• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG KETENAGALISTRIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG KETENAGALISTRIKAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BELUM DIKOREKSI

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG

KETENAGALISTRIKAN

Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapat ke Hari.tanggal Pukul Tempat Acara Ketua rapat Sekretaris Rapat Hadir Anggota Pemcrintah

A:\'GGGOTA KO:\llSJ \'JIJ : .., 1.

... j .

4.

5.

6.

7.

Ir. Emir Moeis. MSc Ir. Agusman Effendi Ors. Anthonis Rahail Rovani Haminullah Pa1il S. Baut SMF Mudahir

Firman Jaya Daeli Ir. Zaenal Arifin Julius Bobo. SE Yoseph Umar Hadi P.M Saul De Omav Tubauus Harvono·

Ors. Privo Bu.di Santoso Hj. Evita Asmalda Svamsul Bachri

2001-2002 IV

Rapat Panitia Kerja Kamis. 4 Juli 2002 19. 3(1 WIB -selesai

Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI

h:mbahasan DIM Sandingan RUU kntang Ketenagalis.trikan yang diserahkan ke Panja.

Ir. Agusman Effendi Drs. Muhono Basuki

28 dari 33 Anggota Panja Komisi VIII

JJjaran Dircktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Lncrgi .

...,.., H. Agus Sufliha! Mahmud 23. H.M Mudjib Musta'in. SH.MSi 24. H. Noor Adenan Razak. SE 25. Ors. Zulkifli Halim, MSc 26. Soetadji

27. Rukmini, SIP

28. Ir. Darmansyah Husein 8.

9.

10.

I I.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

Ors. Comelis Tapatab

Prof. DR. H. Rustam E. Tamburaka. MA Ors. Simon Patrice Morin

Ors. H. Maksum Zailadn

..., ~

_\). Ors. Nur Hasan ·

21. Prof. Dr. Ing. K. Tunggul Sirait

(2)

PEMERINT AH :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Dr. Ir. Yogo Pratomo, M.Sc Ir. J. Purwono, M.SEE Dr. Ir. Hardi Prasetyo Ors. TA Nurwinakum Pamudji Slamet, SH. MPA Sri Maharani, SH

Ors. Suladi 8. Ir. Aman Subagio

9. Ir. Jhonny R Simanjuntak 10. Darwiyanto

(3)

Panja RUUK 4-7-2002

KETUA RAPAT (DRS. ANTHONIUS RAHAil):

Terima kasih atas ketersediaan kita semua untuk hadir pada malam hari ini dan akan melanjutkan Rapat Panja kita. Oleh karena itu perkemmkanlah karr'li membuka ~apat Panja ini secara resmi.

Bapak/lbu yang kami hormati.

Dalam Panja semalam kita telah menyelesaikan Pasal 16 (a) ayat (1), dan malam ini kita akan mulai dengan ayat (2).

ANGGOTA F .PDIP (ZAIN AL ARIFIN) :

Dengan segala maaf saya kemarin itu sebenarnya tidak menyetujui ayat ini, kemarin saya katakan bahwa saya belum menyetujui karena im kalau dikaitkan dengan yang kedua itu merasa janggal. Kalau boleh saya mengomentari mengenai soal ini karena banyak seka.li komentar saya yang selama ini tidak dapat tanggapan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : T erima kasih.

Memang semalam ada hal yang masih dikerjakan oleh Pemerintah berkenaan dengan ayat (1) ini yang mengakomodir apa-apa yang berkembang. Barangkali untuk itu Pemerintah mer,jelaskan dulu ayat (1) nya.

ANGGOTA F.PDIP (ZAINAL ARIFIN):

Saya mengumpulkan comment-comment saya sehubungan dengan ini, waktu itu salah satunya adalah pertama rasanya tidak lazim mencantumkan di dalam satu Undang-undang mengenai hak dan kewajiban masyarakat itu tidal< jelas. Undang- undang itu ditujukan adalah kewajiban terhadap lembaga dan rnaupun terhadap individu tidak ada dalam masyarakat. Jadi kalau kita mau bicara adalah warga masyarakat itu jangan kita bicara mengenai dalam term yang lain.

Kedua mengen~i substansinya di dalam konstitusi itu banyak sekali dicantumkan kewajiban daripada negara yaitu antara lain mengenai kesejahteraan sosial, mengenai pendidikan dan segala macam. Jadi sebenarnya walaupun di dalam konstitusi dicantumkan tapi apabila itu tidak bisa dipenuhi itu-kEJn tidak dituntut juga Pemerintah soal itu P3k, tapi kita sebagai ideologi ini kita harus cantumkan bahwa orang berhak atas belajar. Oleh karena itu juga menurut saya harus kita cantur"nkan bahwa setiap orang berhak atas listrik tidak ada perkecualian. Karena kalau ada kita sebutkan alasannya maka kita mereducing hak-hak yang sebenarnya samua masyarakatnya itu sama haknya soal haknya dia untuk mendapatkan listrik.

Jadi menurut saya pasal ini secara subsansinyapun berlawanan dengan esensi daripada kesejahteraan sosial maupun pasal-pasal lain c!i dalam hak asasi kita. Jadi saya dari formatnya satu mengenai masyarakat itu tidal< lazim Undang- undang ada mengenai masyarakat. Yang kedua mengenai isinya yang menurut saya mereducing banyak hal-hal yang justru paling esensiil di dalam soal kita bernegara.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih.

Kami persilaka!l kepada Pf>.merintah sekaligus dengan hal yang tadi disampaikan berkenaan dengan judul yang walaupun kemarin sudah kita sepakati

(4)

mengenai judul hak dan kewajiban masyarakat. Tapi tadi disampaikan pengertian tnasyarakat itu sendiri.

Kami persilakan Pemerintah.

PEMERINTAH : Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Wr. V.Jb.

Bapak/lbu Anggota Dewan yang terhormat.

Menyambung kesepakatan kita kemarin malam bahwa hal yang terkait dengan hak dan kewajiban masyarakat pada judul saat itu kita tempatkan di belakang setelah bagian ketiga tentang penggunaan tanah oleh pemegang UPL.

Oleh karena itu kami mohon kesediaan Bapak Pimpinan dan Bapak/lbu Anggota Dewan yang terhorrnat untuk pada saat ini kita memulai dengan Dim No. 132 Pasal 17.

Dan kernudian nanti setelah bagian tentang penggunaan tanah ini telah selesai kita bahas baru kita masuki kembali pada bagian tentang hak dan kewajiban rnasyarakat ini, sehingga saya pikir nanti bisa menuntaskan semua persoalan yang ada dan bisa menjawab apa yang disampaikan oleh Bapak Zainal yang terhormat.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Silakan Pemerintah kalau demikian coba dijelaskan lagi dan sesudah itu kita akan kembali ke r=>asal 16.

PEMERINTAH : Terima kasih.

Dengan seijin Bapak Pimpinan kami melanjutkan pernbahasan dengan memulai pada Dim No. 132 Pasal 17 ayat (3).

ANGGOTA F .PG (HJ. EVITA ASMALDA) :

Ketua. jadi ditulis saJa pending Panja, jadi maksudnya di Panja ini kita pending.

dulu. nanti seperti Pemerintah tadi sampaikan sampai selesai ini baru kita mengulang lagi ke Oirn No. 128 Pasal 16 (a) 1tu

Terima kasih.

PEMERINTAH :

Jadi Pasal 17 ini tentang penggunaan tanah•oleh pemegang IUK dalam hal ini diganti menjadi UPL. Kalau boleh kami bacakan sebelum kepada ayat (3), ayat (1) dan ayat (2) nya.

Ayat ( 1) nya berbunyi

Untuk kepentingan umum pihak yang berhak atas tanah, bangunan dan turnbuh-tumbuhan mengijinkan pemegang UPL rnelaksanakan kewenangannya sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 14 ayat (2) dengan mendapatkan ganti rugi atau kompensasi.

Ayat (2) berbunyi

Gan ti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah untuk tan ah yang dipe~gunakan secara langsung oleh pemegang UPL, dan untuk bangunan dan tumbuh-tumbuhan diatas tanah dimaksud.

(5)

Kami lihat ayat (3) ini sudah merupakan pelaksanaan daripada ayat (1) Pasal

17, hanya seperti dikemukakan oleh lbu Rukmini tadi kata "tumbuh-tumbuhan" harus diganti dengan "tanaman" karena sesuai .dengan Keppres No. 55 Tahun 1993 itu

"tanaman" bukan "tumbuh-tumbuhan", Keppres itu melaksanakan atau sebagai pelaksanaan daripada Pasal 18 Undang-undang Pokok-pokok Agraria.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Selanjutnya Prof. Tunggul Sirait kami persilakan.

ANGGOTA F.PKB (PROF. DR. ING. K. TUNGGUL SIRAIT):

Terima kasih.

lni merupakan hat yang penting yang harus kita cermati dan pada waktu itu kalau saya tidak salah karena ini adalah masalahnya masalah keadi:an, dan juga dari segi teknis makanya ini dibuat pending. Saya ingat waktu itu Pak Emir yang memimpin rapat waktu itu.

lnilah masalah yang kita hadapi selama ini yang disebut sutet karena memang pengaturannya mengenai sutet ini tidak begitu jelas dan timbulnya isu-isu mengenai sutet ini maka timbul masalah-masalah, oleh karena itu saya kira perlu kita cermati betul.

Bagaimana mengenai bangunan dibawah lintasan pembangunan transmisi tenaga listrik, jadi lintasan dari bangunan atau instalasi transmisi tenaga listrik itu. lsu yang masalahnya akhir-akhir ini adalah medan elektromagnetik.

Kalau medan elektromagnetik itu sebetulnya bisa diatasi yaitu dengan memperlemah kuat medan elektromagnetik di-daerah bangunan itu. Namun demikian bahwa yang punya bangunan terutama kalau rumah disitu d:a merasa kenyamanannya terganggu. Oleh karena itu yang harus dilakukan sesuatu yang adil bagi pemilik daripada yang punya bangunan.

Jadi memang di dalam standar internasional dan juga yang anut oleh WHO juga dianut oleh Indonesia juga mengkaji kepada ambang batas itu. Dan inilah yang selalu menjadi momok dan ini memang masih dalam penelitian sebetulnya kalau yang berkaitan dengan med an elektromagnetik yang disebut med an magnetiknya.

Kalau medan elektriknya sudah jelas bahwa harus lebih kecil daripada 5 kilowatt/meter. sedangkan kalau medan magnetiknya itu adalah merupakan suatu masalah yang masih diteliti. Saya sendiri ikut meneliti ini yaitu merupakan satu akumulatif.

Oleh karena itu saya kira supaya di rnasa yang akan da1ang tidak menjadi persoalan mengenai bangunan, yang sekarang saja yang menjadi persoalan saya kira di Kuningan, Tasikmalaya yaitu karena peraturan-peraturannya apakah dari Pemerintah atau dari menteri yang berubah-ubah. Tapi bukan itu saja. biasanya yang karni observasi karena saya banyak terlibat mengenai medan elektromagnetiknya dan ikut meneliti ini.

Pertama saya lihat kalau medan elektriknya tidak ada masalah bisa diatasi.

tapi kalau medan magnetiknya itu yang masih belum jelas. Sek21rang saya bersama- sama teman-teman saya di Jepang rneneliti di Indonesia dan akhirnya baru 3 tahun yang akan datang akan bisa dikatakan.

Oleh karena itu saya kira perlu juga kita dengar bagaimana di negara lain kalau sudah mengenai bangunan ini. Sepanjang saya tahu di Malaysia ini yang disebut right of way itu memang dibeli langsung oleh perusahaan Malaysia (PNB). Di

(6)

Jepang karena begitu susahnya mendapat pembebasan tanah, maka menara itu bertahap-tahap dibuatnya. Jadi saya kira ini perlu pengkajian dan informasi dari negara lain bagaimana mengatasinya da~ inilah yang menjadi masalah yang kita hadapi. Maaf kalau saya katakan kalau Pimpro waktu membangun pokoknya dia bangun itu cepat selesai diatasi dan informasi yang dari rakyat itu kami dapat mereka hanya dapat uang penjagaan dan bukan uang ganti rugi dan kompensasi. Beberapa tahun kemudian minta lagi, nanti kalau ini dilayani 10 berikl.Jtnya nanti minta lagi. lni supaya jangan terjadi masalah-masalah ini nanti. Oleh karena itu ini perlu kita bahas secara mendalam.

Mengenai lintasan pembangunan transmisi tenaga listrik ini harus jelas juga, apa artinya right of way untuk 500 KV, apa artinya nanti right of way unt1Jk tegangan lebih tinggi atau right of way yang untuk 150 KV tapi right of way yang 150 KV tidak masalah.

Yang menjadi selalu perhatian saya waktu saya selalu didatang; oleh rakyat itu. Kalau saya melihat dari segi medan elektromagnetik mungkin bisa diatasi. Tapi bagaimana kalau kawat itu putus, saya tidak tahu dimana itu nanti ditulis. lni yang mernbuat orang merasa tidak nyaman.

Kemudian secara insentif saya bisa sampaikan ini penelitian saya juga bahwa memang televisi dibawah air way itu terganggu. Oleh karena itu Jepang mengembangkan suatu suatu peralatan ditambahkan pada televisi itu kalau itu di pasang di dekat-dekat daripada transmisi ekstra tinggi itu. Jadi ini saya i<ira supaya jangan terjadi nanti masalah-masalah. Saya kira yang Pasal 17 yang ayat (3) ini perlu kita bahas lebih mendalam, dan mohon Pemerintah memberikan penjelasan- penjelasan.

T erima ~~asih.

KETUA RAPAT : Terima kasih.

Yang berikut kami persilakan Pak Zukifli.

ANGGOTA F.REFORMASI (DRS. ZULKIFLI HALIM, M.Sc):

Terima kasih.

Yang pertama. kalau bisa ada istilah lain dari "terkena

=

terkena lintasan ..

padahal kalau tidak salat) transmisi itu-kan tidak mengenai tanah-kan. tidak mengenai bangunan, jadi mari kita cari istilahnya. Jadi supaya kita melakukan pilihan kata yang pas menggambarkan konteks yang kita atur dalam ayat (3) ini.

Memang yang bermunculan ini memang sebenarnya harus tegas bahwa yang terkena kompensasi ini adalah tanah ataupun bangunan itu yang b·erada sebelum transmisi itu dibangun supaya tidak. muncul klaim-klaim kambuhan tadi seperti dikatakan Pak Tunggul, ini coba dilengkapi dengan itu. Jadi ada satu proses kompensasi yang satu kali selesai tidak muncul yang kronis.

Kemudian seperti yang disampaikan Pak Zainal ini-kan mernang lalu merusak nilai tanah seseorang ini, sementara tanah itu-kan dari tahun ke tahun naik terus.

Jadi ini bagaimana, apakah tidak lebih baik di sebutkan disini "dengan mempertimbangkan nilai ekonomis tanah dan hak-hak yang rnelekat diatasnya".

sebab saya buka-buka sampai ayat berikutnya itu kelihatannya . belum ada disinggung tentang itu dengan rusaknya nilai ekonomis tanah dan segala macam hak bangunan yang melekat diat3snya itu. Saya kira itu yang perlu kita pertimbangkan ur.t11k menyempurnakan ayat ketiga ini.

T erima kasih.

5

(7)

KETUA RAPAT:

Terima kasih. ,'

Untuk sementara penanya demikian, lalu saya persilakan Pemerintah.

PEMERINT AH : Terima kasih.

Ada

3

(tiga) hal yang disampaikan oleh Anggota Dewan yang terhormat, pertama pada permasalahan tanahnya, kedua pada keselamatan dari jaringan tersebut, ketiga pada penggunaan kata-kata yang cocok. Kami akan memfokuskan pada penggunaan tanah karena sesuai dengan judul daripada bagian ketiga penggunaan tat"tah oleh pemegang IUK. Sedangkan untuk masalah keselamatan tadi yang disampaikan oleh Pak Tunggul itu mohon kita tundS dulu kamna itu nanti akan tercantum dan akan ada di BAB IX tentang lingkungan hidup dan l<eselamatan ketenagalistrikan BAB IX Pasal 27, sehingga dengan demikian mohon ijin Bapak Pimpinan bahwa kita memfokuskan pada judulnya yaitu penggunaan tanah itu.

Yang pertama pada Bapak Zainal yang terhormat tentang lir.tasan itu dimana.

Jadi sebenarnya yang dinamakan lintasan itu adalah apa yang ada dioawah jaringan.

Semua diberikan kompensasi dengan ada jarak tertentu. Sedangkan yang di tapak menaranya itu diberi ganti rugi karena memang tidak bisa digunakan lagi, tapi tanah yang dibawah lintasan jaringan itu masih bisa digunakan sehingga h3nya digunakan

· kompensasi.

Bagaimana kalau tanahnya itu terpotong, misalkC!Q tadinya 500 meter persegi lalu terkena lintasan tinggal sebelah sini 50 dan sebelah sini 50. ltu memang mungkin nanti Pak Aman bisa cerita sebagai mantan pimpro transmisi, kenyataan di lapangan memnng ada hal-hal seperti itu tersisa tanahnya itu bagairnana penangannya dan kompensasinya itu. lni mungkin nanti bisa dice:-itakan agar lebih memperjelas.

Kemudian untuk lbu Rukmini, tanaman yang diganti sebenarnya semua yang ada di bawah itu diberikan kompensasi, memang untuk tumbuhan yang tinggi itu ada batasnya, jadi mesti ditebang untuk itu tumbuhan atau tanaman yang dipotong itu diberikan ganti rugi tapi ka!au tanaman itu tidak melebihi batas maksimum yang diijinkan itu hanya diberikan kompensasi untuk tanahnya itu. jadi tidak ada ganti ruginya hanya diberi kompensasi.

Untuk Bapak Cornelis yang terhormat apakah tumbuhan dijadikan tanaman ini mungkin kita nanti meminta pendapat dari Sadan Pertahanan Nasional apa istilah yang paling tepat apakah tumbuhan atau tanaman.

Pak Tunggul tadi banyak memfokuskan pada masalah keselamatan. masalah medan elektro maknetik, masalah ambang batas dan lain sebagainya mohon bapak Prof kita tunda dahulu pembahasan itu karena nanti akan dibahas dipasal 27 jadi pada saat ini kita membahas hanya pada masalah kompensasi saja.

Pak Zulkifli penggunaan kata apakah terkena cocok atau tidak mungkin nanti kita tanya ahli bahasa mana yang lebih cocok. Kemudian apakah rnerusak nilai tanah sebetulnya dalam pembangunan transmisi itu ada suatu metoda atau cara-cara bagaimana supaya yang dilewati itu bukanlah tanah yang mempu·1yai nilai tinggi nanti mungkin Pak Aman bisa menjelaskan secara praktis pengataman di lapangan bagaiamana cara menempatkan jaringan tersebut, sehingga diminirnumkan dampak terhadap penurunan nilai tanah tersebut itu yang bisa kami sampai!<an mungkin bisa dilanjutkan ()leh Pak Aman.

6

(8)

PEMERINTAH (AMAN)

Teril'na kasih. · , ,

Kami ingin menambahkan hal yang telah disampaikan oleh Pak Yago tadi mengenai yang terkena lintasan tadi itu semua yang dibawah transmisi bukan yang terkena pada waktu saat kerja jadi itu berbeda, jadi tanaman, pohon, bangunan yang berada dibawahnya jadi bukan waktu kerja misalkan ada waktu ada kerusakan itu adalah tanggung jawab pihak kontraktor tapi yang dimasalahkan kompensasi disini adalah bangunan, tanah serta tanaman dan hal ini adalah berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan dan energi No.975k 47 MPE tahun 1999, sebelumnya hal itu belum ada pada Permen 01 1992 itu dibawahnya belum diganti sama sekali tapi mengingat adnaya beberapa masalah tadi seperti nilai tanah itu berkuratlg, kemudian kita berpikir bahwa hal ini perlu mendapat perhatian berdasarkan hal itu di dalam KepMen 975 k 47 MPE 1999 itu dasar pemikirannya adalah memberikan kompensasi terhadap tanah dan bangunan untuk kegiatan sutet dan essotp didasarkan pada pemikiran dengan pola pendekatan indeks pemanfaatan fungsi tanah dan bangunan, status tanah dan harga tanah.

Jadi pertimbangannya ini adalah bahwa harga tanah itu akan turun yang kita ganti itu penurunannya saja berapa yang pantas memang didalam Kepmen 975 ini kami merasa bahwa masih belum pantas, tapi kemudian kami dapat tugas dari LPI jug a untuk mengl<aji ulang pad a KepMen 975 ini hanya nilainya 10%, jadi tpi mungkin tapi dan ini merupakan keputusan Menteri dan didalam tugas kami berikutnya ini adalah ingin merubah keputusan Menteri ini menjadi keputusan Presiden dan ini sedang kami siapkan tata cara dari pada pembebasan tadi adalah kita lihat bawha yang di bawah transmisi itu kalau kita lihat di bawah kawat itu ada jarak (C) jadi (c) ini adalah luang bebas, jadi kalau yang masuk daerah (c) ini antara kawat dan (c) ini adalah kita bebaskan, tapi kalau yang dibawah {C) ini yang kita kompensasi tanahnya juga bangunannya juga kalau tanamannya diganti rugi karena dipotong habis itu yang kita takukan.

Mungkin yang masalah ambang batas tadi kami hanya ingin menyampaikan saja ke Pak Tunggul Sirait masalah bahwa setelah selesai di cfalam pembahasan masalah standar ruang bebas dan jarak minimum standar nasional Indonesia, jadi ini sudah masuk kedalam badn nasional disini adalah mengacu kepada WHO, tapi kami tidak dibawa usul nanti ini i1anya kami sampaikan kepada Tunggul Sirait saja.

Kemudian yang masalah Pak Zulkifli apakah tanah yang bangunan yang sudah ada, ini kalau kita baca pada DIM selanjutnya yaitu 137 itu dinyatakan bahwa tidak boleh ada seseorang itu dengan sengaja, jadi kita harus sudah tahu kita mempuny2i ijin lokasi untuk transmisi dia sengaja membangun tanah atau membangun rumah disitu, jadi hanya kita ganti rugi pada hal yang sudah ada kemudian rnasalah rusak nilai tanah tadi memang pendekatan ini agak sukar i<arena kertbatasn juga anggaran kita kalau memang seperti Pak Sirait sarnpaikan tadi kita bayar penuh makanya kompensasi itu nanti yang kita pikirkan itu pantas berapa. jadi ini tugas kami selanjutnya adalah memikirkan dengan membandingkan kriteria- kriteria yang sudah ada kalau di Jepang itu memang bisa sampai 30% dari harga tanah, jadi karena disana sukar tapi di Jepan itu boleh memilih disana memang kemampuan keuangan mereka, tapi kalau kita berpikir nanti kita yang pantas itu berapa, jadi boleh milih itu dia bisa dibeli tapi kalau dia merasa disitu bahwa disitu juga, karena dari segi keamanan ditinggikan itu menurut Pak Sirait.

Jadi kalau kita tinggikan kemudian ingin tetap disitu dia h~nya berhak 30%, jadi mungkin ini pertimbangan-pertimbangan yang ada, tapi dari seg; keamanan tadi apapun kita bertanggung jawab supaya Pemerintah itu tidak mungkin bahwa kita

m~la'<ukan semena-mena masalah keamanan · keselamatan . karena itu juga diamanatkan di dalam L!ndang-undang ini bahwa kita juga harus rnelakukan tentang, dan untuk itu juga kami sudah menyiapkan standar nasional dan sudah dibahas

7

(9)

bulan Oktober kemarin dan sudah disetujui, jadi tinggal menunggu sa1a persetujuan secara resminya saja.

PEMERINTAH (BPN):

T erima kasih.

lstilah tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang lazim di peraturan bidang pertanahan adalah hak atas tanah bangunan, tanaman, beserta benda-benda lain yang ada diatasnya terima kasih.

AHLI BAHASA : T erima kasih.

Saya ingin mengomentari apa yang ditanyakan oleh Pak Zulkifli dan kebetulan tadi ada dari Bu Rukmini yang sangat jernih melihat masalah pilih21n kata. Bahwa ada perbedaan antara tanaman dan tumbuhan, kalau tumbuhan itu sesuatu yang tumbuh itu tumbuh-tumbuhan jadi termasuk apa yang dikatakan Bu Rukmini tadi rumput ilalang itu tumbuhan, jadi barangkali yang lebih tepat disini ad·3Jah tanaman karena tanaman itu tumbuhan yang sengaja ditanam.

Kemudian masalah terkena lintasan jadi barangkali bisa lebih disingkat saja dilintasi pembangunan atau terlintasi pemabngunan transmisi tenaga listrik, jadi agar tidak menimbulkan interpitasi yang bermacam-macam itu dapat diganti dengan itu tumbuh-tumbuhan diganti tanam-tanaman kemudian terkena lintasan itu diganti dengan dilintasi pembangunan transmisi tenaga listrik.

Terima kasih.

KETUA RAPA T : Baik terima kasih.

Jadi dengan demikian ada beberapa hal yang dipertanyakan tadi berkenaan dengan keselamatan ada subtansinya ada pasal lain yang akan kita bahas.

sedangkan disini berkenaan dengan tumbuh-tumbuhan itu digantikan dengan tanaman kemudian terkena itu digant1 dengan terkena lintasan atau terlintasi, dengan bahasa yang baik, nah disini diganti menjadi

Pasal 17 Ayat3

Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah untuk tanah, bangunan dan tanaman yang terlintasi pembangunan transmisi tenaga listrik.

ANG GOT AF .PG (PROF. DR. H. RUST AM E. TAMBURAKA, MA) :

Saya usulkan yang dilintasi bukan terlintasi itu artinya tidak sengaja tapi ini dilintasi itu sengaja menurut kaidah bahasa Indonesia yang baik.

KETUA RAPAT : Bai terima kasih.

Selanjutnya Pak Maksum.

ANGGOTA F .PPP (ORS. H. MAKS UM ZAILADRY) : Terima kasih.

Saya sebelum sampai kepada penjelasan pengertian ini saya mohon perhati::m Pak. d;::ilam pasai 7 ayat (3) belum tergarnbar tentang apa yang pernah diusulkan oleh rekan F-PDIP. bahwa masalcih kesehatan akibat tenaga listrik ini maksud saya tanat1 yang diganti atau di kompensasi itu hanya tegakan transmisi

8

(10)

tegak ke bawah itu menurut kesehatan jarak berapa meter disana masih dalam radiasi bahaya, nah bc;1gaimana mengenai masalah ini Pak apakah termasuk kalau tegakan langsung terlintasi hanya gambaPan itu terlintasi secara vertikal jaringan dengan tanah yang ada di bawahnya, bagaimana hal yang kaitan dengan tanah di luar itu yang ada akibat-akibat kesehatan menurut para ahli pada akibat kesehatan,

Jadi bukan hanya tegak di bawah ini tapi juga dijarak tertentl.: itu ada akibat- akibat kesehatan ini, saya dalam kaitan ini mohon penjelasan dari bupak Pemerintah apakah ada juga kompensasi yang di luar ini sebelum penjelasan tadi.

Terima kasih.

ANGGOTA F.PG (H. EVITA ASMALDA):

Mungkin memang ketua usul kami disini ada penjelasan, saya rasa khusus untuk pasal 17 ayat (3) ini memang perlu ada penjelasan, tadi sudah disampaikan oleh Pemerintah yang dimaksud tadi dengan tumbuh-tumbuhan itu adalah tanaman terus kalau dilihat dari pertanahan mengenai hak tanggungan, saya pikir perlu diwadahi dalam penjelasan itu sendiri, kemudian begitU juga yang yang terkena lintasan tadi dengan ada perubahan redaksi di batang tubuhnya, tapi juga perlu dijelaskan bahwa yang termasuk itu sebenarnya yang berkaitan dengan yang anak dikalimat yang didepan itu bangunanya seperti apa tubuh-tumbuhannya juga dan tanaman itu ..

Jadi kami rasa subtansi dari batang tubuh ini bisa kita terima pahami kongkritnya ketua, jika diberi penjelasan didalam pasal 17 ayat (3) ini sehingga jelas apa yang dimaksudkan dengan, jadi tidak ada lagi interpertasi yai1g berr'nacam- macam pengertian pemahaman ini dan saya rasa ini memang tepat ketua tolong kita lihat lagi ayat-ayat selanjutnya di atas ayat 1dan 2 itu ada penjelasan atau memcing dianggap cukup jelas tapi ini berangkai dengan yang 1 yang dikatakan cukup jelas.

jadi $aya rasa memang mernadai disini perlu ktta tambahan penjelasan ayat.

Terima kasih.

KETUA RAPA T : T erima kasih.

Jadi ad ausulan untuk penjelasan dan subtansi dapat diterima tapi tadi ada usul dari Pak Maksum untuk dijelaskan dulu. bahwa adanya lintas itu pengaruh radiasi untuk kesehatan masyarakat dan itu berapa meter mohon pe:1jelasan. silakan Pemerintah.

ANGGOTA F.PKB (PROF. DR. ING. K. TUNGGUL SIRAIT):

Terima kasih.

Jadi megenai radiasi itu sebetulnya ada kaitannya yang saya sebutkan dengan medan elektromagnetik itu dua, satu medan elektrik dan satu medan maknetik, sudah ada membatas menurut WHO apakah itu sama angkanya ambang batas untuk tempat pemukiman untuk medan elektrik itu adalah 50 watt permeter dan untuk mencapai itu ditinggikan dijauhkan itu, memang PLN sudah menjauhkan itu dan demikian juga mengenai medan magnetik itu yang besarnya adalah 0, 1 milites itu tidak begitu bahaya tetapi untuk jangka panjang secara kumulatif itu masih di dalam pertanyaan, jadi sudah ada penelitian-penelitian memang peneliiian itu belum membuktikan betul tapi ambang batas WHO sudah.

Yang saya pertanyakan sebetulnya mengenai lintasan dari pacla transmisi ini adalah masalah kalau kawat itu putus tapi saya melihatnya di bab ini tidak kelihatan 1tu di p~c;al 28 ayat (2) tidak begitu jelas itu. lalu gangguan yang d:sebabkan secara ilmiah akademis ini yang disebabkan oleh sutet itu gangguan dari pada Tele'lisi memang itu harus diganti nanti harus ada ditambah alat pada Televisinya supaya

(11)

jangan terjadi gangguan pada Telivisi, itu k.alau memang ada pemukirnan di bawah, ini masalah pemukiman ini sebetulnya, jadi kalau memang pada waktu sebelum pembangunan tidak ada disitu bangunan sJ,.Ldah jelas harus ada juga itu nanti tetapi kalau sudah ada bangunan pemukiman disana lalu bagaimana pertama nilai ekonomi dari rumah sudah berkurang rasa kenyamanan disana sudah berkurang, lalu Televisinya sudah sering terganggu jadi ini suatu hal yang aktual.

Yang saya pertanyakan bagaimana kalu itu putus makanya itu yang lebih fatal tapi tidak ada disini kalaupun itu nanti dibahas dalam pasal 28 itu harus kita catat sekarang nah selain dari pada itu pada waktu kita membahas DIM mi ada beberapa fraksi mengusulkan tambahan-tambahan itu apakah itu sudah ditampung apakah ditampung nanti dalam penjelasan yang kemudian nanti ditampung didalam Peraturan Pemerintah, tapi saya kira harus cantolan disini.

Kami sendiri juga dari PDKB walaupun sekarang sudah bergabung dengan PKBnya ada mengatakan bahwa tanah itu yang terkesan sangat panjang walaupun itu di atas sana itu tidak terdapat apa-apa, jadi ini harus dipertimbangkan tapi untuk bangunan bagaimana, jadi rasa takut terutama untuk bangunan bertingkat untuk tumbuh-tumbuhan hanya untuk tanaman keras yang sewaktu-waktu perlu dipangkas.

Nah kompenas-kompenas seperti yang PDIP buat catatan Golkar juga buat catatan TNl/POLRI buat catatan, nah ini saya kira belum tertampung disini, oleh karena itu saya kira makanya mari kita melihat catatan-catatan kita supaya ini lengkap dan betul-betul tidak menimbulkan masalah ·.dikemudian hari, masalah- masalah yang sekarang adalah karena masalah kompensasi yang dipasal 17 ayat (3) ini yang timbul sekarang, nah sampai sekarang belum selesai persoalannya makanya kita harus menformulasikan disini secara baik dan betul-betul menyelesaikan persoalan-persoalan sosialnya, saya tidak tahu bagaimana dari bidang pertanahan yang bisa ikut menformulasikan ini supaya jangan timbul masalah dikemudian hari.

Terima kasih.

ANGGOTA F.PG (IR. AGUSMAN EFFENDI):

Terirna kasih.

Kalau kita membaca dalarn saat kita membahas ini dalam Raker ada beberapa hal yang menjadi catatan. yang pertama adalcih mungkin sudah disetujui.

mungkin ini perlu segera diambil bahawa tumbuh-tumbuhan menjadi tanaman waktu itu juga ada tanaman keras tapi akhirnya dicabut oleh TNl/POLRI, jadi hanya tanaman, dan yang kedua adalah kalau tadi memang harus ada kompensasi kornpensi lain selain atas tanah bangunan. tanaman dan bangunan yang dilintasi oleh transmisi tenaga listrik, kalau usulan dari PDKB tadi sudah menjadi PKB saya kurang tahu persis. apakah ini juga akan dibuat semacam kompensasi dari kaitan dengan tadi. kalau misalnya bangunan didalam bangunan ada Televisinya terganggu akibat radiasi lalu juga ada rasa takut.

Nah ini yang masalahnya sampai sejauh mana ini ditolerasi oleh pihak Pemerintah, karena nanti pada saatnya akan sulit untuk membangunan jaringan transmisi seperti ini kalau sampai hal-hal yang sedetail itu maka agak sulit. tapi pengalaman selama ini yang diberi kompensasi hanya yang terkena lintasan dan kadang-kadang juga dengan tumbuh-tumbuhan kadang-kadang juga ada batas ketinggian tertentu yang diberi kompensasi, jadi ada kepastian tolong Pemerintah ini yang akan diganti yang ini tidak diganti. ·

Terima kasih.

10

(12)

PEMERINTAH:

Terima kasih. :

Mengenai pertanyaan tentang seberapa jauh apakah yang dikompensasi itu yang sebagai titik kawatnya itu sebetulnya tidak seperti tapi ada rens lagi yaitu kalau tegangannya 500 Kv itu dapat setengah meter kekiri dapat seten!~ah meter kekanan, jadi ada tambahan total 17 meter lebih lebar dari pada dari jara~ kawat itu, jadi misalkan jarak kawatnya itu 20 meter ditambah 17 37 meter itu mendapat kompensasi, jadi ada tambahan kalau tegangannya 150 Kv itu 4 setengah meter kiri 4 setengah meter kanan jadi tambah 9 meter lagi itu standar yang berlaku sekarang.

Kemudian tentang pertanyaan kalau misalkan ada gangguna di TV kenapa bagaimana sebenarnya pengalaman di lapangan ini seperti Pak Aman sampaikan kepada kami itu ada bantuan PLN misalkan untuk menggrondit, sehingga bisa menghilangkan atau meminimalkan dampak gangguan dari medan otomatik, jadi TVnya tidak terganggu lagi peralatan elektroniknya tidak terganggu lagi itu praktek yang selarna ini dilakukan oleh PLN.

Alat-alat elektronik itu ditangani oleh PLN, jadi ada rasa tanggung jawab pihak yang melakukan pembangunan tersebut kepada masyarakat yang terkena atau dilintasi jaringan tersebut agar dampaknya bisa seminimal mungkin, sehingga dengan demikian masyarakat tidak perlu khawatir bahwa nanti akan ada gangguan- gangguan yang sangat tidak diinginkan.

Demikian jawaban kami, Terima kasih.

ANGGOTA F.PKB (ORS. NUR HASAN):

Yang disampaika:-i Pak Yoga tadi tentu sudah standart ya Pak, jadi kalau 500 KV 1/2 meter, saya pikir kalau itu memang sudah standart, dicantumkan saja disitu sehingga kita lebih, mungkin masyarakat begitu baca ini sudah langsung bisa terima.

KETUA RAPAT:

Baik, Terima kasih.

Tadi ada usul dari Bu Evita juga barangkali ada hal-hal yang untuk memperjelas substansi. itulah maknanya daripada suatu penjelasan itu dapat saja ditampung dipenjelasan nanti sehingga semuanya bisa membaca.

Oengan demikian apakah jadi ada hal-hal yang tadi disarr1paikan itu dipasal lain akan kita bahas lalu keinginan teman-teman untuk hal-hal yang memperjelas

· batang tubuh supaya dimasukan di dalam penjelasan daripada DIM ini.

Dengan demikian apakah pasal 17 ayat 3 dengan perubahan redaksi yang ada dan sekaligus hal-hal yang tadi disampaikan akan dimasukkan dalam penjelasan dan untuk itu kami tawarkan apakah dapat kita.

ANGGOT A F .PPP (ORS. H. MAKS UM ZAILAORY) :

Rupanya belum terjawab oleh pemerintah, memang Pak Tunggul tadi sudah menjelaskatl berdasarkan penelitian, cuma saya juga pernah berdiskusi tentang masalah ini ternyata bahwa memang ada juga hasil· penelitian jadi dalam area tertentu dengan kapasitas tertentu tadi, jadi dari batas tegakkan daripada kabel ini sampai jarak tertentu itu ada kecenderungan kalau lama tinggal disitu pertama untuk bayi. itu menyebabkan IQ r'lya rendah, ini hasil penelitian .

.A.r:ikah kita mis~lnya Ll:::iie:11n kaild1l ini katakanlah ini bena~. apakah ada toleransi kita maksud saya dalam jarak tertentu dan ini saya l<ira hanya didaerah perkampungan atau perkotaan sedangkan sebagian besar jaringan ini berada

(13)

disawah dan hutan, jadi sebetulnya tidak begitu besar, selama ini apakah perlu ada semacam konspensasi utnuk yang terlintas ini saja, kebetulan dia sudah tinggal disitu, rumahnya disitu jadi mungkin ada perAikiran kita untuk itu jangan sampai kalau suatu saat memang kenyataan penelitian itu benar nanti, mereka tinggal d_isitu misalnya 5 tahun ternyata benar ada akibat-akibat kesehatan ini dan inipun saya kira tidak begitu besar, tidak akan menganggu nanti pemancangan daripada Sutet ini karena sebagian kecil saja itu tadi yang melintas dikampung-kampung, apakah ada perhatian kita maksud saya.

T erima kasih.

ANGGOTA F.REFORMASI (ORS. ZULKIFLI HALIM, M.Sc):

Saya kira memang penting penjelasan ini, sekalipun diayat 7 itu nanti ditegaskan bahwa yang diganti itu yang apa, tapi disitu kan orang sedangkan disini objek, maka tidak ada salahnya dipenjelasan itu dipertegas bahwa tanaman dan bagunan yang sudah ada sejak rencana pembangunan transmisi itu, dan sebenarnya itu diperlukan konsekuensi bahwa pihak pemegang IUK atcu dalam hal ini BUMN kemungkinan monopoli melakukan pendataan, sebab masalah ini kan memang masalah yang keseluruhan, nah itu perlu dipertegas dipenjelasan terme\suk saya kira ukuran yang dikatakan oleh Pak Nurhasan tadi, kalau itu sudah standar disebutkan saja karena memang UU ini kan mencakup masalah tehnis tidak usah ditunda-tunda lagi.

Yang belum terjawab memang apakah penduduk yang memang bermukim d"isitu karena sekarang ini yang banyak melakukan konplain itu l<an yang datang belakangan, nah itu yang susah, dia datang ketika transmisinya sudah jadi, yang berhak itu kan yang perlu kita perhatikan adalah penduduk yang memang bermukim disitu. semacam tunjangan, mereka ini kan rata-rata orang berpendidikan rendah, kalau pendidikannya tinggi atau agak mampu mana mau berumah disitu, melihat tespennya saja nyala kan bagi dia menimbulkan dampak spikologis itu persoalannya bukan semata-mata kesehatan karena dia sudah merasa was-was, nah itu yang membuat akibat kepada gangguan kesehatan segala macam itu.

Nah terhadap ha! ini bagaimana jawaban kita, apakah ini memang kita tidak mau tahu. kalau memang tidak mau tahu ya sudah tapi ini tidak manusiawi apa yang manusiawi. Sebab dari redaksi ayat 3 ini jelas itu tidak termasuk konspensasi kepada penduduk yang berkaitan dengan kesehatan dan ininya itu tidak dicakup dalam ii1i, ini perlu ketegasan apakah poin ini kita liput, itu yang perlu dijelas.~an, setelah itu saya kira kalau yang lain sudah jelas.

ANGGOTA F.PDIP (FIRMAN JAYA DAELI):

Saya kira kerisauan dan kekhawatiran zona sebelah sana itu diwadahi, karena soal inikaf'\ tidak sekedar soal listrik. listrik itu kan seal nyawa sebenarnya. jadi soal lingkungan. sosial dan kesehatan. Oleh karena itu kalau standar yang tadi telah disampaikan oleh Pak Tunggul dan Nurhasan ini, itu memang harus diwadahi.

Yang kedua. ini saya usul apakah ini sudah terlambat, ganti rugi inikan sudah jelas tapi jangan pkai kata dan atau lah kalau boleh pakai dan konspensasi sebab kalau dan atau itu saya kira jadi prob!em nanti, jadi kalau konspensasi itu kita kasih pengertian bahwa soal kesehatan misalnya maka itu. menjadi jelas, ganti rugi memang sudah jelas, nah konspensasi ini harus biaya sosial ya harus kita bayar, bagitu loh tapi saya kira tadi apakah sudah terlarnbat atau belum. ·

Yang ketiga yang terakhir. kalau boleh ini kan semangat wajib, wajib kepada pemegang IUPL seb3b kalau kita baca <ii No. ~7 tapi sudah lewat sebelumnya.

konsensinya kan seolah-olah ada ijin, mengijinkan hak tapi sebetulnya itu isinya wajib kepadd pemilik tanah itu. kalau kita lihat semangatnya itu, padahal sebetulnya

12

(14)

kan kewajiban bagi sipemegang ini, itu yang ketiganya sekedar masuk catatan butir ketiga, yang pertama tadi kami dukung itu dan yang ketiga soal dan it•J.

Terima kasih. · KETUA RAPAT :

Sementara ada dan atau, jadi dan saja. Silal<an Pak Zainal.

ANGGOTA F.PDIP (ZAENAL ARIFIN):

Terima kasih.

Apa yang dijelaskan pemerintah itu sangat-sangat jelas, tapi itu JUstru menurut saya yang perlu dimasukkan hanya persoalan saya pikir kalau semua ingin menjelaskan segitu banyak dan dimasukkan menjadi penjelasan, saya melihatnya kok penjelasan banyak sekali, apa tidak banyak jadi seperti usulnya Pak Nurhasan tadi ada yang dimasukkan disitu soal lintasan itu menurut saya klasifikasi masukkan saja didalam situ tidak usah dipenjelasan, itu satu.

Kedua mengenai konspensasi, sebenarnya hak orang terhadap tanah itu masih ada, ini kan prinsipnya, hanya haknya menurut saya terbatas, sebenarnya yang dikonpinsir haknya yang terbatas atau apa, saya pikir kalau hak nya terbatas iya, kalau tadinya ia tanah itu saya sudah pasti tidak bisa membangun bangunan bertingkat, itu kan hak saya terbatas, apa konpinsasi itu terhadap hak yang terbatas.

Nah ini kalau sudah hak nya terbatas menurut saya rasariya tidak bisa kecil itu.

Terima kasih.

ANGGOTA F.PG (PROF. DR. H. RUSTAM E. TAMBURAKA, MA):

Terima kasih.

Bapak /ibu Anggcta Panja yang saya ti,ormati.

Sekarang kita sedang bicara tentang konspensasi, apa yan~ diusulkan oleh bapak-bapak tadi mengenai bahaya misalnya diusulkan oleh Pak T1Jnggul. bicara tentang radiasi dan elektromagnetik dan seterusnya ada yang mengatakan IQ nya rendah kalau tinggal dibawah lintasan itu dan akan jadi idiot, saya juga melihat tidak terlalu yakin itu.

Kalau saya Pak l<etua. sebenarnya apa yang diusulkan oleh Bapak-bapak itu bisa dilihat di Bab IX yaitu lingkungan hidup dan keselamatan ketenagalistrikkan, saya kira itu yang paling cocok kita tampung disana.

Jadi apa yang diusulkar: oleh teman-teman itu seperti diusulkan oleh Bu Evita, ini pasal 17 ayat 3 itu cukup saja kita berikan penjelasan sesuai dengan makna dari pasal itu saya kira begitu, jangan sampai kita campur baurkan diayat keselamatan itu karena ada pasal yang menyangkut untuk itu.

Demikian Pak Ketua, jadi sudah bisa kita putuskan ini pasal 17 ayat 3.

T erima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih.

Masih dalam pasal ini Pak Tunggul.

ANGGOTA F.PKB (PROF. DR. ING. K. TUNGGUL SIRAIT):

Jad1 1c.alr:i1_1 Bab IX itu memang betul mengenai kehandaian, keamanan dai1 bahaya pada manusia c:tau lingkungan ada memang, tetapi kalau itu diikuti betul dan tidak ada pengaturan mengenai tanah, bangunan. tumbuh-tumbuhan dilintasi oleh

13

(15)

kabel listrik. Maka nantinya pemberian IUKS itu tidak boleh melewatl ini makanya harus diatur itu disini dan karena itu saya mengusulkan ini dibagi 2 saja.

, ,

Pertama yaitu tanah, tumbuh-tumbuhan, bangunan tersendiri mungkin karena bangunan itu ada penghuni manusia disana, itu sebetulnya. ltu mungkin yang perlu dibedakan supaya lebih mudah memformulasikannya, menurut saya tetapi tetap ada keragu-raguan saya yaitu pertama ada kenyamanan enggan kalau ada Sutet diatasnya, itu jelas.

Lalu yang kedua ada batasan yaitu tingginya tidak boleh lagi naik keatas, ada batasan tertentu yang diberikan konspensasi tapi kalau untuk tanah dan tumbuh- tumbuhan tidak terlalu mahal saya kira, untuk bangunan ini supaya dengan demikian juga nanti tidak ada lagi penduduk yang datang membangun rumahnya disitu dan meminta konspensasi, karena sudah didaftar insventarisir bangunan apa yang ada disitu.

Jadi kalau dikaitkan dengan pasal 28 ayat 2 nanti tidak boleh lagi melewati ini, kalau kita bahas nanti agak tinggi nanti persyaratannya, itu maksud saya. Jadi supaya ini bisa diformulasikan, ya nanti memang ada tambahan-t.aa"lbahan dipasal 28 itu.

Bagaimana pemerintah kalau ini dibagi 2 bangunan lalu ada pengaturan- pengaturan tersendiri nanti dimasukkan didalam peraturan pemenntah, ya memang kalau, ya ini saudara saya dari PKB juga mengusulkan dimasukan angka-angka, sebetulnya tidak didalam bentuk angka yang demikian, diangka dari keselamatan yang disebutkan nanti, jadi bukan angka Meter karena itu bisa berbeda-beda, ya di Jerman berbeda standarnya, di Jepang berbeda standarnya, di lndone~ia berbeda standarnya.

Jadi itu yang men:.Jrut point apakah

8SN

sudah menurut point yang saya kira diberikan oleh point itu peraturan perum instalsi listrik, itu yang diberikan oleh apa yang disebut aman tadi.

Jadi bukan angka itu. sebetulnya batas ambang itu yang perlu diberikan menurut saya, jadi sedemikian rupa sehingga didaerah pemukiman tidak boleh melebihi medan elektrik dan itu berdasarkan wilayah dan medan magnetik sebesar 0, 1.

Saya kira kalau begitu nantinya berbunyi didalam ini atau itu dimasukkan didalarn peraturan pemerintah tapi supaya memang jangan asal pada kami ahli hukum-ahli hukum, jadi saya sendiri kewalahan menjawabnya.

Jadi ini akan bisa dipergunakan macam-macam nanti 01e;1 dari saya yang lebih tau soal hukum, saya kira ini perlu diformulasikan kalau perlu ada penjelasan- penjelasan.

Terima kasih.

ANGGOTA F.PG (IR. AGUSMAN EFFENDI):

Terima kasih.

Sekarang saya ingin minta ketegasan pemerintah, apakah pemerintah akan memberikan konspensasi atas ketidaknyamanan, itu yang pertama.

Yang kedua adalah apakah pernerintah juga akan memasukkan konspensasi terhadap kehilangan hak-hak dalam tanda petik, misalnya dia sudah punya rumah tiba··tiba te:!-'.cna lintasan dan tidaK bisa meningka!kan rumahnyci p::?dri kf'!tinggian tertentu.

l .+

(16)

Lalu yang kedua adalah kalau lihat pasal 18 kalau pada saat ada lintasan dia belum membanguna ap.a-apa kan dia tidak kena lintasan itu atas tanah yang ada

· dibawah lintasan.

Jadi ini saja pertanyaannya, kalau memang tidak kan art~nya pemerintah hanya memberikan konspensasi kepda bagunan, tanah, tanaman pada saat terlintas proyek itu, setelah itu tidak ada konspensasi lagi.

· ltu saja Pak, supaya tidak, kalau ini nanti ihni, terlalu panjang lagi pemerintah.

KETUA RAPAT:

T erima kasih.

Silakan pemerintah.

PEMERINT AH : Terima kasih.

ljinkan kami untuk menyampaikan apa yang kami sampaikan pada awal yaitu bahwa kita berbicara pada bagian ketiga pengunaan tanah oleh pemegang IUPL, bicara dengan tanah, cipa yang ada diatas tanah, bagunan dan apa yang tumbuh disitu adalah tanaman, oleh karena itu konspensasi ini adalah berkaitan dengan tanah dan terkait dengan tanah.

Masalah kesehatan dan sebagainya, kami tapi tempatnya ada di Bab pada pasal 27, jadi nanti kita bisa berbicara dengan penjang lebar mendalam masalah ambang batas, masalah ketidaknyamanan, masalah IQ jadi rendah, pada pasal 27.

Jadi mohon kesabaran Bapak/lbu Anggota Dewan untuk menunda dulu _ masalah keselamatan pada waktunya.

Dengan demikian kmai mohon pada Bapak Pimpinan agar tadi usulan lbu ·- Evita supaya kita hanya memfokuskan pada pengunaan tanah dan penjelasan saja bisa kita lanjutkan.

Terima kasih.

ANGGOTA F.PG (DRS. SIMON PATRICE MORIN):

T erin"a kasih.

Pak ketua saya kira pasal 17 sebagai cantolan untuk uraiein yang lebih lanjut kebawah saja itu saya kira kita setujui saja ayat 3 ini sehingga kita lebih lancar kebawah.

KETUA RAPAT:

Baik, Terima kasih.

Jadi Pemerintah mencatat apa yang tadi disampaikan dan pada tempatnya akan kita biicarakan nanti, oleh karena itu kami tawarkan Dim 132 dapat kita sahkan.

ANGGOTA F.PG (HJ. EVITA ASMALDA):

Sebentar ketua.

Jadi kalau usul kami begini ketua, untuk batang tubuh substansi dapat diterima tapi nanti Timus berikut juga untuk perumusan penjelas-ari ayat, penjelasan ayat ini seperti apa yang tadi disampaikan oleh rekan-rekan yang tadi telah menyampaikan kemudian ditampung dan disimpulkan tadi ole:h pemerintah. itu sub!>tan:;inyo yang akan diuraikar. d1dalam penjelasar.

])

(17)

Untuk pembahasannya nanti yang sifatnya karena subst:msi kita sudah sepakat hanya redaksionalnya, tolong di inikan di Timus.

Terima kasih.

ANGGOTA F.PDIP (FIRMAN JAVA DAELI):

Kami setuju dan juga bisa menerima penjelasan pemerintah, tapi begini, saya tidak tahu yang Bab yang tahun depan itu yang akan kitabahas itu Bab berapa itu oh Bab IX, saya belum baca betul, tapi begini saya punya usul kongkrit dikasih catatan saja disini, nanti disesuaikan dengan itu, jadi supaya ada warning, walaupun memang otomatis kita tetapi itu begini, kalau kita kontrol sebuah kalau tidak terakomodasi sebab kita tidak tahu semangat konteks penyelamatan keselamatan itu dalam konteks apa itu juga, tetapi tidak apa-apa tidak ada soal walaupun kita lalui tetapi itu usul kongkrit, tapi penjelasan dari pemerintah bisa kita terima.

Terima kasih.

ANGGOTA F.PKB (PROF. DR. ING. K. TUNGGUL SIRAIT):

Saya memberi komentar dulu, jadi saya kira harus betul-betul kita kaitkan nanti dengan pasal 28 ini 27-28 Bab IX, tapi kalau kita kaitkan kesitu nanti malah lebih repot, artinya lebih repotnya secara tehnis bahwa dibawah Sutet itu harus dibuat Net Park namanya, jadi itu.

Dan itu akan merepotkan operasi akan menimbulkan ilosis namanya, jadi oleh karena itu lebih baik kita atur ini, mungkinb tidak perlu Net Park ada semacam jaringan dibawahnya itu, kalau mengikuti ini pasal 28 ini, karena pasal 28 ini harus aman dia, aman bagi manusia dan lingkungan.

Oleh karena itu saya kira justru untuk meringankan pemegang IUPL ini nanti maka kita atur itu dipisah bagunan itu, masalah bagunan ini yang agak sulit. Atau nanti ini kita catat dulu subjek itu pasal 27-28~ Bab IX, jadi jangan terus kita setujui ini nanti tidak bisa berubah, konsekuensinya begitu Pak. kalau nanti disini dibuat persyaratannya.

Jadi memang justru itu yang kita tidak inginkan buat suatu jaringan dibawahnya itu supaya merasa aman dibawah dan seperti tadi yang disebut itu. itu semua nanti hilang kalau pakai itu tapi itu mahal, mahal dan rnenimbulkan logis didalam bukrasi.

T erima kasih.

ANGGOTA F.PG (IR. AGUSMAN EFFENDI):

Saya sedikit saja.

Tadi belum dijawab masalahnya saya punya, apakah pemerintah juga akan memberikan konspensasi atas ketidaKnyamanan, kalau itu jawabannya tidak. ya berartikan tidak perlu dibuat walaupun dipasal 28, kalau ketidaknyamanan tidak diberikan konspensasi banyak permasalahan yang harus kita bikin Dim nya.

lerima kasih.

ANGGOTA F.REFORMASI (DRS. ZULKIFLI HALIM, M.Sc):

. Saya kira juga dipasal 27, 28, 29 itu kan berbicara tentang instalasinya, standarisasi'.1ya dan konteksnya itu kan umum kalau ini konteksnya disekitar Sutet, jadi kalau kita berbicara tanah, bagunan oke, tinggal persoalannya transmisi ini kan juga melintasi permukiman tertentu, kalau asumsi kita memang transmisi itu ditanah koson9. apakah harus re!okasi tap! k::in memang didalam kenyataannya ada dikawasan tertentu yang memang ada permukiman disitu dan ih.1 sekalrpun peralatannya sudah standart tetap pada problem tadi, apakah istilahnya tadi seperti

16

(18)

Pak Agusman kenyamanan atau istilahnya Pak Maksum tadi kesehatan, ini kan persoalannya pertimbangan manusiawi ini. Sebab kalau tidak ada caritolan disini bahwa itu menjadi salah satu objek konspensasi, dipasal berikutnya akan lepas, itu persoalannya, nah sekarang persoalan.

Nah sekarang persoalannya apakah kita tega tidak memperhatikan aspek itu, itu saja pertanyaannya dan justru kita perhatikan itu lebih banyak tanah dan bagunannya padahal yang jauh lebih pentingkan orangnya yang ada diatas tanah itu.

Terima kasih.

ANGGOTA F.PG (DRS. SIMON PATRICE MORIN):

Saya kira pasal 17 ayat 3 ini lebih berbicara tentang konspensasi artinya ada suatu rumusan formula hukumnya memberikan jaminan, bahwa ada konpensasi terhadap tanah yang terlintasi atau yang dilintasi oleh bagunan transmisi. Ke bawah itu memerlukan ayat-ayat baru yang berkaitan dengan ini, karena ini belum cukup menampung hal ini.

Saya kira itu bisa dilihat pada ayat-ayat berikut atau kepad~ Bab berikutnya yang rnencakup keselamatan. Tapi saya kira ayat 3 ini memberikan suatu pengakuan bahwa kompensasi diberikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ini untuk hal-hal tertentu misalnya tanah, bangunan dan tumbuh-tumbuhan yang terkena lintasan.

Jadi saya kira ini cantolan untuk penjelasan berikutnya, saya kira walaupun ini terkait detlgan keselamatan dan sebagainya. Tapi saya kira rumusan seperti ini substansinya saya kira kita terima dengan penjelasan yang tadi kita sudah sepakati, akan ada penjelasan yang lebih memberikan penegasan tentang hal-hal yang dimaksud terima kasih.

KETUA RAPAT:

Selanjutnya pak Cornelis.

ANGGOTA F.PG (ORS. CORNELIS TAPATAB):

Terima kasih Pimpinan.

Saya kira kalau bicara tentang ayat 3 pasal 17 ini, ini kalau apakah saya yang salah catat. Tetapi didalam Raker itu sudah disetujui dan itu masuk dalam Timus.

kecuali ayat 4. Ayat 4 dari pasal 17 itu yang masuk dalam Panja. Jadi mohon diteliti lagi karena itu menyangkut apa yang ditanyakan oleh rekan-rel<an tadi, itu ayat 4 mengenai tanah yang digunakan pemegang IUPL terdapat bagian-bagian tanah yang dikuasai oleh pemegang hak atas tanah atau pemakai tanah negara, itu yang dipersoalkan dan itu didelegasikan kepa.da Panja untuk di bahas dalam Panja ini.

Jadi sebenarnya kita dari tadi bicara pada pasal 17 ayat 3 itu sudah di Timuskan, terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPA T :

Baik terima kasih untuk klarifikasi saja, bahwa di daftar di catatan disini ayat 3 dan ayat 4 untuk Panja. Jadi barangkali berbeda catatan.

ANGGOTA F.PG (ORS. CORNELIS TAPATAB):

Ayat 3 itu hanya masalah tumbuh-tumbuhan yang diganti dengan usul tanaman.

17

(19)

KETUA RAPA T :

Ya itu yang diserahkan kepada Panja, tetapi disini berkembang. Bara~gkal;

pemerintah apa yang di tanyakan oleh teman-teman dan pak Agusman tadi, apakah pemerintah membayar kompensasi akibat daripada tidak nyamannya masyarakat di bawah lintasan itu. Kalau ya itu ada kepastian buat itu, kalau tidakpun kita bisa tahu sebagai penyusun Rancangan Undang-Undang ini dan barangkali bisa selesai kami persilakan.

PEMERINTAH :

Terima kasih bapak pimpinan.

Untuk masalah kenyamanan ini kami bisa sampaikan bahwa, tidak ada kompensasi seperti halnya juga tidak nyamannya rumah kita dip;nggir jalan tol yang bising itu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silakan Pak Firman.

ANGGOTA F.PDIP (FIRMAN JAYA DAELI):

ltu negara harus bertanggungjawab pak, siapa yang bertanggungjawab kalau

· itu tidak usah itu namanya naif kalau soal tadi becak, apa namanya bukan itu yang dimaksud oleh pak Agusman ini warning, nah kalau ini seal listrik jaringan ini. Nah cleh k~rena itu dekomendasi itu negara yang bukan disedram menjadi pemerintah itu namanya government.

Oleh karena itu maka kita terpanggil secara moral, DPR juga terpanggil secara moral untuk melakukan akomodasi lni bersama pemerintah. lni biasanya saya tidak banyak nyinggung soal-soal ini, tetapi kesepakatan kita prosedur itu lho. Tapi bapak tidak terakomodasi oleh karena ini soal lain, tapi ada kemauan politik kita dulu untuk menyel ematkan soal manusia ini. Punya komitmen soal listrik iya. Jadi terminologi kompensasi itu lain dengan ganti rugi dan biaya sosial itu harus ada pak.

Kalau ditanya soal pemerintah pasti tidak ada, lalu siapa yang bertanggung jawab itu persoalannya.

Jadi oleh karena itu maka. apakah menurut lbu Evita tadi rnasuk dipenjelasan iyalah saya agak lebih, tetapi pokoknya masuk lah itunya walaupun saya tetap mengusulkan di batang tubuh oke nanti di Bab IX itu bisa tetapi kontesnya itu apa terkait apa tidak. Kita ikutin misalnya yang dibilang oleh pak Simon tadi oke. tapi prinsipnya dulu. Saya kira harus kita pertegas dulu soal terrninologi dan soal konsep ini.

Terima kasih pak ketua.

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih

Jadi perbedaan pandangan kita sekarang bahwa olet1 Dewan itu suatu kompensasi yang harus diberikan dari pemerintan itu tidak. Pak Agusman silakan.

ANGGOTA F.PG (IR. AGUSMAN EFFENDI) :

Supaya tidak confius tentang Panja atau Timus, kalau catatan yang disini memang waktu saat diputuskan awal sudah mau Timus. Tapi pada saat itu kalau tidak salah. karena pada saat itu PDIP masih tetap bertanya tentang, setelah kata listrik ditambah kalimat sejauh aman dari gangguan kesehatan akibat tenaga listrik

18

(20)

tersebut ini sebenarnya dulu menjadi pertanyaan, bagaimana mengakomodir ini pada saat itu makanya masuklah ke Panja lagi. lnilah yang tadi diucapkan disini

masalah aqiu. · :

KETUA RAPAT :

Baik pak Zainal Arifin kami persilakan.

ANGGOTA F.PDIP (ZAINAL ARIFIN):

Saya juga menyakan apa yang dikompensasikan. Jadi kalau kalimat ini rnengkompensasikan tanah, bangunan dan tumbuhan, saya belum bisa membayangkan kalau tumbuhannya tidak rusak itu dokompensasii<an apanya. Kalau kenyamanan jelas harus dikompensasikan. Penurunan nilai ekonomisnya itu dikompensasikan, jadi kompensasi itu justru ditujukan kepada hal yang itu begitu, bahwa hargatiya menjadi terbatas sehingga nilai ekonbmisnya menjadi kurang ini kenyamanannya ini yang dikompensasikan. Bagaimana mengkompensasikan bangunanan tanah ini, kalau ganti rugi itu jelas kita mehgganti rugi itu gitu loh. Dari.

tadi koment saya disitu, tetapi kok kelihatannya saya salah mengucapkan sehingga

tidak bisa ditangkap. ·

Terima kasih.

KETUA RAPAT : Terima kasih.

Selanjutnya kami persilahkan pak Tunggul.

ANGGOTA F.PKB (PROF. DR. ING. K. rUNGGUL SIRAIT):

Terima kasih.

Sebetulnya sudah diutarakan oleh Bapak Zainal Arifin yang terhormat. Jadi kalau didalam pasal 17 benda matinya dikompensasikan apanya. Lalu kalau sudah bangunan itu dihuni yaitu sekarang yakni memang tidak dimasukan disini itu yang saya tanya. Jadi kenyamanan apakah tidak diberikan kompensasi.

Apakah kita sekarang memutuskan itu kenyamanan. Pemerintah mengatakan begitu bagaimana kita, kenyamanan seseorang dikurangi tidak dikompensasikan itu yang saya tidak tega niengiyakan itu sekarang. Tapi ya kalau mamang begitu ya tclong dicatat bahwa saya tidak setuju itu. itu yang kita teruskan tapi dicatat itu saya tidak setuju bahwa kenyamanan seseorang yang terganggu tidak d1kompensasikan.

r

erima kasih.

KETUA RAP AT : Terima kasih.

Pak Maksum.

ANGGOTA F.PPP (DRS. H. MAKSUM ZAILARDY):

Terima kasih pak Ketua.

Meskipun pemerintah be I um setuju ta pi saya kira. ini masih bisa dirundingkan antara kita ini. Kalau kaitan dengan masalah tanah tadi saya lcira, tanah itu hanya mungkin pemanfaatannya akan berkurang karena tidak mungkin ditanah itu akan bisa dibangun rumah baru, tidak mungkin juga ditanami pohon-pohon yang tinggi pasti fungsi tanah itu akan berkurang.

Kemudian bangiman menurut saya efek dari pada kond1si sos1ai kita sekarang. seandainya dilintasan itu dibawah lintasan itu ada bangunan itu bisa

19

(21)

dipastikan bahwa bangunan itu akan dipindahkan oleh masyarak2.t tidak berani mereka itu dibawah itu mereka, karena pengaruhnya sangat besar. Tidak hanya karena gangguan kesehatan mungkin Y.F3119 ta di masih relatif. ta pi rasa a man masyarakat itu tidak ada kalau tinggal dibawah lintas jaringan ini.

Kemudian tumbuh-tumbuhan yang tinggi mungkin dipotong karen·a itu berharga diganti. Nah untuk ini pak saya mohon nanti dalam penjelasan itu jelas komponen ini ada kriterianya, misalnya untuk tanah ada kriterianya tadi digambarkan

10

% harga tanah. Kemudian mengenai bangunan, ini barangkal• ya dipindahkan bangunan itu dari bawah itu. Jacli itu mungkin juga ada ukuran tersendiri nanti dalam kriteria penjelasan.

Kemudian mengenai tumbuh-tumbuhan tentu ada taksiran harga disini, tadi yang belum tuntas itu adalah rasa nyaman tinggal disekitar itu. Nah rasa nyaman ini sangat relatif dan kalau kita misalnya mencantumkan rasa nyaman ini atau rasa aman tinggal disitu itu menjadi komitmen kita bersama sebagai rasa kemanusiaan kita, kita ini negara barangkali ya karena ini Undang-Undang. Barangkali ini bisa juga dijadikan satu komponen.

T entang nanti bagaimana pelaksanaannya rasa aman ini kalau yang lain 1 O % atau 20 % , rasa aman ini mungkin 2 % atau 5 % tapi ada kornitmen kita untuk mengganti rasa aman ini, inipun juga harus diatur untuk mengganti rasa aman ini berapa meter dari tegakan ini.

Tadi pemerintah mengatakan untuk kapasitas tertentu misalnya se!engah meter ~tau satu meter dan sebagainya. Tapi kita misalnya 5 meterlah dari tegakan ini kita kasih sebagai kompensasi rasa aman itu. Jadi ada komitmen negara ini memberikan kompensasi yang sifatnya itu perlindungan kepada masyarakat. lni tidak banyak saya kira, lintas ini yang melewati perkotaan atau pedesaan. Sejauh yang saya lihat tidak ada 1 % saya kira daripada transmisi ini melintasi desa atau kota, karena kita masih banyak tanah-tanah sawah, tanah-tanah perkebunan, tanah-tanah Kehutanan. tanah pemerintah dan sebegainya. Jadi ada komitmen ini tentu menunjukan bahwa kita in1 memang sangat protektion kepada rakyat kita.

kemungkinan karena bahaya-bahaya yang memang sekarang itu masih dalam wacana bahaya-bahaya itu.

Jadi yang jelas pak terus terang saja, saya sering berada di sekitar Sutet itu kalau hujan lebat itu jarak 1 kilo itu bising sekali dan mengganggu orang yang tidak bisa tidur kalau sedang angin ribut kalau tengah malam. Dan kilatan-kilatan daripada sentuhan dari Sutet ini itu sangat menjadi perhatian r.1asyarakat karena pijaran- pijaran api itu. Jadi orang yang ada disekitar itu pasti sangat takut dan kalau malam itu masyarakat tidak tidur. karena mereka takut kalau-kalau kabelnya ini putus pak ini gangguan kepada masyarakat 1tu.

Nah ini apa kita memberikan etensi sebagai negara kepada rakyat yang mengalami itu. lni barangkall himbauan saya dalam kaitan ini. Kalau misalnya sepakat ya mungkin 1 % lah barangkali dari harga tanahlah atau dari apa yang kita berikan kompensasi kepada masyarakat itu sebagai komitmen kita kepada mereka yang merasakan . Dan saya juga sering melihat itu bukan hanya dikota. dipedesaan juga memang ada gangguan kepada masyarakat. Dan masyarakat padesaan itu takut dengan adanya pijaran api dan bunyi yang bergemuruh dar'l berdesing. Jadi hutan yang sepi itu menjadi hingar bingar dengan adanya angin rihut ditatkala hari hujan itu dengan adanya ini terima kasih pak Ketua.

KETUA RAPAT:

T erima kasih Pak Zulkifl1 silakan.

20

(22)

ANGGOTA F.REFORMASI (DRS. ZULKIFLI HALIM, M.Sc):

Baik saya kira kita memang harus, adil juga melihat bahwa kompensasi itu tokh tidak akan bermaksud untuk memberatkan pemegang IUPL. Nah makanya ini memang harus ada keseimbangan. Oleh sebab itu penting sekali digambarkan

· sebenarnya skenarionya itu. Jadi setelah orang mendapat kompensasi, nah dia itu memiliki kewajiban sebenarnya kan, dilarang membuat bangunan disitu kan.

Kemudian penduduk tidak boleh lagi bermukim menambah pemukiman itu. itu memang harus dipertegas.

Terus terang pak, kami juga sebenarnya mencari masukan tentang ini beberapa waktu yang lalu kalau dari salah seorang dari pusat Studio Energi di Yogya di UGM, kaau dia itu tegas minta ganti rugi. Saya debat juga terlalu mahal mas, bagi kami begini kompensasi dan ganti rugi itukan sebenarnya tidak jauh beda. Kalau kompensasi bisa menjadi lebih mahal, karena nanti akan lebih mahal. Bagaimana nanti cara mengukurnya, saya bilang sejauh itu mas, sejauh itu mau dig~nti rugi, ya iya bagaimana wong sudah nilai tanahnya anu kok.

Kami waktu itu juga mengadakan talk show macam-macarn :ukup kenceng sebenarnya sebab itu masalah yang konkrit. Nah oleh sebab itu, jadikan kita membicarakan ini ada permukiman yang dilintasi oleh Sutet ini. Nah permukiman itu memang sudah ada, oleh sebab itu pe11ama kali harus dipagari. Kita harus memagari bahwa, tidak boleh lagi ada pembengkakan pemukiman itu. lni yang disini kurang kalau dipasal 19 itu kurang tegas anunya pak.

Jadi kembali ke ayat 3 ini sebenarnya kalau bisa kita tambahkan kalimat itu dan beberapa kerugian yang ditimbulkan oleh itu, sehingga nanti dari sana bisa kita breakdown dipasal-pasal sebelumnya. Jadi secara prinsip kita rnemasukan bahwa kerugian dar rasa nyaman atau kesehatan tadi itu kita masukan, baru nanti kita berikan pemecahan lebih lanjut. Sebab rasanya kurang manusiawilah kalau kita men1utup mata, sebab itu persoalan yang real.

Dan dalam kompensasi itukan tentu saja mestinya kita bedakan, kalau kompensasinya itu melewati sawah dan sebagainya ini harusnya berbeda treatmentnya dengan kawasan pemukiman yang sudah ada. lni mungkin tidak terganibar juga disini, mestinya yang lebih kita perhatikan adalah kawasan pemukiman. Adapun sawah atau bukit-bukit yang dilintasi itu, saya pikir bisalah. Dan sini juga tidak jelas itu kompensasi itu berapa kali nanti, berkali-kali atau apa jangan- jangan lebih mahal. Dan untuk pemecahan itukan juga barangkali bisa dikaitkan dengan program community developmentnya atau apa dan seterusnya terima kasih.

KETUA RAPA T : Terima kasih.

ltu pandangan dari teman-teman dari pemerintah pasal ayat ini. ternyata penting sekali dan kompensasi saja tidak bisa diterirna untuk menggantikan seluruh obyek yang ada dalam Dim ini. Oleh karena itu dirninta pemerintah untuk menjawab bahkan tadi diminta lebih rinci sedikit kalau memang ada hal yang perlu masukan didalam penjelasan kami persilakan.

Pak Agusman silakan.

ANGGOTA F.PG {JR. AGUSM.AN EFFENDI):

Kalau ada supaya pemerintah tambahan, mungkin ada jalan keluar karena kalau dilitiat disini semua tidak ada Peraturan Pemerint3hnya sampai dengan pasal 19.

21

(23)

ANGGOTA F.PG (HJ. EVITA ASMALDA):

Mungkin kalau saya menangkap iciL pak Yoga, jadi pasal 17 itu memang mengenai penggunaan tanah oleh pemegang IUK. Kemudian di pasal 18, itulah yang tadi ada berkembang diskusi dan terakhir pak Zul sampaikan. Sebetulnya ·disini sudah ditegaskan, bahwa kewajiban untuk memberi ganti rugi atau kompensasi sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat 1.

Pasal 17 ayat 1 kita baca, untuk kepentingan umum dan seterus1wa kemudian tidak berlaku terhadap mereka yang bertujuan untuk memperoleh ganti rugi atau kompensasi dengan cara mendirikan bangunan, menanam tumbuh-tumbuhan dan lain-lain diatas tanah yang sudah memiliki ijin. Jadi kalau memang nanti itu sudah diberikan kompensasi, ganti ruginya tidak muncul lagi minta lagi itu tidak berlaku kan itu sudal1 dikunci sebetulnya ini. lni kalau tidak anggap kurang sempurna nanti akan masuk kepada DIM itu.

Kemudian yang DIM 19 ini yang menjadi masalah Ketua, seperti kertlarin sebenarnya saya sudah bicara ini kita perlu hari-hati. Tapi dari Pemerintah sudah juga menyampaikan pasal 19 yang dua ayat itu itu sudah diputus dalam Raker. Nah inilah yang mengunci sebetulnya pasal 19 ayat 1 itu, saya bacakan ; penetapan tata cara dan pembayaran ganti rugi atau kompensasi sebagaimana dimaksud dalam

pas~I 17 ayat 1 sampai ayat 7 dilakukan sesuai dengan ketentuan peratura11 Perundang-undangan dibidang Pertanahan.

Sebetulnya ini yang kemarin juga sebagai catatan, karena Undang-Undang 15 Tahun 1985 yang lalu pasla 14 itu disebutkan sesuai Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku, karena ini sebetulnya saya melihat yang konsep lama itu lebih pas tidak merujuk langsung kepada bidang Pertanahan, yang DIM nya dari rekan dari FPS mempertanyakan yang mana dibidang Pertanahan itu. Tadi disampaikan juga dari PLN, menyampaikan Kepmen-Kepmen tahun 1992 . kemudian ada Kepmen tahun 1999 yang" memberikan kompensasi itukan mau diangkat nanti kepada Keppres. Sebetulnya aturan-aturan inilah yng sudah memuat itu. Kalau kita melihat, itukan bukan rujukannya Kepmen dari Menteri Pertambangan itukan bukannya dari Pertanahan kan berbeda. karena di Penerangan itu sebenarnya tidak diatur.

Nah inilah yang i<ami rasa Ketua, walaupun nanti kita kalau menginjak kepasal ini memang ini berangkai. Diskusi kita ini istilahnya mutar-mutar disitu. sebenarnya kalau kita cermati memang kita tidak bisa melihat hanya pasal atau DIM ini saja karena ini dia berkait tadi itu. Kalau kita mau bicara keseluruhan juga dikhawatirkan memang kita berputar-putar lagi, oleh karena itu saya usul konkrit kepada pemerintah substansi ini kita sepakati.

Kemudian penjelasannya tolong dirumuskan, nanti kita akan ketemu lagi ini dalam Tim Perumus kan ada. Tadi catatan dari rekan FPDI pak Firman itu juga bagus, kita lihat catatan dari pak Profesor kalau nanti berkait dengan masalah keselamatan tadi yaitu kenyamanan segala macam itu, kalau memang pasal 28 dan 29 itu kita temukan di Bab IX kurang memadahi itukan bisa kita tambahkan. Jadi kalau saya melihat semua yang kita bicarakan ini memang substansi dan penting, cuma kita juga harus tolong bisa rnemilah-milah dimana sih yang pasnya itu. Jadi jangan sampai mohon maaf ini sebetulnya, saya secara pribadi mekanisme kita ini mohon maaf agak banyak mubazirnya pak. Sebetulnya berulang-ulang kita mengatakan itu dan saya rasa pemerintah juga cukup paham u11tuk menangkap itu, cuman disatu sisikan harus mengakomodir dari sikap apa yang kita diskusikan.

Oleh kriren~ itu 3aya oik!r ayo kita sama-sama sekarang melihatnya tolong secara kesatuan juga, wal2upun kita berbicara pasal rerpasal. Memang seperti usulan pak selalu berulang-ulang sebetulnya pak Zainal menyar.1paikan, kenapa kita

Referensi

Dokumen terkait

Data Flow Diagram 1 (DFD Level 1) Maintenance Batas Waktu Pengisian Pada DFD level 1 mengelola data batas waktu pengisian untuk penilaian kinerja guru terdapat beberapa

Usul PDI iti\ sebenarnya tidc:l.k terlalu mengubah ma.teri atau esensi ha - nya penyemuurna.an satu kata,aaya juga tidak seoara. penuh mengklaim bahwa,g sul itu

Kegiatan menggambar pada anak dipercaya sebagai salah satu bentuk penyaluran emosia yang efektif dan kegiatan menggambar juga dapat sebagai bentuk terapi yang

Korosi ini juga dapat disebut sebagai pemisahan unsur logam akibat perbedaan dari potensial logam (logam yang sama namun memiliki jumblah elektron yang berbeda), yang mana

Saya kira ini memang masih ada kaitan · dengan apa yang dibicaral&lt;an sebelumnya, kalau saya menangkap disini bahwa di daerah yang belum kompetisi itu bisa tidak ada

, Saya tidak tahu apakah teman kami dari F.PDIP sudah bicara tapi begini saya enggak tapu posisi pemikirart sekarang kalau saja usulan dari F.TNI/POLRI tnenjadi pegangan kita itu

Karena kita harus menghormati kedaulatan pemerintah daerah di dalam hal- hal yang bukan listrik ya, dan listrik ini harus mengacu atau mematuhi peraturan- peraturan

Ini saya juga jadi bingung, kita kan permasalah di Panja ini, kemasalah kelembagaan, kita juga sudah berdebat kenapa perlu ada &#34;lembaga&#34;, sampai