NOMOR 109 TAHUN 2021
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
YANG BERLAKU PADA PUSAT PELAPORAN DAN
ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang bahwa
untuk
melaksanakanketentuan
Pasal.4 ayat (3), Pasal8 ayat
(3),Pasal
10ayat
(2),dan Pasal 12 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan
NegaraBukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentangJenis
danTarif
atasJenis
Penerimaan NegaraBukan Pajak yang Berlaku pada h.rsat Pelaporan dan
AnalisisTransaksi
Keuangan;Mengingat
1.
Pasal5 ayat
(2) Undang-UndangDasar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945;2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2OLB
tentangPenerimaan Negara Bukan Pajak (l,embaran
NegaraRepublik Indonesia Tahun 2Ol8 Nomor 147,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 62a51;3.
Peraturan Pemerintah Nomor 69Tahun
2O2O tentang TataCara Penetapan Tarif atas Jenis Penerimaan
NegaraBukan
Pajak(lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor268, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 658a);PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Menetapkan
MEMUTUSKAN
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
JENIS DAN
TARIF ATASJENIS
PENERIMAAN NEGARABUKAN
PAJAK YANGBERLAKU PADA PUSAT PELAPORAN DAN
ANALISISTRANSAKSI KEUANGAN.
Pasal 1
(1) Jenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajakyang berlaku
pada Pusat Pelaporan dan AnalisisTransaksi
Keuanganmeliputi
penerimaan dari:a. penyelenggaraan program pelatihan di bidang
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
pencucian uang dan tindak pidana
pendanaan terorismeuntuk tingkat lanjutan
bagipihak
pelapor;b. penggunaan sarana dan prasarana sesuai tugas
danfungsi;
danc. denda administratif atas pelanggaran
kewajibanpelaporan ke Pusat
Pelaporandan Analisis
Transaksi Keuangan olehpihak
pelapor.(2) Jenis dan tarif
atasjenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tercantum
dalamLampiran yang merupakan
bagianyang tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintahini.
Pasal 2
(1)
Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berasaldari
penyelenggaraanprogram pelatihan di
bidang pencegahandan
pemberantasantindak pidana
pencucian uang dantindak
pidana pendanaan terorismeuntuk tingkat lanjutan
bagipihak
pelapor sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 1ayat
(1)huruf a,
selaintercantum dalam
Lampiranyang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini,
dapatdilaksanakan
berdasarkankontrak kerja
sama.(2) Tarif
(2)
Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1) sebesarnilai nominal
yangtercantum
dalamkontrak kerja
sama.Pasal 3
(1)
Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
huruf
atidak termasuk
biaya akomodasi,konsumsi, dan
transportasi.(2)
Biaya akomodasi, konsumsi, dantransportasi
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) dibebankan kepadawajib
bayar.Pasal 4
(1)
Dengan pertimbangantertentu, tarif
atasjenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak sebagaimanadimaksud
dalam pasal 1ayat (1) dapat ditetapkan sampai dengan Rp0,O0
(nolrupiah) atau
O,OOYI (nol persen).(2) Ketentuan
mengenaibesaran, persyaratan, dan tata
cara pengenaantarif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur
denganPeraturan
Pusat Pelaporandan Analisis
Transaksi Keuangan.(3) Besaran, persyaratan, dan tata cara pengenaan tarif
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (2lrharus terlebihdahulu
mendapatpersetujuan
Menteri Keuangan.Pasal 5
Seluruh
Penerimaan NegaraBukan
Pajakyang berlaku
pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan wajib disetor ke kas negara.Pasal 6
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah
60 (enampuluh) hari terhitung
sejak tanggaldiundangkan.
Agar
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara
RepublikIndonesia.
Ditetapkan
diJakarta
pada tanggal 25 Oktober
2a2l
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
Diundangkan
di Jakarta
pada tanggal 25 Oktober 2O2L
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA
H.
LAOLYLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
2O2I
NOMOR 243Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
BLIK INDONESIA
-undangan dan
trasi Hukum,
ttd
ttd
tn) 5c
*
S
vanna
DjamanPENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 109 TAHUN 2021
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
YANG BERLAKU PADA PUSAT PELAPORAN DAN
ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
I.
UMUMUntuk mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak
guna menunjang pelaksanaan pencegahandan
pemberantasantindak
pidanapencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme
danpembangunan nasional,
Penerimaan NegaraBukan Pajak pada
Pusat Pelaporandan Analisis Transaksi
Keuangan sebagaisalah satu
sumber penerimaan negaraperlu
dikeloladan dimanfaatkan untuk
peningkatanpelayanan kepada masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut
danuntuk memenuhi ketentuan
Pasal4 ayat
(3), Pasal8 ayat
(3), Pasal 10ayat
(21,dan Pasal 12 ayat
(2) Undang-UndangNomor 9 Tahun
2018tentang
Penerimaan NegaraBukan Pajak, perlu
menetapkanjenis
dantarif
atasjenis
Penerimaan NegaraBukan
Pajak yangberlaku
pada PusatPelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dengan
Peraturan Pemerintah.II.PASAL...
II.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1Ayat (1)
Huruf
aYang dimaksud dengan "program pelatihan di bidang
pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana
pencucianuang dan tindak pidana pendanaan terorisme tingkat lanjutan
bagipihak
pelapor" adalah program pelatihan yangdiperuntukan bagi pihak pelapor yang telah mengikuti
program pelatihan di bidang pencegahan
danpemberantasan tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme tingkat dasar, atau
yangdinyatakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme sebagaitingkat lanjutan.
Huruf
bCukup jelas.
Huruf
cYang
dimaksud
dengan"pihak
pelapor" adalahpihak
pelaporyang belum memiliki
lembaga pengawasdan pengatur
atauterhadap pihak pelapor yang pengawasannya
telahdiserahkan oleh
lembaga pengawasdan pengatur
kepada Pusat Pelaporan dan AnalisisTransaksi
Keuangan.Ayat (21
Yang dimaksud
dengan"tari?' dalam ketentuan ini
merupakan batastarif
tertinggi.Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "biaya akomodasi" adalah
biaya akomodasi selamamengikuti
pelatihan.Yang
dimaksud
dengan "biayakonsumsi"
adalah biaya konsumsi selamamengikuti
pelatihan.Yang dimaksud dengan "biaya transportasi" adalah
biayatransportasi
peserta dari tempat asal ke tempatpelatihan
(pulang- pergi).Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 4 Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "pertimbangan tertentu" antara lain
kepentingan nasional, kegiatan kenegaraan,hasil
penilaianrisiko
tindak pidana pencucian uang dan pendanaan
terorisme, kegiatan sosial budaya, kegiatan keagamaan, kejadianluar
biasa,jumlah kekayaan bersih korporasi, layanan
diselenggarakan secara daring,jumlah
penghasilantahunan,
masakerja
profesi, bencana,usaha mikro kecil dan
menengah,serta
pertimbangan karena keadaandi luar
kemampuanwajib
bayar.Ayat (2)
Cukup
jelas
Ayat (3)Cukup
jelas
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6734
LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2021
TENTANG
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA
PUSATPELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA PUSAT PELAPORAN DAN
ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
JENIS PENEzuMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF (RUPTAH)
I.
PENYELENGGARAAN PROGRAM PELATIHANDI BIDANG PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
PENCUCIAN
UANG DAN TINDAK
PIDANA PENDANAAN TERORISME UNTUK TINGKAT LANJUTAN BAGI PIHAK PELAPORper orang per
hari
760.000,00
II.
PENGGUNAANSARANA DAN
PRASARANASESUAI TUGAS DAN FUNGSI
1.
Kamar Asrama Single Bed per malam per orang300.000,00
2.
Kamar Asrama Twin Bed per malam per orang200.000,00
III.
DENDA ADMINISTRATIF
ATASPELANGGARAN KEWAJIBAN PELAPORAN KE
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS
TRANSAKSI KEUANGAN OLEH
PIHAK PELAPORSalinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
D Perundang-undangan dan
Hukum,
Djaman
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
ttd
JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARIF (RUPTAH)
1. keterlambatan I sampai dengan 4O hari
per hari
per laporan
25.000,00
2.
keterlambatanlebih dari 40 hari
per laporan 1.000.000,003. akumulasi
denda keterlambatan perentitas
pelapor pertahun
100.0o0.000,00