• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi (studi korelasi pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi (studi korelasi pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

KEMATANGAN EMOSI DAN KECEMASAN DI KALANGAN MAHASISWA PENULIS SKRIPSI

(Studi Korelasi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan NIM: 131114056

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai setiap

langkahku

Kedua orangtuaku Pak Tarigan dan Mak Ribu

Ketiga saudara tercintaku

Dosen Pembimbing Tercinta (Drs. R. Budi Sarwono, M.A)

Jangan mengharapkan yang terbaik,

(5)

v ABSTRAK

KEMATANGAN EMOSI DAN KECEMASAN DI KALANGAN MAHASISWA PENULIS SKRIPI

(Studi Korelasi pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, mengindentifikasi item pengukuran kematangan emosi yang capaian skornya rendah dan mengindentifikasi item pengukuran kecemasan yang memiliki capaian skornya tinggi di kalangan mahasiswa penulis skripsi, dan menganalisis hubungan antara kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.

Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011, 2012 dan 2013 yang berjumlah 77 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala Kematangan Emosi dengan 33 item dan skala Kecemasan dengan 43 item. Reliabilitas instrumen diukur menggunakan Alpha Cronbach dengan reliabilitas skala Kematangan Emosi 0,821 dan Skala Kecemasan 0,930.Teknik analisis data yang digunakan adalah norma kategorisasi Azwar yang terdiri atas 5 kategori dan teknik korelasi Pearson Product Moment.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa, 10 (12,98%) mahasiswa memiliki kematangan emosi yang sangat tinggi, 57 (74,02%) mahasiswa memiliki kematangan emosi yang tinggi, 9 (12,98%) mahasiswa memiliki kematangan emosi sedang, dan tidak ada mahasiswa yang memiliki kematangan emosi rendah dan sangat rendah. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa, 1 (1,29%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sangat tinggi, 2 (2,59%) mahasiswa memiliki kecemasan yang tinggi, 19 (24,67%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sedang, 48 (62,33%) mahasiswa memiliki kecemasan yang rendah, dan 7 (2,09%) mahasiswa memiliki kecemasan yang sangat rendah. Hasil analisi item pengukuran menunjukkan bahwa terdapat 3 item kematangan emosi yang capaian skornya sedang dan 11 item kecemasan yang capaian skornya sedang. Hasil analisis uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) sebesar -0,614 dengan nilai siginifikan 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa memiliki hubungan negatif yang sangat signifikan.

(6)

vi ABSTRACT

EMOTIONAL MATURITY AND ANXIETY AMONG STUDENTS THESIS AUTHOR

(Correlation Study on Students of Guidance and Counseling Department of Sanata Dharma University Yogyakarta)

Pretty Klara Elizabeth Br Tarigan Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2017

This research was aimed at describing the level of emotional maturity and anxiety among students writing thesis, identifying maturity measuring items where the level is low and identifying anxiety measuring items where the level is high, and to analyzing correlation between enotional maturity and anxiety among students writing thesis.

This research was a correlational research. Subject of this research 77 students of Guidance and Counseling department of Sanata Dharma University batch of 2011, 2012, and 2013. The research instrument used was emotional maturity scale with 33 items and anxiety scale with 43. Instrument reliability was measured using Alpha Cronbach with emotional maturity reliability scale of 0,821 and anxiety scale of 0,930. Data analysis technique used was Azwar categorization norm consisting of 5 5 categorics adn Pearson Product Moment correlation technique.

The result of this research showed that 10 (12,98%) of the students hand very high emotional maturity, 57 (74,02%) of the students had high emotional maturity level, 10 (12,98%) of the students had medium emotional maturity, and none of them had low and very low emotional maturity. The result also showed that, 1 (1,29%) of the student have a very high anxiety, 2 (2,59%) of the students had high anxiety, 19 (24,67%) of the students had medium anxiety, 48 (62,33%) of the student had low anxiety, and 7 (2,09%) of the student had very low anxiety. The result measurement item analysis showed that there are 3 items of emotional maturity where the result was medium. The result measurement item analysis showed that there are 11 items of anxiety where the result was medium. Hypothesis examination analysis result showed that correlation coefficient (r) was -0.614 with significancy value 0,000. We can be concluded that emotional maturity and anxiety among students have significantly negative correlation.

(7)
(8)
(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan rasa syukur penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dahram.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. R. Budi Sarwono, M.A selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dengan penuh sukacita, sabar dalam membimbing dan mendampingi, dan memberikan motivasi selama penulisan skripsi.

4. Pak Sinurat, Pak Donal, Bu Reta, Bu Indah, Bu Hayu dan Bu Retno yang telah membimbing peneliti selama masa studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dahrma.

5. Kedua orang tua penulis tersayang Mama Tiganku dan Nande Nanginku yang selalu setia dengan cinta dan kasih sayang memberikan motivasi, nasihat, perhatian, kepercayaan, doa dan semuanya yang tak bisa peneliti ungkapkan disini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ketiga saudaraku terkasih, Primsa Tarigan, Deslita Anzelina Br Tarigan dan Dominika Tarigan yang telah bersedia mendengarkan keluh kesah, berbagi pengalaman dan memberikan dukungan kepada peneliti selama menyelesaikan studi.

7. Mas Moko yang telah sabar membantu peneliti selama mengurus administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini.

(10)

x

9. Sahabatku yang telah berjuang bersama Wahyuni Meilani Br Tarigan, Katerina Mangampang, Mersy Cahyati, Berdinus Raja Najak, Andrias Purwanto, Maristella yang memberikan dukungan, bantuan dan semangat selama menyelesaikan skripsi.

10.Sugeng Otte Purnomo yang telah membantu peneliti mengumpulkan data penelitian.

11.Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2011, 2012 dan 2013 yang telah bersedia membantu peneliti dalam penelitian ini.

12.Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2013, khusunya kelas B atas dukungannya kepada peneliti selama proses menyelesaikan skripsi.

13.Teman-teman satu bimbingan yang berproses bersama selama bimbingan/konsultasi.

14.Teman kos (Tania, Kristin, Mutia, Rina) yang sudah membantu dan mau membagikan waktunya demi terselesainya skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, peneliti beraharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Peneliti

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

PERSEMBAHAN ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vii

HALAMAN PERNYATAAN ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...5

D. Rumusan Masalah ...5

E. Tujuan Penelitian ...6

F. Manfaat Penelitian ...7

G. Definisi Istilah ...8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

(12)

xii

1. Pengertian Emosi ...10

2. Pengertian Kematangan Emosi ...11

3. Ciri-ciri Kematangan Emosi ...12

4. Aspek-aspek Kematangan Emosi ...14

5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kematangan Emosi ...15

6. Upaya-upaya Peningkatan Kematangan Emosi ...16

B. Hakikat Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan ...16

2. Jenis-jenis Kecemasan ...17

3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan ...18

4. Gejala-gejala Kecemasan ...19

C. Mahasiswa Penulis Skripsi dan Pergulatannya 1. Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal ...20

2. Karateristik Masa Dewasa Awal ...21

3. Hambatan dalam Penulisan Skripsi ...24

4. Kematangan Emosi pada Mahasiswa Penulis Skirpsi ...25

5. Kecemasan pada Mahasiswa Penulis Skripsi ...26

D. Kajian Penelitian Relevan ...27

E. Kerangka Berpikir ...28

F. Hipotesis Penelitian ...31

BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian ...32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...33

C. Subjek Penelitian ...33

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kematangan Emosi ...33

2. Kecemasan ...33

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data ...34

(13)

xiii F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas ...38 2. Reliabilitas ...41 G. Teknik Analisis Data ...43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...50 B. Pembahasan ...59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Subjek Penelitian ...33

Tabel 3.2 Skor Skala Kematangan Emosi dan Kecemasan ...35

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Skala Kematangan Emosi ...36

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Skala Kecemasan ...38

Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kematangan Emosi ...40

Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kecemasan ...41

Tabel 3.7 Kriteria Guilford ...42

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kematangan Emosi ...42

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecemasan ...43

Tabel 3.10 Kategorisasi Skor Skala Kematangan Emosi dan Skala Kecemasan ...45

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Skala Kematangan Emosi ...47

Tabel 3.12 Kategorisasi Skor Skala Kecemasan ...47

Tabel 3.14 Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Skala Kematangan Emosi dan Kecemasan...48

Tabel 4.1 Kategorisasi Skor Tingkat Kematangan Emosi ...50

Tabel 4.2 Penggolongan Skor Item Kematangan Emosi ...52

Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Tingkat Kecemasan ...54

Tabel 4.4 Penggolongan Skor Item Kecemasan ...56

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Tingkat Kematangan Emosi ...51

Gambar 4.2 Diagram Penggolongan Skor Item Kematangan Emosi ...53

Gambar 4.3 Diagram Kategorisasi Tingkat Kecemasan ...55

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Tingkat Kematangan Emosi Dan Kecemasan ...73

Lampiran 2 Hasil Hitung Validitas Item ...82

Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian ...89

Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian ...91

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan tinggi yang merupakan kelanjutan dari pendidikan menengah dijalur pendidikan sekolah. Sedangkan orang yang belajar di perguruan tinggi disebut mahasiswa (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015). Secara umum mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang hampir menyelesaikan semua mata kuliahnya dan sedang mengambil tugas akhir (skripsi).

Mahasiswa tingkat akhir diharapkan dapat segera menyusun skripsi dan dapat lulus tepat waktu. Namun, dalam menyusun skripsi banyak kendala yang dihadapi mahasiswa. Misalnya karena subjek penelitian yang sulit didapatkan, bimbingan skripsi yang membutuhkan waktu lama dosen pembimbing susah ditemui, mahasiswa cenderung menunda mengerjakan skripsi, merasa takut untuk berhadapan dengan dosen pembimbing. Hal-hal tersebut membuat mahasiswa menjadi cemas, apakah bisa mengerjakan skripsi dan selesai tepat waktu.

(18)

2

mahasiswa mencoba untuk mengerjakan tiap tahapan dalam penyusunan skripsi tersebut. Kecemasan pada dasarnya adalah suatu reaksi diri untuk menyadari suatu ancaman yang tidak menentu. Mahasiswa mempunyai rasa cemas dalam penyusunan skripsi, karena mempunyai hati dan perasaan. Kecemasan yang dialami oleh setiap mahasiswa berbeda-beda, tetapi cemas akan mempengaruhi konsentrasi mahasiswa dalam penyusunan skripsi.

(19)

3

(sebesar 10%), kesulitan mencari dosen ahli dalam bidang penelitian berkaitan dengan metode penelitian dan analisis validitas instrumen tertentu (sebesar 6,7%).

Menurut data kelulusan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma (mulai dari angkatan 2009 sampai dengan 2012), dari 85 mahasiswa angkatan 2009 yang lulus tepat waktu hanya 8 mahasiswa (9,19 %). Dari 87 mahasiswa angkatan 2010 yang lulus tepat waktu hanya 16 mahasiswa (18,39%). Dari 72 mahasiswa angkatan 2011 hanya 19 mahasiswa yang lulus tepat waktu (22,09%). Dari 86 mahasiswa angkatan 2012 hanya 13 mahasiswa (15,11%) yang lulus tepat waktu (Sekretariat Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma).

Peneliti melakukan wawancara pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Dari wawancara tersebut diperoleh hasil bahwa mahasiswa merasa tertekan dalam proses penyusunan skripsi dikarenakan kebingungan untuk mencari literatur, takut, tegang, khawatir dengan judul yang tidak disetujui oleh dosen, tidak bisa tidur karena pusing memikirkan skripsi, sensitif terhadap situasi dan kondisi sekitar, merasa takut ketika ditanya tentang skripsi.

(20)

4

memiliki kematangan emosi rendah, ia tidak mampu mengambil keputusan dengan baik dan tepat sesuai dengan pemikiran yang rasional.

Kematangan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol diri dan mengendalikan emosinya. Seseorang yang memiliki kematangan emosi akan mampu memahami apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Emosi yang matang akan membentuk seseorang berpikir rasional atau objektif dan dapat mengontrol dan mengekspresikan apa yang terjadi pada dirinya.

Dampak dari kecemasan pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi adalah mahasiswa tidak dapat mengerjakan skripsinya sesuai yang diharapakan dengan tepat waktu karena kecemasan menguasai diri mahasiswa dan akhirnya tidak dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Kecemasan yang timbul pada diri mahasiswa bisa saja diakibatkan karena belum memiliki emosi yang matang.

(21)

5 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa yang sedang dalam penulisan skripsi mengalami banyak kendala dalam penulisan skripsi.

2. Mahasiswa merasa skripsi merupakan sesuatu yang sulit untuk dikerjakan.

3. Angka kelulusan mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang lulus tepat waktu kurang dari 50%.

4. Mahasiswa merasa tertekan selama penulisan skripsi.

5. Kematangan emosi yang rendah membuat mahasiswa tidak bisa mengontrol emosi yang terjadi pada dirinya.

6. Mahasiswa mengalami kecemasan pada masa penulisan skripsi.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan dengan dua kajian pada hubungan kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.

D. Rumusan Masalah

(22)

6

1. Seberapa tinggi tingkat kematangan emosi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

2. Item pengukuran kematangan emosi manakah yang capaian skornya rendah di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta? 3. Seberapa tinggi tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa penulis

skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

4. Item pengukuran kecemasan manakah yang memiliki nilai capaian skornya paling tinggi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

5. Apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(23)

7

2. Mengidentifikasi item pengukuran kematangan emosi yang memiliki nilai capaian skor rendah di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Mendeskripsikan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Mengidentifikasi item pengukuran kecemasan yang memiliki capaian skor paling tinggi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Menganalisis hubungan antara kematangan emosi dengan kecemasan

di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

(24)

8 2. Manfaat praktis

a. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan informasi tentang hubungan kematangan emosi dan kecemasan dalam penulisan skripsi, sehingga mahasiswa dapat menimalisir kecemasan dalam menyusun skripsi dan meningkatkan kematangan emosi.

b. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling mengenai kematangan emosi dan kecemasan dalam menyusun skripsi, sehingga dapat meminimalisasikan kecemasan pada mahasiswa dalam penulisan skripsi.

c. Bagi peneliti

Kesempatan ini, menambah wawasan peneliti tentang hubungan antara kematangan emosi dan kecemasan dalam penulisan skripsi di kalangan mahasiswa.

G. Batasan Istilah

1. Kematangan Emosi

(25)

9

mengelola perasaan, mengendalikan dorongan hati dan menunda pemuasan serta menangani kecemasan, dan tidak cepat terpengaruh oleh stimulus dalam diri maupun luar.

2. Kecemasan dalam penulisan skripsi

Kecemasan mahasiswa dalam penulisan skripsi adalah suatu kondisi dimana mahasiswa merasa khawatir, takut, bingung, cemas selama proses pengerjaan skripsi sehingga menimbulkan reaksi fisik serta psikologi tertentu.

3. Mahasiswa

(26)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan hakikat kematangan emosi, hakikat kecemasan, mahasiswa penulis skripsi dan pergulatanya, kerangka berpikir dan hipotesis.

A. Hakikat Kematangan Emosi

1. Pengertian Emosi

Dalam Kamus Psikologi (Kartono & Gulo, 1987) emosi didefenisikan sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot-otot yang menegangkan, debaran jantung yang cepat dan sebagainya. Sementara dalam kamus psikologi (Drever, 1986) emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dari organisme, yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya dalam pernafasan, denyut, sekresi kelenjar dan pada sisi kejiwaan, suatu keadaan terangsang atau pertubrasi (gusar/terganggu), ditandai oleh perasaan yang kuat, dan biasanya suatu dorongan ke arah suatu bentuk tingkah laku tertentu.

(27)

11

Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary (dalam Goleman, 1997) mendefinisikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu dan setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Jaenudin (2012) menyatakan bahwa emosi adalah pola perubahan pada diri individu yang secara kompleks dan mencakup pembangkit fisiologis, perasaan subjektif, proses kognitif, dan reaksi tingkah laku seseorang.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah sesuatu keadaan atau kegiatan yang memicu terjadinya perubahan pada diri, sehingga orang lain mengetahui bahwa seseorang sedang emosi.

2. Pengertian Kematangan Emosi

Kematangan emosi terdiri dari dua kata, yaitu kematangan dan emosi. Kematangan berasal dari bahasa Inggris maturity dengan kata dasar mature. Emosi berasal dari bahasa latin emotus atau emover yang berarti menggerakkan yang merupakan sesuatu yang mendorong individu. Jadi kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi untuk tercapainya tingkat kedewasaan dalam perkembangan emosi (Chaplin, 2006).

(28)

12

menjadi dewasa secara emosional, tidak terombang-ambing oleh motif-motif kekanak-kanakan. Kematangan emosi membantu individu dalam mengendalikan pola sikap dan perilaku yang akan memicu individu untuk membuat suatu tindakan yang didasari oleh dorongan emosi.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan individu mengendalikan atau mengontrol emosi, serta mampu mengekspresikan emosi yang tepat pada waktu dan tempat yang sesuai.

3. Ciri-Ciri Kematangan Emosi

Walgito (2010) mengungkapkan ciri-ciri individu memiliki kematangan emosi sebagai berikut:

a. Orang yang memiliki kematangan emosi yang baik, akan mampu menerima keadaan baik diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena orang yang memiliki kematangan emosi mampu berpikir secara baik dan obyektif.

b. Orang yang memiliki kematangan emosi tidak bersifat impulsif. Ia berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Sedangkan orang yang bersifat impulsif segera bertindak sebelum dipikirkan dengan baik, satu ciri bahwa emosinya belum matang.

(29)

13

d. Orang yang memiliki kematangan emosi akan bersifat sabar, penuh pengertian, dan cukup mempunyai toleransi yang baik.

e. Orang yang memiliki kematangan emosi akan mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak mudah frustrasi, dan menghadapi masalah dengan penuh pengertian.

Menurut Finkelor (2004) ciri-ciri individu yang memiliki kematangan emosi sebagai berikut:

a. Orang yang memiliki kematangan emosi mampu mengambil keputusan penting.

b. Orang yang memiliki kematangan emosi mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan keputusan tersebut dipertimbangkan.

c. Orang yang memiliki kematangan emosi mampu melaksanakan keputusan yang sudah diambilnya.

d. Orang yang memiliki kematangan emosi mampu menilai kembali keputusannya apabila perlu mengubah atau memperbaikinya.

(30)

14 4. Aspek-Aspek Kematangan Emosi

Hurlock (1990) mengemukakan tiga aspek kematangan emosi, sebagai berikut:

a. Kontrol Emosi

Individu yang mencapai kematangan emosi tidak meledakkan emosinya di hadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang dapat diterima. Individu yang matang emosinya dapat mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan.

b. Pengambilan Keputusan

Individu yang memiliki kematangan emosi mampu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional dan mampu memutuskan bagaimana reaksi yang seharusnya dilakukan sesuai dengan situasi tersebut, dan individu tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti kanak-kanak atau individu yang tidak matang.

c. Pemahaman Diri

(31)

15

memahami emosi yang sedang dirasakan dan mengetahui penyebab dari emosi yang dihadapi individu tersebut.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek individu yang telah mencapai kematangan emosi adalah individu yang mampu mengendalikan atau mengontrol emosinya dengan cara yang dapat diterima, dapat memahami apa yang sedang dirasakan dan mengetahui penyebab emosi yang dirasakan, dan mampu menggunakan pemikiran secara kritis sebelum membuat keputusan dengan mempertimbangkan dampak dari emosi tersebut.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi

Menurut Hurlock (1990), faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi adalah:

a. Memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Cara yang dapat dilakukan adalah membicarakan pelbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Keterbukaan tentang perasaan dan masalah pribadi dipengaruhi sebagaian oleh rasa aman dalam hubungan sosial.

(32)

16

6. Upaya-upaya Peningkatan Kematangan Emosi

Menurut Semiun (2006: 409) ada beberapa cara untuk meningkatkan kematangan emosi pada diri yaitu:

a. Mempelajari arti dan menggunakan secara efektif keadaan santai baik mental maupun fisik

b. Berusaha memperoleh keterampilan-keterampilan dan kecakapan supaya bisa mendapat kepercayaan diri.

c. Menangguhkan dan meninjau kembali respon emosi sampai muncul kesempatan yang lebih cocok.

d. Memperoleh penilaian diri yang lebih realistik tentang kemapuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahan supaya dapat mengadapi kenyataan.

B. Hakikat Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman atau perubahan lingkungan, tetapi bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman atau datang tanpa ada penyebabnya (Nevid, Rathus & Greene, 2003).

(33)

17

yang ditandai oleh adanya kekhawatiran karena individu tidak dapat memprediksi dan mengontrol kejadian yang akan datang.

Dalam mendefinisikan kecemasan, Freud (dalam Feist & Feist 2008) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan kondisi yang dirasa tidak menyenangkan, bersifat emosional dan diikuti oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam atau yang sedang mendekat.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan kecemasan adalah suatu kekhawatiran akan apa yang terjadi di masa yang akan datang karena tidak mampu mengontrol apa yang akan terjadi.

2. Jenis-jenis Kecemasan

Freud (dalam Walgito, 2010) membedakan kecemasan menjadi 3 jenis, sebagai berikut:

a. Kecemasan Objektif

Kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya yang nyata. Selanjutnya perasaan tersebut bisa berkembang dan dalam psikologi abnormal disebut panik.

b. Kecemasan Neurotik

(34)

18 c. Kecemasan Moral

Kecemasan yang berhubungan dengan moral. Seseorang akan merasa cemas ketika melanggar norma-norma moral yang ada.

3. Faktor-faktor Penyebab Kecemasan

Durand dan Barlow (2006: 161-164)) mengungkapkan bahwa kecemasan tidak memiliki penyebab yang berdimensi tunggal yang sederhana tetapi berasal dari banyak sumber antara lain:

a. Kontribusi Biologis

Kontribusi-kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah-wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat seseorang rentan mengalami kecemasan.

b. Kontribusi Psikologis

Perasaan ketidak mampuan mengontrol yang berkembang dari pengalaman-pengalaman awal maka seseorang akan sangat rentan terhadap kecemasan di kehidupan.

c. Kontribusi Sosial

Peristiwa yang menimbulkan stres memicu kerentanan kita terhadap kecemasan. Tekanan sosial dapat menimbulkan stres yang cukup kuat sehingga memicu terjadinya kecemasan.

(35)

19

a. Tuntutan sosial yang berlebihan yang belum terpenuhi oleh individu.

b. Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga mennimbulkan perasaan rendah diri.

c. Individu kurang siap dalam menghadapi situasi atau kondisi yang tidak diharapakan atau tidak diperkiran oleh individu tersebut. d. Adanya pola pikir dan persepsi yang negatif terhadap situasi atau

diri sendiri. Hal ini bisa berkaitan dengan kecenderungan individu menilai sesuatu secara negatif dan subjektif.

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan faktor penyebab kecemasan yang bersifat sementara bukan yang bersifat permanen. Maksud peneliti dari bersifat sementara yaitu kecemasan yang terjadi hanya pada saat individu dalam masa penulisan skripsi bukan kecemasan yang memang secara biologis atau bawaan (sejak kecil sudah diwariskan secara gen rentan mengalami kecemasan).

4. Gejala-gejala Kecemasan

Kecemasan yang dirasakan timbul karena individu tersebut menghadapi situasi yang mengancam atau stres. Menurut Nevid (2003: 164) gejala-gejala kecemasan sebagai berikut:

a. Gejala fisik

(36)

20

terasa kering, sulit bernafas, pusing, merasa lemas, sulit menelan, diare, wajah terasa merah, jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang.

b. Gejala behavior

Gejala behavior meliputi, perilaku menghindar, perilaku melekat, dan perilaku terguncang.

c. Gejala kognitif

Gejala kognitif meliputi, rasa khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi, sulit berkonsentrasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan gejala kecemasan menjadi aspek untuk penyusunan instrumen penelitian.

C. Mahasiswa Penulis Skripsi dan Pergulatannya

1. Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal

(37)

21 2. Karateristik Masa Dewasa Awal

Menurut Hurlock (1990), terdapat 10 karateristik masa dewasa awal, yaitu:

a. Masa Pengaturan

Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Individu pada masa dewasa awal akan mengatur pola kehidupan yang diyakini mampu memenuhi kebutuhannya, membentuk bidang pekerjaan, dan menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa. b. Usia Reproduksi

Masa dewasa awal disebut sebagai usia reproduksi jika individu yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja.

c. Masa Bermasalah

Individu yang berada pada masa dewasa awal akan mengalami banyak permasalahan baru yang harus dialami. Permasalahan baru ini berbeda dari permasalahan yang sudah dialami sebelumnya. Namun beberapa dari permasalahan tersebut merupakan kelanjutan atau pengembangan yang dialami pada masa remaja akhir.

d. Masa Ketegangan Emosi

(38)

22

pada masa dewasa awal berkaitan dengan permasalahan jabatan, perkawinan, keuangan, dan sebagainya.

e. Masa Keterangsingan Sosial

Pada masa dewasa awal individu akan memiliki semangat untuk bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karir sehingga memunculkan adanya ketersaingan pada masa dewasa awal. f. Masa Komitmen

Pada masa dewasa awal individu mengalami perubahan tanggungjawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya pada orangtua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru dan membantu komitmen-komitmen baru.

g. Masa Ketergantungan

Ketergantungan pada masa dewasa awal ini tergantung pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberi beasiswa sebagian atau penuh karena mereka karena mereka memperoleh pinjaman. Pada masa ini juga ada individu yang merasa benci terhadap ketergantungan tersebut dan ada yang merasa wajar dengan ketergantungan mereka tersebut.

h. Masa Perubahan Nilai

(39)

23

perubahan nilai pada masa dewasa awal, diantaranya yang sangat umum adalah: pertama, jika dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok orang dewasa, maka mereka harus menerima nilai-nilai kelompok orang dewasa. Kedua, orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku.

i. Masa Penyesuaian Diri Dengan Cara Hidup Baru

Masa dewasa awal merupakan masa yang paling banyak menghadapi perubahan. Perubahan yang paling umum terjadi pada masa dewasa awal adalah perubahan yang berkaitan dengan penyesuaian diri terhadap gaya hidup. Menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang baru memang sulit, terlebih bagi kaum muda masa kini karena persiapan yang mereka terima waktu masih anak-anak dan remaja tidak cocok dengan gaya hidup baru masa kini.

j. Masa Kreatif

(40)

24

3. Hambatan dalam Penulisan Skripsi

Mahasiswa yang sedang menulis skripsi menghadapi berbagai hambatan dalam penulisan. Utama (dalam Subekti, 2005) mengungkapkan hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa saat mengerjakan skripsi antara lain:

a. Kesulitan membagi waktu dan mencurahkan perhatian yang cukup terhadap skripsi

b. Masalah kesehatan

c. Terbatasnya data untuk operasional skripsi

d. Hambatan kognitif dan emosi yang cenderung menimbulkan sikap negatif mahasiswa terhadap segala proses penulisan skripsi

e. Masalah yang berkaitan dengan skripsi itu sendiri. Misalnya, kurang literatur pendukung, kesulitan membuat alat ukur, permasalahan dengan dosen pembimbing, dan lain lain).

(41)

25

4. Kematangan Emosi pada Mahasiswa Penulis Skripsi

Kematangan emosi adalah keterampilan emosi yang mencakup kesadaran diri, mengidentifikasi, mengungkapkan dan mengelola perasaan, mengendalikan dorongan hati dan menunda pemuasan serta menangani kecemasan, dan tidak cepat terpengaruh oleh stimulus dalam diri maupun luar.

Mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi cenderung mampu mengontrol ekspresi emosinya dengan tepat, dengan demikian emosi-emosi yang dialami dapat tersalurkan. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki kematangan emosi rendah akan cenderung mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya dengan tepat, misalnya dengan memendam kemarahan atau kekecewaan.

(42)

26

(Maramis, 2004 dalam Pratiwi, Dewi & Lailatushifah, Siti Noor Fatmah).

5. Kecemasan pada Mahasiswa Penulis Skripsi

Kecemasan adalah suatu kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman atau perubahan lingkungan, tetapi bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman atau datang tanpa ada penyebabnya (Nevid, Rathus & Greene, 2003).

Durant dan Barlow (2006) menyatakan bahwa seseorang yang dapat bekerja dengan baik ketika merasa sedikit cemas karena kinerja fisik dan intelektual individu didorong dan diperkuat oleh kecemasan. Kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa dengan intesitas sedikit dapat menunjang proses penyelesaian skripsi karena dapat memicu mahasiswa untuk bekerja lebih baik lagi. Namun jika mahasiswa berada pada insensitas cemas yang berlebihan maka akan merugikan mahasiswa, karena mahasiswa tidak akan mampu berpikir secara realistis.

(43)

27

berada pada tingkat yang rendah dan dapat merugikan bila berada pada intesitas yang berlebihan.

D. Kajian Penelitian Relevan

Peneliti menemukan penelitian mengenani kematangan emosi dan kecemasan, sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, Prisca Anindya (2014). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kematangan emosi mahasiswa baru program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2013/2014 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi berjumlah 2 mahasiwa (2,7 %), yang termasuk dalam kategori tinggi berjumlah 44 mahasiswa (59,5%), yang termasuk dalam kategori sedang berjumlah 28 mahasiswa (37,8), yang termasuk kategori rendah dan sangat rendah berjumlah 0 mahasiswa (0%). Berdasarkan analisis terhadap item-item kematangan emosi, diperoleh 14 item yang termasuk kategori sedang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Timmerman, Maria Brighitta Corry (2015) yang berjudul hubungan antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dengan koefisien korelasi sebesar -0,487 dan p 0,000.

(44)

28

menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan dengan koefisien korelasi sebesar -0, 394 dan probabilitas 0,02 (p < 0,05).

E. Kerangka Berpikir

Skripsi yang merupakan suatu tugas akhir seringkali menjadi tekanan dan ketakutan tersendiri bagi mahasiswa terutama yang sudah harus mengerjakannya. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu (S-1). Dalam pengerjaan skripsi sangat dibutuhkan kemampuan berpikir ilmiah dan segala pengetahuan yang sudah diperoleh mahasiswa selama kuliah, karena penulisan skripsi menghendaki prosedur yang jelas dan sistematis dalam penulisannya. Namun, pada realitanya banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa yang menghambat proses penulisan skripsi seperti kesulitan mencari literatur menentukan judul, takut menemui dosen pembimbing, dan masih banyak hal lain.

(45)

29

yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang dialami oleh mahasiswa yang sedang menghadapi proses penulisan skripsi agar lulus tepat waktu.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi perasaan cemas yang dirasakan oleh mahasiswa penulis skripsi yaitu dengan memiliki kematangan emosi. Kematangan emosi mencakup lima aspek, yakni dapat menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya, tidak impulsif, dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, sabar penuh pengertian dan memiliki toleransi yang baik, serta mempunyai tanggung jawab, dapat berdiri sendiri dan tidak mudah frustasi.

Mahasiswa yang mampu menerima keadaan diri secara apa adanya, baik kelebihan maupun kekurangan akan lebih peka untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Kaitanya dengan kecemasan adalah mahasiswa yang menyadari bahwa ketidakmapuannya dalam penulisan skripsi akan berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan bertanya kepada teman yang memiliki kemampuan lebih.

(46)

30

teralihkan pada hal lain yang bersifat sesaat sehingga memfokuskan diri pada penulisan skripsi.

Selanjutnya, kemampuan untuk mengendalikan emosi dengan ekspresi emosi dapat memperkecil kesenjangan antara kehendak dengan tindakan. Artinya, mahasiswa yang mampu mengendalikan emosi cenderung untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya meskipun banyak kegiatan lain yang menyenangkan. Namun mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi rendah akan mudah terpengaruh dengan hal yang lebih menyenangkan sehingga mengabaikan rencana sebelumnya.

Kesabaran, sifat penuh pengertian, dan toleransi yang baik juga memiliki kaitan dengan kecemasan. Individu yang sabar akan tekun dalam penulisan skripsi meskipun mengalami banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Selain itu mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi mampu bertangung jawab terhadap dirinya sendiri dan mandiri serta tidak mudah frustasi ketika menghadapi permasalahan.

(47)

31

Skema Kerangka Berpikir

F. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan kecemasan dalam penulisan skripsi di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013/2014 Universitas Sanata Dharma.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosi dengan kecemasan dalam penulisan skripsi di kalangan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013/2014 Universitas Sanata Dharma.

Mahasiswa Skripsi

Kematangan Emosi Kecemasan

Penyusunan Skripsi Lulus Tepat Waktu

(48)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis atau desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek atau populasi penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan realibilitas instrumen, dan teknik analisi data.

A. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:14) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi. Penelitian korelasi bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel (Azwar, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(49)

33 C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2013, 2012 dan 2011 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang sedang mengambil matakuliah penulisan skripsi, dengan jumlah 77 mahasiswa. Pengambilan subjek dalam penelitian ini

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

Angkatan Jumlah

2011 6

2012 17

2013 54

Jumlah Keseluruhan 77

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kematangan Emosi

Pengukuran kematangan emosi dilakukan dengan skala kematangan emosi yang disusun oleh peneliti sendiri. Item-item pernyataan dari skala kematangan emosi menggunakan tiga aspek dari teori kematangan emosi, yaitu kontrol diri, pengambilan keputusan, dan pemahaman diri. Pada penelitian ini kematangan emosi menjadi varibel bebas atau independent variabel (X).

2. Kecemasan

(50)

34

penelitian ini kecemasan emosi menjadi variabel terikat atau dependent variabel (Y).

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berupa skala yang itemnya berupa pernyataan yang tidak secara langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan (Azwar, 1999).

Penelitian menggunakan skala kematangan emosi dan kecemasan, dimana subjek diminta untuk mengisi pernyataan-pernyataan yang dirangkai dalam bentuk skala dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (√). Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban subjek pada masing-masing item. Dengan demikian dapat diketahui tingkat kematangan emosi dan kecemasan, hubungan kematangan emosi dan kecemasan.

(51)

35

kecenderungan untuk memilih jawaban tengah, (3) tidak dapat melihat kecenderungan jawaban responden ke arah sering atau sangat jarang. Pernyataan pada skala dibagi atas dua bagian, yaitu favorabel dan unfavorabel.

Berikut ini tabel pemberian skor pada skala kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi:

Tabel 3.2

Skor Skala Kematangan Emosi dan Skala Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Alternatif Jawaban

Kematangan Emosi Item

Favorabel Item Unfavorabel

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Teknik pengumpulan data ini melalui beberapa tahap, sebagai berikut:

a. Menyusun instrumen atau skala kematangan emosi dan memodifikasi skala kecemasan.

b. Pengujian instrumen atau skala oleh ahli (professional judgement), yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.

c. Mengumpulkan data dengan menyebarkan instrumen atau skala kematangan emosi dan kecemasan kepada subjek.

(52)

36 2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini ada 2, sebagai berikut:

a. Skala kematangan emosi

Untuk memperoleh data mengenai kematangan emosi peneliti menggunakan skala kematangan emosi. Skala disusun berdasarkan aspek kematangan emosi menurut Harlock (1990) yaitu: kontrol emosi, pengambilan keputusan dan pemahaman diri.

Tabel 3.3

Mengekspresikan emosi sesuai dengan situasi dan waktu yang

Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.

18, 35, 37 19, 23 5

Menerima pendapat orang lain. 14, 22, 26 15, 16, 25, 30

7

(53)

37 b. Skala Kecemasan

Skala kecemasan adalah skala yang diadaptasi dari penelitian Febriani, Valentina Dwita (2010) yang meneliti tentang perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Skala itu disusun memuat tiga aspek penelitian kecemasan yaitu aspek kognitif, fisik dan behavior.

Skala kecemasan sudah diuji sebelumnya menggunakan validitas isi dan mengunakan perhitungan reabilitas koefisien alpha dari Cronbach, dengan koefisien reliabilitas 0,902 lalu uji

(54)

38

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas

(55)

39

Dalam penelitian ini, proses validitas dilakukan oleh professional judgement yaitu Drs. R. Budi Sarwono, M.A. selaku dosen pembimbing

skripsi. Selanjutnya skala kematangan emosi dan kecemasan dilakukan uji validitas empirik yang analisisnya dilakukan terhadap data yang diperoleh secara empirik, yaitu dari skor sekelompok subjek yang dikenakan tes tersebut.

Teknik statistik yang digunakan untuk menguji validitas item-item tersebut adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Rumus korelasi product moment dari pearson sebagai berikut:

= � ∑ ∑ ∑

√{� ∑ − (∑ } {� ∑ − (∑ }

Rumus 3.1

Keterangan:

� : Koefisien Validitas

� : Jumlah Subjek

: Skor variabel X

: Skor variabel Y

∑ : Jumlah skor variabel X

∑ : Jumlah skor variabel Y

∑ : Jumlah kuadrat skor variabel X

∑ : Jumlah kuadrat skor variabel Y

(56)

40

Proses perhitungan validitas dilakukan dengan cara memberi skor pada setiap item dan mentabulasi data. Tahap pelaksanaannya menggunakan program SPSS. Item variabel kematangan emosi yang disebar berjumlah 45. Dari hasil perhitungan validitas diperoleh 33 item yang valid dan 12 item yang gugur. Sedangakan item variabel kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi disebar berjumlah 48. Dari hasil perhitungan diperoleh 43 item yang valid dan 5 item yang gugur.

Tabel 3.5

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kematangan Emosi

No Aspek Indikator

Mengendalikan diri saat emosi.

Mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi emosi yang dialami.

31, 34, 40

38, 43

(57)

41

Tabel 3.6

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Kecemasan

No Aspek Indikator

Reliabilitas adalah konsistensi atau sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi adalah pengukuran yang reliabel (Azwar, 2011).

(58)

42

Butir item dikatakan reliabel jika Alpha Cronbach berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi realibilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hasil perhitungan indeks realibilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford.

Tabel 3.7 Kriteria Guilford

No Koefisiensi Korealsi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi dengan menggunakan bantuan program SPSS 22, diperoleh perhitungan realibilitas kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi pada tabel 3.5 dan pada tabel 3.6 berikut

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kematangan Emosi Cronbach’s Alpha N of Items

(59)

43

Hasil perhitungan di atas, peneliti sesuiakan dengan kriteria Guilford dalam kategorisasi realibilitas yang telah dibahas sebelumnya Realibilitas kematangan emosi termasuk dalam kategori tinggi karena α yang diperoleh adalah sebesar 0,821.

Tabel 3.9

Hasil uji realibilitas skala kecemasan Cronbach’s Alpha N of Items

.930 43

Hasil perhitungan di atas, peneliti sesuiakan dengan kriteria Guilford dalam kategorisasi realibilitas yang telah dibahas sebelumnya Realibilitas kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi termasuk dalam kategori sangat tinggi karena α yang diperoleh adalah sebesar 0,930.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data bersdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2013).

(60)

44

1. Menentukan skor dan pengolahan data

Dalam menentukan skor dan pengolahan data langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Setiap item diberi skor sesuai dengan norma skoring yang sudah tersedia yaitu untuk variabel kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, pada pernyataan favorabel skor yang digunakan untuk jawaban sangat sesuai adalah 4, untuk jawaban sesuai adalah 3, untuk jawaban tidak sesuai adalah 2, dan untuk jawaban sangat tidak sesuai adalah 1. Pada pernyataan unfavorabel, skor yang digunakan untuk jawaban sangat sesuai

adalah 1, untuk jawaban sesuai adalah 2, untuk jawaban tidak sesuai adalah 3, dan untuk jawaban sangat tidak sesuai adalah 4. b. Membuat tabulasi data dan menghitung frekuensi untuk setiap item

yang berdasarkan skoring

c. Menghitung jumlah skor dari masing-masing subjek. Skor yang diperoleh tersebut dapat memberikan petunjuk tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi subjek.

(61)

45

e. Menghitung persentase pada tiap frekuensi (banyaknya subjek) dengan cara membagi banyaknya subjek pada tiap frekuensi dengan banyaknya subjek seluruhnya (N) dikalikan 100.

2. Menentukan kategori

Pengkategorian tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjangan menurut kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009:107). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari rendah sampai tinggi. Norma kategorisasi disusun berdasarkan pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009: 108). Tingkat kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi terdiri atas lima kategori, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah . Norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kategorisasi Skor Tingkat Kematangan Emosi dan Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Norma/kriteria skor Kategori µ + 0,5 < X Sangat Tinggi µ + 0,5 < X ≤ µ+1,5 σ Tinggi µ - 0,5 < X ≤ µ + 0,5 σ Sedang

µ - 1,5 < X ≤ µ - 0,5 σ Rendah X≤ µ - 1,5σ Sangat Rendah

Keterangan:

(62)

46

Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala. Standar deviasi (σ/sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran.

Mean teoritik (µ) : Rata-rata teoritik skor maksimum dan minimum

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam pegelompokan tinggi rendah kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi, dengan jumlah item kematangan emosi 33 dan jumlah item kecemasan penulisan skripsi 43. Berdasarkan hal tersebut diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

a. Perhitungan capaian skor subjek variabel kematangan emosi, sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik : 4 x 33 =132 Skor minimum teoritik : 33

Luas Jarak : 132-33 = 99 Standar deviasi (σ/sd) : 99 : 6 = 16,5 Mean teoritik (µ) : (132 + 33):2 = 82,5

(63)

47

Tabel 3.11

Kategorisasi Skor Tingkat Kematangan Emosi Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Norma/kriteria skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ < X 107,25 < X Sangat Tinggi µ + 0,5 σ < X ≤ µ+1,5 σ 90,75< X ≤ 107,25 Tinggi µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5σ 74,25 < X ≤ 90,75 Sedang µ - 1,5 σ< X ≤ µ - 0,5 σ 57,75< X ≤ 74,5 Rendah

X≤ µ - 1,5σ X≤ 57,75 Sangat Rendah

b. Perhitungan capaian skor subjek variabel kecemasan di kalangan mahasiswa penulisan skripsi, sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik : 4 x 43 = 172 Skor minimum teoritik : 43

Luas Jarak : 172 – 43 = 129 Standar deviasi (σ/sd) : 129 : 6 = 21,5 Mean teoritik (µ) : (172 + 43): 2= 107,5

Tabel 3.12

Kategorisasi Skor Tingkat Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Norma/kriteria skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ < X 139,75 < X Sangat Tinggi µ + 0,5 σ < X ≤ µ+1,5 σ 118,25 < X ≤ 139,75 Tinggi µ - 0,5 σ< X ≤ µ + 0,5σ 96,75 < X ≤ 118,25 Sedang

µ - 1,5 σ < X ≤ µ - 0,5σ 75,25 < X ≤ 96,75 Rendah

X≤ µ - 1,5σ X≤ 75,25 Sangat Rendah

(64)

rata-48

rata skor instrumen penelitian. mean teoritik diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat pengukuran penelitian. sedangkan mean empirik, merupakan rata-rata data penelitian

c. Mencari kategorisasi tinggi rendahnya skor item-item variabel kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi secara keseluruhan dengan menggunakan N= 77. Perhitungannya sebagai berikut:

Skor maksimal teoritik : 4 x 77 = 308 Skor minimum teoritik : 77

Luas Jarak : 308 – 77 = 231 Standar deviasi (σ/sd) : 231 : 6 = 38,5

Mean teoritik (µ) : (308 + 77) : 2 = 192,5

Hasil perhitungan data skor item disajikan dalam norma kategorisasi tinggi rendahnya skor item-item kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 3. 13

Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Kematangan Emosi dan Kecemasan

Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi

Norma/kriteria skor Rentang Skor Kategori µ + 1,5 σ < X 250,25< X Sangat Tinggi µ + 0,5 σ< X ≤ µ+1,5 σ 211,75< X ≤250,25 Tinggi µ - 0,5 σ < X ≤ µ + 0,5σ 173,25< X ≤211,75 Sedang

(65)

49 3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan uji korelasi dengan rumus korelasi Pearson Product Moment, dengan bantuan program SPSS.

=

� ∑ ∑ ∑

√{� ∑ − (∑ } {� ∑ − (∑ }

Rumus 3.3

Keterangan:

� : Koefisien Validitas

� : Jumlah Subjek

: Skor variabel X

: Skor variabel Y

∑ : Jumlah skor variabel X

∑ : Jumlah skor variabel Y

∑ : Jumlah kuadrat skor variabel X

(66)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Kematangan Emosi Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya kematangan emosi subjek, maka dilakukan kategorisasi pada skala kematangan emosi. Norma kategorisasi disusun berdasarkan norma kategori yang oleh Azwar (2009:108). Tingkat kematangan emosi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terdiri dari lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Kategorisasi Skor Tingkat Kematangan Emosi Norma/

(67)

51

Kategorisasi tentang tingkat kematangan emosi jika digambarkan dalam bentuk diagram dapa dilihat sebagai berikut

Gambar 4.1

Diagram Kategorisasi Tingkat Kematangan Emosi

Dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 tampak bahwa:

a. Ada 10 (12,98%) mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang sangat tinggi.

b. Ada 57 (74,02%) mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi.

c. Ada 10 (12,98) mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang sedang.

d. Tidak ada mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang rendah.

e. Tidak ada mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang sangat rendah.

10

57

10 0 0

SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG RENDAH SANGAT RENDAH Kategorisasi

(68)

52

Peneliti menyimpulkan bahwa semua mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling yang sedang menulis skripsi memiliki kematangan emosi yang sangat tinggi.

2. Penggolongan Skor Item Tingkat Kematangan Emosi Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Untuk mengetahui item yang masuk kedalam kategori rendah pada variabel kematangan emosi, maka dilakukan kategorisasi pada skala kematangan emosi. Norma kategorisasi disusun berdasarkan norma kategori yang oleh Azwar (2009:108). Kategori item kematangan emosi di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terdiri dari lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Penggolongan Skor Item Kematangan Emosi Norma/kriteria

Skor Rentang Skor Frekuensi

(69)

53

Kategorisasi skor item tingkat kematangan emosi jika digambarkan dalam diagram akan terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 4.2

Diagram Skor Item Tingkat Kematangan Emosi

Dari tabel 4.2 dan gambar 4.2 tampak bahwa:

a. Item dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 6 (18,18%) item.

b. Item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 24 (72,72%) item.

c. Item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak 3 (9,09%) item.

d. Item dengan skor yang berada dalam kategori rendah tidak ada. e. Item dengan skor yang berada dalam kategori sangat rendah tidak

ada.

6

24

3 0 0

SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG RENDAH SANGAT RENDAH Kategorisasi

(70)

54

3. Tingkat Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya kecemasan subjek, maka dilakukan kategorisasi pada skala kecemasan. Norma kategorisasi disusun berdasarkan norma kategori yang oleh Azwar (2009:108). Tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terdiri dari lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3

(71)

55

Kategorisasi tingkat kecemasan jika digambarkan dalam diagram akan terlihat seperti gambar berikut:

Gambar 4.3

Diagram Tingkat Kecemasan

Dari tabel 4.3 dan gambar 4.3 tampak bahwa:

a. Ada 1 (1,29%) mahasiswa yang memiliki kecemasan yang sangat tinggi.

b. Ada 2 (2,59%) mahasiswa yang memiliki kecemasan yang tinggi.

c. Ada 19 (24,67%) mahasiswa yang memiliki kecemasan yang sedang.

d. Ada 48 (62,33%) mahasiswa yang memiliki kecemasan yang rendah.

e. Ada 7 (9,09%) mahasiswa yang memiliki kecemasan yang sangat rendah.

1 2

19

48

7

SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG RENDAH SANGAT RENDAH Kategorisasi

(72)

56

Peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling yang sedang menulis skripsi memiliki kecemasan yang sedang.

4. Penggolongan Skor Item Tingkat Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Untuk mengetahui item yang masuk kedalam kategori rendah pada variabel kecemasan, maka dilakukan kategorisasi pada skala kecemasan. Norma kategorisasi disusun berdasarkan norma kategori yang oleh Azwar (2009:108). Kategori item kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma terdiri dari lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4

Penggolongan Skor Item Kecemasan Di Kalangan Mahasiswa Penulis Skripsi Program Studi Bimbingan dan Konseling

(73)

57

Kategorisasi skor item tingkat kecemasan jika digambarkan dalam diagram akan terlihat seperti berikut:

Gambar 4.4

Diagram Skor Item Tingkat Kecemasan

Dari tabel 4.4 dan gambar 4.4 tampak bahwa:

a. Item dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi tidak ada.

b. Item dengan skor yang berada dalam kategori tinggi tidak ada. c. Item dengan skor yang berada dalam kategori sedang sebanyak

11 (25,58%) item.

d. Item dengan skor yang berada dalam kategori rendah sebanyak 28 (65,11%) item.

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

(74)

58 5. Uji Hipotesis

Teknik uji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson- Product Moment yang terdapat dalam program SPSS versi 22. Hasil uji

korelasi kematangan emosi dan kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.5

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(75)

59

kematangan emosi maka semakin tinggi kecemasan di kalangan mahasiswa penulis skripsi.

B. Pembahasan

Pembahasan hasil peneilitian ini akan mendeskripsikan hasil penelitian untuk menjawab permasalahan yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Penjelasannya sebagai berikut:

Data yang diperoleh berdasarkan hasil kategorisai untuk variabel kematangan emosi menunjukkan 10 (12,98%) subjek berada pada kategori kematangan emosi sangat tinggi, 57 (74,02%) subjek berada pada kategori kematangan emosi tinggi, 10 (12,98%) subjek berada pada kategori kematangan emosi sedang, tidak ada subjek yang berada pada kategori kematangan emosi rendah dan sangat rendah. Jumlah ini merupkan setengah dari jumlah mahasiswa yang dijadikan responsen dalam penelitian ini.

(76)

60

untuk memperoleh gambaran tentang situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Keterbukan membuat individu mendapatkan rasa aman atas situasi yang sedang dihadapi. Faktor katarsis emosi mahasiswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi dan tinggi diindikasi telah memiliki pengalihan perasaan yang tepat sesuai dengan tempat dan waktu yang tepat pula.

Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat sebanyak 10 (12,98%) mahasiswa memiliki kematangan emosi yang berada dalam kategori sedang subjek. Mahasiswa yang masuk dalam kategori sedang pada dasarnya sudah matang secara emosi namun belum optimal. Kondisi ini dikarenakan para mahasiswa sedang berproses untuk mencapai tingkat kematangan emosi yang tinggi seperti mampu mengontrol diri, mampu mengambil keputusan memiliki pemahaman pada diri.

Berdasarkan hasil penelitian yang tercantum pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa tidak ada item-item kematangan emosi yang pencapaian skornya berada pada kategori rendah. Walupun demikian, hasil penelitian ini menunjukkan ada 3 item kematangan emosi berada pada kategori sedang. Ketiga item tersebut masuk dalam 3 aspek dan 3 indikator. Aspek pertama yaitu konrol diri dengan indikator mengekspresikan emosi sesuai dengan situasi dan waktu yang tepat, item yang dimaksud “saya spontan berbicara kasar saat diliputi amarah”. Aspek kedua yaitu

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Tingkat Kematangan Emosi .......................51
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
Tabel 3.2 Skor Skala Kematangan Emosi dan Skala Kecemasan
Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Kematangan Emosi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

oeruoertNu,r

(skala perusahaan) adalah upaya secara lebih terinci beban atau biaya lingkungan dari aspek apa saja yang secara nyata memang menghasilkan biaya lingkungan. Dengan demikian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur dan aksesibilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan asing dan lokal, hal ini dapat

Penelitian tentang penggunaan Facebook di antara anggota komunitas DTLS ini bertujuan untuk mengetahui dinamika proses produksi pesan antaranggota, fungsi media

Berdasarkan pada pengalaman kami dan informasi yang ada, diharapkan tidak ada efek yang membahayakan jika ditangani sesuai dengan rekomendasi dan tindakan pencegahan yang sesuai

Hal itu dikarenakan dengan adanya perputaran piutang yang semakin tinggi maka modal yang diinvestasikan dalam piutang akan semakin sedikit, sehingga perusahaan