PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN
GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI
MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
Lasliana Harahap 0900589
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA
Oleh
Lasliana Harahap
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Lasliana Harahap 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto
kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
LASLIANA HARAHAP
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI
KESETIMBANGAN KIMIA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Harry Firman, M.Pd NIP. 195210081974121001
Pembimbing II
Dr. Hernani, M.Si NIP. 196711091991012001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK
MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN
KIMIA” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2014
Yang membuat pernyataan,
Lasliana Harahap NIM. 0900589
ABSTRAK
Banyak siswa yang merasa kesulitan belajar kimia karena mengalami miskonsepsi, seperti halnya pada konsep kesetimbangan kimia. Oleh karena itu, miskonsepsi siswa perlu diidentifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia. Berdasarkan hasil uji validitas isi dengan CVR, diperoleh 36 butir soal yang memenuhi kriteria validitas. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang melibatkan 34 siswa SMA kelas XI, diperoleh 13 butir soal dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,723. Butir-butir soal tersebut termasuk dalam kategori reliabilitas diterima, artinya instrumen tes diagnostik yang dikembangkan dapat diterima dan diandalkan dengan baik. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas diaplikasikan kepada 56 siswa SMA kelas XI yang telah mempelajari materi kesetimbangan kimia di salah satu sekolah swasta di kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan dapat mengidentifikasi miskonsepsi-miskonsepsi yang dialami siswa pada materi kesetimbangan kimia, seperti; ketika harga Qc<Kc reaksi berlangsung spontan ke arah reaktan (37,5%); penambahan konsentrasi reaktan
pada fasa gas tidak mempengaruhi kesetimbangan (35,7%); pada reaksi kesetimbangan, peningkatan tekanan gas tidak mempengaruhi konsentrasi produk dan reaktan, perbandingan koefisien reaksi tidak sama (23,2%); pada reaksi kesetimbangan penambahan katalis meningkatkan jumlah produk (39,3%).
Kata kunci: Tes Diagnostik, Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat, Miskonsepsi, Kesetimbangan Kimia.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, kekuatan serta kesehatan yang luar biasa. Solawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada ruh junjungan kita Nabi Muhammad SAW, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Instrumen Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada
program studi pendidikan kimia di fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan
alam universitas pendidikan indonesia. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk menghasilkan
suatu instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang berfungsi untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia dengan menggunakan
kunci determinasi miskonsepsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini, masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan, serta penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini.
Bandung, Juni 2014
Penulis,
Lasliana Harahap
UCAPAN TERIMAKASIH
Rasa syukur yang utama penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, hidayah, petunjuk dan pertolongan-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan sekripsi ini tidak lepas juga dari bantuan, dukungan serta doa yang diberikan berbagai pihak. Dengan segala ketulusan dan keikhlasan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Harry Firman, M.Pd. selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Hernani, M.Si. selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, saran, ilmu serta motivasi kepada penulis.
2. Kedua orang tua penulis, Bapak Jamaluddin Harahap dan Ibu Hotnida Dasopang, yang
sampai saat ini selalu mendo’akan, memberikan perhatian, dukungan, serta kasih sayang
yang tak terhingga.
3. Para pakar, Dr. Harry Firman, M.Pd., Dr. Hernani, M.Si., Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si., Dr. Nahadi, M.Pd. M.Si., Dr. H. Sjaeful Anwar, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menilai validasi isi instrumen penulis.
4. Bapak Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia, Ibu Dr. Hernani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.
5. Bapak Dr. Momo Rosbiono, M.Pd. M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Guru kimia, khususnya Ibu Nurlailetty Nasution, S.Pd. dan Staf SMA BPI 1 Bandung yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian, serta siswa-siswi kelas XI yang turut berpartisipasi selama penelitian.
7. Teman-teman yang selalu membantu dan memberikan dorongan yang positif, terkhusus untuk Rahmat Muttaqin Siregar, Septhenia Bantong, Nelsa Mustamu, dan Mashudi, juga seluruh pihak yang terlibat yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan yang diberikan dengan pahala yang terbaik.
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Deskripsi Materi Kesetimbangan Kimia ... 1. Kesetimbangan Kimia ... 2. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen ... 3. Tetapan Kesetimbangan Kc ...
4. Tetapan Kesetimbangan Kp ...
5. Kuosien Reaksi ... 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan ... F. Studi tentang Miskonsepi pada Materi Kesetimbangan Kimia ...
30
BAB III METODE PENELITIAN ...
A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... B.Metode Penelitian ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A.Hasil Penelitian ... 1. Butir-Butir Soal Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 2. Validitas dan Reliabilitas ... 3. Kunci Determinasi Miskonsepsi... 4. Miskonsepsi Kelas XI di Salah Satu SMA Swasta Bandung ... B.Pembahasan ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Nilai Minimun CVR Uji Satu Pihak (p = 0,5)………... 22 2.2. Pedoman Penafsiran nilai Alpha Cronbach ………... 24 3.1. Persentase Pola Respon Siswa dari Setiap Tes Diagnostik
Miskonsepsi ……….. 47
3.2. Klasifikasi Kombinasi Jawaban Siswa ……… 48
4.1. Butir-Butir Soal Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat ……. 49
4.2. Kunci Determinasi Miskonsepsi pada Materi Kesetimbangan
Kimia ……… 55
4.3. Hasil Jawaban serta Persentase Kombinasi Pilihan Setiap Respon
Siswa ……….... 68
4.4. Daftar Miskonsepsi Siswa Kelas XI yang Teridentifikasi pada
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Pola Umum Pengembangan Butir Soal Pilihan Ganda Dua
Tingkat ………... 19
2.2. Peta Konsep Kesetimbangan Kimia ……….. 37
3.1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode R&D ……….. 38 3.2. Langkah-Langkah R&D yang Digunakan dalam Penelitian …….. 39
3.3. Alur Penelitian ……….. 40
3.4. Desain Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat ………. 43 4.1. Persentase Miskonsepsi Siswa pada Materi Kesetimbangan
Kimia ……….... 70
4.2. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Kesetimbangan Dinamis …………... 73
4.3. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Kesetimbangan Homogen ………. 74
4.4. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Kesetimbangan Heterogen ………... 75
4.5. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Hukum Kesetimbangan ………... 76
4.6. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Tetapan Kesetimbangan ……….. 77
4.7. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Kuosien Reaksi ……….. 78
4.8. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Tetapan Kesetimbangan KP ………. 79
4.9. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Azas Le Chatelier ……… 80
4.10. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.11. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Faktor Suhu Kesetimbangan Kimia ……….. 82 4.12. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami
Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Faktor Volume Kesetimbangan Kimia ………. 83 4.13. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami
Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
pada Konsep Faktor Tekanan Kesetimbangan Kimia ………. 84 4.14. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Tidak Mengalami
Miskonsepsi, Mengalami Miskonsepsi, dan yang Tidak Paham
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN A ...
1. Soal Tes Esai ... 2. Soal Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Uji Reliabilitas ... 3. Soal Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 4. Kunci Jawaban Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Uji Reliabilitas ... 5. Kunci Jawaban Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat ...
104
1. Deskripsi Konsep dan Konsep Alternatif Kesetimbangan Kimia ... 2. Miskonsepsi Kesetimbangan Kimia Berdasarkan Kajian Jurnal ... 3. Pola Instrumen Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 4. Hasil Validasi ... 5. Hasil dan Perhitungan Reliabilitas ...
115
1. Surat Izin Penelitian ... 2. Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ... 3. Dokumentasi Penelitian ...
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Banyak siswa yang merasa kesulitan belajar kimia karena mengalami miskonsepsi, seperti halnya pada konsep kesetimbangan kimia. Oleh karena itu, miskonsepsi siswa perlu diidentifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia. Berdasarkan hasil uji validitas isi dengan CVR, diperoleh 36 butir soal yang memenuhi kriteria validitas. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang melibatkan 34 siswa SMA kelas XI, diperoleh 13 butir soal dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,723. Butir-butir soal tersebut termasuk dalam kategori reliabilitas diterima, artinya instrumen tes diagnostik yang dikembangkan dapat diterima dan diandalkan dengan baik. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas diaplikasikan kepada 56 siswa SMA kelas XI yang telah mempelajari materi kesetimbangan kimia di salah satu sekolah swasta di kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan dapat mengidentifikasi miskonsepsi-miskonsepsi yang dialami siswa pada materi kesetimbangan kimia, seperti; ketika harga Qc<Kc reaksi berlangsung spontan ke arah reaktan (37,5%);
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
that experienced by students in learning the chemical equilibrium, such as; when the value of Qc<Kc the reaction is going on towards the reactants spontaneously (37.5%); the increasing concentrations of the reactants in the gas phase does not affect the equilibrium (35.7%); in the equilibrium reaction, an increase in the gas pressure does not affect the concentration of products and reactants, the comparison coefficient of reaction is not the same (23.2%); in the equilibrium reaction, the addition catalyst increase the number of products(39.3%).
Keywords: Diagnostic test, two-tier multiple choice diagnostic test,
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Kenyataan yang terjadi bahwa dalam proses pembelajaran di
kelas, siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi dan mengaplikasikan informasi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari (Suyanti, 2010).
Dalam pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui pengembangan dan keterampilan proses serta sikap ilmiah
(Mulyasa dalam Suyanti, 2010). Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang
harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan
salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa (Suyanti, 2010).
Pembelajaran yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang secara terencana
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal (Suyono, 2009).
Dalam pembelajaran yang terjadi di kelas, guru merupakan pihak yang paling
bertanggung jawab atas hasilnya (Arikunto, 2012). Oleh karena itu, diharapkan siswa
dapat mencapai kemajuan secara maksimal dalam proses belajar. Dalam
pelaksanaannya proses belajar tidak luput dari permasalahan-permasalahan yang
ditemui ketika melaksanakan proses tersebut (Samudra, 2014). Siswa sering
menghadapi kesulitan atau masalah dan membutuhkan bantuan serta dukungan dari
lingkungan sekitarnya untuk menyelesaikan kesulitan atau masalah tersebut
2
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu kesulitan siswa dalam belajar yaitu memahami konsep-konsep
kimia. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar kimia dapat
menimbulkan atau memicu terjadinya miskonsepsi (Mursalin, 2012). Banyak siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep kimia dan memiliki banyak
miskonsepsi (Demìrcìoğlu et al, 20004 dalam Demìrcìoğlu et al., 2013). Dikarenakan
kimia merupakan pelajaran yang banyak mempelajari konsep yang abstrak seperti
konsep kesetimbangan kimia (Adaminata dan Marsih, 2011). Kesetimbangan kimia
merupakan subjek dasar dalam kimia (Şendur et al., 2010). Kesetimbangan kimia
juga merupakan salah satu konsep kimia yang sering diteliti. Hal ini dikarenakan
bahwa kesetimbangan kimia dianggap sebagai salah satu konsep yang sangat sulit
untuk diajarkan dan dipelajari karena berkaitan dengan beberapa konsep kimia
lainnya seperti oksidasi-reduksi, asam dan basa, laju reaksi dan kesetimbangan
larutan (Yildirim et al. dalam Demìrcìoğlu et al., 2013).
Hasil penelitian dalam literatur menunjukkan bahwa banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi pada materi kesetimbangan kimia (Demìrcìoğlu et al., 2013; Şendur et al., 2010; Febliza, 2011; Yuliatiningsih, 2013; Purtadi dan Sari, 2012; Salirawati, 2010). Oleh sebab itu, jika siswa mengalami miskonsepsi dalam
kesetimbangan kimia, miskonsepsi ini akan mengganggu pelajaran selanjutnya
(Şendur et al., 2010). Berikut beberapa miskonsepsi yang ditemukan dalam literatur,
diantaranya: konsentrasi semua zat sama pada keadaan kesetimbangan; nilai tetapan
kesetimbangan meningkat dengan bertambahnya laju reaksi.
Menurut Paul Suparno (2005), miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak
sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Beberapa peneliti cenderung
menggunakan istilah konsep alternatif, karena dengan istilah itu menunjukkan
3
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika tidak ditanggulangi dengan benar, miskonsepsi akan berdampak buruk
pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan pengembangan tes
yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi kimia (Salirawati, 2010).
Beberapa peneliti telah mengembangkan tes pendeteksi miskonsepsi kimia,
seperti peta konsep oleh Novak pada tahun 1996, wawancara oleh Carr pada tahun
1996, dan tes diagnostik pilihan ganda oleh Treagust pada tahun 1995 (Tüysüz,
2009).
Salah satu jenis tes diagnostik pilihan ganda yaitu tes diagnostik pilihan ganda
dua tingkat. Penelitian penggunaan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat (two-tier
multiple choice) ini pertama kali dikembangkan oleh Treagust pada tahun 1987. Tes
yang dikembangkan berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari dua tingkat. Tingkat
pertama terdiri dari dua atau tiga pilihan jawaban. Pada tingkat kedua terdiri dari
empat atau lima alasan yang mengacu pada jawaban tingkat pertama. Hal tersebut
didukung oleh penelitian yang dilakukan Tan dan Treagust (1999) serta Tan et al.
(2005).
Tüysüz (2009) mengungkapkan bahwa pertanyaan menggunakan tes pilihan
ganda dua tingkat memiliki kelebihan utama dibandingkan dengan tes pilihan ganda
satu tingkat yang konvensional. Penggunaan tes pilihan ganda dua tingkat dapat
mengurangi kesalahan dalam pengukuran. Dalam pertanyaan tes yang konvensional
dengan lima pilihan, ada kemungkinan 20% siswa menebak jawaban dengan benar.
Benarnya jawaban karena penebakan ini harus diperhitungkan sebagai kesalahan
dalam pengukuran, sedangkan pada pertanyaan pilihan ganda dua tingkat jawaban
hanya dianggap benar jika kedua tingkatan pertanyaan dijawab dengan benar. Dari
hal tersebut kemungkinan siswa menjawab pertanyaan menebak dengan benar dari
lima pilihan pada tingkat pertama dan lima pilihan pada tingkat kedua hanya 4%.
Kelebihan kedua two-tier adalah bahwa hal itu memungkinkan untuk memeriksa dua
4
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pilihan yang tepat, dan pada tingkat kedua siswa diminta untuk memilih alasan yang
sesuai (Tüysüz, 2009).
Materi yang dipilih dalam penelitian pengembangaan tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat ini adalah materi kesetimbangan kimia. Seperti yang telah
diuraikan di atas bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep
kesetimbangan kimia sehingga dapat mengakibatkan timbulnya miskonsepsi siswa.
Penggunaan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada kesetimbangan
kimia telah dilakukan oleh beberapa peneliti untuk mendeteksi terjadinya
miskonsepsi pada peserta didik. Seperti Yuliatiningsih (2013) yang menggunakan tes
pilihan ganda dua tingkat, pada tingkat pertama dan tingkat kedua sama-sama terdiri
dari lima pilihan jawaban dan lima pilihan alasan dengan satu alasan terbuka. Tes
tersebut diaplikasikan pada siswa SMA kelas XII IPA Yogyakarta. Bentuk tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat juga digunakan dalam penelitian Demìrcìoğlu et
al. (2013), pada tingkat pertama terdiri dari tiga pilihan jawaban dan tingkat kedua
terdiri dari empat pilihan alasan. Tes tersebut diaplikasikan pada calon guru Fatih
Faculty of Education di KTU (Karadeniz Technical University). Selanjutnya,
Rosidah (2012) juga menggunakan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada “Penggunaan Two-tier Test untuk Mengevaluasi Pemahaman Konsep Kesetimbangan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batu/Yuli Ainun Rosidam”,
tingkat pertama terdiri dari tiga pilihan jawaban dan tingkat kedua terdiri dari lima
pilihan alasan.
Dalam penelitian ini, pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda
dua tingkat yang dikembangkan memodifikasi aturan pengembangan Tan et al.
(2005). Peneliti mengembangkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat,
pada tingkat pertama terdiri dari tiga pilihan jawaban dan pada tingkat ke dua terdiri
5
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi kesetimbangan kimia sudah pernah dilakukan peneliti lain, namun belum
banyak dilakukan di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk mengungkap lebih
banyak miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia secara detail. Dari
informasi tersebut, miskonsepsi-miskonsepsi yang dialami siswa dalam materi
kesetimbangan kimia dapat terungkap dengan mengembangkan tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat ini, sehingga sedini mungkin miskonsepsi siswa dapat diremediasi.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, bahwa miskonsepsi jika
tidak ditanggulangi dengan benar akan berdampak buruk pada hasil belajar siswa dan
dapat mempengaruhi pelajaran selanjutnya. Dengan menggunakan tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat ini dapat diperoleh apa saja miskonsepsi yang dimiliki
siswa pada materi kesetimbangan kimia. Adapun rumusan masalah umum dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia?”.
Berkaitan dengan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah khusus dari
penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan
untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa SMA kelas XI memenuhi kriteria
6
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apa saja miskonsepsi siswa SMA kelas XI yang teridentifikasi pada materi
kesetimbangan kimia melalui instrumen tes diagostik pilihan ganda dua tingkat
yang dikembangkan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah instrumen tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi
kesetimbangan kimia yang memenuhi kriteria yang baik dilihat dari segi validitas isi
dan reliabilitasnya. Selain itu, penelitian ini juga dapat mengungkap miskonsepsi
siswa SMA kelas XI di salah satu sekolah swasta di Bandung pada materi
kesetimbangan kimia dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi.
D. Manfaat Penelitian
Informasi yang diperoleh dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, seperti bagi
siswa, bagi guru, dan peneliti lain.
1. Manfaat Bagi siswa
Diharapkan siswa dapat memperbaiki miskonsepsi yang dialaminya pada materi
kesetimbangan kimia, sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya
dalam memahami konsep tersebut.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Guru diharapkan dapat mengetahui miskonsepsi siswa pada materi
kesetimbangan kimia sehingga guru dapat melakukan tindak lanjut
7
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Tes diagnostik yang dikembangkan dapat memberikan salah satu alternatif
alat evaluasi yang dapat memandu guru untuk menggunakan dan
mengembangkan sendiri instrumen evaluasi tes diagnostik sejenis,
khususnya dalam pembelajaran materi kesetimbangan kimia.
3. Manfaat Bagi Peneliti Lain
Sebagai informasi untuk pengembangan dan penerapan model tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat pada materi kimia yang lain.
E. Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah yang terkait yang dibahas dalam penelitian ini dipaparkan
sebagai berikut:
1. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah pertanyaan pilihan ganda dua
tingkat yang dapat menentukan konsepsi alternatif siswa. Pada tingkat pertama
terdapat pilihan jawaban dan tingkat kedua terdapat pilihan alasan dari jawaban
pada tingkat pertama (Tuysuz, 2009). Pada penelitian ini, tingkat pertama dari tes
diagnostik yang dikembangkan terdiri dari tiga pilihan jawaban dan tingkat kedua
terdiri dari enam pilihan alasan.
2. Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah
atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. Beberapa peneliti
lebih suka menggunakan istilah konsep alternatif, karena hal itu menunjukkan
keaktifan dan peran siswa mengonstruksi pengetahuan mereka (Suparno, 2013).
Miskonsepsi yang diungkap pada penelitian ini adalah miskonsepsi pada materi
kesetimbangan kimia. Miskonsepsi diidentifikasi berdasarkan pola respon siswa
dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi pada materi kesetimbangan
8
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kunci determinasi miskonsepsi adalah uraian keterangan tentang pola respon
siswa pada tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat. Setiap pola respon
menunjukkan apakah siswa tersebut mengalami miskonsepsi atau tidak. Kunci
determinasi disebut juga kunci identifikasi (Firmanwibi, 2012).
F. Struktur Organisasi
Berikut adalah penjabaran mengenai urutan penulisan skripsi dari setiap bab
dan sub bab. Skripsi ini terdiri atas lima bab, yaitu bab I pendahuluan; bab II kajian
pustaka; bab III metodologi penelitian; bab IV hasil penelitian dan pembahasan; serta
bab V kesimpulan dan saran.
Bab I sebagai bab pendahuluan dalam melakukan penelitian, memuat enam sub
bab yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan struktur organisasi. Pada latar
belakang penelitian di paparkan mengenai permasalahan yang terjadi dalam siswa
sehingga dapat menimbulkan atau memicu terjadinya miskonsepsi. Pada sub bab
identifikasi dan rumusan masalah dijabarkan tentang permasalahan yang
teridentifikasi dari latar belakang yang telah diuraikan. Selanjutnya masalah yang
teridentifikasi tersebut dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah. Pada sub bab
tujuan penelitian dijelaskan tentang tujuan dilakukannya penelitian. Pada sub bab
manfaat penelitian dijelaskan manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan
baik bagi siswa, guru, maupun peneliti lain. Sub bab struktur organisasi berisi
penjelasan mengenai bab dan sub bab dalam penulisan skripsi ini, hingga satu dengan
yang lain terlihat jelas saling berkaitan.
Bab II terdiri atas enam sub bab, meliputi tes diagnostik, tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat, pengujian kualitas alat ukur tes diagnostik, miskonsepsi, deskripsi
9
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kimia. Pada sub bab tes diagnostik dipaparkan mengenai defenisi tes dan tes
diagnostik berdasarkan beberapa pendapat, fungsi tes diagnostik, karakteristik tes
diagnostik, serta penskoran dan penafsiran tes diagnostik. Pada sub bab tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat dijabarkan mengenai karakteristik tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat, pengembangan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat. Pada sub
bab pengujian kualitas alat ukur tesdiagnostik dijabarkan mengenai uji validitas dan
uji reliabilitas. Pada sub bab miskonsepsi secara terperinci dijabarkan mengenai
defenisi miskonsepsi, sifat miskonsepsi, penyebab terjadinya miskonsepsi, dan cara
mendeteksi miskonsepsi. Pada sub bab deskripsi materi kesetimbangan kimia
dijabarkan secara terperinci mengenai arti kesetimbangan kimia, kesetimbangan
homogen dan heterogen, tetapan kesetimbangan kimia, tetapan kesetimbangan
berdasarkan tekanan parsial, kuosien reaksi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan. Pada sub bab studi tentang miskonsepsi pada materi kesetimbangan
kimia dijabarkan mengenai beberapa peneliti yang telah mengungkap miskonsepsi
pada materi kesetimbangan kimia.
Bab III terdiri atas empat sub bab, yang meliputi lokasi dan subjek penelitian,
metode penelitian, prosedur penelitian yang terdiri dari tiga tahap (yaitu tahap
pengembangan butir soal, tahap validasi, dan tahap aplikasi produk), dan teknik
analisis data.
Bab IV terdiri atas dua sub bab, yang meliputi hasil penelitian dan pembahasan.
Pada sub bab hasil penelitian dipaparkan mengenai hasil penelitian berupa butir-butir
soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat, validitas dan reliabilitas, kunci
determinasi, serta miskonsepsi yang terungkap pada siswa. Pada sub bab pembahasan
dibahas mengenai tes diagnostik miskonsepsi pada kesetimbangan kimia,
miskonsepsi yang ditemukan berdasarkan tes diagnostik yang dikembangkan, serta
10
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab V terdiri atas dua sub bab, yang meliputi kesimpulan penelitian dan saran
pada implikasi penelitian yang telah dilakukan. Pada sub bab kesimpulan dipaparkan
secara terperinci mengenai kesimpulan hasil keterlaksanaan pengembangan instrumen
tes diagnostik miskonsepsi serta miskonsepsi yang terungkap. Pada sub bab saran
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di salah satu SMA swasta di Bandung.
Pemilihan lokasi ini dilakukan berdasarkan kesesuaian antara kurikulum yang
diterapkan di SMA tersebut dengan kurikulum materi pada butir soal yang
dikembangkan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Objek yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah instrumen tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan oleh peneliti. Instrumen tersebut
digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang mungkin terjadi pada 56
siswa SMA kelas XI di salah satu sekolah swasta di Bandung yang telah
mempelajari materi kesetimbangan kimia.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D), yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2013). Langkah-langkah penelitian dan
pengembangan terdiri atas sepuluh langkah, seperti yang ditunjukan pada Gambar
39
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1. Langkah-Langkah Metode R&D
Dari kesepuluh langkah penggunaan metode R&D (Gambar 3.1), tidak
seluruhnya dilakukan dalam penelitian ini. Hanya sampai langkah ke enam yang
dilakukan, sampai pada tahap ujicoba produk. Selanjutnya, keenam langkah
penelitian dan pengembangan tersebut dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu tahap
pengembangan butir soal, tahap validasi, dan tahap aplikasi. Langkah penelitian
pengembangan (R&D) yang dilakukan pada penelitian ini disajikan seperti pada
Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Langkah-Langkah R&D yang Digunakan dalam Penelitian Tahap
Pengembangan Butir Soal
1. Potensi dan Masalah 2. Pengumpulan Data 3. Desain Produk
Tahap Validasi
4. Validasi Desain 5. Revisi Desain
Tahap Aplikasi
40
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Prosedur Penelitian
Secara garis besar tahapan penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada
gambar 3.3.
Potensi dan Masalah serta Pengumpulan Data
41
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah penelitian yang terdapat pada Gambar 3.2. dijabarkan
sebagai berikut :
1. Tahap Pengembangan Butir Soal
Pada tahap pengembangan butir soal tes diagnostik pilihan ganda dua
tingkat yang dilakukan mengikuti dan memodifikasi prosedur penelitian Tan et al.
(2005) yang mengacu pada prosedur yang dilakukan oleh Treagust (1995). Pada
tahap ini dilakukan beberapa langkah, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan
data, dan desain produk.
a. Potensi dan Masalah
Dalam langkah potensi dan masalah, dilakukan kajian literatur guna
mengungkap informasi mengenai miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan
kimia, serta penyebab dan cara mengungkapnya berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya. Pemaparan tentang potensi dan masalah secara rinci dipaparkan pada
latar belakang bab 1.
b. Pengumpulan Data
Dalam langkah pengumpulan data dilakukan kajian tentang tes diagnostik,
miskonsepsi, tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan analisis materi
kesetimbangan kimia serta analisis miskonsepsi kesetimbangan kimia.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti dan memodifikasi tahapan
pengembangan yang dilakukan dalam penelitian Tan et al. (2005) yang juga
mengacu pada aturan tahapan pengembangan Treagust (1995), yaitu:
1) Penentuan Konten Materi
Materi yang digunakan dalam tes diagnostik yaitu materi kesetimbangan
42
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Analisis konsep-konsep
kesetimbangan kimia dilakukan sebagai informasi untuk menyusun pertanyaan
dan pilihan jawaban pada tingkat pertama. Selain itu dilakukan juga kajian
mengenai tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat baik dari jurnal, buku, atau
sumber penelitian lainnya.
2) Pengumpulan Data Miskonsepsi Siswa
Pengumpulan data miskonsepsi siswa dilakukan berdasarkan hasil kajian
literatur dari penelitian sebelumnya pada materi kesetimbangan kimia, juga dari
hasil tes essai guna melengkapi miskonsepsi yang diperoleh dari hasil kajian
literatur yang digunakan sebagai pengecoh di tingkat kedua (Lampiran B.2).
3) Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Item tes diagnostik yang dikembangkan terdiri dari dua tingkat. Pada tingkat
pertama terdiri dari tiga pilihan jawaban dari konten pertanyaan item tes dan pada
tingkat ke dua terdiri dari enam pilihan yang merupakan alasan dari tingkat
pertama. Pertimbangan untuk jumlah pilihan alasan pada tingkat pertama dan
tingkat kedua berdasarkan banyaknya miskonsepsi siswa yang ditemukan pada
hasil kajian jurnal. Dengan jumlah tiga pilihan jawaban pada tingkat pertama dan
enam pilihan alasan pada tingkat kedua, diharapkan lebih banyak miskonsepsi
siswa yang terungkap dengan menggunakan instrumen tes diagnostik yang
dikembangkan.
c. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat. Desain produk dibuat dengan sebuah pola instrumen yang
didalamnya berisi konsep target, miskonsepsi, dan soal pilihan ganda dua tingkat.
Pada setiap konsep masing-masing terdiri dari lima miskonsepsi (Lampiran B.3).
43
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diatas, maka contoh desain produk berupa tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
yang dikembangkan pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Tahap 1
Penentuan Isi Materi
Tahap 2
Pengumpulan Data Miskonsepsi Siswa
Tahap 3
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Kajian literatur dan tes esai Mengidentifikasi konsep esensial pada materi kesetimbangan kimia berdasarkan SK KD KTSP
2006
STEM
Opsi Tingkat Pertama:
1. Jawaban 2. Pengecoh 3. Pengecoh
Opsi Tingkat Kedua:
44
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4. Desain Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
2. Tahap Validasi
Validasi desain merupakan kegiatan untuk menilai rancangan instrumen
yang dikembangkan. Validasi desain terdiri dari dua proses, yaitu uji validitas dan
reliabilitas.
a. Validitas
Penilain validitas instrumen dilakukan dengan “judgment” para ahli. Uji
validitas isi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara butir soal yang dibuat
dengan miskonsepsi. Validator yang memvalidasi instrumen pada penelitian ini
terdiri dari lima orang dosen kimia.
Selanjutnya menentukan nilai validitas isi dari masing-masing butir soal
dengan menggunakan metode CVR. Nilai CVR setiap butir soal dihitung dengan
menggunakan persamaan Lawshe, seperti yang dijelaskan pada bab 2 halaman 21.
Berpedoman pada tabel minimum CVR (Tabel 2.2), nilai minimum CVR dengan
jumlah validator 5 adalah 0,99. Guna dari nilai CVR ini untuk menentukan
kelayakan dari butir soal yang dibuat dari segi validitas isinya. Butir soal yang
mempunyai nilai CVR sama dengan atau lebih dari 0,99 (CVR ≥0,99) dikatakan
memenuhi kriteria baik (valid/layak) dari segi validitas isinya, sedangkan butir
soal yang mempunyai nilai CVR kurang dari 0,99 (CVR < 0,99) dikatakan tidak
memenuhi kriteria baik (tidak valid/tidak layak) dari segi validitas isinya. Hasil
perhitungan nilai CVR untuk setiap butir soal yang dikembangkan dipaparkan
pada Lampiran B.4. Hasil masukan atau saran dari validator dilakukan perbaikan
(revisi) butir soal dalam hal penggunaan kata baku dan kalimat yang kurang tepat.
45
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Reliabilitas
Butir soal yang telah dinilai valid, kemudian dilakukan uji reliabilitas
dengan mengujikan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada 34
siswa kelas XI yang telah mempelajari materi kesetimbangan kimia. Dilakukan uji
reliabilitas untuk mengetahui nilai reliabilitas tes yang dikembangkan.
Hasil perhitungan nilai reliabilitas instrumen tes diagnostik pilihan ganda
dua tingkat yang dikembangkan diperoleh dengan menggunakan program SPSS
17, dimana nilai Alpha Cronbach merupakan nilai reliabilitas tes diagnostik yang
dikembangkan. Sebelumnya, dilakukan penskoran pada setiap butir soal. Apabila
siswa menjawab benar pada kedua tingkat diberi skor 1, dan apabila siswa
menjawab benar hanya pada salah satu tingkat atau menjawab salah pada ke dua
tingkat, maka siswa diberi skor 0. Kemudian hasil nilai reliabilitas yang diperoleh
di bandingkan dengan nilai reliabilitas yang terdapat dalam Tabel 2.2. untuk
mengetahui kategori nilai reliabilitas dari instrumen tes yang dikembangkan.
Pertimbangan untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan identifikasi
miskonsepsi siswa pada hasil uji coba produk dan agar hasil identifikasi
miskonsepsi pada setiap konsep lebih akurat, maka dilakukan pemilihan soal
untuk uji coba produk. Dimana setiap konsep hanya diwakili masing-masing oleh
satu soal.
c. Kunci Determinasi Miskonsepsi
Setelah butir-butir soal valid baik dari segi validitas isi maupun
reliabilitasnya, selanjutnya dilakukan penyususnan kunci determinasi miskonsepsi
pada materi kesetimbangan kimia. Kunci determinasi miskonsepsi adalah uraian
keterangan tentang pola respon siswa pada tes diagnostik pilihan ganda dua
tingkat. Setiap pola respon menunjukkan apakah siswa tersebut mengalami
miskonsepsi atau tidak. Kunci determinasi disebut juga kunci identifikasi
(Firmanwibi, 2012). Kunci determinasi miskonsepsi ini disusun berdasarkan
kombinasi jawaban siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
46
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tarakci et al. (1999), kombinasi jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi
adalah jika siswa memberikan jawaban benar tingkat pertama dan jawaban salah
pada tingkat kedua atau jika siswa menjawab salah pada tingkat pertama dan
menjawab benar pada tingkat kedua dari setiap butir soal yang dikembangkan.
Kunci determinasi ini disusun untuk menentukan apa saja miskonsepsi yang
terdapat dalam pikiran siswa berdasarkan kombinasi respon siswa pada aplikasi
produk dengan cara membandingkan hasil jawaban siswa pada aplikasi produk
dengan kunci determinasi miskonsepsi. Kunci determinasi yang dibuat tercantum
pada Tabel 4.2 bab 4.
3. Tahap Aplikasi Produk
Tahap aplikasi produk dilakukan untuk mengetahui apa saja miskonsepsi
siswa yang terungkap berdasarkan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua
tingkat yang dikembangkan. Langkah yang dilakukan adalah mengaplikasikan
instrumen tes yang telah ditentukan kelayakannya dari segi validitas isi dan
reliabilitas. Jumlah instrumen yang diaplikasikan terdiri dari 13 butir soal
(Lampiran A.3), yang diterapkan pada 56 siswa SMA kelas XI yang telah
mempelajari materi kesetimbangan kimia. Hasil dari jawaban siswa pada tahap
aplikasi produk di analisis untuk mengetahui miskosepsi yang teridentifikasi.
Analisis miskonsepsi ini dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi
miskonsepsi pada materi kesetimbangan kimia (Tabel 4.2). Berdasarkan hasil
analisis dapat diketahui apa saja miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan
kimia (Tabel 4.4).
D. Teknik Analisis Data
Dilakukan pengolahan data terhadap instrumen yang telah diujikan untuk
47
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini, yaitu: 1) analisis instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
dan 2) analisis miskonsepsi dari hasil tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
1. Analisis Instrumen Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Analisis instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat meliputi uji
validitas dan uji reliabilitas.
a. Validitas
Item tes yang dikembangkan diuji validitas oleh para pakar dengan
memeriksa kecocokan antara butir-butir soal yang dibuat dengan pilihan jawaban
pada tingkat pertama, dengan pilihan alasan pada tingkat kedua, dan kesesuaian
miskonsepsi yang digunakan. Hasil validasi dianalisis dengan menggunakan
teknik CVR. Nilai CVR yang diperoleh dihitung dengan menggunakan persamaan
Lawshe yang tertulis di bab 2. Hasil perhitungan nilai CVR dari setiap butir soal
dibandingkan dengan nilai minimum CVR yang ada pada Tabel 2.1 bab 2.
b. Reliabilitas
Nilai reliabilitas diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan program SPSS 17. Nilai alpha cronbach merupakan sebagai indeks
reliabilitas. Sebelumnya, dilakukan penskoran pada setiap butir soal. Apabila
siswa menjawab benar di kedua tingkat maka jawaban tersebut dikatakan benar
dan mendapat skor 1. Sedangkan, apabila siswa hanya menjawab benar di salah
satu tingkat maupun menjawab salah di kedua tingkat maka jawaban tersebut
dikatakan salah dan mendapat skor 0. Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian
ditafsirkan dengan menggunakan kriteria sebagaimana yang tercantum pada bab 2
Tabel 2.2 mengenai pedoman penafsiran nilai alpha cronbach.
2. Analisis Miskonsepsi Hasil Tes diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Data hasil aplikasi tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang diperoleh
kemudian dikelompokkan berdasarkan pola respon siswa pada tiap butir soal
48
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1. Persentase Pola Respon Siswa dari Setiap Tes Diagnostik Miskonsepsi
(Tan et al., 2005)
Kode Soal
Pilihan Jawaban (Tingkat Pertama)
Pilihan Alasan (Tingkat Kedua)
1 2 3 4 5 6
1 A A.1 A.2 A.3 A.4 A.5 A.6
B B.1 B.2 B.3 B.4 B.5 C.6
C C.1 C.3 C.3 C.4 C.5 B.6
Perhitungan persentase pola respon siswa dilakukan dengan menggunakan
persamaan berikut ini.
Keterangan:
P = Persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi
S = Banyaknya siswa yang memilih pola respon tertentu
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Tiyas, 2012).
Selanjutnya, dianalisis hasil jawaban siswa berdasarkan klasifikasi
pemahaman dan miskonsepsi siswa. Miskonsepsi siswa diidentifikasi dengan
menggunakan kunci determinasi miskonsepsi (Tabel 4.2.). Klasifikasi kombinasi
jawaban siswa ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Klasifikasi Kombinasi Jawaban Siswa (Tarakci et al., 1999)
Kombinasi Jawaban Siswa Klasifikasi Jawaban Siswa
Jawaban benar - Alasan benar Pemahaman utuh
Jawaban benar - Alasan salah Pemahaman parsial atau miskonsepsi
Jawaban salah - Alasan Benar Pemahaman parsial atau miskonsepsi
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan
terdiri atas 37 butir soal. Tiga pilihan jawaban di tingkat pertama dan enam
pilihan alasan di tingkat kedua. Instrumen yang dikembangkan telah
memenuhi kriteria baik dilihat dari segi validitas isi dan reliabilitasnya.
Berdasarkan hasil uji validitas isi dan pengolahan dengan menggunakan
metode CVR, diperoleh 36 butir soal yang memenuhi kriteria validitas
dengan nilai Content Validity Index (CVI) sebesar 0,99. Terdapat satu butir
soal yang tidak valid dari segi validitasnya dengan nilai CVR sebesar 0,6.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada 34 siswa SMA kelas
XI, diperoleh 13 butir soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dengan
nilai alpha cronbach keseluruhan soal sebesar 0,723. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan memiliki kriteria
reliabilitas diterima. Artinya, tes diagnostik miskonsepsi yang dikembangkan
dapat diterima dan memiliki keterandalan yang baik. Pemilihan soal
dilakukan agar setiap konsep dari masing-masing soal diwakili oleh satu soal.
Oleh karena itu sebanyak 23 butir soal disisihkan pada uji reliabilitas dan
tidak diikut sertakan pada aplikasi produk.
2. Miskonsepsi siswa yang terungkap pada materi kesetimbangan kimia dengan
menggunakan kunci determinasi miskonsepsi, yaitu: ketika harga Qc<Kc
reaksi akan seimbang jika reaksi ke arah produk terus berlangsung, reaksi
98
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
reaktan pada fasa gas tidak mempengaruhi kesetimbangan, jumlah produk
bertambah dengan meningkatnya konsentrasi reaktan (35,7%); penambahan
konsentrasi reaktan menggeser kesetimbangan ke arah zat yang ditambahan,
jumlah produk bertambah dengan meningkatnya konsentrasi reaktan (39,3%);
pada reaksi kesetimbangan penambahan katalis mempengaruhi seberapa
cepat katalis tercapai, meningkatkan jumlah produk (39,3%); pada keadaan
setimbang, laju reaksi maju lebih besar dari reaksi balik (3,4%); pada
kesetimbangan homogen, gas-cair merupakan fasa kesetimbangan homogen
(10,7%); kesetimbangan heterogen terdiri lebih dari satu jenis zat (19,6%).
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, terdapat saran-saran yang dikemukakan
sebagai berikut:
1. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang telah tervalidasi dapat
digunakan oleh guru sebagai instrumen alternatif dengan melakukan tes ulang
menggunakan kunci determinasi miskonsepsi yang dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi
kesetimbangan kimia, agar miskonsepsi siswa dapat diremediasi sedini
mungkin.
2. Tes diagnostik miskonsepsi ini dapat digunakan untuk penelitian miskonsepsi
pada materi kesetimbangan kimia dengan jumlah sampel yang lebih luas, dan
pengembangan lebih lanjut pada tes diagnostik yang sama atau berbeda
Losliana Harahap, 2014
Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Annisa, N. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Materi Hidrokarbon.
(Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, Bandung.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Chandrasegaran, A. L., Treagust, D. F. & Mocerino, M. (2007). The Development of A Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument for Evaluating Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation. Chemistry Education Research and
Practice, 8 (3), hlm. 293-307.
Dahar, R. W. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Daryanto, M. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Demìrcìoğlu, G., Demìrcìoğlu, H., & Yadìgaroğlu, M. (2013). An Investigation of Student Teachers’ Understanding of Chemical Equilibrium. International
Journal on New Trend in Education and Their Implications, 4 (2), hlm.
185-192.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Depdiknas.
Effendy. (2007). A Level Chemistry For Senior High School Students Volume 2A. Malang: Bayumedia Publishing.
Fauziah, N. (2009). Kimia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan.
Febliza, A. (2011). Analisis Miskonsepsi pada Materi Kesetimbangan Kimia. [Online]. Tersedia di: http://asytifebliza.blogspot.com/2011/12/analisis-miskonsepsi-pada-materi.html. Diakses 15 Maret 3013.
100
Firmanwibi. (2012). Kunci Identifikasi Insecta. [Online]. Tersedia: http://firmanwibi.wordpress.com/2012/12/17/kunci-identifikasi-insecta/. Diakses 26 juni 2014.
Gliem, J. A. & Gliem, R. R. ( 2003). Calculating, Interpreting, and Reporting Cronbach’s Alpha Reliability Coefficient for Likert-Type Scales. Midwest
Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education, hlm. 82-88.
Johari, J. M. C. & Rachmawati, M. (2002). Kimia SMA dan MA. Jakarta: Esis.
Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach to Content Validity. Personal
Psychology, 28, hlm. 563-573.
McMurry, J. & Fay. R. C. (2008). Chemistry Fourth Edition. New York: Pearson Prentice Hall.
Mursalin. (2012). Model Diklat Penanggulangan Miskonsepsi Guru Fisika
pada Topik Kelistrikan Dan Kemagnetan Melalui Simulasi Komputer.
(Disertasi). Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Murti, Bhisma. (2011). Validitas dan Reliabilitas Pengukuran. [Online]. Tersedia:http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/Buku/murti_06.pdf. Diakses 18 Mei 2014.
Purba, M. & Sunardi. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI 2A. Jakarta: Erlangga.
Purtadi, S. & Sari, L. P. (2012). Analisis Miskonsepsi Konsep Laju dan
Kesetimbangan Kimia Pada Siswa SMA. [Online]. Tersedia di:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Makalah%20Semnas%20MIPA%20-%20Analisis%20Miskonsepsi%20Konsep%20laju%20dan%20Kesetimbanga n%20Kimia_0.pdf. Diakes 17 Januari 2014.
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rosidah, Y. A. (2012). Penggunaan “Two-tier Test” untuk Mengevaluasi Pemahaman Konsep Kesetimbangan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batu/Yuli Ainun Rosidam. [Online]. Tersedia di:
http://library.um.ac.id/free-
101
Salirawati, D. (2010). Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi
Kimia Pada Peserta Didik SMA. (Disertasi). Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Samudra, G. B., Suastra, I. W. & Suma, K. (2014). Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Siswa SMA di Kota Singaraja dalam Mempelajari Fisika. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 4.
Şendur, G., Toprak, M. & Pekmez, E. Ş. (2010). Analyzing of Students’ Misconception about Chemical Equilibrium. International Conference on New
Trends in Education and Their Implications. Antalya: 11-13 November 2010.
Sudijono, A. (2007). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sunarya, Y. (2010). Kimia Dasar. Bandung: CV. Yrama Widya.
Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Susanti, S. S. (2014). Pengembangan Tes Diagostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, Bandung.
Susteyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan
Teori Responsi Butir. Bandung: CV. Cakra.
Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Jakarta: Graha Ilmu.
Suyono. (2009). Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi: Analisis Konteks, Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi Implementasinya. Sastra
Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, 2, hlm. 203-217.
Tan, K. C. D. & Treagust, D. F. (1999). Evaluating Student’s Understanding of Chemical Bonding. School Science Review, 81 (294), hlm. 75-83.
102
Tan, K. C. D., Taber, K. S., Goh, N. K. & Chia, L. S. (2005). The Ionization Energy Diagnostic Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to Determine High School Students’ Understanding of Ionisation Energy. Chemistry
Education Research and Practice, 6 (4), hlm. 180-197.
Tarakci, M., Hatipoglu, S., Tekkaya, C. & Ozden, M. Y. (1999). A Cross-Age Study of High School Students’ Understanding of Diffusion and Osmosis. Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergis, 15, hlm. 84-93.
Treagust, D. F. (1988). Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students Misconception in Science. International Journal of Science, 10 (2), hlm. 159-169.
Treagust, D. F. (2006). Diagnostic Assesment in Science as A Means to Improving Theaching, Learning and a Retention. Perth: Science and Mathematics Education Centre, Curtin Univercity of Technology.
Tüysüz, C. (2009). Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess Students’ Understanding in Chemistry. Scientific Research and Essay, 4 (6), hlm. 626-631.
Tiyas, K. N. R. N. (2012). Pengembangan instrumen penilaian diagnostik bentuk
pilihan ganda 2 tingkat untuk mengetahui kesalahan pemahaman konsep materi kalor siswa kelas X-7 SMA Laboratorium UM. [Online]. Tersedia:
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:j9Und6LYP0kJ:fisik
a.um.ac.id/download/artikel-skripsi/doc_download/309-artikelkhoirunnisaretnoningtiyas.html+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses 23 Juni 2014.
Utami, B., Saputro, A. N. C, Mahardiani, L. Yamtinah, S. & Mulyani, B. (2009). Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wahyuni, Ika. (2013). Kunci Identifikasi Sistem Dikotomi. [online]. Tersedia di: http://ika-wahyuni-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-74797-Kuliah-KUNCI%20IDENTIFIKASI%20SISTEM%20DIKOTOMI.html. Diakses 3 Juli 2014.
Whitten, K. W., Davis, R. E., Peck, M. L. & Stanley, G. G. (2004). General
Chemistry Seventh Edition, Thomson Brooks/Cole.
Yuliatiningsih. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Kimia di SMA Muhammadiyah 3
http://digilib.uin-103