• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEMATIKA BERBICARA BAHASA ARAB MAHASISWA DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

USU PADA MATA KULIAH MUHADAṠAH

SKRIPSI SARJANA OLEH :

ADE FITRIA

120704012

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

(2)

PROBLEMATIKA BERBICARA BAHASA ARAB MAHASISWA DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA USU PADA MATA KULIAH MUHADAṠAH

SKRIPSI SARJANA OLEH :

ADE FITRIA

120704012

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

(3)

PROBLEMATIKA BERBICARA BAHASA ARAB MAHASISWA DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA USU PADA MATA KULIAH MUHADAṠAH

SKRIPSI SARJANA O

L E H

ADE FITRIA 120704012

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Pujiati , M.Soc. Sc., Ph D Dra. Fauziah M.A

NIP: 196212041988032001 NIP: 196501121990032001 Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Bidang Ilmu Bahasa Arab

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

(4)

Disetujui oleh:

DEPARTEMEN SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Ketua, Sekretaris

Dra. Pujiati , M.Soc. Sc., Ph D Dra. Fauziah M.A

NIP: 196212041988032001 NIP:196501121990032001

(5)

PENGESAHAN:

Diterima oleh:

Panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Ilmu Bahasa Pada Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, pada:

Tanggal : 15 November 2016 Hari : Selasa

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

Dr. Budi Agustono,M. S NIP.196008051987031001 Panitia Ujian

No Nama Tanda Tangan

1. Dr. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D. (………..)

2. Dra. Fauziah, M.A (………..)

3. Dra. Khairawati, M.A.,Ph.D. (………..) 4. Drs. Mahmud Khudri, M.Hum. (………..) 5. Drs. Bahrum Saleh, M.Ag. (………..)

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar keserjanaan yang saya peroleh.

Medan, 05 Oktober 2016

ADE FITRIA 120704012

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil‟alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat dan salam juga peneliti sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seorang panutan dan suri tauladan, yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang berilmu pengetahuan.

Penelitian skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah membuat suatu karya Ilmiah yang berupa skripsi. Oleh karena itu untuk memenuhi syarat tersebut peneliti menyusun sebuah skripsi yang berjudul: Problematika Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU Pada Mata Kuliah Muhadatsah.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan, dan kekeliruan yang disebabkan kurangnya pengalaman peneliti akan memahami dan menyampaikan sesuatu. Oleh karena itu peneliti dengan sepenuh hati memohon saran dan kritik yang membangun dari semua pihak atas tulisan ini.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan bagi pembaca maupun masyarakat pada umumnya yang ingin mendalami ilmu bahasa Arab.

Medan, 05 Oktober 2016

ADE FITRIA 120704012

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah segala puji hanya tertuju kepada sang Khaliq, Allah SWT, berkat taufik, limpahan rahmat, dan hidayahNya penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas izin-Nya. Salawat bermutiarakan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, pembawa risalah yang membimbing umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan.

Peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti, yaitu: Sukino dan Jumila yang telah merawat, membesarkan, mendidik peneliti dengan penuh kasih sayang tanpa pamrih, atas doa yang senantiasa mereka munajatkan untuk anak-anaknya, dan yang tak kalah pentingnya selalu memberi dukungan dan dorongan yang luar biasa untuk Ade Fitria selama menjalani studi di Departemen Sastra Arab FIB USU. Semoga kedepannya Ade Fitria bisa membuat Bapak dan Mamak selalu bahagia dan bangga.

Kemudian pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono MS, Selaku Dekan FIB USU, BapaK Drs.

Mauli Purba, M.A Ph.D Selaku Pembantu Dekan I FIB USU, Ibu Dra.

Hestina Dewi, M.Pd selaku Pemantu Dekan II FIB USU, Bapak Dr.Drs.

Ikhwanuddin Nasution, M.Si selaku Pembantu Dekan III FIB USU

2. Ibu Dra. Pujiati, M.Sos.Sc,Ph.D selaku Ketua Departemen Sastra Arab FIB USU sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I, beserta Ibu Dra. Fauziah,M.A selaku Sekretaris Departemen Sastra Arab FIB USU sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II dalam penelitian skripsi ini yang telah rela meluangkan waktunya untuk membimbing dan dengan sabar mengarahkan dan memberikan buah pikirnya, tahap demi tahap, proses demi proses dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT menambah dan mengabadikan ilmu pengetahuan mereka.

(9)

3. Seluruh Staf Pengajar FIB USU, khususnya staf pengajar di Departemen Sastra Arab FIB USU yang telah memberi banyak pengetahuan dan menambah wawasan yang sangat bermanfaat bagi peneliti selama masa perkuliahan. Semoga ilmu yang diberikan dapat peneliti terapkan dalam lingkungan bermasyarakat. Ibu Dra, Kacar Ginting, M.Ag selaku dosen Penasehat Akademik yang selalu membantu dan memotivasi peneliti.

4. Kakanda Andika sebagai staf tata usaha di Program Studi Sastra Arab FIB USU, yang telah banyak membantu peneliti dalam bidang administrasi dan penelitian skripsi.

5. Saudara-saudariku tercinta Muhammad Ihsannuddin, dan Anggi Safitri terima kasih telah menjadi adik-adik yang baik, dan kakak tersayang Nina Kartika atas do‟a kalian juga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

6. Syukrankatsiron untuk sosok yang berada jauh dimata namun dekat dihati, Zul Fikir, S.Hi atas doa yang tulus kepada peneliti.

7. Teman-teman angkatan 2012 Susi, rina, Lena, Joko, Faris, Fahmi, Nurul, Weni, Zega, maskolo, Diah, Asril, Vina, Anis, Nafi, Ghanda, Putri, Deby, Nindi, Jide, Anfa, Agung, Hilmi, Pita, Defi, Afni, terima kasih atas doa, motivasi, masukan dan bantuannya.

8. Keluarga Besar IMBA FIB USU stambuk 2013, 2014, 2015, khususnya adik- adik yang telah bersedia mengisi angket dalam penelitian skripsi ini, dan seluruh Alumni Sastra Arab FIB USU.

9. Sahabat-sahabat yang tak terlupakan Apriani, Khoirotun Nisa, Ikhwana, Ikhwani, Wirdani, dan Saiman Semoga kebaikan yang kalian berikan kepada peneliti dibalas oleh Allah SWT. Amīn ya rabbal „alamīn.

Medan, 05 Oktober 2016

ADE FITRIA 120704012

(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang digunakan dalam skripsi ini adalah Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Bersama Mentri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ة ba B Be

د ta T Te

س tsa ṡ es (dengan titik di atas

ط jim J Je

ػ ha ḥ ha (dengan titik di

bawah)

ؿ kha Kh ka dan ha

د dal D De

ر dzal Ż zet (dengan titik di atas)

س ra R Er

ص zai Z Zet

ط sin S Es

ش syin Sy es dan ye

ص sad ṣ es (dengan titik di

bawah)

ع dad ḍ de (dengan titik di

bawah)

ط ta ṭ te (dengan titik

dibawah)

(11)

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.

Contoh : كيخيّد/ muqaddimah / „pembukaan‟

حسىًُنا خَُذًنا

/ al-madīnah al-munawwarah / „ Madinah Munawwarah‟

C. Vokal

1. Vokal Tunggal

ﹷ (fathah) ditulis “a”, contoh : أشل / qara‟a / „Membaca‟

ﹻ (kasrah) ditulis “i”, contoh : ىُؽس / raḥīma / „Pengasih‟

ﹹ (dammah) ditulis “u”, contoh: تزك / kutubun / „Buku‟

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap ٌ ﹷ (fathah dan ya) ditulis “ai”

Contoh: تَُص / zainab / „zainab‟

فُك/ kaifa / „bagaimana‟

ع „ain ʻ koma terbalik (di atas)

ؽ gain G Ge

ف fa F Ef

ق qaf Q Ki

ن kaf K Ka

ل lam L El

و mim M Em

ٌ nun N En

و waw W We

ھ ha H Ha

ء hamzah ̀ Apostrof

ٌ ya Y Ye

(12)

Vokal rangkap و ﹷ (fathah dan waw) ditulis “au”

Contoh: لىؽ / ḥaula / „sebagaimana‟

لىل /qaulun / „perkataan‟

D. Vokal Panjang ----

ا - (fatha) ditulis “a”, contoh : وبل/ qāma ----

ٌ (kasrah) ditulis “i”, contoh : ىُؽس / raḥīmun/ ‟Pengasih‟

---

و (dammah) ditulis “u”, contoh : وىهػ/‟ulūm/ „Mengetahui‟

E. Ta Marbutah

a. Ta marbutah yang berharakat sukun ditransliterasikan dengan huruf “ha”

Contoh: خي ّشكًنا خكي / makkah al-mukarramah/ „Makkah Mukarramah‟

خُيلاسلإا خؼَششنا/ as-syarī‟ah al-islāmiyyah/ Syar‟iat Islam‟

b. Ta marbutah yang berharakat hidup ditransliterasikan dengan huruf “t”

Contoh: خُيلاسلإا خيىكؾنا / al-ḥukūmatu al-islāmiyyah / „ Hukum Islam‟

حشراىزًنا خُّسنا / al-sunnatu al-mutawātirah/ „Sunah Mutawatir‟

F. Hamzah

Huruf hamzah (ء) di awal kata dengan vokal tanpa didahului oleh tanda aspostrof.

Contoh : ٌبًَإ / imānun/ „percaya‟

G. Lafzu al-Jalālah

Lafzu al-Jalālah ( kata الله ) yang berbentuk frase nomina ditransliterasi tanpa hamza.

Contoh : الله ذجػ / Abdullah/ „Abdullah‟

الله مجؽ / ḥablullah / „Kekasih Allah‟

H. Kata Sandang “al”

1. Kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariyah maupun syamsyiah. Contoh : خسّذمًنا ٍكبيلأا = al-amākin al- muqaddasah „ Tempat yang Suci‟ خُػششنا خس بُّسنا= al – siyāhsah al-

syar‟iyyah‟ politik yang dianjurkan‟

(13)

I. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun merupan nama diri.

Contoh : ٌدسو بًنا = al-Māwardi شھص لإا = al-Azhar „ Bunga‟

J. Kata sandang “al” di awal kalimat dan pada kata “ Allah SWT, Al-Qur‟an “ ditulis dengan huruf kapital.

Contoh : ىَشكنا ٌاشمنا ءشلا بَا / anā aqrau Al- Qur‟ānul al-karīm/ „saya membaca Al-Qur‟an al-Karim‟

(14)

DAFTAR SINGKATAN

IMBA : Ikatan Mahasiswa DKK : Dan Kawan-Kawan SAW :Sallallahu „alaihi wasallam SWT : Subhanahu wa ta‟ala FIB : Fakultas Ilmu Budaya USU : Universitas Sumatera Utara

(15)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………. i

UCAPAN TERIMAKASIH ………... ii

PEDOMAN TRANSLITRASI ………...……… iv

DAFTAR SINGKATAN ……… viii DAFTAR ISI……… ix

ABSTRAK ………... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 5

1.3 Tujuan Penelitian ……… 5

1.4 Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu ……… 7

2.2 Landasan Teori ………... 8

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………... 16

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ……….. 16

3.3 Populasi dan Sampel ………... 16

3.4 Metode Pengumpulan Data ………. 17

3.5 Sumber Dan Jenis Data ………... 19

3.6 Teknik Analisis Data ……….. 19

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Departemen Sastra Arab ………... 21

4.2 Hasil Penelitian ……….. 23

4.2.1 Problematika linguistik berbicara bahasa Arab ………... 23

4.2.2 Problematika non linguistik sebagai Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung ……… 35

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……… 54

5.2 Saran ………... 55 DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Analisis Data Angket Nomor 1………. 23

Tabel 4.2 Analisis Data Angket Nomor 2………. 25

Tabel 4.3 Analisis Data Angket Nomor 3………. 27

Tabel 4.4 Analisis Data Angket Nomor 4………. 29

Tabel 4.5 Analisis Data Angket Nomor 5………. 31

Tabel 4.6 Analisis Data Angket Nomor 6………. 33

Tabel 4.7 Analisis Data Angket Nomor 7………. 35

Tabel 4.8 Analisis Data Angket Nomor 8………. 37

Tabel 4.9 Analisis Data Angket Nomor 9………. 49

Tabel 4.10 Analisis Data Angket Nomor 10………. 41

Tabel 4.11 Analisis Data Angket Nomor 11………. 43

Tabel 4.12 Analisis Data Angket Nomor 12………. 45

Tabel 4.13 Analisis Data Angket Nomor 13………. 47

Tabel 4.14 Analisis Data Angket Nomor 14………. 49

Tabel 4.15 Analisis Data Angket Nomor 15………. 51

(17)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Analisis Data Angket Nomor 1………. 24

Diagram 4.2 Analisis Data Angket Nomor 2………. 26

Diagram 4.3 Analisis Data Angket Nomor 3………. 28

Diagram 4.4 Analisis Data Angket Nomor 4………. 30

Diagram 4.5 Analisis Data Angket Nomor 5……… 32

Diagram 4.6 Analisis Data Angket Nomor 6……… 34

Diagram 4.7 Analisis Data Angket Nomor 7……… 36

Diagram 4.8 Analisis Data Angket Nomor 8……… 38

Diagram 4.9 Analisis Data Angket Nomor 9……… 40

Diagram 4.10 Analisis Data Angket Nomor 10……… 42

Diagram 4.11 Analisis Data Angket Nomor 11……… 44

Diagram 4.12 Analisis Data Angket Nomor 12………. 46

Diagram 4.13 Analisis Data Angket Nomor 13………. 48

Diagram 4.14 Analisis Data Angket Nomor 14………. 50

Diagram 4.15 Analisis Data Angket Nomor 15………. 52

(18)

ABSTRAK

Ade Fitria, 120704012 “Problematika berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU pada mata kuliah muhadaṡah. Skripsi, Medan: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apa problematika berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU pada mata kuliah muhadaṡah. Serta faktor yang menjadi pendukung dan penghambat mahasiswa dalam berbahasa Arab. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Nuha tahun 2016 berkaitan dengan problematika pembelajaran bahasa Arab. Penelitian lapangan ini merupakan penelitian kualitatif di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU. Pengumpulan data dilakukan menggunakan beberapa metode yaitu observasi, angket dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Departemen Sastra Arab stambuk 2013, 2014, dan 2015 yang berjumlah 147 orang. Sampel dalam penelitian ini 10 orang dari setiap stambuk (2013-2015), yaitu stambuk 2013 berjumlah 10 orang, stambuk 2014 berjumlah 10 orang, dan stambuk 2015 berjumlah 10. Total responden berjumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU pada mata kuliah muhadaṡah ada 2 problem yaitu problem linguistik dan non linguistik. Problem linguistik ada 5 faktor yaitu Tata Bunyi (phonology), Perbendaharaan Kata (mufradat/ vocabulary), Tata Bahasa (Nahwu dan sharf), Susunan Kata (Ushlub) dan tulisan (imla‟). Problem linguistik sebagai faktor pendukung dalam berbicara bahasa Arab meliputi mahasiswa (latar belakang dan motivasi) dan alokasi waktu. Problem non linguistik sebagai faktor penghambat dalam berbicara bahasa Arab meliputi sarana dan prasarana, dan faktor lingkungan/sosial.

(19)

حسىط خَذَشغر

بَشطف ٌدا

، ١٢٠٧٠٤٠١٢

،

"

خهكشي خصدبؾًنا ةلاطنا خُثشؼنا خغهنبث

ىسل خغنا وىهػ خُهك خُثشؼنا

خفبمضنا خؼيبغث شطيىس

ح خُنبًشنا خصدبؾًنا حدبي ًف

ٌاذُي

، ىسل خغنا وىهػ خُهك خُثشؼنا خفبمضنا

خؼيبغث

شطيىس ح

خُنبًشنا ٢٠١٦

.

ٍف خهكشًنا ٍھ بي فطىن خساسذنا ِزھ عشغناو خصدبؾًنا

خُثشؼنا خغهنبث

لا خُثشؼنا خغنا ىسل ةلاط وىهػ خُهك

خفبمضنا خؼيبغث شطيىس

ح خُنبًشنا ؼًنا طسد ًف ا

خصد . ٍػ لاضف

ةلاطنا غًَُ بًثو ىػذر ٍزنا مياىؼنا خصذؾًنبث

. وذخزسا ،خساسذنا ِزھ ٍف ح

شؽبجنا ح ٍزنا خَشظُنا ِزھ

ٌ بهث ذيذمر و

ًھ ٢٠١٦ خُثشؼنا خغهنا ىهؼر ولاػلإا مئبسو خُغهًُنا خػىُزي .

ىھ شؾجنا ٍي لبغًنا ازھ

خَُبسَلإا وىهؼنا خُهكث ٍثشؼنا ةدلأا ىسل ٍف ٍػىُنا شؾجنا خؼيبغث

شطيىس ح

خُنبًشنا . و غًغر دبَبُجنا

واذخزسبث غؼث

دلاثبمًناو دبَبُجزسلااو دبظؽلاًنا مضي قشط .

خساسذنا ِزھ ٍف خُُؼنا ذغهث ٍھو ١٠

مك ٍي بظخش يىزسي

. عىًغي ٌإف ،ازكھو لا

ذغهث ٌبُجزسا ءمي فىس ٍَزنا دبؼيبغنا ةلاط ٣٠

(

ٌىصلاص ) بظخش . خهكشي ٌأ ظئبزُنا دشهظأو خصدبؾًنا

ةلاطنا خُثشؼنا خغهنبث ىسل

خغنا وىهػ خُهك خُثشؼنا

خفبمضنا خؼيبغث شطيىس

ح خُنبًشنا خصدبؾًنا حدبي ًف ىظنا بربر خكشش ٍھو مياىػ خسًخ نبُھ

( ىهػ

داىطلأا )

ىؾُناو ،دادشفًنا ، (

و ص فس ) ، تُكشر ( ةىهسا ) خثبزكناو (

ءلايلإا .) خًػاذنا مياىؼنا و

ةلاطنا مًشر مياىؼناو ،ذلىنا ضُظخرو ،

ٍئاضخنا مئبسو مًشر خؼَبي خُئُجناو ،

/

خُػبًزعلاا

.

(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh setiap kelompok masyarakat. Setiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya yang sejenis. Oleh karena itu wajar apabila manusia dalam komunitas tertentu tidak dapat mengetahui bahasa dari komunitas yang lain. Meski demikian, pada lingkungannya yang sejenis, setiap orang dapat berkomunikasi secara baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya bahasa adalah alat komunikasi antara individu dengan lingkungannya (Makruf, 2009: 1). Secara umum bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi. Proses komunikasi akan berjalan dengan baik ketika kedua pihak yang berkomunikasi telah dibekali dengan pengetahuan tentang bahasa dan keterampilan berbahasa Ghulayaini (2010: 27) mengatakan :

غللا نه دصاقه نع مىق لك اهبربعي ظافلا ة

/Al-lugatu alfāẓun yuʽabbiru bihā kullu qaumin „an maqāṣidihim/”Bahasa adalah lafaz-lafaz yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat untuk menyampaikan maksud mereka”.

Berbahasa ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah membaca dan memahami tulisan atau buku. Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif, berkomunikasi lisan atau bercakap- cakap, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau penguasaan pasif.

Bahasa memiliki fungsi dan peranan yang sangat berarti dan penting bagi setiap bangsa dan masyarakat. Bahkan bahasa merupakan cermin dari suatu bangsa yang berbudaya. Ditilik dari fungsinya, maka bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan penghubung dalam pergaulan sehari-hari, baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan bangsa tertentu (Yusuf dan Anwar, 1992: 158 dan 187).

Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara.

(21)

Sebaliknya, seseorang yang kurang memiliki kemampuan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain (Slamet, 2008:

32).

Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang, dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi (Keraf, 1989: 1). Jadi, bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap pekerjaannya.

Mulai saat bangun tidur pagi-pagi sampai jauh malam beristirahat.

Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Uswatun, 2014: 534) problem berarti masalah atau persoalan, dan problematika berarti masih menimbulkan masalah. Sedangkan problematika kemampuan berbicara bahasa Arab yang peneliti maksud ini yaitu berbagai problem atau masalah yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam berbicara menggunakan bahasa Arab khususnya pada mata kuliah Muhadaṡah. Dalam pembelajaran bahasa asing termasuk bahasa Arab bagi mahasiswa Indonesia, terutama mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU, masih dihadapkan pada problematika.

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang menempati posisi yang penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kedua institusi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, yaitu negeri dan swasta, pada jenjang dan program studi tertentu semuanya mengajarkan bahasa Arab sebagai bagian dari mata pelajaran yang harus diajarkan sejajar dengan matapelajaran- matapelajaran yang lain. Lebih-lebih di lembaga pendidikan Islam, bahasa Arab merupakan keniscayaan untuk diajarkan kepada peserta didik mereka (Hamid, dkk. 2008: 169).

Bahasa Arab memiliki fungsi istimewa dari bahasa-bahasa lainnya. Selain bahasa Arab memiliki nilai Sastra bermutu tinggi, bahasa Arab juga ditakdirkan sebagai bahasa Al-Quran, yakni mengkomunikasikan kalam Allah. Bahasa Arab dan Al-Quran bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Mempelajari bahasa Arab adalah syarat wajib untuk menguasai isi Al-Quran dan mempelajari bahasa Al-Quran berarti mempelajari bahasa Arab.

(22)

Dengan demikian peranan bahasa Arab di samping sebagai alat komunikasi manusia sesamanya juga komunikasi manusia beriman kepada Allah (Yusuf dan Syaiful, 1992: 187). Khalifah Umar bin al-Khattab suatu kali berkata, “Belajarlah bahasa Arab dan ajarkanlah, karena ia merupakan bagian dari agama kalian”.

Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa Al-Quran dan Al-Hadits, muncul kesan bahwa bahasa Arab adalah bahasanya umat Islam. Dengan kata lain, setiap yang berbahasa Arab kemudian di identikakan dengan Islam. Padahal tidak semestinya yang berbahasa Arab itu adalah Islam. Karena pada dasarnya bahasa Arab tidak hanya milik umat Islam. Hanya saja bahasa tersebutlah yang dipilih Allah SWT untuk menurunkan Al-Quran (Makruf, 2009: 3). Hal ini dinyatakan dalam QS;

Yusuf (12): 2 sebagai berikut:

نىلقعت نكلعل ايبرع انءرق هنلزنا انا (

٢ )

/innā anzalnāhu Qurʼanā „arabiyyan laʽallakum taʽqilūn/”sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab agar anda memahaminya”.

Salah satu bukti yang menguatkan kedudukan bahasa Arab sebagai bahasa agama adalah sabda Rasulullah saw (Makruf, 2009: 3) :

ثلاثل برعلا اىبحا :

يبرع تنجلا لها ملاكو يبرع نارقلاو يبرع ينءلا

/Uhibū al-„arabi liṡalāṡi : Liʼanī „arabī wa Al-Qur anu „arabī wa kalāmu ahli al- janatu „arabī/“senangilah bahasa Arab karena tiga hal: karena saya adalah orang Arab, Al-Quran adalah berbahasa Arab, dan perkataan ahli syurga adalah dengan bahasa Arab”.

Sebagai kitab suci Al-Quran, bahasa Arab tidak bisa dipisahkan dengan umat Islam. Karena itu, pembelajaran bahasa Arab di Indonesia (di pondok-pondok pesantren) hampir dipastikan bahwa tujuannya adalah untuk mengkaji dan memperdalam ajaran Islam melalui kitab-kitab berbahasa Arab dalam bidang tafsir, hadis, fiqh, aqidah, tasawwuf, dan lain-lainnya (Hamid, 2010: 2). Penggunaan bahasa Arab untuk bahasa Al-Quran mengandung lebih dari sekedar nilai teknis penyampaian pesan. Penggunaan bahasa Arab untuk Al-Quran terkait erat dengan konsep dan pandangan bahwa Al-Quran adalah sebuah mukjizat yang tak akan bisa ditiru oleh manusia.

(23)

Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi idealnya memungkinkan siswa menguasai empat keterampilan bahasa Arab yaitu: keterampilan mendengar bahasa Arab (istima‟), keterampilan berbicara bahasa Arab (kalam/Muhadaṡah), keterampilan membaca bahasa Arab (qiraah), dan keterampilan menulis bahasa Arab (Hamid, 2010: 41). Tetapi ada dua hal yang betul-betul patut diketahui bila seseorang ingin mempelajari suatu bahasa asing. Pertama, kosa kata; dan kedua, bagaimana kosa kata tersebut diramu. Fuller dalam (Arsyad, 2002: 123). Penguasaan kosakata dan tata bahasa merupakan dua aspek yang harus dikuasai seseorang yang ingin mempelajari suatu bahasa, terutama bahasa asing.

Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keterampilan berbicara dengan keterampilan-keterampilan yang lain, di satu waktu kita bisa membaca, menulis ataupun mendengarkan suatu kosa kata tertentu, akan tetapi tidak disertai kemampuan untuk berbicara atau berkomunikasi kecuali terdapat faktor lain yang mendorong kita menggunakan kosakata tersebut untuk berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, seorang penutur bisa beralih menjadi seorang pendengar atau sebaliknya. Sehingga kemampuan berbicara membutuhkan beberapa aspek keterampilan berbahasa lainnya (Hamid, 2010: 52-53).

Mata kuliah Muhadaṡah yaitu mata kuliah dengan cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab melalui percakapan. Untuk menambah dan terus memperkaya perbendaharaan kata-kata (vocabulary) semakin banyak. Mata kuliah Muhadaṡah merupakan mata kuliah wajib di Departemen Sastra Arab FIB USU dan dipelajari selama VI semester yaitu semester I, II, III, IV, V, dan VI. Sebab tujuan pengajaran muhadaṡah bahasa Arab adalah agar mahasiswa mampu berbicara dengan bahasa Arab, juga dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa Arab. Mata kuliah Muhadaṡah yang diajarkan di Departemen Sastra Arab FIB USU masih dirasa sulit oleh sebagian mahasiswa yang sebelumnya tidak terbiasa menggunakan bahasa Arab dalam kesehariannya.

Peneliti sebagai mahasiswa Departemen Sastra Arab melihat bahwa mahasiswa Sastra Arab berasal dari latar belakang pendidikan yang bermacam- macam, ada yang berasal dari sekolah umum (SMA, SMK, dll) yang sama sekali

(24)

belum pernah memperoleh pelajaran bahasa Arab. Kondisi seperti ini tentunya akan menimbulkan berbagai problem terkait termasuk dalam berbicara (Muhadaṡah).

Peneliti sedikit memberikan hipotesis bahwa sehubung dengan adanya kondisi latar belakang pendidikan mahasiswa yang bermacam ragam, ada problematika atau masalah yang mempengaruhi berbicara (Muhadaṡah) mahasiswa Departemen Sastra Arab FIB USU. Sehingga apabila penelitian ini berhasil dilakukan, harapan peneliti semoga hasil penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi dan motivasi pada mata kuliah Muhadaṡah.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti memberi batasan masalah yang akan dibahas agar tidak menyimpang dari kaedah-kaedah kebahasaan. Untuk itu peneliti membatasi hanya pada beberapa hal berikut ini :

1. Apa problematika linguistik berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah.

2. Apa problematika non linguistik sebagai faktor penghambat dan faktor pendukung berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui problematika linguistik berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah.

2. Untuk mengetahui problematika non linguistik sebagai faktor penghambat dan faktor pendukung berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan dan ilmu bagi peneliti dalam dunia belajar dan mengajar.

(25)

2. Untuk menambah referensi khazanah keilmuwan Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU, khususnya dalam pembelajaran mata kuliah Muhadaṡah.

3. Menjadi sumber informasi bagi peneliti lain yang juga ingin membahas mengenai problematika kemampuan berbicara bahasa Arab.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu

Salah satu fungsi tinjauan pustaka adalah sebagai pembeda antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Sebelum peneliti menyusun proposal ini lebih lanjut maka terlebih dahulu peneliti meninjau skripsi-skripsi yang ada di kantor Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, dengan tujuan agar penelitian ini tidak sama dengan skripsi sebelumnya.

1. Rodhiah (060704020), mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara angkatan 2006, dengan judul “Pengaruh Faktor Internal Mahasiswa Program Studi Sastra Arab USU dalam Belajar Muhadaṡah Bahasa Arab pada Program Studi Sastra Arab USU”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Dalyono (2007: 55-60) di dalam buku Psikologi Pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang memaparkan hasil penelitian dalam bentuk frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40% responden memiliki faktor internal yang sangat baik yang mempengaruhi kesuksesan belajar Muhadaṡah Bahasa Arab, 34% responden memiliki faktor Internal yang baik. 20% responden memiliki faktor internal yang cukup dan 6% responden berada di tingkat yang kurang baik. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa mahasiswa memiliki tingkat kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi yang baik. Tidak ada perbedaan di setiap angkatan yang signifikan mengenai pengaruh faktor internal dalam belajar Muhadaṡah Bahasa Arab.

2. Citra Gandini (090704014), mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara angkatan 2009, dengan judul “Analisis Kemampuan Menyimak Mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan data kuantitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat 27% responden mencapai kategori tingkat kemampuan sangat baik, 36%

mencapai kategori tingkat kemampuan baik, 21% mencapai kategori tingkat

(27)

kemampuan sedang dan 15% mencapai kategori tingkat kemampuan kurang.

Presentasi kesulitan menunjukkan bahwa 3,03% responden mengalami tingkat kesulitan rendah, 36% mengalami tingkat kesulitan sedang dan 12% responden mengalami tingkat kesulitan tinggi.

Adapun penelitian tentang problematika kemampuan berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU pada Mata Kuliah Muhadaṡah belum pernah diteliti di Departemen Sastra Arab.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia

Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, masih banyak permasalahan yang muncul di lapangan. Permasalahan tersebut antara lain karena bahasa Arab yang merupakan bahasa ketiga setelah bahasa ibu dan bahasa Indonesia sehingga banyak kesulitan yang dihadapi oleh pembelajar antara lain : 1) pengucapan beberapa bunyi yang tidak sama dengan bahasa Indonesia, 2) tulisan huruf/kata/kalimat yang berbeda dengan bahasa yang dikuasai oleh pembelajar, 3) penyesuaian makna kata yang sangat beragam dalam bahasa Arab, 4) struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa yang telah dikuasai oleh pembelajar lain (Hamid, dkk. 2008: 169).

Problematik atau rangkaian masalah akan selalu ada dalam setiap kegiatan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran bahasa. Hal ini berkaitan erat dengan masalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar . problematik pembelajaran bahasa akan secara langsung difokuskan pada aspek-aspek dominan yang sering mengemuka sebagai suatu rangkaian masalah. Aspek-aspek tersebut berhubungan dengan faktor guru dan siswa, cara pandang masyarakat, sarana dan prasarana pembelajaran, metode dan pendekatan yang digunakan, sistem evaluasi, serta dialektika seputar muatan dan pesan kurikulum yang berlaku (Jamaluddin, 2003: 41).

Bagi masyarakat Indonesia bahasa Arab adalah merupakan bahasa asing, bukan bahasa ibu dan bukan bahasa nasional. Karena itu banyak orang mengalami kesulitan dalam usaha mempelajarinya, lebih-lebih dalam tahap permulaan.

Kesulitan itu macamnya banyak sekali, demikian pula faktor-faktor yang menjadi penyababnya. Menurut Bawani ( 1996: 22-23) rangkaian masalah yang menjadi

(28)

faktor penghambat dalam mempelajari bahasa Arab antara lain adalah sebagai berikut :

1. Terdapatnya perbedaan antara bahasa Arab dan bahasa-bahasa yang telah kita kuasai tersebut, baik dalam segi tata-bahasa maupun tulisan atau huruf yang digunakan.

2. Masyarakat Indonesia pada umumnya lebih banyak dipengaruhi oleh penggunaan istilah sehari-hari yang berasal dari Negara Barat khususnya bahasa Inggris, yang masuknya bersamaan dengan kebudayaan dan hasil teknologi.

Berbeda dengan masa lampau di mana kita bangsa Indonesia banyak menyerap dan mempergunakan istilah sehari-hari dari bahasa Arab.

3. Penyelenggaraan pengajaran bahasa Arab di Indonesia dikatakan kurang memadai, khususnya bila disbanding dengan bahasa Inggris.

4. Banyak pelajar yang mengeluh karena sulit memperoleh buku pelajaran bahasa Arab yang benar-benar sesuaii menurut kemampuan.

5. Negara Arab sendiri melalui Perwakilannya di Indonesia, tampaknya juga belum sempat mengambil langkah-langkah tertentu guna mendukung penyebar-luasan pengajaran bahasaArab di tengah-tengah masyarakat kita.

2.2.2 Problematik kebahasaan

Problematik kebahasaan juga sering muncul di antara lain meliputi masalah pelafalan fonem-fonem tertentu, pembentukan kata dan istilah, penyerapan kosa kata asing ke dalam bahasa Arab, penelitian kata penghubung (intrakalimat, antarkalimat, dan dalam judul karangan), bias makna kata-kata figuratif, dan masalah pendefenisian suatu unsur bahasa (Jamaluddin, 2003: 49).

Menurut Nuha, (2016: 53) secara garis besar problematika orang Indonesia mempelajari bahasa Arab ada dua yaitu problematika linguistik dan non linguistik.

(29)

a. Linguistik

Ada berbagai macam problem yang dialami oleh mahasiswa Indonesia yaitu perbedaan-perbedaan yang menimbulkan kesulitan dalam belajar bahasa Arab meliputi:

1) Tata Bunyi (phonology)

Sistem tata bunyi bahasa Arab disebut ilmu tajwid alQur‟an, dengan mempelajari makharijul huruf (Dahlan, 1992-44). Akan tetapi, aspek ini hanya dikhususkan pada keterampilan membaca al-Qur‟an, dalam ilmu tajwid, hanya diajarkan hukum-hukum bacaan al-Qur‟an yang berupa ikhfa, idgham, izhar, dan lain-lain yang hal tersebut tidak berlaku dalam kemampuan berbahasa Arab (Nuha, 2016: 54).

2) Perbendaharaan Kata (mufradat/ vocabulary)

Semakin banyak kosakata Arab yang dikuasai, semakin memudahkan mahasiswa untuk mempelajari bahasa Arab. Penguasaan kosakata juga sangat penting karena merupakan tuntutan dan syarat dasar dalam berbicara.

3) Tata Bahasa (Nahwu dan sharf)

Tata bahasa dalam bahasa Arab disebut dengan ilmu nahwu dan sharf, sangat penting peranannya dalam pembelajaran bahasa Arab (Arsyad, 2004: 15)

4) Tulisan (Imla‟)

Tulisan Arab jauh berbeda dengan tulisan latin, adapun perbedaan yang paling sederhana adalah jika tulisan Arab dimulai dari kanan ke kiri, maka tulisan latin dimulai dari kiri ke kanan (Nuha, 2016: 60).

5) Susunan Kata (Ushlub)

Bahasa Arab sangat memperhatikan kesesuaian aspek i‟rabnya, sedangkan dalam bahasa Indonesia, aspek ini hanya sekedarnya saja.

b. Non Linguistik

Problem non linguistik meliputi mahasiswa, sarana pra-sarana, alokasi waktu, faktor lingkungan/sosial ( Aziz, 2009: 50).

(30)

1) Mahasiswa

Mahasiswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadian, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat diperangaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa (Muhaimin, 1996:102).

a) Aspek Latar Belakang

Aspek latar belakang mahasiswa meliputi tempat tinggal, dari mana asal sekolahnya dan lain sebagainya. Sikap dan penampilan mahasiswa dalam proses pembelajaran, juga merupakan aspek lain yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran. Adakalanya ditemukan mahasiswa yang sangat aktif dan ada pula mahasiswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan mahasiswa yang memiliki motivasi yang rendah dalam belajar. Semua itu akan mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Mahasiswa Departemen Sastra Arab berlatar belakang berbeda-beda, sebagian lulusan dari MA atau pondok pesantren, dan sebagian besar lulusan dari sekolah negeri.

b) Motivasi

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, maka tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi ditinjau dari jenisnya dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul tidak perlu dirangsang dari luar atau berasal dari diri mahasiswa itu sendiri.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang muncul karena adanya perangsang dari luar.

2) Alokasi Waktu

Waktu merupakan faktor yang sangat menentukan hasil pembelajaran, semakin tinggi frekuensi belajar maka semakin baik hasilnya. Sebagaimana diketahui, dalam kurikulum pembelajaran bahasa yang berlaku saat ini, terdapat

(31)

sejumlah kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau satu tahun ajaran.

3) Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya buku-buku bahasa arab, perpustakaan, laboraturium, dan perlengkapan sekolah lainnya.

4) Faktor Lingkungan/Sosial

Yang dimaksud faktor sosial disini adalah situasi dan kondisi di mana bahasa asing itu diajarkan. Menerjunkan langsung pada lingkungan berbahasa, maka mahasiswa akan terbiasa secara terus menerus berbicara dalam bahasa. Jika mahasiswa tidak berusaha menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi, maka mereka tidak akan pernah bisa menguasai bahasa Arab, terutama dalam berkomunikasi.

2.2.3 Berbicara Bahasa Arab

Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud bisa berupa gagasan, pikiran, isi hati seseorang kepada orang lain. Menurut Tarigan (dalam Slamet, 2008: 33) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa diperlukan untuk berbagai keperluan. Berbicara adalah tingkah laku yang harus dipelajari dahulu, kemudian baru bisa dikuasai. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam berbicara. Berbicara paling sedikit, dapat dimanfaatkan untuk dua hal. Pertama, untuk mengkomunikasikan ide, perasaan, dan kemauan. Kedua, berbicara dapat juga dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan cakrawala pengalaman (Slamet, 2008: 35). Ada dua hal yang betul-betul patut diketahui bila seseorang ingin mempelajari suatu bahasa asing. Pertama, kosa kata;

dan kedua, bagaimana kosa kata tersebut diramu.

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan fikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang

(32)

dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, semantik dan linguistik, sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial. Berbicara lebih daripada hanya sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata. Tetapi, suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar dan penyimak (Tarigan, 2008:16).

Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat, yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan informasi lebih efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi pembicaraannya.

Tujuan pertama berbicara ialah untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, yakni untuk mampu berkomunikasi mengenai sesuatu dalam bahasa. Tujuan kedua ialah menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara social dapat diterima. Tujuan pertama dapat dicapai dengan aktivitas-aktivitas, sedangkan tujuan kedua dengan latihan-latihan untuk mengembangkan kemampuan komunikatif (subyakto, 1993:172).

Untuk memperoleh kemampuan berbicara bahasa Arab sebagai bahasa asing, harus dikombinasikan dengan latihan antara mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Hal tersebut dapat membantu mahasiswa bertutur dalam bahasa Arab.

Karena adanya perbedaan pengucapan beberapa bunyi yang tidak sama dengan bahasa Indonesia, tulisan huruf/kata/kalimat yang berbeda dengan bahasa yang dikuasai oleh pembelajar, penyesuaian makna kata yang sangat beragam dalam bahasa Arab, struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa yang telah dikuasai oleh mahasiswa.

Proses kemajuan mahasiswa dalam berbahasa Arab sangat tergantung pada tingginya perbedaan dan persamaan antara bahasa mereka dan bahasa Arab yang sedang dipelajarinya dan seberapa jauh siswa memberikan pengaruh terhadap proses mempelajari bahasa Arab.

(33)

2.2.4 Mata Kuliah Muhadaṡah

Mata kuliah Muhadaṡah yaitu mata kuliah dengan cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab melalui percakapan. Untuk menambah dan terus memperkaya perbendaharaan kata-kata (vocabulary) semakin banyak. Mata kuliah Muhadaṡah merupakan mata kuliah wajib di Departemen Sastra Arab FIB USU dan dipelajari selama VI (enam) semester. Sebab tujuan pengajaran Muhadaṡah bahasa Arab adalah agar mahasiswa mampu berbicara dengan bahasa Arab, juga dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa Arab.

Menurut Yusuf dan Anwar (1995: 192) tujuan mata kuliah Muhadaṡah adalah sebagai berikut :

1. Melatih lidah mahasiswa agar terbiasa dan fasih berbicara dalam bahasa Arab, 2. Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam

masyarakat dan dunia internasional,

3. Mampu menerjemahkan percakapan orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung seperti menerjemahkan percakapan di radio, TV, telepon dan lain-lain,

4. Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al-Qur‟an, sehingga timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.

Harus diakui bahwa tidak semua mahasiswa Sastra Arab mampu dengan baik dalam berbicara bahasa Arab. Diantara mereka, ada yang mempunyai penguasaan bahasa Arab sangat baik, ada yang sederhana, dan ada juga yang masih pemula yang sama sekali belum bisa. Faktor utama dalam hal ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan mereka sebelum memasuki Sastra Arab.

Dapat berbicara dengan bahasa Asing merupakan keterampilan dasar yang menjadi tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain.

(34)

2.2.5 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yang merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari mahasiswa yang diamati sehingga tujuan dari penelitian ini adalah pemahaman individu tertentu dan latar belakangnya secara utuh. Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis dalam penelitian ini adalah Problematika, masalah atau persoalan, yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam berbicara menggunakan bahasa Arab khususnya pada mata kuliah Muhadaṡah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Problematika kemampuan berbicara mahasiswa Departemen Sastra Arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah bisa disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor linguistik dan faktor non linguistik . Faktor linguistik yaitu Tata Bahasa (Nahwu dan sharf), Tata Bunyi (phonology), Perbendaharaan Kata (mufradat/ vocabulary), Susunan kata (Ushlub), dan Tulisan (Imla‟). Faktor non linguistik yaitu mahasiswa,alokasi waktu,sarana dan prasarana, dan Faktor Lingkungan/Sosial.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang problematika kemampuan berbicara bahasa Arab mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dengan fokus masalah yang meliputi pelaksanaan dan pembelajaran Muhadaṡah bahasa Arab di Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan tempat (lokasi) penelitian ini merupakan penelitian lapangan.

Penelitian lapangan adalah penelitian yang melibatkan masyarakat sebagai informan, disamping itu peneliti juga menggunakan bantuan kepustakaan yaitu melibatkan hubungan peneliti dengan buku-buku kepustakaan sebagai sumber data. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu suatu metode analisis data yang menentukan, menafsirkan, serta mengklasifikasikan data-data atau informasi tentang Problematika Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Sastra Arab FIB USU Pada Mata Kuliah Muhadaṡah. Penelitian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi dalam pengumpulan data.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima hari pada mahasiswa-mahasiswi Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU. Yaitu pada tanggal 5-9 September 2016. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket pada mahasiswa- mahasiswi terpilih di stambuk 2013-2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 1996: 115). Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Departemen

(36)

Sastra Arab stambuk 2013, 2014, dan 2015 yang berjumlah 147 (seratus empat puluh tujuh) orang.

Apabila subjek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil sampel antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 1996:134).

Dengan demikian peneliti mengambil kesimpulan untuk mengambil 10 orang dari setiap stambuk yang subjeknya dapat diambil sampel antara 20-25%.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pertanyaan yang diajukan peneliti terhadap lingkungan. Apa yang diamati bergantung pada pertanyaan yang dikemukakannya berhubung dengan apa yang ingin dicari jawabannya. Apa yang diobservasi adalah jawaban atas pertanyaan yang timbul pada pengamat. Tanpa pertanyaan tidak akan terarah pengamatan. Menurut J.P. Spradley, dalam tiap situasi social terdapat tiga komponen yang dapat diamati, yakni ruang (tempat), pelaku (aktor), dan kegiatan (Nasution, 1996:63). Jadi observasi tidak terbatas pada manusia saja, melainkan melalui benda- benda, situasi, ruang, waktu, kondisi dan segala hal yang berkaitan dengan sumber data dalam objek penelitian.

Peneliti mengobservasi ruang, pelaku dan kegiatan para objek penelitian dengan cara mengamati kegiatan belajar pada mata kuliah Muhadaṡah. Kemudian mendaftar nama-nama responden yang ikut serta dalam pengisian angket problematika kemampuan berbicara bahasa Arab dan berdiskusi kepada seluruh responden atas waktu dan tempat dimana akan dilakukan penelitian.

b. Angket

Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh responden

(37)

dilakukan dengan memberikan tanda centang pada tempat-tempat yang sudah disediakan (Arikunto, 2005: 101).

Angket disebar kepada mahasiswa-mahasiswi Departemen Sastra Arab FIB USU yang terpilih untuk mengikuti pengisian angket yaitu stambuk 2013 berjumlah 10 orang, stambuk 2014 berjumlah 10 orang, dan stambuk 2015 berjumlah 10. Jadi, total mahasiswa-mahasiswi yang akan mengisi angket berjumlah 30 (tiga puluh) orang. Angket ditujukan untuk mengetahui apa Problematika dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara bahasa Arab mahasiswa-mahasiswi Departemen Sastra Arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah.

Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

c. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 1994: 135). Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan (Kunandar, 2008: 157). Wawancara bersifat terbuka dalam arti membiarkan responden berbicara sesuai dengan pengalaman, pengetahuan dan pandangan responden.

Adapun yang diwawancarai adalah beberapa mahasiswa Departemen Sastra Arab yang terpilih untuk memperoleh informasi lebih baik mengenai problematika pembelajaran, ditujukan untuk mengetahui apa Problematika dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara bahasa Arab mahasiswa-mahasiswi Departemen Sastra Arab FIB USU pada mata kuliah Muhadaṡah.

3.5 Sumber dan Jenis Data

(38)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a). Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penelitian (Umar, 2003:56). Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU dan angket.

b). Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literature yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian (sugiyono, 2005:62). Data sekunder bisa didapat dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, laporan penelitian dan lain sebagainya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur-literatur yang relevan mengenai Problematika dari buku-buku dan jurnal.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik.

Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami (Singarimbun dan Effendi, 1995: 264). Oleh karena itu, setelah menjumlahkan setiap jawaban dari hasil angket problematika kemampuan berbicara bahasa Arab mahasiswa jurusan Sastra Arab, maka selanjutnya data dianalisis dengan langkah- langkah statistik sebagai berikut :

a. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai mean atau rata-rata berdasarkan rumus (Sudjono, 2012: 81) :

P =

𝑓

𝑁

x 100%

Keterangan : f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

(39)

N = Jumlah frekuensi/banyaknya individu.

P = Angka persentase

b. Menginterpretasikan data dengan pedoman:

0% = tidak seorang pun 1% - 5% = hampir tidak ada 6% - 25% = sebagian kecil 26% - 49% = hampir setengahnya

50% = setengahnya

51% – 75% = lebih dari setengahnya 76% - 95% = sebagian besar

96% -99% = hampir seluruhnya

100% = seluruhnya

c. Langkah terakhir yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah mencari frekuensi (angka persenan) dengan menggunakan rumus Anas Sudjono (2012: 43)

M𝑥 =

ΣX

N

Keterangan : M𝑥 = Mean yang dicari.

X = jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada.

N = banyaknya skor

(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 GAMBARAN DEPARTEMEN SASTRA ARAB

Program Studi Sastra Arab dimulai dengan didirikannya pada tahun 1980 dengan status jurusan Bahasa Arab di bawah Ketua dan Sekretaris jurusan Drs.

H.T.Thabrani Harumy, L.c. dan Drs.H.Khairuddin Rangkuti. Para staf pengajar pada awal mula berdiri yaitu terdiri dari dosen luar biasa yang direkrut dari berbagai bidang disiplin ilmu yang berstatus alumni Timur Tengah. Mereka itu antara lain : Drs. Usman Serawi, M.A (Lc dari madinah), Chalik Massidin, M.A (alumni Baghdad Irak) Prof. DR H.Hasbballah THaib, M.A tamatan dari Libia (1980–1990), DR.

Sanusi Ahmad, M.A tamatan Baghdad Irak (1980-1985), DR. Maimun Aqsha Lubis, Lc tamatan Madinah Saudi Arabia (1983-1985), DR. Ramli Wahid Simangunsong, M.A Madinah Saudi Arabia.

Pada tahun 1982 staf pengajar di program studi diangkat dosen tetap antara lain : Drs. Suwarto, M.Hum, Drs. Ibnu Santoso, M.Hum, (pindah tahun 1993 ke IKIP Yogyakarta), Drs, Sofyan (pindah tahun 1988 ke Unisba Bandung), Drs Soleh (pindah tahun 1984 ke Pemda Bandung), Drs. Amir Ma,ruf, M.Hum (pindah tahun 1985).

Pada tahun 1984/1985 sesuai dengan SK. Dirjen DIKTI No.131/DIKTI/Kep.1984 Jurusan ini berubah status menjadi program studi bahasa Arab. Pada tahun 1987 Status program studi ini kemudian diperbaharui dengan turunnya SK Dirjen DIKTI No.208/DIKTI/Kep.1996 tanggal 11 Juli 1996 dan berlaku sampai dengan saat ini.

Dalam perkembangannya Ketua Program Studi/Departemen telah dipimpin sejumlah 13 orang yang terdiri dari : Drs.H.T.Thabrani Harumy; Prof.T.Amin Ridwan, Ph.d; Dra. Hj. Masindan; Drs. Khairuddin Rangkuty; Prof. DR. H. Marjuni Rangkuti, M.A; Drs Suwarto, M.Hum; Chalik Massidin, M.A; Dra. Khairina Nst, M.S; Drs. Muhammad Syahnan, M.Ag; Dra. Rahlina Muskar, M.Hum; Drs.

Aminullah, M.A, Ph.d, Dra. Khairawati, M.A., Ph.D; Dra. Pujiati, M.Soc.Sc., Ph.D.

Demikian juga dengan Sekretaris Program Studi/Derpartemen berjumlah 11 orang yaitu : Drs. Khairuddin Rangkuti; Drs. Suwarto, M.Hum; Drs. Usman Serawi, M.A;

Drs.Mahmud Khudri, M.Hum; Drs. Muhammad Syahnan; Drs. Bahrum Saleh

(41)

Saragih, M.Ag; Dra. Khairina Nst, M.S; Dra Nursukma Suri, M.Ag; Dra. Rahlina Muskar Nst, M.Hum; Dra.Kacar Ginting, M.Ag; Dra. Fauziah, M.A.

Peningkatan mutu pendidikan staf pengajar USU dilakukan dengan mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti S2 dan S3. Adapun alumni yang mengikuti jenjang pendidikan S2 dan S3 terdapat diberbagai universitas baik yag ada di dalam maupun di luar negeri yaitu antara lain UGM, UIN Jakarta, USU, IAIN Medan, USM (Pulau Penang), UKM Malaysia, University Jamia Millia India, Aligarh Muslim University India.

Peningkatan mutu pendidikan melaui hubungan kerjasama dan kemitraan, penelitian atau pengkajian ilmiah dengan lembaga dalam dan luar negeri baik secara individual maupun sifatnya melembaga antara lain kerja sama dengan Lembaga pemerintahan yang ada dilingkungan Pemda Sumatera Utara, Bupati Kabupaten Langkat periode Syamsul Arifin, S.E.

Kerjasama dengan pihak luar negeri yaitu Lembaga Bahasa Arab Jakarta tahun 1996, Kerajaan Saudi Arabia bidang pendidikan melakukan penataran bahasa Arab selama 2 minggu tahun 1984. Republik India dengan Jamia Millia Islamiya University, New Delhi tahun 2004, Islamic Development Bank (IDB) tahun 2004, AMCF (Asean Moslem Charity Foundation) dalam bidang pelatihan metodologi pengajaran Bahasa Arab tahun 2007. Kerjasama individual kerajaan Saudi Arabia dengan Departemen Sastra Arab dalam bidang peningkatan kualitas staf pegajar dan mahasiswa.

Departemen Sastra Arab Terakreditasi dengan peringkat Akreditas A.

Berdasarkan surat keputusan BAN-PT No. 001/BAN-PT/Ak-XII/S1/III/2009. Sejak tanggal di tetapkan 14 Maret 2009 sampai dengan 14 Maret 2014. Kemudian kembali mempertahankan akreditasi nilai A pada tahun 2015-2020 berdasarkan SK BAN PT Nomor. 502/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2015. Dosen yang bergelar Prof sebanyak 1 Orang, yang bergelar Dr sebanyak 6 Orang dan yang bergelar Master 8 Orang membantu percepatan suasana akademik yang berkualitas ilmiah dan kondusif dan berwawasan luas. Salah seorang dosen telah mendapatkan proyek penelitian hibah bersaing dari DIKTI 2009 dan 2010 serta mendapatkan proyek pengabdian

masyarakat IBIIK dari DIKTI utk tahun 2011

(http://fib.usu.ac.id/content/index/4/id_cnt_hk_pidana).

(42)

4.2 HASIL PENELITIAN

Problematika kemampuan mahasiswa dalam berbicara bahasa Arab ada dua yaitu problematika linguistik dan non linguistik. Problem linguistik meliputi tata bunyi (phonology), perbendaharaan kata (mufradat/vocabulary), tata bahasa (nahwu dan sharaf), tulisan, dan susunan kata. Problem nonlinguistik meliputi mahasiswa, alokasi waktu, sarana dan prasarana dan faktor lingkungan.

4.2.1 Hasil Penelitian Problematika Linguistik Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa Sastra Arab FIB USU

Hasil analisis data yang berbentuk tabel dan diagram batang dari pertanyaan nomor:

1. Apakah tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi problem anda dalam berbicara bahasa Arab ?

Tabel 4.1

Analisis Data Angket Nomor 1

Alternatif jawaban

Frekuensi

Total

Persentase

Total

2013 2014 2015 2013 2014 2015

Ya 6 5 8 19 60% 50% 80% 63.33%

Tidak 4 5 2 11 40% 50% 20% 36.67%

Total 10 10 10 30 100% 100% 100% 100%

Dari analisis data angket pada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (63.33%) dari responden menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi problem bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. Hampir setengahnya (36.67%) menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia tidak menjadi problem

(43)

bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

Diagram 4.1

Analisis Data Angket Nomor 1

Diagram di atas menunjukkan bahwa 6 responden dari stambuk 2013 menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi problem dan 4 responden menyatakan tidak menjadi problem, bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 5 responden dari stambuk 2014 menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi problem dan 5 responden menyatakan tidak menjadi problem, bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2015 menyatakan tata bunyi bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia menjadi problem dan 2 responden menyatakan tidak menjadi problem, bagi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab.

2. Apakah tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi anda dalam berbicara bahasa Arab ?

6

5

8

4

5

2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2013 2014 2015

ya tidak

(44)

Tabel 4.2

Analisis Data Angket Nomor 2

Alternatif jawaban

Frekuensi

Total

Persentase

Total

2013 2014 2015 2013 2014 2015

Ya 7 8 10 25 70% 80% 100% 83.33%

Tidak 3 2 0 5 30% 20% 0% 16.67%

Total 10 10 10 30 100% 100% 100% 100%

Dari analisis data angket pada tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (83.33%) dari responden menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. Sebagian kecil (16.67%) menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab tidak mempengaruhi mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya USU dalam berbicara bahasa Arab. Berikut ini peneliti menggambarkan data di atas dalam bentuk diagram batang.

(45)

Diagram 4.2

Analisis Data Angket Nomor 2

Diagram di atas menunjukkan bahwa 7 responden dari stambuk 2013 menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi, dan 3 responden dari stambuk 2013 menyatakan tidak mempengaruhi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 8 responden dari stambuk 2014 menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi, dan 2 responden dari stambuk 2014 menyatakan tidak mempengaruhi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab. 10 responden dari stambuk 2015 menyatakan tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab mempengaruhi mahasiswa Sastra Arab FIB USU dalam berbicara bahasa Arab.

3. Apakah tata bahasa (Nahwu dan Sharaf) dalam bahasa Arab juga menjadi problem anda dalam berbicara bahasa Arab ?

7

8

10

3

2

0 0

2 4 6 8 10 12

2013 2014 2015

ya tidak

Gambar

Diagram 4.5  Analisis Data Angket Nomor 5

Referensi

Dokumen terkait

Remembering engages other parts of the brain – our imagination and visual sense – which can come to our exam when we’re trying to recall facts.. Because the complex structure

[r]

Biaya-biaya tersebut belum diklasifikasikan secara tepat oleh perusahaan berdasarkan perilaku biaya yang menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel, dalam analisis

Penelitian ini diterapkan pada algoritma support vector machine untuk mendiagnosa chronic kidney disease , agar dapat membuktikan bahwa adaboost serta dengan pemilihan parameter

Denyut Nadi Pada Tenaga Kerja Industri Pandai Besi di Desa Hadipolo..

Data hasil observasi ini kemudian digunakan untuk menghitung jumlah crosstalk per slot antar core MCF yang menyatakan besarnya kinerja dari setiap metode yang diusulkan

Langitnya terang dan camar camar Anginnya datang datang bergelombang Berayun ayun berayun ke kaki langit langit Ternyata kini jadi samar-samar Nahkoda kami berancang ancang

Di situasi seperti ini karena banyaknya tamu yang akan hadir di pesta makan malam, banyak bahan makanan yang masil belum siap.. Zhu ǎnshēn