UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung Tahun Ajaran
2013/2014)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Sarah Ayudia Pratiwi
1006414
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS
ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH
Oleh
Sarah Ayudia Pratiwi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Sarah Ayudia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X IIS 1 SMAN 17
BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014)
oleh
Sarah Ayudia Pratiwi NIM 1006414
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd NIP. 196601081990021001
Pembimbing II,
Drs. Wawan Hermawan, M.Pd NIP. 196003071987031003
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
vi Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN……….i
KATA PENGANTAR………...ii
UCAPAN TERIMA KASIH………iii
ABSTRAK……….v
DAFTAR ISI………....vi
DAFTAR TABEL………ix
DAFTAR GAMBAR………...xii
DAFTAR DIAGRAM………xiii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian………1
B. IdentufikasiMasalahPenelitian………...7
C. RumusanMasalahPenelitian………...7
D. TujuanPenelitian………...8
E. ManfaatPenelitian………...8
BAB II IHWAL KETERAMPILAN MENULIS, TEKS ANEKDOT, DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH A. IhwalKeterampilanMenulis 1. PengertianKeterampilanMenulis……….9
2. TujuanMenulis………....10
3. MenulisKreatif………....11
B. IhwalTeksAnekdot 1. PengertianTeksAnekdot………...12
2. StrukturAnekdot………...13
vii Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Karakteristik Model PembelajaranBerbasisMasalah……….17
3. Langkah-langkah Model PembelajaranBerbasisMasalah…..18 4. Kelebihan ModelPembelajaranBerbasisMasalah…………,20
D. KerangkaPemikiran……….….20
BAB III METODE PENELITIAN A. MetodedanDesainPenelitian………...22
B. SubjekPenelitian………...24
1. LokasiPenelitian……….25
2. WaktuPenelitian……….25
3. Sumber Data Penelitian………...…25
C. DefinisiOperasional………..26
D. InstrumenPenelitian………..27
1. PedomanWawancara………...27
2. RencanaPelaksanaanPembelajaran………....28
3. LembarObservasi………....30
4. LembarTesKemampuanSiswa………..35
5. JurnalSiswa………...36
6. CatatanLapangan………37
E. ProsedurPenelitian………38
1. PerencanaanTindakan………...39
2. PelaksanaanPenelitianTindakanKelas………..39
3. Analisis Data HasilPenelitian……….40
4. Observasi……….40
5. Refleksi………40
F. TeknikPengumpulandanPengolahan Data………..40
1. Pengumpulan Data………...41
2. Pengolahan Data………..41
viii Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasilStudiPendahuluan………47
B. DeskripsiPenelitianTindakanSiklus I 1. PerencanaanPembelajaranSiklus I……….51
2. PelaksanaanPembelajaranSiklus I……….56
3. PengamatanPembelajaranSiklus I………..58
4. AnalisisHasilTesSiklus I………...66
5. RefleksiSiklus I………...80
C. DeskripsiPenelitianTindakanSiklus II 1. PerencanaanPembelajaranSiklus II………....82
2. PelaksanaanPembelajaranSiklus II………....86
3. PengamatanPembelajaranSiklus II………....88
4. AnalisisHasilTesSiklus II……….95
5. RefleksiSiklus I……….110
D. PembahasanHasilPenelitian 1. PembahasanPerencanaanTindakanSetiapSiklus…………111
2. PembahasanPelaksanaanPembelajaranSetiapSiklus……..112
3. PembahasanHasilPembelajaranMenulisTeksAnekdot….117 BAB V PENUTUP A. Simpulan………..123
B. Saran………124
DAFTAR PUSTAKA………125
ix Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 DaftarNamaSiswaKelas X IIS 1... 25
Tabel 3.2 PedomanWawancara Guru ... 27
Tabel 3.3 Format LembarObservasiAktivitas Guru ... 30
Tabel 3.4 Format LembarObservasiKeaktifanSiswadalamPembelajaranMenulisTeksAnekdot ... 34
Tabel 3.5 Format CatatanLapangan ... 37
Tabel 3.6 PedomanPenskoranPenilaianKeterampilan ... 43
Tabel 4.1 HasilPenilaianTeksAnekdotSiswadalamKegiatanPratindakan ... 48
Tabel 4.2 PersentaseKemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaKegiatanPratindaka n... 50
Tabel 4.3 Langkah-langkahPembelajaranSiklus I ... 53
Tabel 4.4 ObservasiAktivitas Guru Siklus I ... 59
Tabel 4.5 ObservasiAktifitasSiswaSiklus I ... 63
Tabel 4.6 CatatanLapangan Observer I padaSiklus I ... 64
Tabel 4.7 CatatanLapangan Observer 2 padaSiklus I ... 64
Tabel 4.8 HasilPengisianJurnalSiswapadaSiklus I ... 65
Tabel 4.9 KemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSiklus I ... 66
x Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.11 PenskoranTeksAnekdotShaqinaMaudina ... 70
Tabel 4.12 PenskoranTeksAnekdotVhastiSweraSocita ... 73
Tabel 4.13 PenskoranTeksAnekdotMaysieClaudy ... 75
Tabel 4.14 PenskoranTeksAnekdotAchmadFardian ... 78
Tabel 4.15 PenskoranTeksAnekdot Monica Destiana ... 80
Tabel 4.16 Langkah-langkahPembelajaranpadaSiklus II ... 84
Tabel 4.17 ObservasiAktivitas Guru Siklus II ... 89
Tabel 4.18 ObservasiAktivitasSiswapadaSiklus II ... 93
Tabel 4.19 CatatanLapangan Observer 1 padaSiklus II ... 93
Tabel 4.20 CatatanLapangan Observer 2 padaSiklus II ... 94
Tabel 4.21 HasilPengisianJurnalSiswapadaSiklus II ... 94
Tabel 4.22 KemampuanMenulisTeksAnekdotSiswaSiklus II... 95
Tabel 4.23 PersentaseKemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSiklus II ... 97
Tabel 4.24 PenskoranTeksAnekdotMaysieClaudy ... 99
Tabel 4.25 PenskoranTeksAnekdot Muhammad Ramdani ... 101
Tabel 4.26 PenskoranTeksAnekdot Theo Bilar... 104
Tabel 4.27 PenskoranTeksAnekdotHendriawanTriadi ... 106
Tabel 4.28 PenskoranTeksAnekdotCepHamzah ... 107
xi Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.30 KemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSetiapSiklus ... 117
Tabel 4.31 PersentaseKategorisasiTeksAnekdotSiswapadaSetiapSiklus ... 119
xii Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model PenelitianTindakanKelas Hopkins ... 24
Gambar 3.2 LembarTesKemampuanSiswa ... 35
Gambar 3.3 JurnalHarianSiswa ... 36
Gambar 4.1 TeksAnekdotShaqinaMaudina ... 70
Gambar 4.2 TeksAnekdotVashtiSwetaSocita ... 73
Gambar 4.3 TeksAnekdotMaysieClaudy ... 75
Gambar 4.4 TeksAnekdotAchmadFardian ... 78
Gambar 4.5 TeksAnekdot Monica Destiana ... 79
Gambar 4.6 TeksAnekdotMaysieClaudy ... 99
Gambar 4.7 TeksAnekdot Muhammad Ramdani……….101
Gambar 4.8 TeksAnekdot Theo Bilar………...103
Gambar 4.9 TeksAnekdotHendriawanTriadi………..105
Gambar 4.10 TeksAnekdotCepHamzah……….107
xiii Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Rata-rata SkorTeksAnekdotSiswasesuaiAspekpadaSiklus I...168
Diagram 4.2 PersentaseKemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSiklusI..I69 Diagram 4.3 Rata-rata SkorTeksAnekdotSiswasesuaiAspekpadaSiklus I...I97 Diagram 4.4 PersentaseTeksAnekdotSiswasesuaiKategoriPenilaianpada Siklus II...I98 Diagram 4.5 NilaiAktivitas Guru padaSetiapSiklus...113
Diagram 4.6 PeningkatanPersentaseAktivitasSiswapadaSetiapSiklus...114
Diagram 4.7 PersentaseJawabanJurnalSiswapadaSetiapSiklus...116
Diagram 4.8 Rata-rata NilaiTeksAnekdotSiswapadaSetiapSiklus...118
Diagram 4.9 PersentaseKategorisasiTeksAnekdotSiswapadaSetiapSiklus...120
Diagram 4.10 NilaiTertinggidanTerendahpadaSetiapSiklus...121
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PenelitianTindakanKelaspadaSiswaKelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung TahunAjaran 2013/2014)
Penelitianinidilatarbelakangiolehhasilobservasiawal di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung yang menunjukkanbahwasiswatersebutmengalamikesulitanketikamenuangkanidenyakedalamsebuahtul
isan.Sementaraitu, untukmenuangkan ide
melaluilisansiswatersebuttidakmengalamikesulitan.Penelitianinibertujuanuntukmeningkatkanket
erampilanmenulisteksanekdotsiswamelalui model
pembelajaranberbasismasalah.Adapunrumusanmasalahdalampenelitianini, yaitu (1) Bagaimanaperencanaanpembelajaranmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?; (2) Bagaimana proses pembelajaranmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalah di kelas X IIS 1
SMAN 17 Bandung?; (3) Bagaimanahasilpenerapan model
pembelajaranberbasismasalahdalammeningkatkanketerampilanmenulisteksanekdotsiswakelas X
IIS 1 SMAN 17 Bandung?.Metodepenelitian yang
digunakanyaitupenelitiantindakankelasdenganmengadopsidesainataurancangan proses
dankegiatan model Hopkins.Berdasarkan data yang ditemukan,
persentasehasilkemampuansiswapadatindakansiklus I
didapatkanteksanekdotsiswadengankategori A berjumlah 0%, kategori B berjumlah 4, 35%, kategori C berjumlah 43,48%, kategori D berjumlah 47,82%, dankategori E berjumlah 4,35%.
Sementaraitu, padasiklus II
keterampilansiswadalammenulisteksanekdottelahmengalamipeningkatan yang besarsiswa yang masukkategori A mengalamipeningkatansebanyak 38,09%, kategori B meningkatsebanyak 38,51%, kategori C menurunsebanyak 24,43% dantidakadasiswa yang masukpadakategori D dan
E. Hal inimenunjukkan, penerapan model
pembelajaranberbasismasalahdapatmeningkatkanketerampilanmenulisteksanekdotsiswakelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung.
Kata kunci: teksanekdot, model pembelajaranberbasismasalah, penelitiantindakankelas
Abstract
This research is motivated by the results of preliminary observations in class X IIS 1 SMAN 17 Bandung which indicates that the student is having difficulty when pouring ideas into an article. Meanwhile for ideas through verbal student is not experiencing difficulties. This research aims to
plansanecdotaltextthroughproblem-Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
based learning modelinthe classXIIS1SMAN17Bandung?; (2) What is the processof learningto writetextanecdotesthroughproblem-based learning modelinthe classXIIS1SMAN17Bandung?; (3)How the results ofthe application ofproblem-based learning modelin improving thewritingskills ofstudents of classXanecdotaltextIIS1SMAN17Bandung?. The research methodused wasaction researchby adoptingthe designordesignprocessandactivitymodels ofHopkins. Based on thedata found, percentage ofstudents' abilitiesin thecycle Igota textanecdotesof studentswith category A of0%, categoryBof4, 35%, categoryCof43.48%, category D of 47, 82%, andcategoryEof4.35%. Meanwhile, in the second cyclestudents' skills inwritinganecdotestexthas experienceda large increaseof studentswhoenter the categoryAhas increased by38.09%, categoryBincreased by38.51%, categoryCdecreased by24.43%, and nostudentswho enteredinthe categoryDandE. This suggests, the application ofproblem-based learning modelcanimprove thewriting anecdotal text skills ofstudents of classXIIS1SMAN17Bandung.
1 Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pergantian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum
2013 sangat mempengaruhi berubahnya elemen-elemen dalam pendidikan.Elemen
yang berubah dalam kurikulum 2013 yaitu mencakup Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), standar isi, standar proses, dan standar penilaian.Standar kompetensi lulusan
dalam kurikulum 2013 muncul dari kebutuhan pendidikan yakni adanya peningkatan
dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.SKL yang seperti itu mempengaruhi standar isi yang
dibuat melalui kompetensi inti.Kompetensi inti sebagai turunan dari SKL dibagi
menjadi 4, yaitu KI-1 spiritual, KI-2 sosial, KI-3 pengetahuan, dan KI-4
keterampilan.Dari kompetensi inti tersebut dikembangkan menjadi kompetensi dasar
yang menjadi acuan pembelajaran di kelas.
Ada dua modus proses pembelajaran yang dikembangkan oleh kurikulum
2013 yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
Kedua proses pembelajaran tersbut terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.Adapun pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Keduanya dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan
menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.
Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam kurikulum
2013 adalah pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pendekatan ini melatih peserta
didik untuk belajar dari arah nyata ke abstrak. Peserta didik akan dilatih untuk
mengamati fenomena alam dan sosial sebelum masuk ke dalam konsep yang abstrak
2
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedangkan kemampuan berbahasa digunakan sebagai alat komunikasi pembawa
pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreaktif.
Kemampuan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi pembawa
pengetahuan tentu mempengaruhi keempat keterampilan berbahasa dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia. Dalam kurikulum 2006 keterampilan berbahasa menjadi
suatu bagian yang terpisah dan memiliki kompetensi dasar masing-masing sedangkan
dalam kurikulum 2013 keempat keterampilan berbahasa menjadi kesatuan yang
diintegrasikan ke dalam sebuah pembelajaran teks.Meskipun begitu, keempat
keterampilan berbahasa tersebut tetap berjalan sejajar dan diungkapkan menggunakan
istilah lain. Pembelajaran teks dalam kurikulum 2013 lebih menekankan pada
keterampilan berbicara dan menulis.Hal tersebut terlihat dari setiap kompetensi dasar
yang ada dalam silabus.Setiap kompetensi dasar baik pengetahuan maupun
keterampilan diharapkan dapat memenuhi kompetensi dasar tersebut melalui lisan
maupun tulisan. Sebagai contoh, kompetensi dasar dalam pembelajaran teks anekdot
diantaranya, memahami struktur dan kaidah teks anekdot baik melalui lisan maupun
tulisan, mengiterpretasi makna teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan,
membandingkan teks anekdot baik lisan maupun tulisan, dan memproduksi teks
anekdot baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kompetensi dasar yang seperti itu,
kurikulum 2013 membiasakan peserta didik membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri dan menyusun teks
yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks.
Keterampilan menulis merupakan puncak dari berbagai keterampilan
berbahasa dan dinilai sebagai keterampilan yang sulit dimiliki peserta didik.Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, (Tarigan 2008 hlm 3).Hal
tersebutlah yang membuat keterampilan ini sulit dimiliki peserta didik. Selain itu, jika
dilihat dari segi pemerolehannya, keterampilan menulis termasuk ke dalam kategori
3
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengembangkan keterampilan tersebut dengan menguasai konsep-konsep teoritis
tertentu disertai dengan latihan-latihan yang sudah pasti “jatuh-bangun” dalam
mencapai penguasaan keterampilan tersebut (Tarigan, 2008, hlm 3).
Banyak kendala yang dihadapi ketika seseorang hendak menulis.
Zainurrahman, (2011, hlm 52) memaparkan kendala-kendala yang mungkin terjadi
ketika akan menulis. Kendala-kendala tersebut adalah kesulitan karena kekurangan
materi, kesulitan memulai dan mengakhiri tulisan, kesulitan strukturasi dan
penyelarasan isi, serta kesulitan memilih topik. Kendala-kendala seperti ini tidak
hanya dialami oleh peserta didik tingkat SMP dan SMA tetapi juga mahasiswa.
Padahal pembelajaran menulis sudah peserta didik dapatkan ketika mulai masuk
sekolah. Namun, pembelajaran menulis di sekolah-sekolah belum mampu membuat
peserta didik berpikir kritis dan terbiasa dengan menulis. Pembelajaran menulis di
sekolah hanya sebatas pemberian tugas yang harus dikumpulkan tanpa ada timbal
balik untuk peserta didik.
Perubahan yang terjadi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah siswa
dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses
penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana). Kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang berbasis teks, peserta didik akan dikenalkan pada
jenis-jenis teks yang baru. Dalam KTSP jenis karangan yang dipelajari meliputi
karangan eksposisi, narasi, argumentasi, deskripsi, dan persuasi. Dalam kurikulum
2013, peserta didik kelas X harus menguasai teks hasil laporan observasi, prosedur
kompleks, eksposisi, anekdot, dan negosiasi. Tentu ini akan menjadi kesulitan
tersendiri, bukan hanya bagi siswa tetapi juga guru. Pembelajaran teks yang dipilih
dalam penelitian ini adalah teks anekdot. Teks anekdot merupakan teks yang berisi
cerita lucu yang mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan
berdasarkan kejadian yang sebenarnya,(Kemdikbud 2013, hlm 111). Anekdot dalam
pembelajaran saat ini bukan sekedar cerita lucu saja melainkan juga sebagai bentuk
kritik terhadap permasalahan atau issu yang terjadi. Maka dari itu, peserta didik tidak
4
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam teks anekdot tersebut. Begitupun ketika peserta didik memproduksi teks
anekdot secara lisan maupun tulisan. Teks anekdot yang mereka produksi diharapkan
memiliki unsur lucu dan pesan yang dapat diambil dan dipelajari sehingga apa yang
mereka produksi memiliki manfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan peneliti pada subjek
penelitian yaitu peserta didik kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung terlihat bahwa
karakter peserta didik kelas ini lebih pasif dan sulit diajak berpikir kritis dalam
mengatasi permasalahan dalam pembelajaran. Mereka lebih senang jika pembelajaran
berbentuk praktik seperti debat atau bermain drama. Hal ini terbukti ketika
pembelajaran teks anekdot berlangsung. Ketika mereka diperintahkan untuk
memproduksi teks anekdot dalam bentuk tulisan dengan melihat masalah yang terjadi
dalam layanan publik, mereka membutuhkan waktu yang lama dan cenderung malas
untuk mengerjakan tugas tersebut. Menulis masih menjadi hal yang sulit untuk
mereka lakukan. Mereka mengakui bahwa sulit menemukan ide serta sulit
mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Selain itu kesulitan yang mereka hadapi
adalah mengikuti struktur dan kaidah yang ada pada setiap teks. Alhasil teks yang
mereka produksi sebagian besar merupakan salinan dari internet. Berbanding terbalik
ketika mereka diperintahkan untuk memproduksi teks anekdot secara lisan yang
didramatisasikan di depan kelas. Mereka sangat antusias dan tugas tersebut dilakukan
dengan baik. Dengan begitu, peserta didik kelas X IIS 1 lebih menonjol dalam hal
keterampilan yang berbentuk lisan.
Dari permasalahan yang muncul tersebut peneliti ingin mencoba sebuah
model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan menulis
peserta didik. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat
merangsang motivasi menulis peserta didik karena model ini berorientasi pada
permasalahan yang terjadi di lingkungan sosial peserta didik.
Sebuah model pembelajaran yang dipilih oleh guru sangat mempengaruhi
keberhasilan dari proses pembelajaran. Maka dari itu inovasi-inovasi penggunaan
5
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu, guru memegang peran yang sangat penting agar model pembelajaran yang dipilih
tepat guna dan tepat sasaran. Model pembelajaran berbasis masalah ini merupakan
sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar, (Kemdikbud,2013). Menurut Tan,
pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam
PBM kemampuan berpikir peserta didik betul-betul dioptimalisasikan melalui proses
kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga peserta didik dapat
memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya
secara berkesinambungan, (Rusman, 2012 hlm 229). Selain itu dengan PBM akan
terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu
masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat
diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
Sebelum ini banyak penelitian yang menggunakan model PBM sebagai obat
dalam permasalahan tertentu. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ike
Sulistianti pada tahun 2010. Skripsinya yang berjudul “Pembelajaran Menulis
Paragraf Argumentasi dengan Menggunakan Model Problem Solving (Studi Kuasi
Eksperimen pada Siswa Kelas X SMAN 1 Klari-Karawang) menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi sebelum diberi
perlakuan model problem solving, secara keseluruhan dapat dikategorikan cukup
baik. Maka dari itu model Problem Solving tersebut efektif digunakan dalam
pembelajaran tersebut. Selain itu, penelitian yang menggunakan PBM juga pernah
dilakukan oleh Annisa Carolina dengan judul “Penggunaan Metode Creative Problem
Solving (CPS) untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X MAN 1 Kota Bandung Tahun
2009-2010). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode Creative Problem
Solving dapat meningkatkan pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pada tahun
2010, Yeti Mulyati melalui disertasinya melakukan penelitian yang berjudul
6
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Kreatif (Studi Pengembangan terhadap
Mahasiswa Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan
Indonesia). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran literasi
berbasis pemecahan masalah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis-kreatif mahasiswa dalam produk artikel. Di samping itu, model
tersebut secara otomatis dapat meningkatkan kemampuan literasi mahasiswa
khususnya kemampuan menulis artikel. Dari beberapa penelitian yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah efektif
digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan proses berpikir kritis dan kreatif.
Selain banyaknya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah,
peneliti menemukan jurnal mengenai teks anekdot. Artikel pertama ditulis oleh
Nuraini Fatimah, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan
Daerah, FKIP, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Artikel yang berjudul Teks
Anekdot sebagai Sarana Pengembangan Kompetensi Bahasa dan Karakter Siswa
menunjukan bahwa teks anekdot mampu menjadi salah satu sarana dalam
pengembangan diri siswa, baik bagi perkembangan dan peningkatan kompetensi
kebahasaan, berbahasa, bersastra, penguasaan kompetensimata pelajaran lain,
maupun pembentukan ahlak luhur dalam pembentukan karakter.
Artikel yang kedua ditulis oleh I Dewa Putu Wijana pada tahun 1995. Artikel
yang berjudul Pemanfaatan Teks Humor dalam Pengajaran Aspek-aspek Kebahasaan
menunjukan bahwa teks humor yang dimaksud memiliki pengertian yang sama
dengan teks anekdot yang diepelajari oleh siswa SMA kelas X. Pengertian teks
humor yang diungkapkan oleh I Dewa Putu Wijana adalah teks atu wacana yang
bermuatan humor untuk bersenda gurau, menyindir atau mengkritik secara tidak
langsung segala macam kepincangan atau ketidakberesan yang terjadi di tengah
masyarakat penciptaannya. Artikel ini menunjukkan bahwa teks humor dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembanding teks-teks serius yang terlebih dahulu
diperkenalkan atau diajarkan kepada para pembelajarn bahasa, baik dalam
7
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari berbagai pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti peningkatan
keterampilan menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah pada peserta didik kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung tahun ajaran
2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambaran mengenai pembelajaran menulis teks anekdot, masalah
yang terjadi yang menjadi fokus untuk ditingkatkan adalah sebagai berikut.
1. Peserta didik masih sulit menemukan ide dan menuangkannya ke dalam tulisan.
2. Peserta didik sulit membuat teks yang sesuai dengan kaidah dan struktur.
3. Pembelajaran menulis di kelas belum menggunakan model pembelajaran yang
mampu membuat peserta didik berpikir kritis.
4. Peserta didik kurang memiliki motivasi untuk belajar menulis.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diidentifikasi tersebut, secara umum
dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
“Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?”
Secara khusus permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
berikut.
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?
2. Bagaimana proses pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?
3. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam
meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot siswa di kelas X IIS 1 SMAN 17
8
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:
1. perencanaan pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung,
2. proses pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung,
3. peningkatan kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X IIS 1 SMAN 17
Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh antara lain dapat memberikan manfaat teoretis
dan manfaat praktis bagi banyak pihak terutama yang terkait dalam penelitian ini.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi ilmu pengetahuan
dalam pendidikan khususnya dalam bidang pengembangan model pembelajaran
menulis.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang dapat langsung diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini antara lain.
a. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini bisa digunakan
untuk alternatif pemilihan dan pengembangan model dalam pembelajaran menulis
teks anekdot.
b. Siswa memperoleh pembelajaran yang menyenangkan sehingga memiliki
motivasi untuk menulis.
c. Peneliti memperoleh wawasan dan pengetahuan baru mengenai model-model
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Kunandar (2012, hlm 44) memaparkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat
didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh
guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang
lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu (kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan
(treatment) tertentu dalam suatu siklus. Sementara itu Cohen dan Manion (dalam
Kunandar, 2012, hlm 56) mengemukakan bahwa salah satu ciri dari PTK adalah
situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung
relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.Ia berkenaan dengan diagnosis suatu
masalah dalam konteks tertentu dan usaha untuk memecahkan masalah dalam
konteks tersebut subjeknya bisa siswa di kelas, petatar di kelas penetaran, mahasiswa
dan dosen di ruang kuliah, dan lain sebagainya. Maka dari itu, Penelitian Tindakan
Kelas lahir dari sebuah masalah yang timbul dalam Proses Belajar Mengajar di
kelas.PTK ini bertujuan untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di dalam
kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar.
PTK ini dilakukan pada beberapa siklus sampai hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang diharapkan oleh guru.Dalam setiap siklusnya terdapat beberapa
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Penelitian ini
dilaksanakan minimal dua siklus.Siklus pertama dilakukan berdasarkan studi
pendahuluan.Siklus kedua dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.Begitu
seterusnya sampai masalah yang timbul bisa diatasi atau terdapat peningkatan hasil
23
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut akan dipaparkan mengenai 4 proses mendasar dalam Penelitian
Tindakan Kelas menurut Kunandar (2012, hlm 71).
1. Penyusunan Rencana
Tahap utama dalam penelitian ini adalah perencanaan.Perencanaan disusun
berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan untuk menemukan masalah
dalam pembelajaran.Studi pendahuluan dibutuhkan untuk menyusun rencana siklus I,
sedangkan perencanaan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I dan begitu
seterusnya tahap perencanaan dilakukan sampai penelitian tersebut mencapai tujuan.
2. Tindakan
Tahap selanjutnya adalah tindakan.Tindakan merupakan implementasi segala
sesuatu yang sudah direncanakan pada tahap sebelumnya.Bentuk dari tindakan
tersebut adalah kegiatan belajar mengajar yang sudah diatur sedemikian rupa unuk
mendapatkan hasil belajar yang diinginkan oleh penulis.
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Objek observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya (yang disengaja
dan tidak disengaja), keadaan dan kendala tindakan direncanakan dan pengarhnya,
serta persoalan lain yang timbul dalam konteks terkait. Maka dari itu, observasi
dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung di kelas.
4. Refleksi
Tahap terakhir dalam PTK adalah refleksi.Refleksi merupakan kegiatan
analisis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap informasi yang diperoleh
dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi ini akan dijadikan acuan
untuk melakukan perencanaan pada siklus berikutnya.
Berikut ini adalah skema alur yang menggambarkan siklus dari Penelitian
Tindakan Kelas.
24
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sumber: Adaptasi dari Model Hopkins dalam Depdiknas, 1999)
B. Subjek Penelitian
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas
adalah studi pendahuluan atau pengamatan awal terhadap subjek yang akan diteliti.
25
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belakang suatu subjek yang akan diteliti seperti lokasi penelitian, waktu penelitian,
dansumber data penelitian. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung,
Jalan Tujuh Belas, Caringin.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pertengahan bulan Maret 2014 sampai
selesai, sesuai dengan siklus yang dibutuhkan.
3. Sumber Data Penelitian
Penelitian ini lebih menekankan pada peningkatan keterampilan menulis teks
anekdot siswa kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung.Sumber data penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas X IIS 1.Peserta didik yang berada di kelas ini berjumlah
30 orang dengan 15 orang perempuan dan 15 orang laki-laki.Namun seiring
berjalannya waktu ada beberapa siswa yang memutuskan untuk pindah kelas dan
mengundurkan diri sehingga jumlah peserta didik hingga saat ini adalah 25 orang.
Berikut adalah daftar nama peserta didik kelas X IIS 1.
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas X IIS 1
26
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11. Hendriawan Triadi L
12. Isma Selfiya Rosa P
13. Maysie Claudi P
14. Monica Destiana Poetri P
15. Muhammad Iqbal As Sidiq L
16. Muhammad Ramdani L
17. Mutiara Febriani Lestari P
18. Rangga Fajar Hidayah L
19. Rizky Pujiyani P
20. Ruri Rahmaniar P
21. Sagita Rusdelina P
22. Shaqina Maudina P
23. Theo Bilar Hernanda L
24. Vhasti Sweta Socita P
25. Zulfi Jauharul Ikhsan L
Pemilihan kelas ini sebagai subjek penelitian dilatarbelakangi oleh hasil
pengamatan peneliti yang menunjukkan bahwa peserta didik kelas X IIS 1 mengalami
kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk anekdot.Selain itu,
pembelajaran menulis di kelas belum menggunakan model pembelajaran yang
mampu membuat siswa berpikir kritis.Oleh karena itu, penulis menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis
teks anekdot.
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah tafsir dari pihak pembaca terhadap judul penelitian
ini, penulis mendefinisikan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini sebagai
27
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Teks anekdot pada penelitian ini adalah teks yang berisi cerita rekaan atau fakta
mengenai fenomena sosial yang berbentuk sindiran atau kritikan sebagai bentuk
pemecahan masalah yang dikemas dengan sopan melalui humor.
2. Kemampuan menulis teks anekdot adalah kemampuan peserta didik dalam
menulis hasil berpikir kritis dan kreatif mengenai permasalahan-permasalahan
yang muncul dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk cerita lucu dan memiliki
pesan.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah sebuah pendekatan
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta
didik untuk belajar
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua instrumen penelitian yaitu
instrumen tes dan instrumen nontes.Instrumen yang digunakan yaitu pedoman
wawancara, angket, RPP, lembar observasi, dan lembar tes kemampuan siswa.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawncara ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
gambaran umum proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran
menulis teks anekdot. Pedoman wawancara ini dilakukan peneliti ketika
mewawancari seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMAN 17 Bandung
yaitu Dra. Vince Kamelia.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Guru
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana kemampuan belajar peserta didik
pada pelajaran bahasa Indonesia?
2. Pembelajaran teks apa yang paling menonjol
28
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pembelajaran teks apa yang paling sulit
dikuasai peserta didik?
4. Mengapa pembelajaran teks tersebut sulit
dikuasai peserta didik?
5. Dalam aspek keterampilan, peserta didik
dituntut untuk dapat mengungkapkan idenya
secara lisan maupun tulisan. Menurut Ibu,
lisan atau tulisankah yang sulit dikuasai
peserta didik? Mengapa?
6. Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan tersebut?
7. Kendala apa saja yang Ibu alami ketika
mengatasi kesulitan-kesulitan peserta didik
tersebut?
8. Apakah Ibu menggunakan model
pembelajaran yang berbeda pada setiap
materi yang dijelaskan?
9. Model pembelajaran apa yang Ibu sering
gunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia?
10. Pernahkah Ibu menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah? Kalau
sudah, bagaimana hasilnya?
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan instrumen yang sangat penting dalam penelitian ini, karena
RPP adalah acuan bagi setiap pengajar untuk menjalankan proses belajar mengajar di
kelas. Penulis merumuskan RPP ini untuk merealisasikan rencana peningkatan
29
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung. RPP berisikan bagaimana rencana pembelajaran yang akan dilakukan
dimulai dari kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuam pembelajaran, bahan ajar,
model dan metode yang digunakan, alat, sumber, dan media pembelajaran yang
digunakan di kelas. RPP dalam setiap siklusnya akan berbeda-beda karena RPP akan
disesuaikan dengan hasil refleksi siklus sebelumnya.Format RPP yang digunakan
dalam penelitian ini adalah RPP yang dikembangkan dalam kurikulum 2013.Berikut
ini adalah format RPP yang digunakan oleh peneliti.
a. Identitas sekolah
c. Kompetensi Dasar dan Indikator
d. Tujuan Pembelajaran
g. Media, Alat, dan Sumber Belajar
h. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
i. Penilaian
1) Penilaian Kompetensi Sikap
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
30
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Lembar Observasi
Pengamatan atau observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa
bantuan alat.Observasi yang dilakukan penulis berupa observasi terbuka.Observasi
terbuka merupakan observasi untuk mencatat hal-hal yang berlangsung selama
pembelajaran menulis teks anekdot di kelas.
Tabel 3.3 Format Lembar Observasi Aktivitas Guru
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
No. PENAMPILAN MENGAJAR NILAI
1.
Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Menarik perhatian siswa
b. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan
c. Memberikan acuan materi yang akan diajarkan
2.
Sikap dalam Proses Pembelajaran
a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa
b. Tidak melakukan gerakan dan atau ungkapan
yang mengganggu perhatian siswa
31
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas
3.
Penguasaan Materi Pembelajaran
a. Kejelasan memposisikan materi ajar yang
disampaikan dengan materi lainnya yang terkait
b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan
aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif)
c. Kejelasan dalam memberikan contoh atau
ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek
kompetensi
d. Mencerminkan penguasaan materi ajar secara
proporsional
4.
Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)
a. Penyajian materi ajar sesuai dengan
langkah-langkah yang tertuang dalam RPP
b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi
guru-siswa, dengan berpusat pada siswa
c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan
respons dari siswa
d.Cermat dalam memanfaatkan waktu sesuai
dengan alokasi yang direncanakan
e. Guru menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah dengan baik (membawa
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam dunia nyata ke
dalam kelas).
5.
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
32
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
logistik yang dibutuhkan.
2) Guru memotivasi peserta didik agar terlibat
aktif dalam pemecahan masalah nyata yang
dipilih atau ditentukan.
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
c. Membimbing observasi individu dan kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan observasi untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
d.Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
model dan berbagai tugas dengan teman.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau meminta kelompok
presentasi.
5.
Penggunaan Teknik dan Media Pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis teknik
dan media
b. Tepat saat penggunaan
33
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d.Membantu kelancaran proses pembelajaran
6.
Evaluasi
a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek
kompetensi
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal
yang telah direncanakan dalam RPP
c. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan
jenis yang dirancang
7.
Kemampuan Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali atau menyimpulkan materi
kompetensi yang diajarkan
b. Memberi kesempatan bertanya
c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler
d.Menginformasikan materi ajar berikutnya
Jumlah Nilai Aspek Nilai Penampilan (T)
Sumber (Buku Panduan Program Latihan Profesi (PLP)
Kriteria penilaian= 0,00-4,00 Bandung,……….
34
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Format Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Anekdot
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
No. Kriteria dan Aspek Penilaian Persentase
1. Siswa memperhatikan dan menyimak
penjelasan guru mengenai topik permasalahan
yang akan dijadikan materi pembelajaran.
2. Siswa aktif bertanya dan mencari informasi
mengenai topik permasalahan yang sudah
dipilih.
3. Siswa aktif mengungkapkan ide mengenai
alternatif pemecahan masalah secara bebas dan
terbuka.
4. Siswa aktif dalam kelompok belajar untuk
merencanakan atau mencoba menulis teks
anekdotyang memuat hasil pemecahan
masalah.
5. Siswa mengomunikasikan teks anekdot yang
sudah dibuat secara berkelompok.
6. Siswa menanggapi teks anekdot yang
35
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Lembar Tes Kemampuan Siswa
Lembar tes kemampuan siswa ini akan diberikan kepada siswa di setiap
siklusnya. Instrumen ini berisikan sebuah perintah untuk berlatih menulis teks
anekdot.Dalam lembar tes kemampuan siswa ini, siswa dituntut untuk menulis sebuah
teks anekdot berdasarkan materi yang telah diterima sebelumnya.Berikut ini adalah
lembar tes kemampuan siswa.
Gambar 3.2 Lembar Tes Kemampuan Siswa
Tulislah teks anekdot dengan memperhatikan struktur, kaidah, dan penggunaan bahasanya sesuai dengan hasil diskusi kelompokmu!
Nama :
Kelas :
Kelompok :
………
……… ……… ……… ……… ……… ………...
36
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Jurnal Siswa
Jurnal siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa mengenai
pembelajaran yang telah berlangsung.Jurnal siswa ini terdiri dari 5 buah
pertanyaa.Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 3.3 Jurnal Harian Siswa
Nama :
Kelas :
Hari, tanggal :
Pertanyaan
1. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran hari ini?
2. Apakah kamu memahami model pembelajaran berbasis masalah yang digunakan
oleh guru?
3. Kesan apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran menulis teks anekdot dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah?
4. Kesulitan apa yang kamu hadapi ketika pembelajaran menulis teks anekdot
berlangsung?
37
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Catatan Lapangan
Catatan lapangan diperlukan untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami
dalam proses penelitian, untuk memperbaiki siklus selanjutnya dalam penelitian.
Tabel 3.5 Format Catatan Lapangan
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Materi Pokok :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
Hal yang Harus Diperbaiki Saran Perbaikan
E. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan masalah yang terjadi pada subjek penelitian. Dalam
38
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran di kelas X IIS 1. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui karakter
secara umum peserta didik. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan
salahsatu guru bahasa Indonesia mengenai pembelajaran menulis teks anekdot di
kelas. Untuk mendapatkan data yang labih nyata, peneliti juga melakukan
pratindakan dengan melakukan proses belajar mengajar seperti biasa dan melakukan
tes menulis teks anekdot. Data yang telah didapatkan dari studi pendahuluan ini akan
diolah untuk perencanaan tindakan siklus ke-1.
1. Perencanaan Tindakan
Setelah diketahui adanya permasalahan dalam pembelajaran menulis teks
anekdot, maka tindakan selanjutnya adalah merencanakan alternatif pemecahan,
dalam hal ini adalah menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah.
Kunandar (2012, hlm 97) menyebutkan pokok-pokok kegiatan rencana PTK,
sebagai berikut:
a. identifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah;
b. merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran;
c. menentukan pokok bahasan;
d. mengembangkan skenario pembelajaran;
e. menyusun LKS;
f. menyiapkan sumber belajar;
g. mengembangkan format evaluasi;
h. mengembangkan format observasi pembelajaran;
i. melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.
Dari pokok-pokok kegiatan rencana PTK yang diungkapkan oleh Kunandar,
peneliti mengambil beberapa pokok kegiatan untuk penelitian ini.Berikut adalah
kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan.
a. Mengidentifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah.
39
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menentukan pokok bahasan.
d. Mengembangkan skenario pembelajaran.
e. Menyiapkan sumber belajar.
f. Mengembangkan format evaluasi.
g. Mengembangkan format observasi pembelajaran.
Tahap perencanaan merupakan tahap awal dari penelitian. Pada tahap ini
masalah akan dipecahkan dengan merumuskan tindakan yang akan diberikan kepada
siswa dan rumusan tersebut berupa rencana pengajaran yang harus sesuai dengan
kurikulum yang digunakan di sekolah tempat berlangsungnya penelitian ini. Dengan
merujuk pada rancangan tindakan yang disusun oleh Resmini, maka dalam rencana
pengajaran harus meliputi kompetensi dasar, materi pokok, indikator, dan strategi
penilaian yang meliputi tatap muka dan pengalaman belajar.
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah mengimplementasikan
perencanaan tindakan berupa perlakuan kepada siswa.Perlakuan tersebut berupa
pembelajaran menulis teks anekdot dengan model pembelajaran berbasis masalah.Di
sini penguji menggunakan dua siklus tindakan.Dalam pelaksanaannya, penguji
menggunakan media dalam uji coba model pembelajaran berbasis masalah.Pada
siklus pertama, diujicobakan dengan menggunakan media tayangan gambar dan pada
siklus selanjutnya menggunakan media tayangan Indonesia Lawak Klub
(ILK).Setelah diketahui hasil dari tindakan yang diberikan dengan dua siklus tersebut
dapat dilihat adanya perubahan dan peningkatan nilai dalam penulisan teks anekdot
siswa setelah diberikan tindakan pada setiap siklusnya.
3. Analisis Data Hasil Penelitian
Dalam proses analisis data penelitian, penulis akan mengolah data-data yang
sudah didapat dari hasil pelaksanaan tindakan dari siklus pertama sampai siklus
40
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran menulis teks anekdot dengan model pembelajaran berbasis masalah
serta peningkatan kemampuan menulis teks anekdot siswa dari setiap siklusnya
4. Observasi
Secara umum, observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan
yang terjadi selama tindakan perbaikan tersebut berlangsung, dengan atau tanpa
bantuan alat.Observasi yang dilakukan penulis berupa observasi terbuka.Observasi
terbuka merupakan observasi untuk mencatat hal-hal yang berlangsung selama
pembelajaran menulis teks anekdot di kelas.Observasi yang dilakukan berupa
observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, dan observasi catatan lapangan.
5. Refleksi
Data-data yang diperoleh dari awal perencanaan sampai akhirnya uji coba
tindakan diolah secara sistematik dan rasional. Dari hasil analisis ini dapat ditentukan
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Jika hasil yang didapat belum memuaskan
dan masalah belum terselesaikan maka harus dilakukan tindakan lanjutan dengan
memperbaiki tindakan baru sebagai upaya mengatasi masalah tersebut. Setiap siklus
selama proses tindakan harus mengalami perubahan dan perbaikan dari
masalah-masalah yang masih ditemukan pada proses tindakan sebelumnya.
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah pengumpulan data dan pengolahan
data.Berikut adalah pemaparan mengenai pemngumpulan dan pengolahan data
tersebut.
1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas, pengumpulan data merupakan hal yang
dilakukan dari setiap proses pelaksanaan PTK, mulai dari proses studi pendahuluan,
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data ini peneliti
41
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian.Adapun instrumen-instrumen yang telah penulis rancang sebagai sumber
pengumpulan data adalah:
a. Wawancara
b. Lembar observasi guru
c. Lembar observasi siswa
d. Lembar catatan kegiatan lapangan
e. Hasil pengamatan dan refleksi
2. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilaksanakan
pengolahan data.Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Inventaris data
Peneliti mengumpulkan seluruh data penelitian, yaitu lembar observasi guru,
lembar observasi siswa, catatan lapangan, jurnal siswa, dan hasil tes menulis siswa
berupa penulisan teks anekdot.Inventaris data mulai dilaksanakan pada tahap
pelaksanaan tindakan.
b. Analisis Data
Peneliti memeriksa dan menafsirkan hasil observasi aktivitas guru serta
menganalisis tulisan siswa berupa teks anekdot yang telah dilaksanakan di tiap
siklusnya.Kegiatan penganalisisan data dimulai pada saat peneliti telah selesai
melaksanakan tindakan.Analisis data dilaksanakan untuk menentukan tindak lanjut
pada pembelajaran berikutnya.Data yang dianalisis adalah hasil kerja siswa, yaitu
sebuah tulisan berupa teks anekdot yang dinilai menggunakan kriteria penilaian
penulisan teks anekdot dan hasil observasi terhadap aktivitas guru.Seluruh data
tersebut dianalisis, dideskripsikan, dan direfleksikan untuk menarik sebuah simpulan.
c. Kategorisasi dan interpretasi data
Data yang akan dianalisis dan direfleksikan terlebih dahulu dikategorisasikan
42
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menulis teks anekdot setelah mengikuti pembelajaran menulis teks anekdot denggan
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan hasil observasi terhadap
aktivitas guru.Karya tulisan siswa berupa teks anekdot dianalisis berdasarkan kriteria
penulisan teks anekdot yang telah ditentukan, kemudian dianalisis berdasarkan format
penilaian penulisan teks anekdot. Setelah itu, dikategorikan ke dalam lima kategori,
yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Interpretasi data
dilaksanakan berdasarkan kriteria tingkat keberhasilan perencanaan pembelajaran
menulis teks anekdot dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah,
kriteria tingkat keberhasilan proses pelaksanaan pemebelajaran menulis teks anekdot
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, dan hasil pembelajaran
menulis teks anekdot dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.
Seluruh data terlebuh dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian,
setelah itu, peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Adapun
beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan;
2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus;
3) Menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap siklus untuk mengetahui
berhasil atau tidaknya penelitian yang telah dilakukan;
4) Menganalisis data berupa hasil observasi aktivitas guru.
5) Memberikan simpulan hasil analisis dari setiap siklusnya.
G. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian yang dipakai dala penelitian ini adalah kriteria penilaian
yang ada dalam buku panduan siswa yang diterbitkan oleh Kemendikbud.Berikut
adalah kriteria penilaian teks anekdot siswa.
Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Penilaian Keterampilan
SKOR KRITERIA
43
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
substantif;
abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda;
relevan dengan topik yang dibahas
3 B = cukup menguasai permasalahan;
cukup memadai; pengembangan krisis
terbatas; relevan dengan topik tetapi
kurang terperinci
2 C = penguasaan permasalahan terbatas;
substansi kurang; pengembangan topik
tidak memadai
4 SB =ekspresi lancar; gagasan terungkap
padat, dengan jelas; tertata dengan baik;
urutan logis
(abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda);
kohesif
3 B = kurang lancar; kurang terorganisasi
tetapi ide utama ternyatakan; pendukung
terbatas; logis tetapi tidak lengkap
2 C =tidak lancar; gagasan kacau atau
tidak terkait; urutan dan pengembangan
kurang logis
1 K =tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai
KOSAKATA 4 SB =penguasaan kata canggih; pilihan
44
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembentukan kata; penggunaan register
tepat
3 B =penguasaan kata memadai; pilihan,
bentuk, dan penggunaan kata atau
ungkapan kadang-kadang salah tetapi
tidak mengganngu
2 C =penguasaan kata terbatas; sering
terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan
penggunaan koskata atau ungkapan;
makna membingungkan atau tidak jelas
1 K =pengetahuan tentang kosakata,
ungkapan, dan pembentukan kata
rendah; tidak layak nilai
KALIMAT 4 SB =konstruksi kompleks dan efektif;
terdapat hanya sedikit kesalahan
penggunaan bahasa (urutan atau fungsi
kata, artikel, pronominal, preposisi)
3 C =konstruksi sederhana tetapi efektif;
terdapat kesalahan kecil pada konstruksi
kompleks; terjadi sejumlah kesalahan
penggunaan bahasa (fungsi atau urutan
kata, artikel, pronomina, preposisi)
tetapi makna cukup jelas
2 C =terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat tunggal atau
kompleks (sering terjadi kesalahan pada
kalimat negasi, urutan atau fungsi kata,
45
Sarah Ayudia Pratiwi, 2014
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelesapan; makna membingungkan atau
kabur
1 K =tidak menguasai tata kalimat;
terdapat banyak kesalahan; tidak
komunikatif; tidak layak nilai
MEKANIK 4 SB =menguasai aturan penulisan;
terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda
baca, penggunaan huruf kapital, dan
penataan paragraph
3 B = kadang-kadang terjadi kesalahan
ejaan, tanda baca, penggunaan huruf
kapital, dan penataan paragraf
2 C =sering terjadi kesalahan ejaan, tanda
baca, penggunaan huruf kapital, dan
penataan paragraf; tulisan tangan tidak
jelas; makna membingungkan atau
kabur
1 K =tidak menguasai aturan penulisan;
terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda
baca, penggunaan huruf capital, dan
penataan paragraph; tulisan tidak
terbaca; tidak layak nilai
(Sumber: Kemdikbud,2013)
Keterangan:
SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang