• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Kritis pada Materi Listrik Dinamis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Kritis pada Materi Listrik Dinamis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 98

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Kritis pada Materi Listrik Dinamis

Dwi Handayani

Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Ngawi

Jl. Raya Ngawi-Jogorogo KM.19, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur 63253

*Email: d.handayaningrum@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas IXB MTsN 4 Ngawi pada materi Listrik Dinamis melalui metode tanya jawab kritis. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek siswa kelas IXB sebanyak 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan tes. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yang tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun teknik analisis data menggunakan deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode tanya jawab kritis pada materi listrik dinamis dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPA, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun peningkatan peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II sebagai berikut: Sangat senang mengalami kenaikan 28% ; Senang mengalami kenaikan 20 %; kurang senang menurun 33% dan tidak senang menurun 15%. Penggunaan metode tanya jawab kritis juga dapat meningkatkan keberanian bertanya dan motivasi siswa belajar IPA, sehingga dapat meningkatkan nilai ulangan harian atau prestasi belajar siswa. Adapun peningkatan dari siklus I ke siklus II sebagai berikut: Predikat sangat baik ( nilai 90 – 100 ) mengalami kenaikan 25 % (dari 0% menjadi 15%) ; Predikat baik (nilai 70 – 80 ) mengalami kenaikan 3 % ( dari 57 % menjadi 60 % ); Predikat cukup (nilai 50 – 60 ) mengalami penurunan 28 % ( dari 44 % menjadi 15 %) Hal Ini menunjukkan siswa semakin termotivasi dalam belajar IPA pada materi Listrik Dinamis Melalui Metode Tanya Jawab Kritis dan mengalami peningkatan hasil belajar setelah melewati dua siklus pembelajaran.

Kata kunci: Listrik Dinamis, Motivasi Belajar, Tanya Jawab Kritis.

Abstract

This study aims to improve motivation and science learning outcomes for class IXB MTsN 4 Ngawi students on Dynamic Electricity material through critical question and answer method. This type of research is classroom action research with the subject of class IXB students as many as 32 students. Data collection techniques using questionnaires, observations and tests. The research was conducted in two cycles, each cycle consisting of planning, action, observation and reflection stages. The data analysis technique used descriptive analytic. The results showed that the use of the critical question and answer method on dynamic electrical materials could increase students' motivation in learning science, so as to improve student learning outcomes. The increase in motivation from cycle I to cycle II is as follows: Very happy to experience an increase of 28%; Happy to have an 20% increase; dissatisfied decreased by 33% and displeased decreased by 15%. The use of the critical question and answer method can also increase the courage to ask questions and students' motivation to learn science, so that it can increase the daily test scores or student achievement. The increase from cycle I to cycle II is as follows:

Very good predicate ( value 90 – 100 ) increased by 25% (from 0% to 15%) ; Good predicate (value 70-80) increased by 3% (from 57% to 60%); The predicate enough (value 50 – 60 ) decreased by 28% (from 44% to 15%) This shows that students are more motivated in learning science on Dynamic Electricity material through the Critical Question and Answer Method and have increased learning outcomes after two learning cycles.

Keywords: Dynamic Electricity, Learning Motivation, Critical Questions and Answers.

(2)

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 99

PENDAHULUAN

Keberhasilan capaian mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah cara guru dalam menyampaikan pembelajaran. Pembelajaran yang dikelola oleh guru hendaknya adalah pembelajaran yang tidak berpusat pada guru melainkan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar agar pembelajaran menjadi lebih bermakna. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran juga tidak lepas dari pemanfaatan media dan metode pembelajaran yang digunakan (Sulistyorini, 2007).

Metode didefiniskan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk memenuhi tujuan pembelajaran, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan metode antara lain:

kesesuaiannya dengan tujuan, kondisi kelas/sekolah, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, kemampuan guru dalam menggunakan metode, dan alokasi waktu yang tersedia. Sedangkan guru selain berperan menyampaikan materi pelajaran juga lebih banyak memberikan stimulus pada siswa, menentukan arah yang harus dilakukan siswa, sehingga tercipta kondisi belajar siswa yang aktif dan kondusif sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran (Sutikno, 2013).

Kurangnya inovasi dalam pembelajaran menjadikan beberapa siswa menjadi jenuh, hal tersebut terlihat ketika guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa terlihat bosan dan malas mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut menunjukkan motivasi belajar dan rasa keingintahuan siswa masih rendah. Kondisi tersebut mengakibatkan motivasi belajar siswa belum mencapai taraf maksimal (Nisa, 2016). Berdasarkan hasil observasi di MTs N 4 Ngawi didapatkan kondisi rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA. Hal tersebut dikarenakan bahwa pelajaran IPA bagi siswa merupakan pelajaran yang dirasa sukar, menakutkan terutama fisika, Hal ini menyebabkan siswa menjadi grogi dan kurang tertarik jika menghadapi pelajaran tersebut. Selain itu, hasil belajar IPA masih relatif rendah. Mayoritas siswa belum berani mengajukan pertanyaan meskipun sudah diberi kesempatan untuk bertanya. Salah satu metode mengajar yang bisa meningkatakan motivasi siswa dalam belajar IPA adalah metode tanya jawab kritis. Metode tanya jawab kritis ini berpijak pada dasar pemikiran bahwa semua manusia dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tidak pernah terpuaskan, serta mempunyai alat- alat yang diperlukan untuk memuaskannya.

Pembelajaran dengan menerapkan metode tanya jawab kritis sebagai salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengatifkan siswa belajar (Amina, 2018). Menurut Sutikno (2013) metode tanya jawab adalah cara penyajian pembelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Berdasarkan

(3)

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 100

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

metode tanya jawab merupakan proses interaksi antara dua orang siswa atau lebih antara siswa dengan guru untuk saling bertukar pengalaman, informasi, memecahkan persoalan, dan mengambil kesimpulan bersama.

Dengan tanya jawab, partisipasi siswa lebih besar dan mereka berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba memberikan jawaban yang tepat (Dewi &

Kristin, 2017). Jadi, keuntungan dari metode tanya jawab adalah: a) guru mampu memahami kemajuan siswanya, b) guru dapat mengembangkan pertanyaan ke arah hal-hal yang belum dipahami betul dari materi yang diajar, c) tanyajawab multiarah membuat peserta didik yang semua diam saja akan bergiliran untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan guru atau pertanyaan yang disampaikan siswa lain karena dalam tanyajawab multiarah satu pertanyaan bisa dilemparkan pada siswa yang diam saja (Refika, 2013).

Guru dalam hal ini tidak hanya bertanya sendiri, tidak melakukan tanyajawab satu arah.

Apabila tanyajawab satu arah dilakukan maka siswa yang diberi pertanyaan saja yang aktif, sedangkan yang lain akan diam saja. Apabila guru menyuruh siswa untuk bertanya, setelah guru bertanya, maka biasanya jarang ada siswa yang mau bertanya. Jadi tanyajawab dua arah juga belum membantu untuk mengaktifkan seluruh siswa di kelas. Pertanyaan yang diberikan oleh guru sebagai pemeran aktif pembelajaran harus juga dibarengi dengan menyuruh peserta didik untuk menyiapkan sebuah pertanyaan untuk ditanyakan pada teman-temannya. Cara ini akan menolong

mengaktifkan peserta didik yang pasif atau yang selalu diam saja selama proses pembelajaran.

Jadi metode tanya jawab merupakan metode yang paling tepat untuk digunakan (Rusman, 2010).

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Fathony (2019) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa melalui penerapan metode tanya jawab dalam proses pembelajaran sejarah cukup efektif diterapkan pada siswa siswa di kelas IX. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang disebabkan adanya metode tanya jawab. Dimana nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen 88.57 dan kelompok kontrol 65.89. Berikutnya, menurut Hartati dan Simanullang (2018) menyatakan bahwa metode tanya jawab pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas VIII. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tindakan yang melalui dua siklus yang sebelumnya terdapat pra siklus yaitu sebelum menerapkan metode tanya jawab yang dijadikan perbandingan ketika siklus yaitu setelah menerapkan siklus metode tanya jawab.

Presentasi ketuntasan belajar pada pra siklus 36% atau 13 orang meningkat 53% atau 19 orang dalam siklus I. Dan terjadi peningkatan pada siklus II sebesar 92% atau 33 orang.

Dengan demikian metode tanya jawab dengan teknik dan menuntun dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS.

Bertolak dari latar belakang tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA dalam materi Listrik Dinamis pada siswa kelas

(4)

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 101

IX B MTsN 4 Ngawi melalui metode tanya

jawab kritis.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian yaitu kelas IX B MTsN 4 Ngawi sebanyak 32 siswa.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran sejenis agar hasil penelitian lebih sempurna (Wijaya, 2013). Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan pengajar mata pelajaran IPA di kelas VII, VIII dan IX untuk memberi masukan dan pendapat selama kegiatan penelitian berlangsung. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian mulai dari tahap persiapan sampai tahap pelaporan dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan, terhitung mulai dari Juli sampai dengan September 2017.

Pelaksanaan tiap siklus membutuhkan waktu 2 kali pertemuan (tiap pertemuan 2 x 40 menit).

Karena dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 ( dua) siklus, maka waktu yang digunakan sampai tuntas siklus kedua adalah 4 kali pertemuan (tiap pertemuan 2 x 40 menit).

Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan tes. Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung, sedangkan observasi (pengamatan langsung) oleh peneliti dan kolaborator digunakan untuk mengamati aktivitas dan sikap siswa pada saat proses pembelajaran. Adapun tes, dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Data dalam penelitian dikumpulkan melalui pedoman angket, lembar observasi maupun butir soal.

Adapun teknik analisis data menggunakan deskriptif analitik dengan tahapan analisis menurut Miles dan Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan dan jawaban angket / kuesioner siswa klas IX B MTs Negeri 4 Ngawi pada awal pertemuan siklus I diperoleh kesimpulan: sebagian siswa (1) guru sangat memberi motivasi kepada siswa, (2) sangat menginginkan nilai baik, (3) tidak tertarik pada pelajaran IPA dengan berbagai alasan, msalnya karena sulit, karena menghitung angka dll. (4) siswa kurang senang pada IPA tanpa memandang siapa guru yang mengajarnya, (5) siswa kurang senang pada IPA jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain, (6) siswa tidak pernah bertanya tentang soal yang sukar, (7) siswa menyatakan IPA lebih sulit dibandingkan dengan mata pelajaran lain sesama Unas, (8) tidak merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, (9) penggunaan media pembelajaran sangat sesuai dengan topik pembelajaran karena kerangka listrik dinamis langsung mengenai sasaran pada pokok bahasan, (10) siswa banyak yang mentertawakan jika ada temannya yang bertanya, meskipun dia sendiri juga belum tahu penyelesaiannya.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama dilaksanakan kegiatan pada siklus 1, penggunaan media pembelajaran dalam bentuk kerangka listrik dinamis untuk pembelajaran IPA ternyata memiliki fungsi yang sangat

(5)

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 102

mendukung dalam Upaya Meningkatkan

Keberanian Siswa Untuk Bertanya Pada Pelajaran IPA Topik listrik dinamis Klas IX B MTsN 4 Ngawi. Hal ini dibuktikan dengan pengamatan dan jawaban kuesioner siswa pada kegiatan siklus I. Adapun tingkat penguasaan

siswa pada pelajaran IPA dapat dilihat pada grafik peningkatan motivasi siswa selama dua siklus sebagai berikut:

Gambar 1. Data Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I dan II

Berdasarkan hasil pengamatan dan jawaban angket / kuesioner siswa klas IX B MTsN 4 Ngawi pada awal pertemuan siklus II diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) guru sangat memberi motivasi kepada siswa, (2) sangat menginginkan nilai baik, (3) sangat tertarik pada pelajaran IPA dengan alasan, kalau mau belajar pasti bisa dan lebih mengasyikkan, (4) siswa sudah senang pada IPA tanpa memandang siapa guru yang mengajarnya, (5) siswa sangat senang pada IPA jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain, (6) siswa selalu bertanya tentang soal yang sukar, karena rasa ingin tahu (7) siswa menyatakan IPA tidak terlalu sulit jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain

sesama Unas, (8) sangat merasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, karena setiap saat selalu menggunakan IPA (9) penggunaan media pembelajaran sangat sesuai dengan topik pembelajaran karena kerangka listrik dinamis langsung mengenai sasaran pada pokok bahasan, (10) siswa yang mentertawakan jika ada temannya yang bertanya, sudah mulai sadar sehingga prosentasenya berkurang bahkan kalau ada teman bertanya sangat antusias untuk mendengarkannya.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama dilaksanakan kegiatan pada siklus II, penggunaan media pembelajaran dalam bentuk kerangka listrik dinamis untuk pembelajaran IPA ternyata memiliki fungsi yang sangat

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Sangat senang senang Kurang senang

Tidak senang

20 22

43

15 48

42

10 Persentase jumlah siswa 0

Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Siklus I Siklus II

(6)

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 103

0 10 20 30 40 50 60

Sangat baik (85-100)

Baik (70-85) Cukup (50-69) Kurang (0-49) 0

56

44

0 25

60

15

Persentase jumlah siswa 0

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Siklus I Siklus II

mendukung dalam Upaya Meningkatkan Keberanian Siswa Untuk Bertanya Pada Pelajaran IPA Topik listrik dinamis Klas IX B MTsN 4 Ngawi. Hal ini dibuktikan dengan pengamatan dan jawaban kuesioner siswa pada

kegiatan siklus II. Adapun tingkat penguasaan siswa pada pelajaran IPA dapat dilihat pada nilai tugas dan hasil ulangan harian ke 2, pada topik listrik dinamis sebagai berikut:

Gambar 2. Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan II

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh hasil bahwa penggunaan metode tanya jawab efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian berarti pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab mampu memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat dan menarik banyak mengandung sumber belajar, informasi, dan komunikasi akan membuat siswa lebih mudah menangkap isi materi pelajaran (Primadiati & Djukri, 2017). Mereka dapat bertukar pikiran maupun pengetahuan dengan temannya sehingga bisa mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman yang baru melalui metode tanya jawab yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Dengan demikian diharapkan siswa dapat mengetahui dan memahami konsep atau prinsip melalui metode tanya jawab tersebut, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa menjadi lebih baik (Marliyah, 2014).

Hasil penelitian tersebut seperti dikemukakan Rusman (2010) Bahwa pembelajaran dengan metode tanya jawab akan lebih hidup, akan mendorong proses dan hasil pembelajaran yang lebih luas dan mendalam.

Oleh karena itu, dengan pengembangan bertanya, maka akan dapat menggali informasi

(7)

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 104

siswa, mengecek pemahaman siswa,

membangkitkan respon siswa, mengetahui hal- hal yang diketahui siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, dan membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan Aminah (2018) bahawa pembelajaran akan lebih bermakna dan siswa dapat menghasilkan pengalaman belajar dengan saling bertukar pendapat, selain itu juga dengan pertanyaan- pertanyaan tersebut dapat merangsang belajar dan berpikir siswa dalam melakukan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terjadi Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Interaktif dengan Metode Tanya Jawab.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode tanya jawab kritis pada materi listrik dinamis dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPA, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II sebagai berikut: Sangat senang mengalami kenaikan 28% ; Senang mengalami kenaikan 20%; kurang senang menurun 33%

dan tidak senang menurun 15%. Penggunaan metode tanya jawab kritis juga dapat meningkatkan keberanian bertanya dan motivasi siswa belajar IPA, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun peningkatan dari siklus I ke siklus II sebagai berikut: Predikat sangat baik (nilai 90 – 100 ) mengalami kenaikan 25 %; Predikat baik (nilai 70 – 80 ) mengalami kenaikan 3 %; Predikat cukup (nilai 50 – 60 ) mengalami penurunan 28%. Hal Ini menunjukkan siswa semakin

termotivasi dalam belajar IPA pada materi Listrik Dinamis Melalui Metode Tanya Jawab Kritis dan mengalami peningkatan hasil belajar setelah melewati dua siklus pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Aminah A. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Interaktif Dengan Metode Tanya Jawab. Journal of Natural Science and Integration.1(1): 121- 131.

Dewi, MP, Kristin F. 2017. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Inquiry Pada Siswa Kelas V SD. Mimbar Sekolah Dasar, 4(1): 67–78.

Fathony F. 2019. Pengaruh Metode Tanya Jawab Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri 1 Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(1):

88–98.

Hartati R, Simanullang H. 2018. Penerapan Metode Tanya Jawab Dengan Teknik Menuntun Dan Menggali Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purba Tahun Pembelajaran 2016/2017. PeTeKa. 1(2): 61- 72.

Marliyah. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Alat Peraga Konkrit pada Siswa. Jurnal Pancaran, 3(4): 153–162.

Nisa NI. 2016. Peran Guru Sebagai Manajer dalam Meningkatkan Efektivitas Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 1(1): 104–114 Primadiati ID & Djukri D. 2017. Pengaruh

Model Collaborative Learning Terhadap

(8)

JPSP Volume 2 Nomor 1 Tahun 2022 Page | 105

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas IV SD. Jurnal Prima Edukasi, 5(1): 47–57.

Refika AIS. 2013. Model Pembelajaran Interaktif dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Lingsar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Lensa Kependidikan Fisika. 1(1). 1-10.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran:

Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Press

Sulistyorini S. 2007. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Pendidikan. Kencana, Jakarta.

Sutikno S. 2013. Belajar dan Pembelajaran.

Lombok: Holistica

Wijaya C. 2013. Penelitian Tindakan Kelas.

Medan: IKIP

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yang tercantum pada bagian analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa skala keefektifan pembelajaran pendidikan

Fokus subjek penelitian ini yaitu petani anggota kelompok tani serta untuk membandingkan pengembangan usaha pertaniannya yang dibantu dengan kegiatan rutin dan

membayarkan zakat (seperti pemahaman ahli tafsir umumnya). Namun makna yaknizun juga berarti memenjarakan fungsi uang, yang mana hal ini sama saja dengan menimbun uang. Penimbunan

ARIA ( Acceptable risk of incorrect acceptance /Risiko yang dapat diterima atas kesalahan penerimaan) adalah risiko statistik yang diterima auditor

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Samsudewa dan Suryawijaya (2008) bahwa durasi thawing terlalu singkat akan menyebabkan kristal-kristal es belum mencair secara

Sedangkan, laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat komposit kesehatan bank dalam melaksanaan Good

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti kanker ekstrak ethanol propolis (EEP) yang berasal dari Kerjo, Karanganyar pada kultur sel kanker payudara

Nilai duga heritabilitas yang tinggi terdapat pada karakter jumlah polong per tanaman serta bobot biji per tanamana dari populasi 100 dan 200 Gy dapat dijadikan