• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "METODE TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: ULIN NI’MAH

0901469

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

METODE TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung)

Oleh: ULIN NI’MAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ulin Ni’mah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

METODE TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Dr. Erlina Wiyanarti, M. Pd NIP. 19620718 198601 2 001

Pembimbing II

Drs. H. R. Achmad Iriyadi NIP. 19611219 198803 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

(4)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

ABSTRAK

(5)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

(6)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Metode Tanya Jawab ... 8

2.2 Aktivitas Belajar Siswa ... 10

2.2.1. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa ... 10

2.2.2 Jenis-Jenis Aktivitas Belajar Siswa ... 14

2.3 Keterampilan Bertanya Wujud Aktivitas Belajar ... 17

2.4 Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran Sejarah ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26

3.2 Desain Penelitian ... 26

3.3 Metode Penelitian ... 29

3.4 Definisi Operasional ... 31

3.4.1 Metode Tanya Jawab ... 31

3.4.2 Keterampilan Bertanya Siswa ... 32

3.5 Instrumen Penelitian ... 33

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.7 Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 37

4.1 Deskripsi Umum Subjek Penelitian ... 37

4.1.1 Profil SMA Negeri 10 Bandung ... 37

4.1.2 Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan ... 40

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

(7)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

1. Perencanaan ... 41

2. Pelaksanaan ... 42

3. Observasi ... 45

4. Refleksi ... 51

b. Siklus II ... 51

1. Perencanaan ... 51

2. Pelaksanaan ... 52

3. Observasi ... 57

4. Refleksi ... 63

c. Siklus III ... 63

1. Perencanaan ... 63

2. Pelaksanaan ... 64

3. Observasi ... 67

4. Refleksi ... 76

d. Siklus IV ... 77

1. Perencanaan ... 77

2. Pelaksanaan ... 77

3. Observasi ... 82

4. Refleksi ... 92

4.3 Perencanaan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 92

4.4 Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 93

4.5 Analisis Hasil Penelitian: Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa melalui penerapan Metode Tanya Jawab dalam Pembelajaran Sejarah ... 93

4.6 Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1 Kesimpulan ... 102

5.2 Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104 LAMPIRAN

(8)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah “…usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang” (Hasan, 1995: 2-3). Melalui pendidikan, manusia berkembang dari waktu

ke waktu. Pendidikan bertujuan untuk “…membimbing dan melatih peserta didik agar tumbuh kesadaran tentang eksistensi kehidupan dan kemampuan menyelesaikan setiap persoalan kehidupan yang selalu muncul” (Suhartono, 2008: 46). Setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah memiliki peran masing-masing untuk mencapai tujuan tersebut. Pembelajaran sejarah ikut berperan dalam membentuk manusia yang sadar akan eksistensi kehidupan dan dapat menyelesaikan setiap persoalan yang ada didalam kehidupan. Sejarah mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat melatih kecerdasan, membentuk watak, sikap dan kepribadian siswa.

Hasan et al. (2011: 15) mengungkapkan bahwa “secara nasional, suatu kebijakan pendidikan diarahkan kepada upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa ke arah yang diinginkan”. Secara teknis kebijakan itu dinyatakan dalam bentuk kebijakan mengenai tujuan dan kurikulum Pendidikan Sejarah. Tujuan diajarkannya mata pelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) dijabarkan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dalam standar isi (BNSP, 2006: 187-188), diantaranya adalah:

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar. dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan.

(9)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun

internasional.

Tujuan tersebut dapat tercapai dengan adanya aktivitas belajar yang dilakukan di kelas. Dengan adanya aktivitas belajar yang dilakukan di kelas, guru dapat membimbing siswa untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Contohnya dengan materi pelajaran sejarah yang disampaikan dikelas dapat menumbuhkan pemahaman siswa terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

Pada kenyataannya aktivitas belajar yang dilakukan di kelas untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut belum dilakukan secara maksimal, terutama dalam aktivitas bertanya siswa. Aktivitas belajar yang dilakukan di dalam kelas terdiri dari berbagai jenis. Menurut Nasution (2010: 91) jenis-jenis aktivitas diantaranya adalah “visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional

activities”. Bertanya merupakan salah satu wujud aktivitas belajar yang termasuk ke dalam oral activities. Hasil observasi yang penulis lakukan di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung menunjukkan kurangnya minat siswa untuk bertanya mengenai materi yang sedang dibahas, dengan kata lain siswa di kelas ini memiliki keterampilan bertanya yang rendah.

Peneliti melakukan dua kali observasi, yaitu pada tanggal 19 September 2013 dan 30 Oktober 2013. Pada saat observasi pertama, materi yang sedang

(10)

masing-3

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masing mengenai Kerajaan Hindu-Budha di Nusantara yang sudah ditentukan tiap kelompoknya. Sesudah berdiskusi siswa ditugaskan untuk membuat makalah untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas. Setiap kelompok bergantian mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah kelompok selesai mempresentasikan materi, kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dipresentasikan. Namun, tidak ada satu pun siswa yang

bertanya.

Pada observasi kedua, metode pembelajaran yang digunakan sama seperti pada observasi sebelumnya namun dengan materi pembahasan yang berbeda.

Pada observasi kedua ini materi yang dibahas adalah “Kerajaan-Kerajaan Islam di

Nusantara”. Begitu pula dengan media yang digunakan oleh guru sama seperti

observasi sebelumnya yaitu papan tulis. Seperti halnya pada observasi pertama dimana guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok diskusi, mendiskusikan materi yang sedang dibahas untuk dipresentasikan di depan kelas. Pada observasi kedua ini respon siswa lebih baik dimana ada tiga siswa yang mengajukan pertanyaan saat presentasi dilakukan.

Berdasarkan paparan fakta-fakta diatas, hasil observasi yang didapatkan oleh peneliti di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung pada mata pelajaran sejarah menunjukkan kurangnya minat siswa untuk bertanya terhadap materi yang sedang dibahas melalui pendekatan metode pembelajaran yang sama. Jumlah siswa yang bertanya sangat sedikit dan pertanyaan yang diajukan pun hanya bersifat faktual, masih dalam ranah kognitif pengetahuan. Permasalahan diatas memerlukan alternatif yang berbeda dalam suatu pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan metode tanya jawab untuk meningkatkan

aktivitas belajar yang berupa keterampilan bertanya. Dalam pelaksanaan metode tanya jawab ini pertanyaan diajukan oleh siswa kepada siswa.

(11)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerapkan, dan mengkomunikasikan. Penggunaan metode tanya jawab bermaksud memotivasi anak didik untuk bertanya selama proses belajar mengajar, atau guru yang mengajukan pertanyaan dan anak didik yang menjawabnya”.

Sedangkan menurut Roestiyah (2008: 129) “tanya jawab ialah suatu teknik untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran; atau guru yang mengajukan

pertanyaan-pertanyaan itu, siswa menjawab”.

Mengacu pada pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, metode tanya jawab ialah teknik atau cara penyajian pelajaran dalam proses pembelajaran melalui interaksi dua arah agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu. Cara yang dimaksud adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca, bahkan aspek yang berdimensi kontekstual, pertanyaan juga dapat diajukan oleh siswa kepada guru.

Peneliti menggunakan metode tanya jawab untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berupa keterampilan bertanya karena sesuai dengan masalah dan karakteristik siswa. Sadirman (2004: 95) mengungkapkan bahwa “dalam proses pembelajaran diperlukan aktivitas sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran” (Sadirman, 2004: 99).

Dengan menggunakan metode ini siswa diharapkan dapat berperan aktif didalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk mengajukan pertanyaan, menjawab atau memberikan pendapatnya. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa sendiri akan lebih melekat dan bermakna, bila dibandingkan dengan guru

yang berperan aktif didalam pembelajaran. Seperti pendapat yang dikemukakan Silberman (2009: xxi) bahwa “belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis

(12)

5

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan yang didapatkan dari hasil observasi serta upaya penanggulangan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka judul penelitian ini adalah “Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Keterampilan

Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di

Kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung)”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 di SMAN 10

Bandung?”. Masalah pokok penelitian ini dirumuskan dengan berbagai pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana merencanakan penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung?

2. Bagaimana melaksanakan penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung?

3. Apakah metode tanya jawab dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung?

4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian diatas, maka

dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Mendeskripsikan rencana penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan

keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung.

(13)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengkaji hasil penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung.

4. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian dengan tema penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat mengetahui secara faktual mengenai penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah.

2. Guru

Dengan adanya penelitian ini, guru mendapat pengetahuan tentang bagaimana cara mengembangkan metode tanya jawab yang divariasikan agar keterampilan bertanya siswa dapat meningkat. Guru dapat menerapkan metode tanya jawab yang lebih variatif ketika menghadapi kelas dengan permasalahan yang serupa.

3. Siswa

Dalam penelitian ini, diharapkan keterampilan bertanya siswa akan meningkat dalam proses pembelajaran sejarah.

1.5Struktur Organisasi

Penyusunan hasil penelitian akan dijabarkan dengan struktur organisasi

seperti dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

(14)

7

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini merupakan landasan teori yang diambil dari sumber literatur untuk menjelaskan konsep-konsep yang mendukung penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah yang ditempuh untuk menyelesaikan penelitian. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah subjek penelitian, desain, metode, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik

pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang didasarkan atas data yang diperoleh selama melakukan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pembahasan mengenai langkah-langkah dalam penelitan ini terdiri

dari beberapa fokus pembahasan yaitu, lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data.

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Bandung yang terletak di Jalan Cikutra No. 77 Bandung. Subjek penelitian ini ialah siswa-siswi kelas XI IPS 2. Jumlah siswa sebanyak 37 orang, 18 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.

Alasan peneliti memilih SMA Negeri 10 Bandung sebagai subjek penelitian, dikarenakan peneliti merupakan alumni dari sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Selain itu, letak sekolah tersebut tidak terlalu jauh dari tempat tinggal peneliti. Sedangkan alasan peneliti memilih subjek penelitian kelas XI IPS 2 karena jam pelajaran sejarah di kelas tersebut terletak pada jam pertama. Pada jam pertama siswa masih segar dan bersemangat sehingga pembelajaran akan lebih kondusif dibandingkan pada jam pelajaran terakhir.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain model Kemmis dan Taggart. Peneliti menggunakan desain model Kemmis dan Taggart

karena sesuai dengan masalah yang diteliti. Sehingga model ini akan relevan jika digunakan pada penelitian ini. Desain model Kemmis dan Taggart dapat dilihat

(16)

27

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

[image:16.595.186.381.123.381.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2.1 Model Kemmis dan Taggart

(Sumber: Wiriaatmadja, 2012: 66)

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat desain tersebut terdiri dari empat langkah dalam penelitian tindakan kelas yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Mengacu pada pendapat Sukardi (2004: 213), di bawah ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas:

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti akan menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisa masalah yang didapatkan. Keputusan

(17)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode tanya jawab, kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, guru melaksanakan apa yang telah direncanakan sebelumnya yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab. 3. Observasi

Observasi pada PTK mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Pada tahap ini dikumpulkan berbagi informasi yang terdapat di kelas, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang muncul di kelas dicatat oleh pengamat.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi dilakukan pengkajian kembali terhadap tindakan yang telah dilakukan. Kekurangan-kekurangan yang ditemukan selama proses pengamatan berlangsung akan menjadi bahan evaluasi untuk tindakan selanjutnya.

Dari desain Kemmis dan Taggart yang akan digunakan pada penelitian ini, maka langkah-langkah penelitian di atas lebih dikembangkan lagi sebagai berikut: 1. Pada tahap awal, peneliti melakukan orientasi untuk mengumpulkan informasi

awal dari lokasi penelitian yang dibutuhkan untuk menyusun perencanaan. Dengan observasi awal ini, peneliti dapat mengetahui latar belakang, situasi, kondisi subjek dan objek penelitian. Seperti kondisi siswa, guru, dan proses pebelajaran yang dilaksanakan di kelas.

2. Langkah selanjutnya peneliti menyusun perencanaan (plan) berdasarkan informasi yang telah didapat. Pada tahap ini, peneliti dan guru mitra menyusun

rencana tindakan yang akan dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 10 Bandung dari hasil identifikasi masalah pada saat pra-penelitian.

(18)

29

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian, menentukan sistem penilaian yang akan digunakan dalam penelitian, menyusun alat observasi untuk mempermudah pengumpulan data, merencanakan diskusi balikan dengan mitra untuk selanjutnya dilakukan refleksi pada siklus berikutnya, membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan antara peneliti dengan mitra, selain itu, merencanakan pengolahan data.

4. Tahap selanjutnya setelah perencanaan selesai adalah pelaksanaan serangkaian kegiatan yang sebelumnya dipersiapkan oleh peneliti dan guru mitra.

5. Selama tindakan berlangsung, peneliti dan guru mitra melakukan pengamatan (observe). Kegiatan mengamati, mendokumentasikan (mencatat dan merekam) dilakukan terhadap siswa, guru, proses belajar mengajar di kelas, dan hasil dalam penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas XI IPS 2 SMAN 10 Bandung. Hasil pengamatan ini akan dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan, untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.

6. Tahap terakhir refleksi, dimana peneliti dan mitranya melakukan evaluasi serta diskusi balikan. Tujuannya dilakukannya refleksi adalah untuk melihat hasil dari pelaksanaan tindakan dan mengetahui kekurangan dan kelebihan pada proses pelaksanaan tindakan (pembelajaran) agar lebih baik dari sebelumnya. Setelah itu merefleksikan hasil diskusi balikan, untuk perbaikan pelaksanaan siklus selanjutnya.

Jumlah siklus pada penelitian ini tergantung pada tingkat ketercapaian hasil penerapan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Penelitian ini diakhiri apabila sudah tidak ditemukan lagi

permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan penerapan metode tanya jawab di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 10 Bandung, atau hingga data berada pada titik stabil (jenuh) dan

dimungkinkan tidak akan mengalami peningkatan kembali. 3.3 Metode Penelitian

(19)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang situasi atau praktik pendidikan, memahami tentang praktik yang dilakukan, dan situasi-situasi dimana praktik itu dilaksanakan” (Arifin, 2011: 98).

Senada dengan pendapat diatas, Sanjaya (2009: 26) menjelaskan “penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Iskandar (2009: 21), “penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan tim peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang dilakukan”.

Sedangkan Suyanto (Muslich, 2009: 9), mengemukakan bahwa “PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional”.

Dapat dipahami dari pendapat-pendapat di atas, PTK merupakan serangkaian kegiatan (sebuah proses) yang dimulai dari penemuan masalah pembelajaran, pencarian solusi untuk memecahkan masalah, sampai refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Seluruh proses tersebut dilakukan untuk

mencapai sebuah tujuan yaitu, memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Metode PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini,

(20)

31

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IPS 2, dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berupa keterampilan bertanya siswa.

3.4 Definisi Operasional

3.4.1 Metode Tanya Jawab

Dari beberapa pengertian metode tanya jawab yang telah dipaparkan pada

bab II, secara garis besar dapat dipahami bahwa metode tanya jawab ialah sebuah teknik atau cara penyajian bahan ajar ajar dalam proses pembelajaran melalui interaksi dua arah agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca, atau siswa yang bertanya kepada guru. Adapun langkah-langkah dari penerapan metode tanya jawab pada penelitian ini ialah:

1. Guru melakukan apersepsi, kemudian guru menyampaikan materi.

2. Setelah menyampaikan materi, guru membagikan kertas kepada setiap siswa. Didalam beberapa kertas tersebut terdapat simbol berupa angka berpasangan. 3. Siswa yang mendapatkan kertas yang bersimbol berkewajiban untuk bertanya

atau menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan harus bersifat terbuka (tidak terbatas dengan jawaban ya atau tidak), serta berhubungan dengan materi yang sedang dibahas.

4. Guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa akan ada penghargaan bagi siswa yang dapat bertanya atau menjawab pertanyaan.

5. Bagi siswa yang tidak mendapatkan kertas bersimbol bisa memberikan pendapat atau jawaban ketika siswa yang berkewajiban menjawab pertanyaan

tidak dapat menjawabnya.

6. Guru memberikan refleksi dan penguatan kembali terhadap materi yang telah

diberikan, serta membahas pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat proses pembelajaran.

(21)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Dalam proses pembelajaran saat observasi sudah ada interaksi tanya jawab namun siswa yang merespon pertanyaan guru hanya siswa yang duduk di barisan depan saja. Untuk memaksimalkan hal tersebut peneliti merubah langkah-langkah dalam proses penyampaian tanya jawab agar lebih menarik.

3.4.2 Keterampilan Bertanya Siswa

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab 2, pada penelitian

ini keterampilan bertanya yang diamati berlandaskan pada penggolongan jenis-jenis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom. Indikator-indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan keterampilan bertanya siswa mengacu pada deskripsi indikator yang dikemukakan oleh Mager (1962), Gronlund (1970), dan Bloom (1963) (Harsanto, 2007: 95-98).

a. pertanyaan pengetahuan - menyebutkan

- mengemukakan arti - mendeskrisikan sesuatu - menentukan lokasi b. pertanyaan pemahaman

- menghubungkan - membedakan - memberi contoh

- mendeskripsikan dengan kata-kata sendiri c. pertanyaan penerapan

- menghubungkan antara pengetahuan dan masalah yang sedang dihadapi - memecahkan masalah dan menggunakan pemecahannya

d. pertanyaan analisis - merumuskan masalah

- mengidentifikasi faktor penyebab/dampak

- menarik kesimpulan berdasarkan bukti, kejadian, informasi yang ada e. pertanyaan sintesis

(22)

33

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu - memprediksi

f. pertanyaan evaluasi.

- menyarankan perubahan - memberi penilaian

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, selain mengamati jenis-jenis pertanyaan yang dikemukakan oleh siswa, cara bertanya siswa juga

diamati oleh peneliti melalui indikator yang mengacu pada pendapat Groisser (1964) yang dikutip oleh Lewis (2007: 2). Indikator-indikator tersebut antara lain:

1. pertanyaan yang diajukan jelas, singkat, dan mudah dipahami. 2. ketika mengungkapkan pertanyaan lancar (tidak terbata-bata).

3. pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan materi yang diajarkan. 4. memberikan selang waktu untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang

diajukan.

3.5 Instrumen Penelitian

Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi lapangan (Sukardi, 2004: 75). Agar data yang didapatkan tepat dan akurat, instrumen penelitian harus memenuhi syarat pokok yaitu validitas dan reliabilitas. Maksud dari validitas ini ialah sebuah intrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. “Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika selalu meberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama dalam waktu atau kesempatan yang berbeda” (Arifin, 2011: 248).

Instrumen utama yang digunakan pada penlitian ini adalah manusia. “Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif, yang memberikan peranan besar dan penting kepada penelitinya sebagai instrumen (human

instrumen). Hal ini disebabkan manusia dapat menghadapi situasi yang

berubah-ubah dan tidak menentu yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas” (Sanjaya, 2009: 135).

(23)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembantu pengumpulan data yang digunakan untuk membantu peneliti memperoleh data penelitian antara lain;

1. Pedoman observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa di kelas. Aktivitas mengajar guru diamati kesesuaiannya dengan perencanaan sebelumnya telah dilakukan. Sedangkan

aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas bertanya siswa. Pedoman observasi ini berfungsi sebagai panduan saat melakukan pengamatan di kelas. Dengan menggunakan pedoman observasi ini pengamatan akan fokus dan terarah.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan observasi (pengamatan). Wiriaatmadja (2012: 125) memiliki pandangan dengan menggunakan catatan lapangan,

... berbagai aspek pembelajaran di kelas; suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, ... dan kegiatan lain dari penelitian seperti aspek perencanaan, pelaksanaan, diskusi dan refleksi, semuanya dapat dibaca kembali dari catatan lapangan ini.

Catatan lapangan memiliki gambaran yang utuh mengenai bagaimana pelaksanaan dari rencana yang telah disusun. Dengan demikian, akan terlihat

kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan. 3. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian.

Dokumen-dokumen yang akan dipelajari dan dianalisis adalah dokumen-dokumen resmi seperti silabus, program tahunan, program bulanan, RPP, dan lain-lain. Peneliti menggunakan instrumen ini karena mudah didapat dan efisien.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

(24)

35

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu merekam kondisi yang berlangsung selama proses pembelajaran siswa di kelas terutama dalam hal aktivitas belajar siswa. Pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang proses belajar mengajar di kelas. Pengamatan tersebut meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa di kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. “Observasi yang dilakukan oleh guru di kelas tidak cukup dengan hanya duduk dan melihat melainkan harus dilakukan

secara sistematis, sesuai dengan langkah-langkah dan aspek-aspek tertentu, dan mempunyai tujuan yang jelas” (Arifin, 2011: 230).

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2005: 221). Studi dokumentasi dilakukan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian ini. Dengan menggunakan teknik studi dokumentasi dapat dilihat kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaannya.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012: 89).

Dari penjabaran di atas, secara singkat dapat dipahami pengolahan data adalah sebuah proses mengubah data menjadi informasi. Data yang terkumpul

perlu dianalisis, diolah dan diinterpretasikan sehingga data tersebut memberikan informasi yang berarti. Data-data yang telah terkumpul pada saat pra penelitian

(25)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian (pedoman observasi dan materi dokumen-dokumen atau arsip) adalah dengan membuat kode.

Kode dan koding adalah kegiatan member label dan mencari/meretrive data yang sangat efisien serta mempercepat dan memberdayakan analisis data (Wiriaatmadja, 2012: 142). Data yang diperoleh diberikan kode-kode tertentu menurut sumber dan jenisnya. Data kemudian diinterpretasi oleh peneliti sehingga

data menjadi bermakna.

Margono (2004: 191) mengemukakan bahwa terdapat prosedur yang sering dilakukan dalam analisis data, yaitu:

a. Penyusunan data

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan data: 1. Hanya memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkan 2. Hanya memasukkan data yang bersifat objektif

3. Hanya memasukkan data yang autentik

4. Perlu dibedakan data informasi dengan kesan pribadi responden b. Pengolahan data

Kegiatan pengolahan data:

1. Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas.

2. Koding, yaitu mengklasifikasi data dengan kode-kode tertentu.

3. Tabulasi, penyajian data yang menjurus kepada analisis kuantitatif, biasanya menggunakan tabel.

Berdasarkan data yang telah diperoleh, peneliti akan mengolah data tersebut untuk kemudian menarik sebuah kesimpulan menjawab problematik atau tujuan

penelitian yang diajukan.

Hopkins dalam Wiriaatmadja (2012: 168) mengemukakan bahwa untuk

menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian ada beberapa bentuk validasi data, yaitu dengan melakukan member check, triangulasi, audit

trail, dan expert opinion. Diantara keempat bentuk validasi data diatas peneliti

(26)

37

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

check adalah kegiatan memeriksa kembali kebenaran data dengan cara

(27)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran yang ditujukan kepada berbagai pihak berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai. Kesimpulan dan saran ini merupakan relevansi antara tujuan dan manfaat penelitian.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan keseluruhan tindakan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pertama, perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum menerapkan metode tanya jawab antara lain: pada perencanaan awal di tiap siklusnya peneliti menentukan topik, tujuan, media, dan komponen pembelajaran lainnya pembelajaran yang akan digunakan ketika pelaksanaan tindakan penelitian. Topik tersebut dirancang dalam draft RPP untuk kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. RPP tersebut disusun secara detail dan variatif di setiap siklusnya. RPP yang sudah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing kemudian didiskusikan bersama guru mitra. Diskusi tersebut berkaitan dengan mekanisme kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kedua, berkaitan dengan pertanyaan penelitian yang kedua dapat

disimpulkan bahwa cara guru dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap siklusnya hampir sama, pada awal pembelajaran guru selalu mendata kehadiran siswa, mengemukakan tujuan pembelajaraan, dan mengingatkan kembali pembelajaran sebelumnya dengan memberikan siswa pertanyaan. Ketika kondisi siswa telah kondusif untuk belajar, guru menjelaskan materi pembelajaran. Seusai

menjelaskan materi pembelajaran guru menerapkan metode tanya jawab. Guru selalu memotivasi siswa dengan memberikan pujian dan penghargaan berupa poin

(28)

103

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga, dari hasil data yang dipaparkan pada Bab IV dapat disimpulkan

bahwa metode tanya jawab dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Peningkatan yang signifikan dapat ditunjukkan melalui keterampilan bertanya siswa yang berkembang dari siklus awal sampai siklus akhir. Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra dengan menggunakan instrumen penelitian.

Keempat, kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode tanya jawab

diantaranya adalah dalam merencanakan pembelajaran peneliti kesulitan mendapatkan media pembelajaran yang variatif, dalam melaksanakan pembelajaran kondisi siswa gaduh sehingga pembelajaran menjadi kurang kondusif, siswa kurang banyak membaca sehingga pengetahuan yang dimilikinya tidak utuh hal itu mengakibatkan kesulitan dalam membuat pertanyaan tingkat tinggi. Akan tetapi, kendala-kendala tersebut mampu diselesaikan secara kolaboratif oleh peneliti dengan guru mitra. Peneliti dan guru mitra selalu bersinergi untuk menyelesaikan kendala yang muncul pada setiap siklusnya. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil temuan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan kepada berbagai pihak yang berhubungan dengan penelitian ini. Saran tersebut diharapkan dapat membuat pembelajaran sejarah lebih baik dan lebih efektif, sebagai upaya untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran sejarah yang dilaksanakan di sekolah. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan lebih membekali siswa dengan

keterampilan-keterampilan sosial yang selama ini kurang diperhatikan. Tidak hanya keterampilan bertanya, namun keterampilan sosial lain yang harus

(29)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi guru

Penerapan metode tanya jawab yang divariasikan ini dapat dijadikan suatu alternatif solusi untuk menghadapai masalah pembelajaran yang ada di kelas. Melalui metode ini pembelajaran sejarah akan lebih berpusat pada siswa (student center). Dengan catatan pertanyaan yang diajukan harus dilakukan

oleh siswa, sedangkan guru hanya berperan untuk mengarahkan dan memotivasi siswa agar berani bertanya dan membuat pertanyaan yang berkualitas.

3. Bagi siswa

Peneliti mengharapkan siswa tidak berhenti berlatih bertanya dengan pertanyaan tingkat tinggi. Hal itu dapat dilatih dengan banyak membaca untuk memperkaya pengetahuan. Dengan banyaknya pengetahuan yang dimiliki, siswa tidak akan mengalami kesulitan untuk membuat pertanyaan tinggat tinggi.

4. Bagi peneliti berikutnya

(30)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 105

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku:

Alma, B. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Pradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Daryanto. (2013). Strategi Dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar

Bagi Guru. Bandung: CV. Yrama Widya.

Dimyati, dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu

Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, O. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis: Pradigma Baru

Pembelajaran Menuju Kompetensi Siswa. Yogyakarta: Kanisius.

Hasan, S. H. (1995). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Depdikbud.

Hasan, S. H., Kusmarni, Y. dan Mamoer, T. (2011). Penelitian Pendidikan

Sejarah. Bandung: tidak diterbitkan.

Hasibuan, J. J, dan Moediono. (1993). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang: Gaung Persada Press.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana

Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Marno, dan Idris, M. (2012). Strategi dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(31)

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman Praktis bagi Guru Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. (2010). Didaktis Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Roestiyah, N. K. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta PT. Rineka Cipta.

Rusyan, T, dan Daryani, Y. (1990). Penuntun Belajar yang Sukses. Jakarta: Nine Karya Jaya.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Silberman. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sjamsuddin. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.

Uno, B. H, dan Nurdin, M. (2012). Belajar dengan Pendekatan Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan

Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yamin, M. (2004). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

(32)

107

Ulin Ni’mah, 2014

Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumber Internet:

Cornbelth, C. (1975). “Student Questioning as a Learning Strategy”. [Online]. Tersedia:

http://www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_197512_cornbleth.p df [3 Februari 2014]

Lewis, Karon. G. (2007).”Developing Questioning Skills, Section 5 Improving Specific Teaching Techniques. Center for Teaching Effectiveness”. [Online]. Tersedia: http://www.udel.edu/chem/white/U460/Devel-question-skills-UTx.pdf [3 Februari 2014]

Tim BNSP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah:

Standar Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: Depdikbud. [Online]

Gambar

Gambar 2.1 Model Kemmis dan Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi metode tanya jawab dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelompok B di TK Aisyiyah Cabang Blimbing

Tes akhir (posttest) dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan materi pembelajaran menulis karangan bahasa Jerman dengan menggunakan teknik

Penelitian ini mengambil topik tentang Penerapan Metode Tanya Jawab Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa maksudnya adalah bahwa dengan menggunakan

Masalah umum penelitian ini adalah ”Apakah penggunaan metode Tanya Jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SD?.dengan sub-sub

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Tanya Jawab Melalui Teknik Menggali- Menuntun

pertanyaanyang diajukan oleh guru selalu dikaitkan dengan pelajaran yang sedang disampaikan. c) selain itu, pelaksanaan metode tanya jawab di samping dikaitkan

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya dialok antara guru dan siswa, guru bertanya dan siswa menjawab atau sebaliknya siswa yang bertanya

Setelah diberi tindakan yaitu dengan penerapan metode tanya jawab dengan teknik menuntun dan menggali pada siklus I maka diperoleh jumlah siswa yang tuntas dalam