• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH (MAM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 6 MEDAN T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH (MAM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 6 MEDAN T.P 2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

S M A N E G E R I 6 M E D A N T . P 2 0 1 4 / 2 0 1 5

Oleh: Lolya Tobing

4113141046

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Lolya Tobing dilahirkan di Parbubu Tangga Kecamatan Tarutung, Kabupaten

Tapanuli Utara pada tanggal 24 Juni 1993. Ayah bernama Manongam P. Lumban

Tobing dan Ibu bernama Damaris Hutapea dan merupakan anak ketujuh dari tujuh

bersaudara. Pada Tahun 1999, penulis masuk SD Negeri 173106 Parbubu dan

lulus pada Tahun 2005. Tahun 2005 melanjutkan sekolah di SMP HKBP

Sipoholon dan lulus pada Tahun 2008. Tahun 2008 penulis melanjutkan sekolah

di SMA Negeri 1 Tarutung dan lulus pada Tahun 2011. Pada Tahun 2011 penulis

diterima di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kegiatan intrakurikuler di

Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti adalah Ikatan Keluarga Besar

Kristen Biologi (IKBKB) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan

(4)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala

rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kesehatan, kesabaran, kelancaran,

kemudahan dan bimbingan-Nya kepada pebulis sehingga penelitian dapat

diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share (TPS) dan Make a Match (MaM) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada

Materi Ekosistem di Kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2014/2015” yang disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh Bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini secara khusus penulis

mengucapkan terimakasih kepada: Ibu Dra. Erlintan Sinaga, M.Kes. selaku dosen

pembimbing skripsi dengan kebaikan hatinya meluangkan waktunya, sabar dalam

membimbing dan memberikan pengarahan serta nasehat, sehingga penulis mampu

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis

ucapkan kepada Bapak Ir. Herkules Abdullah, MS, Ibu Salwa Rezeqi, S.Pd, M.Pd

dan Ibu Selvia Dewi Pohan, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan, motivasi dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis

sampaikan kepada Ibu Dra. Martina A. Napitupulu, M.Sc selaku dosen

pembimbing akademik yang selalu memberi dukungan kepada penulis, Bapak dan

Ibu dosen serta pegawai di jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah

membantu penulis selama perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.Hj.Erlinda selaku kepala sekolah

SMA Negeri 6 Medan, Ibu Wahidah Ramadani S.Pd selaku guru biologi di SMA

Negeri 6 Medan dan kepada siswa-siswi kelas X-1 dan X-3 SMA Negeri 6 Medan

yang membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Ucapan terimakasih teristimewa kepada Ayah terkasih Manongam P.

Lumban Tobing dan Ibu tercinta Damaris Hutapea yang begitu mengasihi dan

(5)

membiayai perkuliahan penulis dengan tidak henti-hentinya memanjatkan doa

kepada Tuhan Yesus Kristus demi kesehatan, kemudahan, kelancaran dan

kesuksesan penulis. Serta kepada kakak-kakak saya Hanna tobing, Marini Tobing,

Lamtiar Tobing, Srimulyani Tobing dan kepada abang saya Horas tobing dan

Iman tobing, penulis mengucapkan terimakasih atas doa dan dukungan yang

begitu kuat yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan dan dalam

penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua

pihak yang telah membantu saya melakukan penelitian ini sehingga selesai tepat

waktu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari

segi isi, penulisan, maupun kualitasnya. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun untuk sempurnanya skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam

memperkaya ilmu pendidikan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

umumnya.

Medan, Juni 2015

Penulis

Lolya Tobing 4113141046

(6)

ii

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH (MaM) TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 6 MEDAN

T.P 2014/2015

LOLYA TOBING (4113141046) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang berbeda. Masing-masing berjumlah 37 orang sehingga total sampel 74 siswa. Pada kelas X-1 dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan pada kelas X-3 dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM). Untuk mengetahui hipotesis yang dirumuskan digunakan uji statistic t. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata pre tes kelas Think Pair Share (TPS) sebesar 45, 18 dan nilai rata-rata pre tes kelas Make a Match (MaM) sebesar 48,10. Sedangkan nilai pos tes yang di dapat pada kelas Think Pair Share (TPS) sebesar 83,67 dan nilai rata-rata pos tes pada kelas Make a Match (MaM) sebesar 76,21. Dengan demikian hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM). Uji hipotesis menunjukkan thitung pada dk = 72 dengan taraf α = 0,05 diperoleh 4,46 dan ttabel pada dk = 72 dan taraf α = 0,05 diperoleh 1,66. Oleh karena thitung > ttabel maka hipotesis Ha diterima yang artinya ada perbedaan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) terhadap hasil belajar siswa pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

(7)

DIFFERENCES COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) AND MAKE A MATCH (MaM) ON OUTCOMES OF

STUDENT LEARNING IN THE SUBJECT OF ECOSYSTEM IN CLASS X STATE HIGH

SCHOOL 6 MEDAN ACADEMIC YEAR 2014/2015

LOLYA TOBING (4113141046) ABSTRACT

This research aims to determine the differences cooperative learning model Think Pair Share (TPS) and Make a Match (MaM) on student learning outcomes in the subject of Ecosystem in class X state high school 6 Medan academic year 2014/2015. This type research is an experiment. Research conducted on two different classes. Each class have 37 students so that the total of sample is 74 students. On a class X-1 of learning models done with Think Pair Share (TPS) and the class X-3 is done by learning models with Make a Match (MaM). To determine which hypothesis is formulated by using a statistical t test. The result of this research was obtained that the average value of 45,18 obtained pre tes Think Pair Share (TPS) classes and the average value obtained 48,10 obtained pre tes Make a Match (MaM) classes. While post tes result show that the learning of student by using cooperative learning model Think Pair Share (TPS) on the subject matter of ecosystem obtained an average value of 83,67 and learning of student using cooperative model Make a Match (MaM) obtained the average value of 76,21. Thus the learning of student using cooperative learning model Think Pair Share (TPS) is better than a cooperative learning model Make a Match (MaM). Hypothesis testing suggest tcount on df= 74 with level α = 0,05 obtained of 4,46 and ttable on df = 74 with level α = 0,05 obtained of 1,66. So tcount > ttable, the hypothesis Ha was received which means there are significant differences cooperative learning model Think Pair Share (TPS) and Make a Match (MaM) on student learning outcomes in the subject of Ecosystem in class X state high school 6 Medan academic year 2014/2015.

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Abstrak ii

Riwayat Hidup iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Rumusan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 8

2.1.3. Model Pembelajaran Komperatif 8

2.1.3.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share 10 2.1.3.2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match 11

2.2. Pengertian Ekosistem 12

2.3. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem 13

2.4. Komponen Penyusun Ekosistem 13

2.5. Interaksi dalam Ekosistem 14

2.6. Dinamika Ekosistem 16

2.7. Tipe-Tipe Ekosistem 22

2.8. Suksesi 24

2.9. Kerangka Konseptual 26

2.10. Rumusan Hipotesis 27

2.10.1. Hipotesis Penelitian 27

2.10.2. Hipotesis Statistik 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

3.1.1. Lokasi Penelitian 29

(9)

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29

3.2.1. Populasi 29

3.2.2. Sampel Penelitian 29

3.3. Variabel Penelitian 29

3.4. Rancangan Penelitian 30

3.5. Prosedur Penelitian 30

3.6. Instrumen Penelitian 33

3.6.1. Tes 33

3.7. Uji Coba Instrumen 34

3.7.1. Validitas Tes 34

3.7.2. Uji Reliabilitas Tes 34

3.7.3. Uji Tingkat Kesukaran Tes 35

3.7.4. Uji Daya Beda Soal 36

3.8. Teknik Analisis Data 37

3.8.1. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar 37

3.8.1.1. Uji Normalitas 37

3.8.1.2. Uji Homogenitas 38

3.8.1.3. Uji Hipotesis 38

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian 39

4.1.1. Uji Coba Instrumen 39

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 39

4.2. Persyaratan Uji Analisis Data 42

4.2.1. Uji Normalitas 42

4.2.2. Uji Homogenitas 43

4.2.3. Uji Hipotesis 43

4.3. Pembahasan 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 48

5.2. Saran 48

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 9

Tabel 2.2. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share 10

Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Pembelajaran Think Pair Share 11

Tabel 2.4. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Pembelajaran Make a Match 12

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 30

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Test 33

Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 35

Tabel 3.4. Indeks Kesukaran 36

Tabel 3.5. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 37

Tabel 4.1. Deskripsi Perbandingan Nilai Pretes Siswa 40

Tabel 4.2. Deskripsi Perbandingan Nilai Postes Siswa 41

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Kelas Think Pair Share (TPS) 42

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Kelas Make a Matech (MaM) 42

Tabel 4.5. Hasil Uji homogenitas Data 43

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Contoh Predasi 14

Gambar 2.2. Contoh Kompetisi 15

Gambar 2.3. Rantai Makanan 17

Gambar 2.4. Jaring-Jaring Makanan 18

Gambar 2.5. Daur Karbon 20

Gambar 2.6. Daur Fosfor 21

Gambar 2.7. Daur Nitrogen 22

Gambar 2.8. Proses Suksesi 24

Gambar 2.9. Skema Kerangka Konseptual Penelitian 27

Gambar 3.1. Prosedur Kerja Penelitian 32

Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Pretes TPS dan MaM 40

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Kegiatan Pembelajaran 52

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS dan MaM 54

Lampiran 3. Lembar Soal 76

Lampiran 4. Kunci Jawaban 82

Lampiran 5. Lembar Jawaban 83

Lampiran 6. Lembar Kerja siswa Pertemuan I dan II 84

Lampiran 8. Kartu Make a Match Pertemuan I dan II 98

Lampiran 9. Perhitungan Validitas Soal 106

Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Soal 109

Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Soal 111

Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 113

Lampiran 13. Data Hasil Penelitian 115

Lampiran 14. Perhitungan Uji Normalitas 118

Lampiran 15. Perhitungan Uji Homogenitas 130

Lampiran 16. Perhitungan Uji Hipotesis 133

Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian 136

Lampiran 18. Tabel r Product Moment 142

Lampiran 19. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 143

Lampiran 20. Tabel Wilayah luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 144

Lampiran 21. Nilai Distribusi F 145

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sejak adanya manusia di muka bumi ini dengan peradabannya maka sejak itu

pula pada hakikatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Berbeda dengan

masa sekarang, di mana pendidikan dan pengajaran itu diselenggarakan di sekolah

maka pada masa lampau kegiatan dilaksanakan di dalam kelompok-kelompok

masyarakat, yang dewasa ini kita sebut dengan istilah pendidikan informal.

Pengajaran adalah suatu system, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari

komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang

lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang

telah ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen tersebut meliputi, tujuan pendidikan

dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan khususnya guru,

perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi atau

pengembangan model-model pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi

pengajaran (Hamalik, 2010).

Pengembangan model-model pembelajaran merupakan suatu keniscayaan

yang harus dipersiapkan dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru

merupakan ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah yang terlibat

langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kualitas

kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan

pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Tugas guru bukan

semata-mata mengajar, tetapi lebih kepada membelajarkan siswa (Rusman, 2012).

Selain itu. Metode juga mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan

ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan.

Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang

tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode

(14)

2

Penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar, jarang ditemukan

guru mrnggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam

metode. Penggunaan metode yang beragam dimaksudkan untuk menggairahkan

belajar anak didik. Dengan bergairahnya belajar, anak didik tidak sukar untuk

mencapai tujuan pengajaran. Karena bukan guru yang memaksakan anak didik untuk

mencapai tujuan, tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan

(Djamarah, 2013).

Pengalaman peneliti ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan

Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 1 Balige pada tahun 2014 menemukan bahwa

sebagian guru sudah melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Sebagian para

guru sudah mulai mengajak para siswa untuk belajar secara berkelompok, supaya

lebih mudah untuk saling bertukar pikiran. Dengan bekerja secara kelompok

diharapkan para siswa mampu percaya diri untuk mempertanggungjawabkan hasil

diskusi di depan kelas lewat presentasi setiap kelompok. Namun dengan gaya

berkelompok yang tidak bervariasi kadang siswa menjadi bosan. Dan dari

pengamatan peneliti, metode yang digunakan para guru disekolah tersebut belum

dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan.

Berdasarkan wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 6 Medan bahwa

pembelajaran biologi sudah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi,

namun belum berjalan secara optimal. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi

guru di kelas, antara lain: (1) hasil belajar siswa masih rendah, yaitu hanya berkisar

pada rata-rata 67, masih sedikit siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan guru biologi di SMA Negeri 6 Medan yaitu 70, (2)

siswa masih kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan

mengajukan idea atau pendapat, (3) partisipasi siswa masih rendah, hal ini terlihat

saat mengikuti proses belajar mengajar tidak semua siswa serius untuk mengikuti

pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu digunakan model pembelajaran

yang lain, yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar

dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana peneliti mengenalkan model

(15)

model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan jenis

metode pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Think Pair Share (TPS) menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil (2-6 orang) dan memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit

untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan akan saling

membantu secara berpasangan lalu akan berbagi ke seluruh siswa yang ada di dalam

kelas melalui presentasi (Trianto, 2010). Sedangkan model pembelajaran kooperatif

tipe Make a Match (MaM) merupakan tipe pembelajaran yang memberikan satu kartu

soal atau jawaban kepada setiap siswa, lalu siswa mencari pasangan dari setiap kartu

soal atau jawaban yang dipegangnya. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar

setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya (Istarani, 2011).

Dengan menggunakan kedua model pembelajaran kooperatif ini diharapkan

materi yang akan digunakan dalam penelitian di kelas X yaitu materi ekosistem dapat

dipamahami siswa dengan baik karena dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Make a Match (MaM), siswa akan diberi

waktu yang lebih banyak untuk berfikir dan merespon sehingga dapat meningkatkan

partisipasi siswa serta memperkecil peluang siswa untuk pasif dalam pelejaran. Selain

itu suasana belajar akan lebih menyenangkan, materi ekosistem akan lebih menarik

perhatian siswa.

Adapun penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Rusmaryanti

(2013), penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata hasil belajar siklus I mencapai

76,4 dan siklus II mencapai 77,1. Sedangkan penelitian mengenai model

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) yang dilakukan oleh

Wahyuningsih dan Djumadi (2013), menyatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match (TPS) berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa

dengan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 73,94 dan siklus II mencapai

(16)

4

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dilakukan penelitian dengan

judul Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Make a Match (MaM) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem di Kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, sehingga dapat diidentifikasikan

masalah yaitu:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif di sekolah masih rendah

2. Guru masih merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif

di kelas.

3. Hasil belajar siswa terutama pada pelajaran Biologi masih rendah

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka

penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dibatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Think-Pair-Share (TPS) dan Make a Match (MaM).

2. Penelitian diterapkan pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan

Tahun Pelajaran 2014/2015.

(17)

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan model

kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada materi Ekosistem di kelas X SMA

Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 ?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan model

kooperatif tipe Make a Match (MaM) pada materi Ekosistem di kelas X SMA

Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 ?

3. Bagaimanakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif

tipe Make a Match (MaM) pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6

Medan Tahun Pelajaran 2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada materi

Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Mengetahui hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan model kooperatif tipe Make a Match (MaM) pada materi

Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif

tipe Make a Match (MaM) pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6

Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru biologi dalam memilih dan menggunakan

(18)

6

2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa untuk mempersipakan diri menjadi guru

yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Hasil penelitian ini akan memberi masukan berharga bagi sekolah (institusi)

tempat berlangsungnya penelitian dalam rangka peningkatan kualitas

pembelajaran biologi SMA.

4. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa tentang cara berdiskusi

dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Make a Match

(MaM) sehingga dapat dimanfaatkan siswa untuk menggali dan mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan belajar untuk topik lain melalui informasi dengan

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pembelajaran

2014/2015 pada materi ekosistem dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) tergolong kategori

tinggi dengan nilai rata-rata 83,67.

2. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pembelajaran

2014/2015 pada materi ekosistem dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) tergolong kategori

cukup dengan nilai rata-rata 76,21.

3. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan tipe Make a

Match (MaM) pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 6

Tahun Pembelajaran 2014/2015.

5.2. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka beberapa hal yang dapat disarankan peneliti

adalah:

1. Kepada guru biologi agar berkenan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) atau Make a Match (MaM) untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekosistem.

2. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru biologi diharapkan untuk dapat

menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam

meningkatkan kreativitas, daya ingat, minat belajar serta hasil belajar

(20)

49

3. Kepada kepala sekolah agar turut mendukung pembelajaran bermakna dan

menyediakan fasilitas yang mendukung terlaksananya proses belajar

mengajar.

4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan

penambahan wawasan bagi siswa SMA Negeri 6 Medan tentang cara

belajar kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Make a Match (MaM)

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2011), Prosedur Metodologi Penelitian , Bumi Aksara, Jakarta.

Aryulina, Diah., Muslim, Choirul., dan Winarni, Endang., (2007), Biologi SMA dan MA untuk Kelas X, Esis, Jakarta.

Boleng, D.T., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script dan Think Pair Share terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Sikap Sosial, dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Multietnis, Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 2(2); 76-84.

Djamarah, S.B., Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Laila, S,. (2007), Biologi, Yudisthira, Jakarta.

Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.

Pratiwi, D.A., Maryeti, S., Srikini., Suharno., Bambang., (2007), Biologi SMA, Erlangga, Jakarta.

Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Rusmaryanti, D., (2013), Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) pada Siswa Kelas VIII Mts Al Huda 2 Jenawi Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan, Vol.2 (3); 284-308.

(22)

51

Sari, E.N., Wahyuni, D., Parihatin, J., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) dengan Media Berbasis Website Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi (Siswa Kelas XC di SMAN 2 Tanggul-Jember Tahun Pelajarn 2012/2013), Pancaran, Vol.3(3);113-122.

Septiana, N., dan Handoyo, B., (2006), Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol.2 (1); 47-50.

Surayya, L., Subagia, W., dan Tika, I.N., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.4.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suryati, Tati S.S, (2006), Biologi SMA Kelas X, Quadra, Bandung.

Syamsuri, I, Suwono, H., Ibrahim., Sulistijono., Sumberartha, I., dan Rahayu, S., (2007), Biologi untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Trianto, (2010), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian terdapat empat kelebihan dari pengering semprot dibandingkan dengan jenis alat pengering lainnya, yaitu: (1) produk akan menjadi kering tanpa bersentuhan

Individu yang cemas ketika akan mengikuti ujian masuk dalam perguruan tinggi negeri dapat menyebabkan individu menjadi kurang konsentrasi dalam belajar, sangat tegang, gugup,

Tidak mengherankan bila hasil penelitian ini memberi inspirasi pada berbagai penerbit untuk menyertakan lebih banyak soal pemecahan masalah dalam buku ajar di tahun 90-an

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode berpikir reflektif yang dilakukan guru dan untuk mengetahui

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

NGKAP KANAN.. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Coba Tutupan Ijuk dan Karung Goni pada Pengoperasian Bubu Tambun di Perairan Kepulauan Seribu” adalah

ANALISIS PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN PROVINSI JAWA TENGAH.. SEJAK MASA

Pengantar tugas akhir ini berjudul Perancangan Visual Branding Grup Band “Holy Spirit”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah merancang promosi “Holy Spirit” agar lebih di