• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEABSAHAN PERKAWINAN AYAH TIRI DENGAN ANAK TIRI (MUSYAHARAH) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEABSAHAN PERKAWINAN AYAH TIRI DENGAN ANAK TIRI (MUSYAHARAH) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM ISLAM."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv

KEABSAHAN PERKAWINAN AYAH TIRI DENGAN ANAK TIRI (MUSYAHARAH) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM ISLAM

ABSTRAK

Perkawinan Islam diatur sedemikian rupa agar manusia dapat menjalani perkawinan yang benar sesuai tuntunan Islam. Pada kondisi saat ini banyak permasalahan-permasalahan yang timbul dalam suatu perkawinan dengan menentang syarat-syarat perkawinan. Islam sangat memperhatikan mengenai larangan perkawinan, terutama larangan perkawinan dengan sesama mahram sebab musyaharah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menentukan mengenai keabsahan dan memperoleh kepastian mengenai akibat hukum perkawinan ayah tiri dengan anak tiri (musyaharah) menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Islam.

Penulisan hukum ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian dititik beratkan pada penggunaan data sekuder, yang mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Penelitian dilakukan dengan meneliti ketentuan-ketentuan mengenai keabsahan perkawinan ayah tiri dengan anak tiri (musyaharah) menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut maka anak hasil Nikah Wisata tersebut kedudukannya adalah anak luar perkawinan dan menurut Pasal 43 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Perkawinan antara bibi dan keponakan menjadi batal demi hukum menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Islam, namun berdasarkan Pasal 28

Sebagai kerangka teori dalam tesis yang membahas tentang akibat hukum perkawinan yang tidak dicatatkan ketika salah satu pihak meninggal dunia menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Rachardi, Muhammad, Akibat Hukum Pernikahan Yang Tidak Dicatatkan menurut Perspektif Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Skripsi Program Sarjana, Medan : Program

Sehubungan dengan pengaturan tentang perkawinan anak di bawah umur tanpa izin orang tua dalam Fiqih Islam, Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun

perkawinan selain diatur dalam hukum Islam juga merupakan tambahan dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan maupun Kompilasi Hukum Islam, tentang

Akibat Hukum Pernikahan Sirri ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, Nikah sirri yang tidak tercatat pada Pejabat

Permasalahan dalam tesis ini adalah aturan hukum antara Hukum Kanonik Katolik dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengenai pembatalan perkawinan dan akibat