• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti lain dan memilki pembahasan yang bersangkutan dengan pembahasan dari penelitian yang akan dilakukan peneliti. Adanya penelitian terdahulu dalam sebuah penelitian yaitu sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dan juga menghindari anggapan menyimpulkan tanpa dasar.

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Judul Latar belakang Metode Hasil

Pengaruh modal sendiri, kredit usaha rakyat (kur), teknologi, lama usaha dan lokasi usaha Terhadap pendapatan usaha (Marfuah &

Hartiyah, 2019)

UMKM di kabupaten wonosobo tercatat sebanyak 59.426 dengan pendapatan yang dihasilkan sebanyak 3.046 milyar rupiah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 183.103 di tahun 2017. Dari pemaparan tersebut presentase kenaikan omset atau pendapatan UMKM di kabupaten tersebut belum memenuhi target.

Teknik analisis regresi linier berganda dengan populasi seluruh UMKM yang ada di Kabupaten

Wonosobo (60.592 unit) dan sampel (100 unit).

Variabel

Independen: Modal Sendiri, Kredit Usaha Rakyat, Teknologi, Lama Usaha, Lokasi Usaha

Variabel Dependen:

Modal sendiri, kredit usaha rakyat (KUR), teknologi, lama usaha dan lokasi usaha berpengaruh positif terhadap

pendapatan usaha.

(2)

Judul Latar belakang Metode Hasil Pendapatan Usaha

Business Growth Analysis for Micro

and Small

Enterprises, Post- Financing of Mudharaba by BMT Khalifah Amanah in Medan Tembung Sub- district

(Saraswati &

Rioni, n.d.)

Micro and Small Enterprises (MSEs) are the primary drivers of the economic sector in trade and services.

Generally, the obstacle that is often the spotlight of Micro and Small Enterprises is the classic problem of capital.

Methods data analysis in this study include multiple linear regression analysis, and t-test. Variabel Independent: BMT Khalifah Amanah Variabel

Dependent: Micro

and Small

Enterprises

The research findings indicate that there is an increase in the amount of venture capital, Business turnover and profit from Micro and Small Enterprises (MSEs).

Pengaruh

Financial Literacy Terhadap

Keberlangsungan Usaha

(Business Sustainability)

Pada UMKM

Desa Jatisari (Widayanti et al., 2017)

UMKM masih banyak yang tidak memiliki informasi keuangan transparan dan terorganisir,

disebabkan rendahnya minat untuk mencatat dan membukukan setiap transaksi yang telah dilakukan, pihak perbankan yang berperan dalam akses modal juga kesulitan dalam meminimalisir risiko default atas kredit yang dapat disalurkan kepada UMKM

Penelitian ini merupakan

penelitian

kuantitatif, dengan menggunakan regresi lineir sederhana untuk menguji hipotesa Variabel

independen dalam penelitian ini yaitu financial literacy Variabel dependen business

sustainability (keberlangsungan usaha).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial literacy

memberikan

pengaruh terhadap business

sustainability sebesar 28,9%.

Hal ini

menunjukkan bahwa financial literacy atau pengetahuan keuangan yang dimiliki pelaku usaha UMKM di Jatisari penting dalam mendukung keberlangsungan usahanya.

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan Penyaluran Kredit Perbankan

(Murdiyanto, 2012)

Tahun 2011, kinerja perbankan

menunjukkan

perkembangan yang positif. Kondisi keuangan global yang masih melemah seiring berlarutnya krisis utang

Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square).

Dana pihak ketiga (DPK), dan Suku bunga SBI

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

penyaluran kredit.

Sedangkan CAR dan NPL

(3)

Judul Latar belakang Metode Hasil di Eropa dan

melemahnya perekonomian

AS terlihat belum memberikan dampak yang signifikan bagi perbankan Indonesia.

Variabel

independen CAR, NPL, Suku bunga SBI, dan DPK Variabel dependen penyaluran kredit

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

penyaluran kredit.

Pengaruh Modal

Usaha Dan

Karakteristik Wirausaha Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Dan Kecil Di Desa Kedungleper Kecamatan Bangsri

Kabupaten Jepara.

(Safitri & Khasan Setiaji, 2018)

Keberhasilan untuk bertahan dalam masa

krisis dapat

menjadikan UMKM mampu berkembang dengan baik, namun dalam kenyataannya pada kurun waktu dua tahun perkembangan usaha mikro dan kecil menurun dilihat dari jumlah tahun 2014 terdapat 168 usaha mikro dan kecil, pada tahun 2015 menjadi 141 usaha mikro dan kecil.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif, dengan analisis regresi linier berganda.

Variabel independen

modal usaha dan karakteristik

wirausaha

Variabel dependen perkembangan usaha mikro dan kecil.

Para pengusaha di Desa Kedungleper Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara harus

mengoptimalkan modal usaha dan karakteristik

wirausaha untuk mengembangkan usaha. Karena modal usaha dan karakteristik

wirausaha terdapat pengaruh yang positif terhadap perkembangan usaha mikro dan kecil.

Development Of Small Medium Entreprise With External, Internal, And Religiosity Factors In Islamic Banks.

(Aziz, 2017)

from all offered credit

scheme, only

approximately 60% to meet the needs of SMEs because they have not been able to take advantage of the offering well. One reason for the difficulty of SMEs to obtain credit or financing is a necessity to have collateral or asset based. so, The financing of the SME sector in Islamic Banking needs to consider internal,

The data is used Time Series data periods of January:

2011 ± March:

2016 from Statistic

Banking of

Indonesia by analyzed of Multiple Linear Regression.

Independent

variabel: Inflation, Non Performing Financing (NPF), Bank Indonesia Sharia Certificate (SBIS) and Third Party Fund (DPK)

In this research showed Inflation, Non Performing Financing (NPF) and Third Party Fund (DPK) have a significantly and positive effect on the Small and Medium

Enterprises Financing.

Meanwhile, Bank Indonesia Sharia Certificate (SBIS) has no significantly effect on Small and Medium

Enterprises

(4)

Judul Latar belakang Metode Hasil external, and

religiosity factors that can affect their activities.

Dependent variabel:

Small and Medium Enterprises

Financing.

Financing.

Sumber: Jurnal penelitian terdahulu

B. Teori dan Kajian Pustaka

Teori merupakan pendapat yang didasarkan pada penemuan atau penelitian.

Teori akan peneliti dapat dengan melakukan kajian pustaka. Kajian pustaka memuat hasil pandangan mengenai teori yang telah peneliti baca baik yang sudah di publikasikan maupun sebagai koleksi pribadi atau dapat diartikan dengan kegiatan meninjau teori yang menjadi topik pada suatu penelitian. Berikut teori dan kajian pustaka pada penelitian ini:

1. Kredit Usaha Rakyat (KUR) a. Pengertian kredit usaha rakyat

Kredit Usaha Rakyat atau dapat disingkat dengan KUR merupakan program pemerintah yang bekerjasama dengan lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman modal terhadap pelaku usaha dengan tujuan meningkatkan perekonomian negara. KUR dapat diartikan sebagai pembiayaan usaha dengan jaminan dalam periode tertentu, disalurkan melalui lembaga keuangan kepada debitur (wirausahawan) apabila telah memenuhi syarat pengajuan kredit (Marfuah & Hartiyah, 2019).

b. Prinsip penilaian kredit

(5)

Lembaga keuangan penyalur kredit menerapkan prinsip jaminan untuk mengatasi terjadinya kredit macet. Fungsi jaminan disini digunakan oleh pihak penyalur untuk berjaga-jaga menyikapi debitur yang sengaja tidak membayarkan kewajibannya. Untuk meminimalisir terjadinya kredit macet lembaga keuangan perlu memperhatikan penilaian khusus terhadap calon debitur. Penelitian khusus untuk calon debitur ini dapat dilakukan dengan melakukan analisis 5C (Kasmir, 2014).

1) Character

Karakter dalam pembahasan ini merupakan sifat kejiwaan yang dimiliki setiap individu yang menjadi calon debitur. Tujuan dari menganalisis karakter calon debitur yaitu untuk mengetahui apakah debitur merupakan individu yang dapat dipercaya sehingga kreditur yakin untuk memberikan kredit. Keyakinan ini didapat dari melihat latar belakang pekerjaan, sifat, keadaan keluarga, gaya hidup atau bahkan hobi calon debitur. Dalam hal ini diperlukan individu yang memiliki karakter baik karena individu seperti itu cenderung lebih mengutamakan kewajiban untuk membayar kredit.

2). Capacity

Kapasitas dalam hal ini merupakan kemampuan maksimal calon debitur dalam mengembalikan kredit. Penilaian yang dilakukan disini yaitu melihat dari bagaimana calon debitur mengolah bisnis, dan mencari keuntungan dari usahanya. Semakin banyak sumber pendapatan akan

(6)

semakin besar kemampuan calon debitur dalam melakukan pembayaran kredit.

3). Capital

Modal merupakan kebutuhan pokok dari suatu usaha yang akan didirikan. Ketika debitur melakukan pengajuan dana ke bank, bisanya bank tidak akan memberikan kredit sebanyak 100% dari keperluan modal usaha, karena dalam proposal pengajuan kredit harus tertera juga sumber dana yang lain. Jadi dalam pengajuan kredit ini, jelas tertera darimana saja sumber modal yang diperoleh oleh calon debitur selain pengajuan kredit ke lembaga keuangan yang dituju.

4). Collateral

Jaminan adalah janji calon debitur untuk menanggung kredit yang disalurkan. Fungsinya yaitu untuk melindungi kreditur dari kerugian apabila debitur tidak mampu mengembalikan kredit. Ketik adebitur tidak mampu mengembalikan kreditnya maka jaminan yang diberikan debitur akan disita oleh pihak kreditur. Jaminan yang diberikan harusnya terbukti keabsahannya, dan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

5). Condition

Kondisi yang dimaksud dalam hal ini yaitu kondisi ekonomi sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor bisnis calon debitur.

Ketika sektor bisnis calon debitur memiliki kategori yang kurang stabil akan lebih baik untuk melakukan penilaian prospek usaha secara detail baru mengambil keputusan layak tidaknya untuk diberi kredit usaha.

(7)

c. Fungsi kredit usaha rakyat

Hadirnya kredit usaha rakyat memiliki banyak peran yang positif apabila benar-benar dimanfaatkan untuk kegiatan produktif bagi usaha mikro kecil menengah. Berikut fungsi kredit usaha (Kasmir, 2014)

1). Meningkatkan daya guna uang.

2). Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

3). Meningkatkan daya guna barang.

4). Sebagai alat stabilitas ekonomi.

5). Meningkatkan kegairahan usaha.

6). Meningkatkan pemerataan pendapatan.

7). Meningkatkan hubungan internasional.

d. Cara mengukur efektifitas penyaluran kredit usaha rakyat

Beberapa hal yang menjadi ukuran kredit usaha rakyat menurut Marfuah & Hartiyah (2019):

1). Aspek ketepatan penggunaan.

2). Aspek ketepatan jumlah kredit.

3). Aspek ketepatan beban kredit.

2. Omzet Usaha

a. Pengertian omzet usaha

Omzet usaha dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan terpisah yaitu omzet dan usaha. “Omzet berarti jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu selama suatu masa jual”. Sedangkan “usaha berarti kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk

(8)

mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu” dari kedua arti tersebut dapat di interpretasikan bahwasannya omzet usaha adalah hasil dari kegiatan yang memerlukan kombinasi antara pikiran dan tindakkan untuk tujuan tertentu yang dinilai dalam bentuk nominal yang memiliki nilai tukar. Menurut Audina et al (2016) omzet usaha adalah pendapatan bruto yang diterima pemilik usaha karena belum dikurangi dengan beban biaya.

b. Fungsi omzet usaha

Adapun fungsi dari adanya omzet usaha menurut Pradifta & Erdiana (2015) yaitu membiayai kebutuhan sehari-hari serta meningkatkan kemakmuran. Sebagian besar tujuan individu bekerja yaitu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, begitu juga dengan membangun bisnis. Seorang pebisnis membangun bisnisnya untuk memperoleh pendapatan yang dapat mereka gunakan untuk memutar bisnis agar bisnis dapat berkembang dan membiayai kebutuhan sehari-hari agar dapat bertahan hidup. Semakin banyak omzet yang di dapat maka pengalokasian dana untuk memenuhi kebutuhan hidup akan lebih banyak, hal ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya kemakmuran hidup seseorang.

c. Cara mengukur omzet usaha

Omzet usaha menurut Kotler & Keller (2016) dapat diukur dengan melihat:

(9)

1).Kekuatan-kekuatan dari luar lingkungan perusahaan dapat memberikan keuntungan.

2).Kinerja perusahaan secara rata-rata mengalami peningkatan setiap periode waktu.

3).Setiap omzet penjualan tidak mengalami penurunan.

4).Setiap omzet perusahaan meningkat sesuai dengan besarnya jumlah pelanggan.

5).Tidak terpengaruh oleh faktor-faktor yang kurang komparatif dalam mempengaruhi omzet penjualan yang di terima.

3. Lama Usaha

a. Pengertian lama usaha

Lama usaha adalah periode dari mulai usaha didirikan oleh pengusaha sampai masa dari usahanya habis atau usaha berhenti beroperasi (Kumbasari et al., n.d.). Menurut Asmie (2008) lama usaha adalah lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang sedang dijalani saat ini. Satuan variabel lama usaha dapat dinyatakan dalam satuan tahun. Periode suatu usaha atau lamanya usaha dapat menimbulkan suatu pengalaman bagi usaha tersebut, dimana dari pengalaman yang muncul tersebut dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku. Namun, tidak dapat dipastikan bahwa pengusaha yang memiliki usaha lebih lama, pendapatannya lebih banyak dari pada usaha yang memiliki masa lebih singkat.

b. Fungsi lama usaha

(10)

Lama usaha menurut Herman (2020) berfungsi untuk meningkatkan pendapatan usaha, karena lamanya usaha berdiri dapat memberikan pengalaman bagi seorang pengusaha sehingga dipercaya mampu membaca peluang usaha yang akan muncul. Pengaruh pengalaman berusaha terhadap omzet usaha telah dibuktikan dalam penelitian Sofiati

& Murniawaty (2019).

c. Cara mengukur lama usaha

Mengukur lama usaha menurut (Marfuah & Hartiyah, 2019) adalah melihat jangka waktu mulai usaha.

4. Modal Usaha

a. Pengertian modal usaha

Modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu

“uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”.

Modal usaha dalam pengertian ini dapat di interpretasikan sebagai: seluruh benda bernilai yang digunakan untuk memulai kegiatan dengan jangka waktu lama dengan tujuan memperoleh keuntungan yang sifatnya berkelanjutan.

Menurut Firdaus (2018) modal usaha adalah unsur pasiva yang penting dalam perusahaan, karena tanpa modal usaha perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana sehari-hari untuk menjalankan aktivitas usahanya.

(11)

b. Fungsi modal usaha

Fungsi modal usaha menurut Firdausa & Arianti (2012) adalah sebagai berikut:

1).Menjamin kontinuitas operasional perusahaan.

2).Membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.

3).Menunjukkan tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek.

4).Semua kegiatan diluar dan di dalam perusahaan sangat bergantung pada yang ada pada perusahaan.

c. Cara mengukur modal usaha

Adapun cara untuk mengukur modal usaha menurut Marfuah &

Hartiyah (2019) adalah sebagai berikut:

1). Sumber modal

2). Pengaruh terhadap pendapatan 3). Kelancaran dalam usaha

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah penggambaran dari teori yang saling berhubungan satu sama lain terhadap faktor yang telah diidentifikasi. Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti yaitu penyaluran kredit sebagai variabel dependen (terikat) serta omzet usha, lama usaha dan modal usaha sebagai variabel independen (bebas).

Menurut Marfuah & Hartiyah (2019) ada 3 cara untuk mengukur variabel terikat penyaluran predit usaha rakyat (Y) seperti: aspek ketepatan penggunaan, aspek ketepatan jumlah kredit dan aspek ketepatan beban kredit.

(12)

Mengukur variabel bebas dari omzet usaha (X1) menurut Kotler & Keller (2016) yaitu melihat dari kekuatan dari luar lingkungan perusahaan dapat memberikan keuntungan, kinerja perusahaan secara rata-rata mengalami peningkatan setiap periode waktu, setiap omzet penjualan tidak mengalami penurunan, setiap omzet perusahaan meningkat sesuai dengan besarnya jumlah pelanggan dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor yang kurang komparatif dalam mempengaruhi omzet penjualan yang di terima.

Mengukur variabel bebas lama usaha (X2) menurut Marfuah & Hartiyah (2019) adalah melihat dari jangka waktu mulai usaha. Kemudian Marfuah &

Hartiyah (2019) menyatakan bahwa cara mengukur variabel bebas modal usaha (X3) yaitu, Sumber modal, pengaruh terhadap pendapatan, kelancaran dalam usaha. Kerangka berfikir dalam penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(13)

Gambar 2. 1 Hubungan omzet usaha, lama usaha, modal usaha dan penyaluran kredit usaha

Berdasarkan kerangka pikir di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini dapat diketahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Variabel omzet usaha, lama usaha dan modal usaha sebagai variabel bebas terhadap penyaluran kredit usaha rakyat sebagai variabel terikat pada Bank Rakyat Indonesia unit Pasar Besar Malang.

Omzet Usaha (X1)

X1.1 Kekuatan external memberi keuntungan X1.2 Peningkatan kinerja perusahaan

X1.3 Omzet usaha tidak mengalami penurunan X1.4 Omzet usaha meningkat sesuai pelanggan X1.5 Tidak terpengaruh faktor yang kurang

komparatif

(Kotler & Keller, 2016)

Lama Usaha (X2) X2. Jangka waktu mulai usaha

(Marfuah & Hartiyah, 2019)

Modal Usaha (X3) X3.1 Sumber modal

X3.2 Pengaruh terhadap pendapatan X3.3 Kelancaran dalam usaha

(Marfuah & Hartiyah, 2019)

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (Y)

Y1 Aspek ketepatan penggunaan Y2 Aspek ketepatan jumlah kredit Y3 Aspek ketepatan beban kredit

(Marfuah & Hartiyah, 2019)

H1

H2

H3

(14)

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan yang kebenarannya perlu di uji. Berdasarkan rumusan masalah dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, hipotesis yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh omzet usaha terhadap penyaluran kredit usaha rakyat.

Penelitian Pradifta & Erdiana (2015) menyatakan bahwa Omzet usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Pada penelitian selanjutnya yaitu oleh Audina et al (2016) omzet usaha juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit usaha rakyat.

H1 = Omzet usaha berpengaruh terhadap penyaluran kredit usaha rakyat di BRI unit Pasar Besar Malang pada UMKM.

2. Pengaruh lama usaha terhadap penyaluran kredit usaha rakyat.

Penelitian Pradifta & Erdiana (2015) menyatakan bahwa lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Pada penelitian Marfuah & Hartiyah (2019) juga menyatakan bahwa lama usaha berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit usaha rakyat. Sedangkan pada penelitian Palandos M.P., Engkat Daisy dan D.Tolongsang Krest (2019) menyatakan bahwa lama usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit usaha rakyat.

H2 = Lama usaha berpengaruh terhadap penyaluran kredit usaha rakyat di BRI unit Pasar Besar Malang pada UMKM.

(15)

3. Pengaruh modal usaha terhadap penyaluran kredit usaha rakyat.

Penelitian Raymond & Ikhwal (2019) menyatakan bahwa modal usaha berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit, sedangkan pada penelitian Murdiyanto (2012) yang dilakukan modal secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

H3 = Modal usaha berpengaruh terhadap penyaluran kredit usaha rakyat di BRI unit Pasar Besar Malang pada UMKM.

Referensi

Dokumen terkait

disimpulkan bahwa semua variabel yaitu kepercayaan, tingkat pengembalian hasil, kesesuaian hukum syariah dan promosi dapat membedakan (discriminator) secara signifikan

Dalam film dokumenter Perdagangan candu di jawa ini penulis akan menampilkan kilas balik sejarah berupa fakta dari sebuah kejadian, lokasi, tokoh yang terlibat,

1) Laporan kegiatan mingguan berupa lembaran/form yang memuat laporan kegiatan yang dilakukan dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di tempat praktik profesi

Namun tetaplah harus diingat, bahwa fokus dari hermeneutika, atau proses menafsirkan, menurut Gadamer, adalah untuk membangkitkan makna tentang tema utama pembicaraan, dan

Mulia, 2012), 29.. Hal ini terjadi karena salah dalam pola asuh sejak kecil, atau karena pergaulan yang salah. Untuk jenis yang pertama ini, penanganannya bukan dengan cara

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, maka timbul keinginan peneliti untuk membuat penelitian yang berjudul “Mediasi Faktor Kepribadian dan Pembelajaran pada

Tentang berapa jumlah hakam yang ideal, Pasal 76 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama tidak menentukan secara rinci, hanya menyebut

a) Fungsi produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b) Fungsi pemasaran, merupakan fungsi yang