• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFLIK Konflik Batin Tokoh Dewi Dalam Novel Menari Di Atas Awan Karya Maria A. Sardjono: Tinjauan Psikologi Sastra.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONFLIK Konflik Batin Tokoh Dewi Dalam Novel Menari Di Atas Awan Karya Maria A. Sardjono: Tinjauan Psikologi Sastra."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skipsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

(5)

 

KONFLIK BATIN TOKOH DEWI DALAM NOVEL

MENARI DI ATAS AWAN KARYA MARIA A. SARDJONO:

TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

Asni Widyastuti A 310080013

A. ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur yang membangun novel Menari di Atas Awan karya Maria A. Sardjono, dan mendeskripsikan konflik batin yang terjadi pada tokoh utama Dewi dalam novel Menari di Atas

Awan karya Maria A. Sardjono ditinjau dari psikologi sastra.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Objek yang diteliti adalah konflik batin tokoh Dewi dalam novel Menari di Atas Awan karya Maria A. Sardjono tinjauan psikologi sastra. Sumber penelitian ini berupa sumber data primer dan sekunder. Sumber data primernya adalah novel

Menari di Atas Awan karya Maria A. Sardjono. Sumber data sekundernya

berupa artikel dari internet mengenai novel Menari di Atas Awan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka dan catat. Validasi data yang digunakan yaitu dengan teknik trianggulasi teori. Teknik analisis data dengan menggunakan metode pembacaan heuristik dan hermenuetik.

Hasil penenilian berdasarkan analisis struktural novel Menari di Atas

Awan yaitu tema tentang percintaan dengan latar keluarga yang berbeda. Alur

novel ini adalah alur maju. Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Dewi, Rayhan, Didit, Tita, Totok, Ibu Susetyo, Fifi, dan Neny. Latar tempat dalam novel ini di Jakarta meliputi Ancol, Institut Kesenian Jakarta dan Taman Ismail Marzuki, Sukabumi, Pelabuhan Ratu, Solo, Bali, dan London (Inggris). Latar waktu terjadi pada tahun 2008-2009, ditandai dengan terjadinya krisis finansial global dan masuknya facebook di Indonesia. Latar sosialnya adalah kehidupan Dewi yang sederhana dan dua keluarga yang status sosialnya berbeda jauh.

Hasil penelitian berdasarkan konflik batin tokoh utama Dewi dalam novel

Menari di Atas Awan dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra,

ditemukan tiga konflik batin, yaitu (1) Konflik Mendekat-Menjauh; (2) Konflik Menjauh-Menjauh; (3) Konflik Mendekat-Mendekat. Implikasi dalam pembelajaran sastra dapat diterapkan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI.

(6)

B. PENDAHULUAN

Novel merupakan pengolahan masalah-masalah sosial kemasyarakatan oleh kaum terpelajar Indonesia sejak tahun 1920-an dan yang sangat digemari oleh sastrawan (Harjanto dalam Al-Ma’ruf, 2010:2). Dalam novel terdapat satu pilihan diantara berbagai aspek kehidupan untuk diperhatikan. Meskipun diantara sastrawan berbeda pendapat tentang apa yang menarik, melalui kesastraan kita dapat belajar banyak tentang hidup ini dengan nenemukan apa yang dianggap penting oleh orang lain.

Dalam penelitian ini dipilihnya novel Menari di Atas Awan cukup beralasan. Kelebihan yang dimiliki novel ini terletak pada ceritanya yakni tentang penderitaan batin yang dialami tokoh utama yang bernama Dewi. Penderitaan tersebut selanjutnya menimbulkan konflik batin pada diri Dewi. Ceritanya sangat mengharukan, sehingga pembaca akan ikut larut ketika membaca novel ini. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju, dimana ketika kisah hidup Dewi yang semula lajang, kemudian bersuami dan mempunyai seorang putri mungil yang bernama Fifi.

Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh utama Dewi, dalam novel

Menari di Atas Awan ini tentunya membuat pembaca lebih mengetahui

(7)

 

kehidupan ini dibatasi pada manusia saja. Begitu juga dengan kehidupan yang dialami oleh Dewi dalam novel, tentunya dipengaruhi oleh jiwa.

Karya sastra ada hubungannya dengan psikologi. Woodworth dan Marquis (dalam Walgito, 1997:8) memberikan gambaran bahwa psikologi itu mempelajari aktivitas-aktivitas individu, baik aktivitas secara motorik, kognitif, maupun emosional. Oleh karena itu, psikologi merupakan suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari tingkah laku atau aktivitas-aktivitas, dimana tingkah laku dan aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan. Jika dikaitkan dengan peristiwa atau kejadian yang dialami oleh Dewi dalam novel, maka Novel Menari di Atas Awan ini sangatlah tepat bila dikaji dengan pendekatan psikologi sastra. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Konflik Batin Tokoh Dewi dalam Novel Menari di Atas Awan karya Maria A. Sardjono: Tinjauan Psikologi Sastra”.

Dalam penelitian ini masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:1) Bagaimanakah struktur yang membangun novel Menari di Atas

Awan karya Maria A. Sardjono? 2) Bagaimanakah konflik batin yang terjadi

pada tokoh Dewi dalam novel Menari di Atas Awan karya Maria A. Sardjono ditinjau dari psikologi sastra?

(8)

Dewi dalam novel Menari di Atas Awan karya Maria A. Sardjono ditinjau dari psikologi sastra.

C. LANDASAN TEORI

1. Novel dan Unsur-Unsurnya

Stanton (2007:22-50) mendiskripsikan unsur-unsur pembangun struktur novel terdiri dari fakta cerita, tema, dan sarana sastra.

a. Fakta Cerita 1) Alur

Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Alur merupakan tulang punggung cerita (Stanton, 2007:28). Menurut Tasrif (dalam Nurgiyantoro, 2007:149-150) membedakan tahapan plot menjadi lima bagian. Kelima tahapan itu sebagai berikut.

a) Tahap Situation ( Tahap Penyituasian)

b) Tahap Generating Circumstances(Tahap Pemunculan Konflik) c) Tahap Rising Action (Tahap Peningkatan Konflik)

d) Tahap Climax (Tahap Klimaks)

e) Tahap Denouement (Tahap Penyelesaian) 2) Karakter atau Penokohan

(9)

 

3) Latar

Latar menurut Nurgiyantoro (2007:227-233) ada tiga macam yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

b. Tema

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan ‘makna’ dalam pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami manusia (Stanton, 2007:36).

c. Sarana Sastra

Sarana sastra terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa, simbol-simbol, imajinasi, dan juga cara pemilihan judul di dalam karya sastra (Stanton, 2007:46-47).

2. Pendekatan Strukturalisme

Secara definitif strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis unsur-unsur karya sastra. Unsur-unsur karya sastra, terutama prosa, antara tema, peristiwa atau kejadian, latar, penokohan atau perwatakan, alur atau plot, sudut pandang (Ratna, 2007:93). Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1988:135).  

(10)

psikologis, analisis struktural harus diungkapkan terlebih dahulu. Teeuw (dalam Pradopo, 2001:57)  

3. Pendekatan Psikologi Sastra

Menurut Minderop (2010:54-55) psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya psikologis hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan. Secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah memehami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung didalam suatu karya sastra. Melalui pemahaman terhadap para tokoh, misalnya, masyarakat dalam mengalami perubahan, kontradiksi dan penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi di masyarakat, khususnya yang terkait dengan psike (Minderop, 2010:54).

4. Teori Konflik Batin

Konflik adalah keadaan munculnya dua atau lebih kebutuhan pada saat yang bersamaan, konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah (Irwanto, 1997:207).

Menurut Dirdagunansa (dalam Sobur, 2009:292-293) konflik batin dibagi dalam beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut.

(11)

 

Konflik ini timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang kesemuanya positif (menyenangkan, menguntungkan) sehingga muncul kebimbangan untuk memilih satu diantaranya.

2) Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict)

Konflik ini timbul, jika dalam waktu sama timbul dua motif yang berlawanan mengenai satu objek, motif yang satu positif (menyenangkan, menguntungkan), dan yang lain negatif (merugikan, tidak menyenangkan). Karena itu ada kebimbangan, apakah akan mendekati atau menjauhi objek itu.

3) Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict)

Konflik ini terjadi apabila pada saat yang bersamaan, timbul dua motif yang negatif, dan muncul kebimbangan karena menjauhi motif yang satuberarti harus memenuhi motif lain yang juga negatif.

D. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Objek yang diteliti adalah konflik batin tokoh Dewi dalam novel Menari di Atas Awan karya Maria A. Sardjono tinjauan psikologi sastra. Sumber penelitian ini berupa sumber data primer dan sekunder. Sumber data primernya adalah novel

Menari di Atas Awan karya Maria A. Sardjono. Sumber data sekundernya

(12)

E. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisis struktural novel Menari di Atas Awan tema dalam novel ini adalah tentang percintaan dengan latar belakang keluarga yang berbeda. Alur yang digunakan alur maju. Tokoh yang dianalisis adalah Dewi, Tita, Totok, Rayhan, Didit, Ibu Susetyo, Neny, Fifi. Tokoh utamanya adalah Dewi, Rayhan, Ibu susetyo dan Didit. Latar tempat terhadap cerita ini adalah Jakarta yang meliputi Ancol, Institut Kesenian Jakarta dan Taman Ismail Marzuki. Sukabumi dan pelabuhan ratu, Solo, Bali, London (Inggris). Latar waktu terjadi sekitar tahun 2008-2009 di tandai dengan adanya krisis finansial global di Amerika dan masuknya facebook di Indonesia. Latar sosial dalam novel ini adalah kehidupan Dewi yang sederhana, Dewi yang merupakan anak pertama dan sebagai tulang punggung ibu dan kedua adiknya. Namun setelah Dewi mempunyai suami yang materinya berlimpah karena ia seorang pengusaha muda yang sukses, Dewi masih dengan kehidupan yang sederhana. Dewi justru merasa kangen dengan kehidupannya yang dulu karena dalam setiap keinginannya ia harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Karena kehidupannya yang sekarang Dewi merasa tidak ada hal yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, karena semuanya serba tersedia. Latar sosial yang lainnya adalah tentang perbedaan latar sosial keluarga Dewi dan Rayhan yang sangat berbeda jauh.

(13)

mendekat-9 

 

mendekat. Hasil analisis konflik batin tokoh utama dalam novel Menari di Atas

Awan karya Maria A. Sardjono adalah sebagai berikut.

1. Konflik Batin

a. Konflik Mendekat-Menjauh (Approach-Avoidance Conflict)

1) Konflik batin Dewi harus meninggalkan Rayhan meskipun ia masih sangat mencintanya, karena orang tua Rayhan.

2) Konflik batin Dewi yang semakin mencintai Rayhan setelah menyerahkan keprawananya, namun tetap harus meninggalkan Rayhan.

3) Konflik batin Dewi ketika mengetahui ia sedang hamil tanpa suami, Dewi memutuskan menikah di atas kertas dengan Didit. b. Konflik Menjauh-Menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict)

1) Konflik batin Dewi yang telah kehilangan keprawanannya dengan Rayhan.

2) Konflik batin Dewi yang merasa putus asa karena hamil tanpa status pernikahan dan ingin menggugurkan kandungannya.

3) Konflik batin Dewi saat mengetahui Rayhan telah pergi jauh meninggalkannya dan Dewi merasa Rayhan, laki-laki yang tidak bertanggungjawab.

4) Konflik batin Dewi yang selalu mendapat hinaan dari Ibu Susetyo yang merupakan mertuanya.

(14)

c. Konflik Mendekat-Mendekat (Approach-Aproach Conflict)

1) Dewi merasa perlu mengakhiri sandiwara pernikahannya dengan Didit kepada Rayhan, demi Fifi yang sedang kritis.

2) Dewi menangis bahagia karena Ibu Susetyo memberi jalan keluar tentang masalah yang dihadapi Dewi.

3) Dewi merasa menari di atas awan karena bisa kembali kepelukan Rayhan, laki-laki yang sangat dicintainya.

2. Implikasi Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Sastra

Novel Menari di Atas Awan sangat relevan untuk dijadiakan sebagai materi pembelajaran di SMA, khususnya pada kelas XI semester ganjil. Konflik batin tokoh utama dalam novel Menari di Atas Awan diharapkan dapat membentuk kepribadian peserta didik yang memiliki akhlak dan moral yang mantap sehingga tidak mudah terpengaruh dalam pergaulan bebas.

F. SIMPULAN

Hasil penenilian berdasarkan analisis struktural novel Menari di Atas

Awan yaitu tema tentang percintaan dengan latar keluarga yang berbeda. Alur

(15)

11 

 

kehidupan Dewi yang sederhana dan dua keluarga yang status sosialnya berbeda jauh.

Hasil penelitian berdasarkan konflik batin tokoh utama Dewi dalam novel

Menari di Atas Awan dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra,

ditemukan tiga konflik batin, yaitu (1) Konflik Mendekat-Menjauh; (2) Konflik Menjauh-Menjauh; (3) Konflik Mendekat-Mendekat. Implikasi dalam pembelajaran sastra dapat diterapkan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI.

G. DAFTAR PUSTAKA

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2010. Dimensi Sosial Keagamaan dalam Fiksi

Indonesia Modern. Solo: SmartMedia.

Irwanto, dkk. 1997. Psikologi Umum. Bandung: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor   University Press.

Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada  

Ratna, Kutha Nyoman. 2007. Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik.   Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sardjono, A. Maria. 2011. Menari di Atas Awan. Jakarta: Gramedia. Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta:   Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan dari tiga perlakuan kemasan dan suhu yang digunakan selama penyimpanan, terjadi peningkatan dan penurunan nilai slope yang terkecil pada

Berdasarkan hasil analisis R/C tersebut, komoditi wortel, bayam hijau, dan selada cos cukup menguntungkan untuk diusahakan karena nilai R/C atas biaya tunai dan R/C atas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembuatan Kepala Kepala Madrasah termasuk dalam kategori sangat baik

Penelitian ini bertujuan menentukan waktu inkubasi optimum untuk produksi GOD dari isolat lokal Aspergillus niger (IPBCC.08.610), menentukan aktivitas spesifik ekstrak

Uji secara simultan menunjukan bahwa secara simultan variabel independent (PDRB, jumlah penduduk, inflasi dan UMK) signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Propinsi

Berdasarkan data di atas dapat disusun diagram Pareto jenis cacat produk marinasi A sebelum proses pengemasan yang ditunjukkan pada Gambar 5 dengan menggunakan aturan

Saran pada kasus ini sebaiknya pengobatan untuk memperoleh hasil yang sempurna, fisioterapi hendaknya dapat membina kerjasama yang baik dengan pasien dan pihak

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku yang masing-masing.. mempunyai budaya dan bahasa