• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGAJARAN LANGSUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGAJARAN LANGSUNG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

....

KATAPENGANTAR

Alharndulillahirobbil'alarnin, puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul "PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KR.EATIF

DAN PEMECABAN MASALAH MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGAJARAN LANGSUNG" dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalarn rangka rnemenuhi persyaratan dalarn memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalarn kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

I. Bapak Prof. Dr. Sabat Saragih, M.Pd selako Ketoa Program Studi Pendidikan Matematika Pascas&:iana UNIMED sekaligus pembimbing I dan lbu Dr. lzwita

Dewi, M.Pd selaku pembimbing f1 ditengah-tengah kesibukannya telah

memberikan bimbingan, araban dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu rnemberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

2. Bapak Hasratuddin, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pcndidikan Matematika Pascasarjaoa UNIMED sekaligus narasumber yang telah banyak membantu dalam memberikan araban kepada penulis dalam penye!esaian tesis ini.

(2)

3. Bapak Dapot Tua Manullang, SE selaku Staf Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan semangat dan membantu penulis dahun penyelesaian tesis ini

4. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga. M.Pd; Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.Si., MM; selaku narasumber yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun unruk menjadikan tesis ini menjadi lebib baik.

5. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMEO.

6. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direk:tur I Program Pascasarjana UNIMEO.

7. Bapak Ors.H.Ahmad Bangun Nasution, MA. selaku Kepala Madrasah Ali)'ah Laooratorium lAIN SU Medan beserta seluruh dewan guru yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Ayahanda Tercinta Syafruddin Simamora, S.Pd dan Ibunda Jusraini Pasaribu

serta kakanda Yunita Simamora S.Pd, Adik-adikku tersayang Yurnedi Saputra, Yuni Haryati dan Yudi Arfani yang senantiasa memberikan motivasi dan doa. 9. Sahabat sepeljuangan terkhusus angkatan XlV Prodi Matematika (Lenny

Agustina Oaulay M.Pd dan Risna Mira Bella Saragih M.Pd) yang telah mernbcrikan dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada penulis.

I

I

.

10. Teman-temanku tersayang penghuni Beitasfar Kos (Gadie, Asra, Rika, Semi, Ida, Mami, Mila dan Eri) yang senantiasa selalu bersama didalam suka maupun duka.

1

1

iv

(3)

Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Dapakllbu serta saudarali, kiranya kita semua tctap dalam lindungon-Nya. Semoga tesis ini dapat bennanfaat bagi perltembangan dunia pendidikan khusu.snya matematika. Mungkin masih terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini, untuk itu pcnulis mengharapkllll sumbangan berupa pemikiran ytlllg terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun dem.i kesempumaan tesis ini.

Medan, September 2011 Penulis

YUMIRA SIMAMORA

(4)

I

1

I

I

I

I

-

·---ABSTRACT

YUMIRA SIMAMORA. The differences in Enhancement of Ability in Creative Thinking and Mathematics Problem-Solving between Students Given Problem-based Learning and Direct Teaching. Thesis. Medan: Mathematics Education Study Prognsm Postgrad~ &hool ofUnivenity of Medan, 2011

This study was aimed to determine the differences: (I) the enhancement of ability of creative thinking between students who were given problem-based learning with

students who were given direct instruction. (2) the enhancement of ability in math

problem~solving ability between students who were given problem-based learning with students wbo were given di..recl instruction (3) the pattern of answers that the

students make in solving problems in each lesson. This study was a

quasi-experimental research. The population of study was the students ofMadrasah Aliyah Laboratorium IAlN SU Medan with accreditation B. Random sample selection is done by randomizing the class. The instrument used consists of: (I) the test of ability of creative thinking (2) the test of problem-solving abilities, with the subject system oflinear equations. The tests used to obtain the data was the description. The data in

this study were analyzed using descriptive statistical analysis and inferential analysis. Descriptive analysis aimed to describe patterns of student answers on the modeJ of problem-based learning and direct instruction. Inferential data analysis perfonned by analysis of covariance (ANAKOVA). The results showed that: (1) there is a

difference in the enhancement of ability of creative thinking between students who

were given mathematics problem-based learning and those were given direct teaching. The average of the experimental group experienced the increasing 00:47 for ilie aspect of Fluency, flexibility aspec1 has increa!ed 0. 96, aspect of elabomion increased 0.94, Originality aspect has increased 1.46, while the whole aspect has increased 3.83. While the control group ill¢reased 0.07 tor the fluency aspect, flexibility aspect has increased 0.60, aspect oft he elaboration increased 0. 50, aspect of originality increased 0.97, while the whole aspect has increased 2.00. (2) there is a difference in enhancement of mathematics probtem-solving ability between students who were given problem-based learning and those who ~e given direct teaching.

The average of the experimental group in understanding the problem has increased 10.43, aspect of planning the problem-solving has increased 7.1, aspecr of

performing calculations bas increased 11.56, re-examining aspect has increased 6.06, while the whole aspect bas increased 29.17 .While aspects of the control group in understanding problem has increased 0.34, planning the problem-solving aspect has increased 4.37, the aspect of performing calculations has increased 5.67, re-examining aspect has increased 2.2, while the whole aspect has increased 12.57. (3}

The pattern of students' answen~ to the problem-based learning is better than direct

teaching . Based on these results, the researcher suggest that the model of problem-based teaming in Mathematics learning can be an alternative for Math teachers to improve their creative thinking and Mathematics students ptoblem solving as an alternative for implementing the innovative learning on Mathematics

(5)

ABSTRAK

YUMIRA SIMAMORA. Perbedaaa Peniagbtan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Pemeeaban Mualab Matematika AJatara Slswa Yang Diberi PeJDbelajaran BcrbuiJ Mualah Deagaa Peagajarall Lanpun.g. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Matematika Pescasarjana Unive~i1aS Negeri Medan, 20 II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan : (t) peningk.atan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pengajaran langsung. (2) pen.ingkatan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang diberi pembelajanm berbasis masalah dengan siswa yang diberi pengajaran langsung (3) pola jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaik.an masalah pada masing-masing pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini siswa Madrasah Aliyah Laboratorium lAIN SU Medan yang terakreditasi B. PemlUhan sampel dilakukan

secara random dengan mengacak.lcelas. lnsttumen yang d.igunakan terdiri dari: (1) tes kemampuan berpi.ldr kreatif (2) tes kemampuan pemecahan masalah, dengan pokok bahasan sistem persamaan linier. Adapun tcs yang digunakan untuk memperoleh data adalah berbentuk uraian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan meoggunakan analisis statistik deskriptif dan aaalisis inferensial. AnaJisis deskriptif ditujukan untuk meodeslcripsilcan pola jawaban siswa pada model pembelajaran berbasis masalah dan pengajanm langsq. Analisis inferensial data dilalrukan deugan analisis kovarians (ANA.KOVA). Hasil penelitian menunjuldum

bahwa : (I) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika

antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan pengajaran lang:Nng. Diperoleh rata4rata kelompok eksperimen aspek fluency mengalami

peninglcatan 0.47, aspek flexibility mengalami peningkatan 0,96, aspek elabotation mcngalami peningkatan 0,94, aspek originality t:nenealami peningkatan 1,46, sedangkan keseluruhan aspek mengalami pcningkatan 3,83. Sedangkan kclompok. kontrol aspek fluency mengalami peningkatan 0.07, aspek flexibility mengalami peningkatan 0,60, aspek elaboration mengalarni pening)catan 0,50, aspek originality mengalami peningkatan 0,97, sedangkan keseluruhan aspek mengalami peningkatan 2,00. (2) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah rnatematika antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan pengajaran langsung. Diperoleh rata-rata kelompok eksperimen aspek memahami masaJah mcngalami peningkatan 10,43, aspek. merencanakan pemecahan mengalami peninglcatan 7,1, aspek melakukan perhituogan mengalami peningkatan 11,56, aspek memeriksa kembali mengalami peningkatan 6.06. sedangkan keseluruhan aspek mengalami peningkatan 29,17. Sedangkan kelompok kontrol aspek memaharni masalah mengalami pen.ingkatan 0,34, aspek merencanakan pemecahan mengalami peningkatan 4,37, aspek melakukan perhitungan mengalami peningkatan 5,67, aspek memeriksa kembali mengalami peningkatan 2,2, sedangk.an kcseluruhan aspek mengalami peningkatan 12,57. (3) Pola jawaban siswa pada pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan pengajaran langsung_ Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran matematika dapat dijadikan alteroatif bagi guru matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir k:reatif dan pemecahan masalah

(6)

DAYI'ARISI

KATA PENGANTAR·--·-w-.. ~·-····-···-·"'"""'''"""'"'"'"'"""""'""'"'"' iii

DAFT AR lSI ... --·· .. - -... _ ... _...

n

DAFT AR T ABEL ... w ... - ... - - - - · - - · - · - - · - · - - . . . :r

DAFT AR GAMBAR--·-·-"""""""w"''"'"""'"'"'"'"'"'"-·· .. --.... ---.. - :r:vl DAFT AR LAMPIRAN .... - ... _ ... _... mii

BAD I PENDAHULUAN ... - .... - ... ---·-... 1

~-l.l.Latar Belakang Masalah ... . 1.2. ldenti fikasi Masalah. .. ... .... .. .. .. .. .. .. .. ... ... ... ... ... ll 1.3. Pembataan

Masalah...

11

1.4. Rwnusan

Masalah...

12

1.5. Tujuan Penelitian... 12

1.6. Manfaat Penelitian... 13

1.7. Defenisi Opetasi011al ... 14

BAD 11 KAJIAN PUST AKA ·--·-·--... -... 16

2.1 Bertik:irKreatif ... 16

2.1. 1 Pola Jawaban Siswa dalam Kemampuan Berpikir Kreatif 21 2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 23

(7)

J

'

2.2.1 Pola Jawaban Siswa DaJarn Kemampuan Pemecaban

Masalah ... 30

2.3 Pembclajaran Bcrbasis Masalah ... ... 32

2.3.1 Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah... 35

2.3.2 Tujuan Pembclajaran Bcrbasis Masalah ... 31

2.3.3 Langbh-langlcah Model Pembelajaran Berbasis Masalah... 38

2.4 Model Penpjaran f..angsung ... ... 40

2.5 Implementasi PBM pada Materi Sistem Persamaan Linear... 42

2.6 T eori Belajar Yang Mendukung ... 55

2.8 Ken~~~glca Konseptual... 62

2.9 Hipotesis Penelitian ... 10

BAD llJ METODE PENELITIAN ... w ... -.w•w ... -... 71

3.1 Tempat dan WaJctu Pene\itian... 71

3.2 Populasi dan Sarnpel... 71

3.3 Desa.in Penelitian ... 73

3.4 Defenisi Operasional Variabel Peoelitian... 86

3.5 Tahapan Pelalcsanaan Penelitian... 87

3.6 Prosedur Penelitian ... 88

3.7 Telchnik Pengumpulan

Data...

91
(8)

:3.8 Tekhnik Analisis

Data...

96

3.9 Jadwal Kegiatan... 108

BAB JV HASIL PENELlTIAN DAN PEMBAHASAN

w.w...

109

4.1 Hasil Penelitian tenta.l!g Kemampuan Be1pikir Kreatif... 109

4.1.1 Deskripsi Kemampuan Berpildr Kteatif ... ... I 10 4.1.2 Uji Nonnalitas

Data...

118

4.1.3 Uji Homogenitas Data... 122

4.1A Model Regresi Linear... 124

4. t .4.1 Uji lndependensi dan Uji Linieritas ... 124

4.1.4.2 Uji Kesamaan Dua Model Regresi... 131

4.1.4.3 Uji K«ejajaran Dua Model Regresi Linear... 133

4. t .4.4 Analisi Kovarians deapn Modifikasi Analisi Varians... 134

4.1.5 Keragaman PolaJawaban Tes Kemampuan Bet'pikir Kreatif Matematika ... ... ... . 137

4.2 Hasil Penelitian tentang Kemampuan Pemecahan Masatah ... 149

4.2.1 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah ... 149

4.2.2 Uji Normalilas Data... 172

4.2.3 Uji Homogenitas Data... 176

4.2.4 Model Regtesi Linear... 178

(9)

4.2.4.1 Uji Independensi dan Uji Liniaitas ... 179

4.2.4.2 Uji Kesamaan Oua Model Regresi... 1&6 4.2.-4.3 Uji Kesejaj1V811 Dua Model Regresi Linear... 188

4.2.4.4 Analisis K.ovarians dengan Modifilwi Analisi Varians... 189

4.2.7 Keragaman PolaJawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika... 192

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 221

4.3.1 FlktorPembel.Yaran ... 221

4.3.2 K.emampuan Berpikir KrecifMatematika... 227

4.3.3 Kemampuan Peme<:ahan Masalah Matematika... 231

4.3.4 Pola Jawaban Siswa ... 234

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 239

5.1 Simpulan... 241

5.2 Saran... 243

DAFTAR PUSTAKA - .. -···--.. ·--·---··-····-·---.. ·-·--.. - - . l4!i LAMP IRAN

(10)

-'

i

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Lalar Belakang Mualah

Peodidi.k:an adalah sarana dan alat yang tepat dalam membentuk masyarakat dan baogsa yang dicita-citakan. yaitu masyarakat yang berbudaya dan cerdas. Matematik.a merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dapat digunakan untuk mencapai tujwm tersebut. Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tabun 2006 tanggal23 mei 2006 tentang standar isi) telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan lcepada semua peserta didilc mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan beipikir Jogis, analitis, si6tematis, kritis, dan lcreatif, se11a kemampuan bcke!jasama.

(11)

2

dipcroleh siswa Indonesia pun sangat jelck. yakni hanya 397. Sedangkan rata-rata nilai seluruh negara yang disurvei 452. (Suchaini : Mei 20!0). Selain itu Mendiknas (2010) dari basil perolehan nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) juga menyebutkan, mata pelajaran Matematika menjadi sala.h satu mata pelajaran yang

angka ketidaklulusan.nya tinggi untuk jurusan IPS (l5,fl %) dan Agama (28,17 %). lni menunjukkan bahwa sistem pembelajaran dalam matematika perlu suatu inovas.i perubahan atau perbaikan.

Bertolak belakang dengan feoomena pembelajaran matematika saat ini yang masih bersifat teacher center dan siswa kurang diberi kesempat.an untu.k mengembangkan keterampilan berpikir, padahal sebarusnya institusi pendidikan memiliki peran dan tanggung jawab uotuk membekali peserta didik dengan kemampuan-kemampuan yang berguna bagi kehidupan merelca. Namun demikian, peran dan tanggung jawab tersebut tampaknya bel urn dilakukan secara optimal. Hasil penelitian McGregor (2007) menWljukkan bahwa sekitar dua pertiga orang di Amerika yang berusia 16 sampai 25 tahun menyatakan bahwa institusi pendidikan tidak membekali merelca kemampuan-kemampuan penting yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan. Kemampuan-kemampuan tersebut diantaranya adalah kemampuan berpikir k.reatif.

(12)

3

-_.

Tentu contoh soal di atas dapat dianggap sebagai aritmetika (sosial). Tetapi akan lebih mantap bi!a kita memandang soal di atas sebagai aljabat. Kcmudian kita membekali anak·anak kita dengan keterampilan dasar aljabar yang diperlukan. Secara aljabar, soal di atas dapal kita li.hat sebagai persoalan dengan

2 persamaan dan 2 vari.abel betum diketabui. Dengan penuh kesadata.n persoolan

di atas dapat diselesaikan dengan balk.

X+ y:::: 2.000.000

Dengan substitusi,

iY

+

y"' 2. 000.000 ~

iY :::

2. 000.000

~ y:; 1.200.000 Substitusikan y _, 1. 2 00. 000

X+ 1. 200.000 "" 2. 000.000

~x=800.000

,

1

Selisih ""y-x ~ 1.200.000- 800.000

=

400.000 (Selesai).

Cara di atas adalah cara fonnal tahap-tahap menyelesaikan sistem pefsamaan aljabar. Dimana mayoritas siswa menggunakan cara tersebut. Dengan metode pembelajaran yang kreatif seharusnya anak-anak dapat menguasai keterampilan di atas dengan bai.k. Dan keterampilan ini sangat penting sampai tingkat Ianjut.

Tentu saja kita dapat menye!esaikan soal di atas dengan berbagai macam. tri.k.

jb

+ ib""

z.ooo.ooo .,.

ib

=

2.000.000 • ib =

.oo.ooo (Selesai)

(13)

4

kurang memperhatikan proses berpikir kreatif dalarn pembelajarannya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa tingkat kreativitas anak-anak Indonesia berusia 10 tahun (dengan jumJah sampel 50 anak. di Jakana) adalah yang terendah di antara anak-anak seusianya dari 8 negara lainnya. ~ berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang terendah rata-rata skor tes kreativitasrtya adalah: Filipina, Ameri.ka Seri.kat, lnggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu., dan terakhir Indonesia. Padahal. menurut Silver (1997: 2), matematika sebagai domain intelek:tual berada pada peringkat atas dari domain intelek:tual apapun, yang digolongkan sesuai dengan tingkat di mana kreativitas jelas terlihat dalarn disiplin _ • yang berkaitan dengan ak:tivitas matematika. (Ward.ani:2009)

Oleb karena itu pembelajaran matematika memiliki sumbangan yaDg penting untuk perkembangan kemarnpuan berpilili kreatif dalam diri setiap individu siswa agar menjadi swnber daya manusia yang berkualitas. Salah satu tujuan pcmbelajaran matematika adalah siswa mentiliki kemampuan bei'Jiikir kreatif. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam kehidupa.n di era globalisasi dan era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diwamai dengan keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

(14)

5

Pengertian ini menwiju.kkan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin

tinggi, jika ia mampu menunjukkan banyak kennmgkinan jawaban pada suatu masalah. Semua jawaba.n itu barus scsuai dengan masaJah dan tepat. Selain itu jawaban harus bervariasi. Misalkan anak diminta memikirkan penggwwm yang tidak lazim dari benda sebari-hari. Sebagai contoh "seorang anak ditanya apa kegunaan sapu ijuk?". Jika jawaban anak meoyebut: untuk memukul ayam, main kuda-kudaan, untuk membuat rambut bonek.a. untuk menyumbat lubang, untuk menyaring air, atau membuat h.iasan. Jawaban itu menunjukkan variasi atau keberagaman. Jika ia menyebut untuk membersihkan lantai, menyapu halaman, rnembersihkan langit-langit, atau mengambil sampah, maka jawaban tersebut tidak menul\iukkan variasi meskip1111 banyak, karena semua menyangkut sapu ijuk untuk membemhkan sesuatu. Sebaliknya, ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang masili rendtth, karena i11 belum mampu menunjukk.an

banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah

Melihat kurangnya perhatian terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam matematika beserta implikasinya, maka pcrlu untuk memberikan pcrhatian lebih

pada kemampuan ini dalam pembelajaran matematib saat ini. Haltersebut karena kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan yang sangat penting dalam aktivitas pemecahan masalah yang merupakan aktivitas utama dalam matematika. Dalam kehidupan, tiap individu senantiasa menghedapl masal.ah. dalam sk.ala sempit maupun luas, sedemana m.aupun kompleks.

(15)

-6

perlu Wltuk menyelesaik.annya. Dalam pembetajaran di sek.olah siswa sering dihadapkan dengan masalah-masalah, terutama daJam pelajaran matematika. NCTM 1989 (Max dan Evan : 2003, 61) menulis bahwa pemecahan masalah merupakan fokus utama dari kurikulum matema.ti.lca.

Secara lebih spesiti.k Departemen Pendidikan Nasional tahun 2006 mengungkapkan salah satu tujUllll pembelajaran rnatematika tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madtasah Aliyah (MA) terdapat da1am standar lcompetensi mata pe!ajaran matematika SMA dBn MA yaitu sebagai berikut :

1. Memahami lronsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengapli.kasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melak.ulam manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau mel\ielaskan gagasan dan pemyataan matematilca

3. Memecahkan masalah yang meliputi kcmampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesalkan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4. Mengomunikasikan gagas.an dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

(16)

...

7

Dengan memperhatikan tujuan pembelajaran matematika tcrsebut, maka pembelajaran matematika difokuskan pada kecakapan sebagai berikut :

1. Kemampuan menggunakan konsep dan keterampilan m.atematis untuk memecahkan masalah (problem solving).

2. Menyampa..ikan idelge.gasan (cornmuni<;llt.ion).

3. Memberikan alasan induktif maupun dedulctlf untuk membuat, mempertahankan, dan mengevaluasi argwnen (reasoning).

4. Menggunakan pendekatan, keterampilan, alat, dan konsep untuk mendeskripsikan dan menganalisis data (representation).

5. Membuat pengaitan antar ide mau:matik, membuat model, dan mengevaluasi struktur matl:m.atika (conection).

(17)

-8

Dati basil observasi dan selama mengajar di kelas peneliti juga mendapatkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk pemecahan masalah. Salah satu materi yang di anggap sulit oleh siswa yaitu soal-soal matriks, sebagian siswa tidak memahami soal yaitu tidak mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal. Sebagai contolt : Disuatu toko harga ~

kg kopi dan 2 kg gula Rp.24.000,00 sedangkan harga 'h kg kopi dan 3 kg gula Rp. 24.000,00. Tentuk:an harga ~ kg kopi dan 2 leg gula pada toko tersebut!

Penyelesaian dari soal diatas diharapkan siswa menyelesaikannya dengan memodel.kan dahulu kedalam bentuk Jl'llltematika kemudian menyelesaikannya dengan menggunakan detenninan matriks. Namun kebanyakan siswa tidak bisa menyelesaikan soal tersebut kareiUI mereL:a sudah terbiasa menerima soal yang langsung berbentuk matriks. Jadi ketika soal dihadapk.an dengan bentuk cerita siswa bingung harus menyelesaikan yang mana. Sebagian siswa juga kewalahan membuat SPLDV (Sistem Persamaan Linear dua variabel), persamaan yang seharusnya adalah

i

x + 2y "' 24.000 dan ; x + 3y • 24.000. Sehingga siswa kewalahan meadapatkan pemecahannya.
(18)

I

-9

masalah amatlah penting bukan saja bagi mereka yang dikemudian hari akan mendalami matematika. melainkan juga begi mereka yang akan mc:nerapkannya baik dalam bidang srudi lain maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Pemecahan masa.lah dalam pcmbelajaran matematilca merupakan tujwm yang harus dicapai. Sebagai tujuan, diharapkan siswa dapat mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan serta kecukupan unsur yang diperlukan, merumuskaJI masalah dari situasi sehari-hari dalam matematika, menerapkan strategi untuk menye\esaikan becbagw masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di Juar matematika, menjelaskan atau mengintcrpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, menyusun model matematika dan menyclesaikannya untuk masalah nyata dan menggunakan matematika secara bermakna (meanillg{ul).

Sebagai implikasinya maka kemampuan pemecahan masalab hendaknya dimiliki o\eh semua anak yang be\ajar matematika.

Kenyataan menunju.kkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika ini boleh jadi ada kaitannya dengan pendekatan pen1belajaran yang dila1.'11lcan guru. Hasil penjajakan yang dilakuk.an Slamet (2006:13) menunjukkan bahwa umumnya proses pembelajaran matematik.a yang ditemuinya masih dilakukan secara biasa, drill, bahkan ceramah. Proses pembelajaran scpcrti ini hanya menekankan pada tuntutan pencapaian kurikulum daripada mengembangkan kemampuan belajar siswa. Oleh sebab itu, perlu dicari model maupun pendekatan pembelajaran yang mampu menlngkatkan lcemampuan pemecahan masalah matematika.

I

I

l

(19)

' .

'

10

Salah satu model pembelajaran yang k:reatif, inovatif dan efektif dalam meningkatk.an kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah ma.tematika siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Inna Nwmala (2006) "Ada peogaruh penggunaan metode k.ooperatif Tipe Nwnber Head Together (NHT) deogan pendekatan berbasis masalah terhadap kemampuan siswa dalam masalah matematilca".

Silver (dalam Watdani. 2009) mengemukakan bahwa pendekatan berbasis masalah dan pemecahan masalah penting dalam disiplln matematika dan hakekat dati cara berpikir m.ateruatika. Hal ini mengemulcakan bahwa ma.tematika ... . merupakan posing masalah dan pemecahan masalah. Pada dasamya siswa akan berbadapan dengan dua hal yaitu yang berkenaan dengan masalah-masalah yang mungkin dapat muncul atau diajukan dari sejumlah situasi yang dibadapi, dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.

Pada intinya pembelajaran berb83is masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata disajikan di awal pembelajaran. Kemudian masalah tersebut diselidiki untuk diketahui solusi penyelesaiannya. Menurut Winny dan Ernu (2010) penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada pokok bahasan Usaha dan Energi lebih efektif dalanJ meningkatkan keterampilan berpikir kreatif si:swa. Ausubel (dalam Rusetfendi, 1991: 291) juga menyarankan sebaiknya dalam pembelajaran digunakan pendekatan yang mengunakan metode pemecahan masalah, inquiri, ·.,

dan metode belajar yang dapat menumbuhkan berpikir kreatif dan laitis. Dengan adanya inovasi, terutarna dalam perbaikan metode dan cara menyajikan materi

I

(20)

. ..,.:..·.

11

pelajacan, diharapkan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas siswa dapat ditingkatkan.

Berdasarkan latar belakang di atas dirasakan perlu upaya mengungkap

apak:ah PBM dan pengajaran langsung memiliki perbedaan kontribusi terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematik.a. Hal itulah yang mendorong dilak:ukan suatu penelitian yang memfokuskan dari pada penerapan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa Madrasah Aliyah swasta.

l.l ldeneirdcui Mu•lah

Berdasackan latac belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat di identifikasikan beberapa pennasalahan sebagai berik.ut :

l. Hasil belajac matematika siswa rendah

2. Keterampilan berpikir kreatif siswa masih rendah

3. Kemampuan pemecahan masalalt siswa rendah

4. Metode pembelajaran yang kreatif, inovatif dan efektif jarang digunakan olehguru

5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah belum diterapkan di sekolah 6. Pola jawaban siswa dalam menyelesaikan soal-soal kreatif matematika

dan soal-soal pemecahan rnasalab matcmatika di kelas belum bervariasi

1.3 Pembatasan Masalah

(21)

...

12

dalam penelitian ini agar lebih fokus. Peneliti hanya meneliti tentang penggunaan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif. pemecahan masa.lah dan pola jawabao siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdas.ukan Jatar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

masalah penelitian yang akan diselidilci dalam penelitlan ini dapat dinunuskan sebagai berikut:

l. Apak.ah terda.pat perbedaan peninglcatan kemampuan bcrpikir kreatif antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pengajaran langsung?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pengajaran langsung?

3. Bagaimana pola jawaban yang dibuat siswa dalam meny~::lesaikan

masalah pada kemampuan berpildr kreatif dan pemecahan masalah?

1.5 Tujuan Penelitjaa

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan penelitian ini adalah:

(22)

2. Untuk mengetahui perbedaan peningk~ttan kemampuan pemecahan masa1ah matematika antara siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pengajaran langsWlg

3. Untuk mengetahui polajawaban y1111g dibuat siswa dalam menyelesaikan

masalah pada kemampuan betpildr kreatif dan pemecahan masalah.

1.6 Manfaat Peue6tiau

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

I. Bagi guru, untuk meningltatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan profesi guru serta mengubah pola dan silcap guru dalam mengajar yang semula berperan sebagai pembm infonnasi menjadi berperan sebagai fasi1itator dan mediator yang dinamis dengan

menerapkan pembelajaran berbasis masal.ah schingga kegiatan belajar mengajar yang dirancang dan dilak.sanakan menjadi lebih efektif, efisien,

..

kreatifdaninovatif

2. Bagi siswa, melalui model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kernampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika

3. Bagi peneliti, memberi gambaran atau infonnasi tentang peningkatan kernampuan berpildr kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa selama pembelajaran berlangsung dan variasi jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah pada masi.ng-masing pembelajaran.

(23)

14

1.7 Defeoisi Operasioo•l

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga tidak teljadi perbedaan penafsiran mak.a akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel itu :

1. Kernampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir secara bervariasi dan memililri betm.acam-macam kemungkinan penyelesaian tedtadap suatu

persoalan yang melibatkan dimensi kreativitas. yakni: a. Kelancaran (fluency)

b. Keluwesan atau fleksibilitas (jlexibi/Jry)

c. Kerincian atau elaborasi (elaboration)

d. Orisinalitas atau kepekaan (originality)

2. Kemampuan pemecahan rnasaJah maternatika adalah kernampuan siswa

dalarn menye!esaikan masalah matematika dengan memperhatikan proses

menemukan jawaban berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah, yaitu:

a. Memahami masalah.

b. Membuat rencana penyelesaian c. Melakukan perhitungan

d. Memeriksa kembali kebenaran jawaban

3. Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran dengan mengacu pada 5 langkah pokok :

(24)

...

15

c. Membimbing penyelidibn individual maupun kelompok d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan rnasalah

4. Pengajaran llmgsung adalah pembelajaran dimana guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, mendemonstra.sikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemabaman dan memberilum wnpan balik, memberilcan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

(25)

.,

.:...

5.1. Simpulan

BABV

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian selama pembelajaran berbasis masalah dengan menek:ankan pada kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika, diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam nunusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah sebagai berik.ut :

1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir k:reatif antara siswa

yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi pengajaran langsWlg. Hasil penelitian menWljukkan analisis varians kemampuan berpikir kreatif yaitu 70,43 lebih besar dari 4,00. Konstanta persamaan regresi Wltuk pembelajaran berbasis masalah yaitu 8,24 sedangkan pengajaran langsung 5,39. Secara deskriptif diperoleh rata-rata kelompok eksperimen aspek fluency mengalami peningkatan 0.47, aspek flexibility mengalam.i pen.ingkatan 0,96, aspek elaboration mengalami pcningkatan 0,94, aspek originality mengalami peningkatan 1,46, sedangkan keseluruhan aspek mengalarni peningkatan 3,83. Sedangkan kelompok kontrol aspek fluency mengalami peningkatan 0,07, aspek flexibility mengalarni peningkatan 0,60, aspek elaboration mengalami peningkatan 0,50, aspek originality mengalami peningkatan 0,97, sedangkan keseluruhan aspek mengalami peningkatan 2,00.

(26)

I

l

I

I

I

j

i I

!

I

l

I

!

I

i !

I

i

!

'

i

i I I

I

i

I

!

242

2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemccahan masalah antara

siswa yang diberi pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang diberi

pengajaran langsung. Hasi! penelitian menunjukkan analisis varians

kemampuan pemecahan masalah 77,80 lebih besar dari 4,00. Konstanta

persamaan regresi untuk pembelajaran berbasis masalah yaitu 47,65 sedangkan pengajaran langsung 22,31. Secara deskriptif diperoleh rata-rata kelompok eksperimen aspek memahami masalah mengalami

peningkatan 10,43, aspek merencanakan pemecahan mengalami

penin~tan 7,1, aspek melalcukan perhitungan mengalami peningkatan

1 1,56, aspdc memeriksa kembali mengalami peningkatan 6,06, sedangkan

keseluruhan aspek mengalami peningkatan 29,17. Scdangkan kelompok

kontrol aspek memahami masalah mengalami peningkatan 0,34, aspek

merencanakan pernecahan mengalami peningkatan 4,37, aspek melakukan

perhitungan mengalami peningkatan 5,67, aspe.k memeriksa kembali

mengalami peningkatan 2,2, sedangkan keseluruhan aspek mengalami

peningkatan 12,57.

3. Pola jawaban siswa pada pembelajanm berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan pengaj aran langsung. Aspek berpikir kreatif terdapat 4

skor indikator yang tertinggi dan pemecahan masalah juga tcrdapat 4 skor

(27)

I

I

i I r ! I

I

i

I

i

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

I

i

r I

I

l

I

...

.,...

.

,-243

5.2. Saran

Berdasarkan basil penelitian, pembelajaran berbasis ma.salah yang diterapbn pada kegiatan pembelajaran memberikan hal-hal penting uotuk perbaikan. Untuk itu pene!iti menyarankan beberapa hal berikut :

1. Bagi guru matematika

a. Pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran matematika yang menekankan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa dapat dijadikan sebagai salah satu altematif untuk menerapkan pembelajaran matematib yang innovatif khususnya dalam mengajarkan materi sistem persamaan linear

b. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan pembelajaran berhasis masalah pada pokok bahasan sistem persamaan linear

c. Diharapkan guru perlu menamhah wawasan tentang teori-teori pembelajaran dan model pembelajaran yang innovatif agar dapat melaksanakannya dalam pernbelajaran maternatika sehingga pembelajaran biasa secara sadar dapat ditinggalkan sebagai upaya peningk.atan basil belajar siswa.

2. Kepada Lembaga terkait

(28)

. ~

244

lembaga terkait dengan harapan dapat meningkatkan ha:sil belajar matematika siswa, khususnya meningkatkan kemampW111 berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa.

b. Pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan sebagai salah satu altematif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan

masalah matematika siswa pada pok.ok bahas1111 sistem persamaan linier sehingga dapat dijadi.kan masukan bagi sekolah untuk dikembangk.an sebagai strategi pembelajaran yang efek.tif untuk pokok bahasan matematika yang lain .

3. Kepada peneliti lanjutan

a. Melakukan penelitian lanjutan yang bisa mcngkaji aspek Jain secara terperinci dan benar-benar diperhatikan kelengkapan pembdajaran agar aspek yang belum tcrjaogkau da\am penelitian ini dipcrolch secara maksimal

b. Untuk pembelajaran setiap materi, kiranya diakhiri dcngan proses konfirmasi atau refleksi untuk mendapatkan kesimpulan konsep maternatis yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan Jatiban urrtuk memperkuat pemahaman

c. Rancanglah perangkat pembelajaran dengan efektif, sesuaikan dengan alokasi waktu yang harus dicapai.

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari aspek keuangan yang ditinjau dari nilai kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta tahun 2002 memperoleh nilai 24,75 sedangkan pada tahun 2003 memperoleh

Keberhasilan sebuah bisnis perhotelan dalam meraih kepuasan pengguna jasanya pada tahap awal ditentukan antara lain oleh keunggulan produknya, oleh karena sebagian besar

Berdasarkan analisis statistik kelangsungan hidup ikan nila selama 30 hari perlakuan pakan (Lampiran 2) menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P&gt;0,05) antara

Total accrual dari sebuah perusahaan merupakan proksi dari sebuah kebijakan akuntansi akrual yang mengarah pada tindakan earnings management, hal ini karena kebijakan yang

1) Tahap pertama persiapan, yang meliputi: a) dalam segi materi pembelajaran CIRC dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran kelompok, b) menetapkan siswa dalam

Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang signifikan antara serum GP73 dengan derajat fibrosis hati pada hepatitis B dan C.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan metode Bamboo Dancing dalam pembelajaran IPA daur air pada

Statistical Downscaling Model Based-on Support Vector Regression to Predict Monthly Rainfall: A Case Study in Indramayu District.. Agus