• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI ORANG TUA SISWA PERANTAU DENGAN ORANG TUA SISWA PEMUKIM Perbedaan Prestasi Belajar Ditinjau Dari Orang Tua Siswa Perantau Dengan Orang Tua Siswa Pemukim Pada Siswa SMP Negeri 1 Tanon, Sragen Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI ORANG TUA SISWA PERANTAU DENGAN ORANG TUA SISWA PEMUKIM Perbedaan Prestasi Belajar Ditinjau Dari Orang Tua Siswa Perantau Dengan Orang Tua Siswa Pemukim Pada Siswa SMP Negeri 1 Tanon, Sragen Tahun "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI ORANG TUA

SISWA PERANTAU DENGAN ORANG TUA SISWA PEMUKIM PADA SISWA SMP NEGERI 1 TANON, SRAGEN

TAHUN AJARAN 2011/2012

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Akuntansi-FKIP

Disusun Oleh : TINNA RUSTIANA

A 210 080 136

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI ORANG TUA SISWA PERANTAU DENGAN ORANG TUA SISWA PEMUKIM

PADA SISWA SMP NEGERI 1 TANON, SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012

Tinna Rustiana, A. 210 080 136, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 Tanon, Sragen bagi siswa yang orang tuanya perantau dan siswa yang orang tuanya pemukim.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 1 Tanon, Sragen yang kedua orang tuanya perantau dan yang kedua orang tuanya pemukim sebanyak 238 siswa. Sampel diambil sebanyak 60 siswa, yang terdiri dari 30 siswa yang orang tuanya perantau dan 30 siswa yang orang tuanya pemukim. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data orang tua siswa perantau dan orang tua siswa pemukim diperoleh melalui wawancara, sedangkan data prestasi belajar diperoleh melalui dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis Independent Sample t Test yang sebelumnya dilakukan uji normalitas.

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) prestasi belajar siswa yang orang tuanya pemukim yaitu 80,53 dan nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang orang tuanya perantau yaitu 77,55, sedangkan dilihat dari hasil pengujian Independent Sample t Test diperoleh thitung > ttabel, yaitu 6,726 > 2,002

pada taraf signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa yang orang tuanya perantau dan siswa yang orang tuanya pemukim.

(5)

PENDAHULUAN

Indonesia belum mampu menyiapkan tenaga kerja yang produktif, sehingga menimbulkan kelebihan tenaga kerja dan masalah perluasan tenaga kerja. Berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan pekerjaan demi meningkatkan kesejahteraan, sebagai contoh yang dilakukan orang tua yang rela merantau meninggalkan kampung halaman dan berpisah dengan anak-anaknya demi mencukupi kehidupan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Mereka ulet dan pantang menyerah dalam mengejar rejeki. Namun, apakah anak-anaknya dalam menuntut ilmu di sekolah juga segigih dan seulet orang tuanya yang pergi merantau? Dalam belajar anak juga membutuhkan motivasi dan perhatian langsung baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari orang tuanya yang akan berpengaruh terhadap prestasi atau hasil belajar anak. Prestasi belajar yang dicapai oleh setiap siswa berbeda-beda. Selain berdasarkan kemampuan setiap siswa, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya baik faktor intern maupun faktor ekstern.

Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar juga akan berakibat pada prestasi belajar. Siswa yang orang tuanya perantau tidak ada yang mengarahkan apabila mereka mengalami kesulitan belajar. Baik kesulitan dalam belajar maupun kesulita-kesulitan lain secara materi dalam fasilitas belajar. Selain tidak ada yang membantu belajar pada saat mengalami kesulitan memecahkan persoalan pada pelajaran, kesulitan lain diantaranya adalah apabila ada pertemuan di sekolah yang mengharuskan orang tua datang dalam pertemuan tersebut mereka hanya diwakili oleh wali murid atau saudara sebagai pengganti orang tuanya. Terkadang anak merasa iri dengan teman-temannya yang dapat dihadiri langsung oleh orang tua mereka.

(6)

mengantarkan saudaranya. Karena dari mereka yang ikut dengan nenek, paman, atau saudara lainnya yang terlalu mengontrol. Namun, meskipun dibawah pengawasan yang ketat, tidak dicapai prestasi belajar seperti yang diharapkan. Karena mereka merasa kesepian dan kurang mendapat perhatian serta motivasi langsung dari orang tuanya sendiri. Berbeda dengan siswa yang tinggal dengan orang tuanya. Kegiatan belajar mereka lebih terpantau oleh orang tuanya sendiri dan semangat belajar dari siswa yang bersangkutan turut mendorong prestasi belajar siswa tersebut. Meskipun ada orang tua yang tidak dapat mengajari anaknya belajar, mereka tetap menemani agar anak akan merasa senang dan termotivasi.

Seperti para orang tua siswa SMP Negeri 1 Tanon, tidak sedikit orang tua mereka yang bekerja sebagai perantau untuk mencari rezeki agar bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Beberapa bulan bahkan ada yang setahun sekali mereka baru bisa bertemu dengan orang tuanya. Mereka di kampung halaman tinggal bersama kakek, nenek, atau saudara lainnya yang di rumah. Setiap hari mereka tidak bisa merasakan perhatian dan motivasi secara langsung dari orang tuanya, hanya uang dan fasilitas hidup saja yang bisa mereka nikmati. Akan tetapi, anak-anak juga membutuhkan dan ingin merasakan perhatian dan motivasi langsung dari orang tuanya setiap hari. Terutama dalam belajar, agar mereka mempunyai motivasi dan semangat dalam belajar demi memperoleh prestasi yang baik. Orang tua di perantauan juga mengharapkan anaknya berhasil dalam belajar dan memperoleh prestasi belajar yang baik. Namun mereka juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit yang tidak mudah didapatkan di kampung halaman. Orang tua perantau hanya bisa memberikan motivasi dan perhatiannya dengan cara menghubungi anaknya melalui telepon atau sms. Sedangkan, orang tua pemukim bisa lebih leluasa untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya. Dan harusnya juga lebih mudah dalam mengawasi, memberi perhatian, serta memberi motivasi terhadap anaknya dalam belajar. Karena mereka setiap hari bisa bertemu dengan anaknya.

(7)

baik, kecuali mereka yang mempunyai kekuatan mental yang cukup baik. Kekuatan mental ini selain sudah bakat yang dibawa sejak lahir juga dapat diperoleh dari dukungan orang tua. Anak akan mengejar prestasi di sekolahnya dengan gigih , karena adanya pengertian dari orang tua. Wujud pengertian dari orang tua ini berbagai macam bentuknya. Terlebih bagi orang tua perantau agar tetap memberikan motivasi, dorongan, perhatian dan mengawasi anak-anaknya supaya prestasinya lebih bagus dan meningkat.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI ORANG TUA SISWA PERANTAU DENGAN ORANG TUA SISWA PEMUKIM PADA SISWA SMP NEGERI 1 TANON, SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012”.

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 Tanon bagi siswa yang orang tuanya perantau dan siswa yang orang tuanya pemukim.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan siswa yaitu supaya lebih meningkatkan dalam pemberian pengawasan, bimbingan, perhatian dan motivasi kepada anaknya dalam berperilaku dan dalam kegiatan belajar.

METODE PENELITIAN

(8)

SMP Negeri 1 Tanon kelas VII dan VIII tahun ajaran 2011-2012 yang kedua orang tuanya perantau dan kedua orang tuanya pemukim yang berjumlah 238 siswa. Dan Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa yang kedua orang tuanya perantau dan 30 siswa yang kedua orang tuanya pemukim yaitu 25% dari populasi. Pengambilan sampel menggunakan purposive non random sampling atau pemilihan secara sengaja dengan pertimbangan responden, yaitu siswa SMP Negeri 1 Tanon yang kedua orang tuanya perantau dan yang kedua orang tuanya pemukim. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara dan dokumentasi.

Teknik penyajian data adalah langkah-langkah mereduksi data penelitian dan penyajian dalam bentuk statistik sehingga mudah dimengerti dan dipahami. Dalam penelitian ini penyajian data disampaikan melalui tabel, tendensi sentral, standar deviasi, dan poligon. Teknik analisis data terdiri dari uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji t-test.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Jumlah Kelas yang dilakukan Penelitian

(9)
[image:9.595.138.488.133.458.2]

Tabel IV.2.

Ringkasan Diskripsi Responden

No.

Kelompok Siswa Siswa dengan ORTU

Perantau

Siswa dengan ORTU Pemukim Kelas Jumlah Siswa Kelas Jumlah Siswa

1 7A 5 7A 15

2 7B - 7B 17

3 7C 4 7C 11

4 7D 8 7D 9

5 7E 7 7E 14

6 7F 3 7F 13

7 7G 6 7G 10

8 8A 2 8A 30

9 8B 3 8B 17

10 8C 4 8C 10

11 8D - 8D 19

12 8E 2 8E 12

13 8F 4 8F 13

Total 48 Siswa 190 Sisw

a

2. Tendensi Sentral

Tabel IV.3.

Deskripsi data Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa

yang Orang Tuanya Perantau dan Siswa yang Orang Tuanya Pemukim

Kelompok Siswa

Nilai rata-rata Hasil Belajar Siswa yang Kedua Orang

Tuanya Perantau 77,55 Siswa yang Kedua Orang

(10)

Tabel IV.4.

Deskripsi data Nilai tengah Prestasi Belajar Siswa

yang Orang Tuanya Perantau dan Siswa yang Orang Tuanya Pemukim

Kelompok Siswa

Nilai Tengah Hasil Belajar Siswa yang Kedua Orang

Tuanya Perantau 77,74

Siswa yang Kedua Orang

Tuanya Pemukim 80,40

Tabel IV.5.

Deskripsi data Modus Nilai Prestasi Belajar Siswa

yang Orang Tuanya Perantau dan Siswa yang Orang Tuanya Pemukim

Kelompok Siswa

Nilai Modus Hasil Belajar Siswa yang Kedua Orang

Tuanya Perantau 75

Siswa yang Kedua Orang

Tuanya Pemukim 79

Tabel IV.6.

Deskripsi data Standar Deviasi Nilai Prestasi Belajar Siswa yang Orang Tuanya Perantau dan Siswa yang Orang Tuanya Pemukim

Kelompok Siswa

Nilai Modus Hasil Belajar Siswa yang Kedua Orang

Tuanya Perantau 1,59

Siswa yang Kedua Orang

(11)
[image:11.595.211.428.174.344.2]

Gambar IV.2. Histogram dan Poligon

Data Nilai Prestasi Belajar Siswa yang Orang Tuanya Perantau

Gambar IV.3. Histogram dan Poligon

Data Nilai Prestasi Belajar Siswa yang Orang Tuanya Pemukim

PRESTASI.SISWA.ORTU.PEMUKIM

85.00 82.50 80.00 77.50 75.00

Frequency

10

8

6

4

2

0

PRESTASI.SISWA.ORTU.PEMUKIM

Mean =80.53 Std. Dev. =1.831

N =30

PRESTASI.SISWA.ORTU.PERANTAU

80.00 78.00

76.00 74.00

Frequency

10

8

6

4

2

0

PRESTASI SISWA ORTU PERANTAU

[image:11.595.200.434.449.633.2]
(12)
[image:12.595.125.520.115.616.2]

3. Teknik Analisis Data a. Uji Normalitas

Tabel IV.7.

Ringkasan Uji Normalitas

Variabel N Harga L0 sig. Kesimpulan

Lhitung L0,05,30 Prestasi Siswa ditinjau dari

Orang Tua Perantau

Prestasi Siswa ditinjau dari Orang Tua Pemukim

30 30 0,099 0,136 0,161 0,161 0,200 0,167 Normal Normal

b. Uji t-test

Tabel IV.8 Uji t

Variabel N t Sig Rata-rata

Prestasi Siswa ditinjau dari Orang

Tua Perantau 30 6,726 0,000 77,55 Prestasi Siswa ditinjau dari Orang

Tua Pemukim 30 6,726 0,000 80,53 Analisis Uji t:

a. Hipotesis

H0 : tidak ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang kedua

orang tuanya perantau dan siswa yang kedua orang tuanya pemukim.

H1 : ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang kedua orang

tuanya perantau dan siswa yang kedua orang tuanya pemukim.

b. Tingkat kepercayaan 95%, α = 0,05

c. Kriteria Pengujian:

H0 diterima jika thitung < ttabel (t(/2; n1+ n2 - 2))

H0 ditolak jika thitung > ttabel ((/2; n1+ n2 – 2)) ttabel = t (/2; n1+ n2 – 2) = t (0,05/2; 30 + 30 -2) = t (0,025; 58) = 2,002

(13)

Berdasarkan analisis data memakai alat bantu program SPSS 17.0 diperoleh thitung sebesar 6,726 dengan siginifikansi sebesar 0,000.

e. Keputusan Uji

H0 ditolak karena thitung > ttabel, yaitu 6,726 > 2,002 dan nilai signifikansi

< 0,05, yaitu 0,000.

f. Kesimpulan

Sehingga thitung > ttabel, yaitu 6,726 > 2,002, dan nilai signifikansi

< 0,05, yaitu 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa yang kedua orang tuanya perantau dan siswa yang kedua orang tuanya pemukim. Perbandingan dapat diketahui dari tingginya rata-rata nilai prestasi siswa yang kedua orang tuanya pemukim yakni 80,53 sedangkan rata-rata nilai prestasi siswa yang kedua orang tuanya merantau sebesar 77,55 atau terdapat selisih sebesar 2,98.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa yang kedua orang tuanya perantau dan siswa yang kedua orang tuanya pemukim di SMP Negeri 1 Tanon, Sragen. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa independent sampel t test menunjukkan hasil sebagai berikut thitung > ttabel yaitu 6,726 > 2,002, dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000,

sehingga berdasarkan uji tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang kedua orang tuanya perantau dan prestasi belajar siswa yang kedua orang tuanya pemukim adalah berbeda.

Terdapat berbagai macam faktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, yang bisa menyebabkan prestasi belajar siswa tinggi

Daerah terima H0 Daerah tolak H 0

Daerah tolak H0

(14)

ataupun rendah. Baik faktor yang timbul dari dalam maupun dari luar diri siswa. Dorongan dan perhatian dari orang tua merupakan salah satu faktor luar diri siswa. Dari hasil wawancara peneliti dengan para siswa yang menjadi responden, bahwa siswa yang kedua orang tuanya perantau sering mengalami kesulitan pada saat belajar karena tidak ada orang yang mengarahkan dalam belajar, kecuali hanya gurunya pada waktu di sekolah. Pada beberapa mata pelajaran yang tidak dapat dikerjakan, juga tidak ada orang yang membantu dan menemani dalam belajar sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar. Rasa kesepian sangat mereka rasakan karena jauh dari orang tua, tidak adanya teman untuk bercerita tentang segala kegiatan yang mereka lakukan di dalam maupun di luar sekolah. Berkomunikasi dengan orang tua juga tidak setiap hari dapat mereka lakukan. Terkadang hanya seminggu sekali, jadi siswa kurang mendapat perhatian, dorongan, dan motivasi dari orang tuanya yang bekerja di rantau.

Berbeda dengan siswa yang tinggal bersama orang tuanya (pemukim). Kegiatan mereka setiap saat terpantau oleh orang tuanya dan semangat belajar dari siswa yang bersangkutan turut mendorong prestasi belajar anak. Saat waktunya belajar siswa yang tinggal bersama orang tuanya selalu diingatkan dalam belajar, bahkan orang tua juga menemani mereka dalam belajar. Apabila anak mengalami kesulitan belajar, orang tua juga bisa memberikan bantuan dan bimbingan secara langsung sehingga bisa menimbulkan motivasi yang tinggi dalam belajar yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa.

(15)

Kurangnya kasih sayang dari orang tua berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Siswa yang setiap saat mendapat perhatian, dorongan, dan motivasi dari orang tua akan mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar. Sehingga siswa akan lebih fokus dalam kegiatan pembelajaran dan prestasi akademik yang dicapai juga bisa optimal. Pengawasan dari orang tua dalam belajar akan membentuk siswa menjadi pribadi yang disiplin. Siswa selalu belajar secara rutin setiap malam. Dapat terlihat bahwa siswa yang tinggal bersama orang tuanya lebih displin belajar maupun mengatur waktu dibandingkan dengan siswa yang orang tuanya perantau. Sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa yang orang tuanya pemukim lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang orang tuanya perantau. Hal ini dapat dilihat juga pada kelas VIIIA dimana kelas ini merupakan kelas unngulan. Siswa yang ada di kelas ini didominasi oleh siswa yang kedua orang tuanya pemukim sedangkan siswa yang kedua orang tuanya perantau hanya ada dua anak saja.

Dari hasil analisis perhitungan, siswa yang kedua orang tuanya pemukim memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dengan nilai rata - rata 80,53 dan standar deviasi 1,83 dan siswa yang kedua orang tuanya perantau memiliki prestasi belajar yang lebih rendah yakni dengan nilai rata - rata 77,55 dan standar deviasi 1,59.

KESIMPULAN

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa yang kedua orang tuanya perantau dan siswa yang kedua orang tuanya pemukim. Hal ini didasarkan dari analisis data diperoleh thitung > ttabel, yaitu 6,726 > 2,002, dan nilai

signifikansi < 0,05, yaitu 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang kedua orang tuanya perantau dan siswa yang kedua orang tuanya pemukim memiliki kemampuan yang berbeda (tidak sama).

(16)

Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya rata-rata nilai prestasi siswa yang kedua orang tuanya pemukim yakni 80,53 sedangkan rata-rata nilai prestasi siswa yang kedua orang tuanya merantau sebesar 77,55.

Daftar Pustaka

A.M, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anneihera. 2011. www.anneihera.com/metode -penelitian-htm. Diakses tanggal 23 Januari 2012.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahroni. 1998. Geografi Pemukiman. Surakarta: UMS.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. ---. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

---. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Faturrochman. 2002. “Lingkungan, Keluarga, dan Anak: Kasus Kelompok Binaan

PLAN Indonesia di Gunung Kidul”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Furchan. 2002. www.rancanganexpostfacto.com. Diakses tanggal 13 Desember 2011.

Fitriani, Nur. 2008. Jenis Metode Penelitian. Makasar: UNM.

Gunarso, D.Singgih. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Research. Yogyakarta: BPFE.

Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

(17)

Nuh, Muhammad. 2010. UU SISDIKNAS. Jakarta: Sinar Grafika. Poerwodarminto, WJS. 2007. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.

Rusli, Hardjan. 2003. Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Ghalia Indo.

Rustan, Uton. 2006. Teori Pembahasan Migrasi, Urbanisasi, dan Pengembangan Wilayah. Bandung: ITB.

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Semiawan, Cony. 2002. Pendidikan Keluarga dalam Era Global. Jakarta:

Prenhalindo.

Siahaan, N. Henry. 1991. Peranan Ibu Bapak Mendidik Anak. Bandung: Angkasa. Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surjono, Gunanto. Pengkajian Kebutuhan Model Pelayanan Sosial Pekerja Migran. 2009. Yogyakarta: B2P3KS Press.

Sukmadinata, Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda.

Syah, Muhibin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Tirtonegoro, Suratinah. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Grasindo.

Widi Setiyawan, Nanang. 2010. Studi Komparasi Hasil Prestasi Belajar Siswa yang Orang Tua Perantau dengan Siswa Orang Tua Pemukim: Studi Kasus Siswa SMP Negeri 1 Jatipurno Tahun Ajaran 2009-2010. Surakarta: UMS.

Gambar

Tabel IV.2.
Gambar IV.2. Histogram dan Poligon
Tabel IV.7.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dengan melayani konsumen yang sifatnya homogen maka strategi pemasaran yang direncanakan dapat lebih mengarah dalam menyusun marketing mix yang meliputi perencanaan

Enjin inferens adalah program komputer yang memacu sehingga rumusan atau penyelesaian; dan pada masa yang sama ia menyediakan metodologi perhitungan untuk maklumat tersimpan

Untuk secara manual menyambungkan speakerphone ke perangkat yang terakhir digunakan (misalnya, setelah sambungan terputus), pastikan perangkat lain tersebut telah diaktifkan,

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa dengan penambahan kalsium hidroksida dan lama perendaman dari semua sampel tidak terdapat perbedaan nyata dengan sampel kontrol tepung

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya untuk paket pekerjaan Pengawasan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Panton Teungku dengan ini kami

Upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam di sekolah yaitu guru PAI dituntut untuk mempunyai kreativitas, yakni dengan menciptakan

Dalam berbagai peraturan perundang-undangan telah dijelaskan bahwa mem- beri atau menerbitkan izin atau kuasa pertambangan dalam suatu usaha per- tambangan bahan galian, pada

KESESUAIAN DENGAN TINGKAT PERKEMBANG AN PESERTA