ABSTRAK
Penelitian ini berkenaan dengan Situs Budaya Limbangan dan pembelajarannya dengan fokus kajian pada (1) jenis-jenis Situs Budaya yang ada; (2) keunikan-keunikannya; dan (3) Penyusunan untuk bahan ajar seni budaya Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data lewat observasi, studi dokumen dan wawancara. Secara teoritik, situs budaya dipandang dua sisi, yakni atas pengakuan masyarakat setempat dan atas hasil penelitian arkeologis. Situs budaya prasejarah tidak memiliki tanda tulisan karena terbentuk di zaman prasejarah dan hanya bisa diteurusi lewat cerita folklore dan pengukuran ahli arkeologi. Limbangan secara geologis dikelilingi oleh perbukitan, hal ini yang menjadi banyak temuan bebatuan ukuan besar yang menyerupai seni bangunan kuno, banyaknya makam yang dikeramatkan dan penemuan sebaran batuan ukuran yang bervariasi serta setiap batuanya memiliki nilai sejarah dengan masa lalu. Lebih dari itu, berbagai cerita rakyat dan prilaku sebagian masyarakat Limbangan dan sekitarnya mengkeramatkan wilayah tersebut. Hasil penelitiannya adalah ditemukannya berbagai situs budaya yang ada di seputar Gunung Sangiang yakni berupa bangunan kuno, monolit, tempat pemujaan, makam dan berbagai perkakas rumah tangga serta alat pertanian bervariasi. Keunikan dari masing-masing situs budaya Limbangan tampak dari bentuk, bahan baku dan tehnik pengerjaanya. Situs budaya Limbangan, makna dan ceritanya dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk para siswa SMP kelas VII dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan yang akan menimbulkan sikap apresiasif pada budaya lokal. Usaha ini harus dirumuskan dalam bentuk kompetensi dan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat. Rekomendasi hasil penelitian diarahkan pada pihak perguruan tinggi UPI untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengukuran waktu dan fungsi masing-masing situs, usaha memberi anggaran dan pemeliharaan situs oleh Pemda Kabupaten Garut, Perencanaan pembelajaran oleh pihak sekolah dan guru seni budaya, serta usaha menjaga situs oleh masyarakat setempat.
Kata kunci:
ABSTRACT
This research related to Lilmbangan archaeological site culture and focus to learn: (1). Kind of archaeological site; (2) Its unique (3) to arrange art material of the Junior High School. This research used descriptive qualitative with collect data by using observation, document study, and interview. Theoretically, archaeological site culture consist of two side, they are based on citizen confession and the result of archaeologist research. Prehistory archaeological site culture didn’t have written sign because it formed in prehistory era and just can continue trough folklore and archaeologist measure. Limbangan based on the geology surrounded by hill, it found many big stone like ancient art building, sacred grave and variety size stone which every stone has history value. Most of Limbangan citizen are sacred that place. The result of research is found many kind of archaeological sites in Gunung Sangiang surrounded, such as ancient building, monolit, place of sacrifice, grave, house hold and farm equipment. The unique of each archaeological site Limbangan culture can we see from form, material for producing, and the technic how to do. Mean and story of archeological site Limbangan culture can be made material for students of Junior High School VII grade, to increase knowledge, skill that can be improve appreciation attitude to local culture. This effort must be written in competence form and choosing appropriate learning strategy. Result of research recommendation is purposed to UPI to examine about measuring of time, each fungtion of archaeological site, effort to give consideration and archaeological site care by Region of government Garut, Lesson Plan by school and art teacher and try to keep archaeological site by citizen surround
Key Word
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR FOTO ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Teori dan Konsep-konsep Kunci ... 6
1. Konsep Budaya ... 6
2. Konsep Seni Rupa Prasejarah ... 12
3. Konsep Pembelajaran Seni ... 18
a. Sebagai Pendidikan Kreativitas dan Emosi ... 22
b. Sebagai Pembinaan Bakat ... 23
c. Sebagai Ekpresi ... 24
4. Konsep Bahan Ajar Seni Budaya ... 28
a. Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan dan Sumber Pembelajaran Seni Budaya ... 29
5. Kerangka Berpikir ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Gambaran Umum ... 37
1. Gambaran Kabupaten Garut ... 37
a. Sejarah Garut ... 37
b. Lingkungan Alam Garut ... 38
c. Penduduk Garut ... 39
2. Gambaran Kecamatan Limbangan ... 41
3. Legenda Masyarakat Limbangan ... 43
4. Budaya Limbangan Masa Lalu (Sanghiang dan Danghiang) ... 44
5. Lingkungan Alam Limbangan ... 46
a. Letak Geografis ... 48
b. Kondisi Tanah ... 48
c. Lingkungan Penduduk Limbangan ... 50
B. Jenis-jenis Situs Budaya Limbangan – Garut ... 53
1. Bangunan Prasejarah ... 54
a. Gunung Sangiang ... 55
b. Batu Niung ... 61
2. Bangunan Makam / Batu Peti ... 63
a. Kubur Batu/ Sarcopagus ... 63
b. Makam Sukasirna ... 67
c. Batu Prabu Siliwangi Nurus Bumi (Kuburan Panjang) ... 68
d. Makam Sunan Rumenggong ... 71
3. Monolit ... 72
a. Batu Kakapa ... 72
b. Batu Kompleks Sukasirna ... 74
c. Batu Gores ... 75
d. Munding Dongkol (kerbau) ... 76
e. Batu Kuya ... 77
h. Batu Tapak Leungeun (Batu Aki Sail) ... 80
i. Batu Goong ... 83
j. Batu Persegi dan Silinder ... 85
k. Batu Larangan (Batu Kanjut) ... 86
l. Batu Cerukan ... 87
m. Batu Lesung ... 88
4. Peralatan/Perkakas Batu ... 90
a. Kapak Beliung Persegi ... 91
b. Lesung, Lumpang dan Dacon ... 95
c. Batu Bulat (Bola) ... 97
d. Kapak Perimbas ... 97
e. Kapak Genggam ... 99
f. Batu Eceng ... 100
g. Batu Ujung Tajam ... 100
h. Batu Pisau ...…... 102
C. Keunikan dan Nilai Estetika Situs Budaya Kuno Limbangan ... 103
1. Keunikan dan Nilai Estetika Bangunan Situs Gunung Sangiang ... 103
2. Keunikan dan Nilai Estetika Makam ... 108
3. Keunikan dan Nilai Estetika Monolit ... 111
4. Keunikan dan Nilai Estetika Peralatan/Perkakas batu ... 112
D. Penyusunan Bahan Ajar Situs Limbangan untuk Siswa SMP ... 115
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 116
2. Metoda Bahan Ajar Situs Budaya Limbangan Garut ... 116
3. Metode Pengajaran ... 117
E. Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran ... 122
F. Analisis Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran ... 122
G. Pelestarian Cagar Budaya Setempat Dan Pemanfaatanya ... 123
H. Situs Limbangan Sebagai Objek Pendidikan ... 128
I. Kebijakan Di Bidang Kebudayaan Dan Pendidikan Terhadap Budaya Lokal ... 134
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 136
B. Rekomendasi... 137
GLOSARIUM ... 139
DAFTAR PUSTAKA ... 141
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian
LAMPIRAN 2 Foto Temuan Berbagai Batu Artefak
LAMPIRAN 3 Foto Kegiatan Penelitian di Lapangan
LAMPIRAN 4 Kumpulan Dokumen Surat Keterangan Selama Penelitian
LAMPIRAN 5 Bagan Silsilah Kerajaan (Kendan-Limbangan)
LAMPIRAN 6 Daftar Absensi Membahas Situs Limbangan
LAMPIRAN 7 Naskah-naskah Kuno Limbangan
LAMPIRAN 8 RPP
LAMPIRAN 9 Pendapat Ahli Arkeologi Tentang Gunung Sangiang
LAMPIRAN 10 SK Penetapan Judul dan SK Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Sarana Peribadatan ... Tabel 4.2 Penyusunan Materi Bahan Ajar Situs Budaya Limbangan Garut
Untuk Siswa SMP ... 41
116 Tabel 4.3 Metoda Bahan Ajar Situs Budaya Limbangan Garut Untuk
SMP ... 121
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Tahap Perkembangan Manusia dan Kebudayaan ...… 11
Bagan 2.2 Periode dan Hasil Kebudayaan Prasejarah Indonesia ...………12
Bagan 2.3 Hubungan Antar Komponen dalam Pembelajaran....……… 19
Bagan 3.1 Tahapan/Alur Penelitian ...36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta wilayah Kabupaten Garut .……….. 40
DAFTAR FOTO
Foto 4.1. Lingkungan Alam Limbangan ...
Foto 4.2. Gunung Sangiang ...……….…...
Foto 4.3. Cai Kahuripan Gunung Sangiang ...……...
Foto 4.4. Goa di Belakang Gunung Sangiang ...…………...……...
Foto 4.5. Sangiang Gigir 1 ...………...….…... Foto 4.6. Sangiang Belakang ....………...
Foto 4.7. Sangiang Panjang ....………...
Foto 4.8. Lokasi Gunung Sangiang ( Dokumentasi Pribadi) ...…...
Foto 4.9. Batu Belah Sangiang ...
Foto 4.10. Batu Niung ...………...
Foto 4.11. Posisi Batu Niung ...………...
Foto 4.12. Foto Kompleks Batu Konci Pangeureunan ...
Foto 4.13. Foto Bentuk Batu Tangan ...………...
Foto 4.14. Bentuk Batu Peti Bagian Atas ...………...
Foto 4.15. Bentuk Batu Peti Bagian Belakang ...……...…………...
Foto 4.16. Bentuk Batu Peti Bagian Samping………..…...
Foto 4.17. Batu Peti ...………..…………...
Foto 4.18. Batu Lambang Yoni Cileunca...………...
Foto 4.19. Batuan Sangiang berada di sekitar Batu Peti ...……...
Foto 4.20. Kompleks Batuan Sangiang menuju Batu Peti ...
Foto 4.21. Menhir berada di sekitar Batu Peti ...………...
Foto 4.22. Makam Sukasirna (tempat ngahyang Gagak Lumayung)……...
Foto 4.23. Makam Batu Prabu Siliwangi Nurus Bumi/Sura Liman Sakti (Kuburan Panjang) ...….……….
Foto 4.24. Makam Batu Prabu Siliwangi Nurus Bumi
Foto 4.25. Kompleks Makam Batu Prabu Siliwangi Nurus Bumi
(Kuburan Panjang) ...……….…
Foto 4.26. Batu Belah berada di sekitar Makam Panjang ...………...
Foto 4.27. Makam Sunan Rumenggong ...…………...
Foto 4.28. Batu Kakapa ...………...
Foto 4.29. Bentuk Cekungan Batu Kakapa ...………..…...
Foto 4.30. Batu Kompleks Sukasirna ...………..…
Foto 4.31. Kompleks Batu Gores (dokumentasi pribadi) ...
Foto 4.32. Batu Munding Dongkol (dokumentasi pribadi) ...….…...
Foto 4.33. Batu Bentuk Patung Burung dan Kura-kura Purba ...…...
Foto 4.34. Artefak Situs Limbangan Batu Kuya Desa Pangeureunan
(Dokumentasi Pribadi) ...
Foto 4.35. Batu Korsi ...……..….…...
Foto 4.36. Batu Kasur ...………..……..…...
Foto 4.37. Batu Tapak Leungeun (Batu Aki Sail) ...……...
Foto 4.38. Bentuk Batu Tapak leungeun (Batu Aki Sail) ...………...
Foto 4.39. Batu Goong ...………...
Foto 4.40. Batu Goong dan simbol di atas permukaan ...………...
Foto 4.41. Cerukan diatas permukaan Batu Goong ...………...
Foto 4.42. Sekat dan Rongga Batu Goong ...………...
Foto 4.43. Sekat dan Rongga Batu Goong (pintu masuk) ...…...
Foto 4.44. Batu Bentuk Kepala ( Lokasi Batu Goong) ....………...
Foto 4.45. Batu Tapak Kaki (Lokasi Batu Goong) ...…………...
Foto 4.46. Batu Persegi dan Silinder ...……….
Foto 4.47. Batu Kanjut ...………...……...
Foto 4.48. Batu Cerukan ...………..
Foto 4.49. Batu Lesung (seputar Batu Goong) ...………...
Foto 4.50. Berbagai contoh kapak beliung yang ditemukan di Situs
Limbangan (dokumen pribadi) ……..……...
Foto 4.51. Kapak Beliung Besar ...………..………...
Foto 4.53. Kapak Beliung Tipis ...………...
Foto 4.54. Kapak Beliung Cihanjuang ...………..…...
Foto 4.55. Kapak Beliung Kecil ...………...
Foto 4.56. Kapak Merah Ati ...………...
Foto 4.57. Kapak Lonjong ...………...
Foto 4.58. Lisung Batu tampak atas ...……..…………...……
Foto 4.59. Lisung Batu tampak depan/samping ...……..…...…
Foto 4.60. Berbagai contoh bentuk Lisung Batu ...………...……....
Foto 4.61. Batu Berbentuk Bulat yang sempurna
(Dokumentasi pribadi) ...
Foto 4.62. Kapak Perimbas Dengan Berbagai Ukuran
(Dokumentasi Pribadi) ... Foto 4.63. Kapak Perimbas yang memiliki kesamaan bentuk
(Dokumentasi Pribadi) ...
Foto 4.64. Kapak Genggam sekitar kawasan Limbangan
(Dokumentasi Pribadi) ...………...
Foto 4.65. Pengembangan dari bentuk Kapak Genggam
(Dokumentasi pribadi) ...………...…….
Foto 4.66. Batu Eceng yang ditemukan sekitar desa Ciwangi
(Dokumentasi pribadi) ...……….
Foto 4.67. Bentukan serpihan batu yang berujung simetris di sekitar situs
Limbangan (Dokumentasi pribadi) .…………..…...…
Foto 4.68. Bentukan batuan yang berujung tajam dan memiliki bekas
pengerjaan pemotongan (Dokumentasi pribadi) ...……
Foto 4.69. Perbandingan bentukan batu dengan ujung yang tajam, pengolahan
keseluruhan dengan sebagian. (Dokumentasi pribadi) …………
Foto 4.70. Batu Pisau ...……….………...…
Foto 4.71 Bangunan Gunung Sangiang ...
Foto 4.72. Berbagai sisi Gunung Sangiang ...
Foto4.73. Penyebaran Berbagai Bentukan Batu Seputar Gunung Sangiang
Foto 4.75. Makam Sukasirna ...………..………...….
Foto 4.76. Makam Batu Prabu Siliwangi Nurus Bumi ...……...……
Foto 4.77. Makam Sunan Rumenggong ...………...……
Foto 4.78. Bentuk Cekungan Batu Kakapa ....………...……
Foto 4.79. Batu Kompleks Sukasirna ...………..…………
Foto 4.80. Peralatan batu yang unik ...
Foto 4.81. Berbagai contoh Kapak Beliung yang ditemukan
di Situs Limbangan (dokumen pribadi) ...….
Foto 4.82. Penulis sedang menjelaskan tentang Situs Limbangan kepada
siswa SMP N 2 Limbangan …..…...………….……
Foto 4.83. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Karya Wisata ...
Foto 4.84. Peer teaching method yang sedang dilakukan siswa SMP N 2 Limbangan ………...….…..…….
Foto 4.85 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Pemecahan Masalah
Foto 4.86 Gunung Sangiang berdiri kokoh tanpa perhatian ...
Foto 4.87 Gunung Sangiang Sebagai Objek Wisata Pendidikan ... Foto 4.88 Situs Limbangan Gunung Sangiang Menjadi Objek
Pendidikan... ...
109
110
110
111
112
114
115
118
120
120
121
124
126
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan budaya suatu masyarakat saat ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sejarah budayanya. Setiap masyarakat memiliki sejarah
budaya yang berbeda yang menyebabkan satu sama lain memiliki ciri yang
berbeda. Peran sejarah budaya dapat dikatakan sebagai pembentuk watak dan
kepribadian yang bersifat khas, selain menjadi salah satu faktor yang menentukan
arah perkembangan selanjutnya.
Pengetahuan mengenai sejarah budaya amatlah penting bagi setiap
warganya, khususnya bagi kelompok generasi muda yang menghuni di wilayah
tersebut. Dengan mengenal sejarah budaya berikut peninggalan-peninggalannya
akan menjadi bagi pengetahuan tentang masyarakatnya dan juga pembentukan
kepribadian yang sesuai dengan budaya masyarakatnya. Pengetahuan tersebut
pada masa lalu dituturkan dalam bentuk cerita atau dongeng berkenaan dengan
lingkungannya. Saat ini pengetahuan diajarkan secara formal maupun melalui
berbagai informasi media masa secara non-formal. Dengan demikian,
pengetahuan sejarah budaya semakin menyebar dan menjadi pengetahuan
bersama.
Masyarakat Limbangan, Kabupaten Garut secara administratif menjadi
bagian masyarakat Garut. Dilihat dari kewilayahannya, Kecamatan Limbangan
sebagai perbatasan antara arah Garut, Sumedang dan Tasikmalaya ternyata
banyak keunikan. Selain bentangan tanah yang subur, dengan sumber air yang
cukup, juga struktur tanah yang satu sama lain saling bervariasi. Selain terdapat
wilayah pesawahan dan perkebunan, terdapat pula wilayah perbukitan dan
Pegunungan berbatu yang bagi sebagian orang dipandang misteri.
Posisi strategis persimpangan dan keunikan geografis, maka bukan tidak
mungkin sejarah budaya masyarakat Limbangan memiliki jalan khusus yang
bilamana diteliti akan membuka pengetahuan baru. Hal ini tampak dari banyaknya
fenomena hasil observasi dan wawancara dengan informan mengenai lingkungan
2
1. Nama-nama tempat dan Gunung memiliki kaitan dengan masa lalu, seperti
nampak pada nama Gunung Sangiang. Kata “Hyang” memiliki kaitan
dengan Parahyangan yang bermakna pada tempat suci para Dewa.
2. Masyarakat setempat banyak menceritakan mengenai wilayah yang
dianggap sakral atau suci. Selain sebagai tempat pertapaan juga digunakan
oleh sebagian orang untuk melaksanakan ritual khusus berkenaan dengan
hubungannya dengan dunia mistis.
3. Banyaknya bentuk bebatuan yang berukuran besar yang posisinya seperti
dibentuk dan disusun. Berbagai ukuran batu dengan bentuk yang bervariasi
sehingga menyerupai tempat ritual pada masa pra sejarah. Pada bulan
Oktober 2013 penulis menemukan sejumlah situs batu yang diperkirakan
artefak sejarah budaya. Bentuk artefak tersebut menyerupai bangunan, meja sesaji, punden berundak, dan menhir, berbagai lesung, batu peti, juga
semacam batu gores yang memiliki lambang - lambang.
4. Penemuan oleh masyarakat berbagai benda yang terbuat dari batu
berukuran sedang dan kecil mempunyai peninggalan peralatan upacara
keagamaan pada masa lalu. Ditemukan pula Bentukan batu sisa-sisa
bangunan, bahkan banyak pula tersebar berbagai bentukan batu yang
diperkirakan bagian dari senjata, alat-alat pertanian dan benda-benda yang
diduga merupakan ritual dimasa lalu. Bentukan yang sama dan berulang
dari bahan batu tersebut lokasinya tersebar luas di tengah sawah, kebun,
dan di dalam hutan. Beberapa artefak yang menyerupai kapak genggam
berbahan batu yang sudah dihaluskan dikoleksi oleh penduduk setempat.
Fenomena lingkungan alam yang ada di wilayah Limbangan tersebut kini
menjadi daya tarik bagi sebagian ahli arkeologi untuk melakukan penelusuran dan
penelitian mengenai kemungkinan adanya peninggalan-peninggalan sejarah
budaya. Berbagai situs dan artefak yang ada diduga memiliki kaitan dengan
gambaran kehidupan manusia di zaman Prasejarah. Artefak-artefak yang
ditemukan menguatkan dugaan adanya kehidupan mansuia ketika zaman masa
berburu yang bertempat tinggal saat itu di gua-gua.
3
setempat. Tinggalan demikian, berdasarkan Undang-Undang no 11 tahun 2010
tentang cagar budaya sebagaimana tercantum dalam pasal 36, yang menyebutkan: “Benda, bangunan, struktur, lokasi, atau satuan ruang geografis yang memiliki arti khusus bagi masyarakat atau bangsa Indonesia sebagaimana dalam Pasal 11 dapat ditetapkan sebagai Cagar Budaya dengan Keputusan Menteri atau keputusan Gubernur setelah memperoleh rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya sesuai dengan tingkatannya”
Dengan demikian, sesuai dengan Pasal 36 tersebut, tinggalan-tinggalan itu
harus diperlakukan sebagai cagar budaya, sambil menunggu surat penetapan cagar budaya dari pemerintah. (Lutfi Yondri, 07 Juni 2015).
Upaya menelusuri dan memahami fenomena peninggalan sejarah budaya
masyarakat Limbangan masa lalu, pada satu sisi menjadi pengetahuan baru
tentang sejarah budaya masyarakat Limbangan dan Garut dan sisi lain menjadi
bahan pengetahuan dan pembelajaran bagi generasi muda. Pembelajaran tersebut
khususnya bagi para siswa SMP yang ada di wilayah Kecamatan Limbangan
Kabupaten Garut dan sekitarnya. Dengan pengetahun baru dimungkinkan para
generasi muda semakin menyadari posisi dan perannya dalam menenmkan rasa
cinta terhadap peninggalan budaya nenek moyangnya. Lebih dari itu generasi
muda akan menghargai budaya masyarakat Limbangan secara kreatif di masa
yang akan datang.
Penulis sebagai bagian dari masyarakat Limbangan sangat tertarik untuk
melakukan penelitian berkenaan dengan fenomena yang diduga peninggalan
sejarah budaya masyarakat Limbangan khususnya, dan masyarakat Garut
Umumnya. Pada sisi lain, penulis yang berprofesi sebagai guru seni budaya
memandang peninggalan sejarah budaya harus diketahui dan dipelajari oleh para
siswa. Untuk itu penelitian ini diberi judul “SITUS PRASEJARAH
LIMBANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN UNTUK SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian
Menelusuri sejarah budaya masyarakat Limbangan Garut adalah wilayah
yang sangat luas. Penelusuran dapat dilihat dari cerita rakyat (foklor), pegujian
4
masalahnya adalah “Bagaimana keberadaan peninggalan situs yang ada di
wilayah Limbangan dan bagaimana menjadi bahan pembelajaran seni budaya di
SMPN 2 Limbangan - Garut?”Agar penelitian ini lebih memfokus, penulis
operasionalkan dalam tiga pertanyaan penelitian, yakni:
1. Termasuk jenis apakah Situs Budaya Prasejarah yang terdapat di
Limbangan Kabupaten Garut?
2. Keunikan apakah yang terdapat di Situs Budaya Prasejarah Limbangan
Kabupaten Garut, jika dikaji melalui Estetika Seni dan Budaya?
3. Bagaimanakah korelasi Situs Budaya Prasejarah Limbangan Garut jika
dijadikan bahan ajar untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara khusus mengarah pada tujuan, sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan jenis dan kategori Situs-situs Budaya Prasejarah yang ada
di wilayah Limbangan Kabupaten Garut.
2. Menganalisis keunikan dan Estetika Situs-situs Budaya Prasejarah di
wilayah Limbangan, Kabupaten Garut.
3. Membuat dan mengembangkan bahan ajar Situs Budaya Prasejarah
Limbangan Garut untuk siswa Sekolah Menengah Pertama dalam
Pembelajaran Seni Rupa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, khususnya:
1. Bagi prodi Pendidikan Seni Pascasarjana UPI dapat menambah pengetahuan
tentang pembelajaran seni budaya, khususnya seni rupa yang berbasis
lingkungan setempat.
2. Bagi masyarakat Limbangan Garut hasil penelitian ini diharapkan menjadi
bagian pengetahuan mengenai sejarah budaya lingkungannya, khususnya
masa Prasejarah.
3. Bagi Pemerintah Kabupaten Garut hasil penelitian ini dapat dijadikan
5
4. Bagi lingkungan SMPN 2 Limbangan hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pembendaharaan bahan ajar seni budaya yang menekankan pada
pemahaman budaya setempat (CTL).
E. Sistematika Penelitian
Laporan penelitian yang berupa tesis ini disusun secara sistematis mengikuti
pola yang ditetapkan dalam pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh
UPI. Sistematika laporannya adalah, sebagai berikut:
Bagian I berisi PENDAHULUAN yang menguraikan sub-bagian Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian, dan
Sistematika Penelitian.
Bagian II, berisi LANDASAN TEORI: Membahas kajian historis zaman
Prasejarah, Karya seni zaman Prasejarah, Seni bangunan zaman Megalitikum,
Teori Budaya, Teori Estetika Paradoks, Teori Estetika Seni.
Bagian III, berisi METODE PENELITIAN yang membahas subjek
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bagian IV, berisi HASIL PENELITIAN yang meliputi deskripsi data
penelitian mengenai situs Limbangan dan analisisnya.
Bagian V, berisi SIMPULAN DAN REKOMENDASI yang memaparkan
136
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan rangkaian pengolahan data dan analisis data daatlah
disimpulkan, bahwa:
1. Wilayah sekitar Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut tersimpan
banyak benda berupa batu yang besarm sedang dan kecil yang diduga
memiliki asosiasi dengan budaya di masa lalu. Hal ini dibuktikan dengan
penamaan masing-masing batu, cerita-cerita rakyat setempat (folklore)
yang disampaikan secara turun-temurun dan perilaku sebagian masyarakat
yang menkeramatkan tempat dan batu. Dengan demikian area tersebut dapat disebut “situs” menurut kaca mata masyarakat bersangkutan.
2. Situs di Kecamatan Limbangan bagian dari 85 situs yang ada di
Kabupaten Garut. Nama dan jenis situs budaya yang berupa bangunan
kuno dan tempat pemujaan di Limbangan, yakni: Situs batu larangan (Batu
Kanjut); Situs makam sunan rumenggong; Situs gunung sangiang; Situs
batu goong; Situs batu kuya; Situs batu niung; Situs kuburan panjang;
Situs makam gagak lumayung; Situs munding dongkol; Situs batu gores;
Situs batu konci; Situs batu kasur; Situs batu kakapa; Situs kapunduhan;
Situs patra guru; Situs kertarahayu; Situs batu rompe (punden berundak).
Sedangkan Situs makam yang ada di Limbangan, yakni: Makam sunan
cipancar; Makam kapunduhan; Makam gagak lumayung; Makam patra
guru; Makam sunan rumenggong dan Makam Mbah ukur. Secara singkat
materi dapat dideskripsikan, sebagai berikut:
3. Keunikan Situs budaya di Kecamatan Limbangan Garut dapat divcermati
dari bahannya, yakni jenis bahan, teknik dan bentuk. Bahan utamanya
adalah batu alam yang dibentuk dengan berbagai teknologi sederhana dan
menyerupai bangunan, tempat ritual dan bahwa mirip dengan asosiasi
binatang. Keunikan ini akan lebih tampak pada benda-benda situs yang
137
4. Materi situs budaya yang ada di Limbangan Garut dapat dijadikan bahan
ajar untuk mentransmisikan budaya lokal, khususnya pada siswa kelas VII
SMP. Upaya merumuskan situs menjadi bahan ajar untuk peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap memiliki budaya masa lalu sebagai
sumber pembelajaran. Caranya yakni dengan mengaplikasikannya para
guru seni budaya yang tergabung di MGMP Seni budaya harus
merumuskan dan mengaitkan dengan KI dan KD pembelajaran di kelas,
merumuskan strategi, pendekatan dan metoda yang tepat serta
pengalokasian waktu yang memadai.
B. Rekomendasi
Dari hasil penelitian yang telah penulis simpulkan ini, maka dapatlah penulis sampaikan rekomendasi hasil penelitian pada berbegai ihak, yakni:
1. Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI Bandung. Situs budaya daerah
Limbangan diperlukan usaha pengkajian lebih jauh. Khususnya dalam
verifikasi usia dan fungsi dari bengunan dan benda-benda lain untuk
menjadi situs budaya yang syahih. Hal itu dilakukan oleh peneliti seni
budaya yang memiliki kompetensi dalam pegukuran usia situs dan juga
hubungan dengan situs budaya lain di wilayah Garut. Dengan penelitian
yang lebih komplerensif akan memperkaya dan memperkat konsep
pembelajaran seni budaya di masyarakat Jawa Barat.
2. Pemerintah Kabuaten Garut, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh
dalam menggali nilai budaya setempat dengan pengkajian, pendataan dan
pemeliharaan situs budaya, khususnya di Kecamatan Limbangan. Usaha
ini harus terprogram dan jelas pembiayaannya, sehingga bermanfaat pada
banyak pihak tentang usaha memelihara warisan budaya.
3. Pihak Sekolah. Bagi pihak sekolah, khususnya SMP untuk memberi
keleluasaan bagi guru seni budaya untuk menjadikan situs budaya
Limbangan menjadi bahan ajar mata pelajaran seni budaya. Kekeluasaan
ini termasuk dalam alokasi waktu dan juga pembiayaan dalam
pelaksanaan. Pentingnya pembelajaran situs budaya Limbangan sebagai
138
dengan sangat oleh Pemerintah Profinsi Jawa Barat untuk diprioritaskan
diajarkan pada siswa.
4. Pihak MGMP seni budaya SMP diperlukan usaha merumuskan rencana
kongkrit dalam bentuk pelaksanaan pembelajaran seni situs budaya
Limbangan baik langsung (dengan karya wisata) maupun tidak langsung
(pemaparan lewat CD). Salah satu langkahnya yakni dengan penyususnan
RPP yang mengajarkan mengenai Situs Budaya Limbagan pada siswa
SMP kelas VII.
5. Pada masyarakat setempat yang ada di Kecamatan Limbangan untuk terus
menjaga dan mencegah dari kerusakan kelompok yang bertanggungjawab.
139
Glosarium
Batu Goong, Istilah penyebutan batu prasejarah yang berbentuk kotak dan ada dua simbol wanita dan laki-laki dan memiliki keunikan batu tersebut dimitoskan suka berbunyi seperti gamelan setiap hari senin dan kamis.
Batu Eceng, Batu yang berbentuk hati.
Batu Huntu Gelap/Batu Gelap, Istilah masyarakat Limbangan terhadap penyebutan batu Kapak Beliung Prasejarah karena dimitoskan sebagai batu yang dihasilkan oleh sambaran kilat atau petir pada pohon enau (tangkal Kawung), Pohon Kelapa atau Sawah.
Batu Kampak. Istilah penyebutan pada batu kapak beliung karena menyerupai kapak. Kampak adalah istilah kapak dengan menggunakan Bahasa Sunda.
Batu Kanjut, Istilah Masyarakat Limbangan (Poronggol) terhadap batu peninggalan prasejarah yang di Mitoskan sebagai yang menyerupai alat kelamin laki-laki.
Batu Korsi, Istilah yang digunakan untuk penyebutan batu peninggalan prasejarah yang berfungsi sebagai tempat duduk.
Batu Kuya, Istilah penyebutan batu Peninggalan prasejarah yang berbentuk Kura-kura, karena kuya tersebut adalah nama kura-kura dalam Bahasa Sunda.
Batu Munding Depa, Istilah penyebutan pada batu prasejarah yang sangat besar dan berwarna hitam yang terlihat seperti kerbau sedang depa.
Batu Munding Dongkol, Istilah penyebutan pada batu peninggalan prasejarah yang berbentuk kerbau yang sudah dipatahkan lehernya.
Batu Nanceb, Istilah Masyarakat Limbangan terhadap penyebutan Batu Menhir Prasejarah karena menancap diatas permukaan tanah.
Batu Niung, Istilah dalam penyebutan pada batu tumpang, dimana dua batu besar dari bagian pinggir sungai sebelah kiri dan bagian sebelah kanan beradu sehingga berfungsi melindungi bagian tengah sungai dari terik matahari dan hujan dan dimitoskan masyarakat sebagai tempat pemandian dan pertapaan para Raja dan Putri.
140
Batu ngampar, Istilah penyebutan pada batu yang menghampar juga disebut Batu Pangsujudan yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk beribadah atau bersujud untuk memuji kebesaran Alloh SWT.
Batu Peso Raut, Istilah penyebutan pada artefak batu yang menyerupai pisau raut yang merupakan pisau ciri khas sunda yang digunakan untuk meraut bambu untuk membuat bakul dll.
Batu Peti, Istilah dalam penyebutan bentukan batu persegi atau kotak yang menyerupai batu kubur peti atau sarcopagus.
Batu Prabu Siliwangi Nurus Bumi, Istilah penyebutan pada makam panjang yang berukuran 25 meter dengan nisan berjumlah 7 yang berbeda, dan dimitoskan sebagai tempat menghilangnya Prabu Siliwangi.
Makam Kapunduhan, Istilah masyarakat pada penyebutan makam yang berasal dari kata pembunuhan menjadi kapunduhan supaya tidak terdengar tragis.