabonds and beggars and with the study of legislation that is associated with the problems that exist.
The authority of the Civil Service Police Unit of the Badung Regency as the naughtiest district enforcement of local regulations on the vagabonds and beggars are kept to curb in order to minimize the presence of vagabonds and beggars in the Badung Regency. actually happened in enforcing the Regional Regulation Number 4 in 2001 because of lack of education, knowledge, capabilities and skills of the Civil Service Police Unit is also because of weak public awareness to obey rules, not all the related rules in order and peace communities in the revision or renewed, yet there have been interwoven cooperation with local authorities, of Indigenous, the Institute of the community, and the rest of the community to help curb vagabonds and beggars in Badung Regency. From the desctiption above, can be concluded that the Regional Regulation Number 4 in 2001 of sanitation and public order in Badung Regency, the handling of vagabonds and beggars has not been regulated explicitly this leads to low public participation of the Badung not to give something to vagabonds and beggars and needs to be revised back and set down in clear and especially on the issue of vagabonds and beggars in the Badung Regency.