• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 2. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu ABSTRAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KONSUMSI DAN KONVERSI PAKAN AYAM PEDAGING BIBIT PERIODE PERTUMBUHAN DENGAN PERLAKUAN PEMBATASAN PAKAN

PADA LANTAI KAWAT DAN LITTER

(The Effect of Floor Type of Housing and Feed Restriction on the Performance of Breeding Chicken at Growing Period)

M. L. Sari1, S. Sandi1, dan O. Mega2

1 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang

2 Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis lantai kandang dan cara pembatasan pakan yang baik dan efisien bagi pemeliharaan ayam pedaging bibit. Ayam strain Lohman umur 1 hari sebanyak 48 ekor dibagi kedalam 12 petak kandang. Pakan yang digunakan terdiri dari 2 macam yaitu pakan starter komersial untuk ayam umur 1 hari sampai 4 minggu, pakan finisher komersial untuk ayam umur 5 sampai 6 minggu. Pada umur 1 -2 minggu pakan diberikan ad libitum, pada umur 3 – 6 minggu dilakukan pembatasan pakan (‘skip a day’ dan pembatasan pakan setiap hari). Percobaan ini menggunakan kandang boks lantai kawat dan kandang litter dengan kepadatan kandang 155 cm2/ekor dengan rancangan acak lengkap berpola faktorial 2 x 2 dengan 3 ulangan, setiap unit percobaan terdiri dari 4 ekor ayam. Faktor pertama adalah pembatasan pakan, faktor kedua jenis lantai kandang. Data dianalisis dengan program Minitab versi 11 for window.

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pembatasan ransum tidak mempengaruhi konsumsi ransum (P>0,05). Konversi ransum pada perlakuan pembatasan ransum setiap hari lebih baik dari pada perlakuan ransum ‘skip a day’. Untuk pemeliharaan ayam broiler komersil system yang baik digunakan adalah dengan menggunakan lantai kandang litter tanpa pembatasan ransum sedangkan untuk ayam bibit pedaging dengan system lantai kandang kawat dengan perlakuan pembatasan pakan ‘skip a day’.

Kata kunci : konsumsi ransum, konversi ransum, pembatasan pakan, broiler, kawat atau litter ABSTRACT

The research was aimed to study the effect of floor type of housing and feed restriction on the performance of breeding chicken at growing period. Forty eight day old chicks were devided into 12 groups, and were fed on a commercial diet for starter period at the first 4 weeks of their life, and then were fed on a commercial diet for finisher period at 5 – 6 weeks of their life. At libitum feeding was applied during the first 2 weeks, and two methods of restricted feeding (every day and skip a day) were applied at the 3 – 6 weeks of their life. The birds were housed in wire and litter types of floor with density of 155 cm2 per bird. A completely randomized design with 2x2 factorial pattern was arranged for the study, with 3 replication containing 4 birds.

The method of restricted feeding and type of floor housing were fixed as treatment factors.

The results showed that the method of restricted feeding did not significantly affect the feed consumption (P>0,05). The every day restricted feeding gave better feed convertion than the skip a day restricted feeding. The wire floor housing combined with skip a day restricted feeding gave the best performance for breeding broiler chicken.

Keywords : feed consumption, feed conversion, restricted feeding, broiler, wire or litter floor

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan usaha peternakan ayam mencakup berbagai faktor yang saling berkaitan.

Berbagai usaha telah dilakukan guna meningkatkan populasi dan produktifitas secara lebih efisien. Untuk mendukung keberhasilan tersebut peranan makanan merupakan faktor yang sangat penting karena 60 persen dari biaya produksi adalah untuk makanan.

Apabila makanan dapat ditekan serendah dan seefisien mungkin tanpa ber pengaruh bur uk terhadap performen, produksi dan respon fisiologis maka usaha ternak ayam dapat memberikan keun tun gan sebagai sumber pen dapatan masyarakat.

Pemberian makanan terbatas yaitu suatu sistem pemberian makan dengan cara mengurangi jumlah ransum yang diberikan dalam persentase tertentu dari jumlah konsumsi ransum yang diberikan secara ad libitum. Tujuannya untuk memperlambat umur mencapai dewasa kelamin dan mempertahankan berat tubuh yang erat hubungan nya dengan

“prolificacy” (Haresign, 1980). Segi positif dalam sistem pemberian pakan terbatas yaitu untuk menambah efisiensi makanan, biaya makanan yang dipakai untuk memproduksi telur per kilogram menjadi lebih rendah artinya energi dan protein yang dipergunakan lebih efisien (Lesson dan Summers, 1997).

Pemberian makanan terbatas sering tidak berhasil juga karena persentase pengurangan makanan yang terlalu berat. Konsumsi energi yang cukup akan ditandai dengan konsumsi energi minimal yang dapat menghasilkan performen yang maksimal yang diukur dari total produksinya per tahun (Balnave, 1978), bila pemberian makanan terbatas terlalu berat maka akan terjadi penurunan produksi pada saat ayam tersebut memasuki periode produksi (Walter dan Aitken, 1978). Metode pemberian makanan terbatas akan berhasil apabila disertai dengan pengelolaan yang baik dan kontrol yang ketat (Childs, 1975). Bila pelaksanaannya kurang baik, akan timbul macam–macam penyakit dan angka kematian meningkat. Selain itu, dalam pemeliharaan ayam salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah peningkatan cara/teknik pengelolaan. Diantara faktor pengelolaan tersebut penyediaan kandang seperti

bentuk dan sistimnya harus sedemikian rupa sehingga ayam yang dipelihara di dalamnya dapat tumbuh dengan baik.

Sampai sekarang sistim/cara pemeliharaan yang telah umum dilakukan oleh peternak adalah dengan dua cara, yaitu pemeliharaan di atas lantai kawat berlubang dan pemeliharaan di atas litter.

Masing – masing jenis lantai yang digunakan mempunyai kebaikan–kebaikan dan kekurangan – kekurangan yang menentukan baik buruknya pertumbuhan ayam yang dipelihara di atasnya.

Penggunaan sistim litter pada umumnya memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap performen seperti kualitas karkas ayam broiler yang dipelihara di atasnya dibandingkan dengan yang dipelihara pada sistim kandang yang beralaskan kawat, anyaman plastik dan lempengan metal yang berlubang–lubang (Langeveld, 1975). Oleh karena itu melalui percobaan ini dicoba dipelajari dan ditelusuri respon pullet ayam broiler dengan membuat suatu pola pemberian pembatasan pakan pada kandang lantai kawat dan litter.

MATERI DAN METODE

Percobaan ini menggunakan ayam umur 1 hari dengan strain Lohman yang didapat dari pembibitan PT. Liong Ayam Satu Primadona Subang Jawa Barat sebanyak 48 ekor. Selama percobaan berlangsung ayam dipelihara dengan menggunakan kandang battere dan litter yang terdiri dari 12 petak yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum.

Ransum yang digunakan adalah jenis ransum komersial ayam broiler terdiri dari ransum starter (1 – 4 minggu) dan grower (5 - 6 minggu). Pemberian ransum dilakukan ad-libitum pada umur 1 – 2 minggu, kemudian pada umur 3 – 6 minggu dilakukan perlakuan pembatasan ransum seperti pada Tabel 1 (North dan Bell, 1990).

Sebelum kandang dipergunakan, terlebih dahulu dibersihkan, didesinfektan dan dikapur.

Bagian dinding kandang yang terbuka dipasang tirai untuk mencegah masuknya air hujan dan angin ke dalam kandang. Setelah tiba di kandang ayam ditimbang dan dilakukan pemasangan nomor sayap.

(3)

Disamping itu juga diberi air minum yang telah dicampur gula pasir sebanyak 5 % selama 24 jam.

Ran cangan yang dipergun akan dalam percobaan ini adalah rancangan acak lengkap dengan pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis kandang yaitu battere dan litter sedangkan faktor kedua adalah pembatasan pemberian makanan yaitu program ‘skip every other day program’ dan ‘feed every day’. Masing–masing perlakuan diulang tiga kali dan setiap ulangan menggunakan 4 ekor ayam.

Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Ransum

Dari jumlah ransum yang diberikan kepada ayam percobaan tersebut, ternyata semuanya habis dikonsumsi. Menurut North dan Bell (1990), konsumsi ransum ayam selama 1 minggu – 6 minggu berkisar antara 15,9 gr – 100 gr per ekor per hari.

Konsumsi ransum rata – rata per ekor ayam selama enam minggu percobaan disajikan pada Tabel 2.

Dari analisis ragam, ternyata pengaruh perlakuan pembatasan ransum dan jenis lantai tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P > 0,05).

Konsumsi ransum rata – rata per ekor ayam selama enam minggu percobaan berturut – turut 111,3 g/

ekor/minggu, 165,0 g/ekor/minggu, 286,30 g/ekor/

minggu, 302,40 g/ekor/minggu, 333,90 g/ekor/

minggu, dan 350,00 g/ekor/minggu. Tidak adanya perbedaan konsumsi ransum secara nyata ini menunjukkan bahwa jumlah ransum yang diberikan belum mencukupi, ini terlihat dengan habisnya ransum yang diberikan setiap harinya. Pada umur 1 sampai 6 minggu jumlah konsumsi ransum ternyata jumlah ransum ini lebih rendah untuk ayam pedaging komersial menurut North dan Bell (1990) yaitu 80 g/

ekor/minggu, 240 g/ekor/minggu, 420 g/ekor/minggu, 600 g/ekor/minggu, 740 g/ekor/minggu, 850 g/ekor/

minggu. Keadaan ini menyebabkan bobot badan ayam percobaan lebih rendah daripada bobot ayam badan ayam broiler komersial akan tetapi lebih tinggi daripada bobot ayam bibit pedaging. Hal ini terjadi karena ayam yang dipergunakan adalah ayam broiler komersial bukan ayam pembibit yang mendapat perlakuan pembatasan ransum seperti ayam pembibit pedaging, yang kebutuhan akan ransum lebih tinggi.

Pengaruh interaksi antara perlakuan ransum dan jenis lantai terhadap jumlah konsumsi ransum tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P > 0,05).

Konversi Ransum

Konversi ransum ayam yang diperoleh dari hasil percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 3. Dari analisis ragam ternyata perlakuan ransum sangat n yata (P > 0,01) mempen gar uh i kon ver si ransum.Perlakuan ransum sangat nyata terhadap konversi ransum. Pembatasan ransum dari minggu Tabel 1. Perlakuan Pembatasan Ransum

selama Penelitian

Pembatasan Ransum Umur

( Minggu ) ‘Skip a day’

( g/ekor/2hari)

Setiap hari ( g/ekor/hari )

1 15,9 15,9

2 25,0 25,0

3 81,8 40,9

4 86,4 43,2

5 95,5 47,7

6 100,00 50,00

Tabel 2. Jumlah Konsumsi Ransum Rata-rata selama Enam Minggu Percobaan

Konsumsi pada minggu ke (g)

Ransum Lantai

1 2 3 4 5 6 Total

Setiap hari Kawat 111,30 175,00 286,30 302,40 333,90 350,00 1558,90

‘Skip a day’ 111,30 175,00 286,30 302,40 333,90 350,00 1558,90

Setiap hari Litter 111,30 175,00 286,30 302,40 333,90 350,00 1558,90

‘Skip a day’ 111,30 175,00 286,30 302,40 333,90 350,00 1558,90

(4)

ke 2 sampai minggu ke 5 pengaruhnya sagat nyata.

Konversi perlakukan ‘skip a day’ lebih besar dari pada pembatasan pakan setiap har i. Hal ini disebabkan rata-rata pertambahan bobot badannya yang dicapai lebih rendah dengan konsumsi ransum yang sama. Hasil ini sejalan dengan Proudfoot (1979) bahwa perlakuan ‘skip a day’ pada ayam broiler menyebabkan bobot badan berkurang, dewasa kelamin diperlambat, meningkatkan bobot telur dan meningkatkan fertilitas dan daya tetas.

Jika kon ver si ran sum h asil percobaan dibandingkan dengan konversi ransum baik ayam broiler komersial maupun ayam pembibit pedaging maka didapat bah wa konversi ransum ayam percobaan di atas konversi ransum ayam broiler akan tetapi di bawah konversi ransum ayam bibit pedaging. Keadaan ini terjadi karena ayam yang

dipergunakan adalah ayam broiler komersial bukan ayam pembibit yang mendapat perlakuan pembatasan ransum seperti ayam pembibit pedaging, yang kebutuhan akan ransum lebih tinggi (North dan Bell, 1990; Tabel 4).

Jika dilihat dari Tabel 3 dan 4 maka dapat dijelaskan bah wa un tuk ayam komer sial dipergunakan sistem pemeliharaan dengan lantai kandang litter dan tanpa adanya pembatasan ransum ( konversi ransum paling kecil 1,78) sedangkan untuk

ayam pembibit dipergunakan sistem pemeliharaan dengan lantai kandang kawat dengan pembatasan pakan ( konversi ransum paling besar 2,70 ).

Pengaruh interaksi antara perlakuan ransum dan jenis lantai terhadap jumlah konsumsi ransum tidak menunjukkan perbedaan yang nyata ( P > 0,05 ).

Tabel 3. Konversi Ransum selama Enam Minggu Percobaan

Konversi Ransum pada Minggu ke Ransum Lantai

1 2 3 4 5 6 Rataan

Setiap hari Kawat 1,71 1,33 1,51 2,34 2,28 2,25 1,91

SD 0,01 0,05 0,09 0,07 0,11 0,04 0,02

‘skip a day’ 1,67 1,39 2,32 4,24 2,50 2,84 2,42

SD 0,03 0,01 0,20 0,07 0,03 0,14 0,07

Setiap hari Litter 1,66 1,41 1,25 2,05 2,35 2,39 1,78

SD 0,02 0,09 0,04 0,56 0,24 0,69 0,04

‘skip a day’ 1,72 1,45 2,36 3,83 1,88 3,23 2,27

SD 0,05 0,09 0,32 1,46 0,38 0,55 0,13

SD = standar deviasi

Tabel 4. Konversi Ransum Ayam Percobaan dan Pembanding Konversi Ransum

Ayam Percobaan Pembanding

Umur

( minggu ) KSD KSH LSD LSH Ayam

Broiler*

Ayam Bibit Pedaging*

1 1,71 1,67 1,66 1,72 0,84 -

2 1,33 1,39 1,41 1,45 1,35 -

3 1,51 2,32 1,25 2,36 1,66 -

4 2,34 4,24 2,05 3,83 1,86 3,32

5 2,28 2,50 2,35 1,88 2,02 -

6 2,25 2,84 2,39 3,23 2,15 3,85

KSD = lantai kawat pembatasan pakan skip day KSH = lantai kawat pembatasan setiap hari LSD = lantai litter pembatasan skip day LSH = lantai litter pembatasan setiap hari

(5)

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bah wa perlakuan pembatasan r ansum tidak mempengaruhi konsumsi ransum. Konversi ransum pada perlakuan pembatasan ransum setiap hari lebih baik daripada perlakuan ransum ‘skip a day’.

Sistem yan g baik digun akan un tuk pemeliharaan ayam broiler komersial yaitu dengan menggunakan lantai kandang litter tanpa pembatasan ransum sedangkan untuk ayam bibit pedaging dengan sistem lantai kandang kawat dengan perlakuan pembatasan pakan ‘skip a day’.

DAFTAR PUSTAKA

Balnave, D. 1978. Restricted feeding as a means of saving energy in poultry production. The Second Australasian Poultry and Stock Feed Convention, Sydney-Hilton. pp. 19 – 23.

Childs, R. 1975. How Effective is your weight control program. Poultry International 14 : 50 – 53.

Haresign, W. 1980. Recent Advances in Animal Nutrition. Butter Worths, London.Boston.

Langeveld, J. 1975. Cages can cut broiler costs.

Poultry International 14 ( 3 ) : 24.

Lesson, S. and J. D. Summers. 1997. Commercial Poultry Nutrition. Second Ed. Department of Animal & Poultry Science. University of Guelph. Ontario. Canada.

North, M.O. and D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. Van Nostrand Reinhold.

New York.

Proudfoot, F. G. 1979. Effect of rearing and adult feed restriction and photoperiod regimens on the performance on four meat parent chicken genotypes. Canadian Journal of Animal Sci.

59 : 749 – 759.

Walter, E. D. and J. R. Aitken. 1961. Performance of laying hens subjected to restricted feeding during rearing and laying periods, Poultry Sci.

40 : 345 – 354.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah penelitian pada penilaian atas properti komersial yang akan dipakai dalam penilaian aset untuk penjaminan, yang bertujuan untuk mendapatkan dana yang

Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi varietas padi yang menghasilkan dedak dengan aktivitas gliserolisis tinggi terhadap minyak kelapa, mengkaji beberapa faktor yang

INTERNET (Studi Korelasi Perilaku Mengakses Internet Antara Santri SMA Al Muayyad Dan Santri SMA Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Penggunaan Situs Islami) ”disusun

Dengan menggunakan unsur ini Anda dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain anda sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau

Tata cara, pengaturan dan penatalaksanaan pemanfaatan Tanah Lungguh/bengkok dan pengarem-arem oleh Pemerintah Desa dengan perubahan fungsi, berlaku ketentuan Pasal 9

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh tim BPP Teknologi, Bacillus halodurans CM1, diisolasi dari sumber air panas, Cimanggu, Jawa Barat

dilakukan antar pengurus organisasi secara vertikal dan horizontal. Komunikasi ekstern adalah tata hubungan penyampaian informasi resmi IPKI yang dilakukan oleh pengurus

Apakah ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi anak usia 1-3 tahun berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut