viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN DAN USIA GURU Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP
Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta
Stefani Inggit Badari R. A Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2010. Populasi penelitian ini sebanyak 158 orang dan sampel yang diambil sebanyak 104 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan one way ANOVA.
ix
ABSTRACT
TEACHER’S PERCEPTION TOWARD TEACHER’S CERTIFIED PORTOFOLIO ASSESSMENT PERCEIVED FROM EMPLOYEE
STATUS, CLASSIFIED RANK, AND AGE OF TEACHER
A Case Study on 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, 17”1” Junior High School, Perak Junior High School, and BOPKRI 10
Junior High School Teachers in Yogyakarta
Stefani Inggit Badari R. A Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The research aims to find out the differences of teacher’s perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from : (1) employee status, (2) classified rank, (3) age of teacher.
This research was conducted in six Junior High Schools which lie in Yogyakarta namely 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, Perak Junior High School, 17 “1” Junior High School and BOPKRI 10 Junior High School. This research was done from February until August 2010. The population of this research was 158 teachers and the samples were 104 teachers. The samples were chosen by applying random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The data analyzing technique was One-Away ANOVA.
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI
STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN
DAN USIA GURU
Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Stefani Inggit Badari Ruri Arundati NIM: 061334010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI
STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN
DAN USIA GURU
Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Stefani Inggit Badari Ruri Arundati NIM: 061334010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapak tercinta Markus Trivida Soeparno
Ibu Tercinta Athanasia Sudaryanti
Bapak Simon Paty (Alm.)
Ibu A. Endang Purwosasongko
Saudara-saudaraku Mbak Anna, Mas Yadi, Mas Tinus, Mbak Like, Mas
Erik, Mbak Susi, Mas Angga, Paska dan Andin (Alm.)
Tante tercinta Constantine Restutami (Alm.)
Anakku tercinta Agustinus Darrell Kurniawan
v
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah
maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius
7:7)
“Apa saja yang kamu minta dalam doa
dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya” (Matius 21:22)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 April 2011 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : STEFANI INGGIT BADARI RURI ARUNDATI Nomor Mahasiswa : 061334010
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS
KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN, DAN USIA GURU
Studi Kasus : SMP Negeri 6, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17”1”, SMP BOPKRI 10
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 April 2011 Yang menyatakan
………
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, GOLONGAN KEPANGKATAN DAN USIA GURU Studi Kasus: Guru-Guru SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP
Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta
Stefani Inggit Badari R. A Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian; (2) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan; (3) apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di enam SMP yang berada di Yogyakarta yaitu SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17 ”1”, dan SMP BOPKRI 10 pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2010. Populasi penelitian ini sebanyak 158 orang dan sampel yang diambil sebanyak 104 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik
random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan one way ANOVA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian (Asymp. Sign. Sebesar 0,678 > α= 0,05 dan FHitung sebesar
0,390< Ftabel sebesar 3,09); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan kepangkatan (Asymp. Sign. Sebesar 0,767 > α= 0,05 dan FHitung sebesar 0,380 <
Ftabel sebesar 3,09); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari usia guru (Asymp. Sign.
ix
ABSTRACT
TEACHER’S PERCEPTION TOWARD TEACHER’S CERTIFIED PORTOFOLIO ASSESSMENT PERCEIVED FROM EMPLOYEE
STATUS, CLASSIFIED RANK, AND AGE OF TEACHER
A Case Study on 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, 17”1” Junior High School, Perak Junior High School, and BOPKRI 10
Junior High School Teachers in Yogyakarta
Stefani Inggit Badari R. A Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The research aims to find out the differences of teacher’s perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from : (1) employee status, (2) classified rank, (3) age of teacher.
This research was conducted in six Junior High Schools which lie in Yogyakarta namely 8 and 10 State Junior High School, Perintis Junior High School, Perak Junior High School, 17 “1” Junior High School and BOPKRI 10 Junior High School. This research was done from February until August 2010. The population of this research was 158 teachers and the samples were 104 teachers. The samples were chosen by applying random sampling. The technique of collecting data was questionnaire. The data analyzing technique was One-Away ANOVA.
The result of the research shows that: (1) there isn’t any different perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from employee status (Asymp. Sign 0,678 > α = 0,05 and Fcount 0,390 < F table 3,09);
(2) there isn’t any different perception towards teacher’s certified portofolio assessment perceived from classified rank (Asymp. Sign 0,767 > α = 0,05 and Fcount 0,380 < F table 3,09); (3) there isn’t any different perception towards
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Bapak Drs. F. X. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
6. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik, maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
7. Dosen-dosen pengampu mata kuliah Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah meberikan banyak pengetahuan dalam proses perkuliahan;
xi
9. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Perintis, SMP Perak, SMP 17”1”, SMP BOPKRI 10 di Kota Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
10.Bapakku tercinta Markus Trivida Soeparno dan Ibuku tercinta Athanasia Sudaryanti, terimakasih atas bantuannya baik spiritual maupu materiil, sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan juga;
11.Ibuku tecinta Antoniette Endang Purwosasongko, terimakasih banyak atas dukungan dan doanya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar;
12.Bapakku tercinta Simon Paty (Alm.), tanteku tercinta Constantine Restutami (Alm.), serta adikku tercinta Paskalia Andini Putri (Alm.), yang selalu mendoakanku di surga;
13.Saudara-saudaraku tercinta Mbak Anna, Mas Yadi, Mas Tinus, Mbak Like, Mas Erik, Mbak Susi, Mbak Asri, Mas Priyo, Mas Angga, Mbak Arum, dan Paska, terimakasih atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan juga;
14.Pangeran kecilku Agustinus Darrell Kurniawan, kamu adalah semangatku dalam menyelesaikan skripsi ini;
15.Mas Yoseph Kurniawan, yang menjadi motivasiku, terima kasih perhatian, kasih sayang, kesabaran, bantuan tenaga dan pikirannya, dan dukungan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya,,,,,ayo kamu pasti bisa…..);
16.Teman-teman kelompok seminar penelitian bersama Sisil, Beni, Feri, Mas Lutvi, selain itu buat Lina, Lena dan Deta terimakasih atas dukungan serta bantuannya dalam memberikan kritik maupun saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan (cepet nyusul ya..);
xii
18.Teman-Teman PAK 06 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungannya dan kebersamaannya selama kurang lebih lima tahun d kampus tercinta, Universitas Sanata Dharma;
19.Mbak Sovia, Mbak Boim, Mbak Agnes dan kakak-kakak tingkat lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas bantuannya;
20.Lina Purwokerto, Lita, Nina, Anne, Indah, Fani, Yusi, Ivon, terimakasih atas dukungan dan doanya;
21.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis,
Stefani Inggit Badari R.A
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Persepsi ... 8
2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 11
3. Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 13
4. Status Kepegawaian ... 26
5. Golongan Kepangkatan Guru ... 28
6. Usia Guru ... 30
B Kerangka Berpikir 30 C Perumusan Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 35
D. Populasi dan Sampel ... 35
E. Variabel Penelitian ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Pengujian Instrumen ... 43
H. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Deskripsi Data ... 52
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 59
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
xv
A. Kesimpulan ... 74
B. Keterbatasan Penelitian ... 75
C. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Populasi ... 35
Tabel 3.2. Sampel Responden ... 36
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 39
Tabel 3.4. Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 43
Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 44
Tabel 4.1. Sebaran Responden Penelitian ... 52
Tabel 4.2. Deskripsi Responden Menurut Status Kepegawaian ... 53
Tabel 4.3. Deskripsi responden Menurut Golongan Kepangkatan ... 53
Tabel 4.4. Deskripsi Responden Menurut Usia Guru ... 54
Tabel 4.5. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ... 55
Tabel 4.7. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 56
Tabel 4.8. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Kepangkatan ... 57
Tabel 4.9. Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Usia Guru ... 58
Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 59
Tabel 4.11. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Kepangkatan ... 60
xvii
Tabel 4.13 Tabel Homogenitas ... 62 Tabel 4.14 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian
Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ... 63
Tabel 4.15 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari
Golongan Kepangkatan ... 65 Tabel 4.16 Tabel Anova Persepsi Persepsi Guru Terhadap Penilaian
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 79
Lampiran 2. Uji Validitas Dan Realibilitas ... 98
Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 104
Lampiran 4. Analisis Data... 117
Lampiran 5. Penilaian Acuan Patokan II (PAP II) ... 126
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era sekarang, institusi pendidikan formal mengemban tugas
penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang
berkualitas untuk masa depan. Di lingkungan pendidikan persekolahan ini,
guru profesional memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM. Guru
merupakan tenaga profesional yang melakukan tugas pokok dan fungsi
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik sebagai aset
manusia Indonesia bagi masa depan. Pemerintah tidak pernah berhenti
berupaya meningkatkan profesionalisme guru dan kesejahteraan guru.
Pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka
peningkatan kualifikasi, kompetensi, kesejahteraan, serta perlindungan hukum
dan perlindungan profesi bagi mereka. Langkah-langkah strategis ini perlu
diambil, karena apresiasi tinggi suatu bangsa terhadap guru sebagai
penyandang profesi yang bermartabat merupakan pencerminan sekaligus
sebagai salah satu ukuran martabat suatu bangsa.
Dan pada saat ini pula, dunia pendidikan sedang diguncang oleh
berbagai perubahan-perubahan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan
lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. Perubahan dan
permasalahan tersebut misalnya seperti pasar bebas, tenaga kerja bebas,
teknologi, seni, dan budaya yang sangat luar biasa. Bersamaan dengan
perubahan dan permasalahan di atas, bangsa Indonesia juga sedang
dihadapkan pada fenomena, yakni rendahnya daya saing sebagai indikator
bahwa pendidikan belum mampu menghasilkan sumber daya manuasia (SDM)
berkualitas.
Hingga saat ini secara kuantitatif populasi guru di Indonesia sangat
besar. Secara nasional masih banyak guru yang belum memenuhi persyaratan
kualifikasi akademik. Untuk mempercepat agar seluruh guru dapat memenuhi
persyaratan kualifikasi pendidikan yang diharapkan tuntas pada tahun 2015
sesuai dengan amanat UU Nomor 14 Tahun 2005, pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 2006 memberikan subsidi
peningkatan kualifikasi guru pada satuan pendidikan dasar dan menengah
yang sedang dan akan menempuh pendidikan jenjang S1/D-IV,baik guru PNS
maupun guru bukan PNS. Sejalan dengan itu, pelaksanaan sertifikasi guru
yang telah dimulai sejak tahun 2007 akan terus dilakukan, sehingga
diharapkan guru-guru yang ada telah memenuhi persyaratan untuk dapat
memperoleh sertifikat sesuai dengan kriteria dan rentang waktu yang
ditetapkan dalam undang-undang.
Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian utama, karena
guru merupakan peranan utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya
yang diselenggarakan secara formal di sekolah dan juga sangat menentukan
mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Pemerintah
melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan
sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan
dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan
pemerintah (RPP) tentang guru dan dosen, yang dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru.
Pelaksanaan sertikasi guru dalam jabatan diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 18 tahun 2007. Menurut Peraturan menteri ini,
sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik
untuk guru dalam jabatan. Program ini diikuti oleh guru dalam jabatan yang
telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV).
Program ini diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh Menteri Pendidikan Nasional
Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen
pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat
pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi. Sertifikasi guru diikuti dengan
peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan tersebut
berupa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang memiliki sertifikat
negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri
sipil (swasta).
Untuk memperoleh sumber daya berkualitas yang mampu bersaing
dengan Negara maju diperlukan guru dan tenaga kependidikan professional
yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Guru dan tenaga
kependidikan tersebut perlu dibina, dikembangkan, dan diberikan penghargaan
yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi dan tugas yang diembannya, yaitu
dengan memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi
standar kompetensi guru.
Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan melalui (1) Penilaian
portofolio, dan (2) Jalur kependidikan. Sertifikasi melalui penilaian portofolio
didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 18 Tahun 2007. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas
pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian kumpulan dokumen
yang mencerminkan kompetensi guru. Pola ini diorientasikan pada guru senior
yang memiliki pengalaman mengajar yang cukup.
Dalam hal ini, Pemerintah akan terus berusaha meningkatkan kualifikasi
dan kompetensi guru. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 14 Tahun 2005,
bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dimaksud
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma
memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Implementasi program peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru,
termasuk sertifikasi guru, akan dilakukan secara bertahap. Salah satu tahap
tersebut yaitu melalui penilaian portofolio dengan mengumpulkan dokumen
yang mencerminkan rekam jejak profesionalitas guru selama mengajar yang
mencakup 10 komponen yang terdapat dalam penilaian portofolio.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan
mengungkap tentang ”Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian, Golongan
Kepangkatan, dan Usia Guru”.
B. Identifikasi Masalah
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: (1) usia guru, (2)
pengalaman mengajar guru, (3) golongan kepangkatan, (4) status kepegawaian
guru, (5) status sosial ekonomi guru, (6) lingkungan sosial guru, (7) latar
belakang pendidikan guru, dan (8) prestasi guru.
C. Batasan Masalah
Oleh karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk meneliti seluruh
permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor
dominan. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) status kepegawaian, (3)
golongan kepangkatan, dan (4) Usia guru.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada
sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari status kepegawaian?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada
sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari kepangkatan/golongan?
3. Apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada
sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari Usia Guru?
E. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian
portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari status
kepegawaian.
b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian
portofolio pada sertifikasi guru dalam jabatan di tinjau dari
kepangkatan/golongan.
c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui
peningkatan mutu guru.
2. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru.
3. Bagi Universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pusataka
1. Persepsi
Persepsi dalam Psikologi diartikan sebagai salah satu perangkat
psikologis yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan
memaknakan sesuatu objek yang ada di lingkungannya. Menurut Scheerer
persepsi adalah representasi phenomenal tentang objek distal sebagai hasil
dari pengorganisasian dari objek distal itu sendiri, medium dan rangsangan
proksinal. Dalam persepsi dibutuhkan adanya objek atau stimulus yang
mengenai alat indera dengan perantaraan syaraf sensorik, kemudian
diteruskan ke otak sebagai pusat kesadaran (proses psikologis).
Selanjutnya, dalam otak terjadilah sesuatu proses hingga individu itu dapat
mengalami persepsi (proses psikologis)
(http://www.scribd.com/doc/4770849/PERSEPSI-GURU-SEKOLAH-DASAR-TERHADAP-PROGRAM-SERTIFIKASI-GURU).
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas
suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus di dapat dari proses
penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar
gejala yang selanjutnya dilanjutkan oleh otak. Proses kognisi dimulai dari
persepsi. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam
dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan) melalui
neural yang bermakna, sedangkan persepsi merupakan sebuah proses yang
aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan
makna pada informasi yang diterimanya. Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang
paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya.
Apakah dunia terlihat berwarna cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah
persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan
sensasi (sensation). Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ
sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan
pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Semuanya
inilah yang sering disebut dengan indera.
(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/persepsi.html).
Adapun jenis-jenis dari persepsi yang terbagi menjadi beberapa
jenis(http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi#Persepsi_penciuman):
a. Persepsi visual merupakan persepsi yang didapatkan dari indera
penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal
berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk
memahami dunianya.
b. Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari indera
pendengaran.
c. Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera
d. Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan dari indera
penciuman yaitu hidung.
e. Persepsi pengecapan merupakan persepsi yang didapatkan dari indera
pengecapan yaitu lidah.
Walgito (dalam Hamka, 2002), menyatakan bahwa terjadinya
persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut ini:
a Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
b Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indra) melalui saraf-saraf sensoris.
c Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
d Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu tahap berupa tanggapan dan perilaku.
Menurut Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan persepsi
mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara
dua perangsang atau lebih berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik
yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan
dalam suatu reaksi menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan
pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
Menurut Thoha (1988:149-156) faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi berasal dari luar atau dalam.
1. Faktor dari luar : a. Intensitas
b. Ukuran
Faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas di atas. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk suatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
c. Keberlawanan atau kontras
Prinsip berlawanan ini menyatakan bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.
d. Pengulangan (repetition)
Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar di bandingkan dengan yang sekali dilihat.
e. Gerakan (moving)
Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam. f. Baru dan familier
Prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi ekternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.
2. Faktor dari dalam
a. Proses belajar (learning), semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman/belajar dan motivasi yang dipunyai masing-masing orang.
b. Motivasi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.
c. Kepribadian, dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang dibicarakan di atas, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.
2. Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan. Tujuan dari sertifikasi guru adalah
pendidik yang professional, (2) meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, serta (4)
meningkatkan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu. Memaknai dasar dan tujuan sertifikasi, maka
dalam pelaksanaannya baik para guru peserta sertifikasi, panitia pelaksana
maupun instansi yang terkait dengan aktivitas sertifikasi jangan
memanfaatkan sertifikasi hanya untuk memperoleh tambahan tunjangan
dan pendapatan semata, tetapi semua pihak harus memiliki komitmen dan
menunjukkan akuntabilitas kinerjanya yang didasari nilai moral yang
tinggi (http://sertifikasiguru-r10.org/).
Sertifikasi guru merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
meningkatkan kualitas guru sehingga pembelajaran di sekolah menjadi
berkualitas. Peningkatan program lain, yaitu peningkatan kualifikasi
akademik guru menjadi S1/D4, peningkatan kompetensi guru, pembinaan
karir guru, pemberian tunjangan guru, penghargaan, dan perlindungan
guru (http://malangraya.web.id/2009/03/05/guru-usia-50-tahun-bisa-ikut
sertifikasi ).
Sedangkan guru dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang
sudah mengajar pada satuan pendidikan, baik yang diselenggarakan
pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, dan sudah
mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama (Suyatno,
Sesuai Pasal 2 ayat 11 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikat
pendidik diberikan langsung kepada (Pedoman Penyusunan Portofolio
Sertifikasi Guru Bagi Pengawas dalam Jabatan Tahun 2009):
a. Guru yang diangkat dalam dalam jabatan pengawas pada satuan pendidikan yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2 atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan tugas kepengawasan dengan golongan sekurang-kurangnya IV/ b atau yang memiliki angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b, atau;
b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang sudah mempunyai golongan serendah-rendahnya IV/c, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c;
c. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidik yang menjadi calon penerima serifikat pendidik secara langsung diajukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk guru/pengawas PLB.
3. Penilaian portofolio sertifikasi Guru dalam jabatan
a. Pengertian dan Fungsi
Portofolio berasal dari bahasa Inggris “Portofolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan
kertas-kertas berharga darisuatu pekerjaan tertentu. Tujuan menggunakan
penilaian portofolio menurut Suderajat (dalam Immaculata, Mariana
2008:16) adalah:
1) Dapat menghargai perkembangan hasil belajar (prestasi) 2) Memberi perhatian kepada prestasi kerja ynag baik.
3) Dapat mendokumentasikan prestasi kerja yang berlangsung.
4) Dapat mereflesikan kesanggupan mengambil resiko dan dan melakukan eksperimen.
5) Dapat membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri.
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas
profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu. Dokumen ini terkait
dengan unsur pengalaman, karya, dan prestasi selama guru yang
bersangkutan menjalankan peran sebagai agen pembelajaran (kompetensi
kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial).
Portofolio guru merupakan suatu kumpulan dari pekerjaan yang
dihasilkan oleh seorang guru, yang didesain untuk menggambarkan
talenta yang dimilikinya. Portofolio guru dikonstruksi oleh guru itu
sendiri yang menyoroti dan memperlihatkan tentang pengetahuan dan
keterampilannya dalam proses belajar mengajar. Portofolio dapat
dijadikan sebagai bahan refleksi. Dalam arti, untuk mengkritisi dan
mengevaluasi efektivitas pekerjaan yang dilakukan guru yang
bersangkutan, baik dalam hal pengajaran maupun tentang interaksinya
dengan siswa atau rekan sejawat. Portofolio guru merupakan sebuah alat
pendidikan (education tool), yang pada umumnya digunakan dalam dua cara. Pertama, portofolio digunakan sebagai tujuan untuk mengevaluasi
tentang efektivitas dalam mengajar yang otentik yang dapat digunakan
untuk kepentingan pemberian lisensi (licensure) atau membuat keputusan tentang ketenagakerjaan (employment decision). Kedua, portofolio guru digunakan untuk kepentingan umpan balik bagi guru yang bersangkutan
profesionalismenya.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/21/
konsep-penilaian-portofolio-guru)
Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru (khususnya guru dalam
jabatan) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas dan
perannya sebagai agen pembelajaran. Kompetensi pedagogik dinilai
antara lain melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan
pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai
antara lain melalui dokumen penilaian dari atasan dan pengawas.
Kompetensi profesional dinilai antara lain melalui dokumen kualifikasi
akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik.
Portofolio juga berfungsi sebagai (Pedoman Penyusunan Portofolio
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, 2009:4) : (1) wahana guru untuk
menampilkan dan/atau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi
produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan
pendukung, (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat
kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan, (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang
mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau
belum), dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum
lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan
Penilaian portofolio berguna bagi peserta didik dalam hal
mengendalikan pekerjaan peserta didik, merefleksikan sreategi dan
memantau perkembangan. Sedangkan penilaian portofolio berguna bagi
gurudalam hal member kesempatan untuk memikirkan kembali arti suatu
hasil pekerjaan, meningkatkan motivasi, dan memperbaiki komitmen
terhadap pengajaran (Suyatno, 2008:60-61).
Dalam Pedoman Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan Tahun 2009, terdapat 10 komponen portofolio yang meliputi:
1) Kualifikasi akademik
Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki
oleh guru pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi, baik
pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-IV), baik di
dalam maupun di luar negeri. Khusus untuk peserta sertifikasi yang
belum memenuhi kualifikasi akademik S-1/D-IV sesuai Letentuan
Peralihan Pasal 66 PP 74 Tahun 2008, komponen kualifikasi
akademik adalah ijazah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh guru
peserta sertifikasi. Bukti fisik kualifikasi akademik berupa ijazah atau
sertifikat diploma.
2) Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan
yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau
peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik
maupun internasional. Workshop/lokakarya yang sekurang-kurangnya
dilaksanakan 8 jam dan menghasilkan karya dapat dikategorikan ke
dalam komponen ini. Bukti fisik komponen pendidikan dan pelatihan
ini berupa sertifikat atau piagam yang dikeluarkan oleh lembaga
penyelenggara. Bukti fisik untuk workshop/lokakarya berupa
sertifikat/piagam disertai hasil karya. Apabila sertifikat
workshop/lokarya tidak mencantumkan lama waktu pelaksanaan dan
hasil karya dikategorikan sebagai forum ilmiah.
3) Pengalaman mengajar
Pengalaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang,
jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu. Bukti fisik dari
komponen pengalaman mengajar ini berupa surat keputusan, surat
tugas, atau surat keterangan dari lembaga yang berwenang
(pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan, atau
satuan pendidikan).
4) Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah persiapan pembelajaran yang akan
dilaksanakan untuk satu topik atau kompetensi tertentu. Perencanaan
pembelajaran sekurang-kurangnya memuat perumusan
tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan
sumber/media pembelajaran, scenario pembelajaran, dan penilaian
dokumen perencanaan pembelajaran (RPP/RP/SP) hasil karya guru
yang bersangkutan sebanyak lima satuan yang berbeda.
Pelaksanaan pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Kinerja guru tersebut meliputi tahapan pra
pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti
(penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan
media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup
(refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik pelaksanaan
pembelajaran berupa dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah
dan/atau pengawas terhadap kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas.
5) Penilaian dari atasan dan pengawas
Penilaian dari atasan dan pengawas adalah penilaian atasan terhadap
kompetensi kepribadian dan sosial. Aspek yang dinilai meliputi (1)
ketaatan menjalankan ajaran agama, (2) tanggung jawab,
(3) kejujuran, (4) kedisiplinan, (5) keteladanan, (6) etos kerja,
(7) inovasi dan kreativitas, (8) kemampuan menerima kritik dan saran,
(9) kemampuan berkomunikasi, dan (10) kemampuan bekerjasama.
6) Prestasi akademik
Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam
pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik dan agen pembelajaran yang
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, amupun internasional.
Komponen ini meliputi sebagai berikut:
(a)Lomba karya akademik, yaitu juara lomba akademik atau karya
akademik (juara I, II, atau III) yang relevan dengan bidang
studi/bidang keahlian, baik pada tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, maupun internasional.
(b)Karya monumental di bidang pendidikan atau nonkependidikan
adalah karya guru yang bersifat inovatif (belum ada sebelumnya)
dan bermanfaat bagi masyarakat (minimal tingkat
kabupaten/kota).
(c)Sertifikat keahlian/keterampilan tertentu pada guru SMK dan guru
olahraga dan capaian TOEFL.
(d)Pembimbingan teman sejawat, yaitu guru yang melaksanakan tugas
sebagai instruktur, guru inti, tutor, pembimbingan guru yunior, dan
pamong PPL calon guru.
(e)Pembimbingan siswa sampai mencapai juara (juara I, II atau III)
atau tidak mencapai juara sesuai dengan bidang studi/keahliannya.
7) Karya pengembangan profesi
Karya pengembangan profesi adalah hasil karya dan/atau aktivitas
guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi.
Komponen ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
(a)Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi,
(b)Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah yang tidak
terakreditasi, terakreditasi, dan internasional;
c) Reviewer buku, penyunting buku, penyunting jurnal, penulis soal EBTANAS/UN;
d) Modul/diktat cetak lokal yang minimal mencakup materi
pembelajaran selama 1 (satu) semester.
e) Media/alat pembelajaran dalam bidangnya;
f) Laporan hasil penelitiian di bidang pendidikan
(individu/kelompok); dan
g) Karya teknologi (teknologi tepat guna) dan karya seni (patung,
kriya, lukis, sastra, music, tari, suara, dan karya seni lainnya) yang
relevan dengan bbidang tugasnya.
Bukti fisik larya pengembangan profesi berupa sertifikat/piagam/surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang disertai dengan bukti
fisik yang dapat berupa buku, artikel, deskripsi dan/atau foto hasil
karya, laporan penelitiain, dan bukti fisik lain yang relevan.
8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru dalam
forum ilmiah (seminar, semiloka, symposium, sarasehan, diskusi
panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai
keikutsertaan dalam forum ilmiah berupa makalah dan
sertifikat/piagam bagi peserta.
9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial
Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial adalah
keikutsertaan guru menjadi pengurus organisasi kependidikan atau
organisasi sosial pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, propinsi, nasional, atau internasional, dan/atau
mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di bidang
kependidikan antara lain: pengurus Forum Komunikasi Kepala
Sekolah (FKKS), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG),
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan
Indonesia (HEPI), Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN), Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI),
Asosiasi Pendidikan Khusus Indonesia (APKHIN), dan Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI). Pengurus organisasi sosial antara
lain: ketua RT, ketua RW, Ketua LMD/BPD, dan Pembina kegiatan
keagamaan ( takmir masjid, Pembina gereja dan lain-lain yang
sejenis). Mendapat tugas tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, kepala urusan, ketua jurusan, ketua program ahli,
kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik
ekstrakurikuler. Bukti fisik komponen ini adalah foto kopi surat
keputusan atau surat keterangan.
10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan adalah
penghargaan yang diperoleh guru atas dedikasinya dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik dan/atau bertugas di daerah
Khusus dan memenuhi kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil,
lokasi/geografis), dan kualitatif (komitmen, etos kerja), baik pada
tingkat satuan pendidikan, desa atau kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik
komponen ini berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
Berikut adalah cara mengisi instrumen-instrumen yang terdapat
dalam Pedoman Penyusunan portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan:
a) Identitas guru peserta sertifikasi
Identitas guru peserta sertifikasi, meliputi; nama (lengkap dengan
gelar akademik), nomor peserta, NIP/NIK, pangkat/golongan, jenis
kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan terakhir, akta mengajar,
sekolah tempat tugas (nama, alamat, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, nomor telepon, e-mail, nomor statistik sekolah), guru mata pelajaran/guru kelas, dan beban mengajar perminggu. Pangkat dan
golongan bagi guru non-PNSmengikuti aturan yang telah ditetapkan.
Kepala Sekolah dan Pengawas Pendidikan setelah portofolio selesai
disusun.
b) Daftar isi
Peserta sertifikasi perlu melengkapi dokumen portofoliodengan daftar
isi agar memudahkan tim penilai (asesor) dalam melaksanakan tugasnya. Daftar isi ini menjelaskan tentang nama komponen dan di
halaman berapa komponen tersebut disusun.
c) Dokumen portofolio
Dokumen portofolio ini memuat sepuluh komponen portofolio yang di
dalam instrumen ditampilkan dalam bentuk tabel. Peserta sertifikasi
diminta untuk mengisi tabel tersebut sesuai dengan pengalaman dan
hasil karya yang dimiliki secara jujur dan bertanggungjawab. Peserta
juga diminta melampirkan bukti-bukti fisik berupa dokumen dan/atau
hasil karya sesuai dengan yang dituliskan dalam tabel. Untuk
dokumen-dokumen seperti sertifikat/piagam/surat keterangan dapat
berupa fotocopy dokumen-dokumen tersebut yang telah dilegalisasi oleh atasan. Untuk dokumen fotocopy ijazah/akta mengajar harus dilegalisasi oleh perguruan tinggi yang mengeluarkannya atau oleh
Direkktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk ijazah luar negeri.
d) Penutup
Komponen penutup ini berisi pernyataan dari penyusun dan pemilik
dokumen yang memuat tentang jaminan keaslian dan tidak melanggar
pernyataan juga berisi kesiapan menerima sanksi atas pelanggaran
yang terkait dengan hak cipta, apabila ditemukan atau di kemudian
hari ditemukan bukti terjadinya pelanggaran.
Bukti fisik atau dokumen disusun dengan urutan sebagai berikut:
(a) Halaman sampul,
(b)Daftar isi,
(c) Instrumen portofolio, yang meliputi;
(1)identitas peserta dan pengesahan dan
(2)komponen portofolio yang telah diisi.
(d)Bukti fisik atau dokumen portofolio, yang terdiri dari 10 komponen
portofolio.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan portofolio
adalah sebagai berikut:
1) Setiap bukti fisik hanya boleh digunakan untuk satu komponen
portofolio,
2) Bukti fisik yang dilampirkan untuk komponen 2 (pendidikan dan
pelatihan) dan komponen 8 (keikutsertaan dalam forum ilmiah)
adalah sertifikat/piagam asli dan foto kopi yang telah dilegalisasi
oleh atasan langsung.
3) Seriap bukti diberi kode di pojok kanan atas, sesuai dengan
4) Setiap pergantian komponen portofolio diberi lembar tabel
komponenyang sesuai dengan kertas berwarna sekaligus sebagai
kertas pembatas
5) Dokumen portofolio dibandel (dijilid) dan dibuat rangkap dua.
Pada bendel pertama, bukti fisik untuk komponen 2 dan komponen
8 berupa sertifikat/piagam asli, sedangkan bukti fisik pada bendel
kedua semua foto kopi yang sudah dilegalisasi oleh atasan
langsung.
4. Status Kepegawaian Guru
Secara umum menurut (M.S. Suwondo, 2003:439) status
kepegawaian tenaga pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Guru tetap, adalah guru yang telah diangkat menjadi pegawai tetap
pada suatu instansi pendidikan yang berkewajiban mengajar 24 jam
per minggu dan melaksanakan tugas administrasi lainnya. Guru tetap
dapat dapat berstatus pegawai negeri sipil (PNS) atau bukan PNS.
b. Guru tidak tetap, adalah guru yang belum diangkat menjadi pegawai
tetap pada suatu instansi pendidikan negeri maupun swasta. Guru
tidak tetap dapat berstatus guru bantu. Pengadaan guru bantu dapat
dilakukan melalui ikatan kerja dengan sistem kontrak yang
guru dan dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama antara
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota.
Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa:
1) Guru Tetap adalah guru yang dipekerjakan secara permanen oleh
pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya
yang menyelenggarakan satuan pendidikan.
2) Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil adalah guru tetap yang diangkat
sebagai pegawai negeri sipil oleh pemerintah dan/ pemerintah daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Guru Tetap Non PNS adalah guru tetap yang diangkat oleh BHP,
atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan
pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja.
4) Guru Tidak Tetap adalah guru yang diangkat secara sementara oleh
pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainya yang
menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja.
Berdasarkan keterangan di atas, maka status kepegawaian guru dapat
dibedakan menjadi:
a) Pegawai Negeri Sipil
b) Guru Tetap Yayasan
c) Guru Bantu
5. Golongan Kepangkatan Guru
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerdarminto, 1982:281,242)
menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan jabatan adalah
pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa
golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan
atau organisasi. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil
pasal 5 ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan
fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 jenjang
jabatan yaitu :
1. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e.
2. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IV/c.
3. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d.
4. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan penata muda tingkat I, golongan ruang III/b.
Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999
dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan
fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu:
1. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
2. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
3. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
4. Jenjang pelaksana pemula, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a.
6. Usia Guru
Usia guru adalah usia maksimal guru yang memenuhi persyaratan
untuk mengikuti sertifikasi guru. Usia guru merupakan faktor penting yang
menentukan apakah guru tersebut diperkenankan mencalonkan diri sebagai
peserta sertifikasi guru atau tidak. Usia guru yang masuk dalam
persyaratan khusus uji kompetensi melalui Penialian Portofolio yaitu guru
dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang
telah memiliki usia 50 tahun dan memiliki pengalaman kerja 20 tahun
sebagai guru. Menurut Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam
Jabatan tahun 2010 menyebutkan bahwa usia dihitung berdasarkan
tanggal, bulan dan tahun kelahiran yang tercantum dalam akta kelahiran
atau bukti lain yang sah. Dan usia yang dihitung adalah usia kronologis,
diperinci sampai dengan bulan supaya dapat terlihat perbedaannya.
B. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi
dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia
secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru yaitu dengan
memberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada guru
yang memiliki sertifikat pendidik. Secara umum status kepegawaian guru
dibagi menjadi dua, yaitu pegawai tetap dan pegawai tidak tetap, namun
menurut Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa
ada empat macam status kepegawaian guru, yaitu Guru Tetap, Guru Tetap
Pegawai Negeri Sipil, Guru Tetap Non PNS, dan Guru Tidak Tetap.
Dilihat dari kesempatan dan peluang yang ada menurut status
kepegawaian di atas, terdapat perbedaan persepsi antara Guru Tetap
yang memiliki status pegawai tetap negeri diduga memiliki pandangan
yang lebih positif dibandingkan dengan pegawai tetap yayasan. Ini
disebabkan karena mereka lebih mudah/lebih banyak memperoleh
kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan (diklat), dan juga
lebih mudah untuk memperoleh bukti fisik seperti sertifikat, piagam atau
surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat yang merupakan salah
satu komponen yang harus dipenuhi dalam penilaian portofolio, sehingga
diyakini bahwa guru tersebut telah memenuhi 4 kompetensi guru yaitu di
bidang pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru tetap negeri
lebih mudah untuk mengikuti diklat dikarenakan guru tetap negeri
memiliki tanggungjawab penuh kepada pemerintah, selain itu mereka lebih
mudah mengikuti kegiatan di luar kegiatan mengajar, yaitu keikutsertaan
dalam forum ilmiah seperti seminar-seminar dan kegiatan-kegiatan
keorganisasian di luar sekolah dan mereka juga dapat pula diperbantukan
sebagai guru di sekolah yayasan yang lain. Sehingga skor yang diperoleh
guru tetap negeri lebih tinggi. Sedangkan guru tetap yayasan tidak
semudah guru negeri dalam mengikuti diklat, dikarenakan guru tetap
yayasan memiliki pertanggungjawaban sendiri kepada yayasan, walaupun
dalam prosesnya pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengawasi jalannya pendidikan. Kemudian untuk guru yang tidak tetap
memiliki persepsi negatif, karena guru yang tidak tetap tersebut tidak
terikat aturan dari yayasan maupun dari pemerintah, sehingga tidak ada
oleh Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2010 yang dirancang oleh pemerintah menyebutkan syarat khusus uji
kompetensi untuk uji kompetensi melalui penilaian portofolio bahwa guru
tersebut harus memiliki masa kerja sebagai guru tetap baik PNS maupun
bukan PNS. Guru tidak tetap dapat ikutserta dalam penilaian portofolio
sertifikasi guru dalam jabatan, apabila mereka sudah menjadi guru tetap.
2. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru
dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Kepangkatan
Pangkat/golongan adalah pangkat/golongan terakhir yang dimiliki
guru saat dicalonkan sebagai peserta sertifikasi guru. Kriteria ini khusus
untuk guru PNS atau guru bukan PNS yang sudah memiliki SK Inpassing
(Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru, 2009: 20).
Dalam hal peluang dan kesempatan untuk mengikuti penilaian
portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, dilihat dari
kepangkatan/golongan diduga guru memiliki persepsi yang berbeda-beda
pada setiap golongan. Untuk guru yang memiliki golongan IV/a.b.c.d
memiliki persepsi yang positif terhadap penilaian portofolio, karena
mereka dianggap telah memiliki pengalaman mengajar yang sudah lama
dan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam hal keguruan, sehingga
skor yang diperoleh untuk memenuhi komponen portofolio lebih tinggi.
Untuk golongan III/a.b.c.d memilliki persepsi yang cukup positif
yang kurang lama dibandingkan dengan golongan IV/a.b.c.d sehingga
mereka dianggap masih perlu banyak bimbingan dan belajar mengenai
profesionalisme sebagai seorang guru. Sedangkan untuk guru yang
memiliki golongan II/a.b.c.d memiliki persepsi yang negatif mengenai
penilaian portofolio, karena pada golongan ini masih tergolong usia muda
dan pengalaman mengajar masih belum lama, sehingga masih perlu
bimbingan dari guru-guru yang sudah memiliki pengalaman yang matang
mengenai keguruan, selain itu guru yang bergolongan rendah skor yang
diperoleh untuk memenuhi salah satu komponen portofolio, yaitu
pengalaman mengajar memiliki skor lebih rendah .
3. Persepsi Guru Tentang Penilaian Portofolio pada Sertifikasi Guru
dalam Jabatan Ditinjau dari Usia Guru
Usia Guru adalah usia maksimal guru yang memenuhi persyaratan
untuk mengikuti persyaratan untuk mengikuti sertifikasi guru. Usia guru
juga merupakan faktor penting yang menentukan apakah guru tersebut
diperkenankan untuk mengikuti program penilaian portofolio sertifikasi
guru dalam jabatan.
Dalam hal usia guru, ada perbedaan persepsi yang mencolok. Guru
yang berusia 50 – 60 th diduga memiliki persepsi yang positif karena
mereka memiliki pengalaman mengajar yang lebih lama dibandingkan
usia lebih muda dibawahnya, sehingga pengetahuan mereka mengenai
mengikuti penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, karena usia
mereka yang lebih tua dibandingkan guru yang lain. Sedangkan untuk usia
35 – 50 th diduga memiliki persepsi yang cukup positif, meskipun mereka
memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama, namun mereka masih
harus memerlukan bimbingan dari guru-guru yang memiliki pengalaman
mengajar yang lebih lama dari mereka. Dan untuk guru yang berusia
kurang dari 35 tahun diduga memiliki persepsi yang negatif, karena
mereka dianggap masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman
mengajar yang cukup dibandingkan dengan guru yang berusia antara 50 -
60th dan antara 35 – 50 th. Selain itu, juga karena ini merupakan hal yang
etis bahwa harus memprioritaskan usia yang lebih tua.
C. Perumusan Hipotesis
1. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi
guru dalam jabatan di tinjau dari status kepegawaian.
2. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi
guru dalam jabatan di tinjau dari Golongan Kepangkatan.
3. Ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada sertifikasi
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif-komparatif, yaitu bentuk
penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasi,
kejadian, kegiatan, yang sejenis atau hampir sama. Dari hasil pembandingan
tersebut dapat ditentukan unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang
melatarbelakangi persamaan atau perbedaan
(http: //repository.upi.edu/operator/upload/s_a0251_0607321_chapter3.pdf).
Penelitian deskriptif-komparatif digunakan oleh peneliti untuk
mendeskripsikan sejauh mana persepsi guru tentang penilaian portofolio
pada sertifikasi guru dalam jabatan. Di samping itu juga untuk mengetahui
apakah ada perbedaan persepsi guru tentang penilaian portofolio pada
sertifikasi guru dalam jabatan dapat ditinjau dari status kepegawaian,
golongan kepangkatan, dan usia guru.
B. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian akan dilakukan terhadap guru-guru SMP Negeri 8, SMP
Negeri 10, SMP Perintis SMP Perak, SMP 17 “1”, dan SMP BOPKRI 10
di Kota Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek peneltian adalah bagian yang terlibat dan terkait dalam penelitian.
Subjek penelitian ini adalah guru-guru SMP SMP Negeri 8, SMP Negeri
10, SMP Perintis SMP Perak, SMP 17 “1”, dan SMP BOPKRI 10 di Kota
Yogyakarta.
2. Objek Peneltian
Objek peneltian adalah sesuatu yang menjadi pusat atau titik perhatian
dalam suatu peneltian. Objek peneltian ini yaitu persepsi guru terhadap
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan, status kepegawaian
guru, golongan kepangkatan, serta usia guru.
D. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian adalah 158
responden yang tersebar pada enam SMP di Kota Yogyakarta. Jumlah
[image:56.612.94.512.122.681.2]populasi keenam SMP tersebut disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Tabel Populasi
Nama Sekolah Jumlah
Guru
%
SMP Negeri 8 SMP Negeri 10 SMP Perintis SMP Perak SMP 17 ”1” SMP BOPKRI 10
70 38 13 16 13 8 44,30 24,05 8,23 10,13 8,23 5,06
2. Sampel
Jumlah anggota sampel dalam penelitian ini sebanyak 104
responden, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik
random sampling, sehingga tiap-tiap subjek memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai anggota sampel. Distribusi sampel nampak
[image:57.612.94.519.204.675.2]pada tabel:
Tabel 3.2
Tabel Sampel Responden
Nama Sekolah Jumlah
Guru
%
SMP Negeri 8 SMP Negeri 10 SMP Perintis SMP Perak SMP 17 ”1” SMP BOPKRI 10
48 21 11 6 12 6 46,15 20,19 10,58 5,77 11,54 5,77
JUMLAH 104 100
E. Variabel Penelitian
1. Jenis Variabel
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebas dalam
penelitian ini, yaitu:
1) Variabel Status kepegawaian
2) Variabel Golongan Kepangkatan
b. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang drpengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini, yaitu Persepsi Guru Terhadap Penilaian Portofolio
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.
2. Pengukuran Variabel
a. Variabel persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan
Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan adalah suatu tanggapan guru mengenai keyakinan yang
ditangkap oleh panca indera tentang isu-isu yang berkaitan mengenai
penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan