ix
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN
GURU, DAN MASA KERJA GURU
Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
Yogyakarta
Heru Krisnawan Seputra
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi
guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru; (3)
perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja
guru.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul
pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada
guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Populasi penelitian ini sebanyak 160
guru. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif dan one-way ANAVA.
x
ABSTRACT
TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS CERTIFYING OF TEACHER’S
PROFESSION PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL LEVEL,
LEVEL OF PROFESSIONAL AND THE PERIOD OF THE
SERVICE
A Case Study at Elementary School Teachers in Kasihan Subdistrict Bantul
Regency
Heru Krisnawan Seputra
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
The purposes of this research are to know the different perception of the
teachers towards certifying of teacher’s profession perceived from: 1) the teacher’s
educational level; 2) level of professional; 3) the period of the service
This research was conducted at private and state elementary schools in Bantul
Regency in March 2008. The method of data collection was questionnaire. The
population of this research were 160 teachers. The technique of data analysis was
one-way annava
PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM
JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU,
GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU
Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
Heru Krisnawan Seputra
NIM : 011334035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
“Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan”
- FILIPI 4:11
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
:
Heru Krisnawan Seputra
Nomor Mahasiswa
:
011334035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM
JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU,
GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU
Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 11 Februari 2009
Yang menyatakan
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai
tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang
merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bayak bimbingan, saran,
masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin
mengahturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1.
Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si.selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3.
Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar
membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat,
dorongan untuk kesempurnaan skripsi ini serta pelajaran hidup yang sangat
berharga. Terimakasih untuk semuanya.
4.
Ibu Catur dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
vii
bantuan, sharing serta pelajaran hidup yang sangat berharga bagi penulis.
Terimaksih ya Bu…
5.
Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada
penulis selama kuliah
6.
Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala bantuan dan
keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
7.
Bapak F. Pardjiman dan Ibu Yunarmi yang tercinta, yang tidak pernah lelah
memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil serta
memberikan semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai
bapak ibu tercinta.
8.
Mas Iwan dan kedua adikku Dik Aji dan Dik Adi, untuk semangat dan doanya,
Aku sayang kalian semua
9.
Agatha T Hesti Lestari, S.Pd. terimakasih atas doa, semangat serta kesabaran
yang telah diberikan kepada penulis.
10.
Temanku Yunatan Aribawa “teklek” dan Dwi Widyanto “duwek” terimakasih
atas dukungan dan bantuan serta bimbingan yang telah kalian berikan kepada
penulis, terimakasih yang sebesar-besarnya ya prend…
11.
Temanku Pius, Jaya, Simon, Andri, Agus dan Yo, terimakasih atas semangatnya
12.
Buat teman-teman angkringan, Mas Heri “juragan kertas”, Wanto “bodonk”,
Wgy, Si Cak, Tri “pesek”, dan Cahyadi, akhirnya aku lulus juga prend…
13.
Buat Moko 2003 yang menjadi teman seperjuangan skripsi, thanks bro...
viii
15.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
yang tidak dapat disebut satu persatu
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan
demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya
Yogyakarta,04 November 2008
Penulis
ix
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN
GURU, DAN MASA KERJA GURU
Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
Yogyakarta
Heru Krisnawan Seputra
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi
guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru; (3)
perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja
guru.
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul
pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada
guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Populasi penelitian ini sebanyak 160
guru. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif dan one-way ANAVA.
x
ABSTRACT
TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS CERTIFYING OF TEACHER’S
PROFESSION PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL LEVEL,
LEVEL OF PROFESSIONAL AND THE PERIOD OF THE
SERVICE
A Case Study at Elementary School Teachers in Kasihan Subdistrict Bantul
Regency
Heru Krisnawan Seputra
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
The purposes of this research are to know the different perception of the
teachers towards certifying of teacher’s profession perceived from: 1) the teacher’s
educational level; 2) level of professional; 3) the period of the service
This research was conducted at private and state elementary schools in Bantul
Regency in March 2008. The method of data collection was questionnaire. The
population of this research were 160 teachers. The technique of data analysis was
one-way annava
xi
DAFTAR ISI
HAL JUDUL ...
i
HAL PENGESAHAN ...
ii
MOTTO ...
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...
v
KATA PENGANTAR ...
vi
ABSTRAK ...
ix
ABSTRACT ...
x
DAFTAR ISI ...
xi
DAFTAR TABEL ...
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Batasan Masalah ...
4
C.
Rumusan Masalah ...
5
D.
Tujuan Penelitian ...
5
E.
Manfaat Penelitian ...
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Persepsi ...
7
B.
Guru ...
10
C.
Sertifikasi Guru ...
14
xii
E.
Golongan Jabatan ...
21
F.
Masa Kerja ...
22
G.
Kerangka Berfikir ...
31
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian ... 28
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian ...
28
C.
Subjek dan Objek Penelitian ... 28
D.
Populasi dan Sampel ...
29
E.
Operasional Variabel ...
29
F.
Teknik Pengumpulan Data ...
34
G.
Teknik Pengujian Instrumen ...
34
1. Pengujian Validitas ...
34
2. Pengujian Reabilitas ...
37
H.
Teknik Analisis Data ...
38
1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas ...
38
a. Uji Normalitas ...
38
b. Uji Homogenitas ...
39
2. Pengujian Hipotesis ...
39
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Diskripsi Data ...
43
1. Deskripsi Responden Penelitian ...
43
a. Tingkat Pendidikan Guru ...
44
b. Golongan Jabatan Guru ...
45
xiii
2. Deskripsi Variabel Penelitian ...
46
B.
Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas.. ...
52
1. Uji Normalitas ...
52
2. Uji Homogenitas ...
55
C.
Pengujian Hipotesis ...
56
1. Hipotesis Pertama (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi
Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Pendidikan ...
56
2. Hipotesis Kedua (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi
Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan ...
57
3. Hipotesis Ketiga (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi
Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja ...
58
D.
Pembahasan Hasil Penelitian ...
59
1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari
Tingkat Pendidikan Guru ...
59
2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru ...
62
3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Ditinjau dari Masa Kerja Guru ...
65
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
A.
Kesimpulan ...
69
B.
Keterbatasan Penelitian ...
70
C.
Saran
...
70
DAFTAR PUSTAKA ...
73
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasional Variabel Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam
Jabatan ...
30
Tabel 3.2 Operasional Variabel Tingkat Pendidikan Guru ...
32
Tabel 3.3 Operasional Variabel Golongan Jabatan Guru ...
33
Tabel 3.4 Operaional Variabel Masa Kerja Guru ...
33
Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi
Guru dalam Jabatan ...
36
Tabel 3.6 Tabel Persiapan Anava ...
41
Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ...
43
Tabel 4.2 Deskripsi Responden menurut Tingkat Pendidikan Guru ...
44
Tabel 4.3 Deskripsi Responden menurut Golongan Jabatan Guru ...
45
Tabel 4.4 Deskripsi Responden menurut Masa Kerja Guru ...
45
Tabel 4.5 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan ...
47
Tabel 4.6 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau
dari
Aspek
Kepribadian
...
48
Tabel 4.7 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau
dari
Aspek
Pedagogik
...
49
Tabel 4.8 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau
dari
Aspek
Profesional
...
50
Tabel 4.9 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau
dari Aspek Sosial ...
51
xv
Tabel 4.11 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ...
55
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ...
75
Lampiran 2 Data Prapenelitian ...
79
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ...
80
Lampiran 4 Data Induk Penelitian ...
81
Lampiran 5 Deskripsi Data ...
88
Lampiran 6 Normalitas dan Homogenitas ...
94
Lampiran 7 Pengujian Hipotesis ...
97
Lampiran 8 Tabel f ...
98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Institusi pendidikan tidak bisa hanya terfokus pada kebutuhan material
jangka pendek tetapi harus menyentuh nilai-nilai dasar yaitu memberikan
perhatian secara mendalam aspek etika moral dan spiritual yang luhur. Agar
dapat mencapai hal tersebut perlu penyempurnaan sistem pendidikan yang
mencakup peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum
yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai,
iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah,
baik di pusat maupun di daerah. Guru merupakan komponen paling
menentukan keberhasilan pendidikan karena ditangan gurulah kurikulum,
sumber belajar, sarana dan prasarana, dan iklim pembelajaran menjadi sesuatu
yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, upaya perbaikan
apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan
memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru profesional
dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus
berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.
Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan
tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga
perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional.
Guru yang profesional berarti guru yang bersangkutan mampu menghasilkan
manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Dalam perwujudannya,
tanggung jawab perlu lebih ditekankan dan dikedepankan karena pada saat ini
banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan terampil, tetapi tidak memiliki
tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya.
Dampaknya seringkali menimbulkan masalah bagi masyarakat dan bangsa
Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya standar kompetensi dan sertifikasi
guru, agar guru-guru memenuhi standar dan lisensi sesuai dengan kebutuhan.
Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi
guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh
sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian
portofolio. Uji kompetensi merupakan pengakuan atas pengalaman profesional
guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang
mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang
menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam
menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu
Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2)
pendidik dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi
akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum
ilmiah (9) pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial dan (10)
penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Departeman Pendidikan
Nasional,2007:1)
Dalam praktiknya, berkembang berbagai persepsi guru terhadap
administrasi yang harus dipenuhi seorang guru. Penelitian ini akan
memfokuskan identifikasi berdasarkan tingkat pendidikan guru, golongan
jabatan guru, dan masa kerja guru.
Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik
seorang guru. Kualifikasi guru di sekolah secara umum menjadi ukuran
kualitas seorang guru. Tidak semua guru di sekolah mempunyai latar belakang
pendidikan yang memadai (D4/S1). Masih banyak ditemukan guru dengan
tingkat pendidikan DII dan DIII menjadi guru di sekolah. Perbedaan
kualifikasi akademik guru diduga kuat menyebabkan cara pandang guru atau
persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda. Hal
demikian disebabkan kualifikasi akademik minimal yang dituntut dalam
sertifikasi guru dalam jabatan adalah berpendidikan D4/S1.
Persepsi guru berhubungan dengan pengalaman mengajar seorang guru.
Pengalaman mengajar merupakan masa kerja seorang guru dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai
dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang. Setiap guru mempunyai
masa kerja yang berbeda-beda. Perbedaan masa kerja tersebut diduga akan
menyebabkan cara pandang guru akan berbeda pula. Pada guru yang memiliki
masa kerja lama diduga kuat akan memiliki persepsi yang lebih positif
dibandingkan dengan guru yang pengalaman mengajar baru. Hal ini
disebabkan komponen-komponen dalam sertifikasi guru dalam jabatan
memungkinkan guru yang telah lama mengajar memenuhi persyaratan untuk
Golongan jabatan guru ditentukan dari tingkat pendidikan, jam
mengajar, prestasi, masa kerja dan sebagainya. Semakin tinggi golongan
jabatan seorang guru, maka semakin tinggi gaji yang akan diterimanya
sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Sejalan dengan adanya sertifikasi
guru, diduga kuat perbedaan golongan jabatan guru ini akan menyebabkan
persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda pula. Pada
guru yang memiliki golongan jabatan tinggi diduga memiliki persepsi yang
lebih positif dibandingkan dengan guru yang bergolongan jabatan rendah. Hal
ini disebabkan semakin tinggi golongan jabatan guru maka tingkat
kesejahteraan guru akan semakin terpenuhi.sehingga dalam menjalankan tugas
sebagai pendidik akan maksimal karena guru tersebut tidak akan mencari
pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Guru, Golongan
Jabatan Guru, dan Masa Kerja Guru”, Penelitian merupakan studi kasus
pada Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap sertifikasi
guru dalam jabatan Penelitian ini memfokuskan pada tingkat pendidikan
guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru?
2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru?
3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam
jabatan ditinjau dari masa kerja guru?
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap
sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Pemerintah
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan
kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk
memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk
menjadi guru yang profesional.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk
penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsangan yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsangan yang diterima dari lingkungannya.
fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi merupakan hasil pemaknaan terhadap pesan.
Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna, dan bentuk (Winkel, 1986:161). Sedangkan Shalahuddin (1991:73), persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek atau subyek lain yang dipersepsi, menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek atau subyek yang dipersepsikan.
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.
3. Kesediaan
Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.
4. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
Menurut Wilson dalam Munir 2000, http://www.munir.or.id/ faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu:
1. Faktor Eksternal atau dari luar yang terdiri dari:
a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif.
b. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.
c. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat.
d. Conditioned stimuli, stimulus yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain.
2. Faktor Internal atau dari dalam yang terdiri dari :
a. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap istirahat.
b. Interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik.
c. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian. d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman
B. Guru
1. Pengertian Guru
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.
2. Peranan guru
Menurut Oliver dalam Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut:
b. guru sebagai orang sumber (resource person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.
c. guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.
d. guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.
e. guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.
f. guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.
g. guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.
h. guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.
i. guru sebagi penyusun program. Guru merancangkan pelajaran. Menyusun desain mengajar di mana siswa dapat belajar baik secara individual maupun secara kelompok.
j. guru dapat juga berperan sebagai manipulator (pengubah lingkungan belajar). Guru dapat menciptakan iklim belajar, melalui berbagai stimulus, seperti penguatan (reinforcement). Sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku.
3. Kode etik guru
Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117):
a. guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
c. guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
d. guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
e. guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
f. guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
g. guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
h. guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
4. Prinsip guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: 1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
5. Tanggungjawab Guru
Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggungjawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggungjawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.
Tanggungjawab guru dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus, berikut ini. (Mulyasa,2007:18)
a. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkan dalam pergaulan hidup sehari-hari
b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan disekolah; bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulum (KTSP), silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pemebelajaran yang efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberikan nasehat, melaksanakan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik.
d. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan; bahwa setiap guru harus turut serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.
C. Sertifikasi Guru
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memilki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.
dan/tau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktifitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung; (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau belum); dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagi representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan, komponen portofolio meliputi : 1. Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai
sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1,S2,S3) maupun non gelar ( D4 atau Post Graduate Diploma), baik didalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.
2. Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari penyelenggara diklat.
dari lembaga yang berwenang. Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lemmbaga yang berwenang.
4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajran , skenario pembelajaran dan penilaian hasil belajar bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan pembelajaran yang diketahui/disahkan oleh atasan.
5. Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial yang meliputi yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan format penilaian atasan terlampir 6. Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait
7. Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi atau nasional: artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN; modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran selama satu semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan karya seni. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.
8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah, yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber dan sertifikat/piagam bagi peserta.
Ketua RT dan pembina kegiatan keagamaan. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang. 10.Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu perhargaan
yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif, kualikatif, dan relevansi baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan
Wibowo (2004:35), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan
3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan menyediakan rambu-rambu
4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan
5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan
Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut,(Mulyasa,2007:35)
1. Pengawasan Mutu
1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.
2) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.
3) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.
2. Penjamin Mutu
1) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelanggan/pengguna akan makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan/pengguna.
2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan atau pengguna yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.
D. Tingkat Pendidikan
1. Pendidikan formal
Yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi
2. Pendidikan nonformal
Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya berbentuk kursus-kursus. 3. Pendidikan informal
Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel (1986:160), pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.
Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai empat macam program pendidikan guru (Sahertian, 1994:68) yaitu :
1. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi 4-7 tahun.
2. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Tahun (S2) 3. Program Doktor dengan lama studi 8-11 tahun (S3)
4. Program Non Gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut : a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun
Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas:
1. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester.
2. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan.
3. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.
4. Akta IV dengan beban kresit 20 SKS ditempuh selama dua semester setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.
5. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160 SKS bidang studi di luar kependidikan.
E. Golongan Jabatan
Jabatan atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.
Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut :
1. I/a : Juru Muda
4. I/d : Juru Tingkat I 5. II/a : Pengatur Muda
6. II/b : Pengatur Muda Tingkat I 7. II/c : Pengatur
8. II/d : Pengatur Tingkat I 9. III/a : Penata Muda 10.III/b : Penata Muda Tingkat I 11.III/c : Penata
12.III/d : Penata Tingkat I 13.IV/a : Pembina 14.IV/b : Pembina Tingkat I 15.IV/c : Pembina Utama Muda 16.IV/d : Pembina Utama Madya 17.IV/e : Pembina Utama
F. Masa Kerja Guru
memperoleh status. Guru yang bisa bernafas lega adalah guru yang merupakan pegawai negeri atau guru negeri serta guru yang telah diangkat menjadi guru tetap yayasan. Guru tidak tetap maupun guru honorer adalah guru yang masih harus memperjuangkan statusnya.
G. Kerangka Berpikir
1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan
Salah satu komponen dalam portofolio yang digunakan untuk menilai sertifikasi guru dalam jabatan adalah kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar maupun non gelar (D4/Post Graduate Diploma) baik di dalam maupun di luar negeri.
berbeda pula. Cara pandang inilah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi guru dalam memandang sertifikasi guru dalam jabatan.
Dalam uji Sertifikasi Guru Dalam Jabatan yang menentukan tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru tersebut mengikuti uji sertifikasi yaitu pendidikan gelar (S1/S2/S3) maupun non gelar (D4). Guru yang berpendidikan S1,S2,S3 maupun guru yang non gelar (D4) akan lebih mudah untuk memenuhi syarat-syarat uji sertifikasi guru dalam jabatan khususnya dalam hal kualifikasi akademik. Hal ini akan berbeda dengan guru yang berpendidikan dibawah S1 atau D4.
Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
Ha1 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan
ditinjau dari tingkat pendidikan.
2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru.
Penggolongan jabatan seorang guru itu didasarkan pada ijazah pendidikan terakhirnya. Pada umumnya guru-guru yang bekerja di Sekolah Menengah Atas paling rendah bergolongan III/a yaitu penata muda sampai pada tingkat golongan tertinggi yaitu IV/e atau pembina utama. Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru maka semakin tinggi gaji yang diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin
Faktanya setiap guru mempunyai golongan jabatan yang berbeda-beda sehingga tingkat kesejahteraan guru juga berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan guru maka semakin maksimal dalam menjalankan tugas mendidik karena guru tersebut tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya. Dari adanya perbedaan golongan jabatan itu maka dimungkinkan juga adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang lolos dalam uji sertifikasi akan mendapatkan satu kali gaji pokok sehingga guru akan lebih sejahtera, hal ini berbeda dengan guru yang tidak lolos uji sertifikasi
Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
Ha2 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan
ditinjau dari golongan jabatan guru.
3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja Guru.
telah lama mengajar, misalnya saja kemampuan menggunakan media pembelajaran yang baru misalnya penggunaan internet.
Adanya komponen-komponen sertifikasi guru dalam jabatan memungkinkan guru yang telah lama mengajar telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru mengajar. Adanya perbedaan pengalaman mengajar guru tersebut maka akan menimbulkan cara pandang guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda pula. Berdasarkan uraian di atas, diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ha3 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang berupa studi kasus,
yaitu suatu penelitian yang terinci mengenai suatu subjek atau objek tertentu
selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya
dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 2005: 23). Sehingga
kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku terbatas pada subjek atau objek yang
diteliti. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pada guru-guru SD di Kecamatan
Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini yaitu SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Kasihan
Kabupaten Bantul Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret 2008
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan,
tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.
D. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri
atau karakter yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jumlah
populasi penelitian adalah 160 guru.
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian ini adalah tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa
kerja sebagai variabel bebas, dan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan sebagai variabel terikat. Berikut ini disajikan operasionalisasi
variabel penelitian:
1. Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dalam jabatan melalui uji kompetensi dalam bentuk
penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang
menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang dicapai dalam
menjalankan tugas dalam interval waktu tertentu. Dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam
(b) pendidikan dan pelatihan; (c) pengalaman mengajar; (d) perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran; (e) penilaian dari atasan dan pengawas; (f)
prestasi akademik; (g) karya pengembangan profesi; (h) keikutsertaan dalam
forum ilmiah; (i) pengalaman organisasi di bidang ilmiah; dan (j)
penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Dimana ke-10
komponen portofolio tersebut, merupakan penjabaran dari kompetensi guru,
harus dipenuhi guru dengan cara mengumpulkan dokumen keprofesiannya
yang disusun dengan sistematika sebagaimana diatur dalam surat Ditjen
Pendidikan Tinggi Depdiknas tentang pedoman penyusunan portofolio.
Secara umum dimensi program sertifikasi guru dalam jabatan mencakup
empat kompetensi pokok guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut ini
disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program
sertifikasi guru dalam jabatan:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan
No Dimensi Indikator Pernyataan
1 Kompetensi pedagogik
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral dan sosial
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
1
2
3
e. Mengembangan potensi peserta didik
f. Menguasai komunikasi secara efektif dan santun
g. Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi hasil belajar
h. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran 2 Kompetensi
kepribadian
a. Memiliki kepribadian sesuai dengan norma agama, norma sosial dan hukum
b. Memiliki pribadi yang jujur, berakhlak mulia
c. Memilki kepribadian yang stabil dan dewasa
d. Mempunyai etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi e. Menjujung tinggi kode etik
profesi guru 3 Kompetensi
sosial
a. Mampu bertindak objektif dan tidak diskriminatif
b. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik, orang tua dan masyarakat
c. Mampu beradaptasi dengan lingkungan dimana ia bekerja
d. Mampu berkomunikasi dengan sesama guru maupun dengan profesi lain 4 Kompetensi
profesional
a. Menguasai materi dan konsep mata pelajaran
b. Menguasai standar kompetensi mata pelajaran
yang diampu
c. Mengembangkan materi pelajaran
d. Melakukan tindakan reflektif
Masing-masing indikator tersebut di atas dalam penelitian ini akan
dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan diukur dalam skala sikap dari skala
Likert: SS (sangat setuju) = 5, S (setuju) = 4, RR (ragu-ragu) = 3, TS (tidak
setuju) = 2, STS (sangat tidak setuju) = 1 untuk pernyataan positif.
Sedangkan untuk pernyataan negatif akan dinyatakan sebagai berikut: SS
(sangat setuju) = 1, S (setuju) = 2, RR (ragu-ragu) = 3, TS (tidak setuju) = 4,
STS (sangat tidak setuju) = 5.
2. Tingkat Pendidikan Guru
Tingkat pendidikan guru adalah taraf pendidikan formal yang telah
diselesaikan oleh calon guru secara berkelanjutan sebelum menjadi guru.
Berikut ini disajikan tabel pemberian skor terhadap variabel tingkat
pendidikan guru.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Guru
No. Tingkat Pendidikan Guru Skor
1. D2 1
2. D3 2
3. D4/S1 3
3. Golongan Jabatan Guru
Golongan jabatan guru adalah jabatan seorang guru yang didapatkan
berdasarkan pada ijasah pendidikan formal terakhir guru. Pemberian skor
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Golongan Jabatan Guru
No. Golongan Jabatan Guru Skor
1. II/a 1
2. II/b 2
3. II/c 3
4. II/d 4
5. III/a 5
6. III/b 6
7. III/c 7
8. III/d 8
9. IV/a 9
10. IV/b 10
11. IV/c 11
12. IV/d 12
4. Masa Kerja Guru
Masa kerja guru adalah lamanya pengalaman mengajar seseorang setelah
menjadi guru. Masa kerja dihitung selama seseorang menjadi guru. Bagi guru
PNS masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya surat keterangan
melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja
dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan surat keputusan dari
Sekolah berdasarkan surat pengangkatan dari Yayasan. Berikut ini disajikan
pemberian skor masa kerja guru:
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Masa Kerja Guru
No Masa Kerja Guru Skor
1 2-4 tahun 1
2 5-7 tahun 2
3 8-10 tahun 3
4 11-13 tahun 4
5 14-16 tahun 5
6 17-19 tahun 6
7 20-22 tahun 7
8 23-25 tahun 8
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat ditempuh
untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2002:128). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi
guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan guru,
golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk
mengungkapkan data sesuai dengan yang hendak diungkapkannya. Uji
validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pernyataan ini
pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Sebuah
instrumen dapat dikatakan valid bila dapat mengungkap data yang diteliti
dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
rendah. Untuk pengujian validitas butir instrumen, dalam penelitian ini
menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Arikunto,
2002:146) yaitu :
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− =
2 2
2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N rxy
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi X dan Y dengan taraf signifikan (α) = 5% N = jumlah subyek
ΣX = jumlah nilai (skor) maksimum pernyataan responden
ΣY = total nilai (skor) pernyataan responden
ΣX2 = jumlah skor kuadrat variabel X
ΣY2 = jumlah skor kuadrat variabel Y
Harga rxy menunjukkan koefisien antara dua variabel yang
dikorelasikan. Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid
atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :
Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat
dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.
Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas ini menggunakan responden yang berjumlah 30 di luar sampel
penelitian, di mana db = n – 2. derajat kebebasan ini sebesar 28 (30 – 2),
sehingga rtabel dari 0,05 ; 28 = 0,239. uji validitas dilakukan dengan bantuan
program SPSS 11,5 for Windows. Adapun rangkuman dari hasil pengujian
validitas butir-butir pertanyaan kuesioner persepsi guru terhadap sertifikasi
Tabel 3.5
Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,239 0,4369 Valid 2 0,239 0,4890 Valid
3 0,239 0,3084 Valid 4 0,239 0,5216 Valid 5 0,239 0,4488 Valid
6 0,239 0,4403 Valid 7 0,239 0,6168 Valid 8 0,239 0,4843 Valid 9 0,239 0,4851 Valid 10 0,239 0,5165 Valid 11 0,239 0,4120 Valid 12 0,239 0,3369 Valid 13 0,239 0,4993 Valid 14 0,239 0,3417 Valid 15 0,239 0,3760 Valid 16 0,239 0,4405 Valid 17 0,239 0,4841 Valid 18 0,239 0,4550 Valid 19 0,239 0,6583 Valid 20 0,239 0,4639 Valid 21 0,239 0,5323 Valid 22 0,239 0,5666 Valid 23 0,239 0,6333 Valid 24 0,239 0,7188 Valid 25 0,239 0,5671 Valid 26 0,239 0,6201 Valid 27 0,239 0,5893 Valid 28 0,239 0,6853 Valid 29 0,239 0,4343 Valid 30 0,239 0,4030 Valid 31 0,239 0,4838 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel
persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan menunjukkan bahwa ke
tiga puluh satu butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini
jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau
0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa keseluruhan nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang
lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel persepsi guru terhadap
sertifikasi guru dalam jabatan adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dikatakan reliabel jika instrumen
tersebut mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali diambil,
hasilnyapun tetap akan sama. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas
instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002 :171) yaitu :
(
)
− −=
∑
21 2 11 1 1
σ
σ
b k k r Keterangan :r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pernyataan atau butir soal
Σσb2 = jumlah varians butir σ12 = varians total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Jika nilai koefisien alpha > 0,60 maka instrumen penelitian
maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunnally dalam Ghozali,
2006:42).
Uji reliabilitas instrumen penelitian :
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Alpha-Cronbanch dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi
11,5. Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha 0,9161 >
0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
tentang persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah reliabel.
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menyajikan
data dari variabel sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan, golongan
jabatan, dan masa kerja dalam bentuk tabel. Pendeskripsian data dilakukan
dengan menghitung nilai mean, median, modus dan standar deviasi.
2. Pengujian Normalitas
a. Pengjian Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang
diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji
normalitas menggunakan tes satu sampel Kolmogorov Smirnov, dengan
rumus sebagai berikut (Kohler, 1988:467):
Dimana :
D = deviasi max
F0 = distribusi frekuensi yang diobservasi
Fe = distribusi frekuensi komulatif teoritis
Bila nilai probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan >
taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel normal. Sedangkan
apabila nilai probalitias (p) yang diperoleh melalui perhitungan taraf
signifikan 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.
b. Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan adanya kesamaan
varians kelompok – kelompok yang berdistribusi normal. Pengujian ini
dilakukan sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian. Uji
homogenitas ada beberapa cara. Dalam penelitian ini uji yang digunakan
adalah uji Levene tes ( Hair, 1998 : 74 ) dengan SPSS for windows.
Jika tidak terdapat perbedaan variansi di antara kelompok sampel,
maka dapat dikatakan sampel tersebut homogen atau sampel tersebut
berasal dari populasi yang sama (probabilitas > taraf signifikan 5%).
Sedangkan apabila ada perbedaan variansi di antara kelompok sampel,
maka dapat dikatakan sampel tersebut tidak homogen (probabilitas < taraf
signifikan 5%).
3. Pengujian Hipotesis
a. Rumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang dibuat dari variabel-variabel
1) Hipotesis 1
Ho1 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi
guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.
Ha1 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.
2) Hipotesis 2
Ho2 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi
guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.
Ha2 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.
3) Hipotesis 3
Ho3 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi
guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
Ha3 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru
dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
analisis varians (F-test), yaitu analisis varians klarifikasi tunggal (One
Way Anava). One Way Anava digunakan untuk mengolah data dengan
satu variabel. Cara pengujian nilai F, dilakukan sebagai berikut
(Arikunto, 2006:322):
1) Mengelompokkan data berdasarkan kategori.
Tabel 3.6
Tabel Persiapan Anava
Sumber
Variasi Jumlah Kuadrat (JK)
Derajat Kebebasan (d.b) Mean Kuadrat (MK) Kelompok (K) Dalam (d)
(
) (
)
N Y n X JK T K K K 2 2∑
∑
− = K Td JK JK
JK = −
1 .b =K− d K
K N b
d. d = −
K K K b d JK MK . = d d d b d JK MK . =
Total (T)
(
)
∑
−∑
=
N X X
JKT T2 T d.bt =N−1
Keterangan :
nK = jumlah subjek dalam kelompok
K = banyaknya kelompok N = jumlah subjek seluruhnya
(
)
N XT 2
∑
= faktor koreksi yang muncul berkali-kali3) Menghitung nilai-nilai yang dibutuhkan untuk mengisi tabel
persiapan Annava
a) Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK)
(
) (
)
N Y n X JK T K K K 2 2∑
∑
− =b) Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKd)
K T
d JK JK
JK = −
c) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)
(
)
∑
−∑
= N X XJKT T2 T
d) Menghitung db kelompok (dbK)
1 .b =K− d K
e) Menghitung db Dalam (dbd) K
N b
f) Menghitung db Total (dbT)
1 .b =N− d t
g) Menghitung Mean Kuadrat Kelompok (MKK)
K K K b d JK MK . =
h) Menghitung Mean Kuadrat Dalam (MKd)
d d d b d JK MK . =
Yang menjadi tujuan akhir dari perhitungan Anava adalah menghitung
nilai Fo yang akan dibandingkan dengan tabel F.
Rumus Fo:
d K o MK MK F =
Nilai Fo dibandingkan dengan nilai F dengan rumus:
d.bF = d.bK lawan a.bd
Setelah didapatkan nilai Fo dan dibandingkan dengan tabel F, langkah
selanjutnya melakukan uji t. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
perbedaan mean antara kelompok. Perbedaan t yang dimaksudkan
adalah: 2 1 2 1 1 1 n n MK M M t d o + − =
c. Penarikan Kesimpulan
Hipotesis penelitian akan diterima jika pada taraf signifikan 5% nilai Fo
> Ft dan sebaliknya jika pada taraf signifikan 5% nilai Fo < Ft maka
43 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2008.
Subjek penelitian ini adalah guru-guru pada 11 SD di Kecamatan Kasihan
Kabupaten Bantul. Kesebelas SD tersebut adalah SD N Padokan 1, SD N
Padokan 2, SD N Kasihan, SD N Kasongan, SD Kanisius Kembaran, SD
Kanisius Padokan, SD N Ngrukeman, SD Muh Tamantirto, SD Muh Mrisi,
SD N Winongo, SD N Nirmala. Jumlah kuesioner yang disampaikan kepada
responden penelitian sebanyak 160 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali
sebanyak 155 kuesioner. Dari 155 kuesioner, sebanyak 150 kuesioner diisi
secara lengkap oleh responden sehingga dapat menjadi data penelitian.
Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang responden dari
masing-masing sekolah.
Tabel 4.1
Sebaran Responden Penelitian
Jumlah Kuesioner Nama Sekolah
Tersebar Kembali Tdk Lengkap Responden
SD N Padokan 1 20 20 0 20
SD N Padokan 2 10 10 0 10
SD N Kasihan 15 15 0 15
SD N Kasongan 15 15 0 15
SD K Kembaran 10 10 0 10
SD K Padokan 12 10 2 8
SDN Ngrukeman 12 12 0 12
SD Muh Tamantirto 15 12 3 9
SD Muh Mrisi 13 13 0 13
SD N Winongo 20 20 0 20
SD N Nirmala 18 18 0 18
Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini.
1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Tingkat Pendidikan Guru
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Guru
Tingkat Pendidikan Guru Nama Sekolah
D2 D3 D4/S1 S2 Jumlah
SD N Padokan 1 2 8 10 0 20
SD N Padokan 2 5 2 3 0 10
SD N Kasihan 2 3 10 0 15
SD N Kasongan 3 5 7 0 15
SD K Kembaran 2 3 5 0 10
SD K Padokan 2 2 4 0 8
SD N Ngrukeman 1 5 6 0 12
SD Muh Tamantirto 0 4 5 0 9
SD Muh Mrisi 0 6 7 0 13
SD N Winongo 2 8 10 0 20
SD N Nirmala 2 10 6 0 18
Total 22 55 73 0 150
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden berpendidikan
D2 sebanyak 22 orang (14,66%), berpendidikan D3 sebanyak 55 orang
(36,66%), dan berpendidikan D4/S1 sebanyak 73 orang (48,66%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
b. Golongan Jabatan Guru
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Menurut Golongan Jabatan Guru
Golongan Jabatan Guru Nama Sekolah
II/d III/a III/b III/c III/d IV/a Jumlah
SD N Padokan 1 1 2 3 2 0 8 16
SD N Padokan 2 1 1 2 2 0 3 9
SD N Kasihan 2 0 2 4 1 3 12
SD N Kasongan 3 2 3 1 2 3 14
SD K Kembaran 3 1 0 0 0 3 7
SD K Padokan 2 1 2 1 0 0 6
SDN Ngrukeman 2 1 2 0 1 6 12
SD Muh Tamantirto 3 0 0 1 1 0 5
SD Muh Mrisi 2 2 1 2 1 2 10
SD N Winongo 1 3 3 5 2 3 17
SD N Nirmala 3 1 5 2 2 4 17
Total 23 14 23 20 10 35 125
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden bergolongan
II/d sebanyak 23 orang (15,33%), bergolongan III/a sebanyak 14 orang
(9,33%), bergolongan III/b sebanyak 23 orang (15,33%), bergolongan
III/c sebanyak 20 orang (13,33%), bergolongan III/d sebanyak 10
orang (6,66%), dan bergolongan IV/a sebanyak 35 orang (23,33%).
Dengan demikian dapat di