KAJIAN YURIDIS TERHADAP NOTARIS YANG MERANGKAP JABATAN MENJADI ADVOKAT DIKAITKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS
TESIS
Oleh
MARTINA INDAH AMALIA 177011024 / M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2020
KAJIAN YURIDIS TERHADAP NOTARIS YANG MERANGKAP JABATAN MENJADI ADVOKAT DIKAITKAN DENGAN
UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MARTINA INDAH AMALIA 177011024 / M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2020
Nomor Pokok
Program Studi
177011024
KENOTARIATAN
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Svafruddin Kalo. S.H. M.Huml
Pembimbing Pembimbing
(Dr. Supravitno. S.H.. M.Kn) (Dr. Edv Ikhsan. S.H. M.A1
Ketua Program Studi,
%
W,(Dr. T. Keizerina DevDA, SH, CN. MHuml (ProflDr.'Budiman Ginting.SH.MHnni)
Tanggal lulus : 10 Juli 2020
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Syafruddin Kalo, S.H, M.Hum Anggota : 1. Notaris Dr. Suprayitno, S.H, M.Kn
2. Dr. Edy Ikhsan, S.H, M.A
3. Dr. T. Keizerina Devi Azwar, S.H, C.N, M.Hum 4. Dr. Sutiarnoto, S.H., M.Hum
i
advokat. Disamping itu dalam Undang – Undang 18 Tahun 2003 tentang Advokat juga diatur bahwa seorang advokat dilarang untuk merangkap jabatan yang bertentang dengan kepentingan tugasnya. Namun pada realitanya masih ditemukan pelanggaran rangkap jabatan yang dilakukan seorang notaris pada jabatan – jabatan yang dilarang dalam Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2014 khsusnya rangkap jabatan sebagai Advokat. Pada penelitian ini peneliti fokus untuk menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan alasan seorang Notaris dilarang merangkap jabatan sebagai advokat, bagaimana pengawasan Majelis Pengawas Notaris terhadap notaris yang merangkap jabatan sebagai Advokat, dan bagaimana akibat hukum jika Notaris merangkap jabatan sebagai Advokat.
Teori yang digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini adalah teori kepastian hukum yang didukung dengan teori perlindungan hukum dan teori kewenangan hukum. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder ini dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) sumber data, yaitu bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Teknik dan alat pengumpulan data penelitian diperoleh dari library research dan field research. Analisa data dilakukan dengan metode kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan pasal 17 ayat (1) Undang-Undang No 2 tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris disebutkan secara jelas bahwa seorang Notaris dilarang merangkap jabatan sebagai seorang Advokat.
Disamping itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat dinyatakan bahwa seorang advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan profesinya. Sehingga dapat disimpulkan tindakan merangkap jabatan yang dilakukan seorang Notaris menjadi Advokat merupakan tindakan yang melanggar hukum dan undang-undang.
Pengawasan bagi Notaris yang merangkap jabatan menjadi Advokat dapat dilaksanakan oleh Majelis Pengawas Notaris dan Majelis Kehormatan Notaris dengan kewenangan yang berbeda. Berpedoman pada Putusan Majelis Pengawas Notaris Pusat pada dua Notaris yang merangkap jabatan menjadi Advokat (HS dan CA) disimpulkan bahwa tindakan notaris merangkap jabatan sebagai seorang advokat dapat berakibat terhadap sanksi yang berat yaitu sanksi pemberhentian sementara dan pemberhentian secara tidak hormat. Majelis Pengawas Notaris diharuskan melakasanakan pengawasan yang lebih ketat terhadap Notaris untuk menghindari tindakan rangkap jabatan menjadi seorang Advokat. Disamping itu seorang Notaris yang berkeinginan menjadi Advokat disarankan untuk mengundurkan diri terlebih dahulu dari jabatannya sebagai Notaris. Diperlukan Undang-Undang yang lebih tegas melarang rangkap jabatan bagi Notaris untuk menjadi seorang Advokat.
Kata Kunci : Notaris, Advokat, Rangkap Jabatan
ii
that, in Law 18 of 2003 concerning Advocates it is also stipulated that an advocate is prohibited from concurrently holding positions that are contrary to the interests of his duties. However, in reality there are still multiple positions violations committed by a notary public in positions that are prohibited in Law Number 2 of 2014, especially for concurrent positions as Advocates.In this study, researchers focus on analyzing issues related to the reason a Notary is prohibited from concurrently serving as an advocate, how is the oversight of the Notary Supervisory Board of the notary who concurrently serves as an Advocate, and how the legal consequences if a Notary Public concurrently serves as an Advocate.
The theory used as a theoretical basis in this research is the theory of legal certainty supported by the theory of legal protection and the theory of legal authority. This research uses secondary data. This secondary data is done by using 3 (three) data sources, namely primary, secondary and tertiary legal materials. Research data collection techniques and tools were obtained from research libraries and field research. Data was analyzed by qualitative method.
The results showed that based on article 17 paragraph (1) of Law No. 2 of 2014 Regarding the Position of Notary, it was clearly stated that a Notary was prohibited from holding concurrent position as an Advocate. Besides that, based on Law No. 18 of 2003 concerning Advocates it is stated that an advocate is prohibited from holding other positions that are contrary to the interests of his duties and profession. So it can be concluded that the act of concurrently acting by a Notary to be an Advocate is an act that violates the law and the law.
Supervision for Notaries who concurrently serve as Advocates can be carried out by the Notary Supervisory Board and the Notary Honorary Council with different authorities. Guided by the Decision of the Central Notary Supervisory Board of the two Notaries who concurrently serve as Advocates (HS and CA), it was concluded that the act of a notary and concurrent position as an advocate could result in severe sanctions namely sanction of temporary dismissal and dishonorable dismissal. The Notary Supervisory Board is required to carry out tighter supervision of the Notary to avoid double acting as an Advocate. Besides that, a Notary who wishes to be an Advocate is advised to resign from his position as a Notary Public. A stricter law is required banning concurrent positions for a Notary to become an Advocate.
Keywords: Notary, Advocate, Dual Position
iii
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam penyusunan tesis yang berjudul “Kajian Yuridis Terhadap Notaris Yang Merangkap Jabatan Menjadi Advokat Dikaitkan dengan Undang-Undang Jabatan Notaris” ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat dan salam penulis sanjungkan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah bersusah payah membawa umatnya dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan.
Oleh sebab itu, Peneliti sangat mengharapkan adanya penelitian lanjutan guna kesempurnaan penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini dan kepada pihak yang telah menjadi bagian penting selama penulis menjalani kehidupan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Kenotariatan, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, S.H, C.N, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen penguji yang telah banyak
iv
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan selaku pembimbing tiga yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran, serta telah sabar untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Syafrudin Kalo, S.H, M.Hum, selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu dan memberi motivasi, bimbingan, dorongan, saran dan perhatian hingga selesai penulisan tesis ini.
6. Bapak Dr. Suprayitno, S.H., M.Kn, selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu dan memberi motivasi, bimbingan, dorongan, saran dan perhatian hingga selesai penulisan tesis ini.
7. Bapak Dr. Sutiarnoto, S.H., M.Hum selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran untuk perbaikan penulisan tesis.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta arahan yang sangat bermanfaat selama penulis mengikuti proses kegiatan perkuliahan.
9. Seluruh Staf/Pegawai Administrasi Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam proses administrasi mulai dari penulis masuk kuliah hingga penulis menyelesaikan tesis ini.
10. Kedua orang tua ananda tercinta, untuk papa H. Arifni Marzal yang telah memberikan dukungan materiil dan moriil, sehingga ananda dapat menyelesaikan Pendidikan, serta untuk almarhumah mama, Hj. Farida Hanum yang meskipun tidak dapat mendampingi penulis hingga selesai penulisan tesis, namun tesis ini penulis persembahkan untuk Almarhumah ibunda tercinta.
11. Kedua kakak kandung penulis, Dessy Dian Antarini dan Martini Indah Amalia, serta kedua Abang Ipar, M. Chairul Ichlas dan Daniel Ibrahim
v
kepada penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini, terima kasih untuk doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
13. Sahabat-sahabat dan juga seluruh mahasiswa angkatan 2017 yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
Semoga rahmat dan hidayah serta lindunganNya selalu dilimpahkan kepada kita semua selaku orang-orang yang selalu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin Ya Rabbal’aalamiin.
Medan, 10 Juli 2020 Peneliti,
Martina Indah Amalia 177011024
vi
Nama Lengkap : Martina Indah Amalia Tempat Tanggal Lahir : Medan, 16 Juni 1992 Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Komplek Bumi Asri Blok A No.12 Kecamatan Medan Helvetia
Kota Medan
Nomor HP : 081397599309
II. KELUARGA Nama Orang Tua
Nama Ayah : H. Arifni Marzal Pekerjaan : Purnawirawan POLRI
Alamat : Komplek Bumi Asri Blok A No.12
Kecamatan Medan Helvetia
Kota Medan
Nama Ibu : Hj. Farida Hanum (Almh.)
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD Swasta IKAL, Medan Tamat Tahun 2004 SMP Swasta AL-AZHAR, Medan Tamat Tahun 2007
SMA Negeri 1 Medan Tamat Tahun 2010
S1 Fakultas Hukum USU Masuk Tahun 2010 S2 Magister Kenotariatan USU Masuk Tahun 2017
vii
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusani Masalah ... 15
C. Tujuani Penelitian ... 16
D. Manfaati Penelitian ... 16
E. Keasliani Penelitian ... 17
F. Kerangkai Teorii dani Konsepsi ... 20
1. Kerangkai Teori ... 20
2. Konsepsi ... 27
G. Metodei Penelitian ... 30
BAB II LARANGANi RANGKAPi JABATANi NOTARISi DANi ADVOKAT ... 35
A. Hakikati Notaris ... 35
B. Keterikatani Notarisi dengani Undang-Undangi Jabatani Notaris,i Sumpahi Jabatani Notarisi dani Kodei Etiki Notaris ... 47
C. Pengertian,i Kewajibani dani TugasAdvokat ... 58
D. Larangani Rangkapi Jabatani Notarisi Sebagaii Advokat ... 71
BAB III PENGAWASANi i MAJELISi PENGAWASi NOTARISi TERHADAPi NOTARISi YANGi MERANGKAPi JABATANi SEBAGAIi ADVOKAT ... 78
A. Majelisi Pengawasi Notaris ... 78
B. Kewenangani Majelisi Pengawasi Notarisi Berdasarkani Tingkatannya ... 82
viii
A. Notarisi Sebagaii Pejabati Umumi Dilarangi Melakukani
Rangkapi Jabatan Sebagai Advokat ... 100
B. Pengawasani dani Pembinaani Notarisi ... 106
C. Akibat Hukumi Terhadapi Notarisi Yangi Merangkapi Jabatani Sebagaii Advokat ... 110
BAB V KESIMPULANi DANi SARAN ... 116
A. Kesimpulan ... 116
B. Saran ... 118
DAFTAR PUSTAKA ... 120
1 A. Latari Belakang
Seorangi notarisi dalami menjalankani dani memberii pelayanani kepadai semuai pihaki yangi berkepentingani dani tidaki memihaki kei salahi satui pihak.i Disampingi itui
notarisi jugai harusi mampui bertindaki secarai adil,i jujur,i dani berintegritasi dalami menjalankani tugasnya1.i Sedangkani advokati hanyai kepadai satui pihak.i Seorangii notaris jugai menciptakani suatui hukumi melaluii perjanjian-perjanjiani yangi dibuatnyai tanpai memihaki salahi satui pihaki dengani tujuani agari parai pihaki dapati terhindari darii sengketai sehinggai semuai pihaki dapati terakomodiri kepentingannya,i
sedangkani advokati padai prakteknyai hanyai berusahai untuki memuaskani satui pihaki yangi dibelanya2.i Selaini itui pekerjaani seorangi Notarisi berfokusi padai pencegahani terjadinyai sengketai antari pihak-pihak,i sedangkani advokati berfokusi padai penyelesaiani sengketai yangi telahi terjadi 3 . Pernyataani tersebuti semakini mempertegasi bahwai pekerjaani ataui tugasi notarisi cukupi luasi dani lebihi kompleks4.i Dimanai padai intinyai tugasi notarisi bukani menyelesaikani suatui masalahi melainkani menghindarii timbulnyai masalahi melaluii penciptaani perjanjiani yangi dibuat5.i Lebihi jauhi dapati dikatakani bahwai pekerjaani notarisi sebagaii pekerjaani yangi menciptakani hukumi darii setiapi perjanjiani yangi dibuat.i Adapuni ketetapani ataui peraturani yangi
1iPasali 16i Undang-Undangi Noi 2i Tahuni 2014i tentangi Jabatani Notarisi
2Siscai Yunii Alisha,i Larangani Rangkapi Jabatani Notarisi Sebagaii Advokati i Menuruti Undangi Undangi Nomori 30i Tahuni 2004i i Tentangi Jabatani Notarisi i Sebagaimanai Telahi Diubahi Dengani i Undang-i Undangi Nomori 2i Tahuni 2014.Jurnali Notariati (Palembang:i i UNSRI,i 2018).i hlm.12
3iIbid
4 Ibid.i hlmi 12i
5iIbid.i hlmi 14
berbentuki undang-undangi yangi melarangi seorangi advokati merangkapi jabatani menjadii notarisi yangi tertuangi dalami Undang-Undangi Noi 18i Tahuni 2003i tentangi
Advokati padai pasali 20i disebutkani sebagaii berikut:i
1) Advokati dilarangi memegangi jabatani laini yangi bertentangani dengani kepentingani tugasi dani martabati profesinya.i
2) Advokati dilarangi memegangi jabatani laini yangi memintai pengabdiani sedemikiani rupai sehinggai merugikani profesii Advokati ataui mengurangii
kebebasani dani kemerdekaani dalami menjalankani tugasi profesinya.i
3) Advokati yangi menjadii pejabati negara,itidaki melaksanakani tugasi profesii Advokati selamai memangkui jabatani tersebut.
Padai hakikatnyai seorangi notarisi harusi dapati berpegangi teguhi padai tugasnya,iyaitui sebagaii penengahi yangi tidaki bolehi berpihak6,i bukani sebagaii seorangi perantara,i pembelai dani jabatani lainnyai dii luari jabatani Notarisi yangi dilarangi olehi Undang-undangi Nomori 2i Tahuni 2014i Tentangi Perubahani Atasi Undang-undangi Nomori 30i Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notaris.
Notarisi dapati digolongkani sebagaii pejabati umumi yangi selalui berkaitani dengani morali dani etikai ketikai menjalankani tugasi dani jabatannya.i Selaini itui
notarisi jugai dapati diklasifikasikani menjadii pekerjaani yangi menjanjikan.i Dimanai terdapati syarati kompentesii khususi yangi harusi dipenuhii untuki menjadii seorangi notaris.i i Dengani katai lain,i tidaki mungkini seorangi notarisi dapati berpraktiki tanpai memilikii kemampuani memadai.i Latari belakangi pendidikani hukumi merupakani sebuahi keharusan.i Pendidikani Stratai 2i hukumi bidangi kenotariatani harusi didahuluii
dengani menempuhi Stratai 1i Ilmui Hukum7.i Saati melaksanakani tugasi jabatannyai notarisi harusi berpegangi teguhi dani menjunjungi tinggii martabati profesinyai sebagaii pejabati umumi dani terhormat,i karenai profesii notarisi seringi dianggapi sebagaii
6i Ibid.i hlmi 15
7i Yudhai Pandu.i Himpunani Peraturani Perundang-undangani Jabatani Notarisi dani PPAT,i (Jakarta:i Indonesiai Legali Centeri Publishing,i 2009).i hlm.2
profesii yangi muliai (officiumi nobile)8.i Kepastiani hukumi atasi jabatani notarisi dii Indonesiai tercermini sejaki berlakunyai Undang-Undangi Nomori 2i Tahuni 2014i
Tentangi Perubahani Atasi Undang-Undangi Nomori 30i Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notaris.i Adapuni Undang-undangi inii terdirii darii 8i (delapan)i Babi dani 91i (sembilani puluhi satu)i pasal,i i yangi disahkani padai tanggali 15i Januarii 2014.i Berdasarkani Pasali 1i ayati (1)i Undang-undangi disebutkani bahwai Notarisi adalahi pejabati umumi yangi berwenangi untuki membuati aktai otentiki dani memilikii kewenangani lainnyai sebagaimanai dimaksudi dalami Undang-Undangi ini.i Sedangkani pengertiani pejabati umumi diartikani sebagaii orangi ataui individui yangi menjalankani beberapai fungsii publiki darii negara,i khususnyai dii bidangi hukumi perdata9.
Notarisi jugai merupakani salahi satui organi negarai yangi mendapati amanati darii sebagiani tugasi dani kewenangani negarai yaitui tugas,i kewajiban,i wewenangi dani tanggungi jawabi dalami rangkai pemberiani pelayanani kepadai masyarakati umumi dibidangi keperdataan.i Jabatani yangi diembani notarisi adalahi suatui jabatani
kepercayaani yangi diamanatkani olehi Undang-Undangi dani masyarakat,i untuki itulahi notarisi harusi bertanggungi jawabi untuki melaksanakani kepercayaani yangi diberikani kepadanyai dengani selalui menjunjungi tinggii etikai hukumi dani martabati sertai keluhurani jabatannya.i Sebabi apabilai hali tersebuti diabaikani olehi seorangi notarisi makai akani berbahayai bagii masyarakati umumi yangi dilayaninya.i Dalami
menjalankani jabatannyai notarisi harusi mematuhii seluruhi kaedahi morali yangi telahi hidupi dani berkembangi dimasyarakat,i selaini darii adanyai tanggungi jawabi dani etikai
8 Abduli Ghofuri Anshori,i Lembagai Kenotariatani Indonesia,i (Yogyakarta:i UIIi
Press,i 2009),i hlm.i 6.
9I Ibid.i hlm.i 13.
profesi,i adanyai integritasi dani morali yangi baiki merupakani persyaratani pentingi yangi harusi dimilikii olehi seorangi notaris10.
Kaidah-kaidahi pokoki yangi berkaitani dengani profesii khususnyai dalami penelitiani inii kaidahi yangi berkaitani dengani profesii notaris,isepertii yangi telahi dinyatakani olehi C.S.Ti Kansili yaitui sebagaii berikut:i i
1. Profesii merupakani pelayan,i karenai itui merekai harusi bekerjai tanpai pamrih,i terutamai bagii klieni ataui pasiennyai yangi tidaki mampu;
2. Pelaksanaani pelayanani jasai profesionali mengacui padai nilai-nilaii luhur;
3. Pelaksanaani profesii berorientasii kepadai masyarakati secarai keseluruhan;
4. Polai persaingani dalami 1i (satu)iprofesii haruslahi sehat11.
Kehidupani masyarakati yangi terusi berkembangi dani berubah-ubahi turuti memberikani dampaki terhadapi peningkatani kebutuhani atasi pelayanani jasai publiki yangi dapati memberikani kepastiani hukum,i dimanai salahi satunyai dii bidangi jasai notaris.i Pelayanani jasai publiki diberikani olehi notarisi berupai pelayanani pembuatani
aktai dani tugas-tugasi laini yangi dibebankani kepadai notarisi yangi melekati kepadai predikati pejabati umumi dalami ruangi lingkupi tugasi dani kewenangani notaris.i Aktai yangi dibuati olehi notarisi menjadii alati buktii yangi kuati dani sahi saati terjadii sengketai hukumi dii pengadilan,i khususnyai sengketai yangi berkaitani dengani permasalahani perdata12.
10Rismai Ernawatii Sinaga.i Analisisi Yuridisi Terhadapi Notarisi yangi Bertindaki Sebagaii Perantarai Berkaitani dengani Juali Belii Tanah.i Tesisi Kenotariatan.i (Medan:i Universitasi Sumaterai Utara,i 2018).i hlmi 25
11iC.S.T.i Kansil,i Pokok-Pokoki Etikai Profesii Hukum,i (Jakarta:i Pradnyai Paramita,i
2003),i hlm.i 5.
12 Ibidi
Notarisi merupakani pejabati umumi (openbaari amtenar)i yangi berwenangi membuati semuai jenisi perjanjiani yangi berbentuki aktai otentik,i dimanai aktifitasi
tersebuti meliputi;i penetapani tanggali perjanjian,i penyimpanani akta-akta,i dani pengeluarani grosse,i salinani dani kutipannya.i Adapuni kewenangani laini darii notarisi yangi tertuangi dalami Pasali 15i ayati (2)i Undang-Undangi Nomori 2i Tahuni 2014i Tentangi Perubahani Atasi Undang-Undangi Nomori 30i Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notarisi menyebutkani kewenangani notarisi sebagaii berikut:
1. Mengesahkani tandai tangani dani menetapkani kepastiani tanggali surati dii bawahi tangani dengani mendaftari dalami bukui khusus;i
2. Membukukani surati dii bawahi tangani dengani mendaftari dalami bukui khusus;i
3. Membuati kopii darii aslii surati dii bawahi tangani berupai salinani yangi memuati uraiani sebagaimanai ditulisi dani digambarkani dalami surati yangi
bersangkutan;i
4. Melakukani pengesahani kecocokani fotokopii dengani surati aslinya;i 5. Memberikani penyuluhani hukumi sehubungani dengani pembuatani Akta;i 6. Membuati Aktai yangi berkaitani dengani pertanahani ;i ataui
7. Membuati aktai risalahi lelang.i
Pelaksanaani wewenangi sebagaii pejabati publiki notarisi jugai harusi
memperhatikani ha1-ha1i sebagaii berikut:
1. Berjiwai Pancasila;
2. Taati kepadai hukum,i sumpahi jabatan,i kodei etiki notaris;
3. Berbahasai Indonesiai yangi baik13i
Padai prosesi perlindungani kepentingani publiki dani menjamini
pengimplementasiani jabatani notarisi yangi dipercayakani olehi undang-undangi dani masyarakati padai umumnya,i makai adanyai pengaturani secarai umumi mengenaii pengawasani terhadapi aktivitasi notarisi perlui dilaksanakan,i karenai dalami
13iAbduli Kadiri Muhammad,i Etikai Profesii Hukum,i cet.i 3,i (Bandung:i PT.i Citrai
Adityai Bakti,i 2006).i hlm.i 89.
menjalankani jabatannya,i seorangi notarisi diharuskani menjalankani aktivitasnyai sebagaii pengabdii hukumi yangi meliputii bidangi yangi cukupi luas.i Sehinggai dengani
adanyai kodei etik,i kepentingani masyarakati dapati terjamini dani menciptakani kepercayaani padai masyarakati terhadapi kinerjai notaris14.i i
Seorangi notarisi diwajibkani memilikii bekali ilmui kenotariatani dani morali yangi baik,i dimanai hali tersebuti merupakani syarati yangi harusi dipenuhii dalami rangkai melaksanakani profesii muliai yangi diembannya.i Pemahamani notarisi terhadapi aspeki yuridisi dani aspeki etisi akani menjadikani notarisi kaumi profesionali yangi mampui mengikutii perkembangani hukumi dalami menjawabi permasalahani hukumi aktuali yangi terjadii dimasyarakati seperti:i penyelesaiani sengketai perjanjiani15.i Padai aspeki yuridis,i notarisi perlui memahamii semuai bidangi hukum,i baiki hukumi publiki maupuni hukumi privat.i Darii aspeki spirituali notarisi dalami menjalankani jabatanyai notarisi harusi mempertanggungjawabkani perbuatannyai kepadai Tuhani sepertii yangi terkandungi dalami isii sumpahi jabatani notaris16.i
Sementarai padai aspeki etisi notarisi harusi memahamii tentangi nilai-nilaii etiki yangi terkandungi dalami Kodei Etiki Notaris,i maupuni nilai-nilaii etiki yangi tertuangi dalami Undang-Undangi Nomori 30i tahuni 2004i tentangi Jabatani Notarisi yangi kemudiani mengalamii perubahani menjadii Undang-Undangi Nomori 2i tahuni 2014i berikuti peraturan-peraturani pelaksananya,i dani sumpahi jabatani Notaris17.
Notarisi dalami melaksanakani setiapi tugasnyai tidaki diperkenankani untuki keluari ataui melanggari peraturani yangi berlakui termasuki diantaranyai adalahi kodei
14i Ibid
15i Habibi Adjie.i Sanksii Perdatai dani Administratifi Terhadapi Notaris.i (Bandungi :i PT.i Refikai Aditama,2008).i hlm.32i i
16i Ibidi
17i Rismai Ernawatii Sinaga.i Op.Citi i hlmi 5
etiki notaris.i Kodei etiki notarisi merupakani seluruhi kaedahi morali yangi meliputii pedomani ataui landasani dalami menjalankani tugasi sebagaii notaris.i Ruangi lingkupi
kodei etiki notarisi berdasarkani Pasali 2i Kodei Etiki Notarisi Ikatani Notarisi Indonesiai (I.N.I)i berlakui bagii seluruhi anggotai maupuni anggotai laini yangi memangkui jabatani sebagaii notaris.i Kodei Etiki Notarisi Ikatani Notarisi Indonesiai (I.N.I),i yangi ditetapkani padai tanggali 28i Januarii 2005i dii Bandungi yangi selanjutnyai diubahi padai tanggali 29-30i Meii 2015i dii Banten,i memuati kewajiban,i larangani dani pengecualiani bagii notarisi dalami melaksanakani jabatani dani tugasnyai sertai sanksii yangi akani diberikani kepadai notarisi jikai melakukani pelanggaran18.i
Pengawasani terhadapi notarisi dapati diartikani sebagaii upayai untuki mengetahuii dani menilaii kenyataani yangi sebenarnyai tentangi pelaksanaani tugasi ataui kegiatani yangi dilaksanakani olehi notarisi sudahi sesuaii ataui tidaki dengani peraturani yangi telahi ditetapkan19.i i Pengawasani jugai diartikani sebagaii suatui prosesi pengamatani langsungi maupuni tidaki langsungi terhadapi setiapi aktivitas,i agari setiapi
aktivitasi tersebuti dapati sesuaii dengani rencanai yangi telahi ditetapkani sebelumnya20.i Pengawasani terhadapi pelaksanaani jabatani notarisi sebagaimanai yangi dimaksudi padai Pasali 67i ayati (1)i Undang-Undangi Nomori 2i Tahuni 2014i Tentangi Perubahani Atasi Undang-undangi Nomori 30i Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notaris,i dimanai Menterii membentuki Majelisi Pengawasi yangi terdirii atasi Majelisi Pengawasi
Pusat,i Majelisi Pengawasi Wilayahi dani Majelisi Pengawasi Daerahi yangi padai setiapi tingkatani majelisi tersebuti terdirii atasi unsur:i
18 Siscai Yunii Alisha.i Op.Cit.i hlmi 20i
19Sujamto,i Aspek-Aspeki Pengawasani dii Indonesia,i (Bandung:i Sinari Grafika,i 1987),i hlm.i 63.
20 Sujamto,i Beberapai Pengertiani dii Bidangi Pengawasan,i (Jakarta:i Ghaliai Indonesia,i 1983),i hlm.i 12.
a. Pemerintahi sebanyaki 3i (tiga)i orang;
b. Organisasii Notarisi sebanyaki 3i (tiga)i orang;
c. Ahli/akademisii sebanyaki 3i (tiga)i orang
Pengawasani yangi dilakukani olehi MPNi berdasarkani Undang-undangi Nomori 2i Tahuni 2014i Tentangi Perubahani Atasi Undang-undangi Nomori 30i Tahuni 2004i Tentangi Jabatani Notaris,i dapati dikatakani bersifati preventifi dani represif,i karenai telahi memilikii aturani yangi jelas,i yangi jugai bertujuani untuki menjagai agari parai Notarisi dalami menjalankani profesinyai tidaki mengabaikani keluhurani martabati ataui tugasi jabatannya,i tidaki melakukani pelanggarani terhadapi peraturani yangi berlaku,i tidaki melanggari sumpahi jabatan,i dani tidaki melanggari Normai Kodei Etiki Profesinya21.i Kegiatani pengawasani tidaki hanyai bersifati preventif,i tetapii jugai bersifati represif,i dengani memberikani penindakani atasi pelanggaran - pelanggarani yangi telahi dilakukani olehi Notaris22.i Disampingi itu,i Majelisi pengawasi notarisi jugai berwenangi memberikani sanksii sesuaii dengani tingkatannya:i MPWi dibentuki dani
berkedudukani dii ibukotai provinsii yangi manai Ketuai dani Wakilnyai dipilihi darii dani olehi anggotanya.i Masai jabatani Ketua,i Wakili Ketuai dani anggotai MPWi adalahi 3i (tiga)i tahuni dani dapati diangkati kembali,i MPWi dibantui olehi seorangi Sekretarisi ataui lebihi yangi ditunjuki dalami rapati MPW.i Jikai hasili pemeriksaani olehi MPDi dipandangi perlui diberikani tegurani baiki lisani maupuni tulisan,i makai MPWi akani
memberikani putusannya.i Dalami Pasali 73i ayati (1)i hurufi ei UUJN,i MPWi hanyai dapati memberikani sanksii berupai tegurani lisani ataui tertulisi dani sanksii sepertii inii menuruti Pasali 73i ayati (2)i UUJNi bersifati final.i MPPi dibentuki dani berkedudukani dii
21iFahrul,i i Keputusani Majelisi Pengawasi Notarisi Sebagaii Bentuki Keputusani Tatai
Usahai Negara,i Jurnali Imiahi Hukumi Kenotaritan,i Vol.7i No.i 2,i 2018,i hlm.4
22i ibid