• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru dan masa kerja guru.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru dan masa kerja guru."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

ix

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN

GURU, DAN MASA KERJA GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

Heru Krisnawan Seputra

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi

guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru; (3)

perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja

guru.

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul

pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada

guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Populasi penelitian ini sebanyak 160

guru. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif dan one-way ANAVA.

(2)

x

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS CERTIFYING OF TEACHER’S

PROFESSION PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL LEVEL,

LEVEL OF PROFESSIONAL AND THE PERIOD OF THE

SERVICE

A Case Study at Elementary School Teachers in Kasihan Subdistrict Bantul

Regency

Heru Krisnawan Seputra

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know the different perception of the

teachers towards certifying of teacher’s profession perceived from: 1) the teacher’s

educational level; 2) level of professional; 3) the period of the service

This research was conducted at private and state elementary schools in Bantul

Regency in March 2008. The method of data collection was questionnaire. The

population of this research were 160 teachers. The technique of data analysis was

one-way annava

(3)

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM

JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU,

GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Heru Krisnawan Seputra

NIM : 011334035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

“Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan”

- FILIPI 4:11

(7)
(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

:

Heru Krisnawan Seputra

Nomor Mahasiswa

:

011334035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM

JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU,

GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 11 Februari 2009

Yang menyatakan

(9)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai

tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bayak bimbingan, saran,

masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengahturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si.selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3.

Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar

membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat,

dorongan untuk kesempurnaan skripsi ini serta pelajaran hidup yang sangat

berharga. Terimakasih untuk semuanya.

4.

Ibu Catur dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

(10)

vii

bantuan, sharing serta pelajaran hidup yang sangat berharga bagi penulis.

Terimaksih ya Bu…

5.

Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada

penulis selama kuliah

6.

Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala bantuan dan

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

7.

Bapak F. Pardjiman dan Ibu Yunarmi yang tercinta, yang tidak pernah lelah

memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil serta

memberikan semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai

bapak ibu tercinta.

8.

Mas Iwan dan kedua adikku Dik Aji dan Dik Adi, untuk semangat dan doanya,

Aku sayang kalian semua

9.

Agatha T Hesti Lestari, S.Pd. terimakasih atas doa, semangat serta kesabaran

yang telah diberikan kepada penulis.

10.

Temanku Yunatan Aribawa “teklek” dan Dwi Widyanto “duwek” terimakasih

atas dukungan dan bantuan serta bimbingan yang telah kalian berikan kepada

penulis, terimakasih yang sebesar-besarnya ya prend…

11.

Temanku Pius, Jaya, Simon, Andri, Agus dan Yo, terimakasih atas semangatnya

12.

Buat teman-teman angkringan, Mas Heri “juragan kertas”, Wanto “bodonk”,

Wgy, Si Cak, Tri “pesek”, dan Cahyadi, akhirnya aku lulus juga prend…

13.

Buat Moko 2003 yang menjadi teman seperjuangan skripsi, thanks bro...

(11)

viii

15.

Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

yang tidak dapat disebut satu persatu

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan

demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya

Yogyakarta,04 November 2008

Penulis

(12)

ix

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN

GURU, DAN MASA KERJA GURU

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul

Yogyakarta

Heru Krisnawan Seputra

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi

guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru; (3)

perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja

guru.

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul

pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2008. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada

guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Populasi penelitian ini sebanyak 160

guru. Teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif dan one-way ANAVA.

(13)

x

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS CERTIFYING OF TEACHER’S

PROFESSION PERCEIVED FROM TEACHER’S EDUCATIONAL LEVEL,

LEVEL OF PROFESSIONAL AND THE PERIOD OF THE

SERVICE

A Case Study at Elementary School Teachers in Kasihan Subdistrict Bantul

Regency

Heru Krisnawan Seputra

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know the different perception of the

teachers towards certifying of teacher’s profession perceived from: 1) the teacher’s

educational level; 2) level of professional; 3) the period of the service

This research was conducted at private and state elementary schools in Bantul

Regency in March 2008. The method of data collection was questionnaire. The

population of this research were 160 teachers. The technique of data analysis was

one-way annava

(14)

xi

DAFTAR ISI

HAL JUDUL ...

i

HAL PENGESAHAN ...

ii

MOTTO ...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...

v

KATA PENGANTAR ...

vi

ABSTRAK ...

ix

ABSTRACT ...

x

DAFTAR ISI ...

xi

DAFTAR TABEL ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Batasan Masalah ...

4

C.

Rumusan Masalah ...

5

D.

Tujuan Penelitian ...

5

E.

Manfaat Penelitian ...

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Pengertian Persepsi ...

7

B.

Guru ...

10

C.

Sertifikasi Guru ...

14

(15)

xii

E.

Golongan Jabatan ...

21

F.

Masa Kerja ...

22

G.

Kerangka Berfikir ...

31

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ... 28

B.

Lokasi dan Waktu Penelitian ...

28

C.

Subjek dan Objek Penelitian ... 28

D.

Populasi dan Sampel ...

29

E.

Operasional Variabel ...

29

F.

Teknik Pengumpulan Data ...

34

G.

Teknik Pengujian Instrumen ...

34

1. Pengujian Validitas ...

34

2. Pengujian Reabilitas ...

37

H.

Teknik Analisis Data ...

38

1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas ...

38

a. Uji Normalitas ...

38

b. Uji Homogenitas ...

39

2. Pengujian Hipotesis ...

39

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.

Diskripsi Data ...

43

1. Deskripsi Responden Penelitian ...

43

a. Tingkat Pendidikan Guru ...

44

b. Golongan Jabatan Guru ...

45

(16)

xiii

2. Deskripsi Variabel Penelitian ...

46

B.

Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas.. ...

52

1. Uji Normalitas ...

52

2. Uji Homogenitas ...

55

C.

Pengujian Hipotesis ...

56

1. Hipotesis Pertama (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Pendidikan ...

56

2. Hipotesis Kedua (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan ...

57

3. Hipotesis Ketiga (Perbedaan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja ...

58

D.

Pembahasan Hasil Penelitian ...

59

1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari

Tingkat Pendidikan Guru ...

59

2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru ...

62

3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Ditinjau dari Masa Kerja Guru ...

65

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

A.

Kesimpulan ...

69

B.

Keterbatasan Penelitian ...

70

C.

Saran

...

70

DAFTAR PUSTAKA ...

73

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam

Jabatan ...

30

Tabel 3.2 Operasional Variabel Tingkat Pendidikan Guru ...

32

Tabel 3.3 Operasional Variabel Golongan Jabatan Guru ...

33

Tabel 3.4 Operaional Variabel Masa Kerja Guru ...

33

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru dalam Jabatan ...

36

Tabel 3.6 Tabel Persiapan Anava ...

41

Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ...

43

Tabel 4.2 Deskripsi Responden menurut Tingkat Pendidikan Guru ...

44

Tabel 4.3 Deskripsi Responden menurut Golongan Jabatan Guru ...

45

Tabel 4.4 Deskripsi Responden menurut Masa Kerja Guru ...

45

Tabel 4.5 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan ...

47

Tabel 4.6 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau

dari

Aspek

Kepribadian

...

48

Tabel 4.7 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau

dari

Aspek

Pedagogik

...

49

Tabel 4.8 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau

dari

Aspek

Profesional

...

50

Tabel 4.9 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau

dari Aspek Sosial ...

51

(18)

xv

Tabel 4.11 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ...

55

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ...

75

Lampiran 2 Data Prapenelitian ...

79

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ...

80

Lampiran 4 Data Induk Penelitian ...

81

Lampiran 5 Deskripsi Data ...

88

Lampiran 6 Normalitas dan Homogenitas ...

94

Lampiran 7 Pengujian Hipotesis ...

97

Lampiran 8 Tabel f ...

98

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Institusi pendidikan tidak bisa hanya terfokus pada kebutuhan material

jangka pendek tetapi harus menyentuh nilai-nilai dasar yaitu memberikan

perhatian secara mendalam aspek etika moral dan spiritual yang luhur. Agar

dapat mencapai hal tersebut perlu penyempurnaan sistem pendidikan yang

mencakup peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum

yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai,

iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah,

baik di pusat maupun di daerah. Guru merupakan komponen paling

menentukan keberhasilan pendidikan karena ditangan gurulah kurikulum,

sumber belajar, sarana dan prasarana, dan iklim pembelajaran menjadi sesuatu

yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, upaya perbaikan

apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan

memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru profesional

dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus

berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula.

Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan

tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pendidikan, sehingga

perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional.

Guru yang profesional berarti guru yang bersangkutan mampu menghasilkan

(21)

manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Dalam perwujudannya,

tanggung jawab perlu lebih ditekankan dan dikedepankan karena pada saat ini

banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan terampil, tetapi tidak memiliki

tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya.

Dampaknya seringkali menimbulkan masalah bagi masyarakat dan bangsa

Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya standar kompetensi dan sertifikasi

guru, agar guru-guru memenuhi standar dan lisensi sesuai dengan kebutuhan.

Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi

guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh

sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian

portofolio. Uji kompetensi merupakan pengakuan atas pengalaman profesional

guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang

mencerminkan kompetensi guru. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang

menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam

menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu

Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2)

pendidik dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi

akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum

ilmiah (9) pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial dan (10)

penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (Departeman Pendidikan

Nasional,2007:1)

Dalam praktiknya, berkembang berbagai persepsi guru terhadap

(22)

administrasi yang harus dipenuhi seorang guru. Penelitian ini akan

memfokuskan identifikasi berdasarkan tingkat pendidikan guru, golongan

jabatan guru, dan masa kerja guru.

Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik

seorang guru. Kualifikasi guru di sekolah secara umum menjadi ukuran

kualitas seorang guru. Tidak semua guru di sekolah mempunyai latar belakang

pendidikan yang memadai (D4/S1). Masih banyak ditemukan guru dengan

tingkat pendidikan DII dan DIII menjadi guru di sekolah. Perbedaan

kualifikasi akademik guru diduga kuat menyebabkan cara pandang guru atau

persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda. Hal

demikian disebabkan kualifikasi akademik minimal yang dituntut dalam

sertifikasi guru dalam jabatan adalah berpendidikan D4/S1.

Persepsi guru berhubungan dengan pengalaman mengajar seorang guru.

Pengalaman mengajar merupakan masa kerja seorang guru dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai

dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang. Setiap guru mempunyai

masa kerja yang berbeda-beda. Perbedaan masa kerja tersebut diduga akan

menyebabkan cara pandang guru akan berbeda pula. Pada guru yang memiliki

masa kerja lama diduga kuat akan memiliki persepsi yang lebih positif

dibandingkan dengan guru yang pengalaman mengajar baru. Hal ini

disebabkan komponen-komponen dalam sertifikasi guru dalam jabatan

memungkinkan guru yang telah lama mengajar memenuhi persyaratan untuk

(23)

Golongan jabatan guru ditentukan dari tingkat pendidikan, jam

mengajar, prestasi, masa kerja dan sebagainya. Semakin tinggi golongan

jabatan seorang guru, maka semakin tinggi gaji yang akan diterimanya

sehingga kesejahteraannya dapat terjamin. Sejalan dengan adanya sertifikasi

guru, diduga kuat perbedaan golongan jabatan guru ini akan menyebabkan

persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda pula. Pada

guru yang memiliki golongan jabatan tinggi diduga memiliki persepsi yang

lebih positif dibandingkan dengan guru yang bergolongan jabatan rendah. Hal

ini disebabkan semakin tinggi golongan jabatan guru maka tingkat

kesejahteraan guru akan semakin terpenuhi.sehingga dalam menjalankan tugas

sebagai pendidik akan maksimal karena guru tersebut tidak akan mencari

pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Guru, Golongan

Jabatan Guru, dan Masa Kerja Guru”, Penelitian merupakan studi kasus

pada Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap sertifikasi

guru dalam jabatan Penelitian ini memfokuskan pada tingkat pendidikan

guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.

(24)

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

jabatan ditinjau dari masa kerja guru?

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan guru.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan guru.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap

(25)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Pemerintah

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan

kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, untuk meningkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk

memperbaiki citra guru dan memberikan dukungan yang positif untuk

menjadi guru yang profesional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat mendorong pemikiran-pemikiran kritis dalam bentuk

penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan

(26)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persepsi

Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsangan yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsangan yang diterima dari lingkungannya.

(27)

fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi merupakan hasil pemaknaan terhadap pesan.

Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna, dan bentuk (Winkel, 1986:161). Sedangkan Shalahuddin (1991:73), persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan dan mengevaluasi obyek atau subyek lain yang dipersepsi, menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya, sehingga terbentuklah gambaran mengenai obyek atau subyek yang dipersepsikan.

(28)

1. Perhatian

Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.

2. Kebutuhan

Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat.

3. Kesediaan

Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.

4. Sistem nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

Menurut Wilson dalam Munir 2000, http://www.munir.or.id/ faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada dua yaitu:

1. Faktor Eksternal atau dari luar yang terdiri dari:

a. Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif.

b. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama.

c. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat.

d. Conditioned stimuli, stimulus yang dikondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain.

2. Faktor Internal atau dari dalam yang terdiri dari :

a. Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk merespon terhadap istirahat.

b. Interest, hal-hal yang menarik lebih diperhatikan daripada yang tidak menarik.

c. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian. d. Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman

(29)

B. Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal.

2. Peranan guru

Menurut Oliver dalam Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut:

(30)

b. guru sebagai orang sumber (resource person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik.

c. guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

d. guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

e. guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

f. guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

g. guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.

h. guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.

i. guru sebagi penyusun program. Guru merancangkan pelajaran. Menyusun desain mengajar di mana siswa dapat belajar baik secara individual maupun secara kelompok.

j. guru dapat juga berperan sebagai manipulator (pengubah lingkungan belajar). Guru dapat menciptakan iklim belajar, melalui berbagai stimulus, seperti penguatan (reinforcement). Sehingga siswa mengalami perubahan tingkah laku.

3. Kode etik guru

Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117):

a. guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

(31)

c. guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

d. guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

e. guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

f. guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

g. guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

h. guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

4. Prinsip guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: 1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. 5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan. 6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja. 7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

(32)

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

5. Tanggungjawab Guru

Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggungjawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggungjawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutya sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.

Tanggungjawab guru dapat dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus, berikut ini. (Mulyasa,2007:18)

a. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkan dalam pergaulan hidup sehari-hari

b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan disekolah; bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulum (KTSP), silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pemebelajaran yang efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberikan nasehat, melaksanakan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik.

(33)

d. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan; bahwa setiap guru harus turut serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasinya, dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

C. Sertifikasi Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memilki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik.

(34)

dan/tau membuktikan unjuk kerjanya yang meliputi produktifitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung; (2) informasi/data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan; (3) dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikat pendidikan atau belum); dan (4) dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagi representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru.

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan, komponen portofolio meliputi : 1. Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai

sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1,S2,S3) maupun non gelar ( D4 atau Post Graduate Diploma), baik didalam maupun di luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.

2. Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam mengikuti dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari penyelenggara diklat.

(35)

dari lembaga yang berwenang. Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lemmbaga yang berwenang.

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajran , skenario pembelajaran dan penilaian hasil belajar bukti fisik dari sub komponen ini berupa dokumen perencanaan pembelajaran yang diketahui/disahkan oleh atasan.

5. Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial yang meliputi yang meliputi aspek-aspek: ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan bekerjasama dengan menggunakan format penilaian atasan terlampir 6. Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait

(36)

7. Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi atau nasional: artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/buletin yang tidak terakreditasi, terakreditasi dan internasional; menjadi reviewer buku, penulis soal EBTANAS/UN; modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota) yang minimal mencakup materi pembelajaran selama satu semester; media/alat pembelajaran dalam bidangnya; laporan penelitian tindakan kelas (individu/kelompok); dan karya seni. Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah, yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupa makalah dan sertifikat/piagam bagi nara sumber dan sertifikat/piagam bagi peserta.

(37)

Ketua RT dan pembina kegiatan keagamaan. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang. 10.Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu perhargaan

yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantitatif, kualikatif, dan relevansi baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan

Wibowo (2004:35), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan

3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan menyediakan rambu-rambu

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan

5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan

Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut,(Mulyasa,2007:35)

1. Pengawasan Mutu

1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.

2) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.

3) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.

(38)

2. Penjamin Mutu

1) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para pelanggan/pengguna akan makin menghargai organisasi profesi dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan/pengguna.

2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan atau pengguna yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.

D. Tingkat Pendidikan

(39)

1. Pendidikan formal

Yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi

2. Pendidikan nonformal

Yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya berbentuk kursus-kursus. 3. Pendidikan informal

Yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel (1986:160), pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga.

Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai empat macam program pendidikan guru (Sahertian, 1994:68) yaitu :

1. Program gelar yang melalui jenjang Sarjana (S1) dengan lama studi 4-7 tahun.

2. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 Tahun (S2) 3. Program Doktor dengan lama studi 8-11 tahun (S3)

4. Program Non Gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut : a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun

(40)

Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas:

1. Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester.

2. Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah memperoleh 60 Sks dalam bidang non kependidikan.

3. Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan.

4. Akta IV dengan beban kresit 20 SKS ditempuh selama dua semester setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan.

5. Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160 SKS bidang studi di luar kependidikan.

E. Golongan Jabatan

Jabatan atau pekerjaan adalah satu kelompok dari tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Penggolongan dari jabatan seorang guru didasarkan pada ijasah pendidikan terakhir guru.

Jenjang kepangkatan menurut golongan ruangnya adalah sebagai berikut :

1. I/a : Juru Muda

(41)

4. I/d : Juru Tingkat I 5. II/a : Pengatur Muda

6. II/b : Pengatur Muda Tingkat I 7. II/c : Pengatur

8. II/d : Pengatur Tingkat I 9. III/a : Penata Muda 10.III/b : Penata Muda Tingkat I 11.III/c : Penata

12.III/d : Penata Tingkat I 13.IV/a : Pembina 14.IV/b : Pembina Tingkat I 15.IV/c : Pembina Utama Muda 16.IV/d : Pembina Utama Madya 17.IV/e : Pembina Utama

F. Masa Kerja Guru

(42)

memperoleh status. Guru yang bisa bernafas lega adalah guru yang merupakan pegawai negeri atau guru negeri serta guru yang telah diangkat menjadi guru tetap yayasan. Guru tidak tetap maupun guru honorer adalah guru yang masih harus memperjuangkan statusnya.

(43)

G. Kerangka Berpikir

1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan

Salah satu komponen dalam portofolio yang digunakan untuk menilai sertifikasi guru dalam jabatan adalah kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar maupun non gelar (D4/Post Graduate Diploma) baik di dalam maupun di luar negeri.

(44)

berbeda pula. Cara pandang inilah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi guru dalam memandang sertifikasi guru dalam jabatan.

Dalam uji Sertifikasi Guru Dalam Jabatan yang menentukan tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru tersebut mengikuti uji sertifikasi yaitu pendidikan gelar (S1/S2/S3) maupun non gelar (D4). Guru yang berpendidikan S1,S2,S3 maupun guru yang non gelar (D4) akan lebih mudah untuk memenuhi syarat-syarat uji sertifikasi guru dalam jabatan khususnya dalam hal kualifikasi akademik. Hal ini akan berbeda dengan guru yang berpendidikan dibawah S1 atau D4.

Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

Ha1 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan

ditinjau dari tingkat pendidikan.

2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru.

Penggolongan jabatan seorang guru itu didasarkan pada ijazah pendidikan terakhirnya. Pada umumnya guru-guru yang bekerja di Sekolah Menengah Atas paling rendah bergolongan III/a yaitu penata muda sampai pada tingkat golongan tertinggi yaitu IV/e atau pembina utama. Semakin tinggi golongan jabatan seorang guru maka semakin tinggi gaji yang diterimanya sehingga kesejahteraannya dapat terjamin

(45)

Faktanya setiap guru mempunyai golongan jabatan yang berbeda-beda sehingga tingkat kesejahteraan guru juga berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan guru maka semakin maksimal dalam menjalankan tugas mendidik karena guru tersebut tidak akan mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya. Dari adanya perbedaan golongan jabatan itu maka dimungkinkan juga adanya perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang lolos dalam uji sertifikasi akan mendapatkan satu kali gaji pokok sehingga guru akan lebih sejahtera, hal ini berbeda dengan guru yang tidak lolos uji sertifikasi

Berdasarkan penjelasan di atas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

Ha2 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan

ditinjau dari golongan jabatan guru.

3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja Guru.

(46)

telah lama mengajar, misalnya saja kemampuan menggunakan media pembelajaran yang baru misalnya penggunaan internet.

Adanya komponen-komponen sertifikasi guru dalam jabatan memungkinkan guru yang telah lama mengajar telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi dibandingkan dengan guru yang baru mengajar. Adanya perbedaan pengalaman mengajar guru tersebut maka akan menimbulkan cara pandang guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan akan berbeda pula. Berdasarkan uraian di atas, diturunkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha3 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan

(47)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif yang berupa studi kasus,

yaitu suatu penelitian yang terinci mengenai suatu subjek atau objek tertentu

selama kurun waktu tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya

dengan cukup mendalam dan menyeluruh (Umar, 2005: 23). Sehingga

kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku terbatas pada subjek atau objek yang

diteliti. Studi kasus dalam penelitian ini adalah pada guru-guru SD di Kecamatan

Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu SD Negeri dan Swasta di Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret 2008

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru-guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten

(48)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan,

tingkat pendidikan guru, golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.

D. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri

atau karakter yang sama. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh guru SD di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jumlah

populasi penelitian adalah 160 guru.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ini adalah tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan masa

kerja sebagai variabel bebas, dan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan sebagai variabel terikat. Berikut ini disajikan operasionalisasi

variabel penelitian:

1. Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat

pendidik untuk guru dalam jabatan melalui uji kompetensi dalam bentuk

penilaian portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang

menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang dicapai dalam

menjalankan tugas dalam interval waktu tertentu. Dalam peraturan Menteri

Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam

(49)

(b) pendidikan dan pelatihan; (c) pengalaman mengajar; (d) perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran; (e) penilaian dari atasan dan pengawas; (f)

prestasi akademik; (g) karya pengembangan profesi; (h) keikutsertaan dalam

forum ilmiah; (i) pengalaman organisasi di bidang ilmiah; dan (j)

penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Dimana ke-10

komponen portofolio tersebut, merupakan penjabaran dari kompetensi guru,

harus dipenuhi guru dengan cara mengumpulkan dokumen keprofesiannya

yang disusun dengan sistematika sebagaimana diatur dalam surat Ditjen

Pendidikan Tinggi Depdiknas tentang pedoman penyusunan portofolio.

Secara umum dimensi program sertifikasi guru dalam jabatan mencakup

empat kompetensi pokok guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut ini

disajikan tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap program

sertifikasi guru dalam jabatan:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan

No Dimensi Indikator Pernyataan

1 Kompetensi pedagogik

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral dan sosial

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

1

2

3

(50)

e. Mengembangan potensi peserta didik

f. Menguasai komunikasi secara efektif dan santun

g. Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi hasil belajar

h. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran 2 Kompetensi

kepribadian

a. Memiliki kepribadian sesuai dengan norma agama, norma sosial dan hukum

b. Memiliki pribadi yang jujur, berakhlak mulia

c. Memilki kepribadian yang stabil dan dewasa

d. Mempunyai etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi e. Menjujung tinggi kode etik

profesi guru 3 Kompetensi

sosial

a. Mampu bertindak objektif dan tidak diskriminatif

b. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik, orang tua dan masyarakat

c. Mampu beradaptasi dengan lingkungan dimana ia bekerja

d. Mampu berkomunikasi dengan sesama guru maupun dengan profesi lain 4 Kompetensi

profesional

a. Menguasai materi dan konsep mata pelajaran

b. Menguasai standar kompetensi mata pelajaran

yang diampu

c. Mengembangkan materi pelajaran

d. Melakukan tindakan reflektif

(51)

Masing-masing indikator tersebut di atas dalam penelitian ini akan

dinyatakan dalam bentuk pernyataan dan diukur dalam skala sikap dari skala

Likert: SS (sangat setuju) = 5, S (setuju) = 4, RR (ragu-ragu) = 3, TS (tidak

setuju) = 2, STS (sangat tidak setuju) = 1 untuk pernyataan positif.

Sedangkan untuk pernyataan negatif akan dinyatakan sebagai berikut: SS

(sangat setuju) = 1, S (setuju) = 2, RR (ragu-ragu) = 3, TS (tidak setuju) = 4,

STS (sangat tidak setuju) = 5.

2. Tingkat Pendidikan Guru

Tingkat pendidikan guru adalah taraf pendidikan formal yang telah

diselesaikan oleh calon guru secara berkelanjutan sebelum menjadi guru.

Berikut ini disajikan tabel pemberian skor terhadap variabel tingkat

pendidikan guru.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Guru

No. Tingkat Pendidikan Guru Skor

1. D2 1

2. D3 2

3. D4/S1 3

3. Golongan Jabatan Guru

Golongan jabatan guru adalah jabatan seorang guru yang didapatkan

berdasarkan pada ijasah pendidikan formal terakhir guru. Pemberian skor

(52)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Golongan Jabatan Guru

No. Golongan Jabatan Guru Skor

1. II/a 1

2. II/b 2

3. II/c 3

4. II/d 4

5. III/a 5

6. III/b 6

7. III/c 7

8. III/d 8

9. IV/a 9

10. IV/b 10

11. IV/c 11

12. IV/d 12

4. Masa Kerja Guru

Masa kerja guru adalah lamanya pengalaman mengajar seseorang setelah

menjadi guru. Masa kerja dihitung selama seseorang menjadi guru. Bagi guru

PNS masa kerja dihitung mulai dari diterbitkannya surat keterangan

melaksanakan tugas berdasarkan SK CPNS. Bagi guru non PNS masa kerja

dihitung selama guru mengajar yang dibuktikan dengan surat keputusan dari

Sekolah berdasarkan surat pengangkatan dari Yayasan. Berikut ini disajikan

pemberian skor masa kerja guru:

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Masa Kerja Guru

No Masa Kerja Guru Skor

1 2-4 tahun 1

2 5-7 tahun 2

3 8-10 tahun 3

4 11-13 tahun 4

5 14-16 tahun 5

6 17-19 tahun 6

7 20-22 tahun 7

8 23-25 tahun 8

(53)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat ditempuh

untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam

penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,

2002:128). Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi

guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan guru,

golongan jabatan guru, dan masa kerja guru.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk

mengungkapkan data sesuai dengan yang hendak diungkapkannya. Uji

validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu

daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pernyataan ini

pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Sebuah

instrumen dapat dikatakan valid bila dapat mengungkap data yang diteliti

dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel

(54)

rendah. Untuk pengujian validitas butir instrumen, dalam penelitian ini

menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Arikunto,

2002:146) yaitu :

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− =

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N rxy

Keterangan :

Rxy = koefisien korelasi X dan Y dengan taraf signifikan (α) = 5% N = jumlah subyek

ΣX = jumlah nilai (skor) maksimum pernyataan responden

ΣY = total nilai (skor) pernyataan responden

ΣX2 = jumlah skor kuadrat variabel X

ΣY2 = jumlah skor kuadrat variabel Y

Harga rxy menunjukkan koefisien antara dua variabel yang

dikorelasikan. Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid

atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :

Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat

dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal tersebut tidak valid.

Hasil Pengujian Validitas

Uji validitas ini menggunakan responden yang berjumlah 30 di luar sampel

penelitian, di mana db = n – 2. derajat kebebasan ini sebesar 28 (30 – 2),

sehingga rtabel dari 0,05 ; 28 = 0,239. uji validitas dilakukan dengan bantuan

program SPSS 11,5 for Windows. Adapun rangkuman dari hasil pengujian

validitas butir-butir pertanyaan kuesioner persepsi guru terhadap sertifikasi

(55)

Tabel 3.5

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,4369 Valid 2 0,239 0,4890 Valid

3 0,239 0,3084 Valid 4 0,239 0,5216 Valid 5 0,239 0,4488 Valid

6 0,239 0,4403 Valid 7 0,239 0,6168 Valid 8 0,239 0,4843 Valid 9 0,239 0,4851 Valid 10 0,239 0,5165 Valid 11 0,239 0,4120 Valid 12 0,239 0,3369 Valid 13 0,239 0,4993 Valid 14 0,239 0,3417 Valid 15 0,239 0,3760 Valid 16 0,239 0,4405 Valid 17 0,239 0,4841 Valid 18 0,239 0,4550 Valid 19 0,239 0,6583 Valid 20 0,239 0,4639 Valid 21 0,239 0,5323 Valid 22 0,239 0,5666 Valid 23 0,239 0,6333 Valid 24 0,239 0,7188 Valid 25 0,239 0,5671 Valid 26 0,239 0,6201 Valid 27 0,239 0,5893 Valid 28 0,239 0,6853 Valid 29 0,239 0,4343 Valid 30 0,239 0,4030 Valid 31 0,239 0,4838 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel

persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan menunjukkan bahwa ke

tiga puluh satu butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini

(56)

jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau

0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan

diperoleh bahwa keseluruhan nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang

lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel persepsi guru terhadap

sertifikasi guru dalam jabatan adalah valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen dikatakan reliabel jika instrumen

tersebut mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila datanya

memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali diambil,

hasilnyapun tetap akan sama. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas

instrumen, maka digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2002 :171) yaitu :

(

)

     −       −

=

2

1 2 11 1 1

σ

σ

b k k r Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan atau butir soal

Σσb2 = jumlah varians butir σ12 = varians total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Jika nilai koefisien alpha > 0,60 maka instrumen penelitian

(57)

maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunnally dalam Ghozali,

2006:42).

Uji reliabilitas instrumen penelitian :

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha-Cronbanch dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

11,5. Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan nilai koefisien alpha 0,9161 >

0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian

tentang persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menyajikan

data dari variabel sertifikasi guru dalam jabatan, tingkat pendidikan, golongan

jabatan, dan masa kerja dalam bentuk tabel. Pendeskripsian data dilakukan

dengan menghitung nilai mean, median, modus dan standar deviasi.

2. Pengujian Normalitas

a. Pengjian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang

diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji

normalitas menggunakan tes satu sampel Kolmogorov Smirnov, dengan

rumus sebagai berikut (Kohler, 1988:467):

(58)

Dimana :

D = deviasi max

F0 = distribusi frekuensi yang diobservasi

Fe = distribusi frekuensi komulatif teoritis

Bila nilai probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan >

taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel normal. Sedangkan

apabila nilai probalitias (p) yang diperoleh melalui perhitungan taraf

signifikan 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.

b. Pengujian Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan adanya kesamaan

varians kelompok – kelompok yang berdistribusi normal. Pengujian ini

dilakukan sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian. Uji

homogenitas ada beberapa cara. Dalam penelitian ini uji yang digunakan

adalah uji Levene tes ( Hair, 1998 : 74 ) dengan SPSS for windows.

Jika tidak terdapat perbedaan variansi di antara kelompok sampel,

maka dapat dikatakan sampel tersebut homogen atau sampel tersebut

berasal dari populasi yang sama (probabilitas > taraf signifikan 5%).

Sedangkan apabila ada perbedaan variansi di antara kelompok sampel,

maka dapat dikatakan sampel tersebut tidak homogen (probabilitas < taraf

signifikan 5%).

3. Pengujian Hipotesis

a. Rumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini ada tiga hipotesis yang dibuat dari variabel-variabel

(59)

1) Hipotesis 1

Ho1 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

Ha1 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

2) Hipotesis 2

Ho2 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

Ha2 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

3) Hipotesis 3

Ho3 : Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi

guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

Ha3 : Ada perbedaan persepsi guru terhadap program sertifikasi guru

dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

analisis varians (F-test), yaitu analisis varians klarifikasi tunggal (One

Way Anava). One Way Anava digunakan untuk mengolah data dengan

satu variabel. Cara pengujian nilai F, dilakukan sebagai berikut

(Arikunto, 2006:322):

1) Mengelompokkan data berdasarkan kategori.

(60)

Tabel 3.6

Tabel Persiapan Anava

Sumber

Variasi Jumlah Kuadrat (JK)

Derajat Kebebasan (d.b) Mean Kuadrat (MK) Kelompok (K) Dalam (d)

(

) (

)

N Y n X JK T K K K 2 2

= K T

d JK JK

JK = −

1 .b =Kd K

K N b

d. d = −

K K K b d JK MK . = d d d b d JK MK . =

Total (T)

(

)

=

N X X

JKT T2 T d.bt =N−1

Keterangan :

nK = jumlah subjek dalam kelompok

K = banyaknya kelompok N = jumlah subjek seluruhnya

(

)

N XT 2

= faktor koreksi yang muncul berkali-kali

3) Menghitung nilai-nilai yang dibutuhkan untuk mengisi tabel

persiapan Annava

a) Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK)

(

) (

)

N Y n X JK T K K K 2 2

=

b) Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKd)

K T

d JK JK

JK = −

c) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)

(

)

= N X X

JKT T2 T

d) Menghitung db kelompok (dbK)

1 .b =Kd K

e) Menghitung db Dalam (dbd) K

N b

(61)

f) Menghitung db Total (dbT)

1 .b =Nd t

g) Menghitung Mean Kuadrat Kelompok (MKK)

K K K b d JK MK . =

h) Menghitung Mean Kuadrat Dalam (MKd)

d d d b d JK MK . =

Yang menjadi tujuan akhir dari perhitungan Anava adalah menghitung

nilai Fo yang akan dibandingkan dengan tabel F.

Rumus Fo:

d K o MK MK F =

Nilai Fo dibandingkan dengan nilai F dengan rumus:

d.bF = d.bK lawan a.bd

Setelah didapatkan nilai Fo dan dibandingkan dengan tabel F, langkah

selanjutnya melakukan uji t. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat

perbedaan mean antara kelompok. Perbedaan t yang dimaksudkan

adalah: 2 1 2 1 1 1 n n MK M M t d o + − =

c. Penarikan Kesimpulan

Hipotesis penelitian akan diterima jika pada taraf signifikan 5% nilai Fo

> Ft dan sebaliknya jika pada taraf signifikan 5% nilai Fo < Ft maka

(62)

43 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2008.

Subjek penelitian ini adalah guru-guru pada 11 SD di Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul. Kesebelas SD tersebut adalah SD N Padokan 1, SD N

Padokan 2, SD N Kasihan, SD N Kasongan, SD Kanisius Kembaran, SD

Kanisius Padokan, SD N Ngrukeman, SD Muh Tamantirto, SD Muh Mrisi,

SD N Winongo, SD N Nirmala. Jumlah kuesioner yang disampaikan kepada

responden penelitian sebanyak 160 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali

sebanyak 155 kuesioner. Dari 155 kuesioner, sebanyak 150 kuesioner diisi

secara lengkap oleh responden sehingga dapat menjadi data penelitian.

Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang responden dari

masing-masing sekolah.

Tabel 4.1

Sebaran Responden Penelitian

Jumlah Kuesioner Nama Sekolah

Tersebar Kembali Tdk Lengkap Responden

SD N Padokan 1 20 20 0 20

SD N Padokan 2 10 10 0 10

SD N Kasihan 15 15 0 15

SD N Kasongan 15 15 0 15

SD K Kembaran 10 10 0 10

SD K Padokan 12 10 2 8

SDN Ngrukeman 12 12 0 12

SD Muh Tamantirto 15 12 3 9

SD Muh Mrisi 13 13 0 13

SD N Winongo 20 20 0 20

SD N Nirmala 18 18 0 18

(63)

Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini.

1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Tingkat Pendidikan Guru

Tabel 4.2

Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Guru

Tingkat Pendidikan Guru Nama Sekolah

D2 D3 D4/S1 S2 Jumlah

SD N Padokan 1 2 8 10 0 20

SD N Padokan 2 5 2 3 0 10

SD N Kasihan 2 3 10 0 15

SD N Kasongan 3 5 7 0 15

SD K Kembaran 2 3 5 0 10

SD K Padokan 2 2 4 0 8

SD N Ngrukeman 1 5 6 0 12

SD Muh Tamantirto 0 4 5 0 9

SD Muh Mrisi 0 6 7 0 13

SD N Winongo 2 8 10 0 20

SD N Nirmala 2 10 6 0 18

Total 22 55 73 0 150

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden berpendidikan

D2 sebanyak 22 orang (14,66%), berpendidikan D3 sebanyak 55 orang

(36,66%), dan berpendidikan D4/S1 sebanyak 73 orang (48,66%).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

(64)

b. Golongan Jabatan Guru

Tabel 4.3

Deskripsi Responden Menurut Golongan Jabatan Guru

Golongan Jabatan Guru Nama Sekolah

II/d III/a III/b III/c III/d IV/a Jumlah

SD N Padokan 1 1 2 3 2 0 8 16

SD N Padokan 2 1 1 2 2 0 3 9

SD N Kasihan 2 0 2 4 1 3 12

SD N Kasongan 3 2 3 1 2 3 14

SD K Kembaran 3 1 0 0 0 3 7

SD K Padokan 2 1 2 1 0 0 6

SDN Ngrukeman 2 1 2 0 1 6 12

SD Muh Tamantirto 3 0 0 1 1 0 5

SD Muh Mrisi 2 2 1 2 1 2 10

SD N Winongo 1 3 3 5 2 3 17

SD N Nirmala 3 1 5 2 2 4 17

Total 23 14 23 20 10 35 125

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden bergolongan

II/d sebanyak 23 orang (15,33%), bergolongan III/a sebanyak 14 orang

(9,33%), bergolongan III/b sebanyak 23 orang (15,33%), bergolongan

III/c sebanyak 20 orang (13,33%), bergolongan III/d sebanyak 10

orang (6,66%), dan bergolongan IV/a sebanyak 35 orang (23,33%).

Dengan demikian dapat di

Gambar

Tabel 4.12  Rangkuman Pengujian Hipotesis Variabel Penelitian ...................
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru terhadap Program
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Guru
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Masa Kerja Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan 11 Desember 2013 Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik 11 Desember 2013 Tanggal Pencatatan Saham pada BEI 12 Desember 2013 Sumber

Apa yang disampaikan oleh Emily Martin berdasarkan hasil penelitiannya nampaknya sejalan dengan pengalaman praktek layanan kesehatan yang dilakukan oleh Northrup

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang

mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang utama

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ethical leadership berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi di panti asuhan yang berada di bawah Dinas Sosial

Model YPR ini pada prinsipnya adalah suatu model keadaan tetap (steady state model), yaitu, model yang menggambarkan keadaan stok dan hasil tangkapan dimana.. pola

Nilai p-value dari wilks lambda yang didapatkan kurang dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa variabel durasi dan nilai kontrak mempunyai pengaruh signifikan terhadap model

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemecahan masalah tentang Mutu Pelayanan Petugas Rekam Medis Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Umum dan Pasien Askes