• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, golongan kepangkatan dan usia guru : studi kasus guru-guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ``1`` dan SMP BOPKRI 10 di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, golongan kepangkatan dan usia guru : studi kasus guru-guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ``1`` dan SMP BOPKRI 10 di"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

viii  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN DAN USIA GURU Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP

Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta

Stefani Inggit Badari R. A Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2010. Populasi penelitian ini sebanyak 158 orang dan sampel yang diambil sebanyak 104 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan one way ANOVA.

(2)

ix  

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARD TEACHER’S CERTIFIED PORTOFOLIO ASSESSMENT PERCEIVED FROM EMPLOYEE

STATUS, CLASSIFIED RANK, AND AGE OF TEACHER

A Case Study on 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, 17”1” Junior High School, Perak Junior High School, and BOPKRI 10

Junior High School Teachers in Yogyakarta

Stefani Inggit Badari R. A Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The research aims to find out the differences of teacher’s perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from : (1) employee status, (2) classified rank, (3) age of teacher.

This research was conducted in six Junior High Schools which lie in Yogyakarta namely 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, Perak Junior High School, 17 “1” Junior High School and BOPKRI 10 Junior High School. This research was done from February until August 2010. The population of this research was 158 teachers and the samples were 104 teachers. The samples were chosen by applying random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The data analyzing technique was One-Away ANOVA.

(3)

   

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI

STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN

DAN USIA GURU

Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Stefani Inggit Badari Ruri Arundati NIM: 061334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

 

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI

STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN

DAN USIA GURU

Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Stefani Inggit Badari Ruri Arundati NIM: 061334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

ii

(6)

iii

(7)

iv

 

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapak tercinta Markus Trivida Soeparno

Ibu Tercinta Athanasia Sudaryanti

Bapak Simon Paty (Alm.)

Ibu A. Endang Purwosasongko

Saudara-saudaraku Mbak Anna, Mas Yadi, Mas Tinus, Mbak Like, Mas

Erik, Mbak Susi, Mas Angga, Paska dan Andin (Alm.)

Tante tercinta Constantine Restutami (Alm.)

Anakku tercinta Agustinus Darrell Kurniawan

(8)

v

 

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;

carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah

maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius

7:7)

“Apa saja yang kamu minta dalam doa

dengan penuh kepercayaan, kamu akan

menerimanya” (Matius 21:22)

(9)

vi

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 April 2011 Penulis

(10)

vii

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : STEFANI INGGIT BADARI RURI ARUNDATI Nomor Mahasiswa : 061334010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS

KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN, DAN USIA GURU

Studi Kasus : SMP Negeri 6, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17”1”, SMP BOPKRI 10

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 April 2011 Yang menyatakan

………

(11)

viii

 

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN DAN USIA GURU Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP

Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta

Stefani Inggit Badari R. A Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2010. Populasi penelitian ini sebanyak 158 orang dan sampel yang diambil sebanyak 104 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik

random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan one way ANOVA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian (Asymp. Sign. Sebesar 0,678 > α= 0,05 dan FHitung sebesar

0,390< Ftabel sebesar 3,09); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan (Asymp. Sign. Sebesar 0,767 > α= 0,05 dan FHitung sebesar 0,380 <

Ftabel sebesar 3,09); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru (Asymp. Sign.

(12)

ix

 

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARD TEACHER’S CERTIFIED PORTOFOLIO ASSESSMENT PERCEIVED FROM EMPLOYEE

STATUS, CLASSIFIED RANK, AND AGE OF TEACHER

A Case Study on 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, 17”1” Junior High School, Perak Junior High School, and BOPKRI 10

Junior High School Teachers in Yogyakarta

Stefani Inggit Badari R. A Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The research aims to find out the differences of teacher’s perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from : (1) employee status, (2) classified rank, (3) age of teacher.

This research was conducted in six Junior High Schools which lie in Yogyakarta namely 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, Perak Junior High School, 17 “1” Junior High School and BOPKRI 10 Junior High School. This research was done from February until August 2010. The population of this research was 158 teachers and the samples were 104 teachers. The samples were chosen by applying random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The data analyzing technique was One-Away ANOVA.

The result of the research shows that: (1) there isn’t any different perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from employee status (Asymp. Sign 0,678 > α = 0,05 and Fcount 0,390 < F table 3,09);

(2) there isn’t any different perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from classified rank (Asymp. Sign 0,767 > α = 0,05 and Fcount 0,380 < F table 3,09); (3) there isn’t any different perception towards

(13)

x

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Drs. F. X. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Dosen-dosen pengampu mata kuliah Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah meberikan banyak pengetahuan dalam proses perkuliahan;

(14)

xi

 

9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17”1”, SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

10.Bapakku tercinta Markus Trivida Soeparno dan Ibuku tercinta Athanasia Sudaryanti, terimakasih atas bantuannya baik spiritual maupu materiil, sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga;

11.Ibuku tecinta Antoniette Endang Purwosasongko, terimakasih banyak atas dukungan dan doanya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar;

12.Bapakku tercinta Simon Paty (Alm.), tanteku tercinta Constantine Restutami (Alm.), serta adikku tercinta Paskalia Andini Putri (Alm.), yang selalu mendoakanku di surga;

13.Saudara-saudaraku tercinta Mbak Anna, Mas Yadi, Mas Tinus, Mbak Like, Mas Erik, Mbak Susi, Mbak Asri, Mas Priyo, Mas Angga, Mbak Arum, dan Paska, terimakasih atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan juga;

14.Pangeran kecilku Agustinus Darrell Kurniawan, kamu adalah semangatku dalam menyelesaikan skripsi ini;

15.Mas Yoseph Kurniawan, yang menjadi motivasiku, terima kasih perhatian, kasih sayang, kesabaran, bantuan tenaga dan pikirannya, dan dukungan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya,,,,,ayo kamu pasti bisa…..);

16.Teman-teman kelompok seminar penelitian bersama Sisil, Beni, Feri, Mas Lutvi, selain itu buat Lina, Lena dan Deta terimakasih atas dukungan serta bantuannya dalam memberikan kritik maupun saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya..);

(15)

xii

 

18.Teman-Teman PAK 06 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya dan kebersamaannya selama kurang lebih lima tahun d kampus tercinta, Universitas Sanata Dharma;

19.Mbak Sovia, Mbak Boim, Mbak Agnes dan kakak-kakak tingkat lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuannya;

20.Lina Purwokerto, Lita, Nina, Anne, Indah, Fani, Yusi, Ivon, terimakasih atas dukungan dan doanya;

21.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis,

Stefani Inggit Badari R.A

(16)

xiii

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

(17)

xiv

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 8

A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Persepsi ... 8

2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 11

3. Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 13

4. Status Kepegawaian ... 26

5. Golongan Kepangkatan Guru ... 28

6. Usia Guru ... 30

B Kerangka Berpikir 30 C Perumusan Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 35

D. Populasi dan Sampel ... 35

E. Variabel Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Pengujian Instrumen ... 43

H. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Deskripsi Data ... 52

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67

(18)

xv

 

A. Kesimpulan ... 74

B. Keterbatasan Penelitian ... 75

C. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(19)

xvi

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Populasi ... 35

Tabel 3.2. Sampel Responden ... 36

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 39

Tabel 3.4. Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 43

Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 44

Tabel 4.1. Sebaran Responden Penelitian ... 52

Tabel 4.2. Deskripsi Responden Menurut Status Kepegawaian ... 53

Tabel 4.3. Deskripsi responden Menurut Golongan Kepangkatan ... 53

Tabel 4.4. Deskripsi Responden Menurut Usia Guru ... 54

Tabel 4.5. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 55

Tabel 4.7. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 56

Tabel 4.8. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Kepangkatan ... 57

Tabel 4.9. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Usia Guru ... 58

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 59

Tabel 4.11. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Kepangkatan ... 60

(20)

xvii

 

Tabel 4.13 Tabel Homogenitas ... 62 Tabel 4.14 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian

Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 63

Tabel 4.15 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari

Golongan Kepangkatan ... 65 Tabel 4.16 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian

(21)

xviii

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 79

Lampiran 2. Uji Validitas Dan Realibilitas ... 98

Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 104

Lampiran 4. Analisis Data... 117

Lampiran 5. Penilaian Acuan Patokan II (PAP II) ... 126

(22)

1

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era sekarang, institusi pendidikan formal mengemban tugas

penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang

berkualitas untuk masa depan. Di lingkungan pendidikan persekolahan ini,

guru profesional memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM. Guru

merupakan tenaga profesional yang melakukan tugas pokok dan fungsi

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik sebagai aset

manusia Indonesia bagi masa depan. Pemerintah tidak pernah berhenti

berupaya meningkatkan profesionalisme guru dan kesejahteraan guru.

Pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka

peningkatan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, serta perlindungan hukum

dan perlindungan profesi bagi mereka. Langkah-langkah strategis ini perlu

diambil, karena apresiasi tinggi suatu bangsa terhadap guru sebagai

penyandang profesi yang bermartabat merupakan pencerminan sekaligus

sebagai salah satu ukuran martabat suatu bangsa.

Dan pada saat ini pula, dunia pendidikan sedang diguncang oleh

berbagai perubahan-perubahan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan

lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. Perubahan dan

permasalahan tersebut misalnya seperti pasar bebas, tenaga kerja bebas,

(23)

teknologi, seni, dan budaya yang sangat luar biasa. Bersamaan dengan

perubahan dan permasalahan di atas, bangsa Indonesia juga sedang

dihadapkan pada fenomena, yakni rendahnya daya saing sebagai indikator

bahwa pendidikan belum mampu menghasilkan sumber daya manuasia (SDM)

berkualitas.

Hingga saat ini secara kuantitatif populasi guru di Indonesia sangat

besar. Secara nasional masih banyak guru yang belum memenuhi persyaratan

kualifikasi akademik. Untuk mempercepat agar seluruh guru dapat memenuhi

persyaratan kualifikasi pendidikan yang diharapkan tuntas pada tahun 2015

sesuai dengan amanat UU Nomor 14 Tahun 2005, pemerintah melalui

Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 2006 memberikan subsidi

peningkatan kualifikasi guru pada satuan pendidikan dasar dan menengah

yang sedang dan akan menempuh pendidikan jenjang S1/D-IV,baik guru PNS

maupun guru bukan PNS. Sejalan dengan itu, pelaksanaan sertifikasi guru

yang telah dimulai sejak tahun 2007 akan terus dilakukan, sehingga

diharapkan guru-guru yang ada telah memenuhi persyaratan untuk dapat

memperoleh sertifikat sesuai dengan kriteria dan rentang waktu yang

ditetapkan dalam undang-undang.

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem

pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian utama, karena

guru merupakan peranan utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya

yang diselenggarakan secara formal di sekolah dan juga sangat menentukan

(24)

mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap

terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Pemerintah

melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan

sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan

dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan

pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen, yang dilakukan untuk

meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru.

Pelaksanaan sertikasi guru dalam jabatan diatur dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 18 tahun 2007. Menurut Peraturan menteri ini,

sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik

untuk guru dalam jabatan. Program ini diikuti oleh guru dalam jabatan yang

telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV).

Program ini diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan

program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan

oleh Menteri Pendidikan Nasional

Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen

pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat

pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikasi guru diikuti dengan

peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut

berupa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang memiliki sertifikat

(25)

negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri

sipil (swasta).

Untuk memperoleh sumber daya berkualitas yang mampu bersaing

dengan Negara maju diperlukan guru dan tenaga kependidikan professional

yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Guru dan tenaga

kependidikan tersebut perlu dibina, dikembangkan, dan diberikan penghargaan

yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi dan tugas yang diembannya, yaitu

dengan memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi

standar kompetensi guru.

Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan melalui (1) Penilaian

portofolio, dan (2) Jalur kependidikan. Sertifikasi melalui penilaian portofolio

didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

Nomor 18 Tahun 2007. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas

pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian kumpulan dokumen

yang mencerminkan kompetensi guru. Pola ini diorientasikan pada guru senior

yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup.

Dalam hal ini, Pemerintah akan terus berusaha meningkatkan kualifikasi

dan kompetensi guru. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 14 Tahun 2005,

bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dimaksud

diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma

(26)

memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Implementasi program peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru,

termasuk sertifikasi guru, akan dilakukan secara bertahap. Salah satu tahap

tersebut yaitu melalui penilaian portofolio dengan mengumpulkan dokumen

yang mencerminkan rekam jejak profesionalitas guru selama mengajar yang

mencakup 10 komponen yang terdapat dalam penilaian portofolio.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan

mengungkap tentang ”Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian, Golongan

Kepangkatan, dan Usia Guru”.

B. Identifikasi Masalah

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam

jabatan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: (1) usia guru, (2)

pengalaman mengajar guru, (3) golongan kepangkatan, (4) status kepegawaian

guru, (5) status sosial ekonomi guru, (6) lingkungan sosial guru, (7) latar

belakang pendidikan guru, dan (8) prestasi guru.

C. Batasan Masalah

Oleh karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk meneliti seluruh

permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor

(27)

dominan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) status kepegawaian, (3)

golongan kepangkatan, dan (4) Usia guru.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada

sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari status kepegawaian?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada

sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari kepangkatan/golongan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada

sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari Usia Guru?

E. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian

portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari status

kepegawaian.

b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian

portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari

kepangkatan/golongan.

c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian

(28)

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui

peningkatan mutu guru.

2. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan

peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru.

3. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya

(29)

8

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pusataka

1. Persepsi

Persepsi dalam Psikologi diartikan sebagai salah satu perangkat

psikologis yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan

memaknakan sesuatu objek yang ada di lingkungannya. Menurut Scheerer

persepsi adalah representasi phenomenal tentang objek distal sebagai hasil

dari pengorganisasian dari objek distal itu sendiri, medium dan rangsangan

proksinal. Dalam persepsi dibutuhkan adanya objek atau stimulus yang

mengenai alat indera dengan perantaraan syaraf sensorik, kemudian

diteruskan ke otak sebagai pusat kesadaran (proses psikologis).

Selanjutnya, dalam otak terjadilah sesuatu proses hingga individu itu dapat

mengalami persepsi (proses psikologis)

(http://www.scribd.com/doc/4770849/PERSEPSI-GURU-SEKOLAH-DASAR-TERHADAP-PROGRAM-SERTIFIKASI-GURU).

Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas

suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus di dapat dari proses

penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar

gejala yang selanjutnya dilanjutkan oleh otak. Proses kognisi dimulai dari

persepsi. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam

dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui

(30)

neural yang bermakna, sedangkan persepsi merupakan sebuah proses yang

aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan

makna pada informasi yang diterimanya. Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang

paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya.

Apakah dunia terlihat berwarna cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah

persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan

sensasi (sensation). Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ

sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan

pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Semuanya

inilah yang sering disebut dengan indera.

(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/persepsi.html).

Adapun jenis-jenis dari persepsi yang terbagi menjadi beberapa

jenis(http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi#Persepsi_penciuman):

a. Persepsi visual merupakan persepsi yang didapatkan dari indera

penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal

berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk

memahami dunianya.

b. Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari indera

pendengaran.

c. Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera

(31)

d. Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari indera

penciuman yaitu hidung.

e. Persepsi pengecapan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera

pengecapan yaitu lidah.

Walgito (dalam Hamka, 2002), menyatakan bahwa terjadinya

persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut ini:

a Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.

b Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indra) melalui saraf-saraf sensoris.

c Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.

d Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu tahap berupa tanggapan dan perilaku.

Menurut Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan persepsi

mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara

dua perangsang atau lebih berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik

yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan

dalam suatu reaksi menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan

pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

Menurut Thoha (1988:149-156) faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi berasal dari luar atau dalam.

1. Faktor dari luar : a. Intensitas

(32)

b. Ukuran

Faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas di atas. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk suatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.

c. Keberlawanan atau kontras

Prinsip berlawanan ini menyatakan bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.

d. Pengulangan (repetition)

Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar di bandingkan dengan yang sekali dilihat.

e. Gerakan (moving)

Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam. f. Baru dan familier

Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi ekternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

2. Faktor dari dalam

a. Proses belajar (learning), semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman/belajar dan motivasi yang dipunyai masing-masing orang.

b. Motivasi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

c. Kepribadian, dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang dibicarakan di atas, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada

guru yang telah memenuhi persyaratan. Tujuan dari sertifikasi guru adalah

(33)

pendidik yang professional, (2) meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, serta (4)

meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan

nasional yang bermutu. Memaknai dasar dan tujuan sertifikasi, maka

dalam pelaksanaannya baik para guru peserta sertifikasi, panitia pelaksana

maupun instansi yang terkait dengan aktivitas sertifikasi jangan

memanfaatkan sertifikasi hanya untuk memperoleh tambahan tunjangan

dan pendapatan semata, tetapi semua pihak harus memiliki komitmen dan

menunjukkan akuntabilitas kinerjanya yang didasari nilai moral yang

tinggi (http://sertifikasiguru-r10.org/).

Sertifikasi guru merupakan salah satu upaya pemerintah dalam

meningkatkan kualitas guru sehingga pembelajaran di sekolah menjadi

berkualitas. Peningkatan program lain, yaitu peningkatan kualifikasi

akademik guru menjadi S1/D4, peningkatan kompetensi guru, pembinaan

karir guru, pemberian tunjangan guru, penghargaan, dan perlindungan

guru (http://malangraya.web.id/2009/03/05/guru-usia-50-tahun-bisa-ikut

sertifikasi ).

Sedangkan guru dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang

sudah mengajar pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan

pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah

mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama (Suyatno,

(34)

Sesuai Pasal 2 ayat 11 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikat

pendidik diberikan langsung kepada (Pedoman Penyusunan Portofolio

Sertifikasi Guru Bagi Pengawas dalam Jabatan Tahun 2009):

a. Guru yang diangkat dalam dalam jabatan pengawas pada satuan pendidikan yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas kepengawasan dengan golongan sekurang-kurangnya IV/ b atau yang memiliki angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b, atau;

b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c;

c. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidik yang menjadi calon penerima serifikat pendidik secara langsung diajukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk guru/pengawas PLB.

3. Penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan

a. Pengertian dan Fungsi

Portofolio berasal dari bahasa Inggris “Portofolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan

kertas-kertas berharga darisuatu pekerjaan tertentu. Tujuan menggunakan

penilaian portofolio menurut Suderajat (dalam Immaculata, Mariana

2008:16) adalah:

1) Dapat menghargai perkembangan hasil belajar (prestasi) 2) Memberi perhatian kepada prestasi kerja ynag baik.

3) Dapat mendokumentasikan prestasi kerja yang berlangsung.

4) Dapat mereflesikan kesanggupan mengambil resiko dan dan melakukan eksperimen.

5) Dapat membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri.

(35)

Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas

profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait

dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang

bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi

kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial).

Portofolio guru merupakan suatu kumpulan dari pekerjaan yang

dihasilkan oleh seorang guru, yang didesain untuk menggambarkan

talenta yang dimilikinya. Portofolio guru dikonstruksi oleh guru itu

sendiri yang menyoroti dan memperlihatkan tentang pengetahuan dan

keterampilannya dalam proses belajar mengajar. Portofolio dapat

dijadikan sebagai bahan refleksi. Dalam arti, untuk mengkritisi dan

mengevaluasi efektivitas pekerjaan yang dilakukan guru yang

bersangkutan, baik dalam hal pengajaran maupun tentang interaksinya

dengan siswa atau rekan sejawat. Portofolio guru merupakan sebuah alat

pendidikan (education tool), yang pada umumnya digunakan dalam dua cara. Pertama, portofolio digunakan sebagai tujuan untuk mengevaluasi

tentang efektivitas dalam mengajar yang otentik yang dapat digunakan

untuk kepentingan pemberian lisensi (licensure) atau membuat keputusan tentang ketenagakerjaan (employment decision). Kedua, portofolio guru digunakan untuk kepentingan umpan balik bagi guru yang bersangkutan

(36)

profesionalismenya.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/21/

konsep-penilaian-portofolio-guru)

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam

jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan

perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai

antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan

pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai

antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas.

Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi

akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.

Portofolio juga berfungsi sebagai (Pedoman Penyusunan Portofolio

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, 2009:4) : (1) wahana guru untuk

menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi

produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan

pendukung, (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat

kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar

yang telah ditetapkan, (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang

mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau

belum), dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum

lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan

(37)

Penilaian portofolio berguna bagi peserta didik dalam hal

mengendalikan pekerjaan peserta didik, merefleksikan sreategi dan

memantau perkembangan. Sedangkan penilaian portofolio berguna bagi

gurudalam hal member kesempatan untuk memikirkan kembali arti suatu

hasil pekerjaan, meningkatkan motivasi, dan memperbaiki komitmen

terhadap pengajaran (Suyatno, 2008:60-61).

Dalam Pedoman Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan Tahun 2009, terdapat 10 komponen portofolio yang meliputi:

1) Kualifikasi akademik

Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki

oleh guru pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik

pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-IV), baik di

dalam maupun di luar negeri. Khusus untuk peserta sertifikasi yang

belum memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-IV sesuai Letentuan

Peralihan Pasal 66 PP 74 Tahun 2008, komponen kualifikasi

akademik adalah ijazah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh guru

peserta sertifikasi. Bukti fisik kualifikasi akademik berupa ijazah atau

sertifikat diploma.

2) Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan

yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau

peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik

(38)

maupun internasional. Workshop/lokakarya yang sekurang-kurangnya

dilaksanakan 8 jam dan menghasilkan karya dapat dikategorikan ke

dalam komponen ini. Bukti fisik komponen pendidikan dan pelatihan

ini berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga

penyelenggara. Bukti fisik untuk workshop/lokakarya berupa

sertifikat/piagam disertai hasil karya. Apabila sertifikat

workshop/lokarya tidak mencantumkan lama waktu pelaksanaan dan

hasil karya dikategorikan sebagai forum ilmiah.

3) Pengalaman mengajar

Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang,

jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari

komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan, surat

tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang

(pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau

satuan pendidikan).

4) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah persiapan pembelajaran yang akan

dilaksanakan untuk satu topik atau kompetensi tertentu. Perencanaan

pembelajaran sekurang-kurangnya memuat perumusan

tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan

sumber/media pembelajaran, scenario pembelajaran, dan penilaian

(39)

dokumen perencanaan pembelajaran (RPP/RP/SP) hasil karya guru

yang bersangkutan sebanyak lima satuan yang berbeda.

Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Kinerja guru tersebut meliputi tahapan pra

pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti

(penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan

media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup

(refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik pelaksanaan

pembelajaran berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah

dan/atau pengawas terhadap kinerja guru dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas.

5) Penilaian dari atasan dan pengawas

Penilaian dari atasan dan pengawas adalah penilaian atasan terhadap

kompetensi kepribadian dan sosial. Aspek yang dinilai meliputi (1)

ketaatan menjalankan ajaran agama, (2) tanggung jawab,

(3) kejujuran, (4) kedisiplinan, (5) keteladanan, (6) etos kerja,

(7) inovasi dan kreativitas, (8) kemampuan menerima kritik dan saran,

(9) kemampuan berkomunikasi, dan (10) kemampuan bekerjasama.

6) Prestasi akademik

Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam

pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang

(40)

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, amupun internasional.

Komponen ini meliputi sebagai berikut:

(a)Lomba karya akademik, yaitu juara lomba akademik atau karya

akademik (juara I, II, atau III) yang relevan dengan bidang

studi/bidang keahlian, baik pada tingkat kecamatan,

kabupaten/kota, provinsi, maupun internasional.

(b)Karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan

adalah karya guru yang bersifat inovatif (belum ada sebelumnya)

dan bermanfaat bagi masyarakat (minimal tingkat

kabupaten/kota).

(c)Sertifikat keahlian/keterampilan tertentu pada guru SMK dan guru

olahraga dan capaian TOEFL.

(d)Pembimbingan teman sejawat, yaitu guru yang melaksanakan tugas

sebagai instruktur, guru inti, tutor, pembimbingan guru yunior, dan

pamong PPL calon guru.

(e)Pembimbingan siswa sampai mencapai juara (juara I, II atau III)

atau tidak mencapai juara sesuai dengan bidang studi/keahliannya.

7) Karya pengembangan profesi

Karya pengembangan profesi adalah hasil karya dan/atau aktivitas

guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi.

Komponen ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

(a)Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi,

(41)

(b)Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah yang tidak

terakreditasi, terakreditasi, dan internasional;

c) Reviewer buku, penyunting buku, penyunting jurnal, penulis soal EBTANAS/UN;

d) Modul/diktat cetak lokal yang minimal mencakup materi

pembelajaran selama 1 (satu) semester.

e) Media/alat pembelajaran dalam bidangnya;

f) Laporan hasil penelitiian di bidang pendidikan

(individu/kelompok); dan

g) Karya teknologi (teknologi tepat guna) dan karya seni (patung,

kriya, lukis, sastra, music, tari, suara, dan karya seni lainnya) yang

relevan dengan bbidang tugasnya.

Bukti fisik larya pengembangan profesi berupa sertifikat/piagam/surat

keterangan dari pejabat yang berwenang yang disertai dengan bukti

fisik yang dapat berupa buku, artikel, deskripsi dan/atau foto hasil

karya, laporan penelitiain, dan bukti fisik lain yang relevan.

8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah

Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru dalam

forum ilmiah (seminar, semiloka, symposium, sarasehan, diskusi

panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan,

kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai

(42)

keikutsertaan dalam forum ilmiah berupa makalah dan

sertifikat/piagam bagi peserta.

9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial adalah

keikutsertaan guru menjadi pengurus organisasi kependidikan atau

organisasi sosial pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan,

kabupaten/kota, propinsi, nasional, atau internasional, dan/atau

mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang

kependidikan antara lain: pengurus Forum Komunikasi Kepala

Sekolah (FKKS), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG),

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana

Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan

Indonesia (HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia

(ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI),

Asosiasi Pendidikan Khusus Indonesia (APKHIN), dan Persatuan

Guru Republik Indonesia (PGRI). Pengurus organisasi sosial antara

lain: ketua RT, ketua RW, Ketua LMD/BPD, dan Pembina kegiatan

keagamaan ( takmir masjid, Pembina gereja dan lain-lain yang

sejenis). Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil

kepala sekolah, kepala urusan, ketua jurusan, ketua program ahli,

kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik

(43)

ekstrakurikuler. Bukti fisik komponen ini adalah foto kopi surat

keputusan atau surat keterangan.

10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan adalah

penghargaan yang diperoleh guru atas dedikasinya dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik dan/atau bertugas di daerah

Khusus dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil,

lokasi/geografis), dan kualitatif (komitmen, etos kerja), baik pada

tingkat satuan pendidikan, desa atau kelurahan, kecamatan,

kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik

komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan yang

dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

Berikut adalah cara mengisi instrumen-instrumen yang terdapat

dalam Pedoman Penyusunan portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan:

a) Identitas guru peserta sertifikasi

Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi; nama (lengkap dengan

gelar akademik), nomor peserta, NIP/NIK, pangkat/golongan, jenis

kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, akta mengajar,

sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota,

provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata pelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan

golongan bagi guru non-PNSmengikuti aturan yang telah ditetapkan.

(44)

Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai

disusun.

b) Daftar isi

Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofoliodengan daftar

isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di

halaman berapa komponen tersebut disusun.

c) Dokumen portofolio

Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio yang di

dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta sertifikasi

diminta untuk mengisi tabel tersebut sesuai dengan pengalaman dan

hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta

juga diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen dan/atau

hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel. Untuk

dokumen-dokumen seperti sertifikat/piagam/surat keterangan dapat

berupa fotocopy dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan. Untuk dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkannya atau oleh

Direkktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri.

d) Penutup

Komponen penutup ini berisi pernyataan dari penyusun dan pemilik

dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak melanggar

(45)

pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran

yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian

hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.

Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan sebagai berikut:

(a) Halaman sampul,

(b)Daftar isi,

(c) Instrumen portofolio, yang meliputi;

(1)identitas peserta dan pengesahan dan

(2)komponen portofolio yang telah diisi.

(d)Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang terdiri dari 10 komponen

portofolio.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio

adalah sebagai berikut:

1) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu komponen

portofolio,

2) Bukti fisik yang dilampirkan untuk komponen 2 (pendidikan dan

pelatihan) dan komponen 8 (keikutsertaan dalam forum ilmiah)

adalah sertifikat/piagam asli dan foto kopi yang telah dilegalisasi

oleh atasan langsung.

3) Seriap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai dengan

(46)

4) Setiap pergantian komponen portofolio diberi lembar tabel

komponenyang sesuai dengan kertas berwarna sekaligus sebagai

kertas pembatas

5) Dokumen portofolio dibandel (dijilid) dan dibuat rangkap dua.

Pada bendel pertama, bukti fisik untuk komponen 2 dan komponen

8 berupa sertifikat/piagam asli, sedangkan bukti fisik pada bendel

kedua semua foto kopi yang sudah dilegalisasi oleh atasan

langsung.

4. Status Kepegawaian Guru

Secara umum menurut (M.S. Suwondo, 2003:439) status

kepegawaian tenaga pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dapat

dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Guru tetap, adalah guru yang telah diangkat menjadi pegawai tetap

pada suatu instansi pendidikan yang berkewajiban mengajar 24 jam

per minggu dan melaksanakan tugas administrasi lainnya. Guru tetap

dapat dapat berstatus pegawai negeri sipil (PNS) atau bukan PNS.

b. Guru tidak tetap, adalah guru yang belum diangkat menjadi pegawai

tetap pada suatu instansi pendidikan negeri maupun swasta. Guru

tidak tetap dapat berstatus guru bantu. Pengadaan guru bantu dapat

dilakukan melalui ikatan kerja dengan sistem kontrak yang

(47)

guru dan dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama antara

pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota.

Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa:

1) Guru Tetap adalah guru yang dipekerjakan secara permanen oleh

pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya

yang menyelenggarakan satuan pendidikan.

2) Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil adalah guru tetap yang diangkat

sebagai pegawai negeri sipil oleh pemerintah dan/ pemerintah daerah

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Guru Tetap Non PNS adalah guru tetap yang diangkat oleh BHP,

atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan

pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja.

4) Guru Tidak Tetap adalah guru yang diangkat secara sementara oleh

pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainya yang

menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja.

Berdasarkan keterangan di atas, maka status kepegawaian guru dapat

dibedakan menjadi:

a) Pegawai Negeri Sipil

b) Guru Tetap Yayasan

c) Guru Bantu

(48)

5. Golongan Kepangkatan Guru

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerdarminto, 1982:281,242)

menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan jabatan adalah

pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa

golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan

atau organisasi. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil

pasal 5 ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan

fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 jenjang

jabatan yaitu :

1. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e.

2. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IV/c.

3. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d.

4. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan penata muda tingkat I, golongan ruang III/b.

Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999

(49)

dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan

fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu:

1. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

2. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

3. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.

4. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a.

6. Usia Guru

Usia guru adalah usia maksimal guru yang memenuhi persyaratan

untuk mengikuti sertifikasi guru. Usia guru merupakan faktor penting yang

menentukan apakah guru tersebut diperkenankan mencalonkan diri sebagai

peserta sertifikasi guru atau tidak. Usia guru yang masuk dalam

persyaratan khusus uji kompetensi melalui Penialian Portofolio yaitu guru

dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang

(50)

telah memiliki usia 50 tahun dan memiliki pengalaman kerja 20 tahun

sebagai guru. Menurut Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan tahun 2010 menyebutkan bahwa usia dihitung berdasarkan

tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang tercantum dalam akta kelahiran

atau bukti lain yang sah. Dan usia yang dihitung adalah usia kronologis,

diperinci sampai dengan bulan supaya dapat terlihat perbedaannya.

B. Kerangka Berpikir

1. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru

Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian

Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi

dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia

secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru yaitu dengan

memberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada guru

yang memiliki sertifikat pendidik. Secara umum status kepegawaian guru

dibagi menjadi dua, yaitu pegawai tetap dan pegawai tidak tetap, namun

menurut Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa

ada empat macam status kepegawaian guru, yaitu Guru Tetap, Guru Tetap

Pegawai Negeri Sipil, Guru Tetap Non PNS, dan Guru Tidak Tetap.

Dilihat dari kesempatan dan peluang yang ada menurut status

kepegawaian di atas, terdapat perbedaan persepsi antara Guru Tetap

(51)

yang memiliki status pegawai tetap negeri diduga memiliki pandangan

yang lebih positif dibandingkan dengan pegawai tetap yayasan. Ini

disebabkan karena mereka lebih mudah/lebih banyak memperoleh

kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan (diklat), dan juga

lebih mudah untuk memperoleh bukti fisik seperti sertifikat, piagam atau

surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat yang merupakan salah

satu komponen yang harus dipenuhi dalam penilaian portofolio, sehingga

diyakini bahwa guru tersebut telah memenuhi 4 kompetensi guru yaitu di

bidang pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru tetap negeri

lebih mudah untuk mengikuti diklat dikarenakan guru tetap negeri

memiliki tanggungjawab penuh kepada pemerintah, selain itu mereka lebih

mudah mengikuti kegiatan di luar kegiatan mengajar, yaitu keikutsertaan

dalam forum ilmiah seperti seminar-seminar dan kegiatan-kegiatan

keorganisasian di luar sekolah dan mereka juga dapat pula diperbantukan

sebagai guru di sekolah yayasan yang lain. Sehingga skor yang diperoleh

guru tetap negeri lebih tinggi. Sedangkan guru tetap yayasan tidak

semudah guru negeri dalam mengikuti diklat, dikarenakan guru tetap

yayasan memiliki pertanggungjawaban sendiri kepada yayasan, walaupun

dalam prosesnya pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatur dan

mengawasi jalannya pendidikan. Kemudian untuk guru yang tidak tetap

memiliki persepsi negatif, karena guru yang tidak tetap tersebut tidak

terikat aturan dari yayasan maupun dari pemerintah, sehingga tidak ada

(52)

oleh Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun

2010 yang dirancang oleh pemerintah menyebutkan syarat khusus uji

kompetensi untuk uji kompetensi melalui penilaian portofolio bahwa guru

tersebut harus memiliki masa kerja sebagai guru tetap baik PNS maupun

bukan PNS. Guru tidak tetap dapat ikutserta dalam penilaian portofolio

sertifikasi guru dalam jabatan, apabila mereka sudah menjadi guru tetap.

2. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru

dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Kepangkatan

Pangkat/golongan adalah pangkat/golongan terakhir yang dimiliki

guru saat dicalonkan sebagai peserta sertifikasi guru. Kriteria ini khusus

untuk guru PNS atau guru bukan PNS yang sudah memiliki SK Inpassing

(Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru, 2009: 20).

Dalam hal peluang dan kesempatan untuk mengikuti penilaian

portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, dilihat dari

kepangkatan/golongan diduga guru memiliki persepsi yang berbeda-beda

pada setiap golongan. Untuk guru yang memiliki golongan IV/a.b.c.d

memiliki persepsi yang positif terhadap penilaian portofolio, karena

mereka dianggap telah memiliki pengalaman mengajar yang sudah lama

dan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam hal keguruan, sehingga

skor yang diperoleh untuk memenuhi komponen portofolio lebih tinggi.

Untuk golongan III/a.b.c.d memilliki persepsi yang cukup positif

(53)

yang kurang lama dibandingkan dengan golongan IV/a.b.c.d sehingga

mereka dianggap masih perlu banyak bimbingan dan belajar mengenai

profesionalisme sebagai seorang guru. Sedangkan untuk guru yang

memiliki golongan II/a.b.c.d memiliki persepsi yang negatif mengenai

penilaian portofolio, karena pada golongan ini masih tergolong usia muda

dan pengalaman mengajar masih belum lama, sehingga masih perlu

bimbingan dari guru-guru yang sudah memiliki pengalaman yang matang

mengenai keguruan, selain itu guru yang bergolongan rendah skor yang

diperoleh untuk memenuhi salah satu komponen portofolio, yaitu

pengalaman mengajar memiliki skor lebih rendah .

3. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru

dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru

Usia Guru adalah usia maksimal guru yang memenuhi persyaratan

untuk mengikuti persyaratan untuk mengikuti sertifikasi guru. Usia guru

juga merupakan faktor penting yang menentukan apakah guru tersebut

diperkenankan untuk mengikuti program penilaian portofolio sertifikasi

guru dalam jabatan.

Dalam hal usia guru, ada perbedaan persepsi yang mencolok. Guru

yang berusia 50 – 60 th diduga memiliki persepsi yang positif karena

mereka memiliki pengalaman mengajar yang lebih lama dibandingkan

usia lebih muda dibawahnya, sehingga pengetahuan mereka mengenai

(54)

mengikuti penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, karena usia

mereka yang lebih tua dibandingkan guru yang lain. Sedangkan untuk usia

35 – 50 th diduga memiliki persepsi yang cukup positif, meskipun mereka

memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama, namun mereka masih

harus memerlukan bimbingan dari guru-guru yang memiliki pengalaman

mengajar yang lebih lama dari mereka. Dan untuk guru yang berusia

kurang dari 35 tahun diduga memiliki persepsi yang negatif, karena

mereka dianggap masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman

mengajar yang cukup dibandingkan dengan guru yang berusia antara 50 -

60th dan antara 35 – 50 th. Selain itu, juga karena ini merupakan hal yang

etis bahwa harus memprioritaskan usia yang lebih tua.

C. Perumusan Hipotesis

1. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi

guru dalam jabatan di tinjau dari status kepegawaian.

2. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi

guru dalam jabatan di tinjau dari Golongan Kepangkatan.

3. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi

(55)

34

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif-komparatif, yaitu bentuk

penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi,

kejadian, kegiatan, yang sejenis atau hampir sama. Dari hasil pembandingan

tersebut dapat ditentukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang

melatarbelakangi persamaan atau perbedaan

(http: //repository.upi.edu/operator/upload/s_a0251_0607321_chapter3.pdf).

Penelitian deskriptif-komparatif digunakan oleh peneliti untuk

mendeskripsikan sejauh mana persepsi guru tentang penilaian portofolio

pada sertifikasi guru dalam jabatan. Di samping itu juga untuk mengetahui

apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada

sertifikasi guru dalam jabatan dapat ditinjau dari status kepegawaian,

golongan kepangkatan, dan usia guru.

B. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian akan dilakukan terhadap guru-guru SMP Negeri 8, SMP

Negeri 10, SMP Perintis SMP Perak, SMP 17 “1”, dan SMP BOPKRI 10

di Kota Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(56)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek peneltian adalah bagian yang terlibat dan terkait dalam penelitian.

Subjek penelitian ini adalah guru-guru SMP SMP Negeri 8, SMP Negeri

10, SMP Perintis SMP Perak, SMP 17 “1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota

Yogyakarta.

2. Objek Peneltian

Objek peneltian adalah sesuatu yang menjadi pusat atau titik perhatian

dalam suatu peneltian. Objek peneltian ini yaitu persepsi guru terhadap

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, status kepegawaian

guru, golongan kepangkatan, serta usia guru.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian adalah 158

responden yang tersebar pada enam SMP di Kota Yogyakarta. Jumlah

[image:56.612.94.512.122.681.2]

populasi keenam SMP tersebut disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Tabel Populasi

Nama Sekolah Jumlah

Guru

%

SMP Negeri 8 SMP Negeri 10 SMP Perintis SMP Perak SMP 17 ”1” SMP BOPKRI 10

70 38 13 16 13 8 44,30 24,05 8,23 10,13 8,23 5,06

(57)

2. Sampel

Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini sebanyak 104

responden, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik

random sampling, sehingga tiap-tiap subjek memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai anggota sampel. Distribusi sampel nampak

[image:57.612.94.519.204.675.2]

pada tabel:

Tabel 3.2

Tabel Sampel Responden

Nama Sekolah Jumlah

Guru

%

SMP Negeri 8 SMP Negeri 10 SMP Perintis SMP Perak SMP 17 ”1” SMP BOPKRI 10

48 21 11 6 12 6 46,15 20,19 10,58 5,77 11,54 5,77

JUMLAH 104 100

E. Variabel Penelitian

1. Jenis Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebas dalam

penelitian ini, yaitu:

1) Variabel Status kepegawaian

2) Variabel Golongan Kepangkatan

(58)

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang drpengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini, yaitu Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru

dalam jabatan adalah suatu tanggapan guru mengenai keyakinan yang

ditangkap oleh panca indera tentang isu-isu yang berkaitan mengenai

penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan

Gambar

Tabel 4.14     Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian
Tabel 3.1 Tabel Populasi
Tabel 3.2 Tabel Sampel Responden
Tabel penyusunan kuesioner/kisi-kisi penyusunan kuesioner nampak
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian isolasi dan uji aktivitas antibakteri dari fraksi nonpolar spon laut Axinella carteri terhadap bakteri penyebab penyakit layu

Bahwa rapat Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Jalur Intake DIII universitas Anda-las tanggal 12 Juni 2017,

Dengan pengembangan model yang dilakukan yaitu koordinasi rantai pasok desentralisasi untuk lead time yang terkontrol dengan menggunakan mekanisme revenue sharing akan

Model YPR ini pada prinsipnya adalah suatu model keadaan tetap (steady state model), yaitu, model yang menggambarkan keadaan stok dan hasil tangkapan dimana.. pola

Tanya jawab tentang hewan yang dikenal siswa, seperti: - Do you have a horse.. - Have you ever ride

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemecahan masalah tentang Mutu Pelayanan Petugas Rekam Medis Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Umum dan Pasien Askes

[r]