S M A N E G E R I 6 M E D A N T . P 2 0 1 4 / 2 0 1 5
Oleh: Lolya Tobing
4113141046
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Lolya Tobing dilahirkan di Parbubu Tangga Kecamatan Tarutung, Kabupaten
Tapanuli Utara pada tanggal 24 Juni 1993. Ayah bernama Manongam P. Lumban
Tobing dan Ibu bernama Damaris Hutapea dan merupakan anak ketujuh dari tujuh
bersaudara. Pada Tahun 1999, penulis masuk SD Negeri 173106 Parbubu dan
lulus pada Tahun 2005. Tahun 2005 melanjutkan sekolah di SMP HKBP
Sipoholon dan lulus pada Tahun 2008. Tahun 2008 penulis melanjutkan sekolah
di SMA Negeri 1 Tarutung dan lulus pada Tahun 2011. Pada Tahun 2011 penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Kegiatan intrakurikuler di
Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti adalah Ikatan Keluarga Besar
Kristen Biologi (IKBKB) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kesehatan, kesabaran, kelancaran,
kemudahan dan bimbingan-Nya kepada pebulis sehingga penelitian dapat
diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) dan Make a Match (MaM) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Ekosistem di Kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P 2014/2015” yang disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh Bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini secara khusus penulis
mengucapkan terimakasih kepada: Ibu Dra. Erlintan Sinaga, M.Kes. selaku dosen
pembimbing skripsi dengan kebaikan hatinya meluangkan waktunya, sabar dalam
membimbing dan memberikan pengarahan serta nasehat, sehingga penulis mampu
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis
ucapkan kepada Bapak Ir. Herkules Abdullah, MS, Ibu Salwa Rezeqi, S.Pd, M.Pd
dan Ibu Selvia Dewi Pohan, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan, motivasi dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Ibu Dra. Martina A. Napitupulu, M.Sc selaku dosen
pembimbing akademik yang selalu memberi dukungan kepada penulis, Bapak dan
Ibu dosen serta pegawai di jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah
membantu penulis selama perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.Hj.Erlinda selaku kepala sekolah
SMA Negeri 6 Medan, Ibu Wahidah Ramadani S.Pd selaku guru biologi di SMA
Negeri 6 Medan dan kepada siswa-siswi kelas X-1 dan X-3 SMA Negeri 6 Medan
yang membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.
Ucapan terimakasih teristimewa kepada Ayah terkasih Manongam P.
Lumban Tobing dan Ibu tercinta Damaris Hutapea yang begitu mengasihi dan
membiayai perkuliahan penulis dengan tidak henti-hentinya memanjatkan doa
kepada Tuhan Yesus Kristus demi kesehatan, kemudahan, kelancaran dan
kesuksesan penulis. Serta kepada kakak-kakak saya Hanna tobing, Marini Tobing,
Lamtiar Tobing, Srimulyani Tobing dan kepada abang saya Horas tobing dan
Iman tobing, penulis mengucapkan terimakasih atas doa dan dukungan yang
begitu kuat yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan dan dalam
penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu saya melakukan penelitian ini sehingga selesai tepat
waktu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari
segi isi, penulisan, maupun kualitasnya. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
umumnya.
Medan, Juni 2015
Penulis
Lolya Tobing 4113141046
ii
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN MAKE A MATCH (MaM) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI KELAS X SMA NEGERI 6 MEDAN
T.P 2014/2015
LOLYA TOBING (4113141046) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang berbeda. Masing-masing berjumlah 37 orang sehingga total sampel 74 siswa. Pada kelas X-1 dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan pada kelas X-3 dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM). Untuk mengetahui hipotesis yang dirumuskan digunakan uji statistic t. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata pre tes kelas Think Pair Share (TPS) sebesar 45, 18 dan nilai rata-rata pre tes kelas Make a Match (MaM) sebesar 48,10. Sedangkan nilai pos tes yang di dapat pada kelas Think Pair Share (TPS) sebesar 83,67 dan nilai rata-rata pos tes pada kelas Make a Match (MaM) sebesar 76,21. Dengan demikian hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM). Uji hipotesis menunjukkan thitung pada dk = 72 dengan taraf α = 0,05 diperoleh 4,46 dan ttabel pada dk = 72 dan taraf α = 0,05 diperoleh 1,66. Oleh karena thitung > ttabel maka hipotesis Ha diterima yang artinya ada perbedaan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) terhadap hasil belajar siswa pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.
DIFFERENCES COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) AND MAKE A MATCH (MaM) ON OUTCOMES OF
STUDENT LEARNING IN THE SUBJECT OF ECOSYSTEM IN CLASS X STATE HIGH
SCHOOL 6 MEDAN ACADEMIC YEAR 2014/2015
LOLYA TOBING (4113141046) ABSTRACT
This research aims to determine the differences cooperative learning model Think Pair Share (TPS) and Make a Match (MaM) on student learning outcomes in the subject of Ecosystem in class X state high school 6 Medan academic year 2014/2015. This type research is an experiment. Research conducted on two different classes. Each class have 37 students so that the total of sample is 74 students. On a class X-1 of learning models done with Think Pair Share (TPS) and the class X-3 is done by learning models with Make a Match (MaM). To determine which hypothesis is formulated by using a statistical t test. The result of this research was obtained that the average value of 45,18 obtained pre tes Think Pair Share (TPS) classes and the average value obtained 48,10 obtained pre tes Make a Match (MaM) classes. While post tes result show that the learning of student by using cooperative learning model Think Pair Share (TPS) on the subject matter of ecosystem obtained an average value of 83,67 and learning of student using cooperative model Make a Match (MaM) obtained the average value of 76,21. Thus the learning of student using cooperative learning model Think Pair Share (TPS) is better than a cooperative learning model Make a Match (MaM). Hypothesis testing suggest tcount on df= 74 with level α = 0,05 obtained of 4,46 and ttable on df = 74 with level α = 0,05 obtained of 1,66. So tcount > ttable, the hypothesis Ha was received which means there are significant differences cooperative learning model Think Pair Share (TPS) and Make a Match (MaM) on student learning outcomes in the subject of Ecosystem in class X state high school 6 Medan academic year 2014/2015.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Abstrak ii
Riwayat Hidup iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Rumusan Masalah 4
1.5 Tujuan Penelitian 5
1.6 Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Belajar 7
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 8
2.1.3. Model Pembelajaran Komperatif 8
2.1.3.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share 10 2.1.3.2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match 11
2.2. Pengertian Ekosistem 12
2.3. Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem 13
2.4. Komponen Penyusun Ekosistem 13
2.5. Interaksi dalam Ekosistem 14
2.6. Dinamika Ekosistem 16
2.7. Tipe-Tipe Ekosistem 22
2.8. Suksesi 24
2.9. Kerangka Konseptual 26
2.10. Rumusan Hipotesis 27
2.10.1. Hipotesis Penelitian 27
2.10.2. Hipotesis Statistik 28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29
3.1.1. Lokasi Penelitian 29
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29
3.2.1. Populasi 29
3.2.2. Sampel Penelitian 29
3.3. Variabel Penelitian 29
3.4. Rancangan Penelitian 30
3.5. Prosedur Penelitian 30
3.6. Instrumen Penelitian 33
3.6.1. Tes 33
3.7. Uji Coba Instrumen 34
3.7.1. Validitas Tes 34
3.7.2. Uji Reliabilitas Tes 34
3.7.3. Uji Tingkat Kesukaran Tes 35
3.7.4. Uji Daya Beda Soal 36
3.8. Teknik Analisis Data 37
3.8.1. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar 37
3.8.1.1. Uji Normalitas 37
3.8.1.2. Uji Homogenitas 38
3.8.1.3. Uji Hipotesis 38
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian 39
4.1.1. Uji Coba Instrumen 39
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 39
4.2. Persyaratan Uji Analisis Data 42
4.2.1. Uji Normalitas 42
4.2.2. Uji Homogenitas 43
4.2.3. Uji Hipotesis 43
4.3. Pembahasan 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 48
5.2. Saran 48
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 9
Tabel 2.2. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share 10
Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Pembelajaran Think Pair Share 11
Tabel 2.4. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Pembelajaran Make a Match 12
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 30
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Test 33
Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 35
Tabel 3.4. Indeks Kesukaran 36
Tabel 3.5. Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal 37
Tabel 4.1. Deskripsi Perbandingan Nilai Pretes Siswa 40
Tabel 4.2. Deskripsi Perbandingan Nilai Postes Siswa 41
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Kelas Think Pair Share (TPS) 42
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Kelas Make a Matech (MaM) 42
Tabel 4.5. Hasil Uji homogenitas Data 43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Contoh Predasi 14
Gambar 2.2. Contoh Kompetisi 15
Gambar 2.3. Rantai Makanan 17
Gambar 2.4. Jaring-Jaring Makanan 18
Gambar 2.5. Daur Karbon 20
Gambar 2.6. Daur Fosfor 21
Gambar 2.7. Daur Nitrogen 22
Gambar 2.8. Proses Suksesi 24
Gambar 2.9. Skema Kerangka Konseptual Penelitian 27
Gambar 3.1. Prosedur Kerja Penelitian 32
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Pretes TPS dan MaM 40
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Kegiatan Pembelajaran 52
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TPS dan MaM 54
Lampiran 3. Lembar Soal 76
Lampiran 4. Kunci Jawaban 82
Lampiran 5. Lembar Jawaban 83
Lampiran 6. Lembar Kerja siswa Pertemuan I dan II 84
Lampiran 8. Kartu Make a Match Pertemuan I dan II 98
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Soal 106
Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Soal 109
Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Soal 111
Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 113
Lampiran 13. Data Hasil Penelitian 115
Lampiran 14. Perhitungan Uji Normalitas 118
Lampiran 15. Perhitungan Uji Homogenitas 130
Lampiran 16. Perhitungan Uji Hipotesis 133
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian 136
Lampiran 18. Tabel r Product Moment 142
Lampiran 19. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 143
Lampiran 20. Tabel Wilayah luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 144
Lampiran 21. Nilai Distribusi F 145
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Sejak adanya manusia di muka bumi ini dengan peradabannya maka sejak itu
pula pada hakikatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Berbeda dengan
masa sekarang, di mana pendidikan dan pengajaran itu diselenggarakan di sekolah
maka pada masa lampau kegiatan dilaksanakan di dalam kelompok-kelompok
masyarakat, yang dewasa ini kita sebut dengan istilah pendidikan informal.
Pengajaran adalah suatu system, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari
komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen tersebut meliputi, tujuan pendidikan
dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan khususnya guru,
perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi atau
pengembangan model-model pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi
pengajaran (Hamalik, 2010).
Pengembangan model-model pembelajaran merupakan suatu keniscayaan
yang harus dipersiapkan dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru
merupakan ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah yang terlibat
langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kualitas
kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Tugas guru bukan
semata-mata mengajar, tetapi lebih kepada membelajarkan siswa (Rusman, 2012).
Selain itu. Metode juga mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan
ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan.
Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang
tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode
2
Penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar, jarang ditemukan
guru mrnggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam
metode. Penggunaan metode yang beragam dimaksudkan untuk menggairahkan
belajar anak didik. Dengan bergairahnya belajar, anak didik tidak sukar untuk
mencapai tujuan pengajaran. Karena bukan guru yang memaksakan anak didik untuk
mencapai tujuan, tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan
(Djamarah, 2013).
Pengalaman peneliti ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan
Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 1 Balige pada tahun 2014 menemukan bahwa
sebagian guru sudah melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Sebagian para
guru sudah mulai mengajak para siswa untuk belajar secara berkelompok, supaya
lebih mudah untuk saling bertukar pikiran. Dengan bekerja secara kelompok
diharapkan para siswa mampu percaya diri untuk mempertanggungjawabkan hasil
diskusi di depan kelas lewat presentasi setiap kelompok. Namun dengan gaya
berkelompok yang tidak bervariasi kadang siswa menjadi bosan. Dan dari
pengamatan peneliti, metode yang digunakan para guru disekolah tersebut belum
dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan.
Berdasarkan wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 6 Medan bahwa
pembelajaran biologi sudah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi,
namun belum berjalan secara optimal. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi
guru di kelas, antara lain: (1) hasil belajar siswa masih rendah, yaitu hanya berkisar
pada rata-rata 67, masih sedikit siswa yang berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan guru biologi di SMA Negeri 6 Medan yaitu 70, (2)
siswa masih kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan
mengajukan idea atau pendapat, (3) partisipasi siswa masih rendah, hal ini terlihat
saat mengikuti proses belajar mengajar tidak semua siswa serius untuk mengikuti
pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu digunakan model pembelajaran
yang lain, yang lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana peneliti mengenalkan model
model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan jenis
metode pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Think Pair Share (TPS) menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil (2-6 orang) dan memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit
untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan akan saling
membantu secara berpasangan lalu akan berbagi ke seluruh siswa yang ada di dalam
kelas melalui presentasi (Trianto, 2010). Sedangkan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match (MaM) merupakan tipe pembelajaran yang memberikan satu kartu
soal atau jawaban kepada setiap siswa, lalu siswa mencari pasangan dari setiap kartu
soal atau jawaban yang dipegangnya. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar
setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya (Istarani, 2011).
Dengan menggunakan kedua model pembelajaran kooperatif ini diharapkan
materi yang akan digunakan dalam penelitian di kelas X yaitu materi ekosistem dapat
dipamahami siswa dengan baik karena dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Make a Match (MaM), siswa akan diberi
waktu yang lebih banyak untuk berfikir dan merespon sehingga dapat meningkatkan
partisipasi siswa serta memperkecil peluang siswa untuk pasif dalam pelejaran. Selain
itu suasana belajar akan lebih menyenangkan, materi ekosistem akan lebih menarik
perhatian siswa.
Adapun penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Rusmaryanti
(2013), penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata hasil belajar siklus I mencapai
76,4 dan siklus II mencapai 77,1. Sedangkan penelitian mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) yang dilakukan oleh
Wahyuningsih dan Djumadi (2013), menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match (TPS) berpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa
dengan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 73,94 dan siklus II mencapai
4
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dilakukan penelitian dengan
judul “Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Make a Match (MaM) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem di Kelas X SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015”
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, sehingga dapat diidentifikasikan
masalah yaitu:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif di sekolah masih rendah
2. Guru masih merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif
di kelas.
3. Hasil belajar siswa terutama pada pelajaran Biologi masih rendah
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa, maka
penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dibatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share (TPS) dan Make a Match (MaM).
2. Penelitian diterapkan pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan
Tahun Pelajaran 2014/2015.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan model
kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada materi Ekosistem di kelas X SMA
Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan model
kooperatif tipe Make a Match (MaM) pada materi Ekosistem di kelas X SMA
Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
3. Bagaimanakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match (MaM) pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6
Medan Tahun Pelajaran 2014/2015?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada materi
Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Mengetahui hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan model kooperatif tipe Make a Match (MaM) pada materi
Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match (MaM) pada materi Ekosistem di kelas X SMA Negeri 6
Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru biologi dalam memilih dan menggunakan
6
2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa untuk mempersipakan diri menjadi guru
yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Hasil penelitian ini akan memberi masukan berharga bagi sekolah (institusi)
tempat berlangsungnya penelitian dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran biologi SMA.
4. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa tentang cara berdiskusi
dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Make a Match
(MaM) sehingga dapat dimanfaatkan siswa untuk menggali dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan belajar untuk topik lain melalui informasi dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pembelajaran
2014/2015 pada materi ekosistem dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) tergolong kategori
tinggi dengan nilai rata-rata 83,67.
2. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan Tahun Pembelajaran
2014/2015 pada materi ekosistem dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MaM) tergolong kategori
cukup dengan nilai rata-rata 76,21.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan tipe Make a
Match (MaM) pada materi pokok ekosistem di kelas X SMA Negeri 6
Tahun Pembelajaran 2014/2015.
5.2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka beberapa hal yang dapat disarankan peneliti
adalah:
1. Kepada guru biologi agar berkenan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) atau Make a Match (MaM) untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekosistem.
2. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru biologi diharapkan untuk dapat
menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam
meningkatkan kreativitas, daya ingat, minat belajar serta hasil belajar
49
3. Kepada kepala sekolah agar turut mendukung pembelajaran bermakna dan
menyediakan fasilitas yang mendukung terlaksananya proses belajar
mengajar.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan
penambahan wawasan bagi siswa SMA Negeri 6 Medan tentang cara
belajar kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan Make a Match (MaM)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2011), Prosedur Metodologi Penelitian , Bumi Aksara, Jakarta.
Aryulina, Diah., Muslim, Choirul., dan Winarni, Endang., (2007), Biologi SMA dan MA untuk Kelas X, Esis, Jakarta.
Boleng, D.T., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script dan Think Pair Share terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Sikap Sosial, dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa SMA Multietnis, Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 2(2); 76-84.
Djamarah, S.B., Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Laila, S,. (2007), Biologi, Yudisthira, Jakarta.
Lie, A., (2010), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.
Pratiwi, D.A., Maryeti, S., Srikini., Suharno., Bambang., (2007), Biologi SMA, Erlangga, Jakarta.
Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Rusmaryanti, D., (2013), Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) pada Siswa Kelas VIII Mts Al Huda 2 Jenawi Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan, Vol.2 (3); 284-308.
51
Sari, E.N., Wahyuni, D., Parihatin, J., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) dengan Media Berbasis Website Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi (Siswa Kelas XC di SMAN 2 Tanggul-Jember Tahun Pelajarn 2012/2013), Pancaran, Vol.3(3);113-122.
Septiana, N., dan Handoyo, B., (2006), Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol.2 (1); 47-50.
Surayya, L., Subagia, W., dan Tika, I.N., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.4.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suryati, Tati S.S, (2006), Biologi SMA Kelas X, Quadra, Bandung.
Syamsuri, I, Suwono, H., Ibrahim., Sulistijono., Sumberartha, I., dan Rahayu, S., (2007), Biologi untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Trianto, (2010), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.